Makan Hati Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Makan Hati. Here they are! All 18 of them:

Cinta hanyalah segumpal perasaan dalam hati. Sama halnya dengan gumpal perasaan senang, gembira, sedih, sama dengan kau suka makan gilau kepala ikan, suka mesin. Bedanya, kita selama ini terbiasa mengistimewakan gumpal perasaan yang disebut cinta. Kita beri dia porsi lebih penting, kita bersarkan, terus menggumpal membesar. Coba saja kau cuekin, kau lupakan, maka gumpal cinta itu juga dengan cepat layu seperti kau bosan makan gulai kepala ikan.
Tere Liye (Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah)
Tapi mencari suami memang seperti melihat toko perabot untuk setelan meja makan yang pas buat ruangan dan keuangan. Kita datang dengan sejumlah syarat geometri dan bujet. Sedangkan kekasih muncul seperti sebuah lukisan yang tiba-tiba membuat kita jatuh hati. Kita ingin mendapatkannya, dan mengubah seluruh desain kamar agar turut padanya. Laila selalu jatuh cinta pada lukisan, bukan meja makan.
Ayu Utami (Saman)
Indonesia ini memang negeri yang unik, penuh dengan hal-hal yang seram serius, tetapi penuh dagelan dan badutan juga. Mengerikan tapi lucu, dilarang justru dicari dan amat laku, dianjurkan, disuruh tetapi malah diboikot, kalah tetapi justru menjadi amat populer dan menjadi pahlawan khalayak ramai, berjaya tetapi keok celaka, fanatik anti PKI tetapi berbuat persis PKI, terpeleset tetapi dicemburui, aman tertib tetapi kacau balau, ngawur tetapi justru disenangi, sungguh misterius tetapi gamblang bagi semua orang. Membuat orang yang sudah banyak makan garam seperti saya ini geleng-geleng kepala tetapi sekaligus kalbu hati cekikikan. Entahlah, saya tidak tahu. Gelap memprihatinkan tetapi mengandung harapan fajar menyingsing......(menyanyi) itulah Indonesia. Menulis kolooom selesai. ["Fenomena PRD dll,"].
Y.B. Mangunwijaya (Politik hati nurani)
lebih penting memastikan makan dengan benar saat suasana hati sedang buruk, lapar bisa memengaruhi penilaianmu
Chan Ho-Kei (Second Sister)
Wanita, mudah mengobati luka tamparan, tak akan pernah semudah itu jika tamparan hati yang ia dapatkan. Ia bisa rapuh, hilang selera makan, bahkan hilang ingatan.
Hijab Hitamku
Jika kita mau membuka hati, kita akan menemukan keceriaan dan kehangatan di meja makan.
Satria Nova (Bintang Hati)
masalah itu kita jangan lari tetapi kita perlu hadapi. bukan bermakna apabila kita berani menentang masalah itu, masalah akan hilang tetapi ia akan membuatkan diri kita biasa dengan perkara yang bernama masalah, seperti kita biasa makan nasi
Bahruddin Bekri (Hati Emak (Diari Mat Despatch #3))
Ha ha ha. Kau ini ternyata lebih lucu ketimbang temanmu. Apa pentingnya dikenang sebagai orang murah hati? Apa pentingnya dikenang sebagai apa pun? Yang penting hari ini aku masih bisa makan enak.
Yusi Avianto Pareanom (Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi)
Berapa kati kiranya yang dipikul lelaki bercelana tanggung hitam di depan sana itu? Aku tak tahu. Ia memikul keranjang tinggi kacangtanah. Akan dijual pada siapa? Di mana? Kacang cuma sepikul itu? Aku tak tahu. Berapa harganya? Aku tak tahu. Apa cukup untuk makan barang seminggu? Aku tak tahu. Tak tahu! Tak tahu! Apa badannya cukup sehat untuk memikul? Juga tidak tahu. Apa ia terpaksa memikulnya? Makin tidak tahu. Berapa panennya dalam setiap seratus meter persegi? Gila! Pertanyaan ini mulai menganiaya pikiran. Ya, itu baru tentang seorang pemikul kacang, kau, goblok yang tinggi hati! Kalau kau tidak tahu tentang pokok sekecil itu, kau hanya melihat tubuhnya dan geraknya. Sungguh memalukan kalau kau menulis tentangnya, hei, kau pengarang kepala besar!
Pramoedya Ananta Toer (Child of All Nations (Buru Quartet, #2))
Tumben. Bisanya mbak Ninuk itu paling cepat menanggapi naskah novel yang gue kirim. Kenapa sekarang segini merepotkan ya?” “Ya..., ajarin dong adik perempuanmu itu supaya nggak seperti anak kecil gitu. Umurnya kan sudah 26 tahun!” “Percuma, Ma, emang kebiasaan dari orok tuh si Mey,” gerutu Leon yang menyedok sepiring nasi goreng bumbu kari buatan Mama. “Bang…. Emang ada ya naskah tertolak?” “Ya iyalah, pastinya akan ada naskah tertolak! Hari gini yang namanya bisnis itu harus mengikuti arus jaman. Dan elo harus bisa ikuti selera pasar, bukan pasar ngikutin selera elo yang nggak jelas gitu. Kecuali nih ya, lo itu pemilik dari penerbitan lo sendiri, mau bikin tulisan gila, rada gila, atau setengah gila, terserah lo. Tapi, kalau lo pakai sistem penerbit konvensional seperti yang lo jalanin gitu, ya kudu nrimo tertolak!” ceramah Leon dengan lagak sok tahunya yang mulai kumat. “Kalau kamu seorang penulis, maka kamu harus mau mengikuti selera pasar...” “Cinta itu bukan dirasakan dari hati, tapi elo mesti ngerasain cinta itu dari sentuhan bibir pasangan lo, supaya elo nggak kena tipu sentuhan bibir cowok lain. Cobain deh,” begitu nasihat Nisa yang sama seperti Eli sudah kebal bolak-balik ganti pasangan. “Haruskah kamu menjual diri dengan menciumku untuk meloloskan sebuah naskah?” “Emangnya lo pikir pembaca itu nggak punya hati nurani? Kalau yang lo angkat itu hanya konsep cinta text book, gue yakin deh, isi novel lo bakal datar-datar aja!” ucap Arin. “Hu-uh! Mana mungkin gue sembarangan nyari cowok buat sekadar nyicipin gimana rasanya pacaran itu?...” “Huuh..., cinta…, cinta! Merepotkan banget, sih!” “Hu-uh! Nyari kesempatan gratis dalam kesempitan tuh, Bos!” “Loh, kok, dia nggak kasih ucapan selamat jalan ke gue, ya?” “Nih, permen cokelat, makan aja dulu buat ngilangin rasa mual dan takut lo,” “Maaf saya tidak bermaksud lancang sama kamu,” “Bukan kamu yang salah, gue kok yang salah!” “Jatuh cinta bisa membuat hati seseorang berbunga-bunga”, tetapi “Kehilangan orang yang dicintai tanpa pernah terucap sangatlah menyakitkan”.
Pio (Verlieben)
Obat Alternatif Asam Urat Nah apakah Anda termasuk orang yang menderita asam urat? jika iya, sebaiknya jangan anggap remeh penyakit ini. Karena bukan tidak mungkin penyakit ini bisa membahayakan kesehatan Anda bila terus dibiarkan begitu saja.Pilihlah pengobatan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. PENGOBATAN ASAM URAT SECARA ALAMI HP/WA 081 329 878 999 Salah satu pengobatan yang dapat ditempuh adalah pengobatan tradisional yang memanfaatkan bahan-bahan alami.Berikut ini akan kami jelaskan beberapa jenis tanaman yang dapat dijadikan sebagai obat asam urat alami. Penyakit asam urat atau dalam bahasa latinnya sering disebut dengan gout, yaitu merupakan penyakit yang menyerang pada sistem persendian dan tendon. Akibat dari timbunan di kristal urat. Cara Menghadapi Penyakit Asam Urat Dampak dari Timbunan kristal urat ini dapat disebabkan oleh deposit asam urat yang lama-kelamaan bisa membentuk kristal pada persendian atau tendon yang telah terkenai. Sehingga dapat mengakibatkan peradangan. Gejala asam urat ini pun memiliki tanda-tanda yang mirip dengan artritis. Yakni nyeri sendi, terutama pada jempol kaki, yang kemudian dapat merambat ke bagian persendian kaki. Sebagian orang yang berusia 35 tahun ke atas pada umumnya lebih sering rawan terkena penyakit asam urat ini. PENGOBATAN ASAM URAT SECARA ALAMI HP/WA 081 329 878 999 Penderita asam urat itu, wajib melakukan diet ketat terhadap berbagai macam makanan pencetus purin. Kendati asam urat ini sebenarnya bisa dikendalikan dengan obat. Khusus untuk Anda ada beberapa tips dan trik agar Anda dapat terhindar dari gejala dan risiko terkenanya gout dan mengalami lonjakan kadar asam urat. Berikut beberapa tips di antaranya: Hindari makanan dengan kadar purin yang tinggi Seperti ragi jeroan (ginjal, hati, paru, babat, iso), ekstrak daging gorengan kacang-kacangan, ikan teri jengki, ikan sarden, ikan hering,dan lain-lain, juga berbagai jenis minuman beralkohol dan bir. Pilah serta pilih makanan rendah purin Seperti kol merah, kubis, paprika mesh, pterseli, pisang, seleda, dan buah asam yang termasuk makanan yang baik untuk pasien gout. Sayuran seperti bayam,kembang kol, asparagus,kacang polong dan jamur, mengandung purin dalam kadar sedang. Sehingga pengaruhnya tidak terlalu pada kadar asam urat dalam darah. Memilih jenis makanan berkarbohidrat kompleks (buah, sayuran, beras merah), protein tanpa lemak (tahu), dan lemak esensial yang sehat dalam penerapan pola makan sehat Anda. PENGOBATAN ASAM URAT SECARA ALAMI HP/WA 081 329 878 999 Dianjurkan juga mengonsumsi kopi dan teh Sebuah penelitian yang dilaporkan dalam American Journal of Clinical Nutrition edisi Agustus 2010, mengonsumsi empat cangkir kopi per hari, dapat memangkas risiko terbentuknya asam urat sebanyak 50 persen lebih. Demikian itu juga menurut penelitian dari Boston University dan Harvard Medical School, mengonsumsi atau meminum 2-4 cangkir teh juga dapat menurunkan risiko gout pada perempuan sekitar 22 persen. Bawang putih sering disebut herbal ajaib Karena dapat membantu mengatasi berbagai penyakit dan bermanfaat dalam banyak fungsi tubuh. Cara pengonsumsiannya yaitu sebanyak 3-5 siung bawang putih dalam sehari dapat membantu mengatasi gout dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Konsumsi juga berbagai macam makanan yang memiliki zat penurun asam urat dan mengurangi peradangan. Seperti tahu, minyak zaitun juga buah beri (bluberi, stroberi).
cara mengobati asam urat
Obat Detoxic Asli anti parasit yang disebut Detoxic ini dikembangkan dengan kerja sama Institut Parasitologi dan sekelompok ilmuwan muda independen kami. Pada saat yang sama, kami meneliti lebih dari dua lusin obat lainnya. Namun dalam proses pengembangannya, diketahui bahwa Detoxic adalah yang paling efektif. Gejala Pertama Yang Menunjukkan Adanya Parasit Di Dalam Tubuh : Bau mulut Reaksi alergi (ruam, mata berair, hidung meler). Ruam dan kemerahan pada kulit. Sering pilek, sakit tenggorokan, hidung tersumbat. Keletihan kronis (Anda cepat lelah melakukan sesuatu). Sering sakit kepala. Sembelit atau diare. Nyeri pada persendian dan otot. Sering merasa gugup, gangguan tidur, dan makan. Lingkaran hitam di bawah mata dan kantung mata. Jika Anda merasakan setidaknya salah satu dari gejala yang tercantum di atas – dengan kemungkinan 99 persen dapat kita katakan bahwa ada parasit dalam tubuh Anda. Dan sangat penting bagi Anda untuk menyingkirkan parasit itu segera. Situasi saat ini berkenaan dengan pengobatan untuk mengobati serangan parasit cukup rumit. Sampai saat ini, hanya ada satu obat di pasaran yang memungkinkan Anda menyingkirkan parasit secara tuntas. HATI-HATI! PARASIT !!! Parasit merupakan akar penyebab infeksi akut dan kanker. Parasit meracuni SELURUH TUBUH ANDA, terutama sel darah, sistem kekebalan tubuh, dan hati. Parasit dapat mencapai panjang 40 cm dan menelurkan 280 telur dalam seminggu. Detoxic Asli adalah produk efektif yang bekerja dengan membantu kita menghilangkan semua parasit yang mungkin kita miliki dalam sistem kita dalam tiga puluh hari penggunaan sehari-hari atau kurang. Obat Detoxic Asli Pembasmi Parasit OBAT DETOXIC ASLI ORIGINAL – PRODUK ASLI HANYA ADA DI TOKO KAMI, PRODUK YANG ASLI DI BOXNYA ADA TULISAN ” MADE IN RUSIA “ Di situs resmi produk, harganya berapa ? Perlu diperhatikan bahwa anda hanya bisa mendapatkan suplemen Detoxic yang asli di situs resminya saja. Namun, harga jual pada situs asli sangatlah terjangkau. Oleh karena itu, untuk dapat merasakan khasiat dari suplemen yang asli, tidak perlu bingung beli dimana karena anda hanya perlu mengunjungi situs resminya saja. Agen Detoxic saat ini menjadi suplemen parasit nomor satu di Indonesia karena telah terbukti khasiatnya seperti yang dibahas dibanyak forum kesehatan. Namun, amankah suplemen ini? Meninjau berbagai testimoni yang ada, Mengkonsumsi produk sesuai aturan pakai akan membasmi semua parasit yang ada hanya dalam 30 hari. Namun ada juga testimoni yang mengatakan bahwa parasit tetap ada walau sudah digunakan secara rutin. Itu semua karena mereka tertipu dengan membeli produk palsu dan bukan membeli yang asli di situs resmi.
JUAL DETOXIC JAKARTA ✯ DETOXIC ASLI JAKARTA ✯ DETOXIC DI JAKARTA ✯ DETOXIC ASLI ANTI PARASIT ✯ DETOX
Gula: Racun Manis yang Mempercepat Kehancuranmu Setiap kali kamu memasukkan gula ke dalam tubuhmu, kamu sedang mempercepat proses kehancuranmu sendiri. Kamu pikir itu cuma sekadar permen, minuman manis, atau camilan kecil yang "tidak apa-apa"? Tidak. Itu adalah racun yang diam-diam mempercepat entropi tubuhmu, membuat organ-organmu membusuk lebih cepat dari yang seharusnya. Pankreasmu? Dipaksa kerja rodi. Setiap kali kamu menelan gula, pankreasmu harus memompa insulin lebih keras untuk menyeimbangkan kadar gula darahmu. Tapi ini bukan mesin yang bisa bekerja tanpa batas. Lama-lama, pankreasmu lelah, kehabisan tenaga, dan akhirnya menyerah—selamat datang di dunia diabetes, di mana tubuhmu sendiri menjadi medan perang yang tidak bisa kamu menangkan. Jantungmu? Dijerat perlahan. Gula tidak hanya membuatmu gemuk, tapi juga menciptakan plak di pembuluh darahmu. Kamu pikir masih sehat? Tunggu sampai jantungmu harus bekerja dua kali lipat untuk memompa darah melalui pembuluh yang semakin menyempit. Serangan jantung? Stroke? Itu bukan kejutan—itu adalah konsekuensi yang sudah kamu bangun sendiri. Hatimu? Dihancurkan tanpa ampun. Terlalu banyak gula tidak hanya merusak pankreas dan jantung, tapi juga membuat hati (liver)mu berubah menjadi gumpalan lemak. Hati yang seharusnya menjadi pusat detoksifikasi tubuhmu malah menjadi tempat penyimpanan sampah lemak akibat gula yang berlebihan. Selamat, sekarang kamu punya penyakit hati berlemak non-alkoholik, sesuatu yang dulunya hanya diderita oleh pecandu alkohol—tapi sekarang, kamu mendapatkannya hanya dengan hobi minum bubble tea setiap hari. Otakmu? Melemah secara perlahan. Kamu pikir gula memberi energi? Itu hanya sementara, sebelum akhirnya otakmu menjadi tumpul akibat resistensi insulin di sistem sarafmu. Ingatanmu mulai kabur, fokusmu menurun, dan kamu akan mulai merasakan kabut otak—sebuah gejala nyata bahwa gula telah merusak fungsi kognitifmu. Dan yang paling brutal? Tubuhmu mulai menua lebih cepat dari yang seharusnya. Gula menciptakan reaksi glikasi dalam tubuhmu, yang berarti kulitmu kehilangan elastisitas, sel-sel tubuhmu lebih cepat rusak, dan kamu mulai terlihat lebih tua dari umurmu seharusnya. Kerutan muncul lebih awal, stamina menurun drastis, dan sebelum kamu sadar, kamu sudah berada di titik kehancuran total. Jadi, silakan terus makan gula, terus menikmati "kenikmatan sesaat" itu. Tapi jangan kaget saat tubuhmu mulai runtuh lebih cepat dari orang lain. Karena entropi tidak peduli dengan penyesalan. Tubuhmu bukan hanya mengalami penuaan alami—tubuhmu sedang dihancurkan lebih cepat oleh setiap sendok gula yang kamu masukkan sendiri.
Vergi Crush
Hidup Berkekurangan vs Hidup Berkelimpahan Ada manusia yang hidupnya bagai batu yang dipanggul di punggung, berat tak tertanggungkan. Mereka berjalan tertatih, setiap langkah adalah hutang napas yang harus dibayar dengan keringat dan rasa sakit. Para kuli di pasar, kenek bangunan, pekerja serabutan di pinggir jalan, satpam dan buruh pabrik shift malam yang menyulam waktu dengan kantuk dan lapar—mereka seakan hidup hanya untuk memastikan besok masih bisa makan. Uang menjadi rantai, mengikat pergelangan tangan dan kaki, menjadikan mereka budak dari sesuatu yang berasa tak pernah cukup. Namun, apakah uang sungguh jahat dan sekeji itu? Atau justru manusialah yang menuliskan kutukan atas lembaran kertas yang berharga itu? Uang di tangan orang bodoh adalah cambuk yang melukai, tetapi di tangan orang bijak ia adalah sungai yang mengairi banyak ladang. Ia bisa jadi berhala, tapi juga bisa jadi pujian persembahan. Ia bisa menelanjangi wajah asli keluarga dan sahabat—siapa yang tetap bertahan saat perahu bocor, siapa yang hanya datang ketika layar terkembang. Uang, pada akhirnya, hanyalah kaca pembesar yang memperlihatkan isi hati manusia. Ia bisa mempermalukan orang yang tamak, atau meninggikan martabat mereka yang tulus ikhlas. Ia menguji, apakah kita akan menjadi hamba uang, atau menjadikan uang pelayan kita. Kemiskinan yang paling getir bukanlah perut kosong atau dompet yang tipis. Yang lebih mengerikan adalah kemiskinan jiwa: ketika seseorang kehilangan penghormatan pada dirinya sendiri. Orang yang merasa rendah, tak punya arti, selalu membandingkan dirinya dengan orang lain, hingga hatinya penuh iri, dengki, dan kebencian. Itulah jurang terdalam—kemelaratan batin yang membuat manusia buta tak bisa melihat cahaya kecil dalam dirinya. Sedang mereka yang hidup berkelimpahan tak selalu berarti mereka yang berkelebihan harta. Orang yang sungguh kaya adalah mereka yang tangannya selalu di atas—memberi tanpa mencatat, menolong tanpa menghitung. Mereka menakar kekayaan bukan dari banyaknya yang disimpan, melainkan dari besarnya yang dibagikan. Dan justru ketika mereka memberi, rasa cukup itu meluas, melimpah, tak habis-habis. Karena kelimpahan sejati bukanlah saat tangan menggenggam, melainkan saat tangan terbuka. Ketika memberi, sebenarnya kita sedang menabung di tempat yang tak terlihat. Bank dan korporasi bisa bangkrut, saham bisa jatuh, tapi tabungan di surga tak pernah kehilangan nilai. Seorang yang arif tahu, tabungan terbesar bukanlah di tempat di mana ia menyimpan uangnya, melainkan di hadapan sesama. Ia menabung dalam bentuk kebaikan yang tak terlihat mata, tapi terukir di buku langit. Ia menanam di ladang kasih sayang, dan buahnya dipetik dalam bentuk kedamaian yang tak bisa dibeli. Hidup yang berat selalu membawa pilihan: apakah kita akan membiarkan diri diperbudak oleh kesulitan, atau menjadikannya cambuk untuk berjalan menuju kelimpahan batin? Karena sejatinya, miskin dan kaya bukanlah sekadar kondisi dompet, melainkan kondisi hati. Seseorang bisa tidur di rumah reyot dengan senyum damai, dan seseorang bisa gelisah di ranjang emasnya sambil menahan rasa sakit. Maka, kebahagiaan bukanlah tentang berapa banyak yang kita punya, melainkan berapa banyak yang masih sanggup kita syukuri, dan berapa banyak yang berani kita bagikan demi membantu orang lain. Pada akhirnya, kaya dan miskin hanyalah label duniawi. Yang sesungguhnya menentukan: apakah kita hidup sebagai pemilik yang tak takut berbagi, ataukah sebagai hamba dari rasa kikir dan tamak yang tak pernah berkecukupan. Semarang, September 2025
Titon Rahmawan
Cinta Ayah & Cinta Ibu Cinta ayah tak pernah selembut cinta ibu. Cinta ibu sering digambarkan seperti matahari: terang, hangat, selalu tampak berseri. Ia memberi tanpa henti, mengasuh, mendidik, memeluk dengan sabar, hingga anak-anak tahu—kasih itu punya wajah perempuan. Tapi cinta ayah? Ia seperti akar pohon: diam dan tersembunyi di dalam tanah, tidak terlihat, sering dilupakan, namun tanpanya batang takkan pernah berdiri, daun takkan pernah hijau, buah takkan pernah ranum. Ayah rela jadi bayangan, agar ibumu bisa menjadi cahaya. Ia rela jadi garam, tak terlihat di meja makan, tapi tanpa dirinya masakan akan berasa hambar. Seringkali, anak-anak hanya tahu cerita ibu— tentang sakit melahirkan, tentang malam-malam panjang penuh tangisan. Mereka lupa ada ayah yang menahan kantuk di luar rumah, berpeluh sepanjang hari, agar air susu bisa terus mengalir di rumah kecil itu. Ada ibu yang, karena luka hatinya, menyebut ayah tak berguna di telinga anak-anaknya. Dan kata-kata itu tertanam seperti duri, membuat anak memandang ayahnya dengan mata curiga. Padahal, ayah itulah yang senantiasa paling siaga setiap kali keluarga diancam bahaya. Cinta ayah tidak selalu manis, ia sering kaku, dingin, bahkan terasa jauh. Ia mungkin pernah memukulmu bila kau khilaf, tapi melarangmu untuk menangis. Bukan karena ia tak peduli, tapi karena ia memikul beban yang tak pernah ia bagi. Ia lebih banyak diam, karena di balik diamnya ada seribu doa yang tak terdengar telinga. Ibu mungkin pernah berkata, “Jangan cari suami seperti ayahmu.” Tapi ayah, meski sering diremehkan, masih bisa berkata dengan rendah hati: “Berbaktilah pada ibumu. Karena surga ada di telapak kakinya.” Betapa ironisnya: ayah yang disalahkan, tetap mengajarkan anaknya untuk tetap mencintai ibunya. Dan dari situ kita tahu, cinta ayah bukan sekadar tentang dirinya, melainkan tentang keluarga—baginya, keluarga adalah segalanya. Mungkin kau tidak akan pernah melihatnya menangis di hadapanmu, tapi lututnya bisa gemetar saat tak mampu lagi bekerja. Ia mungkin tak pandai berkata manis, tapi ia adalah tameng pertama ketika badai menerjang. Ia mungkin jarang di rumah, tapi tiap rupiah yang ia bawa pulang adalah cara bagaimana ia berkata: “Aku ingin kau bahagia, dan hidupmu jauh lebih baik dariku.” Ayah adalah hujan yang datang malam-malam, mengisi sumur tanpa disadari. Ayah adalah batu pijakan di sungai deras, yang kau injak untuk menyeberang, meski batu itu sendiri tenggelam di dalam derasnya arus. Maka bila kau mencintai ibumu, jangan lupa untuk menghormati ayahmu. Karena di balik masakan lezat ibumu, ada tetes keringat ayahmu. Di balik rumah yang melindungimu dari panas dan hujan, ada tulang punggung ayahmu yang menahan beban. Ayah bukanlah dewa, ia bisa rapuh, bisa sakit, bisa salah, bisa jatuh. Namun justru karena itu, cinta ayah adalah cinta yang paling manusiawi: tak sempurna, tapi tetap setia. Tak tampak, tapi sungguh nyata.
Titon Rahmawan
Ketika makan malam selesai, sang saudagar berkata dengan nada bangga, “Guru, lihatlah semua ini — rumahku, perusahaanku, hartaku yang berlimpah. Katakan padaku, apa lagi yang harus kulakukan agar dunia mengagumiku lebih dari ini semua?” Sang guru tersenyum samar. “Apakah engkau ingin dikagumi, atau ingin dihargai?” Saudagar itu terdiam sejenak. “Apa bedanya?” “Yang dikagumi mengundang iri hati dan kecemburuan, yang dihargai menumbuhkan respek dan rasa hormat. Yang dikagumi seringkali hidup dalam panggung sandiwara, sementara yang dihargai hidup dalam keheningan yang jauh lebih bermakna.
Titon Rahmawan
Realitas Meminjam lidah dari percakapan orang-orang di jalan; Betapa kulihat subur uban tumbuh di kepala nenekku. Kalong dan kampret beterbangan mencuri buah dari atas meja Di televisi bertebaran berita; orang di gelandang ke dalam bui karena korupsi. Ada yang sedang berubah dari dunia ini; Tak ada lagi kulihat orang mandi di kali Sudah lama kita kehilangan musala tempat mengaji. Orang-orang tenggelam di sawah Terpacak ke dalam lumpur kering Tegalan menjelma jadi hamparan batu. Kerbau dan kambing kehilangan kandang. Hutan dan padang rumput di babat habis. Aku duduk mencangkung di serambi dengan adikku, menunggu Bapak pulang membawa kenduri dari hajatan penganten tetangga kampung sebelah. Ia datang bersama heran. Sedang di jalan bersliweran kuda-kuda pacu yang tak satu pun peduli. Truk-truk mengangkut gunung dan perbukitan mengepulkan asap. Saat emas dan perak pelan-pelan menghilang, maka kerikil dan bebatuan jadi barang berharga. Aku sempat bertanya kepada Ibu, "Benarkah kita telah kehilangan suara adzan?" Bukan yang bertelur dari nyaring corong pengeras suara, Melainkan yang menetas langsung dari dalam hati para ibu. Dulu waktu kecil, aku senang sekali menyimak lagu tentang 'sajadah panjang' yang konon tercipta dari sebuah puisi. Tapi mengapa kini, tak ada lagi orang berdiskusi di atas gelaran tikar? Tak ada kulihat tenda terpasang yang sengaja didirikan untuk memberi makan pengemis yang kelaparan. Tak ada anak-anak berlarian di lapangan. Betapa banyak permainan seperti gasing dan gundu yang raib bersama berlalunya waktu? Lebih aneh lagi, mengapa lapak-lapak di pasar jadi sepi kehilangan pembeli? Mal-mal tumbuh seperti jamur di musim penghujan Tapi kemudian mendadak senyap seperti kota mati. Murid-murid di sekolah tumbuh menjadi dewasa tanpa pernah mengerti bagaimana sesungguhnya uang bekerja. Padahal seribu tahun mereka tenggelam dalam layar yang penuh informasi itu. Lahir 'ceprot' dengan hape dalam genggaman. Surga bukan lagi tempat di mana kita membayangkan bidadari. Orang banyak berdebat tentang agama Tanpa tahu di mana sesungguhnya Tuhan berada. Langit semburat jingga, mengapa kini terlihat biasa-biasa saja? Dan seterusnya Dan seterusnya... Sampai kutemukan ternyata ke mana perginya orang-orang itu Konon katanya mereka terbang di bawa UFO ke sebuah planet yang berwarna biru. Dan demikianlah, kebohongan hadir sebagai realitas sehari-hari. Bukan untuk dipertanyakan Bukan untuk dibantah. November 2025
Tiron Rahmawan
PERTAPA (Dalam Bayang Angulimala, dalam Sunyi Kabinara, dalam Nafas yang Tak Bernama) Ketika ambisi runtuh seperti dedaunan yang kehilangan ingatan, ia berhenti mencari alasan mengapa kata-katanya tak lagi memiliki gema. Sunyi bukan kebisuan; sunyi adalah ruang yang menolak semua bentuk keinginan. Dalam gelap gua itu, ia membiarkan pendengarannya ditelan kegelapan hingga telinga menjadi batu dan hati berhenti menafsirkan mimpi— sebab mimpi hanyalah cara tubuh menipu dirinya sendiri. Desis angin berubah gagu, matanya buta bukan karena kegelapan, melainkan karena cahaya batin terlalu terang untuk diterima oleh mata manusia. Dari situ ia memperoleh sesuatu yang lebih tajam daripada pengetahuan: pengendalian diri yang lahir bukan dari disiplin melainkan dari penolakan total terhadap “aku” yang ia yakini. Apa yang ia makan hari itu? Hanya sisa tetesan dari bebatuan— air tanpa nama yang mengajari bahwa rasa lapar bukan kutukan tubuh, melainkan ajaran alam tentang ketergantungan. Waktu menjadi kabur, seperti kabut pagi yang lupa menghilang. Tak ada pagi, tak ada malam, tak ada hitungan hari yang dapat ia pegang. Hanya semedi dalam gua gelap yang menghapus batas antara hidup dan mati, yang memperlihatkan kepadanya: kesadaran bukan nyala api, melainkan abu yang tak padam. Di situlah ia belajar bahwa kekosongan bukan ketiadaan, melainkan ruang asal di mana setiap amarah, dendam, dan luka dapat terlepas seperti kulit ular yang dipakai terlalu lama. Cahaya mentari menetes di antara lumut, membelai tubuh yang perlahan menjadi batu: tak reput oleh waktu, tak terbakar oleh api, tak basah oleh hujan, tak kering oleh angin, tak terluka oleh senjata. Ia diam, bukan sebagai benda, melainkan sebagai kesadaran yang tak lagi membutuhkan bentuk. Ajek. Tak berubah. Tak berpindah. Tak terlahirkan. Tak terpikirkan. Ia memasuki keadaan yang tak bisa dimiliki siapa pun, tak bisa dibeli dengan tapa, tak bisa dijelaskan dengan sutra. Ia sekadar menjadi: abadi tanpa keinginan untuk kekal. Hampa yang memeluk dirinya— dan ia pun lenyap sebagai “aku,” menyisakan hanya satu jalan: jalan pulang ke pusat yang tak punya nama. (Mei 2014 - 2025)
Titon Rahmawan