β
kebahagiaan adalah kesetiaan.. setia atas indahnya merasa cukup.. setia atas indahnya berbagi.. setia atas indahnya ketulusan berbuat baik..
β
β
Tere Liye (Moga Bunda Disayang Allah)
β
hati kamu mungkin memilihku, seperti juga hatiku selalu memilihmu. Tapi hati bisa bertumbuh dan bertahan dengan pilihan lain. Kadang, begitu saja sudah cukup. Sekarang aku pun merasa cukup.
β
β
Dee Lestari (Perahu Kertas)
β
Sama juga kalau untuk contoh lelaki. Kalau baca Al - Quran hari-hari, tapi main bola nampak kepala lutut,tak cukup balik lagi.Atau kalau solat lima waktu sehari semalam tapi pegang tangan anak dara orang bukan mahram sesuka hati, tu belum cukup baik lagi.
β
β
Hlovate (Versus)
β
Dan bermimpi saja tidak akan pernah cukup...Dan sebuah impian memang seharusnya tidak perlu terlalu banyak dibicarakan,tetapi diperjuangkan.
β
β
Donny Dhirgantoro (2)
β
Karena cinta tidak ingin bertahan dalam hati dua orang yang tidak menginginkan hal yang sama. Karena jika salah satunya tidak memiliki ruang yang cukup untuk cinta, maka cinta itu akan beranjak pergi.
β
β
Winna Efendi (Refrain)
β
Meminta maaf ketika salah adalah wujud dari banyak hal. Wujud dari sadar bahwa seseorang cukup mawas diri bahwa dia salah. Wujud dari kemenagan dia melawan arogansi. Wujud dari penghargaan dia kepada orang yang dimintakan maaf.
β
β
Adhitya Mulya (Sabtu Bersama Bapak)
β
setiap pejuang bisa kalah dan terus-menerus kalah tanpa kemenangan, dan kekalahan itulah gurunya yang terlalu mahal dibayarnya. Tetapi biarpun kalah, selama seseorang itu bisa dinamai pejuang dia tidak akan menyerah. Bahasa Indonesia cukup kaya untuk membedakan kalah daripada menyerah
(Prahara Budaya, h. 187)
β
β
Pramoedya Ananta Toer
β
Kutipan dari novel yang paling berkesan: βAku baik-baik saja, ceroboh. Aku senang mendengarnya. Amat senang. Tetapi aku tidak membutuhkan itu, yang. Rumah besar, mobil, berlian, pakaian yang indah. Bagiku kau ikhlas dengan semua yang kulakukan untukmu. Ridha atas perlakuanmu padamu itu sudah cukup.
β
β
Tere Liye
β
Jangan mencari yang besar-besar, cukup mengerjakan yang kecil-kecil dengan cinta yang besar. Makin kecil yang kita hadapi harus makin besar cinta yang kita berikan
β
β
Mother Teresa (Mother Teresa: Come Be My Light: The Private Writings of the Saint of Calcutta)
β
Tidak perlu janji. Insya Allah sudah lebih dari cukup, Nak. Karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok lusa.
β
β
Tere Liye (Rindu)
β
Untuk membuat hati kita lapang dan dalam, tidak cukup dengan membaca novel, membaca buku-buku, mendengar petuah, nasihat, atau ceramah. Para sufi dan orang-orang berbahagia di dunia harus bekerja keras, membangun benteng, menjauh dari dunia, melatih hati siang dan malam. Hidup sederhana, apa adanya, adalah jalan tercepat untuk melatih hati di tengah riuh rendah kehidupan hari ini. Percayalah, memiliki hati yang lapang dan dalam adalah konkret dan menyenangkan, ketika kita bisa berdiri dengan seluruh kebahagiaan hidup, menatap kesibukan sekitar, dan melewati kebahagiaan hidup, bersama keluarga tercinta.
β
β
Tere Liye
β
perasaan ini, cukup besar untukku kuat berjalan sendirian tanpa harus kamu ada
β
β
Dee Lestari (Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh)
β
Sama juga kalau untuk contoh lelaki. Kalau baca Al-Qur'an hari-hari, tapi main bola nampak kepala lutut, tak cukup baik lagi. Atau kalau solat lima waktu sehari semalam tapi pegang tangan anak dara orang bukan mahram sesuka hati, tu belum cukup baik lagi.
β
β
Hlovate (Versus)
β
Hidup ini selebar layar tv, jika kita membukanya, lelahku lelahmu tak cukup untuk mengarunginya. Dan jika kita menutupnya tak butuh satu tarikan nafas untuk selesai... untuk sudah.
β
β
Puthut EA (Dua Tangisan pada Satu Malam)
β
Manusia diberitahu petugas tata ruang bahwa pohon pernah hidup dulu, dulu sekali, sebelum mereka habis ditebangi orang-orang jaman dahulu yang entah mengapa selalu merasa tak cukup.
β
β
Bagus Dwi Hananto (Jaman dan Kota Imajiner yang tak Memiliki Kita)
β
Ada orang-orang yang kemungkinan sebaiknya cukup menetap dalam hati kita saja, tapi tidak bisa tinggal dalam hidup kita. Maka, biarlah begitu adanya, biar menetap di hati, diterima dengan lapang. Toh dunia ini selalu ada misteri yang tidak bisa dijelaskan. Menerimanya dengan baik justru membawa kedamaian.
β
β
Tere Liye (Hujan)
β
Uang, berilah aku rumah yang murah saja,
yang cukup nyaman buat berteduh senja-senjaku,
yang jendelanya hijau menganga seperti jendela mataku.
β
β
Joko Pinurbo (Kepada Cium)
β
Terkadang ada saat dimana gelap malam seakan mampu mengerti kamu lebih dari yang lain. Bersama bintang. Bersama bulan. Bersama langit malam. Cukup dengan melihat alam, kamu merasakan kedamaian.
β
β
Rohmatikal Maskur
β
Aku hanya ingin kembali ke tempatku,
di belakang sana. Menikmati apa yang kusanggup.
β
β
Dee Lestari (Rectoverso)
β
Bahwa hidup ini penuh misteri dan tidak sesederhana yang kamu bayangkan. Perbuatan terkadang tidak selalu cukup untuk mewakili perasaan, dalam beberapa hal kamu harus mengatakannya.
β
β
Windhy Puspitadewi
β
Orang normal tuh pacaran sekali dua kali juga cukup, kalo berpuluh kali udah nggak normal
β
β
Retni S.B. (Dimi is Married)
β
Anak-anak muda jaman sekarang itu lucu dan agak susah dimengerti. Mereka cukup bersemangat membuat berbagai macam proposal untuk kegiatan organisasi yang mereka ikuti. Tapi proposal hidup yang berisi visi dan strateginya meraih mimpi, justru lupa mereka buat sendiri.
β
β
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β
aku mencintaimu di luar pemahaman. Selesai! Dan, aku bahagia. Cukup!
β
β
Moammar Emka
β
Mengapa saya tidak bekerja? Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat mungkin bagi saya untuk bekerja pada waktu itu. Namun, saya pikir buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan risiko kami sendiri kehilangan kedekatan pada anak sendiri? Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang dan saya bentuk sendiri pribadinya? Anak saya akan tidak mempunyai ibu. Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak? Seimbangkah orangtua kehilangan anak dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja? Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Tiga setengah tahun kami bertiga hidup begitu. (Ainun Habibie, Tahun-tahun Pertama)
β
β
A. Makmur Makka, dkk. (Ainun Habibie: Kenangan Tak Terlupakan Di Mata Orang-Orang Terdekat)
β
Kalau saja hidup tidak berevolusi, kalau saja sebuah momen dapat selamanya menjadi fosil tanpa terganggu, kalau saja kekuatan kosmik mampu stagnan di satu titik, maka...tanpa ragu kamu akan memilih satu detik bersamanya untuk diabadikan. Cukup satu.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Langit
Bagaimana akan kueja asmara
Jika membaca rasa saja aku masih tak cukup kuasa
Bagaimana aku harus menakar hati
Jika hatinyapun tak pernah pasti
Lalu sepi selalu saja mengajakku berbagi
Menyudutkan pada gerilya mimpi yang tak bertuan
Sendiriku kembali
β
β
Dian Nafi (Lelaki: Kutunggu Lelakumu (Mayasmara, #2))
β
Bagiku, El, omong kosong jika para petinggi agama mengatakan bahwa agama tidak ada urusannya dengan akal. Buat apa manusia dianugerahi otak jika untuk mengenali Pencipta Otak itu, dia tidak boleh menggunakan otaknya? Menurutku, agama selalu memberi kesempatan kepada para pemeluknya untuk memilah mana yang harus dia pastikan dengan akalnya, mana yang cukup dipercaya begitu saja. (Kashva to Elyas, MLPH: 126)
β
β
Tasaro G.K.
β
Bagi orang-orang yang sedang menyimpan perasaan, ternyata bukan soal besok kiamat saja yang membuatnya panik, susah hati. Cukup hal kecil seperti jaringan komunikasi terputus, genap sudah untuk membuatnya nelangsa.
β
β
Tere Liye (Hujan)
β
Dunia tengah berangkat gila, dan di zaman ini hanya orang gila yang berkeinginan mengubah atau menyelamatkan dunia. Seandainya tiap manusia cukup rendah hati untuk menyelamatkan sebuah dunianya terlebih dulu
(Cala Ibi, h.151)
β
β
Nukila Amal
β
Yang namanya menyukai itu nggak perlu dibuktikan oleh pujian yang keluar dari mulut, cukup melihat senyum mereka saja, kita pasti tahu kalau kita disukai. Ya, kan?
β
β
Orihara Ran (Aidoru no Sekai ni Yoroshiku!: Bunga Sakura yang Mekar di Tokyo)
β
Tapi aku tidak punya keberanian yang cukup untuk memperjuangkan cinta kita ||
Cukup katakan padaku kalau kau masih menginginkan aku bersamamu. Cukup dengan menjadi alasan aku berjuang. Dengan begitu kamu telah berjuang bersamaku...
β
β
Irin Sintriana (My Only)
β
Tiap orang harus berani mengembara, mematangkan diri, memetik tiap pengalaman menjadi guru, yang akan memberi makna hidup lebih dalam, dan boleh pulang kelak, bila ia sudah cukup paham akan apa arti hidup. Dan itu semua hanya akan diperoleh di tempat yang jauh dari kampung halaman, yang tak pernah punya janji masa depan.
β
β
Mohamad Sobary (Sang Musafir)
β
Tak pernah ada cara yang tepat untuk mencintai. Yang disebut tepat adalah ketika aku dan kamu saling mencintai dengan cukup
β
β
Windy Ariestanty (KΔla KΔlΔ«)
β
Yang logis belum tentu yang benar. Untuk memahami ini cukup baca Agatha Christie.
β
β
Goenawan Mohamad (Pagi dan Hal-Hal yang Dipungut Kembali)
β
Kauminta aku menulis cinta
Aku tak tahu huruf apa yang pertama dan seterusnya
Kubolak-balik seluruh abjad
Kata-kata yang cacat yang kudapat
Jangan lagi minta aku menulis cinta
Huruf-hurufku, kau tahu,
Bahkan tak cukup untuk namamu
Sebab cinta adalah kau, yang tak mampu kusebut
Kecuali dengan denyut
β
β
Sitok Srengenge (On Nothing: Selected Poems)
β
Saya harap, saya selalu memiliki cukup keteguhan dan cukup kebajikan untuk memelihara gelar yang saya anggap paling mengagumkan, yaitu watak sebagai orang jujur.
β
β
George Washington
β
Apa peduli saya bagaimana tampangnya? Saya cukup cantik untuk kami berdua, menurut saya! Semua luka ini hanya menunjukkan bahwa suami saya pemberani!..
β
β
J.K. Rowling (Harry Potter and the Half-Blood Prince (Harry Potter, #6))
β
Cukup mudah untuk bersikap menyenangkan, kalau hidup mengalir seperti lagu,
Tapi orang yang hebat ialah yang bisa tersenyum, saat semua berantakan.
Sebab ujian bagi hati adalah kesulitan.
Dan kesulitan selalu datang setiap waktu.
Dan senyuman yang layak disanjung dunia adalah senyuman yang bersinar menembusi air mata.
β
β
Ella Wheeler Wilcox
β
Pada akhirnya ialah bagaimana hidup dengan cukup informasi.
β
β
Goenawan Mohamad (CATATAN PINGGIR 3)
β
Berbicaralah mengenai hal-hal yang membahagiakan.
Dunia sudah cukup sedih tanpa keluh kesah kita.
Sebenarnya tidak ada jalan hidup yang seluruhnya sulit ditempuh.
β
β
Ella Wheeler Wilcox
β
Itulah kesalahan manusia, selalu mencari pasangan yang sempurna, padahal mereka bisa bahagia jika berdampingan dengan orang yang cukup baik dan bijaksana.
β
β
Farahad Zama (The Marriage Bureau for Rich People)
β
Justeru, aku manusia
jiwa ini
tidak akan cukup
dengan bulan, terisi di kolam.
Aku ingin juga
menatap bintang
di tempat lain.
(Dunia Ini Panjang, Jauh)
β
β
Rosli K. Matari (Matahari Itu Jauh)
β
Aku belajar bicara pada hening. Karena sepi sudah akrab denganku. Kematian menciumku, maka merah flamboyan tak cukup terang nyalakan mataku. Padahal denyar belum usai. Kuku kisruh masih mencakar-cakar.
"Andai semua makhluk yang bernapas bisa berterima kasih kepada kesalahan," begitu katamu. "Kamu baik, hormat, dan sayang padaku, dari dulu, sekarang, dan semoga selamanya. Aku bisa mati tanpamu," jawabku pada kabut.
β
β
Lan Fang (Perempuan Kembang Jepun)
β
Enam puluh tahun kami menikah. Dua belas anak. Tentu saja ada banyak pertengkaran. Kadang merajuk diam-diaman satu sama lain. Cemburu. Salah-paham. Tapi kami berhasil melaluinya. Dan inilah puncak perjalanan cinta kami. Aku berjanji padanya saat menikah, besok lusa, kami akan naik haji. Kami memang bukan keluarga kaya dan terpandang. Maka itu, akan kukumpulkan uang, sen demi sen. Tidak peduli berapa puluh tahun, pasti cukup...Pagi ini, kami sudah berada di atas kapal haji. Pendengaranku memang sudah berkurang. Mataku sudah tidak awas lagi. Tapi kami akan naik haji bersama. Menatap Ka'bah bersama. Itu akan kami lakukan sebelum maut menjemput. Bukti cinta kami yang besar.
β
β
Tere Liye (Rindu)
β
Ada hal-hal yang pernah kita miliki, yang harus kita biarkan pergi dengan berani. Sebab jalan yang tak lagi bersimpangan, sebab memang bukan lagi untuk kita, sebab tangan kita tak cukup kuat untuk menggenggam.
Namun, di antaranya ada hal-hal lain yang kepergiannya berarti sebesar keberadaannya.
β
β
Morra Quatro (What If)
β
Kuku jarimu selalu tumbuh meski kaupotong. Sebesar itulah cinta. Tak pernah sangat besar, tidak juga terlalu kecil. Cinta itu cukup.
β
β
Windy Ariestanty
β
Sebesar itulah cinta. Tak pernah sangat besar, tidak juga terlalu kecil. Cinta itu cukup
β
β
Windy Ariestanty (KΔla KΔlΔ«)
β
Menjadi penulis itu tak cukup sekadar menjelma kutubuku, tetapi jadilah predator buku!
β
β
Helvy Tiana Rosa
β
Sejatinya, dalam hidup ini, kita tidak pernah berusaha mengalahkan orang lain, dan itu sama sekali tidak perlu. Kita cukup mengalahkan diri sendiri. Egoisme. Ketidakpedulian. Ambisi. Rasa takut. Pertanyaaan. Keraguan. Sekali kau bisa menang dalam pertempuran itu, maka pertempuran lainnya akan mudah saja.
β
β
Tere Liye (Pulang)
β
Nduk, sekolah nang SMP iku mesti. Koen kudu sekolah. Uripmu cek gak soro koyok aku, Nduk! Aku gak lulus SD. Gak iso opo-opo. Aku mek iso masak tok. Ojo koyok aku yo Nduk! Cukup aku ae sing gak sekolah...," kata Ibuk.
β
β
Iwan Setyawan (Ibuk,)
β
Habis ini, lalu apa? Kamu sendirian. Aku sendirian. Kenapa kita tidak berdua lagi saja? Apa artinya cinta yang tidak lagi sama? Memang cinta itu ada berapa macam?"
Aku tidak tau cinta ada berapa macam varian. Kau harus bertanya pada hatiku, karena dialah yang satu hari menutup dan mengucap, "cukup". Yang kutahu, cinta ini tersendat, dan hatiku seperti mau mati pengap. Kendati kusayang kamu lebih dari siapa pun yang kutahu.
"Enam tahun. Kita akan buang enam tahun itu begitu saja?"
Otakku merekam dan menyimpan kamu, kita, dan enam tahun ini. Hati tidak pernah menyimpan apa-apa. Ia menyalurkan segalanya.
"Kamu akan menyesal..."
Mungkin. Kini kita tak mungkin tahu.
β
β
Dee Lestari
β
Prof. Syed Muhammad Naquib Al-Attas, seorang pemikir yang dikenal cukup baik oleh dunia pemikiran Barat maupun Islam, memandang problem terberat yang dihadapi manusia dewasa ini adalah hegemoni dan dominasi keilmuan sekular Barat yang mengarah pada kehancuran umat manusia. (Kebingungan Liberalisme, hal.3)
β
β
Adian Husaini (Wajah Peradaban Barat: Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekuler-Liberal)
β
Kupikir cinta yang paling baik adalah cinta yang sederhana. Cinta tanpa syarat. Cinta tanpa isyarat. Kupikir lagi, tidak. Cinta yang paling baik adalah cinta yang secukupnya. Bukan untuk tetap mendekap orang yang kau cintai dalam pelukan tanpa tersakiti. Cinta yang cukup adalah untukmu sendiri. Supaya jika cintamu pergi, kau tidak terlalu patah hati. Supaya jika ternyata cintamu sejati, kau dan dia akan bersama menikmati.
β
β
Mutia Prawitasari (Teman Imaji: Tentang Anak Kota Hujan)
β
Semesta bergerak lebih cepat daripada tindakan anda. Jadi, ketika berkaitan dengan menjalani kehidupan impian anda, cukup mulai dengan melakukan apa yang anda bisa lakukan.
β
β
Mike Dooley
β
Suara, bahkan risalah protes yang keras, seperti halnya sastra, tak pernah cukup kuat dan cukup padu untuk mengubah dunia.
β
β
Goenawan Mohamad (Catatan Pinggir 5)
β
Serius, Dyt? Kamu nunggu apa lagi? Kalau dia cukup peduli untuk membantu tanpa perlu kamu minta, he seems worthy enough to be chased.
β
β
Nina Ardianti (Fly to the Sky)
β
Singgahlah sejenak, aku tengah merupa senja. Tertangkap matamu saja sudah cukup, tak perlu kau simpan, kelak aku akan tenggelam.
β
β
Wira Nagara (Distilasi Alkena)
β
Hanya karena saya tidak melawan, bukan berarti saya lemah. berarti saya cukup dewasa untuk mengetahui bahwa kemarahan tidak menyelesaikan apapun
β
β
Tommy Jonathan Sinaga
β
Kadang-kadang, kita cukup beruntung untuk ketemu orang-orang yang baik dalam keadaan kondisi yang buruk. - Ayah
β
β
Winna Efendi (Happily Ever After)
β
Berapa harga sebuah Januari? Aku ingin memiliki Januari yang basah. Bulan yang menghapus gerah-gerah. Tapi Januari atau September bukan cincin yang dipajang dietalase toko, yang bisa kita beli kalau uang cukup dan kita jual atau kita tukar bila tidak suka. September adalah utusan Tuhan untuk menemani manusia yang memanggil dosa-dosa di pundaknya.
β
β
M. Aan Mansyur (Kukila)
β
ketertarikan gila saat pertama cinta ditemukan, memang mudah menyatukan dua pribadi yang sangat berbeda untuk berjanji setia sepanjang hidup. Hanya saja, panjangnya hidup yang dilihat oleh mata yang mabuk cinta, bisa jadi sangat pendek.Itu sebabnya cinta saja tidak cukup. Persahabatan dan logika yang jernih antara dua jiwa itulah yang memanjangkan cinta mereka menjadi kebersamaan yang membahagiakan.
β
β
Dian Nafi (Mayasmara (Mayasmara, #1))
β
sebatang mancis sudah cukup
untuk membakar hutan pahang
sepatah kata sudah cukup
untuk membakar hutan cinta
(cukup)
β
β
T. Alias Taib (Seberkas Kunci)
β
Mungkin ia tak menyadari, tapi aku masih saja memandang dari sisi lain yang tak terlihat. Cukup tahu.
β
β
Isyana G.
β
Anjuran-anjuran moral saja tidak bisa membikin tiap orang mendapat rezekinya yang cukup, apalagi membuat orang jadi kaya.
β
β
Asmara Hadi
β
Pria sejati selalu membayar, bahkan walau si wanita yang mengajak."
"Aku tidak perlu jadi pria sejati, cukup menjadi pria dengan posisi tawar tinggi.
β
β
Windhy Puspitadewi (TouchΓ©: Alchemist (TouchΓ©, #2))
β
Hidupku terlalu berharga jika hanya untuk memenuhi ambisi pribadi. Yang aku ingin lakukan hanyalah membantu orang lain, terutama kedua orangtuaku. Sudah cukup waktu dan energi yang mereka korbankan buatku. Sudah cukup lama ayah dan ibuku harus hidup berjauhan. Kupikir sekarang adalah saatnya untuk mengambil alih tanggungjawab dan membalas kebaikan mereka. Entah karir apa yang akan kumiliki nanti, semoga itu bisa memberikan akhir untuk pengorbanan mereka.
β
β
Gita Savitri Devi (Rentang Kisah)
β
Perkara paling sulit dalam hidup adalah cuba mengerti mengapa ujian didatangkan untuk kita. Cukup sulit, kerana jawapan itu hanya ada dalam sabar, dan kamu sendiri tahu, sabar itu sendiri sudah cukup sulit. Sabar terkadang hanya perlu seminit dua, terkadang berbulan, dan terkadang hingga kamu mati, perlu terus bersabar.
β
β
Bahruddin Bekri
β
Bicara soal kekuatan Tarjdo, tidak gampang kalau rakyatmu miskin. Rakyatmu harus punya makan yang cukup dulu, punya pakaian, dan yang paling penting bebas buta huruf. Ini yang membedakan manusia dengan binatang. Sebab, kalau cuma makan, binatang juga bisa makan. Lantas, kalau cuma pakaian, binatang juga punya bulu. Buku, bisa membaca, itulah yang membuktikan manusia punya kebanggaan, punya kebudayaan, punya peradaban.
β
β
Remy Sylado (Ca-bau-kan: Hanya sebuah dosa)
β
Hanya ada sedikit kejantanan di sini: karena itu wanita-wanita mereka membuat diri mereka jantan. Karena hanya lelaki yang cukup jantan akan -- membangkitkan kewanitaan dalam diri wanita.
β
β
Frater Zarathustra
β
Kapan kita mesti menarik garis untuk segala sesuatunya? Bahwa sesuatu menjadi urusan kita, atau tidak lagi menjadi urusan kita? Bahwa yang kita lakukan sudah cukup, atau masih harud meneruskannya sedikit lagi?
β
β
Teddy W. Kusuma (Semasa)
β
Orang yang berakal pergi ke medan perang membawa senjata. Berbantah dan bertukar pikiran dengan cukup alasan. Berlawan dengan kekuatan. Karena dengan akallah tercapai hidup, dengan budi tenanglah hati, dengan pikiran tercapai maksud, dengan ilmu ditaklukkan dunia.
β
β
Hamka (Falsafah Hidup)
β
Salah satu bentuk ketidakjelasan berkomunikasi yang paling sering terjadi adalah penggunaan kata pengondisian, seperti βmungkinβ, βcukupβ, atau βlumayan.β Apakah βcukup bagusβ berarti βbagusβ atau βjelekβ? Bagaimana juga dengan βcukup lumayanβ? Saat pikiran tidak bisa memahami apa yang diucapkan, ucapan cuma sekadar suara
β
β
Rene Suhardono
β
Meski miskin, suami istri Setrowikromo merasa tidak berkekurangan. Mereka juga tidak pernah meminta uang dari ketiga anaknya. "Untuk kami berdua, segelas beras sudah cukup. Yang mesti kami pikirkan, bagaimana menyumbang tetangga yang mempunyai hajatan," tutur Khatijah...
β
β
Sindhunata (Manusia & Pengharapan: Segelas Beras untuk Berdua)
β
yang aku percaya adalah keseimbangan, tak salah lagi aku selalu mengagumi senja. senja cukup lapang untuk menampung gelap dan cahaya juga duka dan suka secara bersamaan.
tak peduli kebaikan atau keburukanmu, suka atau duka. 1 kesalahan saja kita akan selalu mengingat kesakitan itu, tapi aku tidak. yaa mungkin benar senja menyimpan luka. tapi luka hanya sebuah pernik kecil dari rantai bahagia.
begitulah senja dalam mataku.
β
β
nom de plume
β
Bola mata itu bulat.. Jika saja kamu mau dan cukup sopan meminta, ia mungkin mengizinkanmu melihat bukan hanya keluar tapi juga kedalam. Dan jika saja kamu mau bicara jujur setelahnya, entah kemuakan apa yang akan terucap saat kamu melihat kedalam.
β
β
Ayudhia Virga
β
Sering kulihat wanita dibebani barang bawaan cukup berat, menggendong, menyunggi, masih mendukung bocah, dan suaminya enak-enak jalan dengan berjual tampang hanya membawa tombak. Ait, terlalu. Pernah kutegur seorang diantara mereka, dan suaminya memang mau membantu. Tetapi pada kesempatan lain tetap juga membiarkan istrinya menjadi kuda beban. Kau tidak boleh begitu, Putih.
β
β
Pramoedya Ananta Toer (Perawan Dalam Cengkeraman Militer)
β
Tuhanku Yang Maha Penyayang,
...Aku selalu merasa kurang,
tak pandai, paling tak beruntung,
dan terkadang batinku bertanya
mengapa Engkau tak adil kepadaku.
Aku sadar bahwa menyalahkan-Mu
itu salah, dan karenanya Tuhanku
maafkanlah aku.
Tuhan,
rahmatilah aku dengan kemandirian
yang cukup untuk diriku sendiri,
dan agar yang kulebihkan
adalah untuk kebahagiaan sesama.
Aamiin
β
β
Mario Teguh
β
Kamu itu bajaj bermesin BMW, begitu Lana mengungkapkan kepadanya saat didesak.
Lana kenal banyak BMW bermesin bajaj, dan semua itu habis dia hina-hina. Untuk benar-benar bersanding sebagai pacar Lana, seseorang harus jadi mobil mewah Eropa luar dalam. Lana yang unik dan glamor. Kamu cukup jadi kacung intelektualky saja, kata Lana kepadanya.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Albus Severus," kata Harry pelan, sehingga tak ada orang lain kecuali Ginny yang bisa mendengarnya, dan Ginny cukup bijaksana untuk berpura-pura melambai kepada Rose, yang sekarang sudah di atas kereta, "kau dinamakan seperti dua kepala sekolah Hogwarts. Salah satunya adalah Slytherin dan dia barangkali orang paling berani yang pernah kutemui.
β
β
J.K. Rowling (Harry Potter and the Deathly Hallows (Harry Potter, #7))
β
Orang kerap kali tak bernalar, tak logis, dan egois. Biar begitu maafkanlah mereka.
Bila engkau baik, orang mungkin akan menuduhmu menyembunyikan motif yang egois. Biar begitu, tetaplah bersikap baik.
Bila engkau mendapat sukses, engkau mungkin bakal pula mendapat teman-teman palsu dan musuh. Biar begitu, tetaplah meraih sukses.
Bila engkau jujur dan berterus terang, orang mungkin akan menipumu. Biar begitu, tetaplah jujur dan berterus terang.
Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun mungkin akan dihancurkan seseorang dalam semalam. Biar begitu, tetaplah membangun.
Bila engkau menemukan ketenangan dan kebahagiaan, orang mungkin akan iri. Biar begitu, tetaplah berbahagia.
Kebaikan yang engkau lakukan hari ini sering bakal dilupakan orang keesokan harinya. Biar begitu, tetaplah lakukan kebaikan.
Berikan pada dunia milikmu yang terbaik, dan mungkin itu tak akan pernah cukup. Biar begitu, tetaplah berikan pada dunia milikmu yang terbaik.
β
β
Mother Teresa
β
Ikhlas itu saat letihmu tak berharap disanjung, tidak ingin dijunjung. Ikhlas itu ketika upayamu bukan mengejar ukiran medali penghargaan, bukan pula mengincar deretan lencana pangkat bertabur bintang. Karena ikhlas itu sejatinya kemenangan hati, saat kebaikanmu cukup menjadikan Allah sebagai saksi.
β
β
Yoza Fitriadi (Menjemput Akhir)
β
Ada sebuah ungkapan bijak yang mengatakan bahwa manusia itu ada empat macam. Pertama, mereka yang tahu bahawa dirinya tahu. Yang ini patut dipercaya dan diikuti. seperti disinyalir dalam al-Qurβan: ulaβika l-ladziina hadallah, fa-bi-hudaahum iqtadih! (al-Anβaam: 90). Kedua, mereka yang tidak tahu bahwa dirinya tahu. Yang seperti ini harus diingatkan dan disadarkan dulu sebelum diikuti. Ketiga, mereka yang tahu bahwa dirinya tidak tahu. Yang semacam ini perlu dibimbing dan ditunjukkan. Keempat, mereka yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu. Yang model begini tidak perlu dilayani, kerana cenderung ngeyel βmerasa tahu tetapi tidak tahu merasaβ. Kepada golongan ini kita disarankan cukup berkata: salaamun βalaykum la nabtahghi l-jaahiliin (al-Qashash: 55).
β
β
Syamsuddin Arif (Orientalis & Diabolisme Pemikiran)
β
..Pakaian kita patutlah sepadan dengan pencaharian kita. Kalau kita
telah bersepatu, hendaknya di rumah pun duduk di atas kursi atau di
atas tikar permadani, tidur di atas katil, makan cukup, gulai jangan
sambal terasi berganti dengan sambal belacan sahaja.
Aku ini, itulah sebabnya maka tak sepakat dengan kelakuan
kebanyakan orang zaman sekarang. Dasi berjela-jela setengah meter,
uang pun kuntal kantil di dada, tetapi kantung melayang ditiup angin.
Sampai di rumah mulut disempal dengan daun ubi campur sambal terasi.
β
β
Mohammad Kasim
β
Tumbuh dewasa rasanya seperti itu. Waktu masih kecil, semua orang perhatian. Tapi, begitu dewasa, sedikit demi sedikit, kamu hilang dari pandangan. Makannya, orang dewasa pakai make-up, berdandan rapi, pakai baju bagus ... Karena kalau ngga, ngga akan ada yang melihat mereka. Penampilan, bagi orang dewasa, itu seperti baju untuk manusia transparan βmembuat orang sadar kalau mereka ada. Karena biasanya, di dunia orang dewasa, orang-orang ngga punya cukup perhatian untuk menunggu kamu bicara dan bilang kalau kamu ada.
β
β
Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (Jakarta Sebelum Pagi)
β
Kita sangat sukar dan malas untuk memahami dan berjalan antara Baina wasilah wal ghoyyah, mana numpang mana lewat, mana syariah mana tarekat, mana alat mana tujuan. Cukup sulit dan tak punya logika dalam memandang mana latta (tokoh), mana uzza (idola), sungguh keadaan yang sangat mencemaskan tingkat degradasi nilai-nilai akhlak hidup hari-hari ini.
β
β
Emha Ainun Nadjib
β
Ruang perpustakaan tidak pernah cukup untuk menyimpan buku yang tidak pernah dibaca, jadi pustakawan memeriksa catatannya setiap saat dan menarik buku-buku yang tidak lagi dibaca orang.
Kau bisa menyelamatkan buku hanya dengan membacanya. Tentu saja, kau mungkin tidak menyukainya. Tapi kau tidak pernah tahu sampai kau mencobanya, dan mungkin, kau akan suka.
β
β
Megan Whalen Turner (The Thief (The Queen's Thief, #1))
β
Aku merindukanmu...
Seperti tanah kering menanti hujan datang.
Aku merindukanmu...
Seperti pasir mendamba buih ombak tuk menyapu.
Aku merindukanmu...
Seperti ujung ranting pepohanan tak sabar menyambut
terbitnya fajar.
Aku merindukanmu...
Seperti biji mati yang merindu musim semi.
Aku merindukanmu...
Seperti virus mengkristal yang menunggu masa yang
tepat tuk kembali hidup.
Aku merindukanmu...
Seperti....
Seperti....
Seperti...
Aku merindukanmu...
Kupikir itu sudah lebih dari cukup.
Kupikir kamu sudah lebih dari cukup.
Kuharap aku sudah lebih dari cukup.
β
β
Devania Annesya (Elipsis)
β
kita terlalu sibuk mengukur dalamnya laut di hati masing-masing.
saat berenang dalam keasingan arusnya, kita suka lupa sayang
bahwa laut diantara hati kita memiliki gelombang luka yang sulit kita jinakkan, bahkan dengan cinta
laut cukup terlalu asin untuk membuat goresan luka itu makin perih dan menganga bukan?. ini cukup bagi kita untuk berenang lebih kencang mencari tepian
β
β
firman nofeki
β
Penyelamatan tahanan terus berlangsung: tim palang merah internasional kemudian datang dan semua tahanan segera akan diterbangkan ke Eropa. Negiri ini bagaimanapun tak cukup aman bagi orang-orang sipil, apalagi setelah selama tiga tahun di dalam tahanan. Orang-orang pribumi telah memerdekakan diri, dan milisi-milisi bersenjata berdiri di mana-mana.....Perang belum berakhir, bahkan baru dimulai, dan dinamakan oleh orang pribumi sebagai perang revolusi.
β
β
Eka Kurniawan (Beauty Is a Wound)
β
#KataOrangPintar "Jangan benci orangnya, benti perilakunya. Sebaliknya, jangan cintai perilakunya, cintai orangnya. Itu membuatmu pintar:
(1) Jika kau membenci orang lain dan bukan membenci kelakuannya, itu berarti kau tidak pintar sama sekali.
(2) Sebaliknya jika kau mencintai kelakuan orang lain dan bukan orangnya, itu berarti kau tidak cukup pintar.
(3) Lalu jika kau tidak mencintai kelakuan orang lain namun mencintai orangnya, itu baru kau menjadi pintar.
(4) Terakhir, jika kau mencintai orang lain sekaligus kelakuannya, dapat dipastikan orang lain itu pintar!
(@wlywong on Twitter)
β
β
Willy Wong (Men(g)akali Pikiran)
β
Daripada menyatakan cinta,
aku lebih nyaman berbohong seperti ini padamu:
βKau adalah orang pertama yang aku cintai dengan sepenuh hati,
meskipun aku tahu kau bukan milikku.
Meskipun kau memilih orang lain yang kau rasa lebih pantas berada di sisimu.
Aku mengerti. Aku benar-benar mengerti.
Namun, aku juga ingin kau tahu, selamanya kau adalah satu di antara sejuta.
Kau istimewa, terbaik di antara yang terbaik.
Jadi kalau hanya teman posisi yang tersedia untuk saat ini,
dengan senang hati aku menawarkan diriku.
Aku cukup puas berada sedekat ini denganmu,
meskipun tahu tak akan pernah jadi cinta sebenarmu.
Tak apa. Benar-benar tak apa.
β
β
Christian Simamora (Burn Baby Burn)
β
Cinta manusia dalam tahap ekstrem seringkali bercampur dengan beberapa derajat kematianβkematian terhadap ego sendiri, terhadap hasrat sendiri, terhadap kesenangan-kesenangan sendiri demi kepentingan yang lain. Dan ini disebabkan cinta manusia itu sendiri merupakan pantulan dari Cinta Tuhan, yang bisa dialami hanya setelah kematian ego, dan dapat mengantarkan kepada Tuhan jiwa-jiwa mereka yang cukup beruntung untuk mengalami cinta ini.
Cinta ilahiyah kadang menggunakan cinta insaniyah sebagai jembatannya. (Mayasmara)
β
β
Dian Nafi A rt gus Faizal
β
Ting!Ajaibnya cinta. Kerana kita suka pada seseorang maka kita akan mudah menurut apa saja nasihat orang itu. Sekali beritahu saja sudah cukup. Sebab kita nak mengembirakan hati orang yang kita suka. Sebab cinta membuat kita mahu menjadikan diri kita menurut acuan orang itu.Tapi kalau tak suka,berbuihlah mulut syarah sepanjang hari pun, pahitlah sikit nak ikut. Jadi kerana itu kita kena pastikan kita jatuh cinta dengan orang yang boleh membawa kita ke arah kebaikan. Sebab kalau dia sebaliknya, mudahlah kita nak jadi jahat.
β
β
Imaen (Blues Retro)
β
Seorang perempuan bertanya, apa itu cinta?
Sinergi hati dan akal dalam momentum reaksi metapora yang menghasilkan ruang kosong yang terlalu sulit dan terlalu berani untuk disebut sebagai suci atau bersih. Dia hidup dan menjadi wadah yang hadir hanya dengan dirasa, tapi bisa dilihat tak bisa diraba. Karena hidup dia akan mempunyai masa dan menempati ruang untuk bertumbuh, berkembang, dan menunaikan fungsi hidup beserta peserta hidup lainnya, dalam segala dimensi dan formatnya. Deteksi hati dan akali hanya mampu sampai menghampirinya saja. Selebihnya kata tak cukup punya fasilitas untuk menyelesaikan pendeteksian itu. Segala yang memasukinya akan bereaksi menjadi energi, bila berkontraksi akan menjadi vektor yang bergerak sentrifugal ataupun dalam jumlah komposisi yang tak terbatas mapun dalam berbagai formasi lainnya.
β
β
Dian Nafi (Mayasmara (Mayasmara, #1))
β
Dalam menjalani hidup ini, Nak, adakalanya kau akan sampai di jalan yang bercabang atau bersimpang. Bila demikian, jangan ragu-ragu memilih cabang atau simpang yang kelihatannya kurang atau jarang ditempuh orang."
"Bagaimana kalau nanti kita tersesat?" tanyaku.
"Kalau kita tersesat bukan berarti kita akan hilang dalam perjalanan", jawab emak. "Maka jangan ragu-ragu mengambil jalan yang tidak umum. Hasilnya bisa cukup memuaskan ... contohnya lihat apa yang kau alami sekarang. Setelah orang-orang melihat hasil ini, lama-lama mereka akan mengikuti langkahmu dan jalan ini lalu menjadi jalan orang banyak. Tapi kau tetap yang memulai, yang merintis. Ini berlaku baik dalam arti harfiah maupun secara kiasan.
β
β
Daoed Joesoef (Emak)
β
Tapi aku kira di situlah letak dari kontradiksinya. Perempuan mati - matian merawat tubuh dan wajah agar tampil cantik dan menawan. Biar kulit jadi putih glowing kata mereka. Dan tentu saja, itu mereka lakukan bukan sekedar untuk menyenangkan diri sendiri. Apa lagi kalau bukan untuk memuaskan mata kita laki-laki. Cantik butuh modal katanya. Jadi jangan salahkan perempuan kalau ngomong demikian.
Tapi jangan juga salahkan laki laki, kalau kita coba - coba ambil kesempatan. Sebab ini cara paling gampang untuk membuat perempuan senang; bilang saja mereka cantik! Walau semua tahu, itu cuma pujian semu. Kalau kulit mereka putih, cukup bilang kalau mereka punya kulit idaman para lelaki. Kalau agak gelap kecoklatan, tinggal bilang saja betapa eksotisnya tampilan mereka hahaha... Dan gobloknya, masih banyak wanita yang termakan oleh tipuan buaya serupa itu. Seolah segala nilai dan harga diri mesti dipertaruhkan demi persepsi atau pandangan kita para lelaki atas penampilannya. Padahal ada begitu banyak arti untuk memaknai kecantikan, ada banyak tafsir untuk mengartikan keindahan. Bukankah demikian, Kawan?
β
β
Titon Rahmawan
β
Seorang buruh adalah salah satu budak dalam dunia modern. Tidak berarti kita perlu meratapinya, karena dia adalah pekerja lebih ahli dibandingkan banyak pekerja manual, namun tetap saja, dia tidak lebih bebas dari pada budak yang diperjual belikan. Pekerjaannya kasar dan tanpa cita rasa seni, ia dibayar hanya cukup untuk bertahan hidup. Dia tidak mungkin menikah, atau kalaupun dia menikah istrinya harus bekerja juga. Ia tak bisa keluar dari kehidupannya, tetap terpenjara, kecuali ada keberuntungan. Kita tidak bisa mengatakan bahwa itu hanya karena mereka bodoh. Mereka hanya terjebak dalam rutinitas yang tidak memberi kesempatan untuk berpikir. Kalau para budak punya kesempatan untuk berpikir, sudah sejak lama mereka akan membentuk organisasi dan berdemonstrasi menuntut perlakukan yang lebih baik. Tapi mereka tidak berpikir, karena mereka tidak memiliki kemewahan untuk itu, kehidupan telah memperbudak mereka.
β
β
George Orwell (Down and Out in Paris and London)
β
Presiden memang orang yang praktis. Tidak seperti mereka yang memperjuangkan hidupnya di pinggir jalan berhari-harian. Kalau engkau bukan presiden, dan juga bukan menteri, dan engkau ingin mendapat tambahan listrik tigapuluh atau limapuluh watt, engkau harus berani menyogok dua atau tigaratus rupiah. Ini sungguh tidak praktis. Dan kalau isi istana itu mau berangkat ke A atau ke B, semua sudah sedia, pesawat udaranya, mobilnya, rokoknya, dan uangnya. Dan untuk ke Blora ini, aku harus pergi mengelilingi Jakarta dulu dan mendapatkan hutang. Sungguh tidak praktis kehidupan seperti itu.
Dan kalau engkau jadi presiden, dan ibumu sakit atau ambillah bapakmu atau ambillah salah seorang dari keluargamu yang terdekat, besok atau lusa engkau sudah bisa datang menengok. Dan sekiranya engkau pegawai kecil yang bergaji cukup hanya untuk bernafas saja, minta perlop untuk pergi pun susah. Karena, sep-sep kecil itu merasa benar kalau dia bisa memberi larangan sesuatu pada pegawainya.
β
β
Pramoedya Ananta Toer (Bukan Pasar Malam)
β
Penjual nasi tim sudah mulai membuka pintunya. Dari dalam, keluar buar harum yang sedap. Orang-orang yang pulang dari Missa pertama seringkali singgah ke situ. Mengherankan, tidak ada seorangpun yang teringat untuk berkhotbah terhadap laki-laki setengah tua itu beserta isteri dan anak menantunya. Siapa tahu mereka akan tertarik dan ikut masuk gereja. Namun orang-orang mungkin akan cemas juga: kalau mereka berbondong-bondong menghadiri Missa boleh jadi tidak akan ada nasi tim kalau mereka pulang. Atau: nasi tim itu terlalu enak, membuat orang lupa melakukan sesuatu yang ingin dilakukannya.
Bagaimanapun, itulah mereka. Dari hari ke hari, sejak puluhan tahun, dengan setia membuka satu per satu papan-papan di muka rumah pada jam enam pagi. Sebuah meja dan sebuah tungku dikeluarkan. Di atasnya terdapat sebuah panci kaleng, setinggi setengah meter, tempat memasak nasi tim itu. Kemudian mangkuk-mangkuk dikeluarkan dan diletakkan di atas meja. Menantu perempuan memasang taplak-taplak meja seperti yang telah dilakukan sejak ia menikah. Anak laki-laki memeriksa apakah tungku itu cukup arangnya. Sedangkan laki-laki setengah tua itu mulai memotong-motongayam rebus dibantu isterinya yang turut memeriksa kalau-kalau ada bumbu-bumbu yang kurang.
Setiap pagi, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun, itulah kerja mereka. Anak laki-laki setelah tamat sekolah, tidak mempunyai tujuan lain kecuali belajar mewarisi keahlian masak ayahnya untuk kemudian menggantikannya setelah dia mati. Orang-orang yang sederhana, yang tidak perlu jauh-jauh dalam mencari bahagia. Mereka sudah lama menemukannya: dalam hati mereka sendiri.
Monik melirik ke arah warung itu, Dilihatnya laki-laki setengah tua itu. Dilihatnya isterinya. Mereka betul. Mereka tidak perlu ke gereja. Tuhan sudah ada dalam hati mereka.
β
β
Marga T.
β
Menulis berarti menciptakan duniamu sendiri.β Stephen King
βMenulis itu pekerjaan orang kesepian. Punya seseorang yang memercayaimu dapat membuat perbedaan besar. Hanya percaya saja biasanya sudah cukup.β Stephen King
βMenulis fiksi seperti memasak.β Donatus A. Nugroho
"Menulis itu gampang." Arswendo Atmowiloto
βTulislah apa yang kau ketahui seluas dan sedalam mungkin.β Stephen King
βSedapat mungkin aku tidak melakukan keduanya, yaitu membuat alur cerita dan berbohong. Cerita itu terjadi dengan sendirinya, tugas penulis adalah membiarkan cerita itu berkembang.β Stephen King
βEngkau harus berkata jujur, jika ingin dialogmu punya gema dan realistis.β Stephen King
βSemua novel pada dasarnya adalah surat-surat yang ditujukan kepada seseorang.β Anonim/Stephen King
βAku menulis setiap hari, termasuk hari libur. Aku termasuk pecandu kerja.β Stephen King
βMembaca adalah pusat kreatif kehidupan seorang penulis. Aku membawa buku ke mana pun aku pergi dan menemukan peluang untuk menenggelamkan diri dalam bacaan.β Stephen King
βKalau engkau ingin menjadi penulis, ada dua hal yang harus kau lakukan, banyak membaca dan menulis. Setahuku, tidak ada jalan lain selain dua hal ini. Dan tidak ada jalan pintas.β Stephen King
"Menulis fiksi seperti permainan Roller Coaster." RL Stine
βAku akan menulis (terus) sekalipun belum tahu akan diterbitkan atau tidak.β JK Rowling
βAku ingin menulis, bukan harus menulis.β Anonim
βSeseorang yang menuliskan suatu kisah, terlalu tertarik pada kisah itu sendiri sehingga tidak bisa duduk tenang dan memerhatikan (cara teknik) bagaimana ia menuliskannya.β CS Lewis
βAku menulis untuk diri sendiri, aku rasa tak seorang pun akan menikmati buku ini lebih dari yang kurasakan saat membacanya.β JK Rowling
βMenulis novel harus berbekal sesuatu yang Anda yakini agar Anda tetap bertahan.β JK Rowling
βSelalu ada ruang untuk sebuah cerita yang dapat memindahkan pembaca ke tempat lain.β JK Rowling
βAku takut kalau tak dapat menemukan alasan untuk melanjutkan menulis.β JK Rowling
βBila aku tidak menulis, aku merasa hidupku tidak normal.β JK Rowling
βBeberapa hal memang lebih baik tinggal menjadi imajinasi belaka.β JK Rowling
βHarry tak pernah menyerah terus berjuang menggunakan kombinasi antara intuisi, ketegangan syaraf dan sedikit keberuntungan.β JK Rowling
βKamu mungkin tidak akan bisa membuat karyamu diterbitkan di penerbit manapun.β Marion D. Bauer
βKebanyakan para penulis, bahkan karya penulis dewasa, tidak akan diterbitkan. Selamanya. Namun, mereka tetap saja menulis karena ini menyenangkan.β Marion D. Bauer
βBagi semua penulis, profesional maupun amatir imbalan yang terbesar terletak dalam proses penulisan, bukan dalam sesuatu yang terjadi sesudahnya. Mengumpulkan ide dan melihatnya menjadi hidup dalam kertas sudah cukup menggembirakan.β Marion D. Bauer
βKabar buruk: Sangat sulit untuk membuat bukumu diterbitkan. Jika tulisanmu berhasil diterbitkan, kamu mungkin tidak akan menjadi terkenal, kamu tidak akan menjadi kaya. Seorang penulis harus belajar sendiri dan bekerja sendiri.
Kabar baik: Membuat tulisanmu diterbitkan akan menjadi lebih mudah setelah kamu berhasil menapakkan kaki di pintu penerbitan. Kamu bahkan mungkin bisa menjadi terkenal, atau mungkin saja kamu lebih memilih kehidupan yang sederhana. Beberapa penulis menjadi kaya. Bekerja sendirian mungkin bukan masalah bagimu. Kamu bisa menjadi penguasa bagi kehidupan kerjamu sendiri. Yang terpenting dari segalanya kamu bisa melakukan pekerjaan yang kamu cintai.β Marion D. Bauer
βAku akan terus menulis meski tulisanku tidak menghasilkan uang sesen pun, bahkan jika tidak ada orang yang mau membacanya. Aku merasa sangat beruntung bisa merintis karir di bidang penulisan.β Marion D. Bauer
"Menulis dapat membuat orang bisa menjadi lebih baik karena dia melihat pantulan dirinya." Asma Nadia
β
β
Ahmad Sufiatur Rahman