Nabi Muhammad Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Nabi Muhammad. Here they are! All 24 of them:

β€œ
Di zaman milenial ini, satu-satunya yang paling patut untuk kita idolakan dan kita cintai, adalah beliau yang hidup tanpa Facebook, Instagram atau Twitter, namun memiliki 1,7 milyar followers. Beliau, adalah Nabi Muhammad SAW.
”
”
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β€œ
A fundamental aim of Mawlid al-Nabi a is to attain love and proximity of the Prophet and to revive the believer’s relationship with his most revered person.
”
”
Muhammad Tahir-ul-Qadri
β€œ
..Pamanku yang berjiwa lapang dan merupakan umat Nabi Muhammad yang amat pemurah, menyediakan kopi miskin dalam menu warungnya. Sesekali, secara diam-diam, pamanku menyuruh kami menambahkan gula untuk kopi miskin, karena ia tak sampai hati pada kaum yang papa itu. Namun aneh, pembeli melarat yang telah terbiasa dengan kopi miskin malah tak menyukai hal itu. Pelajaran moral nomor dua puluh dua: kemiskinan susah diberantas karena pelakunya senang menjadi miskin.
”
”
Andrea Hirata (Dwilogi Padang Bulan)
β€œ
Artinya, Anda lebih mulai tertarik untuk mempelajari Qur’an sebagai sumber informasi yang ditinggalkan Nabi Muhammad dan menurut orang Islam masih otentik hingga sekarang dibanding menilai agama ini dari perilaku penganutnya?
”
”
Tasaro G.K.
β€œ
Nabi Muhammad SAW dipersetujui sebulat suara oleh semua umat Islam sebagai al-nabi al-ummi, nabi yang buta huruf. Namun demikian, sunnahnya lengkap dengan aphorisme dan tindakan-tindakan yang menguatkan konsep ilmu dalam al-Quran dan menjadi pencetus dan kuasa pendorong bagi pembangunan intelektual dan tamadun masa depan dalam Islam.
”
”
Wan Mohd Nor Wan Daud (Konsep Ilmu dalam Islam)
β€œ
Manakah yang besar penderitaan kita dengan penderitaan Nabi Adam? Yang di dalam surga bersenang-senang dengan istrinya, lalu disuruh ke luar. Dan manakah yang susah penderitaan kita dengan penderitaan Nabi Nuh, yang menyeru umat kepada Islam, padahal anaknya sendiri tidak mau mengikuti? Sehingga seketika disuruh Tuhan segala ahli kerabatnya naik perahu, anak itu tidak ikut. Malah ikut karam dengam orang banyak di dalam gulungan banjir. Di hadapan matanya! Dan kemudian datang pula vonis Tuhan bahwa anak itu bukan keluarganya. Pernahkah kita lihat cobaan serupa yang ditanggung Ibrahim? Disuruh menyembelih anak untuk ujian, ke manakah dia lebih cinta, kepada Tuhannyakah atau kepada anaknya? Yakub dipisahkan dari Yusufnya. Yusuf diperdayakan seorang perempuan. Ayub ditimpa penyakit yang parah. Daud dan Sulaiman kena bermacam-macam fitnah. Demikian juga Zakaria dan Yahya. Yang memberikan jiwa mereka untuk korban keyakinan. Isa al-Masih pun demikian pula. Muhammad lebih-lebih lagi. Pernahkah mereka mengeluh? Tidak, karena mereka yakin bahwa kepercayaan kepada Tuhan menghendaki perjuangan dan keteguhan. Mereka tidak menuntut kemenangan lahir. Sebab mereka menang terus. Mereka memikul beban seberat itu, menjadi Rasul Allah, memikul perintah Tuhan karena cintakan manusia. Oleh karena itu mereka tempuh kesusahan, pertama membuktikan cinta akan Tuhan, kedua menggembleng batin, ketiga karna rahim yang sayang dan segenap umat.hal. 79
”
”
Hamka
β€œ
Kawanku yang Muslim itu menerangkan ajaran Muhammad terkait dengan hal ini. Dia mengatakan, hubungan Islam dan Kristen seharusnya didasarkan pada dua unsur penting: ketulusan dan kerendahan hati. Sementara interaksi Muslim dengan berbagai tradisi spiritual lain termasuk Kristiani didasarkan pada tiga syarat: berusaha mengenal satu sama lain, tetap bersikap tulus dan jujur selama bertemu dan berdebat, dan berusaha rendah hati menyangkut klaim kebenaran masing-masing. Aku belum tahu sejauh mana praktiknya. Hanya, seperti itulah ajaran moral nabi dari Arab itu yang kutahu.
”
”
Tasaro G.K. (Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan)
β€œ
Sukarno seorang diri, Gandhi seorang diri, bahkan para nabi seperti Isa dan Muhammad pun seorang diri. Para bijak seperti Lao Tze dan Siddharta juga seorang diri. Namun, merekalah yang mengubah dan membuat sejarah.
”
”
Anand Krishna (Indonesia Under Attack! Membangkitkan Kembali Jati Diri Bangsa)
β€œ
Peri watak dirinya menyata seribu cerita budi pekertinya yang mulia. Katakan apa saja yang boleh dikaitkan dengan sifat budiman maka akan mengenai diri wataknya jua.
”
”
Shaykh Amin al-Jundi al-Himsi (Al-Qasidah Al-Maymunah: (Qasidah Yang Berkat))
β€œ
Banyak orang di luar Islam yang kagum dan tertarik kepada Islam karena kemurnian ajaran ketuhanannya, keautentikan dan rasionalitas Al Quran, sifat nabi Muhammad, menjauhi alkohol, memakan makanan halal, memakai pakaian yang menutup aurat, zakat, sholat dan lain sebagainya, yang kesemuanya itu tidak berhenti hanya pada tataran pengetahuan saja namun yang terlebih penting adalah pelaksanaannya.
”
”
Nailal Fahmi (Selangkah Menuju Surga)
β€œ
His Sight on Lauh-e-Mahfooz (The Protected Tablet) It is written in one narration that Sheikh Abul Hafs (r.a) states: β€œOur Sheikh Abd al-Qaadir Jilani (r.a) used to fly in the air and would say, β€˜The sun does not rise before presenting Salaams in my court. By the Wrath and Honour of Allah! All the good and bad persons are before my sight. My eyes are fixed firmly on Lauh-e-Mahfooz. Time and again, I immerse myself in the sea of knowledge and wisdom blessed by Allah and I am the Sign (Nishaan) of Allah to the people, and the specially appointed representative of my forefather, Nabi Muhammad ο·Ί and I am his viceroy on this earth.
”
”
Hazrat Shaykh Sayyid Abdul Kadir Jilani
β€œ
Semua bidang keahlian khusus yang diajarkan di semua fakultas itu sekunder. Yang primer, yang utama adalah bagaimana seseorang menjadi manusia. Seseorang menjadi dokter itu sekunder, menjadi insinyur itu sekunder, jadi presiden itu sekunder, karena yang nomor satu adalah menjadi manusia. Apakah manusia itu? Tanya pada yang buat manusia, begitu mestinya. Untuk bisa bertanya pada yang membuat manusia, dekat-dekatlah dengan orang yang paling dekat dengan yang membuat manusia, sekaligus dekat dengan ciptaan-Nya, yaitu Nabi Muhammad SAW. Karena Nabi Muhammad sangat dekat dengan Allah, sangat dicintai oleh Allah, ya, kita belajar pada manusia Muhammad. (h.26)
”
”
Emha Ainun Nadjib (Kalau Kamu Ikan Jangan Ikut Lomba Terbang)
β€œ
Ya Rasulullaah, apa yang menghalangi tuan? Demi Allah, aku tidak meninggalkan satu majelis pun dimana aku pernah duduk di sana dalam keadaan kafir, kecuali aku datangi untuk kemudian aku tunjukkan di sana ke-Islam-anku tanpa rasa khawatir dan takut. Bisakah kita tidak menyembah Allah secara sembunyi-sembunyi lagi...?" -Umar bin Khattab ra
”
”
Khalid Muhammad Khalid (5 Khalifah Kebanggaan Islam)
β€œ
Agama Islam, suatu agama yang telah pernah menakhlukan dunia, telah dua kali membangun imperium yang kalaulah tidak meluas sejagad, setidak-tidaknya di bawah suatu panji politik tunggal telah menyatukan seluruh atau bagian terbesar rakyat-rakyat yang telah menerima seruan (Nabi) Muhammad (SAW). Imperium pertama di bawah Harun Al Rasyid, sezaman dengan kerajaan Karel Agung. Karena akar persatuannya kurang mendalam, kerajaan ini telah kehilangansseluruh esksistensinya, kecuali eksistensi di bibir saja, jauh sebelum penghapusan secara formal oleh orang Mongol dengan penggarongan kota Baghdad di tahun 1258. Mengenai kerajaan besar Islam kedua, yaitu kerajaan Utsmaniah, kerontokan berangsur-angsur dan kehancurannya dalam 1918 akibat Perang Dunia I, di dunia Timur telah meninggalkan suatu kehampaan politik yang sampai kini, tiga puluhlima tahun kemudian belum terisi - Jacques Duchesne Guillemin
”
”
Gustave Edmund von Grunebaum (Unity and Variety in Muslim Civilization)
β€œ
12 kali JIKALAU Alangkah baiknya kita menoleh ke belakang. Melihat kronologi episod - episod kisah Nabi Allah Yusuf ini. Bagaimana kebaikan dan hikmah itu datang setelah ujian dariNya silih berganti: Jikalau saudara - saudara Yusuf tidak mengkhianatinya sudah pasti Yusuf tidak akan dibuang ke dalam Jubb (telaga). Jikalau Yusuf tidak dibuang ke dalam Jubb, pasti musafir tidak akan menjumpainya. Jikalau musafir tidak menjumpainya, pasti Yusuf tidak akan dibawa ke Mesir. Jikalau Yusuf tidak dibawa ke Mesir, pasti Yusuf tidak akan dibeli oleh Qithfir. Jikalau Qithfir tidak membeli Yusuf, pasti Yusuf tidak akan bertemu dengan Zulaikha. Jikalau Yusuf tidak bertemu dengan Zulaikha, pasti Yusuf tidak akan digoda olehnya. Jikalau Yusuf tidak digoda Zulaikha, pasti Yusuf tidak akan difitnah oleh Zulaikha. Jikalau Yusuf tidak difitnah, pasti Yusuf tidak akan dimasukkan ke dalam penjara. Jikalau Yusuf tidak masuk penjara, pasti Yusuf tidak akan bertemu dengan 2 orang pelayan Raja Mesir. Jikalau Yusuf tidak bertemu dengan pelayan Raja Mesir, pasti Yusuf tidak akan bertemu dengan Raja Mesir lalu mentafsirkan mimpi 7 ekor lembu gemuk dimakan oleh 7 ekor lembu kurus dan 7 tangkai tanaman hijau dan yang selebihnya adalah kekeringan dan kekuningan. Jikalau Yusuf tidak mentafsirkan mimpi raja dan menyelamatkan Mesir dari kemarau, pasti Mesir tidak akan terhutang budi pada Yusuf. Jikalau Mesir tidak terhutang budi, pasti Yusuf tidak akan dilantik menjadi Pemerintah Mesir.
”
”
Rashidy Jamil Muhammad Ar Rashid (Tribute Buat Nenda)
β€œ
Herankah jika sekiranya berkali-kali terdengar berita bahwa ada orang mengambil surat Qur'an untuk menggosok sepatunya, herankah kita kalau ada orang yang mengatakan Nabi Muhammad itu, seorang "jahat", herankah kita kalau ada orang membawa anjing ke dalam mesjid, dan berkali kali, berturut-turut adanya, hilang satu timbul dua, tidak berhenti. Apakah sebabnya orang begitu lancang, tak lain disebabkan, hanya karena orang telah tahu bahwa umat ini sudah mati hatinya, mati semangatnya, tidak ada lagi cintanya kepada yang patut-patut dicintainya, sebabnya itu cemburu pun tidak pula ada lagi.
”
”
Hamka (Akhlaqul Karimah)
β€œ
Aneh sekali mazhab cinta yang diajari baginda Nabi Muhammad SAW. Tidak pernah bersua muka mahupun bertentang mata dengan kita, Tapi cintanya melebihi cinta seorang kekasih.
”
”
Muhaimin Safaruddin (Ratib Cinta)
β€œ
Di Saigon aku sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan tanggak 17." "Mengapa tanggal 17, tidak lebih baik sekarang saja atau tanggal 16?" "Aku percaya pada mistik. Aku tidak dapat menerangkan yang masuk akal mengapa tanggal 17 memberikan harapan kepadaku. Tetapi aku merasakan di dalan relung hatiku bahwa dua hari lagi adalag saat yang baii. Tujuh belas adalah angka suci. Tujuh belas adalah angka keramat. Pertama-tama, kita sedang berada dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita berpuasa sampai Lebaran, benar tidak?" "Ya." "Ini berarti saat yang paling suci bukan?" "Ya." "Haru Jumat ini Jumat Legi. Jumat yang manis. Jumat suci. Dan hari Jumat tanggal 17. Alquran diturunkan tanggal 17. Orang Islam melakukan sembahyang 17 rakaat dalam sehari. Mengapa Nabi Muhammad memerintahkan 17 rakaat, bukan 10 atau 20? Karena kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia. Ketika aju pertama kali mendengar berita penyerahan Jepang, aku berpikir kita harus segera memproklamirkan kemerdekaan. Kemudian aku menyadari, adalah Takdir Tuhan bahwa peristiwa ini akan jatuh di hari keramat-Nya. Proklamasi akan berlangsung tanggal 17. Revolusi akan mengikuti setelah itu.
”
”
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β€œ
Tuhan ingin menyampaikan risalah kepada manusia. Untuk itu Tuhan mengirim Rasul-rasul dan Nabi Muhammad adalah salah satu dari Rasul-rasul itu. Risalah yang ingin disampaikan Tuhan ialah norma-norma akhlak dan syariat.
”
”
Gustave Edmund von Grunebaum (Unity and Variety in Muslim Civilization)
β€œ
Grateful for their generosity, Muhammad orders the land to be leveled, the graves dug up, and the palm trees cut down for timber to build a modest home. He envisions a courtyard roofed in palm leaves, with living quarters made of wood and mud lining the walls. But this will be more than a home. This converted drying-ground and cemetery will serve as the first masjid, or mosque, of a new kind of community, one so revolutionary that many years later, when Muslim scholars seek to establish a distinctly Islamic calendar, they will begin not with the birth of the Prophet, nor with the onset of Revelation, but with the year Muhammad and his band of Emigrants came to this small federation of villages to start a new society. That year, 622 C.E., will forever be known as Year 1 A.H. (After Hijra); and the oasis that for centuries had been called Yathrib will henceforth be celebrated as Medinat an-Nabi: β€œThe City of the Prophet,” or more simply, Medina. There
”
”
Reza Aslan (No God But God: The Origins, Evolution and Future of Islam)
β€œ
Murid : "Wahai guru!, mengapa Muhammad tidak mempunyai mukjizat yang wah seperti nabi-nabi lain sebelumnya?" Guru : "Apakah kamu menanyakan perihal tentang Musa membelah laut, Sulaiman memerintah angin, Isa menyembuhkan penyakit?" Murid : "Ya! dan Muhammad tidak ada" Guru : "Ikutlah denganku" ----- Kemudian mereka pergi ke sebuah kolam besar di tengah hutan. Gurunya mengambil pelepah dauh pisang lalu melemparnya ke hingga ke tengah kolam. Pelepah pisang tersebut tidak terkena air hingga ke dasar kolam yang mengakibatkan air berlubang hingga ke dasar tanah. Lalu gurunya bersiul dan datanglah seekor burung tepat di tangan kirinya. Diambilnya pisau lalu disembelihnya burung tersebut kemudian dia berjalan di atas air kolam sambil membawa bangkai burung. Sampai di tengah kolam, gurunya masuk ke dasar kolam yang berlubang mengambil pelepah pisang. Kemudian ia berjalan di dasar kolam dan air kolam terbelah mengikuti jalannya hingga sampai ke pinggir kolam. Di bungkusnya bangkai burung dengan pelepah, lalu dilemparkan ke kolam. Dan seketika air kolam menyatu kembali, pelepah pisang terbuka dan burung tersebut hidup kembali dan terbang hinggap ke tangan sang guru. --- Lalu si guru berkata, Guru : "Aku melakukan itu semua hanya dengan 2 ayat dari Alqur'an yang dibawa Muhammad, dan aku hanya seorang umatnya
”
”
Tolep Coy
β€œ
Musa ho, isaa ho , ya khatmun-nabi Mohammad Ae aadam, ae Abraham teri aualado ke dil ki gaflate mitaa β€”Wajid shaikh Be you Moses, Jesus Christ, or Muhammad divine, O Adam, O Abraham, in your grace we entwine, Forgive the hearts of your kin, let your light shine.” β€”Wajid Shaikh Translation: "Whether you are Moses, Jesus, or the Seal of the Prophets, Muhammad, O Adam, O Abraham, erase the errors of your descendants' hearts." Explanation: This verse appears to be expressing a plea to figures from various religious traditions, such as Adam, Abraham, Moses, Jesus, and the final Prophet, Muhammad. It suggests a desire for them to help remove the mistakes or sins from the hearts of their descendants. It reflects a universal and spiritual message of seeking guidance, forgiveness, and purity in the context of different religious beliefs.
”
”
Wajid Shaikh
β€œ
Salat Most gracious Lord, Master, Messiah, and Savior of humanity, We greet Thee with all humility. Thou art the First Cause and the Last Effect, the Divine Light and the Spirit of Guidance, Alpha and Omega. Thy Light is in all forms, Thy Love in all beings: in a loving mother, in a kind father, in an innocent child, in a helpful friend, in an inspiring teacher. Allow us to recognize Thee in all Thy holy names and forms: as Rama, as Krishna, as Shiva, as Buddha. Let us know Thee as Abraham, as Solomon, as Zarathustra, as Moses, as Jesus, as Muhammad, and in many other names and forms, known and unknown to the world. We adore Thy past; Thy presence deeply enlighteneth our being, and we look for Thy blessing in the future. O Messenger, Christ, Nabi, the Rasul of God! Thou Whose heart constantly reacheth upward, Thou comest on earth with a message, as a dove from above when Dharma decayeth, and speakest the Word that is put into Thy mouth, as the light filleth the crescent moon. Let the star of the Divine Light shining in Thy heart be reflected in the hearts of Thy devotees. May the Message of God reach far and wide, illuminating and making the whole humanity as one single Brotherhood in the Fatherhood of God. Amen.
”
”
Hazrat Inayat Khan (The Heart of Sufism: Essential Writings of Hazrat Inayat Khan)
β€œ
Not only does the messenger who is also a slave subordinate his own will to that of his Lord; there is nothing in his mind or in his memory that could obstruct the free passage of the revelation. Muhammad is 'abd and rasul; he is also nabi al-ummi, the unlettered Prophet; a blank page set before the divine pen. On this page there is no mark made by any other pen, no trace of profane or indirect knowledge. A prophet does not borrow knowledge from the human store, nor is he a man who learns in the slow human way and then transmits his learning. His knowledge derives from a direct intervention of the Divine in the human order, a tajalli, or pouring out of the truth upon a being providentially disposed to receive it and strong enough to transmit it.
”
”
Charles Le Gai Eaton (Islam and the Destiny of Man)