Ruang Rindu Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Ruang Rindu. Here they are! All 7 of them:

Selamat pagi, kekasih. semalam aku menulis puisi di luar angkasa. Ternyata tempat terbaik menulis puisi bukanlah disana, namun di ruang rindu yang kau cipta setiap kali aku mendoakanmu.
Alfin Rizal (Lelaku)
Rindu: Seluas-luasnya ruang persembunyian memeluk kehilangan.
Ilham Gunawan
yang menjauh dari ceruk hati saat kita jatuh dan saling jauh bukanlah rindu. meski pemalu, ia betah dan tak butuh lagi ruang lain dari orang lain.
Alfin Rizal (Mengunjungi Hujan yang Berteduh di Matamu)
MaghfirahMU Titip rindu untuk RasulMu.. Dengan sejuta shalawat dalam keheningan malam.. Airmataku terlalu keruh untuk diusap... Setidaknya ini sebagai ungkapan taubatku yang tersirat.... Sembari melantunkan kata-kata ini.. Diriku seperti senyap dalam ruang sempit penuh hewan yang tak kukenal... Mungkinkah itu cerminan amalku...??? Ya Rabb........ Betapa congkaknya Aku dalam nestapa.. Sombong menembus atmosfer batas aturan-aturan.... SyariahMu menuntunku .. Kenapa diriku masih bergelayutan dalam hiruk-pikuk hedonisme.. Detik-detik sakral telah Kau buka.. Segenap jiwa dan raga kini kupasrahkan... Aku tak sanggup lagi bersua.. Bahkan berkutik mencari oksigen dunia.. Ya Rabb... Ceburkanlah diriku dalam lautan MaghfirahMu... Astaghfiruka Waatubu ilaik....
Hilaludin Wahid
Aku bicara sama angin, Bertanya mengapa bawa khabar rindu? Aku bicara sama purnama, Mengapa cahaya indah selalu tidak lama? Aku bicara sama langit, Bagaimakah luas ruang tapi terasa sempit? Aku bicara sama laut, Apakah bisa ia melemaskan perenang? Aku bicara sama hujan, Ada insan gembira melihat kau jatuh. Aku bicara sama mentari, Di bawah meraih cahayamu. Aku bicara sama pena, Kubilang sudah bicara sama angin, purnama, langit, laut, hujan dan mentari, Tetap saja yang bicaraku tidak terjawab.
mardia
Apa kabarmu Mungil? Sehat-sehat sajakah disana? Kau tahu, sepagi tadi kusempatkan kakiku menyusuri lorong kelas, tempat biasa ku menemuimu. Ya, ritual yang mungkin akan menjadi kebiasaanku beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan kedepan. Oh ya, tidak ada yang berubah dengan kelasmu, bahkan bayangmu masih tertinggal di pojok ruang itu. Mungil, kau tahu! Ada banyak hal yang ingin ku ceritakan padamu saat ini. Tentang rutinitasku sekarang, tentang.. Ya, tentang segala hal, Mungil. Tapi.. Ah sudahlah, kau mungkin bahkan takkan membaca catatan ini. Oya Mungil, Ritual 'itu' masih sering kulakukan, seperti yang kau pesankan setiap saat hujan tiba: "Tengadahkanlah wajahmu saat hujan tiba, lalu hitung setiap rintiknya, percayalah sebanyak itulah rindu ini bersemayam di tiap tetesnya," -setiap hujan tiba bahkan. #usaha gagal menulis cerita random tanpa backspace
Alif~
Jika tak ada puisi hari ini, akan kuisi puisi haru hari ini dengan wajah paling murung di muka bumi. Sampai ia jatuh terperangah di ruang kedap harap. Harapan memilikimu.
Alfin Rizal