“
Ada perbedaan mendasar antara keinginan menjadi seorang penulis dengan menjadi penulis yang sesungguhnya. Keinginan bisa berhenti hanya sebagai sebuah keinginan. Tetapi menjadi itu berarti membebaskan diri dari semua beban dan hanya fokus pada sebuah pemahaman, bahwa tulisan yang bagus terlahir dari sebuah proses yang tiada henti. Ia tidak akan berpaling dari tujuan utamanya, yaitu agar bagaimana tulisan itu bisa dibaca. Ia mungkin saja ditolak oleh 10 atau bahkan 100 penerbit, tapi hal itu tidak akan menyurutkan niat seorang penulis. Ini bukan sekedar soal bakat, tehnik atau visi kepenulisan. Ini lebih pada soal bagaimana kita sanggup mempertahankan kemauan, komitmen dan konsistensi.
”
”