Nom De Plume Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Nom De Plume. Here they are! All 100 of them:

My name is not Mara Dyer, but my lawyer told me I had to choose something. A pseudonym. A nom de plume, for all of us studying for the SATs. I know that having a fake name is strange, but trust me—it’s the most normal thing about my life right now. Even telling you this much probably isn’t smart. But without my big mouth, no one would know that a seventeen-year-old who likes Death Cab for Cutie was responsible for the murders. No one would know that somewhere out there is a B student with a body count. And it’s important that you know, so you’re not next.
Michelle Hodkin (The Unbecoming of Mara Dyer (Mara Dyer, #1))
Senja tak pernah salah. Hanya kenangan yang kadang membuatnya basah. Dan pada senja, akhirnya kita mengaku kalah.
nom de plume
Terkadang bunga tak pernah mau peduli saat hujan berkata, "Jangan menyimpan rindu dengan cara seperti itu, karena kau takkan pernah tau kapan rerintikan itu tiba-tiba berubah menjadi badai.
nom de plume
Banyak orang berkata jika rindu itu pahit, aku curiga mereka menyimpan rindu di empedu bukan dihati.
nom de plume
sebut saja itu rindu, karena sepi adalah sebagian dari itu.
nom de plume
Perihal rasa, kadang kita tak tau bagaimana cara merubahnya menjadi kata per kata. Tapi langit berbeda, aku hanya perlu memandanginya tanpa berkata. Lalu pulang dengan perasaan lega.
nom de plume
Kadang aku menyimpan beberapa rindu dibalik awan. Tak perlu mencabik-cabik cakrawala untuk mencarinya, karena hujan akan membawanya jatuh atau turun sebagai udara yang kita hirup.
nom de plume
Terkadang aku sepakat membagi separuh rindu ini pada malam, lalu sisanya aku simpan untuk merindumu lagi esok hari.
nom de plume
Akoe, sendja, dan tjinta yang tak perloe diperdebatkan.
nom de plume
Kau takkan mengerti rindu, karena terlalu banyak pagi yang kau lewatkan.
nom de plume
Terkecuali malam ini, aku tak mau membagi rindu pada malam. Aku bisa membawanya sendiri, lalu menertawai pagi bersama ribuan kupu-kupu dalam perutku.
nom de plume
pandangi langitnya, tapi jangan menghitung bintangnya. karena, kau takkan pernah sadar jika kau salah satu dari mereka.
nom de plume
Unfortunately, oppression does not automatically produce only meaningful struggle. It has the ability to call into being a wide range of responses between partial acceptance and violent rebellion. In between you can have, for instance, a vague, unfocused dissatisfaction; or, worst of all, savage infighting among the oppressed, a fierce love-hate entanglement with one another like crabs inside the fisherman's bucket, which ensures that no crab gets away. This is a serious issue for African-American deliberation. To answer oppression with appropriate resistance requires knowledge of two kinds: in the first place, self-knowledge by the victim, which means awareness that oppression exists, an awareness that the victim has fallen from a great height of glory or promise into the present depths; secondly, the victim must know who the enemy is. He must know his oppressor's real name, not an alias, a pseudonym, or a nom de plume!
Chinua Achebe (The Education of a British-Protected Child: Essays)
diam adalah bahasa yang kuciptakan sendiri, tak banyak yang mengerti, tapi jika aku bicara kalian lebih tidak akan mengerti.
nom de plume
kita adalah satu dalam dua yang tak menyatu. kita tak terpisah dalam kebersamaan yang tak pernah bersama. kita nyata dalam mimpi yang tak terjadi.
nom de plume
Ia memerah bukan perkara gincunya terpoles dengan naas, Ia hanya sedikit malu untuk mengatakan rindu. itu saja.
nom de plume
(Hampir) Setiap petang aku sengaja menatap senja, bukan untuk mencari arti atau mencoba mengerti. Aku hanya sekedar berusaha untuk terus percaya. (dalam hati)
nom de plume
manusia itu lucu, bisa-bisanya menyalahkan kacang karena lupa kulitnya. padahal, jelas-jelas merekalah yang dengan sengaja memisah kacang dari kulitnya.
nom de plume
Mereka ada tapi entah yang mana, dibalik pelangi, emas, senja, rasa atau kotoran anjing sekalipun. Aku tak peduli nama, aku hanya ingin tau apa yang sebenarnya milikku.
nom de plume
Dalam acaknya rasa, banyaknya warna, ganjilnya pola. Kadang cinta terselip begitu saja yang entah muncul dibalik warna yang apa.
nom de plume
Pada akhirnya senja hanya semakin menjauh. Namun ia tak pernah sanggup melenyapkan cinta yang paling diam dari pandangan mata, apalagi hati. Lalu aku hanya menunggunya saat magrib tiba.
nom de plume
Mungkin aku hanya sebuah lamunan, imajinasi kesedihan yang tak berlatar belakang. Bisik'ku pun samar, sesamar senja yang bersua dengan malam. Malam tau aku ada, tapi aku tau aku tak ada.
nom de plume
On Ira Gershwin: I remember when he was given the manuscript of a novel written by a woman friend who had hopes of having it published. To his astonishment it turned out to be the dirtiest, most pornographic book he had ever read. When the lady mentioned that she intended to use a nom de plume, Ira suggested she call herself Henrietta Miller.
Oscar Levant (The Unimportance of Being Oscar)
Tentang rasa, itu bukan seberapa bisa kita mengungkapkannya tapi seberapa mampu kita mengontrolnya.
nom de plume
Senja adalah semangkuk bubur kerinduan yang berharap menjadi nasi.
nom de plume
Jika rindumu tak terucap, kau pasti tau benar bagaimana rasanya menelan sebuah renjana.
nom de plume
Kita sedekat mata kiri dan kanan, hanya saja kita tak pernah bisa saling memandang.
nom de plume
Tatkala rindu berulah, malam hanyalah film bergenre sepi. Kadang tak sisakan apa-apa, kecuali puisi.
nom de plume
The only thing that can be hated from the beach is "time to go home".
nom de plume
Apapun itu jika terkena hujan pasti basah, tapi manusia tidak mau. Kita malah menciptakan payung, jas hujan, bahkan rumah. Mungkin saja, manusia memang diciptakan untuk melawan kenyataan.
nom de plume
percakapannya pun manis, hanya saja aku tak terlalu suka manis. mereka terlihat terlalu baik, setiap hari mereka tak lupa membersihkan nama baik mereka, mereka tau benar tentang pepatah "jagalah nama baik'mu". hanya saja mereka lupa membersihkan hatinya.
nom de plume
Tak bisakah kita berhenti sejenak, mencoba menyadari rasa yang mungkin tak tereja mata, yang lewat begitu saja karena keegoisan kita.
nom de plume
Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar.
nom de plume
Memang kerinduan itu tak berliku, tapi sebagian dari kita tersesat didalamnya.
nom de plume
Persahabatan tak pernah diajarkan dibangku sekolah
nom de plume
Jangan salah mengira. aku tak bangun sepagi ini, aku hanya anak kelelawar yang terlambat tidur.
nom de plume
kadang aku harus menghargai diriku sendiri dengan berhenti mencoba menjadi normal, jika normal hanya sebuah standard yang dibuat oleh banyak orang yang bukan sepertiku.
nom de plume
Rindu yang tak terjamu semacam malam yang disiangkan, gol yang dianulir, anak yang ditirikan, atau benci yang dicinta-cintakan.
nom de plume
Saat separuh bumi gelap, langit menyisakan sedikit cahaya jingga untuk kita. Kita bisa memandanginya bersama, berdua, sendiri atau malah berlalu begitu saja tanpa pernah tau artinya.
nom de plume
Terkadang kita butih sebuah jarak agar kita tak sedekat itu, agar kita sempat saling memandang. Aku dengan mata kananku dan kau dengan mata kirimu. lalu kembali menjadi sepasang mata lagi.
nom de plume
Karena terlalu saling menghargai, masyarakat kita malah saling beli.
nom de plume
Kadang ada sesuatu yang diciptakan hanya untuk memandang, bukan saling pandang.
nom de plume
Aku selalu suka keganjilan, karena aku selalu menunggu seseorang menggenapkannya.
nom de plume
Diam adalah cara paling rahasia dalam seni mencinta.
nom de plume
Jika rindumu terlalu lama mengendap akan menciptakan lasak, lalu kau akan tau bagaimana rasanya menelan sebuah renjana.
nom de plume
Mungkin kita hanyalah sekumpulan cangkir yang tak tau akan terisi apa.
nom de plume
Langit, gerombolan awan, pohon dan kita didalam waktu yang terkadang bisa kita sebut sebagai "PAGI".
nom de plume
Terkadang cinta itu seperti ketaksaan rasa. Hati tak mengerti, tak tereja mata, keluar dari logika.
nom de plume
Mungkin saja cinta itu sebuah propagasi, entah pada antena yang mana ia terselip atau malah hilang menguap di langit.
nom de plume
Tak ada hal yang terjadi dua kali, meskipun esok masih pagi tapi tetap saja pagi yang takkan sama lagi.
nom de plume
Pergilah ke tempat manapun yang ingin kau kunjungi didunia ini, tp jika kau lelah pulanglah.
nom de plume
Kau bisa saja (sama persis) duduk disini, ditempat yang sama dan waktu yang sama. Tapi tak sekalipun kau bisa merasakan hal (perasaan) yang sama (persis) seperti ini.
nom de plume
Sekeras apapun menulis, penamu akan selalu tergesa-gesa menulisnya. Jika Ia juga memiliki hati, rasamu pasti akan terbaca tanpa kau menulisnya.
nom de plume
Sesaat jingga menghilang dalam senja, ruam-ruam rindu menyembul melantunkan nada memekikan telinga. Senyap menduga, mulut tak mampu bicara jika ia merindukan senja.
nom de plume
jika ada seorang yang menjanjikanmu sesuatu, seorang itu pastinya bukan sebuah masa depan. karena masa depan takkan menjanjikan apapun kepada siapapun.
nom de plume
yang aku percaya adalah keseimbangan, tak salah lagi aku selalu mengagumi senja. senja cukup lapang untuk menampung gelap dan cahaya juga duka dan suka secara bersamaan. tak peduli kebaikan atau keburukanmu, suka atau duka. 1 kesalahan saja kita akan selalu mengingat kesakitan itu, tapi aku tidak. yaa mungkin benar senja menyimpan luka. tapi luka hanya sebuah pernik kecil dari rantai bahagia. begitulah senja dalam mataku.
nom de plume
Kegetiran itu, wajah sayu diantara gemerlap lampu-lampu. kepura-puraan untuk ketidaktahuan yang mutlak kita tahu. Kenapa tidak kita lepaskan saja? mari berbagi wajah, entah senyum atau tangis yang ada dibalik topeng kita. bukankah kita manusia yang sama?
nom de plume
jangan selalu berfikir jika ombaklah yang bersalah saat menghantam karang, kenapa tak menyalahkan karangnya saja? tak bisakah ia berlari menghindar? kenapa ia tetap diam dan terhantam? mungkin saja sebenarnya mereka saling mencintai, ombak selalu menghantam karang dan karang tak pernah menghindarinya. mungkin seperti itulah cara mereka saling mencintai atau sekedar melepas rasa rindu.
nom de plume
Siapa tau didalam hati, diam-diam angin ingin berhenti bertiup. Mengapa ia harus terus berhembus? tak bisakah ia menetap disuatu tempat yang ia suka? sesekali tak peduli dengan hukum konveksi, memuai oleh panas lalu terbang, tebal karena dingin lalu terjatuh kembali. Begitu sepanjang waktu, tapi Angin tak pernah berharap Bumi berhenti berputar.
nom de plume
Kebencian memang memberi kita kekuatan yang besar, tapi tak membuat kita bijak dalam menggunakannya.
nom de plume
Hidup itu sederhana, ambilah udara sebanyak-banyak dan bernafaslah.
nom de plume
Seperti kemacetan yang tak terurai, berjubel dalam hati. Tiap-tiap dari kita tetap keukeh menahannya, sampai ada yang terluka atau mati sia-sia.
nom de plume
setiap kata yang kutulis adalah jiwa, jiwaku yang terlalu gila untuk menjadi sebuah hal lain selain sebuah tulisan.
nom de plume
diantara apapun yang terjadi, entah menghijau, memerah, menghitam atau memutih. aku tak tau apa arti menunggu, aku hanya menyukai apa yang aku lakukan saat itu.
nom de plume
Saat itu langit menyerupai segerombol gumpalan kapas putih. Terkadang aku cukup bingung untuk berbagi pada siapa, tentang langit-langit yang seperti ini.
nom de plume
Sekali saja balik gelasmu, biar aku mengisinya dengan rasa rindu, lelah, cinta atau bahkan benci. Setidaknya biarlah aku memiliki rasa padamu, meski entah yang mana.
nom de plume
Terkadang satu orang membuatmu lupa seribu orang, seribu orang yang selalu mengingatkanmu tentang seribu orang lainnya.
nom de plume
Seberapa jauh kita melangkah dalam terang? seberapa dalam kita menyelam dalam gelap? apa cahaya yang menuntunmu atau gelap yang mengajarimu?
nom de plume
bahagiaku sederhana, teruslah ada dan jangan kemana-mana.
nom de plume
Terkadang rindu itu seperti teka-teki yg tidak silang, entah mendatar atau menurun jawabannya sering kita isi dengan "Bertemu".
nom de plume
Jika aku sedang memendam rasa, tiba-tiba semua wanita lainnya berubah menjadi pria.
nom de plume
Kita hanyalah sekumpulan bintang yang mencoba menerangi gelap. Bukan tentang siapa yang sinarnya paling terang, tapi tentang mencari tepat tergelap dan terus bersinar.
nom de plume
Hanya saja, "aku mencintaimu". itu saja.
nom de plume
tak ada yang melebihi rasa sukanya anak kecil menyukai hujan.
nom de plume
Setan-setan kecil itu bisa saja tumbuh menjadi malaikat, dan juga sebaliknya. Tapi kita bisa jadi keduanya.
nom de plume
Benci yang bertepuk sebelah tangan sama sakitnya dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan.
nom de plume
Rindu itu ibarat kaos yang udah dua hari nempel dibadan kita. Mau dilepas cucian kotor udah numpuk, gak dilepas baunya bikin nyesek (napas).
nom de plume
aku ingat saat kau sadar, "mungkin menyenangkan bermain ayunan ditaman" lalu kau mencobanya, sambil duduk manis diatasnya kau berkata "ini menyenangkan". mungkin saat itu aku hanya diam dan tersenyum, jika aku bisa berkata pasti aku akan mengatakan, "mungkin kau sadar ini menyenangkan, tapi apa kau sadar kau tak sekalipun mengayunkan ayunannya??
nom de plume
Setelah selama ini aku tersesat cukup lama didunia manusia, aku baru tahu jika kematian itu ada dua. Kematian dalam arti sebenarnya dan kematian dimana kita tak benar-benar hidup dalam kehidupan kita. Untungnya, sekarang aku berada didunia ikan.
nom de plume
Mengapa warna hitam itu misterius?" karena dari awal kau sudah salah sangka, hitam bukanlah sebuah warna. "Misterius bukan??
nom de plume
Kematian tidak akan terlambat sedetikpun untuk menyapa kita.
nom de plume
Pada alinea itu, kata mulai jarang tercipta. Tapi ia merapalkan nama dalam mantra yang lebih sering kita sebut sebagai "Doa".
nom de plume
Jika kehidupan adalah suatu teks yang berirama, aku hidup pada bait ketiga dimana tak banyak orang yang bisa membacanya. Mereka hanya menerka tanpa tau apa aku sebenarnya.
nom de plume
Aku hanya sekumpulan asumsi, ambigu jika ingin mengenalku. Aku tak bisa disengaja dicari kecuali aku sendiri yang ingin ditemukan.
nom de plume
Apa yang ia kejar tak terlihat wujudnya, disentuhpun tak bisa. Tapi apa yang ia kejar ada, dan terasa.
nom de plume
Diam-diam, tanpa tanda. Diam-diam, sembunyikan kata. Diam-diam, memandang. Diam-diam, cinta.
nom de plume
tak ada akal dalam sebuah cinta, jika sebuah keajaiban itu masuk akal bukan Tuhan yang membuatnya.
nom de plume
ada sesuatu yang tak nyata dalam dirinya, yang terus membuatku bermimpi dengan mata terbuka.
nom de plume
cinta itu seperti rentetan bom yang sudah pasti meledak dan menghancurkan semua korbannya atau membuatnya lebih kuat untuk menghadapi sesuatu yang akan terjadi selanjutnya.
nom de plume
bagaimana aku harus menulisnya, menemukan kata per katanya saja aku tak bisa.
nom de plume
rasa, asar, sara, aars, sraa atau apalah.!!!
nom de plume
Karena ia menyimpan semua perasaannya didasar sungai, Menara itu terlalu tinggi untuk mendengar suaranya, tersapu angin sebelum sampai ke telinga.
nom de plume
Rasa itu persis seperti lalat yang hinggap semaunya, terkadang hinggap di seorang yang bahkan kita tak mengenalnya atau malah sebaliknya.
nom de plume
Jika hidup adalah selembar kertas berpetak, bukankah tidak mungkin manusia bisa mewarnai semua petaknya? Kenapa kita tak mencoba mewarnai beberapa petak saja, lalu mewarnainya seindah mungkin.
nom de plume
(On choosing to write the book in third person, and using his name Norman as the nom de plume) NOW, OUR MAN of wisdom had a vice. He wrote about himself. Not only would he describe the events he saw, but his own small effect on events. This irritated critics. They spoke of ego trips and the unattractive dimensions of his narcissism. Such criticism did not hurt too much. He had already had a love affair with himself, and it used up a good deal of love. He was no longer so pleased with his presence. His daily reactions bored him. They were becoming like everyone else’s. His mind, he noticed, was beginning to spin its wheels, sometimes seeming to repeat itself for the sheer slavishness of supporting mediocre habits. If he was now wondering what name he ought to use for his piece about the fight, it was out of no excess of literary ego. More, indeed, from concern for the reader’s attention. It would hardly be congenial to follow a long piece of prose if the narrator appeared only as an abstraction: The Writer, The Traveler, The Interviewer. That is unhappy in much the way one would not wish to live with a woman for years and think of her as The Wife. Nonetheless, Norman was certainly feeling modest on his return to New York and thought he might as well use his first name — everybody in the fight game did. Indeed, his head was so determinedly empty that the alternative was to do a piece without a name. Never had his wisdom appeared more invisible to him and that is a fair condition for acquiring an anonymous voice.
Norman Mailer (The Fight)
Tatkala yang manis dan pahit menyatu, tak ada buluh yang terjalin, tak ada ketergesaan yang mengeruhkan air. Saat langit dan laut yang bersatu dalam realitasnya hanya menjadi sebuah lelucon bagi kita, tapi coba lihatlah jauh disana. Garis horizon adalah tempat bertemunya mereka. Mungkin dunia ini terlalu sulit kita pahami, tapi bukankah jauh didalam diri kita masih mencari jawabannya? tentang eksistensi kita dan alam semesta.
nom de plume
Oh, stop talking," I cried, in a hunted tone. "I can't bear it. If you are going to arrest me, get it over." "I'd rather NOT arrest you, if we can find a way out. You look so young, so new to Crime! Even your excuse for being here is so naive, that I—won't you tell me why you wrote a love letter, if you are not in love? And whom you sent it to? That's important, you see, as it bears on the case. I intend," he said, "to be judgdicial[sic], unimpassioned, and quite fair." "I wrote a love letter" I explained, feeling rather cheered, "but it was not intended for any one, Do you see? It was just a love letter." "Oh," he said. "Of course. It is often done. And after that?" "Well, it had to go somewhere. At least I felt that way about it. So I made up a name from some malted milk tablets——" "Malted milk tablets!" he said, looking bewildered. "Just as I was thinking up a name to send it to," I explained, "Hannah—that's mother's maid, you know—brought in some hot milk and some malted milk tablets, and I took the name from them." "Look here," he said, "I'm unpredjudiced and quite calm, but isn't the `mother's maid' rather piling it on?" "Hannah is mother's maid, and she brought in the milk and the tablets, I should think," I said, growing sarcastic, "that so far it is clear to the dullest mind." "Go on," he said, leaning back and closing his eyes. "You named the letter for your mother's maid—I mean for the malted milk. Although you have not yet stated the name you chose; I never heard of any one named Milk, and as to the other, while I have known some rather thoroughly malted people—however, let that go." "Valentine's tablets," I said. "Of Course, you understand," I said, bending forward, "there was no such Person. I made him up. The Harold was made up too—Harold Valentine." "I see. Not clearly, perhaps, but I have a gleam of intellagence[sic]." "But, after all, there was such a person. That's clear, isn't it? And now he considers that we are engaged, and—and he insists on marrying me." "That," he said, "is realy[sic] easy to understand. I don't blame him at all. He is clearly a person of diszernment[sic]." "Of course," I said bitterly, "you would be on HIS side. Every one is." "But the point is this," he went on. "If you made him up out of the whole cloth, as it were, and there was no such Person, how can there be such a Person? I am merely asking to get it all clear in my head. It sounds so reasonable when you say it, but there seems to be something left out." "I don't know how he can be, but he is," I said, hopelessly. "And he is exactly like his picture." "Well, that's not unusual, you know." "It is in this case. Because I bought the picture in a shop, and just pretended it was him. (He?) And it WAS." He got up and paced the floor. "It's a very strange case," he said. "Do you mind if I light a cigarette? It helps to clear my brain. What was the name you gave him?" "Harold Valentine. But he is here under another name, because of my Familey. They think I am a mere child, you see, and so of course he took a NOM DE PLUME." "A NOM DE PLUME? Oh I see! What is it?" "Grosvenor," I said. "The same as yours.
Mary Roberts Rinehart (Bab: A Sub-Deb)
Peindre d'abord une cage Avec une porte ouverte peindre ensuite quelque chose de joli quelque chose de simple quelque chose de beau quelque chose d'utile pour l'oiseau placer ensuite la toile contre un arbre dans un jardin dans un bois ou dans une forêt se cacher derrière l'arbre sans rien dire sans bouger... Parfois l'oiseau arrive vite mais il peut aussi bien mettre de longues années avant de se décider Ne pas se décourager attendre attendre s’il Ie faut pendant des années la vitesse ou la lenteur de l'arrivée de l'oiseau n’ayant aucun rapport avec la réussite du tableau Quand l'oiseau arrive s'il arrive observer le plus profond silence attendre que l'oiseau entre dans la cage et quand il est entré fermer doucement la porte avec le pinceau puis effacer un à un tous les barreaux en ayant soin de ne toucher aucune des plumes de l'oiseau Faire ensuite le portrait de l'arbre en choisissant la plus belle de ses branches pour l'oiseau peindre aussi le vert feuillage et la fraîcheur du vent la poussière du soleil et le bruit des bêtes de l'herbe dans la chaleur de l'été et puis attendre que l'oiseau se décide à chanter Si l'oiseau ne chante pas c'est mauvais signe signe que le tableau est mauvais mais s'il chante c'est bon signe signe que vous pouvez signer Alors vous arrachez tout doucement une des plumes de l'oiseau et vous écrivez votre nom dans un coin du tableau.
Jacques Prévert (Paroles)
Il a beau être décidé à distinguer, comme il dit, des visages. Il a beau dire : "les noms ! les noms ! damnés, j'écris vos noms !" Il sait que c'est le sien, de visage, que l'on verra le plus, à l'arrivé. Il sait que c'est le sien, de nom, qui sera en haut de la page du journal et, le moment venu, sur la couverture du livre qu'il tirera de tout cela. Il a beau être sincère quand, au fond de sa barge, il se dit : "je suis là pour eux, seulement pour eux, je n'ai qu'un parti, celui des endeuillés", il connaît trop la musique, il a trop l'habitude des ruses diaboliques de l'oubli de soi, pour se faire la moindre illusion sur ce qu'il y a de vicié, et d'absurde, dans le système : quand le chroniqueur montre l'horreur, Paris regarde la plume ; quand il dit : "voyez ces vaincus" c'est lui qui sort vainqueur. (ch. 38 BH juge de BHL)
Bernard-Henri Lévy (War, Evil, and the End of History)
JULIETTE.—Oh! manque, mon coeur! Pauvre banqueroutier, manque pour toujours; emprisonnez-vous, mes yeux; ne jetez plus un seul regard sur la liberté. Terre vile, rends-toi à la terre; que tout mouvement s’arrête, et qu’une même bière presse de son poids et Roméo et toi. LA NOURRICE.—O Tybalt, Tybalt! le meilleur ami que j’eusse! O aimable Tybalt, honnête cavalier, faut-il que j’aie vécu pour te voir mort! JULIETTE.—Quelle est donc cette tempête qui souffle ainsi dans les deux sens contraires? Roméo est-il tué, et Tybalt est-il mort? Mon cousin chéri et mon époux plus cher encore? Que la terrible trompette sonne donc le jugement universel. Qui donc est encore en vie, si ces deux-là sont morts? LA NOURRICE.—Tybalt est mort, et Roméo est banni: Roméo, qui l’a tué, est banni. JULIETTE.—O Dieu! la main de Roméo a-t-elle versé le sang de Tybalt? LA NOURRICE.—Il l’a fait, il l’a fait! O jour de malheur! il l’a fait! JULIETTE.—O coeur de serpent caché sous un visage semblable à une fleur! jamais dragon a-t-il choisi un si charmant repaire? Beau tyran, angélique démon, corbeau couvert des plumes d’une colombe, agneau transporté de la rage du loup, méprisable substance de la plus divine apparence, toi, justement le contraire de ce que tu paraissais à juste titre, damnable saint, traître plein d’honneur! O nature, qu’allais-tu donc chercher en enfer, lorsque de ce corps charmant, paradis sur la terre, tu fis le berceau de l’âme d’un démon? Jamais livre contenant une aussi infâme histoire porta-t-il une si belle couverture? et se peut-il que la trahison habite un si brillant palais? LA NOURRICE.—Il n’y a plus ni sincérité, ni foi, ni honneur dans les hommes; tous sont parjures, corrompus, hypocrites. Ah! où est mon valet? Donnez-moi un peu d’aqua vitæ….. Tous ces chagrins, tous ces maux, toutes ces peines me vieillissent. Honte soit à Roméo! JULIETTE.—Maudite soit ta langue pour un pareil souhait! Il n’est pas né pour la honte: la honte rougirait de s’asseoir sur son front; c’est un trône où on peut couronner l’honneur, unique souverain de la terre entière. Oh! quelle brutalité me l’a fait maltraiter ainsi? LA NOURRICE.—Quoi! vous direz du bien de celui qui a tué votre cousin? JULIETTE.—Eh! dirai-je du mal de celui qui est mon mari? Ah! mon pauvre époux, quelle langue soignera ton nom, lorsque moi, ta femme depuis trois heures, je l’ai ainsi déchiré? Mais pourquoi, traître, as-tu tué mon cousin? Ah! ce traître de cousin a voulu tuer mon époux.—Rentrez, larmes insensées, rentrez dans votre source; c’est au malheur qu’appartient ce tribut que par méprise vous offrez à la joie. Mon époux vit, lui que Tybalt aurait voulu tuer; et Tybalt est mort, lui qui aurait voulu tuer mon époux. Tout ceci est consolant, pourquoi donc pleuré-je? Ah! c’est qu’il y a là un mot, plus fatal que la mort de Tybalt, qui m’a assassinée.—Je voudrais bien l’oublier; mais, ô ciel! il pèse sur ma mémoire comme une offense digne de la damnation sur l’âme du pécheur. Tybalt est mort, et Roméo est….. banni! Ce banni, ce seul mot banni, a tué pour moi dix mille Tybalt. La mort de Tybalt était un assez grand malheur, tout eût-il fini là; ou si les cruelles douleurs se plaisent à marcher ensemble, et qu’il faille nécessairement que d’autres peines les accompagnent, pourquoi, après m’avoir dit: «Tybalt est mort,» n’a-t-elle pas continué: «ton père aussi, ou ta mère, ou tous les deux?» cela eût excité en moi les douleurs ordinaires. Mais par cette arrière-garde qui a suivi la mort de Tybalt, Roméo est banni; par ce seul mot, père, mère, Tybalt, Roméo, Juliette, tous sont assassinés, tous morts. Roméo banni! Il n’y a ni fin, ni terme, ni borne, ni mesure dans la mort qu’apporte avec lui ce mot, aucune parole ne peut sonder ce malheur.
William Shakespeare (Romeo and Juliet)