Ruang Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Ruang. Here they are! All 100 of them:

β€œ
Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkan ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang?
”
”
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β€œ
seperti udara, aku mencintaimu, selalu terikat ruang. seperti cuaca, aku menyayangimu selalu terikat waktu. seperti hujan, aku membencimu, sewaktu-waktu.
”
”
Fahd Pahdepie
β€œ
Karena cinta tidak ingin bertahan dalam hati dua orang yang tidak menginginkan hal yang sama. Karena jika salah satunya tidak memiliki ruang yang cukup untuk cinta, maka cinta itu akan beranjak pergi.
”
”
Winna Efendi (Refrain)
β€œ
Setiap cerita memliki ruang tersendiri didalam hati.
”
”
Windhy Puspitadewi (Let Go)
β€œ
Manusia diberitahu petugas tata ruang bahwa pohon pernah hidup dulu, dulu sekali, sebelum mereka habis ditebangi orang-orang jaman dahulu yang entah mengapa selalu merasa tak cukup.
”
”
Bagus Dwi Hananto (Jaman dan Kota Imajiner yang tak Memiliki Kita)
β€œ
Setiap orang punya ruang dan tempat tersendiri. Mereka yang pergi dan datang tak akan pernah bisa saling menggantikan
”
”
Robin Wijaya (ROMA: Con Amore)
β€œ
Things always happen for a reason, that’s what everybody says.” β€œBut often, not for the reasons we wanted.” β€œYeah, it’s like a rule of life, or something.” Dia menghela napas. β€œBut I think believing that things happen for a reason makes it easier for us to keep going. Dengan menerima kenyataan, kita akan lebih mudah bergerak maju, mengecilkan ruang untuk rasa sesal.
”
”
Winna Efendi (Melbourne: Rewind)
β€œ
Serupa cuaca, aku mencintaimu, selalu terikat waktu. Serupa udara, aku menyayangimu, selalu terikat ruang. Serupa hujan, aku membencimu, sewaktu-waktu.
”
”
Fahd Pahdepie (A Cat in My Eyes: Karena Bertanya Tak Membuatmu Berdosa)
β€œ
Waktu tak pernah melenyapkan perasaan. Ia hanya menyekapnya di dalam ruang. Menunggu saat yang tepat untuk kembali.
”
”
Robin Wijaya (Before Us)
β€œ
Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.
”
”
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β€œ
Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.
”
”
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β€œ
Buat saya, ayah adalah seperti rumah ini. Saya tidak perlu menghuni setiap ruang dalam rumah, hanya sudut kecil di bawah atap. Saya tidak perlu menjadi seluruh dunia ayah, hanya bagian favoritnya. Saya seperti jenis wine kesukaannya, gadis kecilnya yang sering duduk di atas pangkuannya, memohon supaya dapat mencicip isi gelasnya.
”
”
Winna Efendi (Unforgettable)
β€œ
Ada ruang kosong di sela-sela sebuah kata. Ada banyak omong kosong di sela-sela bicara--tapi perlu. Adalah percakapan dengan teman yang selalu bisa menjaga kewarasan, menyelamatkanku dari jemu sempurna. Di tengah carut-marut fungsi mekanistik otomatik hampir robotik sebuah industri yang menyelubungi diri dengan judul keramah-tamahan manusia, ada teman-teman--manusia yang hidup dan dekat.
”
”
Nukila Amal (Cala Ibi)
β€œ
Terlalu banyak ruang yang tak bisa aku buka. Dan, kebersamaan cuma memperbanyak ruang tertutup
”
”
Wulan Dewatra
β€œ
Saya iri ke Menak Jinggo .... Hidup luntang lantung bagai gelandangan di bawah pohon tapi hatinya penuh cinta. Kami hidup enak di ruang AC, bergemilang duit, tapi cinta kami redup bahkan kering kerontang," ungkap seorang anggota dewan
”
”
Sujiwo Tejo (Ngawur Karena Benar)
β€œ
Hidup tanpa buku seperti ruang gelap tak berlampu
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Cinta semestinya membawa kebahagiaan dan melengkapi ruang-ruang jiwa yang kosong, atau mengisinya dengan membiarkan penghuni lamanya pergi, dan bukannya berdesak-desakan dan berebut tempat di dalamnya.
”
”
Dian Nafi (Mayasmara (Mayasmara, #1))
β€œ
Kita semua bisa melakukannya, jika Isra' Mi'raj didefinisikan sebagai perjalanan menuju ruang pemaknaan. Buroqnya? Kesabaran dan pikiran yang terbuka.
”
”
Lenang Manggala
β€œ
Dalam raga ada hati, dan dalam hati ada ruang tak bernama. Di tanganmu tergenggam kunci pintunya. Ruang itu mungil, isinya lebih halus dari serat sutra. Berkata-kata dengan bahasa yang hanya dipahami oleh nurani. Begitu lemahnya ia berbisik, sampai kadang-kadang engkau tak terusik. Hanya kehadirannya yang terus terasa, dan bila ada apa-apa dengannya, duniamu runtuh bagai pelangi meluruh usai gerimis.
”
”
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β€œ
Jika Anda benar-benar mencintai seseorang dan ingin membangun hubungan yang sukses dengannya, bersikaplah terbuka satu sama lain, jujurlah satu sama lain, dan berikan banyak ruang, waktu terpisah, dan kebebasan satu sama lain.
”
”
Mouloud Benzadi
β€œ
Memandangimu dari sini, dari ruang maya yang tak mungkin kuraba. Menatap wajahmu dalam piksel yang terbatas: kau tampak ceria dan masih seekspresif dulu. Tiba-tiba aku bersyukur Jack Dorsey menemukan Twitter. Hingga aku yakin: di sana kau baik-baik saja. Setidaknya, masih bisa tersenyum. Dan membuatku tersenyum.
”
”
Azhar Nurun Ala (Ja(t)uh)
β€œ
Yang terampas dan yang putus... Kelam dan angin lalu mempesiang diriku, Menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin, Malam tambah merasuk, rimbajadi semati tugu. ....
”
”
Chairil Anwar (Aku Ini Binatang Jalang)
β€œ
Selamat pagi, kekasih. semalam aku menulis puisi di luar angkasa. Ternyata tempat terbaik menulis puisi bukanlah disana, namun di ruang rindu yang kau cipta setiap kali aku mendoakanmu.
”
”
Alfin Rizal (Lelaku)
β€œ
Gegas dan waktu tak pernah berbagi ruang apalagi berbagi cerita. Maka saling mencarilah mereka, berusaha menanggapi satu sama lain. Hingga satu titik, kala menjadi mula dan kali mengakhiri cerita.
”
”
Valiant Budi & Windy Ariestanty
β€œ
Sembilan itu adalah angka yang baik untuk melambangkan betapa bernilai & berharganya sesuatu yaitu Diri Kita. Angka itu berada di atas rata-rata, tetapi masih menyisahkan ruang untuk terus mendekati Kesempurnaan. Angka 9 masih akan terus mencari perbaikan diri untuk mencapai 10. Itu yang akan membuatnya terus bergerak, melakukan hal yang lebih dari waktu ke waktu… 9 memiliki bagian atas yang yang membentuk lingkaran dan itu adalah ruang pribadi bagi setiap orang. Seperti sebuah tempat untuk menyimpan keyakinan yang tidak akan terganggu. Sementara buntut di bawahnya adalah ruang terbuka, tempat orang bisa terus mengasah dirinya untuk menerima wawasan dan pengetahuan baru, serta akhirnya membuat dirinya terus menerus termotivasi untuk bisa lebih baik lagi. Dan 9 adalah Nilai buat seseorang yang terus membawa impiannya dengan semangat Matahari…
”
”
Adenita (9 Matahari)
β€œ
Bagaimana bisa Amerika mengirimkan orangnya ke ruang angkasa, namun masih membuat batasan bagi penduduknya yang berkulit hitam?
”
”
Barack Obama (Dreams from My Father: A Story of Race and Inheritance)
β€œ
Ruang di kolong langit itu, kenangan yang aku tak inginkan lagi ia datang melintas sepi. Tapi ketika pun kaki ini melangkah menemukannya, kenapa hati ini lantas tersenyum?
”
”
Isyana G.
β€œ
Ada ruang disetiap kekosongan, ada kamu disetiap kerinduan..
”
”
Hilaludin Wahid
β€œ
Dalam raga ada hati, dan dalam hati, ada satu ruang tak bernama. Di tanganmu tergenggam kunci pintunya. Ruang itu mungil, isinya lebih halus dari serat sutra. Berkata-kata dengan bahasa yang hanya dipahami oleh nurani.
”
”
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β€œ
Bagian terbaik dari rumahku bukanlah ruang tamu atau ruang makan melainkan beranda yang penuh dengan tanaman, dan ruang keluarga yang penuh dengan buku. Di tempat itulah aku beroleh ketenangan, kesenangan dan inspirasi.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Dua hal aku benci dalam hidup: September dan pohon mangga. September tidak pernah mau beranjak dari rumah. Betah. Ia sibuk meletakkan neraka di seluruh penjuru. Di ruang tamu. Di ranjang. Di meja makan. Bahkan di dada. Batang pohon mangga tetap selutut persis prasasti batu. Ia berdiri mengekalkan dosa-dosa dan dosa adalah pemimpin yang baik bagi penyesalan-penyesalan.
”
”
M. Aan Mansyur (Kukila)
β€œ
Aku baca lagi tulisan Scott, "Kamu mengharap sesuatu dan kamu kecewa saat tidak mendapatkannya. Coba kalau kamu tidak mengharap apa apa kamu justru tak terbeban apapun" Dan sekali lagi dia benar. "Esensinya adalah memberi dan tidak menuntut, tulus dan tak punya pamrih, ikhlas dan tidak memaksa. Ia memberimu ruang untuk terbang dengan bebas dan leluasa. Tidak memenjarakanmu dengan gagasan dan idenya sendiri. Tidak mengungkungmu dalam kebebalan hasrat dan kecemburuan yang membabi buta, atau dalam sikap posesif dan egoisme sempit. Ia memberimu tempat untuk bertumbuh, ruang untuk bercermin dan menjadikan seluruh waktumu berharga. Sehingga, tidak akan ada lagi satu perkara pun yang sia sia.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Sesungguhnya, kita telah lama jadi penghuni "waktu", sementara rumah telah menjelma menjadi sekadar "ruang transit". Rumah kehilangan batas definitifnya dan menjadi sangat elastis. Kita punya ruang duduk di kafe-kafe berinternet, tidur di jalan-jalan dalam perjalanan pulang dan pergi ke kantor, menerima tamu di lobi-lobi hotel berbintang, makan malam di restoran-restoran yang berganti setiap kali.
”
”
Avianti Armand (Arsitektur Yang Lain: Sebuah Kritik Arsitektur)
β€œ
Ruang perpustakaan tidak pernah cukup untuk menyimpan buku yang tidak pernah dibaca, jadi pustakawan memeriksa catatannya setiap saat dan menarik buku-buku yang tidak lagi dibaca orang. Kau bisa menyelamatkan buku hanya dengan membacanya. Tentu saja, kau mungkin tidak menyukainya. Tapi kau tidak pernah tahu sampai kau mencobanya, dan mungkin, kau akan suka.
”
”
Megan Whalen Turner (The Thief (The Queen's Thief, #1))
β€œ
sepi dan dingin itu satu keluarga. keduanya bisa hilang di ruang keluarga
”
”
ifnu syariffudin
β€œ
seringkali terdesir dan menyelinap, ke penjuru ruang kamar pengap
”
”
Pyanhabib (Balada Pyanhabib)
β€œ
Rindu: Seluas-luasnya ruang persembunyian memeluk kehilangan.
”
”
Ilham Gunawan
β€œ
Biarlah, untuk malam ini kita menjadi serakah membagi loyang dan ruang, hanya berdua, hanya kita.
”
”
Stebby Julionatan (Biru Magenta)
β€œ
Pada suatu hari ketika puisi pergi, tertatih mengeja huruf di langit. Tidak ada lagi ruang yang tersisa kecuali kehampaan kata. Semua kosong seperti sepi, meski tidak ada malam hari.
”
”
Navida Suryadilaga (Cawan Aksara)
β€œ
Berlatihlah memberinya ruang. Berlatihlah melepaskan orang-orang yang kamu sayangi. Kita bukan pusat dunia. Tidak bisa selamanya memaksa orang-orang itu beredar mengelilingimu, seperti planet mengitari matahari.
”
”
Irene Dyah (Love in Marrakech)
β€œ
KHASIDAH KHAFI Sungguh di dalam atmaku yang paling debu, aku tak layak mendamba dirimu sebagai kekasih hatiku. Karena engkau kelopak angsoka tumbuh kejora di mataku, dalam bius pesonamu aku tidur dan terlelap. Sementara debu, tak kutahu dengan apa aku harus nyatakan diriku kepadamu? Dalam balut ungu kelam sayapmu kau sembunyikan rembulan. Adakah kupahami engkau di balik hijau sihir kata-kata? Adakah kutangkap dirimu dalam misteri hitam sebait puisi? Seperti lenitrik sungai Alkausar menjangkau jerau jantungmu. Mengalunkan barzanji jauh ke dalam lubuk hatiku. Sekiranya ia mencipta rimbun semak lantana, perih luka atau sepoi pawana. Aku insaf, aku tak pernah memintamu jadi halimun atau kelam bayang-bayang. Ia yang dengan sengaja menyamarkan dirimu dari cerlang bintang atau benderang wajah mentari. Betapa cinta di ujung lidahku luluh untuk apa yang mungkin tak terucap. Biarlah engkau tetap menjadi apa yang tak mungkin aku mengerti. Yang tak terganti oleh rangkaian kata atau untaian sajak. Saat hasrat hati menembus nisbi ruang dan waktu. Merengkuh, mencekau sunyi, mengemas rindu atau redam masa lalu. Menjadi mekar mawar ahmar atau jingga semburat fajar.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Apakah arti relasi dengan orang terdekat atau teman hidup? Sebagian orang mengartikannya sebagai pendamping hidup dalam melewati suka dan duka, membina satu hubungan rumahtangga yang harmonis, bersama-sama meraih kesejahteraan keluarga. Aku pun demikian. Namun lebih jauh lagi, teman hidup bagiku adalah partner perjuangan. Sebuah relasi bisa saling memberi ruang bagi semangat positif masing-masing. Sejak berpacaran dengan Alva, dan memiliki niat serius untuk masuk ke jenjang pernikahan, aku tahu permulaan apa yang harus kami buat. Yang harus kami bina adalah melatih diri kami untuk menjadi "pembentuk" sukses satu sama lain. Dan pada akhirnya, menjadi sukses bersama. Relasi kami jangan saling mengubur potensi masing-masing, atau lebih parah lagi melumpuhkan hasrat untuk berkembang.
”
”
Alberthiene Endah (Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar)
β€œ
Kita berada di suatu masa ketika saling membagikan senyum namun dalam hati ada kepahitan yang mengalahkan racun. Saat itulah kita begitu ramah dan hampir saling membunuh. Adakah ruang untuk cinta, sebelum semuanya menjadi duka…?
”
”
Lee Risar
β€œ
Jangan pernah lupakan bagaimana perkenalan kita, pertemuan di satu titik rapuh. Ketika itu, kamu adalah wanita ahli kata-kata yang selalu merangkai cerita tentang senja. Sedangkan kualitas tulisanku berada tepat di garis kemiskinan sastra. Kita bertemu di ruang maya, menjalin cerita yang hampir membosankan jika dituliskan di majalah-majalah remaja.
”
”
Sungging Raga (Simbiosa Alina)
β€œ
Kepergianmu serupa kabut pagi yang ditampar mentari. Hilang seketika. Tak berbekas. Bahkan serasa tak pernah ada. Serupa mimpi yang musnah sesaat setelah mata terbuka. Kamu ada dalam ketiadaan. Kadang sengaja kembali kututup mataku. Mungkin dengan demikian kau akan muncul. Menemani sekejap. Namun, kau lagi-lagi hilang. Bahkan ketika kutengok setiap ruang dalam kepalaku, kau tak ada. Aku kehilangan tanpa memiliki. Ini bodoh. Ini tidak masuk akal. Tak bisa kuhentikan.
”
”
Devania Annesya (Elipsis)
β€œ
Tidak ada awal dan akhir. Tidak ada sebab dan akibat. Tidak ada ruang dan waktu. Yang ada hanyalah Ada. Terus bergerak, berekspansi, berevolusi. Sia-sialah orang yang berusaha menjadi batu di arus ini, yang menginginkan kepastian ataupun ramalan masa depan karena sesungguhnya justru dalam ketidakpastian manusia dapat berjaya, menggunakan potensinya untuk berkreasi.
”
”
Dee Lestari (Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh)
β€œ
Kita tak bisa larut dalam anggapan umum, pada apa yang diyakini masyarakat banyak sebagai moralitas. Keyakinan absurd atas apa yang mereka sebut sebagai sebuah kesepakatan konvensional. Prinsip prinsip konservatif yang mengatur pandangan pribadi demi pribadi demi kontrak sosial. Ide yang ditanamkan ke dalam benak setiap orang. Bagaimana mungkin penilaian pribadi menjadi setara dengan agama atau kepercayaan? Bagaimana subyektivitas menghancurkan ruang ruang pribadi dan tidak menyisakan tempat untuk berdialog?
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Seorang perempuan bertanya, apa itu cinta? Sinergi hati dan akal dalam momentum reaksi metapora yang menghasilkan ruang kosong yang terlalu sulit dan terlalu berani untuk disebut sebagai suci atau bersih. Dia hidup dan menjadi wadah yang hadir hanya dengan dirasa, tapi bisa dilihat tak bisa diraba. Karena hidup dia akan mempunyai masa dan menempati ruang untuk bertumbuh, berkembang, dan menunaikan fungsi hidup beserta peserta hidup lainnya, dalam segala dimensi dan formatnya. Deteksi hati dan akali hanya mampu sampai menghampirinya saja. Selebihnya kata tak cukup punya fasilitas untuk menyelesaikan pendeteksian itu. Segala yang memasukinya akan bereaksi menjadi energi, bila berkontraksi akan menjadi vektor yang bergerak sentrifugal ataupun dalam jumlah komposisi yang tak terbatas mapun dalam berbagai formasi lainnya.
”
”
Dian Nafi (Mayasmara (Mayasmara, #1))
β€œ
Kebathilan selama bila pun (abadan abada) tidak boleh dianggap benar kerana ukuran ramainya yang menyokong - atau sudah diarus perdanakan. Dan kebenaran pula - dalam apa jua zaman dan ruang masa pun - tidak boleh diinjak mati dan dilenyap punah hanya semata dititipkan rohnya oleh sebatang pena dan selembar kertas.
”
”
Hafiz Fandani
β€œ
Wacana mengenai budaya ilmu amat kritikal di negara kita. Kalangan yang sedar dan celik budaya harus lebih berani menzahirkan pendapat dan tidak membisu seribu bahasa. Keadaan umumnya memang tenat tetapi masih boleh dipulihkan. Dengan kedangkalan serta budaya picisan yang diterapkan oleh pimpinan negara dan media utama, suasana pastinya akan lebih gawat. Maka agak meleset jika harapan tertumpu kepada elit penguasa. Masih ada ruang meskipun amat terbatas untuk kita semarakkan semula budaya ilmu dan tradisi aqliyah.
”
”
Anwar Ibrahim
β€œ
Jagad raya ini terdiri atas banyak alam semesta. Semuanya eksis sekaligus dalam suatu medium tunggal yang kami sebut sebagai roomental. Roomental sendiri adalah partikel unik yang bersifat tunggal dan gabungan. Dalam level roomental sudah ada ruang, tapi bukan dalam pengertian β€˜ruang’ seperti persepsimu saat ini. Ruang yang kau persepsikan saat ini dibentuk oleh suatu partikel yang membentuk elektron dan positron. Baik elektron maupun positron, keduanya masih jauh lebih besar daripada ukuran partikel penyusun semesta ini.
”
”
Toba Beta (Betelgeuse Incident: Insiden Bait Al-Jauza)
β€œ
Disaat seperti ini izinkan aku mempertanyakan. Kebebasankah yang kamu inginkan? Ataukah kamu melihat kebebasan itu di mataku sekarang?
”
”
Ariel Seraphino (Ruang)
β€œ
yang menjauh dari ceruk hati saat kita jatuh dan saling jauh bukanlah rindu. meski pemalu, ia betah dan tak butuh lagi ruang lain dari orang lain.
”
”
Alfin Rizal (Mengunjungi Hujan yang Berteduh di Matamu)
β€œ
Bukankah selalu ada ruang di mana manusia harus dimaafkan? Bagaimana pun, membunuh kemanusiaan bukanlah hal yang patut dirayakan dengan pesta.
”
”
Ayu Welirang (Rumah Kremasi: Kumpulan Cerita Pendek)
β€œ
Jika kau memberi makan anjing di ruang makan, setelah ini kau tak akan bisa menyeretnya ke luar tanpa tali.
”
”
Mikhail Bulgakov
β€œ
Malam memberi ruang bagi semua. Bagi hati yang merana. Terluka. Ternoda. Teraniaya. Terhina.
”
”
Djenar Maesa Ayu (Saia)
β€œ
Terkadang semua terasa terputar kembali. Kita seperti pernah berada di ruang sama, dengan kejadian dan situasi yang sama, tetapi dalam waktu yang berbeda.
”
”
Agung Rusmana (Malaikat)
β€œ
Senja hari ini masih jadi spasi panjang. Ruang kosong di antara nama kita. Entah kapan akan kita isi dengan; rasa.
”
”
Rohmatikal Maskur
β€œ
Hanya gunung Yang mampu membuka segala selubung Hingga jiwa kita benar-benar telanjang Larut ke dalam tak terbatasnya ruang
”
”
Sam Haidy
β€œ
Aku hanya terus berlari dalam ruang hampaku yang nyaman, dalam kesunyianku yang nostalgik. Bagiku, hal itu sudah cukup menakjubkan. Tak peduli apa kata orang.
”
”
Haruki Murakami (What I Talk About When I Talk About Running)
β€œ
Hati nurani adalah ruang pengadilan tertinggi.
”
”
Alexander Pope
β€œ
Hati nurani adalah ruang pengadilan tertinggi
”
”
Alexander Pope
β€œ
Seperti dinding kamar yang retak dan mulai berlumut, pagar besi yang merapuh oleh noda karat dan daun daun mangga yang luruh di pekarangan rumah, demikianlah kita membaca kehidupan. Begitu banyak kata yang seringkali susah untuk ditafsir seperti "nasib", "kebahagiaan" dan "kesempurnaan". Entah mengapa, Bunda masih berasa gamang saat berjalan di atas tangga batu yang menuju ke ruang tamu di rumah barumu. Serasa mendengar dering suara alarm yang bergelayut di dalam mimpi. Menyibak kabut dan pagi juga. Bukankah kadang kadang kita merasa larut dalam kesunyian, meski riuh jalan raya bersicepat melawan waktu? Meninggalkan jejak langkah dalam segala ketergesaannya. Memaksa kita memungut semua peristiwa yang berhamburan di atas trotoar. Memaksa semua orang menitikkan air mata. Mengapa dalam momen momen serupa itu, kebersamaan dengan orang yang kita cintai justru berasa semakin berarti? Mengapa justru di tengah keramaian, kita bisa merasa begitu kesepian? Begitulah, jarum jam berputar di sepanjang perjalanan berusaha keras mengabadikan semua peristiwa. Mentautkan satu angle dengan angle yang lain, memotret semua kejadian dari mata seekor jengkerik. Menatap tak berkedip gedung gedung megah yang angkuh berdiri, serupa monster monster yang siap merengkuh apa saja; Lautan manusia berjejal keluar dari bandara, kerumunan lalat di atas tumpukan sampah di pasar, kelejat pikiran yang berlari lari mengejar matahari, kebimbangan yang tergugu di pojok terminal, harapan yang terkantuk kantuk di dalam bus kota dan seringai kerinduan akan masa depan yang belum pernah mereka lihat. Apa yang mereka cari? Apa yang mereka kejar, Nak? Sementara ada ribuan etalase dan pintu pintu mall yang terbuka dan tertutup setiap kali. Serupa mulut lapar menganga yang rakus mengunyah dan menelan semua kecemasan dan kegalauan yang bersliweran di balik pendar neon papan reklame. Bagaimanakah mereka -orang orang tanpa identitas ini- bisa menafsirkan takdir, relativitas waktu, dan mungkin juga mimpi?
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkan ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang?
”
”
Dee Filosofi Kopi Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
β€œ
Tak semua kebaikan menunggu kehadiranmu di balik pintu kamar yang terbuka. Semoga saja, ia hadir serupa sepiring nasi goreng dengan telur ceplok di atasnya. Mungkin ia akan mengingatkanmu pada rumah kecil kita. Pada beranda yang penuh dengan tanaman aglaonema, atau ruang tamu yang penuh dengan rak buku yang memuat ribuan cerita dari masa kanak kanakmu. Tapi tak semua akan selalu berjalan seperti itu, Nak. Tak semua cerita dimulai dengan kalimat yang ceria dan lalu berakhir bahagia. Ada kisah kisah murung nan sedih. Ada banyak roman yang bahkan berakhir tragis. Ada yang serupa misteri tak terselami. Seperti kilau mata pisau dan kisah kisah seram lainnya. Ada Bunda baca sebuah kutipan, "Ketika engkau melihat masalah seperti sebatang paku, maka kau akan berpikir seperti palu." Demikian kutipan ituΒ  Bunda baca, namun lupa entah di mana. Sebab engkau tak harus melihat segalanya lewat matamu sendiri, Nak. Engkau boleh melihatnya dari kaca mata orang lain. Percayalah, itulah cara untuk belajar menjadi bijak. Tidak semua orang bisa mengerti kenapa hujan turun di tengah hari. Tak juga orang paham kenapa kemarau bisa datang sepanjang tahun. Jadi berikanlah kebaikan agar engkau beroleh kebaikan. Walau terkadang terasa pahit dan menyakitkan. Tapi jangan pula simpan sakitmu sebagai duri. Bebaskan dirimu dari prasangka supaya orang juga berbaik sangka pada dirimu. Bila sebuah senyum yang kauberi kembali kepadamu sebagai tawa, maka engkau akan menghargai apa artinya pertemanan. Apapun kesulitanmu, jadikanlah waktu sebagai sahabatmu. Sebab ia akan mengajarimu arti kata bersabar. Ia akan memberi tahumu bagaimana caranya menjadi pemenang. Sebab ia teladan bagi ketekunan dan kegigihan. Sebab ia tidak mengenal kata menyerah. Dalam situasi apapun ia senantiasa fokus mengejar apa yang ia tuju. Ia guru yang keras dan penuh disiplin. Tapi ia juga teman yang baik dan penuh perhatian. Selama kamu mau belajar, ia tak akan pernah mengecewakanmu. Ia mungkin akan membiarkanmu terjatuh, tetapi ia tak akan pernah meninggalkanmu. Dan jadilah terberkati seperti tanah yang subur. Di mana engkau menanam benih dan ia tumbuh menjadi sebuah pohon yang rindang. Tempat di mana orang dapat berteduh di tengah panas yang terik.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Manusia hari ini bukan tidak mengetahui banyak perkara; malah sebaliknya. Manusia hari ini memang mengetahui banyak perkara, khasnya tentang kehidupan jasadi insan dan makhluk syahadah (yang nampak) yang lain, tetapi banyak perkara penting yang meliputi kehidupan ruhani dan akhlak tidak diketahuinya. Ini adalah kerana konsep ilmunya amat sempit. dia telah mengeluarkan hakikat penting seperti Tuhan, malaikat, roh diri manusia sendiri dan lain-lain yang diketahui hanya melalui autoriti manusia terpilih, daripada ruang ilmu dan tumpuannya. Autoriti manusia terpilih bermaksud ilmu yang diperoleh melalui para rasul, nabi dan orang yang berakar dalam ilmu.
”
”
Wan Mohd Nor Wan Daud (Budaya Ilmu: Satu Penjelasan)
β€œ
Aku nggak pernah tau berapa banyak sesungguhnya jumlah bintang yang menghiasi langit... Hingga terangnya masih belum mampu mengalahkan satu matahari pagi Aku nggak pernah mampu menghitung berapa banyaknya tetes hujan yang jatuh tapi hal itu nggak mampu menghapus harapanku melihat tujuh warna pelangi setelah hujan itu berhenti... Aku nggak Pernah tahu... Bagaimana mungkin satu hati yang kamu miliki mampu menciptakan jutaan tawa dalam hidupku... Sekaligus menghentikan jutaan tangis dan menghapus rapuhku.... Dan bagiku, satu kali kehilanganmu mampu meninggalkan bekas luka yang nggak akan hilang seumur hidupku... Jika malam ini bintang nggak lagi bersinar buatku atau esok pagi nafas ini nggak lagi mampu kuhembus tapi aku tahu, hati ini punya ruang abadi yang akan selalu menyimpannya Bintang, Matahari, Hujan dan Pelangi Cuma sekedar hiasan langit dibanding arti kamu dalam hidupku
”
”
LoveinParisSeason2
β€œ
Ini bukanlah tentang dua orang yang berbeda dan berpikir dengan cara yang sama. Ini tentang dua orang yang berbeda, berpikir dengan cara yang berbeda namun bisa saling menerima perbedaan itu. Sediakanlah ruang yang nyaman untuk kebersamaan. Namun sediakan juga ruang pribadi, di mana kalian masing masing bisa menyendiri. Ada kalanya kalian bisa menyanyi, menari dan bergembira bersama. Membangun kesesuaian lewat musik yang mendatangkan kegembiraan. Tidak harus berangkat dari selera yang sama. Jadikan musik sarana untuk mewarnai hidup kalian. Bukan tentang jenis musiknya, tapi tentang bagaimana musik itu memberi arti bagi keberadaan kalian. Demi esensi dari musik itu sendiri untuk menciptakan ketenangan hati, menumbuhkan gagasan, membangun semangat, dan mendatangkan kegembiraan. Demikian cinta tumbuh di dalam hati yang terlahir dari gairah akan musik. Keluarga itu adalah musik yang menyatukan hati dan pikiran. Ia mencerahkan. Gairah yang tak membelenggu. Tak mengikat hati kalian dengan aturan aturan yang kolot dan kaku. Jadikan musik itu sebagai hadiah yang indah bagi pasangan kalian. Esensinya adalah memberi dan tidak menuntut, tulus dan tak punya pamrih, ikhlas dan tidak memaksa. Ia memberimu ruang untuk terbang dengan bebas dan leluasa. Tidak memenjarakanmu dengan gagasan dan ide ide sendiri. Tidak mengungkungmu dalam kebebalan hasrat dan kecemburuan yang membabi buta, atau dalam sikap posesif dan egoisme sempit. Ia memberimu tempat untuk bertumbuh, ruang untuk bercermin dan menjadikan seluruh waktumu berharga. Sehingga dengan demikian hidup kalian menjadi lebih berarti dan tidak ada kebersamaan yang sia sia.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Imaji-ku. Cermin dari malam. Sepasang bola mata hitam menyelinap diriku. Terpaan angin menghela pelan menyentuh kulit epidermisku. Kau hinggap dalam ruang-ruang penuh suara dalam bayang dalam cahaya. Kau perpaduan angka-angka, seakan kaulah lakon utama dalam hidup. Memahami garis-garis yang membentuk gerak-gerik bayang. Tindakanmu mengembara di seluruh ruang dan menggapai sel-sel dalam tubuhku yang adalah bintang-bintang yang kemudian menuju padamu – cahayaku.
”
”
silviamnque
β€œ
Model Ptolemeus diterima di gereja Kristen sebagai gambaran alam semesta yang sesuai dengan Kitab Suci, karena punya kelebihan yaitu menyisakan banyak ruang di luar lingkaran bintang-bintang tak bergerak untuk tempat surga dan neraka.
”
”
Stephen Hawking (A Brief History of Time)
β€œ
Dunia pendidikan (formal maupun informal) memiliki peran dalam pembentukan pahlawan-pahlawan. Wilayah ini menjadi ruang untuk mempersiapkan anak-anak panah untuk kelak mereka juga menjadi pahlawan. Sebab hanya pahlawan yang menghasilkan pahlawan.
”
”
Y.E. Marstyanto (Eling & Meling; Sejumlah Esai Dalam Kongres Ki Hadjar Dewantara)
β€œ
Hal paling menakjubkan dari karya sastra-khususnya puisi dan kosmologi, keduanya merupakan pengembaraan hening. Suatu perjalanan menuju jantung kelengangan, mencapai bilik dan ruang yang belum bernama karena kata tak pernah cukup untuk menjamahnya.
”
”
Karlina Supelli
β€œ
Namun teori relativitas memaksa kita mengubah secara mendasar gagasan kita mengenai ruang dan waktu. Kita harus menerima bahwa waktu tidak sepenuhnya terpisah dari ruang, tapi malah berpadu dengan ruang untuk membentuk objek bernama ruang-waktu (space-time).
”
”
Stephen Hawking (A Brief History of Time)
β€œ
Newton sangat khawatir dengan tiadanya posisi mutlak atau yang disebut ruang mutlak (absolute space), karena tidak cocok dengan gagasannya mengenai Tuhan yang mutlak. Dia malah menolak menerima ketiadaan ruang mutlak, walau hukumnya sendiri menyatakan demikian.
”
”
Stephen Hawking (A Brief History of Time)
β€œ
PUISI CINTA Apakah ia akan mengingat diriku, atas semua potret yang tak pernah usang yang sengaja ia kumpulkan dalam setiap momen kebersamaan kami? Lebih dari semua angka yang aku sendiri tak mampu menghitungnya. Waktu seperti butiran pasir yang merangkai semua kata kata yang di tuliskannya di dalam sebuah buku diary yang ia simpan sendiri. Waktu berjalan seperti tak pernah mengenal masa lalu. Seperti ikan ikan yang bebas berenang di lautan. Burung burung terbang di langit, dan satwa liar yang mabuk di rimba. Waktu yang terhenti pada satu satunya peristiwa, di mana ia menyatakan segenap rasa cintanya hanya padaku. Kepastian yang menghapus semua kebimbangan musim. Ketidakpedulian sejarah. Semua kata kata yang dikumpulkannya menjadi ungkapan abadi dalam hati yang tak mengenal rasa duka atau luka, amarah dan juga kesedihan. Ia tak pernah menghentikan hasratnya untuk terus mencintaiku. Meskipun malam berganti ganti. Hari berubah. Tanggal, bulan dan tahun berlalu. Dan keriput mulai menghantuiku. Mengelupas kemudaanku. Melemparkan hujatan pada semua peristiwa yang seperti ingin menyakiti perasaannya. Menciderai pikirannya dengan semua kemesuman, kejijikan dan ketidak senonohan yang sengaja aku ciptakan untuk membuatnya pergi. Bayang bayang di mana ruang dan cahaya tak lagi hadir pada dirinya. Cakrawala yang perlahan mulai menua, tapi tetap saja setia menunggu cinta yang ditinggalkannya hanya untuk diriku.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Benarlah kata-kata bapanya. Buku untuk dibaca dan difahami, diambil iktibar dan dijadikan manfaat. Bukan sekadar untuk lulus periksa.
”
”
Zalila Isa (Rak Buku Ruang Tamu)
β€œ
Situasi ketidakpastian itulah yang membuat kita gentar. Membuat nyali kita ciut. Bagaimana kita bisa berasa yakin atas segala apa yang telah kita lakukan sebagai sebuah kesementaraan yang kemudian kita jadikan sebagai dasar bagi sesuatu yang sifatnya abadi? Bagaimana kita bisa menilai diri kita sendiri dari apa yang telah kita lakukan di masa lampau demi sesuatu yang sempurna namun berada di luar batas kemanusiaan kita? Bagaimana kita menjadi layak untuk itu? Untuk menggapai kesempurnaan surgawi yang kekal dari ketidak sempurnaan duniawi kita yang banal dan bersifat sementara. Apakah ada hukum untuk meluruskannya? Aturan aturan yang menjadikan hidup manusia menjadi lebih baik. Inikah tangga untuk naik ke atas menuju pada kesempurnaan itu? Sementara dunia ini dipenuhi dengan begitu banyak tipu daya. Kepalsuan dan kemunafikan. Tidak ada satu hal pun yang benar benar murni sebagai sebuah sumber asali yang serba pasti. Selalu ada keragu raguan yang mengganjal di setiap benak. Sementara, kebenaran tidak memberi kita sedikit pun ruang untuk berdebat, beradu argumentasi atau berdialektika. Untuk membuka sebuah dialog atau wacana yang akan mempertemukan kita dengan keelokan dari wajah kesempurnaan itu. Hasrat manusia, pikiran pikiran rendahnya, nafsu dan egoismenya. Semua itu telah menjadi penghalang bagi dirinya sendiri. Sebuah upaya pencarian hanya akan membenturkan pikiran manusia pada kedangkalan hasratnya sendiri. Kebebasan berkehendak yang kemudian justru akan menjadi keterkungkungan. Dan apa yang kita yakini justru akan menjadi jalan yang menjerumuskan kita pada kesesatan. Yang tak lain dan tak bukan hanyalah sebuah kesia siaan. Selama manusia masih tergantung pada akal budinya dia tidak akan mampu menyentuh esensi dari kebenaran itu. Jangankan menyentuh, untuk sampai pada kulit permukaannya sekali pun itu hampir merupakan sebuah kemustahilan. Bisa jadi, ini adalah sebuah pemikiran yang terasa sangat pesimistis. Segala upaya manusia pada kenyataannya tidak mengantarkan dirinya kepada rahasia kehidupan sejati. Ironisnya justru sebaliknya, semua daya upaya manusia pada akhirnya hanya akan berujung pada kematiannya sendiri.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Kita, Sederhana tanpa hiperbola Kamu, aku, kita dalam sebuah kata bernama rasa Tersirat makna terasa nyata dalam sebuah realita Sedikit dewasa, banyak bercanda Kita, Memorabilia dalam sebuah masa Mengisi waktu diantara sisa usia Menempati ruang hampa dalam lautan manusia Memberi sedikit jeda pada kesendirian yang tak terhingga Benarkah kita, sederhana tanpa hiperbola?
”
”
purpledelight
β€œ
Mungkin sebab ibu bapa kita tidak menggalakkan kita memahami perasaan. Dan mereka sendiri tidak iktiraf perasaan kita. Mereka tidak beri ruang kita teroka perasaan-perasaan kita semasa kita kecil. Kita terbiasa tutup perasaan itu sebelum kita merasainya betul-betul. Istilahnya ialah pengabaian emosi. Kita mengabaikan emosi kerana itu yang diajar kepada kita sejak kecil.
”
”
Auni Zainal (Mawaddah Ilmi Ingin Pulang)
β€œ
MaghfirahMU Titip rindu untuk RasulMu.. Dengan sejuta shalawat dalam keheningan malam.. Airmataku terlalu keruh untuk diusap... Setidaknya ini sebagai ungkapan taubatku yang tersirat.... Sembari melantunkan kata-kata ini.. Diriku seperti senyap dalam ruang sempit penuh hewan yang tak kukenal... Mungkinkah itu cerminan amalku...??? Ya Rabb........ Betapa congkaknya Aku dalam nestapa.. Sombong menembus atmosfer batas aturan-aturan.... SyariahMu menuntunku .. Kenapa diriku masih bergelayutan dalam hiruk-pikuk hedonisme.. Detik-detik sakral telah Kau buka.. Segenap jiwa dan raga kini kupasrahkan... Aku tak sanggup lagi bersua.. Bahkan berkutik mencari oksigen dunia.. Ya Rabb... Ceburkanlah diriku dalam lautan MaghfirahMu... Astaghfiruka Waatubu ilaik....
”
”
Hilaludin Wahid
β€œ
Yatim piatu itu tak hanya mereka yang tak berayah, tak ber-ibu, tetapi juga mereka yang kehilangan sumber-sumber perlindungan, penghidupan, dan dukungan sosial. Dalam masyarakat yang mengglobal, perubahan dan pergeseran ruang hidup berlangsung dahsyat dan menyebabkan munculnya warga yang secara langsung mengalami yatim piatu; tak mandiri, bergantung pada bantuan orang lain, rentan, dan miskin.
”
”
Lies Marcoes (Merebut Tafsir)
β€œ
Bukan tanpa alasan aku menyukai aglaonema. Bukan semata karena corak keindahan daunnya. Sebab, setiap lembar daun memiliki pesonanya sendiri. Tapi lebih daripada itu, ia adalah representasi dari diriku pribadi. Ia bukan jenis tanaman yang bisa tumbuh begitu saja. Ia butuh perhatian dan kasih sayang. Bukan semacam rumput liar yang bisa hidup di sembarang tempat, di atas beton, di atas aspal di pinggir jalan, di antara semak belukar dan bahkan reruntuhan. Ia mesti menyatukan semua elemen yang mendukungnya agar bisa bertahan hidup. Ia rumit dan pribadi yang kompleks. Sulit memahami sikapnya yang cenderung sentimental, yang rapuh dan tak tahan uji. Butuh perhatian penuh atas kepekaannya pada cahaya, pada panas matahari, pada sifatnya yang emosional, yang mudah layu, yang mudah tersinggung, yang tak mampu menanggung bebannya sendiri. Ia membutuhkan air dan kelembaban sebagaimana ia membutuhkan ruang yang lapang dan sirkulasi udara untuk bernafas. Tapi ia menolak segala yang berlebihan. Ia menolak air mata dan juga rasa iba. Baginya keindahan bukan sekedar pencapaian arti kesempurnaan diri. Keindahan adalah esensi dari setiap warna pribadi yang ia miliki. Sesuatu yang unik dan sekaligus artistik. Yang sepenuhnya membedakan dirinya dengan tanaman lain.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Menulis berarti menciptakan duniamu sendiri.” Stephen King β€œMenulis itu pekerjaan orang kesepian. Punya seseorang yang memercayaimu dapat membuat perbedaan besar. Hanya percaya saja biasanya sudah cukup.” Stephen King β€œMenulis fiksi seperti memasak.” Donatus A. Nugroho "Menulis itu gampang." Arswendo Atmowiloto β€œTulislah apa yang kau ketahui seluas dan sedalam mungkin.” Stephen King β€œSedapat mungkin aku tidak melakukan keduanya, yaitu membuat alur cerita dan berbohong. Cerita itu terjadi dengan sendirinya, tugas penulis adalah membiarkan cerita itu berkembang.” Stephen King β€œEngkau harus berkata jujur, jika ingin dialogmu punya gema dan realistis.” Stephen King β€œSemua novel pada dasarnya adalah surat-surat yang ditujukan kepada seseorang.” Anonim/Stephen King β€œAku menulis setiap hari, termasuk hari libur. Aku termasuk pecandu kerja.” Stephen King β€œMembaca adalah pusat kreatif kehidupan seorang penulis. Aku membawa buku ke mana pun aku pergi dan menemukan peluang untuk menenggelamkan diri dalam bacaan.” Stephen King β€œKalau engkau ingin menjadi penulis, ada dua hal yang harus kau lakukan, banyak membaca dan menulis. Setahuku, tidak ada jalan lain selain dua hal ini. Dan tidak ada jalan pintas.” Stephen King "Menulis fiksi seperti permainan Roller Coaster." RL Stine β€œAku akan menulis (terus) sekalipun belum tahu akan diterbitkan atau tidak.” JK Rowling β€œAku ingin menulis, bukan harus menulis.” Anonim β€œSeseorang yang menuliskan suatu kisah, terlalu tertarik pada kisah itu sendiri sehingga tidak bisa duduk tenang dan memerhatikan (cara teknik) bagaimana ia menuliskannya.” CS Lewis β€œAku menulis untuk diri sendiri, aku rasa tak seorang pun akan menikmati buku ini lebih dari yang kurasakan saat membacanya.” JK Rowling β€œMenulis novel harus berbekal sesuatu yang Anda yakini agar Anda tetap bertahan.” JK Rowling β€œSelalu ada ruang untuk sebuah cerita yang dapat memindahkan pembaca ke tempat lain.” JK Rowling β€œAku takut kalau tak dapat menemukan alasan untuk melanjutkan menulis.” JK Rowling β€œBila aku tidak menulis, aku merasa hidupku tidak normal.” JK Rowling β€œBeberapa hal memang lebih baik tinggal menjadi imajinasi belaka.” JK Rowling β€œHarry tak pernah menyerah terus berjuang menggunakan kombinasi antara intuisi, ketegangan syaraf dan sedikit keberuntungan.” JK Rowling β€œKamu mungkin tidak akan bisa membuat karyamu diterbitkan di penerbit manapun.” Marion D. Bauer β€œKebanyakan para penulis, bahkan karya penulis dewasa, tidak akan diterbitkan. Selamanya. Namun, mereka tetap saja menulis karena ini menyenangkan.” Marion D. Bauer β€œBagi semua penulis, profesional maupun amatir imbalan yang terbesar terletak dalam proses penulisan, bukan dalam sesuatu yang terjadi sesudahnya. Mengumpulkan ide dan melihatnya menjadi hidup dalam kertas sudah cukup menggembirakan.” Marion D. Bauer β€œKabar buruk: Sangat sulit untuk membuat bukumu diterbitkan. Jika tulisanmu berhasil diterbitkan, kamu mungkin tidak akan menjadi terkenal, kamu tidak akan menjadi kaya. Seorang penulis harus belajar sendiri dan bekerja sendiri. Kabar baik: Membuat tulisanmu diterbitkan akan menjadi lebih mudah setelah kamu berhasil menapakkan kaki di pintu penerbitan. Kamu bahkan mungkin bisa menjadi terkenal, atau mungkin saja kamu lebih memilih kehidupan yang sederhana. Beberapa penulis menjadi kaya. Bekerja sendirian mungkin bukan masalah bagimu. Kamu bisa menjadi penguasa bagi kehidupan kerjamu sendiri. Yang terpenting dari segalanya kamu bisa melakukan pekerjaan yang kamu cintai.” Marion D. Bauer β€œAku akan terus menulis meski tulisanku tidak menghasilkan uang sesen pun, bahkan jika tidak ada orang yang mau membacanya. Aku merasa sangat beruntung bisa merintis karir di bidang penulisan.” Marion D. Bauer "Menulis dapat membuat orang bisa menjadi lebih baik karena dia melihat pantulan dirinya." Asma Nadia
”
”
Ahmad Sufiatur Rahman
β€œ
Aku bicara sama angin, Bertanya mengapa bawa khabar rindu? Aku bicara sama purnama, Mengapa cahaya indah selalu tidak lama? Aku bicara sama langit, Bagaimakah luas ruang tapi terasa sempit? Aku bicara sama laut, Apakah bisa ia melemaskan perenang? Aku bicara sama hujan, Ada insan gembira melihat kau jatuh. Aku bicara sama mentari, Di bawah meraih cahayamu. Aku bicara sama pena, Kubilang sudah bicara sama angin, purnama, langit, laut, hujan dan mentari, Tetap saja yang bicaraku tidak terjawab.
”
”
mardia
β€œ
Kenyataan itu membuatku semakin menyadari, betapa seringkali hidup menjadi begitu sia sia hanya karena kita tak mampu lagi memaknai arti dari kehidupan itu sendiri. Mengapa bagi sebagian besar orang maut menjadi terasa begitu menakutkan? Mengapa maut begitu menggigit? Sebagaimana bunyi petikan puisi Chairil: Sepi, yang tambah ini menanti jadi mencekik, memberat mencekung punda, sampai binasa segala* (Chairil Anwar - Yang Terampas Dan Yang Putus). Maut menjadi sangat menakutkan karena seolah dia akan menjadi batas dari apa yang fana dan apa yang abadi. Sebuah ruang di balik pintu rahasia yang tidak pernah kita ketahui. Apa yang tersembunyi di balik pintu yang penuh misteri itu? Apakah penderitaan kita akan berlanjut? Ataukah penderitaan itu akan berakhir dengan kebahagiaan? Apakah keberadaan kita selanjutnya dapat kita rasakan kembali sebagai sesuatu yang nyata atau bahkan sebaliknya menjadi semakin kabur? Sekabur khayalan dan juga mimpi. Bagaimana kita bisa mendasarkan penilaian kita pada sebuah prekognisi? Pada kondisi yang tidak kita kenal atau tidak kita ketahui. Hanya mungkin berdasar asumsi, prediksi, ramalan, nubuat, atau gambaran gambaran yang berada di luar pemahaman kemampuan inderawi kamanusiaan kita yang terbatas.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Gagasan bahwa ruang dan waktu bisa membentuk permukaan tertutup tanpa perbatasan juga punya dampak mendalam bagi peran Tuhan dalam urusan alam semesta. Dengan keberhasilan teori-teori sains untuk menjelaskan berbagai peristiwa, sebaguan besar orang jadi percaya bahwa Tuhan menperkenankan alam semesta berkembang menurut satu set hukum dan tak campur tangan dalam alam semesta dengan melanggar hukum. Namun hukum-hukum itu tak memberitahu kita seperti apa alam semesta ketika bermula–kiranya tetap terserah Tuhan untuk memutar mekanisme dan memilih cara memulainya. Selama alam semesta punya permulaan, kita dapan menganggap alam semesta punya pencipta. Tapi jika alam semesta benar-benar sepenuhnya utuh dalam dirinya sendiri, tanpa perbatasan atau tepi, maka alam semesta tak bakal punya peemulaan atau akhir: alam semesta akan sekedar ada. Lalu adakah tempat bagi pencipta?
”
”
Stephen Hawking (A Brief History of Time)
β€œ
Apa kabarmu Mungil? Sehat-sehat sajakah disana? Kau tahu, sepagi tadi kusempatkan kakiku menyusuri lorong kelas, tempat biasa ku menemuimu. Ya, ritual yang mungkin akan menjadi kebiasaanku beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan kedepan. Oh ya, tidak ada yang berubah dengan kelasmu, bahkan bayangmu masih tertinggal di pojok ruang itu. Mungil, kau tahu! Ada banyak hal yang ingin ku ceritakan padamu saat ini. Tentang rutinitasku sekarang, tentang.. Ya, tentang segala hal, Mungil. Tapi.. Ah sudahlah, kau mungkin bahkan takkan membaca catatan ini. Oya Mungil, Ritual 'itu' masih sering kulakukan, seperti yang kau pesankan setiap saat hujan tiba: "Tengadahkanlah wajahmu saat hujan tiba, lalu hitung setiap rintiknya, percayalah sebanyak itulah rindu ini bersemayam di tiap tetesnya," -setiap hujan tiba bahkan. #usaha gagal menulis cerita random tanpa backspace
”
”
Alif~
β€œ
Disini semua berawal, Tempatku menuangankan segala bentuk uneg2, gagasan, pikiran, tanpa kawatir akan dikritisi. kebebasan yang banyak dirindukan namun tidak mudah ditemui . kebebasan yang Bebas sebebas bebasnya, memberi ruang untuk menjadi diri sendiri. Tanpa topeng yang selama ini dipertontonkan hanya untuk dianggap normal,wajar,manusiawi yang nyatanya tidak sama dengan apa yangΒ kita rasakan namun tetap dipaksakan. Disini aku nyaman sekali. Menjadi diri sendiri dan mencurahkan semua yang aku rasakan dan yang aku pikirkanΒ  walau terkadang liar namun sesekali kenyataan itulah yang aku rasakan dan ingin aku sampaikan, namun karang elok untuk di umbar.Β  Sejenak keluar dari kepenatan dan ketegangan serta hiruk pikuk dunia yang terlalu normal berpindah ke dunia nyaman yang seluruh isinya terbuat dari bantal yang setiap kau hentakkan akan memantulkanmu ke ujung dunia membawamu ke samudra biru diatas awan dan terjaring oleh bintang bintang yang bertaburan kemudian meluncur turun melawati gunung gunung. disini, ditempat ini, aku mulai menyambut dunia.
”
”
virga anwarektino
β€œ
...Kita hanya manusia yang kerdil yang mendiami daerah-daerah bumi. Kita hidup di sini untuk mencari bekal satu perjalanan hidup ke alam akhirat yang kekal abadi. Orang-orang yang tidak berjuang dalam kehidupan ini akan pergi ke sana jua. Orang-orang yang berjuang memang menyedari dunia ini sementara. Ada sesuatu yang perlu ditinggalkan untuk kebaikan manusia di dunia yang fana ini. Ada juga sesuatu yang diusahakan sebagai bekalan untuk kehidupan abadi di samping Pencipta Yang Maha Agung, Allah. Jika hidup itu ialah menanti perginya pagi dan datangnya petang, menanti perginya petang dan hadirnya dinihari; apalah kemanisan yang dapat dikecap daripada kehidupan sebegitu. Hidup ini ialah perjuangan hidup segigihnya. Manusia yang mengerti tidak akan mengalah terhadap cabaran masa dan tempat. Hidup menjadi indah dengan hadirnya perjuangan. Isyraf Eilmy terasa pernah terbaca sebuah wacana kecil erti kehidupan. Saudaraku. Tegakkan mukamu dan ukir senyuman di wajahmu. Senyuman itu ialah sedekah daripada orang yang punyai harta dan jiwa. Sekuntum senyumanmu ialah wajah sebuah kehidupan yang tidak terhakis oleh kesusahan. Selagi kau menundukkan mukamu lalu merenung kedua-dua belah kakimu, selagi itu kau masih terbelenggu dalam simpulan-simpulan kekusutan yang membalut sudut hatimu. Apabila jiwamu kosong daripada cahaya hidayah, maka kehidupanmu umpama lorong duka lara yang menjerit pekik minta dikasihani, simpang-siur kesepiannya ialah kekeliruan dan kekecewaan yang menerpa sedangkan deru angin semilirnya ialah nyanyian kedukaan yang tidak didendangkan oleh jiwa yang kental. Mengapakah kau rasa tiada lagi keindahan pada mahligai tersergam juga kecintaan terhadap segala kemewahan dan solekan dunia? Mengapakah harus kau mencari suatu kepastian tentang bila akan berakhirnya kehidupan sedangkan baki usiamu tidak pernah menjanjikan rumusan kebahagiaan? Usah lagi kau mimpikan ke manakah perginya kelazatan pada sajian hebat yang terhidang di meja kehidupan. Usah lagi kau kenangkan dari manakah datangnya kepanasan di ruang cinta syahdu penuh keasyikan. Kembalilah kepada martabat diri. β€” ms.9-10, Sarjana Bangsa
”
”
Hasanuddin Md. Isa
β€œ
Sambil berpelukan di ruang makan, menunggu matahari terbit, tidak satu pun dari kami berpikir bahwa suatu gaya hidup telah berakhir. Gaya hidup kami. Kalaupun saat itu belum berakhir, setidaknya itu adalah awal dari sebuah akhir.
”
”
Khaled Hosseini (The Kite Runner)
β€œ
Keberjarakan! Mereka selalu menjaga jarak denganku. Biar ada wilayah tafsiran yang ambigu dan hablur. Di wilayah itulah mereka ingin dipahami. Tapi keberjarakan juga kalau terlalu hablur justru akan membuat terombang-ambing. Kupikir, jarak dengan mereka terlalu jauh karena ukurannya bukanlah kilometer, atau ruang, namun ukurannya adalah ketidakpastian itu sendiri
”
”
Pandu Hamzah (Sebuah Wilayah yang Tidak Ada di Google Earth)
β€œ
Dengan cara dan alat-alat yang berbeda, sebagaimana kisah para pengembara, para nabi dan wali, puisi meninggalkan jejak dan riwayat di bumi. Bagai anak panah yang turun dari langit dan kembali menuju langit lain yang tidak bertepi. Melintas semesta dan membekas di mana-mana, juga dalam ruang jiwa. Membuka pintu-pintu realitas menuju imajinasi, ekspresi dan kreativitas kebudayaan yang tidak terbatas. Ia bergerak tanpa takdir kekerasan, berdiri tegak melawan para penindas yang menjajah jasad dan roh manusia.
”
”
Hamdy Salad (Agama Seni : Refleksi Teologis dalam Ruang Estetik)
β€œ
Adat dipahami sebagai perangkat menyeluruh–ideologi, strategi dan praktik– yang memadai dan lebih adil dibandingkan ideologi dan praktik kapitalisme yang terbukti meminggirkan, merusakrampas ruang-ruang hidup dan rentan terhadap krisis.
”
”
Marsen Sinaga (Adat Berdaulat: Melawan Serbuan Kapitalisme di Aceh)
β€œ
Malaysia harus terus dipacu dengan gagah dan bertenaga, berdiri sebagai sebuah Negara merdeka yang adil lagi demokratik berpaksi keluhuran perlembagaan. Negara ini tidak mempunyai ruang untuk ditadbir secara cemerkap, nanar dan tidak berhala tuju jelas.
”
”
Anwar Ibrahim
β€œ
Orang yang rendah hati adalah orang yang menyiapkan ruang di dalam hatinya untuk berbagi
”
”
Arsaningsih (Soul Reflection: Renungan Jiwa)
β€œ
Buku ini (Questioning Everything) hadir sebagai wujud resistensi pribadi kami selaku mahasiswa terhadap sistem perkuliahan. Sebuah sistem di mana para pembelajar seolah diambil paksa ruang kreatifnya dengan tekanan-tekanan yang memuakkan. daya cipta terenggut lantaran tak ad alagi waktu untuk menempa sesuatu yang lebih mengandung arti dan menyenangkan
”
”
Tomi Wibisono (Questioning Everything! kreativitas di dunia yang tidak baik-baik saja)
β€œ
Pada awalnya trauma datang membekap seperti air yang mengisi paru-parumu. Ia menekan dadamu hingga tidak menyisakan ruang untuk udara. Kamu bisa membayangkan kejadian itu seperti kamu terpelosok ke dalam jurang pada malam mendung di dalam hutan. Kakimu patah dan kamu mulai mendengar deru halilintar yang memekakan telinga kemudian hujan mulai turun. Dinding tebing yang sedingin bongkahan es terasa menyentuh kulitmu yang penuh luka gores. Kamu berteriak, menangis sampai kerongkonganmu sakit, sementara di atas tebing kawan-kawanmu bilang untuk bertahan dan kemudian meninggalkanmu untuk mencari bantuan yang kamu tahu tidak akan mereka dapatkan. Air mulai mengisi ceruk di bawah kaki dan perlahan-lahan naik sampai leher sebelum menenggelamkanmu sendirian. Sendirian.
”
”
Nailal Fahmi (Jalan Panjang yang Berangin)
β€œ
Bumi tempat kita lahir, berpijak dan bertumbuh adalah semesta untuk bercerita. Tanpa cerita manusia hanyalah seonggok tanah yang berjalan tanpa makna, arah dan tujuan. Di cafe Semesta Bercerita kita saling berbagi cerita. Mengisi ruang semesta. Mewarnai dan memaknai perjalanan hidup sesama anak manusia.
”
”
Zulfikar Fuad
β€œ
Ia termangu, tubuh beku serupa pualam. Jarum jam coplok dari dinding di ruang sipir. Pengap udara di balik jeruji serupa keranda orang mati. Tapi pikirnya teguh merangkai jutaan kata menjadi ribuan kalimat yang menyusun sebuah buku; sebuah amanat revolusi. Kehendak mengubah sejarah, namun bukan nasib sendiri. Ia masih diam tertegun, mulut terkunci. Mata nyalang menatap jauh ke masa yang akan datang. Melihat ruhnya melesat, menembus dinding, terbang menunggang angin. Pergi meninggalkan raga yang mengerut jadi sekecil semut di telapak kakinya. Seekor kijang melepaskan diri dari jerat seorang pemburu. Tinggal sunyi serupa tugu, tak mampu meringkus pikiran yang melejang liar. Bergentayangan, berusaha menemu jalan kebebasannya.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Dia luntang-lantung karena setiap jengkal ruang di alam semesta baginya panas dan dia tahu dia tidak akan menemukan tempat yang teduh, apalagi yang aman dan damai.
”
”
Budi Darma (Olenka)