“
Kita memang tak pernah tahu apa yang dirindukan sampai sesuatu itu tiba di depan mata.
”
”
Dee Lestari (Supernova: Akar)
“
Maafkan
Jika senyumku
Tersembunyi dibalik air mata
Dan kata-kata mesra
Menjadi tanpa daya
Karena terperangkap
Dalam Prasangka
Tapi Tuhan Tahu..
Cinta yang kupunya
Lebih berwarna
Dari yang kau kira
”
”
Asma Nadia
“
Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi untuk merangkai jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang.
”
”
Dee Lestari (Rectoverso)
“
Kemudian yang kamu perlukan hanyalah kaki yang akan melangkah lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih banyak, mata yang akan melihat lebih lama, leher yang akan lebih sering mendongak, tekad yang setebal baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras serta mulut yang selalu berdoa.
”
”
Donny Dhirgantoro (5 cm)
“
Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita,
kamu taruh di sini, di depan kening kamu
jangan menempel, biarkan dia
MENGGANTUNG, MENGAMBANG
5 cm di depan kening kamu
jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu
”
”
Donny Dhirgantoro
“
A mi noche no la mata ningún sol.
”
”
Alejandra Pizarnik (Poesía completa)
“
Rasa hangat ketika kedua tubuh bertemu, rasa lengkap ketika dua jiwa mendekat, rasa rindu yang tuntas ketika kedua pasang mata menatap.
”
”
Dee Lestari (Rectoverso)
“
Perdono al que roba al que mata, porque quizá lo hacen por necesidad, pero al traidor jamas
”
”
Emiliano Zapata
“
Cinta adalah seberapa pandai kau menghapus airmata.
”
”
Helvy Tiana Rosa (Mata Ketiga Cinta)
“
Maha Suci Engkau Ya Allah, yang telah menciptakan perasaan. Maha Suci Engkau yang telah menciptakan ada dan tiada. Hidup ini adalah penghambaan. Tarian penghambaan yang sempurna. Tak ada milik dan pemilik selain Engkau. Tak ada punya dan mempunyai selain Engkau.
Tetapi mengapa Kau harus menciptakan perasaan? Mengapa Kau harus memasukkan bongkah yang disebut dengan "perasaan" itu pada mahkluk ciptaanMu? Perasaan kehilangan...perasaan memiliki...perasaan mencintai...
Kami tak melihat, Kau berikan mata; kami tak mendengar, Kau berikan telinga; Kami tak bergerak, Kau berikan kaki. Kau berikan berpuluh-puluh nikmat lainnya. Jelas sekali, semua itu berguna! Tetapi mengapa Kau harus menciptakan bongkah itu? Mengapa Kau letakkan bongkah perasaan yang seringkali menjadi pengkhianat sejati dalam tubuh kami. Mengapa?
”
”
Tere Liye (Hafalan Shalat Delisa)
“
Dan aku bertanya: apakah yang sanggup mengubah gumpal luka menjadi intan
Yang membekukan air mata menjadi kristal garam?
Sahabatku menjawab: Waktu
Hanya waktu yang mampu
”
”
Dee Lestari (Madre: Kumpulan Cerita)
“
Kami memang orang miskin. Di mata orang kota kemiskinan itu kesalahan. Lupa mereka lauk yg dimakannya itu kerja kami.
”
”
Pramoedya Ananta Toer (House of Glass (Buru Quartet, #4))
“
Bahwa cinta adlh prsoalan b'usaha u/ mncintai. Bahwa cinta bknlah gejolak hati yg dtg sendiri melihat paras ayu/janggut rapi. Bahwa sbgmana cinta kpd Allah yg tak serta merta mengisi hati kita. Karena cinta mmg hrs diupayakan. Karena cinta adlh kata kerja. Lakukanlah krja jiwa & raga u/ mencintainya. Kerjakan cinta yg ku-maksud agar kau temukan cinta yg kau-maksudkan. Karena cinta adlh kata kerja. Cinta-mata airnya adlh niat baik dr hati yg tulus. Alirannya adlh kerja yg terus menerus.
”
”
Salim Akhukum Fillah
“
No conocerás el miedo. El miedo mata la mente. El miedo es la pequeña muerte que conduce a la destrucción total. Afrontaré mi miedo. Permitiré que pase sobre mí y a través de mí. Y cuando haya pasado girare mi ojo interior para escrutar su camino. Allá donde haya pasado el miedo ya no habrá nada. Solo estare yo.
”
”
Frank Herbert (Dune (Dune, #1))
“
Mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar, biarkan ia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu. Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa.
Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri..
Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa..
Keep our dreams alive, and we will survive..
[5cm]
”
”
Donny Dhirgantoro
“
El amor, la más letal de las cosas letales. El amor que mata. Tanto si lo tienes... como si no.
”
”
Lauren Oliver (Pandemonium (Delirium, #2))
“
kau mata, aku airmatamu...
”
”
Joko Pinurbo
“
Aku ingin tetap berada di udara jika hidup adalah sebuah koin yang dilempar ke udara dan menjadikan kita sebagai salah satu sisi dari dua mata koin itu. Aku ingin berada di dunia antara, abu-abu, dunia fusi sinergis yang harmonis.
”
”
Fahd Pahdepie (A Cat in My Eyes: Karena Bertanya Tak Membuatmu Berdosa)
“
Merindukan bulan yang selalu karam di matamu,
aroma pinus dari hutan kenangan
yang kau tanam
di tubuhku...
”
”
Helvy Tiana Rosa (Mata Ketiga Cinta)
“
Cinta adalah.. merasakan seluruh emosi jungkir balik dan berbaur menjadi satu. Merasa segalanya akan baik-baik saja selama berpegangan tangan dengannya. Seperti sedang bermimpi.. dengan kedua mata terbuka lebar-lebar.
”
”
Winna Efendi (Unforgettable)
“
Ketika bahasa tak lagi percaya pada kata
apakah yang masih bisa kita ucap?
: cinta
Ketika wajahmu tak lagi menampakkan
kening, mata, hidung dan mulut
apakah yang masih bisa kukecup?
: doa
”
”
Helvy Tiana Rosa (Mata Ketiga Cinta)
“
Bangunlah, Cinta.
Airmatamu bercahaya di dua pertiga malam....
”
”
Helvy Tiana Rosa (Mata Ketiga Cinta)
“
Karena kau harus tahu, air mata dari seseorang yang tulus hatinya, justru adalah bukti betapa kuat dan kokoh hidupnya
”
”
Tere Liye (Amelia)
“
Kota-kota terus bergerak membangun modernitasnya. Ia hidup dari beku dan kekosongan sepertiku. Kota-kota yang di mata orang sepertiku, begitu mengejutkan dan menakutkan.
”
”
Bagus Dwi Hananto (Napas Mayat)
“
Tidak payah bersentuhan tangan, kerana mereka sudah bersentuhan hati. Tak payah berbalas kerlingan mata kerana mereka sudah pun berbalas-balas doa.
”
”
Pahrol Mohamad Juoi (Tentang Cinta)
“
Nasionalis yang sedjati, jang nasionalismenya itu bukan timbul semata-mata suatu copie atau tiruan dari nasionalisme barat akan tetapi timbul dari rasa tjinta akan manusia dan kemanusiaan
”
”
Sukarno (Dibawah Bendera Revolusi : Jilid 1)
“
Dalam Doaku
Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara
Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana
Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu
Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku
Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia
demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku
Aku mencintaimu..
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu
(1989)
”
”
Sapardi Djoko Damono
“
Jika kisahmu diulang seribu tahun setelah kepergianmu, maka mereka yang mencintaimu akan merasakan kehilangan yang sama dengan para sahabat yang menyaksikan hari terakhirmu, wahai Lelaki yang Cintanya Tak Pernah Berakhir. Mereka membaca kisahmu, ikut tersenyum bersamamu, bersedih karena penderitaanmu, membuncah bangga oleh keberhasilanmu, dan berair mata ketika mendengar berita kepergiamnmu. Seolah engkau kemarin ada di sisi, dan esok tiada lagi. (Muhammad - Para Pengeja Hujan)
”
”
Tasaro G.K. (Muhammad: Para Pengeja Hujan)
“
Sering ku terdengar,
Usikan nakal,
si lelaki pada wanita,
FEUWIT, CUNNYA!
buatku keliru sendiri,
apakah ertinya kecantikan wanita,
di mata lelaki?
Adakah pada susuk tubuh yang
menggiurkan?
Atau pada akhlak yang menawan?
Biar apa pun jawapannya,
Aku tetap aku,
Apa yang ku tahu,
Aku seorang wanita,
Fitrahku sukakan diri cantik jelita,
Namun bukan kecantikan di mata manusia,
Sebaliknya,
Ku mencari kecantikan yang diiktiraf Tuhan.
-Monolog Layyinul Harir-
”
”
Fatimah Syarha Mohd. Noordin (Tautan Hati)
“
...kuketahui bahwa pemandangan yang tertatap oleh mata bisa sangat mengecoh pemikiran dalam kepala: bahwa kita merasa menatap sesuatu yang benar, padahal kebenaran itu terbatasi sudut pandang dan kemampuan mata kita sendiri.
”
”
Seno Gumira Ajidarma (Nagabumi I: Jurus Tanpa Bentuk)
“
Aku memejamkan mata, berusaha menemukanmu di sana. Apakah kamu juga terjaga dengan mimpi yang sama?
”
”
Robin Wijaya (Menunggu)
“
Air mata : 10% air, 90% perasaan yang tak terucap
”
”
Christian Simamora (Come On Over (CO2))
“
Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa. -Hanya Isyarat, Rectoverso - Dee-
”
”
Dee Lestari
“
Mungkin air mata itu sedang memperoloknya, enggan untuk menemaninya, mengingat ia dan kesendirian adalah dua sahabat yang amat sulit untuk dipisahkan.
”
”
Prisca Primasari (Éclair: Pagi Terakhir di Rusia)
“
Gue percaya definisi first love adalah rasa pertama, saat lo melihat jauh ke dalam mata seseorang, dan memutuskan bahwa masa depan dan kebahagiaan lo ada bersamanya.
”
”
Winna Efendi (Melbourne: Rewind)
“
Tidakkah kau renungkan bahwa segala intrik yang terjadi di dalam hidup, hingga memaksa meneteskan air mata adalah pertanda ketika Tuhan Jatuh Cinta…???
”
”
Wahyu Sujani (Ketika Tuhan Jatuh Cinta (#KTJC1))
“
…Dunia ini penuh dengan keajaiban karena hal-hal yang tidak masuk akal masih terus berlangsung. Seorang fotografer ingin membagi duka dunia di balik hal-hal yang kasat mata….para fotografer membagi pandangan, tetapi yang memandang fotonya ternyata buta meskipun mempunyai mata. Keajaiban dunia adalah suatu ironi, di depan kemanusiaan yang terluka, manusia tertawa-tawa.
”
”
Seno Gumira Ajidarma (Kisah Mata: Fotografi antara Dua Subyek : Perbincangan tentang Ada)
“
Dik, kamu tahu gak istilah Mama untuk orang yang sudah pernah merasakan patah hati?'
'Apa, Ma?'
Nyokap menatap mata gue, lalu bilang, 'Dewasa.
”
”
Raditya Dika (Koala Kumal)
“
Ya, mata menilai kecantikan pada rupa. Akal menilai pada fikiran. Nafsu menilai pada bentuk tubuh. Tetapi hati tentulah pada akhlak dan budi.
”
”
Pahrol Mohamad Juoi (Tentang Cinta)
“
Matar no quiere decir que uno tome el revólver de Buck Jones y haga ¡bum! No es eso. Uno lo mata en el corazón. Va dejando de querer. Y un buen día la persona muere.
”
”
José Mauro de Vasconcelos (درخت زیبای من)
“
Dan bukankan satu ciri manusia modern adalah juga kemenangan individu atas lingkungannya dengan prestasi individual? Individu-individu kuat sepatutnya bergabung mengangkat sebangsanya yang lemah, memberinya lampu pada yang kegelapan dan memberi mata pada yang buta
”
”
Pramoedya Ananta Toer
“
Seperti mata yang tenang menunggu sesuatu yang seharusnya pulang.
Akan sesak dadamu jika yang datang hanyalah aku sebagai kenangan
”
”
Boy Candra (Sebuah Usaha Melupakan)
“
Siapa pun yang membaca banyak buku, punya mata di berbagai tempat yang unik.
”
”
Jostein Gaarder
“
Rasa cinta itu kadang semakin jernih ketika kita harus terpisah. Rasa cinta itu bisa tumbuh subur di tempat yang asing dan jauh. Rasa cinta itu tumbuh lewat jalan yang berliku, lewat kegelapan dan air mata. Rasa cinta yang seperti itu sejatinya akan menjadikan kita kuat.
”
”
Iwan Setyawan (Ibuk,)
“
Kadang perpisahan bisa membuat mata kita menjadi segar lewat air mata, hati menjadi peka lewat gelombang besar yang menerpa, dan menumbuhkan cinta yang lebih besar lewat orang-orang yang menyentuh hidup kita. Hidup semakin luas.
”
”
Iwan Setyawan (Ibuk,)
“
Lo que no te mata te hiere de gravedad y te deja tan apaleado, que luego aceptas cualquier tipo de maltrato y te dices a ti mismo que eso te fortalece.
”
”
Friedrich Nietzsche
“
Dejalo victoria, con lo mucho que le quieres, y casi lo matas, por mi
”
”
Laura Gallego García (Tríada (Memorias de Idhún, #2))
“
The dance is a poem of which each movement is a word.
”
”
Mata Hari
“
Ciri-ciri kesan Islam pada sejarah sesuatu bangsa harus dicari bukan pada perkara-perkara atau sesuatu yang zahir mudah ternampak oleh mata kepala, akan tetapi lebih pada perkara-perkara yang terselip tersembunyi dari pandangan biasa, seperti pemikiran sesuatu bangsa yang biasa terkandung dalam bahasa.
”
”
Syed Muhammad Naquib al-Attas (Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu)
“
Waktu itu, kami tidak punya banyak, tetapi kami memiliki masing-masing (Ainun Habibie
”
”
A. Makmur Makka, dkk. (Ainun Habibie: Kenangan Tak Terlupakan Di Mata Orang-Orang Terdekat)
“
We are alive. We are human, with good and bad in us. That's all we know for sure. We can't create a new species or a new world. That's been done. Now we have to live within those boundaries . What are our choices? We can despair and curse, and change nothing. We can choose evil like our enemies have done and create a world based on hate. Or we can try to make things better.
”
”
Carol Matas (Daniel's Story)
“
Where there is love, distance doesn't matter.
”
”
Mata Amritanandamayi
“
Bagiku, hujan menyimpan senandung liar yang membisikan 1001 kisah.
Tiap tetesnya yang merdu berbisik lembut, menyuarakan nyanyian alam yang membuatku rindu mengendus bau tanah basah.
Bulir-bulir yang jatuh menapak diatas daun, mengalir lurus menyisakan sebaris air di dedaunan.
Sejuk, mirip embun.
Hidup seperti ini.
Aku bisa merasakan senja yang bercampur bau tanah basah sepeninggal hujan.
Seperti kanvas putih yang tersapu warna-warna homogen indah.
Dentingan sisa-sisa titik hujan di atas atap terasa seperti seruling alam yang bisa membuatku memejamkan mata.
Melodi hidup, aku menyebutnya seperti itu.
Saat semua ketenangan bisa kudapatkan tanpa harus memikirkan apa pun.
”
”
Yoana Dianika (Hujan Punya Cerita tentang Kita)
“
Suara, nyanyian, musik, gunung, pantai, langit, padang pasir, laut yang membuat mereka indah sesungguhnya hal yang tidak kelihatan. Matahari juga tak bisa ditatap langsung oleh mata, tetapi yang membuatnya indah bukan hal yang bisa ditatap langsung oleh mata kan? Selalu ada sesuatu. Sesuatu yang misterius tetapi sangat bermakna. Itulah yang harus kau temukan… Keindahan bukanlah yang kau dengar atau lihat. Keindahan adalah yang kau rasakan. Jauh sampai ke dalam hati.
”
”
Fahd Pahdepie (Rahim: Sebuah Dongeng Kehidupan)
“
No te agobies, hombre. Digamos que cada uno de nosotros mata a un estudiante. El juego es como un torneo de todos contra todos. Son cuarenta y dos... no, cuarenta estudiantes, así que si matas a cinco o seis, seguramente serás el vencedor.
”
”
Koushun Takami
“
Saya melihat tumor itu semacam pemicu untuk saya mencari lebih dalam, mempertemukan saya dengan lebih banyak pengetahuan, membuka mata saya bahwa penyakit bukan sekadar gangguan. Tapi kode. Kode dari tubuh bahwa ada hal dalam hidup kita yang harus dibereskan.
”
”
Dee Lestari (Partikel)
“
I want someone to pinch me so I can feel something, anything. I'm sick of this numbness, of feeling so alone and outside of everything, but I know it's too dangerous to wake up."
—Ruth Mendenberg
”
”
Carol Matas (After the War)
“
Viajar, perder ciudades, perderlos todos.
”
”
Enrique Vila-Matas (Recuerdos inventados: Primera antología personal)
“
Lo que hace soportable la vida es la idea de que podemos elegir cuándo escapar.
”
”
Enrique Vila-Matas (Suicidios ejemplares)
“
Mata mereka silau melihat kejahatan dan dosa-dosa mereka sendiri. Mereka lebih suka menyembunyikannya dan tak melihatnya. Tak mengingatnya dan tak membukanya. Jangankan membukanya kepada orang lain, kepada diri sendiri pun, masing-masing enggan dan tak hendak mengakuinya.
”
”
Mochtar Lubis (Harimau! Harimau!)
“
Nuestra muerte ilumina nuestra vida. Si nuestra muerte carece de sentido, tampoco lo tuvo nuestra vida. Por eso cuando alguien muere de muerte violenta, solemos decir: "se la buscó". Y es cierto, cada quien tiene la muerte que se busca, la muerte que se ] Si la muerte nos traiciona y morimos de mala manera, todos se lamentan: hay que morir como se vive. La muerte es intransferible, como la vida. Si no morimos como vivimos es porque realmente no fue nuestra vida que vivimos: no nos pertenecía como no nos pertenece la mala suerte que nos mata. Dime cómo mueres y te diré quién eres.
”
”
Octavio Paz (The Labyrinth of Solitude and Other Writings)
“
La literatura me ha permitido siempre comprender la vida. Pero precisamente por eso me deja fuera de ella.
”
”
Enrique Vila-Matas (Montano's Malady)
“
quote
Quotable Quote
“Mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar, biarkan ia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu. Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa.
Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri..
Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa..
Keep our dreams alive, and we will survive..
”
”
Donny Dhirgantoro (5 cm)
“
Realita? Aku meragukan realitaku sendiri. Yang mana realitas itu sebenarnya? Mungkin bagiku mimpi dan fiksi itulah realita sejati, sedang hidup yang kata mereka kujalani hanyalah mimpi, cerpen bahkan novel yang belum selesai.
”
”
Helvy Tiana Rosa (Mata Ketiga Cinta)
“
Aku menulis untuk membaca kehidupan. Aku menulis untuk berkaca. Aku menulis untuk melepaskan air mata. Aku menulis untuk menjadikanku manusia. Aku menulis untuk membunuh malam. Aku menulis untuk memaknai hidup. Aku menulis untuk bersyukur. Aku menulis karena menulis menyembuhkan. Aku menulis untuk merapikan masa lalu. Aku menulis karena kata-kata bisa menguatkan. Aku menulis untuk menggali hati nurani.
”
”
Iwan Setyawan (Ibuk,)
“
Mengapa saya tidak bekerja? Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat mungkin bagi saya untuk bekerja pada waktu itu. Namun, saya pikir buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan risiko kami sendiri kehilangan kedekatan pada anak sendiri? Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang dan saya bentuk sendiri pribadinya? Anak saya akan tidak mempunyai ibu. Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak? Seimbangkah orangtua kehilangan anak dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja? Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Tiga setengah tahun kami bertiga hidup begitu. (Ainun Habibie, Tahun-tahun Pertama)
”
”
A. Makmur Makka, dkk. (Ainun Habibie: Kenangan Tak Terlupakan Di Mata Orang-Orang Terdekat)
“
Ada diajarkan oleh kaum Brahmana, orang kaya terkesan pongah di mata si miskin, orang bijaksana terkesan angkuh di mata si dungu, orang gagah berani terkesan dewa di mata si pengecut. Juga sebaliknya, Kakanda. Orang miskin tak berkesan apa-apa pada si kaya, orang dungu terkesan mengibakan pada si bijaksana, orang pengecut terkesan hina pada si gagah berani. Tetapi semua kesan itu salah. Orang harus mengenal mereka lebih dahulu.
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Arok dedes)
“
Salah sekali persangkaanmu, Sahabat! Bahwasanya air mata tiadalah ia memilih tempat untuk jatuh, tidak pula memilih waktu untuk turun. Air mata adalah kepunyaan berserikat, dipunyai oleh orang melarat yang tinggal di dangau-dangau yang buruk, oleh tukang sabit rumput yang masuk ke padang yang luas dan ke tebing yang curam, dan juga oleh penghuni gedung-gedung yang permai dan istana-istana yang indah. Bahkan di situ lebih banyak orang menelan ratap dan memulas tangis. Luka jiwa yang mereka idapkan, dilingkung oleh tembok dinding yang tebal dan tinggi, sehingga yang kelihatan oleh orang luar atau mereka ketahui hanya senyumnya saja, padahal senyum itu penuh dengan kepahitan.
”
”
Hamka (Di Bawah Lindungan Ka'bah)
“
Terkadang, seseorang yang kita butuhkan adalah seseorang yang tidak hanya menemani kita saat kita bahagia, atau menunggui kita di saat kita tengah dirundung suatu kesedihan, tetapi seseorang yang juga mampu mengingatkan kita, bahkan mungkin menampar kita, kemudian mengembalikan kita pada jalur yang benar ketika salah. Seseorang yang terbungkus tak kasat mata dalam selimut yang kita sebut, sahabat.
”
”
Karina Ayu Pradita (Chiffon Cake)
“
Taruh mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu,
apa yg kamu mau kejar…
Kamu taruh di sini… jangan menempel di kening.
Biarkan…
dia…
menggantung…
mengambang…
5 centimeter…
di depan kening kamu…
Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu.
Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari,
kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa.
Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri,
kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu NGGAK BISA menyerah.
Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh,
bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apa pun itu,
segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri…
Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu.
Dan…
sehabis itu yang kamu perlu…
Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,
tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,
mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,
lapisan tekad yg seribu kali lebih keras dari baja…
Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya…
Serta mulut yang akan selalu berdoa
”
”
Donny Dhirgantoro
“
Sebagai perempuan Indonesia yang lama tinggal di Jerman, mendiang Ibu Ainun merupakan inspirasi bagi saya, juga bagi banyak perempuan Indonesia di Eropa. Penampilannya sederhana namun sempurna. Mengurus rumah tangga sendiri, masak sendiri, mendorong suami berkarier, bahkan kadang menyopiri ke kantor, mengantar anak-anak sekolah, merawat ketika sakit, membesarkan mereka hingga mengantarkan mereka menjadi orang-orang sukses.
”
”
A. Makmur Makka, dkk. (Ainun Habibie: Kenangan Tak Terlupakan Di Mata Orang-Orang Terdekat)
“
Ah, sampai di sini, mungkin kau akan bertanya siapa diriku. Tapi apa perlunya kau tahu? Aku hanya bagian kecil dari cerita ini. Aku hanya seseorang yang berusaha mencatat sedikit kenangan agar tak hilang begitu saja ditelan zaman. Jika suatu peristiwa telah pergi, kau tahu, ia tak akan hilang begitu saja. Jika dulu ada tawa, gaungnya masih bisa masih bisa kau dengar di sana. Jika dulu ada air mata, kau masih bisa membasuhnya dengan tanganmu di sana, sekarang. Jika aku mati, kenangan itu akan hidup.
”
”
Iwan Setyawan (Ibuk,)
“
Revolusi Indonesia, bukanlah Revolusi Nasional SEMATA-MATA, seperti diciptakan beberapa gelitir orang Indonesia, yang maksudnya cuma membela atau merebut kursi buat dirinya saja, dan bersiap sedia menyerahkan semua sumber pencaharian yang terpenting kepada SEMUANYA
bangsa Asing, baik MUSUH atau sahabat. Revolusi Indonesia, mau tak mau terpaksa mengambil tindakan ekonomi dan sosial serentak dengan tindakan merebut dan membela kemerdekaan 100%. Revolusi kemerdekaan Indonesia tidak bisa diselesaikan dengan dibungkusi dengan revolusi-nasional saja. Perang kemerdekaan Indonesia harus DI-ISI dengan jaminan sosial dan ekonomi sekaligus.
”
”
Tan Malaka (Gerpolek: Gerilya-Politik-Ekonomi)
“
Kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan sejati dari kebahagiaan yang datang dari luar hati kita. Hadiah mendadak,kabar baik, keberuntungan, harta benda yang datang,pangkat, jabatan, semua itu hakiki. Itu datang dari luar. Saat semua itu hilang, dengan cepat hilang pula kebahagiaan. Sebaliknya rasa sedih, kehilangan, kabar buruk, nasib buruk, itu semua juga datang dari luar. Saat semua itu datang dan hati kau dangkal, hati kau seketika keruh berkepanjangan."
" Berbeda halnya jika kau punya mata air sendiri di dalam hati. Mata air dalam hati itu konkret, Dam. Amat terlihat. Mata air itu menjadi sumber kebahagiaan tak terkira. Bahkan ketika musuh kau mendapatkan kesenangan, keberuntungan, kau bisa ikut senang atas kabar baiknya, ikut berbahagia, karena hati kau lapang dan dalam. Sementara orang-orang yang hatinya dangkal, sempit, tidak terlatih, bahkan ketika sahabat baiknya mendapatkan nasib baik, dia dengan segera iri hati dan gelisah.Padahal apa susahnya ikut senang.
”
”
Tere-Liye
“
Kami berdua suami istri dapat menghayati pikiran dan perasaan masing-masing tanpa bicara. Malah antara kami berdua terbentuk komunikasi tanpa bicara, semacam telepati. Tanpa diberi tahu sebelumnya, sering kali karena tidak sempat, kami masing-masing dengan sendirinya melakukan tepat sesuatu yang diinginkan yang lainnya. Saya membuat masakan yang persis suami saya butuhkan tetapi saya lupa untuk menitipkan padanya sewaktu berangkat pagi. Hidup berat, tetapi manis. (Ainun Habibie, Tahun-tahun Pertama)
”
”
A. Makmur Makka, dkk. (Ainun Habibie: Kenangan Tak Terlupakan Di Mata Orang-Orang Terdekat)
“
Waktu itu, saya kelas tiga SMA dan Ainun masih kelas dua SMA. Aiunun duduk-duduk bersama "gengnya" yang cantik-cantik. Entah bagaimana, saya tiba-tiba mendatangi "geng" itu, lalu berkata kepada Ainun, "Hey, kamu itu kenapa jelek ya? Hitam lagi." Lalu, saya pergi. Pasti Ainun saat itu jengkel sekali. Kenapa? Mungkin ia berpikir saya kurang ajar. Padahal mungkin secara tidak sadar, saya tertarik kepada Ainun, tetapi saya mengekspresikannya dengan cara lain karena saya tidak terlalu berani mengatakan kalau saya suka dia.
”
”
A. Makmur Makka, dkk. (Ainun Habibie: Kenangan Tak Terlupakan Di Mata Orang-Orang Terdekat)
“
LOS NADIES
Sueñan las pulgas con comprarse un perro y sueñan los nadies con salir de pobres, que algún mágico día llueva de pronto la buena suerte, que llueva a cántaros la buena suerte; pero la buena suerte no llueve ayer, ni hoy, ni mañana, ni nunca, ni en lloviznita cae del cielo la buena suerte, por mucho que los nadies la llamen y aunque les pique la mano izquierda, o se levanten con el pié derecho, o empiecen el año cambiando de escoba.
Los nadies: los hijos de los nadies, los dueños de nada.
Los nadies: los ningunos, los ninguneados, corriendo la liebre, muriendo la vida, jodidos, rejodidos:
Que no son, aunque sean.
Que no hablan idiomas, sino dialectos.
Que no profesan religiones, sino supersticiones.
Que no hacen arte, sino artesanía.
Que no practican cultura, sino folklore.
Que no son seres humanos, sino recursos humanos.
Que no tienen cara, sino brazos.
Que no tienen nombre, sino número.
Que no figuran en la historia universal, sino en la crónica roja de la prensa local.
Los nadies, que cuestan menos que la bala que los mata.
”
”
Eduardo Galeano (The Book of Embraces)
“
PERNIKAHAN ADALAH
-1-
Pernikahan adalah akad atau ikatan.
Akad untuk beribadah,
akad untuk membangun rumah tangga sakinah mawadah wa rahmah.
-2-
Pernikahan adalah akad untuk saling mencintai,
akad untuk saling menghormati dan menghargai.
-3-
Pernikahan adalah akad untuk saling menguatkan keimanan,
akad untuk saling meningkatkan ketakwaan,
akad untuk mengokohkan ketaatan kepada Tuhan,
akad untuk berjalan pada tuntunan Kenabian.
-4-
Pernikahan adalah akad untuk saling menerima apa adanya,
akad untuk saling membantu dan meringankan beban,
akad untuk saling menasihati,
akad untuk setia kepada pasangannya dalam suka dan duka,
dalam kesulitan dan kesuksesan, dalam sakit dan sehat,
dalam tawa dan air mata.
-5-
Pernikahan berarti akad untuk meniti hari-hari dalam kebersamaan,
akad untuk saling melindungi,
akad untuk saling memberikan rasa aman,
akad untuk saling mempercayai,
akad untuk saling menutupi aib,
akad untuk saling mencurahkan perasaan,
akad untuk berlomba melaksanakan peran kerumahtanggaan.
-6-
Pernikahan adalah akad untuk mudah mengakui kesalahan,
akad untuk saling meminta maaf, akad untuk saling memaafkan,
akad untuk tidak menyimpan dendam dan kemarahan,
akad untuk tidak mengungkit-ungkit kelemahan,
kekurangan, dan kesalahan.
-7-
Pernikahan adalah akad atau ikatan.
Akad untuk tidak melakukan pelanggaran,
akad untuk meninggalkan kemaksiatan,
akad untuk tidak saling menyakiti hati dan perasaan,
akad untuk tidak saling menorehkan luka,
akad untuk tidak saling menyakiti badan pasangan.
-8-
Pernikahan adalah akad untuk mesra dalam perkataan,
akad untuk santun dalam pergaulan,
akad untuk indah dalam penampilan,
akad untuk sopan dalam mengungkapkan keinginan,
akad untuk berlaku lembut kepada pasangan,
akad untuk memberikan senyum termanis,
akad untuk berlaku romantis dan selalu berwajah manis.
-9-
Pernikahan adalah akad untuk saling mengembangkan potensi diri,
akad untuk adanya saling keterbukaan yang melegakan,
akad untuk saling menumpahkan kasih sayang,
akad untuk saling merindukan,
akad untuk saling membahagiakan,
akad untuk tidak adanya pemaksaan kehendak,
akad untuk tidak saling membiarkan,
akad untuk tidak saling mengkhianati,
akad untuk tidak saling meninggalkan,
akad untuk tidak saling mendiamkan.
-10-
Pernikahan adalah akad untuk menebarkan kebajikan,
akad untuk mencari rejeki yang halal dan thayib,
akad untuk menjaga hubungan kekeluargaan,
akad untuk berbakti kepada orang tua dan mertua,
akad untuk mencetak generasi berkualitas,
akad untuk siap menjadi bapak dan ibu bagi anak-anak,
akad untuk membangun peradaban masa depan.
-11-
Pernikahan, adalah akad untuk segala
yang bernama kebaikan !
”
”
Cahyadi Takariawan (Di Jalan Dakwah Kugapai Sakinah)
“
Ada luka sumbing serupa gempil bibir poci di hati semua orang. Cacat yang berusaha keras mereka sembunyikan dari dunia. Tapi tak semestinya kita mengenakan topeng hanya demi menutup secebis luka. Tak semua hal mesti kita cerna dengan tatapan mata curiga serupa itu. Maka dari itu, coba dengarkan apa kata Bundamu ini, Nak. Manusia tak perlu harus jadi sempurna agar ia dihargai. Sebagaimana keindahan bisa muncul dari hal kecil dan sederhana. Termasuk apa yang tampak pada selembar kain batik yang lusuh atau cangkir teh yang somplak ujungnya.
Kita bisa belajar dari kintsugi, menjadi bijak tanpa harus bergegas menjadi tua; bagaimana menorehkan pernis emas pada sebuah cawan tembikar yang terlanjur retak. Betapa sesungguhnya, sebuah guci porselen yang jatuh, pecah dan bahkan rusak tak berarti kehilangan semua nilai yang dimilikinya. Ketidaksempurnaan tidak akan mengecilkan arti dirimu. Sebab hanya ketangguhanmu melewati bukit penderitaanlah yang akan membuatmu menemukan cahaya kebahagiaan yang sesungguhnya.
Bagaimana kamu bisa belajar menghargai kekurangan pada diri sendiri. Bagaimana kamu bisa menerima kesalahan dan bahkan kegagalan. Sebagaimana alam memaknai wabi sabi, ketidak sempurnaan bukan sesuatu yang harus ditolak atau disangkal. Ia mesti disambut sebagai air telaga yang jernih, kesegaran embun di pagi hari, atau aroma petrichor di musim penghujan.
Setiap kali engkau jatuh dan menjadi rapuh, engkau bisa merangkaikan kembali serpihan serpihan hatimu. Tak akan pernah kehilangan tujuan yang engkau perjuangkan. Sebab setiap bekas luka seperti juga keringat dan airmata, adalah permata yang lahir dari segenap jerih payahmu. Ia terlalu berharga untuk kamu sia siakan. Manik manik gemerlap yang dapat engkau rangkai menjadi perhiasan unik nan cantik yang akan selamanya jadi milikmu.
Jangan pernah takut terantuk batu.
Jangan sekalinya jeri dicerca burung. Jangan merasa ngeri terempas badai. Sebab saat nanti engkau sampai ke puncak, kau akan bisa melihat dunia sebagai miniatur lanskap yang permai dan elok untuk dikenang. Karena demikianlah semestinya hidup, ia adalah keindahan yang tercipta dari kekurangan dan ketidaksempurnaan diri kita.
”
”
Titon Rahmawan