“
Kamu pikir otakmu spesial? Kamu pikir kesadaranmu itu nyata? Omong kosong. Otakmu hanyalah tumpukan lemak dan listrik yang perlahan-lahan membusuk, mengikis ingatanmu, merusak logikamu, dan pada akhirnya mengubahmu menjadi sekadar mayat hidup yang tersesat dalam kehampaan.
Setiap detik, neuronmu mati. Tidak peduli seberapa cerdas kamu merasa, sinapsis yang dulu tajam kini semakin lambat, semakin lemah, semakin kacau. Dopamin, serotonin, dan semua zat kimia yang memberimu ilusi kebahagiaan dan motivasi? Mereka berkurang, membuatmu makin apatis, makin tidak peduli, makin kosong.
Kamu pikir bisa melawan? Makan makanan sehat? Meditasi? Latihan otak? Percuma. Entropi tetap menang. Semakin bertambah usia, otakmu akan menyusut, belitan neuron yang dulu kompleks akan menjadi labirin kusut yang penuh dengan plak dan sampah seluler. Fokusmu akan hancur, ingatanmu akan terkikis, dan pada akhirnya kamu bahkan tidak akan ingat siapa dirimu.
Dan yang paling ironis? Saat otakmu mulai benar-benar rusak, kamu tidak akan menyadarinya. Kamu akan tetap merasa "baik-baik saja," padahal sistemmu sedang mengalami degradasi tanpa ampun. Lalu tiba waktunya, ketika sinyal listrik yang dulu membuatmu "hidup" akhirnya padam. Semua pemikiran, kenangan, dan kesadaranmu? Hilang. Tidak ada jiwa, tidak ada kebangkitan, hanya kehampaan.
Jadi, nikmati sekarang selagi bisa. Karena cepat atau lambat, otakmu akan menjadi bangkai kering yang tak ada bedanya dengan debu. Kamu hanyalah ilusi sementara dalam pusaran entropi.
”
”