β
Kecantikan yang abadi terletak pada keelokan adab dan ketinggian ilmu seseorang. Bukan terletak pada wajah dan pakaiannya.
β
β
Hamka
β
Itulah penyakit kalian, orang Melayu. Terlalu manja, banyak teori kiri kanan, ada sedikit harta, ada sedikit ilmu, sudah sibuk bersombong-sombong....
β
β
Andrea Hirata
β
Apa gunanya ilmu kalau tidak memperluas jiwa seseorang sehingga ia berlaku seperti samudera yang menampung sampah-sampah. Apa gunanya kepandaian kalau tidak memperbesar kepribadian seseorang sehingga ia makin sanggup memahami orang lain?
β
β
Emha Ainun Nadjib
β
Ilmu pengetahuan itu pahit pada awalnya, tetapi manis melebihi madu pada akhirnya
β
β
Hanum Salsabiela Rais (99 Cahaya di Langit Eropa: Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa)
β
Sedangkan sebetulnya cara mendapatkan hasil itulah yang lebih penting daripada hasil sendiri.
(bab 3, ilmu alam -science page 99)
β
β
Tan Malaka (Madilog)
β
...ilmu demikian luas untuk disombongkan...
β
β
Andrea Hirata
β
Wahai anakku! dunia ini bagaikan samudera tempat banyak ciptaan-ciptaaNya yg tenggelam. Maka jelajahilah dunia ini dg menyebut nama Allah. Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal-kapal yang menyelamatkanmu. kembangkanlah keimanan sebagai layarmu, logika sebagai pendayung kapalmu, ilmu pengetahuan sebagai nakhoda perjalannanmu dan sabar sebagai jangkar dlm setiap badai dan cobaan (Ali bin Abi thalib ra)
β
β
Hanum Salsabiela Rais (99 Cahaya di Langit Eropa: Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa)
β
Tuhan kan nggak mungkin langsung sedekah ke orang-orang, ya kalianlah sedekah duit kalau punya duit, sedekah ilmu, sedekah senyum.
Masa sih kalau sudah gitu Tuhan gak bales cintamu? Tapi gak mungkin dia belai-belai langsung rambutmu, sentuh bibirmu.
Maka Tuhan ciptakan βwakilβnya, yaitu pacarmu. Maka doalah, βTuhan, semoga pacarku ini betul-betul orang yang kau pilihkan untukku.
β
β
Sujiwo Tejo
β
Ilmu pengetahuan, Tuan-tuan, betapa pun tingginya, dia tidak berpribadi. Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh sehebat-hebat manusia dia pun tidak berpribadi. Tetapi sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan bisa juga bangsanya. Kan begitu Tuan Jenderal?
β
β
Pramoedya Ananta Toer (Jejak Langkah)
β
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Buya Prof. Dr. Hamka...ilmu mengarang itu diperdapat lantaran dipelajari; diketahui nahu dan saraf bahasa dan dibaca karangan punjangga-pujangga lain dan menirunya, bisa orang menjadi pengarang." halaman 195.
β
β
Hamka
β
Darinya, aku mengambil filosofi bahwa belajar adalah sikap berani menantang segala ketidakmungkinan; bahwa ilmu yang tak dikuasai akan menjelma di dalam diri manusia menjadi sebuah ketakutan. Belajar dengan keras hanya bisa dilakukan oleh seorang yang bukan penakut.
β
β
Andrea Hirata (Cinta di Dalam Gelas)
β
Anak-anakku, ilmu bagai nur, sinar. Dan sinar tidak bisa datang dan ada di tempat yang gelap. Karena itu, bersihkan hati dan kepalamu, supaya sinar itu bisa datang, menyentuh dan menerangi kalbu kalian semua.
β
β
Ahmad Fuadi (Negeri 5 Menara)
β
Jangan kau mudah terpesona oleh nama-nama. Kan kau sendiri pernah bercerita padaku: nenek moyang kita menggunakan nama yang hebat-hebat, dan dengannya ingin mengesani dunia dengan kehebatannyaβkehebatan dalam kekosongan. Eropa tidak berhebat-hebat dengan nama, dia berhebat-hebat dengan ilmu pengetahuannya. Tapi si penipu tetap penipu, si pembohong tetap pembohong dengan ilmu dan pengetahuannya.
β
β
Pramoedya Ananta Toer (Child of All Nations (Buru Quartet, #2))
β
Tuntutlah ilmu, karena jika Anda seorang kaya maka ilmu itu memperindah Anda dan jika Anda miskin maka ilmu memelihara Anda
β
β
ΨΉΩΩ Ψ¨Ω Ψ£Ψ¨Ω Ψ·Ψ§ΩΨ¨
β
Ilmu terbaik adalah yang diamalkan. Waktu terbaik, yang dioptimalkan. Cinta terbaik, yang dihalalkan. Harta terbaik, yang disedekahkan. Manusia terbaik, yang bermanfaat bagi manusia lain.
β
β
Ahmad Rifa'i Rif'an (Don't Cry!: Allah Loves You)
β
Tak ada brahmana angkuh. Mereka hanya lebih mengerti, lebih tahu daripada orang yang menganggap pengetahuan dan ilmu sebagai keangkuhan.
β
β
Pramoedya Ananta Toer (Arok dedes)
β
Imtihan nihai bukan hanya sekadar membuktikan seberapa banyak ilmu yang telah diserap otak, tapi seberapa kuat seorang siswa melawan tekanan waktu, kebosanan, psikologis dan fisik. Siapa yang bisa mengatasi semua faktor itu, maka dia adalah pemenang.
β
β
Ahmad Fuadi (Negeri 5 Menara)
β
Dalam perjalanannya dengan kuda berlangsung berhari-hari, setelah rehat, beliau membaca buku-buku ilmiah yang dibawanya. Membaca, bergaul dengan ahli-ahli ilmu pengetahuan adalah matlamat penting dalam program hidup Sultan Salahuddin al-Ayubi.
β
β
Syed Hussein Alatas (Cita Sempurna Warisan Sejarah)
β
Dengan wang kamu hanya boleh membeli buku tetapi tidak boleh membeli ilmu.
β
β
Pahrol Mohamad Juoi
β
Setiap tempat adalah sekolah
Setiap orang adalah guru
Setiap buku adalah ilmu
β
β
Roem Topatimasang (Sekolah itu Candu)
β
Jika engkau ingin mengenali seseorang, kenalilah daripada buku-buku diperpustakaanyaβ.
Ungkapan yang dikeluarkan oleh Imam Hasan Al Banna Beliau juga menasihatkan agar setiap rumah mempunyai perpustakaannya sendiri. Ini menunjukkan betapa pentingnya sikap menuntut ilmu dan membaca buku dalam kehidupan kita.
β
β
ΨΨ³Ω Ψ§ΩΨ¨ΩΨ§
β
Mencari, itulah titah ilmu pada pengabdinya.
β
β
E.S. Ito (Rahasia Meede: Misteri Harta Karun VOC)
β
Kalau sistem itu tak bisa diperiksa kebenarannya dan tak bisa dikritik, maka matilah Ilmu Pasti itu.
β
β
Tan Malaka (Madilog)
β
Islam adalah guru serta pembimbing ilmu pengetahuan, dan pemimpin serta bapak dari segala pengetahuan. (Said Nursi)
β
β
Habiburrahman El-Shirazy (Api Tauhid)
β
Seorang alim masih boleh menghidupkan ekonomi bangsanya walaupun setelah ratusan tahun meninggal dunia; ramai ahli politik membunuh ekonomi bangsa walau memerintah satu penggal.
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Rihlah Ilmiah: dari Neomodernisme ke Islamisasi Ilmu Kontemporer)
β
Orang yang menjadikan kebenaran tergantung kepada salah seorang ahli ilmu saja, maka orang itu lebih dekat kepada pertentangan.
β
β
Goenawan Mohamad (CATATAN PINGGIR 2)
β
Definisi epistemologis yang paling tepat untuk ilmu, dengan Allah Subhanallahu wa Ta'ala sebagai sumbernya, ialah tibanya (husul) makna (ma'na) sesuatu benda atau objek ilmu ke dalam jiwa. Dengan memandang jiwa sebagai penafsir maka ilmu adalah tibanya (wusul) diri (jiwa) kepada makna sesuatu hal atau suatu objek ilmu.
β
β
Syed Muhammad Naquib al-Attas (Islam and Secularism)
β
Hendaknya kita mengukur ilmu bukan dari tumpukan buku yang kita habiskan. Bukan dari tumpukan naskah yang kita hasilkan. Bukan juga dari penatnya mulut dalam diskusi tak putus yang kita jalani. Tapiβ¦dari amal (action) yang keluar dari setiap desah nafas kita
β
β
Ψ§Ψ¨Ω ΩΩΩ
Ψ§ΩΨ¬ΩΨ²ΩΨ©
β
Dalam urusan apapun, penting sekali memiliki ilmunya. Maka, tuntutlah ilmu setinggi mungkin, rengkuh dia dari tempat-tempat jauh, kumpulkan dia dari sumber-sumber terbaik, guru-guru yang tulus, agar terang cahaya kalian, terang oleh ilmu itu.
β
β
Tere Liye (Amelia)
β
Siapa yang menuntut ilmu dengan niat yang ikhlas, dia mendapat kehormatan sebagai mujahid, pejuang Allah. Bahkan kalau mati dalam proses mencari ilmu, dia akan diganjar dengan gelar syahid, dan berhak mendapat derajat premium di akhirat nanti. Tidak main-main, Rasulullah sendiri yang mengatakan agar kita menuntut ilmu dari orok sampai menjelang jatah umur kita expired. Uthlub ilma minal mahdi ila lahdi. Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat.
β
β
Ahmad Fuadi (Negeri 5 Menara)
β
Ikatlah ilmu dengan menuliskannya (Tie science by writing)
β
β
ΨΉΩΩ Ψ¨Ω Ψ£Ψ¨Ω Ψ·Ψ§ΩΨ¨ (The Best Advices of Sayyidina Ali for Leader)
β
Ilmu itu tumpang menumpang, murid menumpang ilmu guru, guru juga turut menumpang kebijaksanaan muridnya. Itulah dia 'taawun' iaitu saling mengambil manfaat antara satu sama lain.
β
β
Nik Abdul Aziz Nik Mat
β
Kebodohan adalah penyakit, obatnya ilmu dan petunjuk.
Kesesatan adalah penyakit, obatnya kebenaran.
β
β
Ψ§Ψ¨Ω ΩΩΩ
Ψ§ΩΨ¬ΩΨ²ΩΨ©
β
pohon tidak
berbuahkan ilmu
sekalipun tumbuh ilmu
kita terpaksa memetiknya
Catatan Sebelum Tidur
β
β
T. Alias Taib (Piramid)
β
Begitu banyak orang salih; begitu sedikit kekasih-Mu.
β
β
Adam Troy Effendy (Ilmu Sedikit untuk SegalaΒ²nya: Dasar-Dasar Tauhid Hakiki)
β
Dengan segala kehebatannya dalam dunia keilmuan, tengoklah bagaimana sikap 'tahu diri' seorang al-Ghazali. Beliau tetap menempatkan dirinya di bawah mazhab Shafii dalam soal metodologi ushul fiqh. Beliau tidak merasa lebih hebat dari Shafii. Banyak ilmuan besar Islam tetap memelihara sikap adil dan beradab dalam mengkaji dan menyebarkan ilmu kepada masyarakat.
β
β
Adian Husaini (Filsafat Ilmu: Perspektif Barat dan Islam)
β
Ibarat manusia tanpa keperibadian, universiti moden tidak mempunyai pusat yang sangat penting dan tetap, tidak ada prinsip-prinsip utama yang tetap, yang menjelaskan tujuan akhirnya. Ia tetap menganggap dirinya memikirkan hal-hal universal dan bahkan menyatakan memiliki fakulti dan jurusan sebagaimana layaknya tubuh suatu organ - tetapi ia tidak memiliki otak, jangan akal (intellect) dan jiwa, kecuali oleh dalam suatu fungsi pengurusan murni untuk pemeliharaan dan perkembangan jasmani. Perkembangannya tidak dibimbing oleh suatu prinsip yang akhir dan tujuan yang jelas, kecuali oleh prinsip nisbi yang mendorong mengejar ilmu tanpa henti dan tujuan yang jelas.
β
β
Syed Muhammad Naquib al-Attas (Islam and Secularism)
β
Mungkin beginilah seharusnya ujian disambut, sebuah perayaan terhadap ilmu. Dengan gempita. Selain itu, aku kira, pesta ujian yang meriah ini juga dibuat agar kami sekali-kali tidak boleh pernah takut apalagi trauma dengan ujian. Bahkan diharapkan kami kebal terhadap tekanan ujian dan bahkan bisa menikmati ujian itu. Apalagi ujian akan terus datang dalam berbagai rupa sampai akhir hayat kami.
β
β
Ahmad Fuadi (Negeri 5 Menara)
β
Setiap ilmu yang sudah kita miliki, nanti akan dimintai pertanggungjawabannya. Setiap manusia yang sudah berilmu dan sejahtera karena ilmunya, sebenarnya ia punya satu tanggung jawab untuk memerdekakan orang dari kebodohan dan membuatnya bergerak untuk lebih sejahtera
β
β
Adenita (23 Episentrum)
β
Di sisi Islam maka ilmu, jikalau tidak bersabit dengan mengenal diri, mematuhi ajaran agama, menyempurnakan masharakat, membimbing negara, menyatakan hikmah, menegakkan keadilan, mengukuhkan akhlak dan budipekerti - hanyalah sia-sia belaka; di sisi Islam seseorang itu tiada dapat dikatakan berilmu, atau alim, jikalau tiada ia membayangkan dalam dirinya kesan ilmu itu pada seluruh segi kehidupannya sebagaimana dijelaskan di atas.
β
β
Syed Muhammad Naquib al-Attas
β
Ilmu itu didatangi bukan mendatangi
β
β
Malik Ibn Anas
β
semakin banyak anda membaca,semakin banyak ilmu yang akan anda perolehi
β
β
Sara Shepard (The Secret Apartment)
β
Jadilah pohon dan jangan jadi rumput. Rumput itu tampaknya sama, sering diinjak-injak dan susah dikenali. Kalau pohon, meskipun kecil, tetapi akan tampak, mudah dikenali, dan bisa dijadikan sebagai tetenger atau patokan. Apalagi bila pohon itu besar, bisa menjadi peneduh orang di waktu panas. Bahkan bila sudah demikian besarnya, bisa jadi peneduh di kala hujan. Tambahan lagi, sebuah pohon yang besar selain memiliki daun yang rindang juga akan mempunyai batang yang kokoh dan akar yang kuat mencengkeram, susah dirobohkan sekalipun diterpa angin kencang. Jadilah pemimpin yang mengakar, seperti pohon. Untuk menjadi pohon yang baik seseorang harus terus memperkaya diri dengan ilmu dan kekayaan batin. -Sarwo Edhie Wibowo
β
β
Alberthiene Endah (Ani Yudhoyono Kepak Sayap Putri Prajurit)
β
Buku-buku memang penting untuk membantu kita menajamkan minda dan mengingati ilmu yang kita pelajari tetapi ilmu yang sebenar adalah ilmu yang telah dipelajari dan sentiasa terkesan di hati.
β
β
Khairyn Othman (Nuansa Kota Merah)
β
Ilmu adalah pijakan dasar dalam bertindak dan beribadah.Amal adalah anak tangga yang kedua,ilmu yang sudah diterima wajib ditunaikan.Dan puncak dari kedua anak tangga sebelmnya adalah takwa.
β
β
Khrisna Pabichara (Sepatu Dahlan)
β
Bi al-Lughoh naβrifu al-βilma wa bi duunihaa kunna fi adh-dhalaam. Dengan bahasa kita bisa menguasai ilmu dan tanpanya kita akan berada dalam kegelapan (kebodohan)
β
β
Dian Nafi (Mesir Suatu Waktu)
β
Ilmu dalam konteks semangat iqra' selamanya berorientasi tauhidik, bertolak daripada motivasi imanik dan bergerak mencapai objektif mengenal, mengagumi dan mengabdi kepada Ilahi.
β
β
Zulkifli Mohamad Al-Bakri (Kuasa Iqra: Menguasai Dunia, Menikmati Akhirat)
β
Aku lebih mempercayai ilmu pengetahuan, akal. Setidak-tidaknya padanya ada kepastian-kepastian yang bisa dipegang.
β
β
Pramoedya Ananta Toer (Bumi Manusia)
β
sejarah menjadikan orang bijaksana, puisi menjadikan orang fasih lidah, matematika menjadikan orang cerdik, filsafat menyebabkan orang berpikir dalam, moral menjadikan orang bersikap sungguh-sungguh, logika dan ilmu berpidato menjadikan orang berani mengeluarkan pendapat.
β
β
Francis Bacon
β
Sebagian besar pengetahun kita agaknya memang tidak berdasar pada penalaran ataupun eksperimen, melainkan, pada otoritas. Dan ketika segala gelar disebut dan stempel keahlian diterakan, ilmupun tak lagi dilihat sebagai proses, melainkan sabda. Kekuasaannya semakin besar, maka semakin besar pula kemungkinannya untuk menggampangkan, memendekkan, menjustai. Kemudian lahirlah tahayul.
β
β
Goenawan Mohamad (CATATAN PINGGIR 2)
β
Keadaan universiti-universiti di negara-negara Islam yang mengajar agama dan tamadun Islam telah menjadi amat lemah kerana ketiadaan koleksi perpustakaan yang lengkap, program akademik kukuh, penyeliaan serius dan bersifat terlalu berpihak kepada politik. Segelintir institusi pengajian tinggi yang baik, dirosakkan oleh perasaan hasad, dengki dan fikiran sempit.
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Rihlah Ilmiah: dari Neomodernisme ke Islamisasi Ilmu Kontemporer)
β
Ketika golongan kaya dan profesional Muslim asyik menangisi keadaan umat Islam yang mundur dan Barat yang semakin kuat, lalu menghimpun pahala dan berbangga dengan kerap menunai haji dan umrah, golongan kaya di Barat menggunakan kekayaan mereka melalui pelbagai yayasan untuk terus menerus mengukuhkan penguasan ilmu pengetahuan tentang kebudayaan dan tamadun lain, terutama Islam.
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Rihlah Ilmiah: dari Neomodernisme ke Islamisasi Ilmu Kontemporer)
β
Ketiadaan budaya ilmu bersepadu dalam tamadun hari ini telah mengakibatkan peluasan bencana kehilangan adab. Kebiadaban ini telah melahirkan banyak kerosakan dalam pemikiran dan akhlak manusia serta alam tabii. Dalam pemikiran dan akhlak, kejahilan atau kebebalan dan kemalasan intelektual dikaitkan (sebagai alasan) dengan pengkhususan; kedayusan moral disebut sebagai toleransi dan kesederhanaan; pembaziran dimaknakan dengan rekreasi atau mempertahankan kedudukan; korupsi akhlak dan ekonomi atau kedua-duanya sekali dimaafkan sebagai lumrah kehidupan moden; dan penjahanaman alam sekitar disebut sebagai harga tabii kemajuan.
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Budaya Ilmu: Satu Penjelasan)
β
Dalam kerendahan diri, ada ketinggian budi,
Dalam kemiskinan harta, ada kekayaan jiwa,
Dalam kesempitan hidup, ada keluasan ilmu,
Hidup ini indah jika segalanya kerana Allah S.W.T.
β
β
Hamka (Di Bawah Lindungan Ka'bah)
β
Berkarya adalah kesempatan dalam kesempitan sekalipun.bekerja adalah ibadah. awali dengan ilmu,tuntaskan dengan cinta,tidak demi apapun
β
β
Dian Nafi (Segitiga: Setiap Sudutnya Ada Cerita)
β
Letakkan cambukmu, raja, kau yang tak tahu bagaimana ilmu dan pengetahuan telah membuka babak baru di bumi manusia ini.
β
β
Pramoedya Ananta Toer (Bumi Manusia)
β
Wallahi, hakekat seorang pemuda adalah dengan ILMU dan takwa. Bila keduanya tidak ada maka tidak ada anggapan baginya.
β
β
Imam Syafi'i -rahimahullah
β
Ketika manusia sudah bingung menentukan mana haq mana batil, itulah tanda sudah tecerainya manusia dari kesejatian iman, tecerai dari Tuhan dan kitab suci-Nya, meskipun masih beragama.
β
β
Adam Troy Effendy (Ilmu Sedikit untuk SegalaΒ²nya: Dasar-Dasar Tauhid Hakiki)
β
Sastera hanya berminat kepada emosi, naratif dan aspek kejahatan daripada hidup manusia. Sementara persuratan pula berminat kepada ilmu, wacana dan aspek kebaikan daripada kehidupan manusia.
β
β
Mohd. Affandi Hassan
β
Begitu banyak manusia yang rajin mendokumentasikan kehidupan dirinya lewat kamera. Namun sedikit yang mampu mendokumentasikan ilmu, pemikiran dan biografinya lewat tulisan. Padahal dokumentasi lewat goresan pena akan menjadi "potret" abadi yang akan dinikmati oleh umat manusia yang hidup saat ini dan yang akan datang.
β
β
Farah Qoonita (Seni Tinggal di Bumi)
β
Banyak orang tidak tahu bahwa seorang doktor dan profesor itu biasanya hanya menguasai satu bidang yang kecil sahaja. Mereka punya kekhususan. Ada profesor yang bidangnya sejarah tidak mengkaji syariah secara mendalam, tetapi sering bicara tentang syariah. Orang memanggilnya ulama, padahal ilmu agamanya belum mendalam. Makanya, di pesantren kita diajarkan adab, bukan hanya ilmu. Kita harus tahu diri, kalau tidak tahu harus mengatakan tidak tahu. Masalahnya, akan menjadi sangat rumit jika orang tidak tahu tetapi merasa tahu. Ini yang namanya orang yang tersesat.
β
β
Adian Husaini (Kemi: Cinta Kebebasan yang Tersesat)
β
Berjaga malam kerana mencari ilmu
lebih nikmat bagiku daripada kekayaan
....Suara goresan pena di atas kertasku
lebih merdu daripada alunan lagu kesamaran, lebih indah daripada tabuhan rebana remaja puteri, sedangkan lembaran tulisanku menebarkan butiran pasir hikmah...
-Az-Zamakhsyari
β
β
ΨΉΨ§Ψ¦ΨΆ Ψ§ΩΩΨ±ΩΩ (LaΜ Tahzan: Jangan Bersedih!)
β
Guru Sejati tak pernah mengabarkan bahwa dia memiliki ilmu dia juga tak pernah berkehendak mengumpulkan murid-murid sebagai tempat berbagi kesaktian justru para murid itu yang datang dengan sukarela untuk menimba pengetahuanβ¦
β
β
Pitoyo Amrih (Resi Durna, Sang Guru Sejati)
β
Kenyataanya ilmu diet barat menciptakan masalah-masalah yang jauh lebih banyak daripada memecahkannya
β
β
Masanobu Fukuoka (The One-Straw Revolution)
β
Bukan banyaknya harta dan ilmu yang membuat seseorang bisa memberi, tapi kemauan untuk berbagi
β
β
Satria Nova (Dan Surga pun Tersenyum)
β
Masyarakat berbudaya ilmu tidak akan boleh, dan tidak akan redha ditipu oleh pemimpin mereka di setiap lapangan kehidupan.
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Budaya Ilmu: Satu Penjelasan)
β
Dan ketika salah satu ilmu mendatangkan mudhorot, silahkan dievaluasi dan dimaknai kembali ilmunya
β
β
Dian Nafi (Sarvatraesa: Sang Petualang (Mayasmara, #3))
β
Kakakmu ini tak ingin memberikanmu sepeda atau baju baru. Akan tetapi, ilmu. Agar kau bahagia selamanya. Bukan hari ini saja. Agar kau tidak hanya tertawa, tapi berdayaguna.
β
β
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β
Jika uang tak sanggup lagi jadi guna-guna untuk menundukkan seorang wanita, mungkin kau butuh ilmu pekasih demi menaklukkannya,
β
β
Willy Akhdes (Bulu Perindu)
β
Penyakit orang-orang 'muda' yang baru menapakkan kakinya beberapa langkah di dunia ilmu keislaman adalah mereka tidak mengetahui kecuali satu pendapat dan satu sudut pandang yang mereka dapatkan dari satu orang syaikh. Mereka membatasi diri dalam satu madrasah dan tidak bersedia mendengar pendapat lainnya atau mendiskusikan pendapat-pendapat lain yang berbeda dengannya..
β
β
ΩΩΨ³Ω Ψ§ΩΩΨ±ΨΆΨ§ΩΩ (Fiqh Perbedaan Pendapat)
β
Guru yang baik bagaikan petani. Mereka menyiapkan bahan dan lahan belajar di kelas, memelihara bibit penerus bangsa, menyirami mereka dengan ilmu, dan memupuk jiwa mereka dengan karakter yang luhur. Guru yang ikhlas adalah petani yang mencetak peradaban.
β
β
A. Fuadi
β
Orang yang berakal pergi ke medan perang membawa senjata. Berbantah dan bertukar pikiran dengan cukup alasan. Berlawan dengan kekuatan. Karena dengan akallah tercapai hidup, dengan budi tenanglah hati, dengan pikiran tercapai maksud, dengan ilmu ditaklukkan dunia.
β
β
Hamka (Falsafah Hidup)
β
Hendaklah engkau menjadi orang yang berilmu atau yang belajar atau mendengar ilmu, dan janganlah engkau menjadi orang ke empat yakni yang tidak termasuk salah seorang dari kelompok orang di atas agar engkau tidak binasa.
β
β
Abu Darda
β
Kalau ada orang yang datang kepadamu dan bilang dia akan membuatmu jadi lebih kaya, bantingkan saja pintu di depan hidungnya. Tapi kalau orang itu bilang ia akan membuatmu lebih pintar dan maju, suruh dia masuk. Kita boleh menolak uang karena bisa saja ada setan yang bersembunyi di situ. Namun hanya orang bodoh yang menolak diberi ilmu cuma-cuma. Ilmu itu jauh lebih berharga daripada uang, Nak. Ingat itu
β
β
Anindita S. Thayf
β
Demikian potret sosok-sosok yang berdedikasi dalam menyunting khazanah keilmuan. Ilmu adalah tujuan mereka; ikatan pikirannya; dan cinta adalah darahnya. Mereka laksana bangunan kokoh yang tersusun dari berbagai raga tapi jiwa merek satu.
β
β
Yusri Abdul Ghani Abdullah (Historiografi Islam: Dari Klasik Hingga Modern)
β
Dengan sejarah, kita belajar jatuh cinta.
β
β
Kuntowijoyo (Pengantar Ilmu Sejarah)
β
Une tΓͺte bien faite et une tΓͺte bien pleine (kepala yang baik adalah kepala yang penuh dengan ilmu pengetahuan
β
β
François Rabelais
β
Seperti perpustakaan umum, atau museum, kebun binatang bertujuan melayani bidang pendidikan populer serta ilmu pengetahuan.
β
β
Yann Martel (Life of Pi)
β
Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta terhukum. Kalau harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah apabila dibelanjakan.
β
β
Ali bin Abi Thalib ra
β
Budaya ilmu juga bermakna ilmu dituntut dengan berbagai-bagai cara seperti pembacaan dan pendengaran atau pengalaman. Walaupun Islam menekankan kebolehan menulis dan membaca, tetapi dalam masyarakat Islam dahulu buta huruf tidak bermakna buta ilmu.
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Budaya Ilmu: Satu Penjelasan)
β
Nabi Muhammad SAW dipersetujui sebulat suara oleh semua umat Islam sebagai al-nabi al-ummi, nabi yang buta huruf. Namun demikian, sunnahnya lengkap dengan aphorisme dan tindakan-tindakan yang menguatkan konsep ilmu dalam al-Quran dan menjadi pencetus dan kuasa pendorong bagi pembangunan intelektual dan tamadun masa depan dalam Islam.
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Konsep Ilmu dalam Islam)
β
Sangat aneh jika umat Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak rajin membaca, padahal wahyu pertama yang diterima beliau adalah perintah: Iqra, "Bacalah!
β
β
syaikh fuad shahih
β
Orang-orang di zaman akan datang akan gemar sekali bercakap-cakap pada perkara-perkara yang mereka tidak tahu, merendahkan mutu orang lain: menghina dan mencela dengan tidak usul periksa lebih dahulu dan dengan tidak bersebab apa-apa.
β
β
Ishak Haji Muhammad (Anak Mat Lela Gila)
β
Indonesia adalah sebuah republik yang didirikan oleh para pejuang kemerdekaan, cendekiawan, wartawan, dan aktivis politik yang sangat yakin bahwa kapitalisme adalah faktor utama di balik penindasan dan kekuasaan sistem kolonial. Mereka umumnya sangat nasionalis. Tokoh-tokoh yang paling menonjol di kalangan pejuang muda kemerdekaan ini, seperti Soekarno, Sutan Sjahrir, dan Tan Malaka, sangat dipengaruhi oleh berbagai gagasan kiri di Eropa pada tahun 1920-an dan 1930-an. Bahkan tokoh-tokoh yang paling terdidik secara profesional dalam ilmu ekonomi di antara mereka, sepert Mohammad Hatta atau Prof Sumitro Djojohadikusumo, pendiri fakultas Ekonomi UI, atau tokoh yang memiliki pengalaman praktis dalam dunia administrasi ekonomi, seperti Sjafruddin Prawiranegara, tidak terbebas dari pengaruh demikian.
β
β
Rizal Mallarangeng (Mendobrak Sentralisme Ekonomi: Indonesia 1986-1992)
β
Ledakan ilmu yang dikatakan berlaku masa kini sebenarnya lebih tepat disifatkan sebagai ledakan maklumat kerana dalam banyak hal maklumat yang pelbagai dan kadang-kadang saling bertentangan itu bukan sahaja tidak bermakna, malah lebih banyak menimbulkan kekeliruan. Maklumat yang tidak benar, walaupun mungkin bermakna besar kepada pemiliknya bukanlah ilmu, tetapi sekadar perasaan (dugaan), syak, atau zan. Perasaan (atau dugaan), syak dan zan atau gejala lain yang anti-ilmu akan hancur jika ditentangi oleh ilmu.
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Budaya Ilmu: Satu Penjelasan)
β
Akhirnya, hujan turun, menghantam atap seng. Amiru memejamkan mata, lama, lambat laun dia mendengar sebuah irama, Dia tersenyum. Dia tersenyum karena ingin seperti ayahnya, yakni dapat menjadi senang karena hal-hal yang kecil. Seni menyenangi hal-hal yang biasa saja, begitu istilah ayahnya yang hanya tamat SD itu. Amiru ingin menguasai seni itu sampai tingkat ayahnya telah menguasainya sehingga menjadi orang yang dapat menertawakan kesusahan. Itulah ilmu tertinggi seni menyenangi hal-hal kecil. Itulah sabuk hitamnya.
β
β
Andrea Hirata (Ayah)
β
Negara akan hancur sekiranya kita mempunyai orang yang berliterasi tetapi tidak terdidik (literate uneducated) yang mempunyai keahlian dan kemahiran yang tinggi dalam ilmu sains Barat tetapi tidak mempunyai nilai adab, akhlak dan etika yang murni. Kita memerlukan manusia yang mempunyai gabungan dan kesepaduan antara dua akal seperti yang diajukan oleh Islam untuk membangunkan diri, masyarakat, negara dan dunia ini keseluruhannya.
β
β
Mohd Yusof Hj. Othman (Pembangunan Sains dan Teknologi Dari Perspektif Islam)
β
Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda
yang kurang sekolahan.
Memandang jagung itu,
sang pemuda melihat ladang;
ia melihat petani;
ia melihat panen;
dan suatu hari subuh,
para wanita dengan gendongan
pergi ke pasar β¦β¦β¦..
Dan ia juga melihat
suatu pagi hari
di dekat sumur
gadis-gadis bercanda
sambil menumbuk jagung
menjadi maisena.
Sedang di dalam dapur
tungku-tungku menyala.
Di dalam udara murni
tercium kuwe jagung
Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda.
Ia siap menggarap jagung
Ia melihat kemungkinan
otak dan tangan
siap bekerja
Tetapi ini :
Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda tamat SLA
Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.
Hanya ada seonggok jagung di kamarnya.
Ia memandang jagung itu
dan ia melihat dirinya terlunta-lunta .
Ia melihat dirinya ditendang dari diskotik.
Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalase.
Ia melihat saingannya naik sepeda motor.
Ia melihat nomor-nomor lotre.
Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.
Seonggok jagung di kamar
tidak menyangkut pada akal,
tidak akan menolongnya.
Seonggok jagung di kamar
tak akan menolong seorang pemuda
yang pandangan hidupnya berasal dari buku,
dan tidak dari kehidupan.
Yang tidak terlatih dalam metode,
dan hanya penuh hafalan kesimpulan,
yang hanya terlatih sebagai pemakai,
tetapi kurang latihan bebas berkarya.
Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.
Aku bertanya :
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya ?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibukota
kikuk pulang ke daerahnya ?
Apakah gunanya seseorang
belajat filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,
atau apa saja,
bila pada akhirnya,
ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata :
β Di sini aku merasa asing dan sepi !
β
β
W.S. Rendra
β
Banyaknya proletar mesin dan tanah di Indonesia dan kekuatan yang tersembunyi memang sudah cukup kuat buat merebut kekuasaan dari imperialisme Belanda. Tetapi didikannya masih sangat tipis dan tidak cocok dengan keperluan dan kewajiban klasnya di hari depan. Mereka kekurangan filsafat. Mereka masih tebal diselimuti ilmu buat akhirat dan tahyul campur aduk.
β
β
Tan Malaka
β
Dengan melunak, kita bisa lebih menyerap. Dengan melembut, kita bisa lebih mendapat. Ibarat spons, dengan kekosongan dapat mengisap air sebanyak-banyaknya.
β
β
Clara Ng (Tujuh Musim Setahun)
β
Ada sebuah ungkapan bijak yang mengatakan bahwa manusia itu ada empat macam. Pertama, mereka yang tahu bahawa dirinya tahu. Yang ini patut dipercaya dan diikuti. seperti disinyalir dalam al-Qurβan: ulaβika l-ladziina hadallah, fa-bi-hudaahum iqtadih! (al-Anβaam: 90). Kedua, mereka yang tidak tahu bahwa dirinya tahu. Yang seperti ini harus diingatkan dan disadarkan dulu sebelum diikuti. Ketiga, mereka yang tahu bahwa dirinya tidak tahu. Yang semacam ini perlu dibimbing dan ditunjukkan. Keempat, mereka yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu. Yang model begini tidak perlu dilayani, kerana cenderung ngeyel βmerasa tahu tetapi tidak tahu merasaβ. Kepada golongan ini kita disarankan cukup berkata: salaamun βalaykum la nabtahghi l-jaahiliin (al-Qashash: 55).
β
β
Syamsuddin Arif (Orientalis & Diabolisme Pemikiran)
β
Walaupun orang Yahudi yang berpengaruh tidak mengamalkan agama Yahudi, malah, seperti Einstein, mungkin menolak agama itu sama sekali, namun kesetiaan kepada nasib dan masa hadapan bangsa Yahudi amat mendalam. Mereka mempunyai tradisi ilmu yang lama, berpunca dari kitab Taurat dan tulisan Rabbi dan cendekiawan mereka. Mereka menghayati apa yang disebut oleh Eban sebagai "satu keghairahan mencari makna" (passion for meaning) yang telah membuat mereka berusaha mengharungi segala kesusahan sepanjang sejarah.
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Budaya Ilmu: Satu Penjelasan)
β
Pada prinsipnya kita bersetuju bahawa pandangan manusia, dan oleh kerananya ilmu-ilmu yang dibangunkan olehnya, dalam bidang apapun tidak boleh dikultuskan dan dianggap absolut. Hanya ilmu Tuhan yang mutlak (absolute). Menyedari keterbatasan ilmu manusia ini maka kita harus bersifat terbuka dalam menerima kepelbagaian pandangan, dan pada tahap ini kita bersetuju dengan idea pluralisme. Namun apabila kita berbicara mengenai konteks yang lebih besar iaitu tentang kebenaran dan realiti, dan bukan sebatas kebenaran dan realiti yang ditayangkan oleh akal fikiran manusia semata, tetapi suatu yang ditayangkan oleh pandangan alam Islam maka kita harus berhati-hari kerana ia melibatkan bukan hanya ilmu manusia tetapi juga ilmu Tuhan yang telah disampaikan kepada manusia melalui para nabi dan rasulNya. Oleh kerana itu dalam konteks Islam tiada pluralisme agama kerana di sini kita berbicara tentang wahyu dan makna-makna yang dibangun oleh al-Qurβan itu sendiri, dan bukan semata-mata hasil budaya dan produk sejarah manusia.
β
β
Khalif Muammar (Islam dan Pluralisme Agama: Memperkukuh Tawhid di Zaman Kekeliruan)
β
Penekanan kepada ilmu sebagai satu kuasa (knowledge is power) membuat pemimpin dan pentadbir merancang dan melaksanakan dasar yang boleh mengembangkan ilmu, dan sekali gus mendapat kekuatan baru dalam hal tersebut. Kuasa Barat yang menjajah negara lain semuanya meletakkan peranan besar ilmu terutama dari segi memahami bahasa, pemikiran, budaya dan tradisi jajahan takluknya. Penekanan ini telah berjalan dengan teratur dengan gigih sehinggalah menimbulkan bidang pengajian baru, yang mengenai dunia Asia-Afrika disebut "Orientalisme".
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Budaya Ilmu: Satu Penjelasan)
β
Hal ini saya lakukan untuk menjelaskan bagaimana soal-soal kebudayaan dan peribadi Melayu telah dibahaskan dengan cara jauh daripada ilmiah. Mereka yang membahaskan soal peribadi Melayu bukan ahli dalam ilmu-ilmu yang bersangkutan dengnnya.
Walaupun setengah daripada mereka ini berkelulusan ijazah, ini belum bermakna mereka itu ahli dalam ilmu masing-masing. Ijazah itu menandakan tingkat pelajaran dalam sesuatu bidang, belum keahlian dalam sesuatu ilmu. Selain itu, dalil-dalil yang mereka gunakan untuk menentukan peribadi Melayu kebanyakannya lemah, penentuan masalah pun kurang teratur cara-caranya.
β
β
Syed Hussein Alatas (Siapa Yang Salah: Sekitar Revolusi Mental dan Peribadi Melayu)
β
Manusia hari ini bukan tidak mengetahui banyak perkara; malah sebaliknya. Manusia hari ini memang mengetahui banyak perkara, khasnya tentang kehidupan jasadi insan dan makhluk syahadah (yang nampak) yang lain, tetapi banyak perkara penting yang meliputi kehidupan ruhani dan akhlak tidak diketahuinya. Ini adalah kerana konsep ilmunya amat sempit. dia telah mengeluarkan hakikat penting seperti Tuhan, malaikat, roh diri manusia sendiri dan lain-lain yang diketahui hanya melalui autoriti manusia terpilih, daripada ruang ilmu dan tumpuannya. Autoriti manusia terpilih bermaksud ilmu yang diperoleh melalui para rasul, nabi dan orang yang berakar dalam ilmu.
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Budaya Ilmu: Satu Penjelasan)
β
Yang lebih penting lagi untuk difahami dan diperhatikan ialah perbezaan hakiki yang tidak dapat dipersamakan. Jika hakikat ini tidak difahami dan dasar-dasar serta usaha mempersamakan antara pelbagai hakikat tersebut dilancarkan, akan berlakulah persamaan-persamaan palsu yang menzalimi kesemua hakikat-hakikat tersebut. Segala usaha untuk memberi tafsiran bertujuan melenyapkan perbezaan-perbezaan itu akan menimbulkan kemarahan, kebencian dan persengketaan.
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Budaya Ilmu Dan Gagasan 1Malaysia: Membina Negara Maju Dan Bahagia)
β
Saya sempat bertanya kepada Pak Amien (Rais). Setelah berperanan menurunkan tiga presiden dan memimpin MPR dalam era terawal reformasi, apa yang telah beliau pelajari? Jawapannya seperti biasa, ikhlas dan tidak menunjukkan keraguan. Katanya, jiwa kita telah menjadi sangat korup. Jawapan ini tidak mengejutkan saya walaupun memilukan dan tidak terbatas kepada negara Indonesia saja.
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Rihlah Ilmiah: dari Neomodernisme ke Islamisasi Ilmu Kontemporer)
β
282 Paradoks: Kesucian itu lebih mudah dicapai daripada ilmu pengetahuan, tetapi lebih mudah menjadi orang terpelajar daripada menjadi orang kudus.
283 Hiburan sekadar untuk mengalihkan perhati-an: Engkau memerlukannya! Buka matamu lebar-lebar sehingga gambaran-gambaran segala benda masuk, atau tutuplah matamu sebagai akibat dari kepicikanmu.
Tutuplah matamu terhadap segala hall Miliki ke-hidupan batin dan engkau akan melihat keajaiban dari dunia yang lebih baik, dunia baru dengan segala warna dan perspektif yang tak pernah terbayangkan sebelumnya dan engkau akan mengenal Allah. Engkau akan dapat merasakan kelemahan-kelemahan¬mu, dan engkau akan lebih menyerupaimu Allah ... dengan keilahian yang akan membuatmu lebih me¬rupakan saudara-saudaramu sesama manusia, ketika engkau menjadi lebih dekat dengan Allah Bapamu.
284 Cita-cita: supaya aku menjadi balk, dan agar orang-orang lain menjadi lebih balk dari diriku.
285 Pertobatan adalah suatu usaha sekejap. Penyucian adalah suatu usaha untuk seumur hidup.
286 Tak ada sesuatu yang lebih baik di dunia ini, selain daripada hidup dalam rahmat Allah.
287 Kemurnian dalam niat: engkau akan selalu memilikinya, bila engkau selalu dan di dalam segala hal berusaha untuk menyenangkan Allah.
288 Masuklah ke dalam luka-luka Kristus yang tersalib. Di situ engkau akan belajar menjaga indramu, engkau akan memiliki kehidupan batin dan dengan tak henti-hentinya engkau mempersembahkan kepada Bapa penderitaan Allah kita Yesus Kristus dan pen¬deritaan Bunda Maria, untuk menebus dosamu dan dosa semua manusia.
289 Ketidaksabaranmu yang mulia untuk meng-abdi Allah tidak mengecewakan-Nya. Akan tetapi, ketidak-sabaran itu akan menjadi sia-sia bila tidak disertai dengan penyempurnaan yang efektif dalam tingkah lakumu sehari-hari.
290 Memperbaiki diri. Sedikit demi sedikit setiap hari. Itulah yang harus menjadi usahamu yang tetap jika engkau benar-benar ingin menjadi orang kudus.
β
β
JosemarΓa EscrivΓ‘
β
Apakah sesungguhnya kita benar benar punya pilihan? Apakah pintu takdir akan menuntun kita menemukan jalan hidup kita sendiri? Ataukah jalan itu sudah digariskan bagi kita sebagai sebuah kepastian yang mutlak dan absolut? Seberapa besar kebebasan yang kita punya untuk menentukan arah dan tujuan hidup kita sendiri? Seberapa banyak kita diuji dalam perjalanan menuju hakekat sesungguhnya dari kebenaran kehidupan itu? Berapa banyak kita mesti terbentur dan berapa kali pula kita harus jatuh? Apakah aku akan tetap terkapar dan tak mampu untuk bangkit kembali? Apakah aku harus menyangkal keberadaanku sendiri? Jalan mana yang harus ditempuh oleh orang orang sesat macam diriku ini? Bagaimana aku dapat menemukan jawaban dari pertanyaan yang bahkan aku sendiri tidak mengerti di manakah letak ujung dan pangkalnya?
Bagiku ini akan selalu jadi sebuah dialog yang tidak berkesudahan. Seberapa pun banyak buku yang aku baca. Seberapa pun banyak ilmu yang aku gali. Aku masih saja merasa tersesat. Pencarianku selalu berujung pada ketidak pahamanku atas realitas diriku sendiri. Antara tesis dan anti tesis. Antara kebebasan berpikir dan kehendak yang selalu terbentur pada realitas di luar diriku. Pada aturan, norma, agama, tatanan sosial, hukum, dogma dan moralitas.
Aku tidak melihat Centhini atau Pariyem sebagai sosok yang berbeda dengan diriku. Tidak juga dalam kisah Paprika, Miranda atau Monella dalam film film besutan sineas Italia Tinto Brass. Mereka tidak terbebani oleh moralitas. Mereka tidak butuh pasemon, mereka bisa jadi diri sendiri. Dalam hal ini aku merasa beruntung, karena aku bisa membaca dan belajar dari kisah mereka. Dari sudut pandang yang lebih kekinian, aku bisa belajar dari kisah kisah Nayla karya Djenar Maesa Ayu. Bagaimana orang bisa menafikan butir butir mutiara pemikiran yang cemerlang dari kisah semacam Fanny Hill karya John Cleland, Lolita milik Vladimir Nabokov atau bahkan mungkin pula dari kisah Tiongkok kuno semacam Jin Ping Mei? Sebagaimana aku menemukan sebuah perenungan yang mendalam justru dalam dialog mesum antara Suster Agnes dan Suster Angelica dalam "Venus in the Cloister" karya penulis Perancis AbbΓ© du Prat, yang dianggap orang sebagai sebuah dialog antar para pelacur.
Dalam karya karya itu aku mendapati sebuah realitas, betapa sebuah tindakan yang represif dari sebuah institusi yang dengan ketat menerapkan sebuah aturan justru akan memancing reaksi yang sebaliknya dan menciptakan ekses yang bisa mengumbar dan mengeksplorasi kebebasan itu sebagai sebuah wujud pemberontakan. Batu permata akan tetaplah sebuah batu permata walau keluar dari mulut seekor anjing, kira kira begitulah analoginya.
β
β
Titon Rahmawan