Indonesian Motivational Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Indonesian Motivational. Here they are! All 17 of them:

β€œ
Go back to where you came from," muttered a man in Italian, glancing from Magnus's Indonesian to Shinyun's Korean face. He moved to shove past them, but Shinyun held up a hand. The man froze. "I've always wondered what that saying is about," Magnus said casually. "I wasn't born in Italy, but many people are who don't fit your idea of what people born here look like. Is it that you think their parents weren't from here, or their grandparents? Why do people say it? Is the idea that everyone should go back to the very first place their ancestors came from?" Shinyun stepped up to the man, who remained fixed in place, his eyeballs twitching. "Wouldn't that mean," Magnus asked, "that ultimately, we all have to go back to the water?" Shinyun flicked a finger, and the man was flung with a brief squeak into the Tiber. Magnus made sure he fell without injury and drifted him to the riverside. The man climbed out and sat down on the bank with a squelch. Magnus hoped he would think about his choices. "I was only going to make him think I would drop him in the water," Magnus clarified. "I understand the impulse, but just making him afraid of us . . ." He trailed off and sighed. "Fear isn't a very efficient motivator." "Fear is all some people understand," Shinyun said. They were standing close together. Magnus could feel the tension running through Shinyun's body. He took her hand and gave it a brief, friendly squeeze before he dropped it. He felt a faint pressure of her fingers in return, as if she'd wanted to squeeze back. I did this to her, he thought, as he always did, the five small words that circled in his mind repeatedly when he was around Shinyun. "I prefer to believe that people can understand a lot, when offered the opportunity," said Magnus. "I like your enthusiasm, but let's not drown anyone." "Spoilsport," said Shinyun, but her tone was friendly.
”
”
Cassandra Clare (The Red Scrolls of Magic (The Eldest Curses, #1))
β€œ
Adil itu enggak harus selalu sama. Adil bisa juga tentang sesuai porsinya masing-masing. - Piring Bahagia Si dan Bi
”
”
Dian Pertiwi Josua
β€œ
Si ingin sembuh, dari lukanya, dari hidupnya yang selama ini ia nikmati meski yang disuguhkan hari - secangkir getir, adonan kemarahan dan kebencian, dan pedas yang lahir dari mulut-mulut jahat orang di sekitarnya. - Piring Bahagia Si dan Bi
”
”
Dian Pertiwi Josua
β€œ
Ternyata, orang bijak itu mereka yang bisa menerima keadaan dengan enggak mudah menyerah. Mereka yang tetap tumbuh meski terinjak seperti rerumputan. Mereka yang melihat hidup enggak pakai kacamata kuda. - Piring Bahagia Si dan Bi
”
”
Dian Pertiwi Josua
β€œ
Kamu bikin aku mengerti, kadang terlalu kepedean itu, perlu juga sih. Rendah hati harus, rendah diri jangan. - Piring Bahagia Si dan Bi
”
”
Dian Pertiwi Josua
β€œ
Bersaing membuat jalan hidupnya lebih cepat sampai tujuan. Berkolaborasi membuat segala rintangan menjadi ringan. - Piring Bahagia Si dan Bi
”
”
Dian Pertiwi Josua
β€œ
Manusia β€˜kan memang juara dalam hidupnya masing-masing. Ada yang lebih penting. Mereka sekarang mengerti, sejak lahir ke dunia, mereka sudah menang bersaing dari sel telur lainnya. - Piring Bahagia Si dan Bi
”
”
Dian Pertiwi Josua
β€œ
Tuhan enggak pernah membiarkan manusia hidup untuk kalah, meski setiap harinya manusia harus digeprek, dipukul, dilapisi tepung, dan dipanaskan dalam penggorengan penuh minyak agar matang sekaligus layak dinikmati. Enggak apaapa kalau pernah lelah asal pantang menyerah. - Piring Bahagia Si dan Bi
”
”
Dian Pertiwi Josua
β€œ
Si selalu saja merayakan hal kecil yang ia dapat dengan syukur dan sederhana. Si, selalu punya cara untuk menunjukkan bahwa piring-piring yang ia nikmati, berisi kebahagiaan yang penuh. Tanpa harus sibuk melihat piring orang lain. - Piring Bahagia Si dan Bi
”
”
Dian Pertiwi Josua
β€œ
Kita sudah melakukan usaha terbaik dari yang kita bisa. Tuhan pasti kasih hasil yang jauh lebih baik dari yang kita duga - Piring Bahagia Si dan Bi
”
”
Dian Pertiwi Josua
β€œ
Yesha benar. Membiarkan Si jadi seekor burung elang yang terus berjalan sendirian. Ia sekarang jadi singa hutan, juara dalam tiap kehidupan. Yesha merasa tepat, tidak selalu melindungi Si dari dunia yang kadang memang terasa jahat. - Piring Bahagia Si dan Bi
”
”
Dian Pertiwi Josua
β€œ
Setahuku, kaum kakak biasanya paling segalanya, pemarah, dan menyebalkan. Ketika sedang jalan berdua antara kakak beradik, lihat saja yang tubuhnya lebih pendek. Itu pasti kakaknya. Sudah banyak kutemukan - Piring Bahagia Si dan Bi
”
”
Dian Pertiwi Josua
β€œ
Ada ruang rasa yang tetap bisa dinikmati walau bentuknya berantakan. Pancong lumer setengah matang saja, masih enak dimakan. Manusia mau mencari sempurna? Sempurna itu enggak pernah ada. Yang ada perihal menerima dengan lapang dada. - Piring Bahagia Si dan Bi
”
”
Dian Pertiwi Josua
β€œ
Aku tahu, proses hidup Kak Si, ternyata enggak pernah mudah. Aku juga mengerti, sekarang kalau mau dapat sesuatu, dan mencapai banyak hal yang kita ingin, kita perlu berusaha. Semua enggak tiba-tiba ada - Piring Bahagia Si dan Bi
”
”
Dian Pertiwi Josua
β€œ
Yang pasti, semuanya seperti mi instan ini, biar instan, tetap saja perlu proses tanpa banyak protes. - Piring Bahagia Si dan Bi
”
”
Dian Pertiwi Josua
β€œ
Bisa jadi impian kita enggak sejalan dengan kenyataan. Tapi percaya deh, hidup selalu menyuguhkan piring-piring kebahagiaan. Makan saja makananmu, jangan menginginkan piring orang lain. - Piring Bahagia Si dan Bi
”
”
Dian Pertiwi Josua
β€œ
Kegagalan tidak pernah ada. Bukan gagal namanya, manusia memang harus belajar untuk menjadi lebih baik lagi dari kejadian-kejadian yang tidak seirama dengan keinginannya. - Piring Bahagia Si dan Bi
”
”
Dian Pertiwi Josua