Ombak Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Ombak. Here they are! All 28 of them:

β€œ
Saat pasir tempatmu berpijak pergi ditelan ombak, akulah lautan yang memeluk pantaimu erat.
”
”
Dee Lestari (Rectoverso)
β€œ
Ternyata hidup tidak membiarkan satu orang pun lolos untuk cuma jadi penonton. Semua harus mencicipi ombak.
”
”
Dee Lestari (Supernova: Petir)
β€œ
karena ombak tak pernah berencana untuk menetap di pantai, ia selalu kembali bergulung ke lautan
”
”
Jia Effendie (Perkara Mengirim Senja)
β€œ
Nahkoda yang tangguh itu tidak lahir di laut yang tenang, tapi lahir di laut yang penuh dengan ombak dan badai.
”
”
Aditya Hadi
β€œ
Mengetahui rahasia orang lain, sama saja dengan memegang amanat suci. Bila berhasil menjaganya, maka engkau telah menunaikan suatu ibadah
”
”
Erwin Arnada (Rumah di Seribu Ombak)
β€œ
Oh! Mengapa manusia harus sombong? Secepat bintang jatuh, awan yang diterbangkan angin, Kilatan petir, ombak yang memecah, Manusia beralih dari hidup ke peristirahatannya di makam.
”
”
William Knox
β€œ
Rasa takut adalah belukar yang siap membelit siapa saja yang membiarkan dirinya dicekam perasaan itu.
”
”
Erwin Arnada (Rumah di Seribu Ombak)
β€œ
Laut itu, Asmara, tak hanya terdiri dari ikan cantik dan kuda laut, tetapi juga pada masanya ada badai dan ombak besar yang hanya bisa dijinakkan oleh tembang merdu para nelayan. Alex
”
”
Leila S. Chudori (Laut Bercerita)
β€œ
Hari ini kupelajari satu hal lagi tentang kehidupan. Bahwa banyak misteri dan hal-hal serba tidak pasti yang harus kita hadapi dalam hidup ini. Detik ini kita bahagia, belum pasti detik berikutnya bahagia itu berlanjut. Kadang-kadang, ada duka yang menunggu di ujung rasa bahagia yang kita rasa.
”
”
Erwin Arnada (Rumah di Seribu Ombak)
β€œ
jangan selalu berfikir jika ombaklah yang bersalah saat menghantam karang, kenapa tak menyalahkan karangnya saja? tak bisakah ia berlari menghindar? kenapa ia tetap diam dan terhantam? mungkin saja sebenarnya mereka saling mencintai, ombak selalu menghantam karang dan karang tak pernah menghindarinya. mungkin seperti itulah cara mereka saling mencintai atau sekedar melepas rasa rindu.
”
”
nom de plume
β€œ
Aku merindukanmu... Seperti tanah kering menanti hujan datang. Aku merindukanmu... Seperti pasir mendamba buih ombak tuk menyapu. Aku merindukanmu... Seperti ujung ranting pepohanan tak sabar menyambut terbitnya fajar. Aku merindukanmu... Seperti biji mati yang merindu musim semi. Aku merindukanmu... Seperti virus mengkristal yang menunggu masa yang tepat tuk kembali hidup. Aku merindukanmu... Seperti.... Seperti.... Seperti... Aku merindukanmu... Kupikir itu sudah lebih dari cukup. Kupikir kamu sudah lebih dari cukup. Kuharap aku sudah lebih dari cukup.
”
”
Devania Annesya (Elipsis)
β€œ
banyak yang bisa aku ceritakan tentang diriku. ketika malam mulai merayap menyapu dingin, aku sering berdiam diri menatap langit dari dalam jendela di kamarku sambil berharap ada bayangmu menatapku dan tersenyum. atau ketika ada suara ombak menerjang kakiku, aku selalu menunduk menyadari bahwa aku sedang berjalan sendiri tanpa ada kamu di sebelahku. tapi satu-satunya yang bisa aku ceritakan tentang diriku adalah kehampaan yang menghantuiku ketika menunggumu. semoga kamu tau.
”
”
wasiman waz
β€œ
Perempuan bukanlah makhluk lemah, sebaliknya, ia kuat dan mampu bertahan bagai karang di tengah ombak kehidupan
”
”
Tasniem Fauzia Rais (Malam-malam Terang)
β€œ
Jadilah seperti tebing di pinggir laut yang terus dihujam ombak, tetapi tetap tegar dan menjinakkan murka air di sekitarnya.
”
”
Marcus Aurelius (Meditations)
β€œ
Terkadang Pantai adalah sebuah sinema, hamparan pasir, deru ombak dan semilir angin sebagai tokoh utama dan kita entah pada scene keberapa tak sengaja duduk berdua dan membuat hal yang biasa kita sebut "CERITA".
”
”
nom de plume
β€œ
yang kausangkakan bakat barangkali tidak lebih dari banjiran perasaan yang mengapung kosong bagai sampah-sarap meriak ditolak ombak mendesak dari dalam dadamu atau banjaran impian di puncak gunung dibalut kabut tegak menusuk kulit kepalamu (bakat)
”
”
T. Alias Taib (Opera)
β€œ
MEMINTAL AWAN sayap yang tumbuh pada tubuhku kaurenggut aku melepasnya satu-satu kauwarnai setiap perjalananku dengan bayang-bayang yang tak kupahami di mana para dewa menyembunyikan senjata dan wangi bunga kau lahir dari dunia asing dewa-dewa yang kusembah tidak mengenalmu percintaan apa yang dikeratkan pada urat tangan terbuang dari bumiku tanpa kausadari kunikmati setiap ombak yang kauhamburkan di tubuhku kita mulai pandai memintal awan melilitkannya pada percintaan asing ini menitiskan tanah dan ladang penuh semak 1990
”
”
Oka Rusmini (Patiwangi)
β€œ
Dalam hidup kita kadang terjadi hal seperti itu. Peristiwa yang tak bisa dijelaskan dan tak masuk akal, namun mengacaukan hati kita dalam-dalam. Dalam situasi seperti itu, bukankah tak ada jalan selain memejamkan mata tanpa membayangkan apa pun, tanpa memikirkan apa pun sampai situasi itu berlalu? Seperti merangkak keluar dari bawah ombak besar.
”
”
Haruki Murakami (First Person Singular: Stories)
β€œ
Sebab itu Imam Hamad cuma mengikut ombak sahaja. Biar tidak usah cuba berbuat apa-apa. Biar Kaki Srengenge sekarang seperti Kaki Srengenge dahulu juga. Biar halaman rumah anak buah Kaki Srengenge semuanya jadi sarang puyuh. Biar balai raya jadi kandang kerbau putus jerat. Biar budak-budak muda terus-menerus ayun buah. Bukan sahaja orang lain, anaknya, Jantan, itupun bukan boleh disuruh buat apa-apa. Yang tahu hanya mengayun buah siang-siang. Malam mengatur tapak gayung. Kononnya nak sedia melawan Yahudi. Kononnya hari kiamat sudah tidak lama lagi. Kononnya perang sabil sudah dekat. Dajal nak turun. Biarkan. Biarkan.
”
”
Shahnon Ahmad (Srengenge)
β€œ
1967 Di museum kutemukan dahimu penuh kerak timah, meleleh membutakan matamu. Diam-diam kutawarkan tali. Mungkin kau ingin menjerat tubuhku. β€œKujajah tubuh belalangmu. Kita bersembunyi di gua, lari dari topeng-topeng yang kita pentaskan. Jangan kaulempar tali! Ayahku akan kehilangan wujud lelakinya. Ibuku memuntahkan ulat yang telah lama dikandungnya.” Di museum, matamu memecahkan seorang perempuan. Kau terbangun dari kantuk. Kutelan gelap. Kukunyah api. Aku mulai membakar jantung. Mana taliku? Kau ingat di mana telah kutanam impian yang disembunyikan perempuan jalang yang harus kupanggil β€œtante”? Perempuan itu tak lagi memiliki hati. Hidupnya sudah digadaikan untuk orang-orang yang rajin menyapanya di jalanan. Mungkinkah dia ibuku? β€œJangan lilit tubuhku dengan tali. Batang tubuhku buas. Tak ada tali mampu mengikatnya. Jangan hidangkan impian. Mari mereguk kata-kata. Kautahu tumpukan huruf pun kuserap. Tumbuhkanlah anak rambutmu. Ayahku diam-diam menanam kebesaran, tapi aku tak memiliki rangka iga. Mari senggama di batu-batu. Mungkin ingin kaukuliti karang tubuhku?” Kau tampak pandir. Tolol. Uapmu mencairkan satu demi satu bukit yang kusimpan erat di urat tangan. Di museum kau menjadi begitu pengecut. Aku mulai menggantung bayi di ujung rambutmu. Matanya memuntahkan pisau. Kuperingati hidup dengan seratus tahun sunyi Garcia. Ikan-ikan meluncurkan sperma. Betina-betina memuntahkan gelembung karang. Di museum, kesunyian begitu runcing. Tahun-tahun yang pernah kita pinjam kumasukkan dalam api upacara pengabenan. Pulangkah aku? Siapa yang kucari? Diam-diam Garcia sering mengajakku bersenggama di tajam ombak, di museum, dalam mata, jantung, hati dan keliaranmu. Aku tetap gua kecil yang ditenggelamkan dingin. Berlayarlah selagi kau masih ingat laut. Jangan catat namaku. Karena ibuku pun membuangku di buih laut. Mencongkel hatiku dengan lokan. 1999
”
”
Oka Rusmini (Pandora)
β€œ
OMBAK - Andai aku dapat lantang berteriak. Sampai suara ini serak. Pun, kau tetap menolak. Bias-bias cahaya berwarna perak. Enggan bergerak. Menyeret kenangan yang menyisakan jejak. Dengan congkak. Di sebrang sana ada pejantan gagak. Tertawa menatap mataku yang bengkak. Tergeletak. Sadari kalah telak.
”
”
Karunia Fransiska
β€œ
Kalau Tuhan tidak ada, betapa absurdnya semua ini jadinya. Bagaimana mungkin manusia bisa menahankan kemonotonan laut dan ketiadaan emosinya yang kejam. Kehidupan mereka yang diikat salib dan tersapu ombak sekedar menjadi sebuah drama absurd. Dan misionaris menghabiskan 3 tahun menyeberangi laut untuk datang ke negeri ini, betapa sia-sianya ilusi mereka.
”
”
Shūsaku Endō (Silence)
β€œ
Mencintaimu seperti berharap pada cuaca laut ketika badai hendak terjadi. Kamu tak pernah tahu apa yang ada di dalamnya. Petir, taifun, atau ombak besar yang bisa membuat perompak paling jahil ciut nyali. Aku ingin sekali saja tidak percaya bahwa semesta itu demikian adil, bahwa kesalahanku di masa silam akan dibalaskan setimpal.
”
”
Arman Dhani (eminus dolere)
β€œ
Aku mencintaimu seperti karang yang berharap ombak datang, menimbun rindu, menyimpan syahdu, menanti waktu sampai kau datang membawaku pulang
”
”
Ayyuni Sofiyana
β€œ
Banyak jalan terbuka, bila ada teman yang bahu-membahu, mencari dan menemukan jalan itu! Kita tak dapat memencilkan diri untuk termenung atau berputus asa!
”
”
Nasjah Djamin (Ombak Parangtritis)
β€œ
Kenapa laut memiliki ombak, tapi aku tak bisa memiliki dia? Aduhai, kenapa langit punya awan putih bergumpal-gumpal lembut, tapi aku tak punya dia? Kenapa bunga disukai kumbang, tapi dia tak suka aku? Wahai, kenapa kereta berjalan di atas rel, tapi dia tidak mau berjalan di atas kehidupanku? Kenapa cincin berjodoh dengan jari manis, tapi dia tak mau menjadikanku jari manisnya?
”
”
Tere Liye (Dikatakan atau Tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta)
β€œ
Banyak hal yang bisa kita pelajari dari alam, seperti halnya ombak lautan yang mengajarkan kita bahwa masalah akan datang dan pergi dengan sendirinya.
”
”
Arief Subagja
β€œ
kewaspadaan seorang pelaut yang terlatih merampok ombak melarung cinta kita seperti sebatang perahu pembawa nasib buruk berlayarlah ke arahku yang padam terendam pukat.
”
”
Ibe S. Palogai (Menjala Kunang-Kunang)