Apa Quotes In Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Apa Quotes In. Here they are! All 100 of them:

β€œ
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya. Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.
”
”
Tere Liye (Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin)
β€œ
Impian harus menyala dengan apa pun yang kita miliki, meskipun yang kita miliki tidak sempurna, meskipun itu retak-retak
”
”
Iwan Setyawan (9 Summers 10 Autumns)
β€œ
Sejatinya, rasa suka tidak perlu diumbar, ditulis, apalagi kau pamer-pamerkan. Semakin sering kau mengatakannya, jangan-jangan itu semakin hambar, jangan-jangan kita mengatakannya hanya karena untuk menyugesti, bertanya pada diri sendiri, apa memang sesuka itu".
”
”
Tere Liye (Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah)
β€œ
Jangan pisahkan dirimu dari binatang." "Biar apa, Ayah?" "Biar kamu tidak sombong jadi manusia," ujarnya sambil tersenyum.
”
”
Dee Lestari (Partikel)
β€œ
Allah takkan bebankan hamba-Nya dengan apa yang dia tak mampu! Hidup tak selalunya lawa Tak selalunya ada pelangi Kalau nak kata a bed of roses pun, duri-durinya tetap ada Kadang-kadang... bilamana β€˜malapetaka’ tu datang, terasa macam kena gelek ke bumi dek ahli sumo Rasa macam dah tak mampu bangkit Rasa macam dah tak mampu hela nafas ..." live well or hell you choose May Allah bless....
”
”
Hlovate (Rooftop Rant)
β€œ
Kamu bener-bener selalu ngedapetin apa yang kamu mau ya?" | "Nggak semuanya. Karena aku belum memiliki kamu lagi." - Good Fight
”
”
Christian Simamora
β€œ
Ketika Hitler mulai membuas maka kelompok Inge School berkata tidak. Mereka (pemuda-pemuda Jerman ini) punya keberanian untuk berkata "tidak". Mereka, walaupun masih muda, telah berani menentang pemimpin-pemimpin gang-gang bajingan, rezim Nazi yang semua identik. Bahwa mereka mati, bagiku bukan soal. Mereka telah memenuhi panggilan seorang pemikir. Tidak ada indahnya (dalam arti romantik) penghukuman mereka, tetapi apa yang lebih puitis selain bicara tentang kebenaran.
”
”
Soe Hok Gie (Catatan Seorang Demonstran)
β€œ
Jangan percayai apa yang orang katakan mengenai kamu, Alice. Not at all of them are true." .- Julian
”
”
Winna Efendi (Truth or Dare)
β€œ
Kenapa tidak anda katakan saja kepadanya?" gumamnya akhirnya. Mikail menyentakkan kepalanya, "Apa?" "Semuanya, seharusnya dia tahu semuanya, itu akan membebaskannya dan juga membebaskan anda.
”
”
Santhy Agatha (Sleep with the Devil)
β€œ
Apa yang tersimpan dalam dada, tak mampu dijangkau oleh mata. Karenanya lisan menjadi penanda, wajar orang menilai lewat kata.
”
”
Felix Y. Siauw
β€œ
Sahabat saya adalah orang yang berbahagia. Ia menikmati punggung ayam tanpa tahu ada bagian lain. Ia hanya mengetahui apa yang sanggup ia miliki. Saya adalah orang yang paling bersedih, karena saya mengetahui apa yang tidak sanggup saya miliki.
”
”
Dee Lestari (Rectoverso)
β€œ
Harapan, kata Vaclav Havel, "bukanlah keyakinan bahwa hal-ikhwal akan berjalan baik, melainkan rasa pasti bahwa ada sesuatu yang bukan hanya omong kosong dalam semua ini, apa pun yang akan terjadi akhirnya".
”
”
Goenawan Mohamad (debu, duka, dsb. : Sebuah Pertimbangan Anti-Theodise)
β€œ
Kita berteman, bukankah seharusnya kita saling jujur kepada satu sama lain, apa pun yang terjadi? Dengan begitu, tidak akan ada yang merasa menyesal, tidak ada yang saling menyalahkan, dan tidak ada yang merasa bersalah." - Chiyo.
”
”
Winna Efendi (Tomodachi (SCHOOL, #2))
β€œ
quote Quotable Quote β€œMimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar, biarkan ia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu. Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri.. Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa.. Keep our dreams alive, and we will survive..
”
”
Donny Dhirgantoro (5 cm)
β€œ
Aku sudah diperalat oleh seseorang yang merasa punya segala-galanya, menjebakku dalam tantangan bodoh yang cuma jadi pemuas egonya saja, dan aku sendiri terperangkap dalam kesempurnaan palsu, artifisial! serunya gemas, "Aku malu kepada diriku sendiri, kepada semua orang yang sudah kujejali dengan kegomalan Ben's Perfecto." Gombal? Aku positif tidak mengerti. "Dan kamu tahu apa kehebatan kopi tiwus itu?" katanya dengan tatapan kosong, "Pak Seno bilang, kopi itu mampu menghasilkan reaksi macam-macam. Dan dia benar. Kopi tiwus telah membuatku sadar, bahwa aku ini barista terburuk. Bukan cuma sok tahu, mencoba membuat filosofi dari kopi lalu memperdagangkannya, tapi yang paling parah, aku sudah merasa membuat kopi paling sempurna di dunia. Bodoh! Bodoooh!" Filosofi Kopi
”
”
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β€œ
Akan tetapi, hidup ini cair. Semesta ini bergerak. Realitas berubah. Seluruh simpul dari kesadaran kita berkembang mekar. Hidup akan mengikis apa saja yang memilih diam, memaksa kita untuk mengikuti arus agungnya yang jujur tetapi penuh rahasia. Kamu, tidak terkecuali.
”
”
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β€œ
β€Ž"Biarpun hatimu terluka karena kegagalan cintamu pada seseorang,tapi percayalah rasa itu lebih berharga daripada ketika hatimu hampa. Tanpa mencintai, kamu tidak akan tersakiti,namun kamu juga tidak pernah bahagia. Apa artinya hidup kalau begitu?
”
”
Rina Suryakusuma (Lukisan Keempat (Amore 01))
β€œ
Apa yang harus kuseru jika lidah tertikam sepi yang enggan beranjak, kecuali mengadu pada lamunan "nadaku sumbang, suaraku pincang. Ini bukan lagu yang kumau.
”
”
Lan Fang (Perempuan Kembang Jepun)
β€œ
Apa boleh kita punya harapan, Ray?" "Boleh, kenapa nggak?" "Walaupun kelihatannya nggak mungkin?" "Kenapa nggak mungkin?
”
”
Sefryana Khairil (Coming Home)
β€œ
Dalam raga ada hati, dan dalam hati ada ruang tak bernama. Di tanganmu tergenggam kunci pintunya. Ruang itu mungil, isinya lebih halus dari serat sutra. Berkata-kata dengan bahasa yang hanya dipahami oleh nurani. Begitu lemahnya ia berbisik, sampai kadang-kadang engkau tak terusik. Hanya kehadirannya yang terus terasa, dan bila ada apa-apa dengannya, duniamu runtuh bagai pelangi meluruh usai gerimis.
”
”
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β€œ
Ada diajarkan oleh kaum Brahmana, orang kaya terkesan pongah di mata si miskin, orang bijaksana terkesan angkuh di mata si dungu, orang gagah berani terkesan dewa di mata si pengecut. Juga sebaliknya, Kakanda. Orang miskin tak berkesan apa-apa pada si kaya, orang dungu terkesan mengibakan pada si bijaksana, orang pengecut terkesan hina pada si gagah berani. Tetapi semua kesan itu salah. Orang harus mengenal mereka lebih dahulu.
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Arok dedes)
β€œ
Aku nggak mencari pembenaran apa pun lagi, Mira. Satu hal yang benar adalah aku mencintai kamu. Aku sangat mencintai kamu. Sejak sepuluh tahun lalu." Rayhan
”
”
Sefryana Khairil (Coming Home)
β€œ
Habis ini, lalu apa? Kamu sendirian. Aku sendirian. Kenapa kita tidak berdua lagi saja? Apa artinya cinta yang tidak lagi sama? Memang cinta itu ada berapa macam?" Aku tidak tau cinta ada berapa macam varian. Kau harus bertanya pada hatiku, karena dialah yang satu hari menutup dan mengucap, "cukup". Yang kutahu, cinta ini tersendat, dan hatiku seperti mau mati pengap. Kendati kusayang kamu lebih dari siapa pun yang kutahu. "Enam tahun. Kita akan buang enam tahun itu begitu saja?" Otakku merekam dan menyimpan kamu, kita, dan enam tahun ini. Hati tidak pernah menyimpan apa-apa. Ia menyalurkan segalanya. "Kamu akan menyesal..." Mungkin. Kini kita tak mungkin tahu.
”
”
Dee Lestari
β€œ
Penyerangan apa pun yang tidak berhasil menghabisi kita, justru akan membuat kita semakin kuat. Penyerbuan apa pun yang tidak berhasil membenamkan kita, justru akan membuat kita berdiri semakin tegak.
”
”
Tere Liye (Pulang)
β€œ
Jika penulis tidak mempertahankan prinsipnya, apa yang tinggal untuk ditulisnya?
”
”
Anna Lee (Mencari Mr. Charming)
β€œ
Aku bilang kamu nggak cerdas menyikapinya" begitu Scott menanggapi keluhanku, "Karena kamu tidak jadikan dia istimewa. Ini soal apa yang kamu beri dan apa yang kamu harap akan related pada apa yang akan kamu terima. Jadi pikirkanlah hal itu. Kalau kamu perlakukan dia istimewa, ya kamu akan lihat bagaimana ia akan memperlakukan dirimu.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Salah satu hal ajaib mengenai kehidupan. Saat muridnya siap, sang guru muncul. Saat pertanyaan diajukan, jawabannya datang. Saat kita benar-benar siap menerima, apa yang kita butuhkan akan tersedia. Ketika penduduk Venus siap menerima, orang-orang Mars siap memberi." (dikutip dari buku: Pria dari Mars, Wanita dari Venus)
”
”
John Gray
β€œ
Kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan sejati dari kebahagiaan yang datang dari luar hati kita. Hadiah mendadak,kabar baik, keberuntungan, harta benda yang datang,pangkat, jabatan, semua itu hakiki. Itu datang dari luar. Saat semua itu hilang, dengan cepat hilang pula kebahagiaan. Sebaliknya rasa sedih, kehilangan, kabar buruk, nasib buruk, itu semua juga datang dari luar. Saat semua itu datang dan hati kau dangkal, hati kau seketika keruh berkepanjangan." " Berbeda halnya jika kau punya mata air sendiri di dalam hati. Mata air dalam hati itu konkret, Dam. Amat terlihat. Mata air itu menjadi sumber kebahagiaan tak terkira. Bahkan ketika musuh kau mendapatkan kesenangan, keberuntungan, kau bisa ikut senang atas kabar baiknya, ikut berbahagia, karena hati kau lapang dan dalam. Sementara orang-orang yang hatinya dangkal, sempit, tidak terlatih, bahkan ketika sahabat baiknya mendapatkan nasib baik, dia dengan segera iri hati dan gelisah.Padahal apa susahnya ikut senang.
”
”
Tere-Liye
β€œ
Jangan percayai apa yang orang katakan mengenai kamu, Alice. Not at all of them are true." - Julian, Truth or Dare
”
”
Winna Efendi
β€œ
Kau tak perlu menerima kehadiran mereka, tapi biarkan mereka hadir karena kita tak bisa menghakimi apa yang mereka lakukkan".
”
”
Moemoe Rizal (Bangkok: The Journal)
β€œ
Mungkin seperti inilah yang disebut cinta. Sesakit apa pun ia menyakitimu, kamu tetap tidak akan bisa begitu saja menghapus perasaan itu dari hatimu.
”
”
Irin Sintriana (Prisoner of Ur Heart)
β€œ
Katakan padaku. Kalau kau sudah minta maaf, tapi permintaan maafmu tidak diterima. Apa yang harus kau lakukan?
”
”
Ilana Tan
β€œ
Selama ini, kita selalu berpikir dan memperjuangkan agar memiliki hidup yang menenangkan. Sayangnya, kita lupa dan berjuang agar memiliki mati yang menenangkan.
”
”
Alvi Syahrin (Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa)
β€œ
Tapi kadang dia bisa juga lembut, "Kalau kamu memberi sesuatu yang tidak ternilai. Percayalah, kembalinya kepadamu juga bakal tidak ternilai. Ketika kamu memberi dan kamu tidak memikirkannya. Kamu melakukannya begitu saja sebagai dorongan niat yang tulus. Bukankah itu juga memberimu kebahagiaan? Sesederhana itu. Apa yang kamu beri, bakal kamu terima kembali. Saat kamu terpanggil, kamu memberi prioritas. Kamu tahu, apa artinya itu buat kami, Honey.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Siapakah yang dapat menjelaskan dengan memuaskan apa yang menyebabkan kita tersenyum atau tertawa? Gerak bibir yang menyunggingkan senyum atau gerak otot yang menggerakkan bibir, bahkan juga mulut dan rahang kita yang membentuk tawa: apakah itu semua suatu fenomena fisik atau lebih daripada itu? ---"Kita dan Humor", Kompas, Mei 1996
”
”
Umar Kayam
β€œ
Kita tidak pernah tau,apa di setiap hujan reda akan ada pelangi yang muncul. Begitu juga hidup , terkadang kita harus bermandikan air mata untuk mencapai sebuah kebahagiaan.
”
”
Mitamura-Engyo
β€œ
Kamu minta dipahami dan dimengerti tapi sikapmu tidak menunjukkan sesuatu yang membuat orang harus bersimpati pada dirimu. Sehingga yang muncul justru kemarahan, kekecewaan dan penolakan. Itulah sebabnya kenapa sikapmu justru berbalik menyerang dirimu sendiri." Ia masih mengoceh panjang lebar dan aku hanya bisa diam. "Percayalah, dengan cara seperti itu kamu tak akan dapat apa apa. Kamu akan dijauhi dan ditinggalkan. Kamu pelihara amarahmu dan kekecewaanmu, maka kami akan pergi. Karena kami tak bisa tinggal dalam tubuh yang penuh dengan amarah dan kebencian.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Aku percaya apa pun pekerjaan yang dilakukan seseorang tertentu pasti mendatangkan manfaat, bentuknya bermcam-macam dan tidak nyata. Tidak mungkin orang melakukan sesuatu tanpa ada tujuan kalau bukan orang tersebut salah urat. (dari buku "Burung Terbang di Kelam Malam")
”
”
Arafat Nur (Burung Terbang di Kelam Malam)
β€œ
Bukankah seseorang pelarian politik itu mesti ringan bebannya, seringan-ringannya? Ia tak boleh diberatkan oleh benda yang lahir, seperti buku ataupun pakaian. Hatinya terutama tak boleh diikat oleh anak isteri, keluarga serta handai tolan. Dia haruslah bersikap dan bertindak sebagai "marsuse’’ (angkatan militer siap gempur) yang setiap detik siap sedia buat berangkat, meninggalkan apa yang bisa mengikat dirinya lahir dan batin.
”
”
Tan Malaka (Madilog)
β€œ
Aku tak tahu.... Tapi, untuk saat ini, aku masih belum bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika saat aku belajar mencintai, orang itu pergi meninggalkanku. Aku tak tahu apakah aku sanggup menghadapinya." (Erika)
”
”
Windhy Puspitadewi
β€œ
Aku baca lagi tulisan Scott, "Kamu mengharap sesuatu dan kamu kecewa saat tidak mendapatkannya. Coba kalau kamu tidak mengharap apa apa kamu justru tak terbeban apapun" Dan sekali lagi dia benar. "Esensinya adalah memberi dan tidak menuntut, tulus dan tak punya pamrih, ikhlas dan tidak memaksa. Ia memberimu ruang untuk terbang dengan bebas dan leluasa. Tidak memenjarakanmu dengan gagasan dan idenya sendiri. Tidak mengungkungmu dalam kebebalan hasrat dan kecemburuan yang membabi buta, atau dalam sikap posesif dan egoisme sempit. Ia memberimu tempat untuk bertumbuh, ruang untuk bercermin dan menjadikan seluruh waktumu berharga. Sehingga, tidak akan ada lagi satu perkara pun yang sia sia.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Lalu, apa hidup mereka bahagia setelah diselamatkan?" tanyaku. "Tentu saja Mbak, kan mereka sudah selamat." "Apa mereka pasti bahagia hanya karena bisa hidup?" "Saya yakin mereka akan menikmati hidup dan bersyukur karenanya." "Kok tahu?
”
”
Soe Tjen Marching (Mati, Bertahun yang Lalu)
β€œ
Seseorang yang menafikan dunia seharusnya seorang yang membiarkan dunia dalam cacatnya. Bumi, "dunia ini", telah diabaikan. Maka ganjil bila orang itu pada saat yang sama juga ingin meluluhlantahkan apa yang buruk sekarang, seakan yakin bahwa dunia layak diperbaiki. Ganjil pula bila ia percaya kepada Tuhan yang mengatakan bahwa membunuh seseorang sama artinya dengan membinasakan seluruh umat manusia, sebab Tuhan itu adalah Tuhan yang tak menyesali apa yang ia ciptakan sendiri.
”
”
Goenawan Mohamad (Catatan Pinggir 6)
β€œ
Sungguh sangat disayangkan," batinku, "Ia seperti menggali luka dan kesedihan dari hati orang lain. Apakah hanya dengan cara seperti itu ia dapat melupakan lukanya sendiri? Apakah dengan umpatan dan makian ia dapat mewujudkan apa yang ia mau?
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Aku ingin kamu tahu, walaupun aku menikahi orang lain, orang yang aku cintai sesungguhnya cuma kamu"| "Kalau benar kau mencintaiku, kenapa kau tidak mencoba memperjuangkannya?"| "Karena cinta saja tidak pernah cukup"| Lalu apa yang cukup untukmu?
”
”
Devania Annesya (Maya Maia)
β€œ
...ingatan tak selalu apa adanya bahkan lebih sering berbeda dari kenyataan. Ingatan sering liar sendiri, mengalir ke tempat yang ia suka, mencari-cari kenyamanan dan menghindari kepedihan. Ingatan sepertinya bukan diciptakan untuk kebenaran sebab ia tak bisa menjamin ketepatan catatan dan pengkodean rangkaian peristiwa." .cover belakang.
”
”
Bagus Takwin (Rhapsody Ingatan: Kumpulan Cerita)
β€œ
Aku tak bisa mengingkari apa yang aku rasa dan apa yang aku pikirkan. Persis seperti yang Scott bilang padaku, "Pada saat kamu menampilkan sisi dirimu yang paling rentan, saat itulah kelemahanmu muncul. Sudah aku bilang berkali kali, jangan bawa bawa perasaan. Saat kau menjadi Ajeng yang sensitif, naif dan bodoh kau kehilangan semua simpati dan pesonamu. Saat ada amarah, rasa kecewa, sedih, sakit hati yang datang menghampirimu, kamu bisa segera rasakan, bagaimana jiwamu terombang ambing oleh kelemahan. Orang akan melihatmu sebagai pribadi yang kontradiktif, yang tidak ramah dan tidak menyenangkan. Sehingga mudah sekali buat mereka melupakan Dee yang penuh energi vitalitas, keceriaan, kegembiraan, positif, kreatif, cantik, memesona, sensual, menggoda, ramah dan baik hati....
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Terkadang apa yang terjadi bukan untuk di mengerti tapi hanya untuk di terima" - Farah
”
”
LoveinParisSeason2
β€œ
Jangan percayai apa yang orang katakan mengenai kamu, Alice. Not at all of them are true." - Julian
”
”
Winna Efendi
β€œ
Kentutlah semerdu mungkin di hadapannya. Jika dia tertawa lebar, maka dia benar sahabatmu. Sahabatmu adalah dia yang menerimamu apa adanya.
”
”
Ilham Gunawan
β€œ
Ketika rindu tiba mendahului semua teori, penolakan seperti apa yang bisa kuperbuat selain menerima kejatuhannya?
”
”
Ilham Gunawan
β€œ
Kau harus belajar [...] untuk melihat apa yang kau cari - Glaedr
”
”
Christopher Paolini (Inheritance (The Inheritance Cycle, #4))
β€œ
Kata orang, saat kita berhenti mencari, saat itulah kita justru menemukan apa yang kita cari. Saat kita tak bersiap untuk sebuah kejutan, hidup justru memberikan banyak kejutan.
”
”
Windy Ariestanty (Life Traveler)
β€œ
Apa yang kita pikir bisa membuat kita bahagia, nyatanya tidak mampu menggantikan apa yang selama ini kita punya dan lepaskan.
”
”
Irin Sintriana (Love Story)
β€œ
Listening may not be the most exciting part of conversation, but it’s essential if you want to have a meaningful exchange with another person.
”
”
Tania Israel (Beyond Your Bubble: How to Connect Across the Political Divide, Skills and Strategies for Conversations That Work (APA LifeTools Series))
β€œ
Dialogue isn’t about winning. It’s about understanding.
”
”
Tania Israel (Beyond Your Bubble: How to Connect Across the Political Divide, Skills and Strategies for Conversations That Work (APA LifeTools Series))
β€œ
Demikianlah memori manusia... kalian melupakan kebenaran dan meyakini apa saja yang dapat membuat kalian merasa lebih baik
”
”
Rick Riordan (The Sword of Summer (Magnus Chase and the Gods of Asgard, #1))
β€œ
Dari semua macam kopi yang pernah kusesapi, aku paling suka kopi yang ada tanganmu di setiap seduhannya. Kopi yang cangkirnya, tak bercampur dengan penghuni kedua matamu. Apa arti seduhan kopi tanpa sisi yang tak terisi? Sesepi hati perempuan yang penantiannya tak kunjung dilunasi.
”
”
Ilham Gunawan
β€œ
Pertama-tama, dengan mengetahui apa itu cinta, kita akan mengetahui Tuhan. Dan ketika kita mengetahui Tuhan, kita juga jadi tahu apa itu cinta. Itulah cinta, itulah Tuhan. Pengalaman, bukan penjelasan. Perjalanan, bukan tujuan. Pertanyaan, yang sungguh tidak berjodoh dengan segala jawaban.
”
”
Dee Lestari
β€œ
Bagaimana ia bisa mencintai diriku sebegitu rupa. Bukan atas apa yang orang lihat pada diriku. Pada rupa pesona kecantikan yang lugu, polos dan sederhana ini. Pada kecerdasan yang alami, atau kebaikan hati, atau keceriaan yang tidak pernah dibuat buat. Tapi, bagaimana ia bisa merasakannya? Seperti sejuk embun yang mengecup keningnya di waktu subuh. Kehangatan mentari yang bersinar menembus punggung bukit, rimbun dedaunan, dan menembus kisi kisi jendela. Ditingkah riuh suara burung dan kokok ayam jantan menyambut pagi. Perasaan yang barangkali hanya dia yang tahu. Serupa rasa haus yang hanya mungkin terobati oleh kehadiran senyum yang tulus. Yang tidak menjanjikan apa apa, selain daripada cinta dan mungkin juga keabadian. Itulah yang kemudian dinyatakannya padaku lewat sebuah puisi, "Sekiranya kau ijinkan aku mencintai empat orang sekaligus, maka orang itu adalah dirimu, dirimu, dirimu dan dirimu.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Kita tidak pernah tahu, kebaikan yang kita tanam pada seseorang akan bertumbuh sebesar apa". "Inilah mengapa Allah pinta kita, tak hanya baik sendiri, tapi membuat sebanyak mungkin orang lain juga baik".
”
”
Farah Qoonita (Hidup Satu Kali Lagi)
β€œ
Lagu-lagu yang ada dalam iPod seseorang itu mengungkapkan banyak hal tentang seseorang. hal-hal yang dia pikirkan, apa yang membuatnya sedih, dan apa yang membuatnya bahagia. Benda itu diisi dengan lagu-lagu yang mewakili perasaan-perasaan itu dalam hidupnya. It’s their soundtrack, the story of their lives
”
”
Winna Efendi - Melbourne Rewind
β€œ
Apa kamu sudah memberi prioritas? Faktanya, kamu tidak memberi prioritas. Kamu tidak terpanggil untuk itu. Jelas kamu masih memikirkan dirimu sendiri." Aku ulang kata katanya di sini, walau seringkali terdengar kurang ajar dan bahkan menjengkelkan. "Bandingkan dengan apa yang sudah kamu lakukan untuk Ary. Kamu belikan dia hadiah persis seperti apa yang dia mau. Kamu berusaha bikin dia bahagia, kamu bikin dia seneng. Bahkan kamu nggak masalahin kalau dia nggak bisa lagi memuaskan egomu. Kalaupun dia sudah nggak berdaya, kamu masih bisa fokus gimana caranya dia bisa ngecrot. Dan apa yang kamu dapat? Apa kamu ngerasa happy?
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Sing tabah Le. Kamu kuliah yang pinter. Nggak apa-apa jauh dari keluarga sebentar. Biar kamu nanti dapat kerja bagus. Yang penting, jangan pernah telat makan. Jangan takut, Le. Coba dulu," nasihat Ibuk lewat telepon.
”
”
Iwan Setyawan (Ibuk,)
β€œ
Tapi kau sudah melakukan apapun yang bisa kau lakukan, dan ketika kau tidak bisa melakukan apa-apa lagi kau berdamai dengan takdirmu, dan kau tidak melawannya tanpa guna. Itu adalah kebijakan, bukan kelemahan - Katrina
”
”
Christopher Paolini (Inheritance (The Inheritance Cycle, #4))
β€œ
Eh agamamu apa?" Kepala saya tuing tuing. Saya berpikir apakah kopi tokcer dan kue enak yang membahagiakan itu mengandung agama. Sambil buru-buru undur diri, saya menimpal, "Tuhan saja tidak pernah bertanya apa agamaku.
”
”
Joko Pinurbo (Buku Latihan Tidur: Kumpulan Puisi)
β€œ
Apakah arti relasi dengan orang terdekat atau teman hidup? Sebagian orang mengartikannya sebagai pendamping hidup dalam melewati suka dan duka, membina satu hubungan rumahtangga yang harmonis, bersama-sama meraih kesejahteraan keluarga. Aku pun demikian. Namun lebih jauh lagi, teman hidup bagiku adalah partner perjuangan. Sebuah relasi bisa saling memberi ruang bagi semangat positif masing-masing. Sejak berpacaran dengan Alva, dan memiliki niat serius untuk masuk ke jenjang pernikahan, aku tahu permulaan apa yang harus kami buat. Yang harus kami bina adalah melatih diri kami untuk menjadi "pembentuk" sukses satu sama lain. Dan pada akhirnya, menjadi sukses bersama. Relasi kami jangan saling mengubur potensi masing-masing, atau lebih parah lagi melumpuhkan hasrat untuk berkembang.
”
”
Alberthiene Endah (Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar)
β€œ
aku ingat saat kau sadar, "mungkin menyenangkan bermain ayunan ditaman" lalu kau mencobanya, sambil duduk manis diatasnya kau berkata "ini menyenangkan". mungkin saat itu aku hanya diam dan tersenyum, jika aku bisa berkata pasti aku akan mengatakan, "mungkin kau sadar ini menyenangkan, tapi apa kau sadar kau tak sekalipun mengayunkan ayunannya??
”
”
nom de plume
β€œ
Le, kamu sekarang sudah mandiri. Udah punya uang. Terus hati-hati ya. Jaga diri. Ibuk gak tahu kotamu itu seperti apa. Hatimu harus dijaga. Tetap seperti yang dulu," pesan Ibuk yang selalu menjaga Bayek, di kota yang selalu menggoda ini.
”
”
Iwan Setyawan (Ibuk,)
β€œ
Percayalah kepadaku dan jangan hiraukan apa yang dikatakan oleh Luna. Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu, bahwa apapapun yang terjadi seburuk apapun yang dikatakan orang, kau bisa pegang satu hal yang pasti, bahwa aku mencintaimu. Amat sangat mencintaimu..." Rafael menundukkan kepala dan mengecupi jemari Elena, "Rasanya sangat sakit, ketika kau mencintai seseorang, tetapi tidak dipercaya. Rasanya seperti cintamu ini sampah dan dibuang begitu saja." ~Rafael Alexander
”
”
Santhy Agatha (Unforgiven Hero)
β€œ
Saya berpikir, "Kenapa gue bisa optimis? Hmmmm..." Terus terang saya bingung karena pertanyaan itu mengesankan: yang aneh itu saya. Bukan justru mereka yang pesimis terhadap Indonesia. Saya, seperti jadi minoritas. Sebuah anomali. Maka yang keluar dari mulut saya sambil menatap wartawan itu kebingungan adalah.. "Kalau orang-orang tahu apa yang saya tahu tentang Indonesia, mereka juga akan optimis...
”
”
Pandji Pragiwaksono (NASIONAL.IS.ME)
β€œ
Kalau manusia sama sekali tidak pernah merasa putus asa, kita tidak akan tahu bagian mana dari diri kita yang tak sanggup kita singkirkan. Lalu kita akan tumbuh dewasa tanpa benar-benar mengerti apa saja yang bisa membuat kita gembira. Aku bahagia karena bisa menderita", Eriko (Kitchen)
”
”
Banana Yoshimoto
β€œ
Kalau begitu mengapa dia tidak dikurung lama berselang?” β€œKarena dia memakai topeng?” β€œApa maksud anda, Dokter?” β€œKita semua memakai topeng, Angeli. Sejak kita meninggalkan masa kanak-kanak, kita sudah diajar untuk menyembunyikan perasaan kita yang sebenarnya. Kita sudah diajar untuk menutup-nutupi kebencian dan ketakutan kita. β€œ Suara Judd penuh wibawa. β€œTapi di bawah tekanan, Don Vinton akan menjatuhkan topeng dan memperlihatkan wajahnya yang telanjang.
”
”
Sidney Sheldon (The Naked Face)
β€œ
Kebathilan selama bila pun (abadan abada) tidak boleh dianggap benar kerana ukuran ramainya yang menyokong - atau sudah diarus perdanakan. Dan kebenaran pula - dalam apa jua zaman dan ruang masa pun - tidak boleh diinjak mati dan dilenyap punah hanya semata dititipkan rohnya oleh sebatang pena dan selembar kertas.
”
”
Hafiz Fandani
β€œ
Walaupun orang Yahudi yang berpengaruh tidak mengamalkan agama Yahudi, malah, seperti Einstein, mungkin menolak agama itu sama sekali, namun kesetiaan kepada nasib dan masa hadapan bangsa Yahudi amat mendalam. Mereka mempunyai tradisi ilmu yang lama, berpunca dari kitab Taurat dan tulisan Rabbi dan cendekiawan mereka. Mereka menghayati apa yang disebut oleh Eban sebagai "satu keghairahan mencari makna" (passion for meaning) yang telah membuat mereka berusaha mengharungi segala kesusahan sepanjang sejarah.
”
”
Wan Mohd Nor Wan Daud (Budaya Ilmu: Satu Penjelasan)
β€œ
Jangan beri aku apapun Meski itu perhatianmu Meski itu kasih sayangmu Meski itu air matamu Jangan beri aku kesedihanmu Jangan beri aku amarahmu Jangan beri aku dahagamu Jangan kau beri aku apapun Sebab masih kuorak langit demi menemukan seluruh jejak petilasanmu Bunda." Tapi Nak, bagaimana engkau bisa berucap serupa itu? Bukankah sudah aku beri engkau bunga? Sudah aku beri engkau matahari. Sudah aku beri engkau rumput dan dedaunan. Sudah aku beri engkau laut dan pasir pantai. Mengapa masih? Tak cukupkah kau cucup air susu dari sepiku? Kau kecap nyeri dari lukaku, sebagaimana dulu kau terakan kebahagiaan di bawah perutku serupa goresan pisau yang menyambut kehadiranmu. Betapa semuanya masih. Aku berikan lagi engkau api, aku berikan lagi engkau pagi, aku berikan lagi engkau nyanyi tualang dari hatiku yang engkau tahu menyimpan sejuta kekhawatiran. Bagaimana engkau masih berucap serupa itu? Aku masih berikan engkau suar hingga separuh umurku. Aku berikan engkau tawa dari separuh mautku. Aku berikan engkau kekal ingatan dan sekaligus mimpi abadi. Aku beri semuanya, walau itu cuma sekotak bekal sederhana yang semoga engkau terima untuk mengganjal rasa laparmu. Betapa aku selalu ingin ada untukmu, Nak. Sebab cuma satu permintaanku tak lebih. Ijinkan aku jadi teman seperjalananmu, sahabat di waktu gundahmu, pembawa kegembiraan di kala senggangmu. Sebagaimana dulu kutimang dirimu dan kunina bobokkan engkau di pangkuanku. Ijinkan aku jadi roti yang mengenyangkan laparmu, pelipur hati di kala sesakmu, panasea ketika kau sakit. Bukankah aku ada ketika kau belajar berdiri dan aku di sana saat kau jatuh? Aku setia menungguimu saat kau berlari mengejar bulan dan matahari. Dan sekalipun waktu merambatiku dengan galur usia, hingga mungkin aku tak lagi mampu berdiri tegap seperti dulu. Aku tak akan pernah menyerah padamu Nak. Tidak, Bunda tak akan pernah menyerah. Sebab bagiku, cukuplah dirimu sebatas dirimu saja. Akan tetapi, sanggupkah kau cukupkan dirimu dengan semua kebanggaan? Cukupkan dirimu dengan apa yang engkau punya. Cukupkan dirimu dengan semua doa doa yang tak henti kutitikkan dari sudut hatiku yang semoga jadi asa yang paling surga. Surgamu Nak. Walau kutahu itu akan mengusik nyenyak tidurmu. Walau itu akan menambah resah waktu kerjamu. Sebab kutahu seberapa keras engkau berjuang. Pada setiap tetes keringat yang engkau cucurkan mana kala engkau harus berlari mengejar bus yang datang menjemput. Manakala pikiranmu tak bisa lepas dari layar lap topmu yang tak henti berkedip. Manakala pagi datang dan sibuk pekerjaan hadir serupa hujan tak kunjung usai mendera. Cukupkan dirimu dengan cinta Bunda Nak. Sekalipun nanti, tak ada lagi ucapan nyinyir bergulir dari bibir Bunda yang mulai keriput ini. Yakinlah, pintu rumah hati Bunda akan selalu terbuka buatmu, kapan pun engkau ingin pulang.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Dalam menjalani hidup ini, Nak, adakalanya kau akan sampai di jalan yang bercabang atau bersimpang. Bila demikian, jangan ragu-ragu memilih cabang atau simpang yang kelihatannya kurang atau jarang ditempuh orang." "Bagaimana kalau nanti kita tersesat?" tanyaku. "Kalau kita tersesat bukan berarti kita akan hilang dalam perjalanan", jawab emak. "Maka jangan ragu-ragu mengambil jalan yang tidak umum. Hasilnya bisa cukup memuaskan ... contohnya lihat apa yang kau alami sekarang. Setelah orang-orang melihat hasil ini, lama-lama mereka akan mengikuti langkahmu dan jalan ini lalu menjadi jalan orang banyak. Tapi kau tetap yang memulai, yang merintis. Ini berlaku baik dalam arti harfiah maupun secara kiasan.
”
”
Daoed Joesoef (Emak)
β€œ
Tak apa.... Demi semua ilmu yang telah diserapnya dari bangku kuliah dan kepingan pengalamannya, demi pembentukan karakter diri. Ia merasa semua itu adalah tanggung jawab pribadinya atas sebuah impian hidupnya. Harga yang harus ditukarnya dengan sebuah pengalaman duduk di bangku kuliah dan sejuta pengalaman berharga lainnya. Utang yang harusnya bukan menjadi beban, tapi "investasi" hidupnya. Ia sadar, ada sebuah harga yang harus dibayar untuk menciptakan sumber daya manusia yang cerdas pemikiran dan emosi, aktif, berprestasi, dan andal.
”
”
Adenita (23 Episentrum)
β€œ
Seperti dinding kamar yang retak dan mulai berlumut, pagar besi yang merapuh oleh noda karat dan daun daun mangga yang luruh di pekarangan rumah, demikianlah kita membaca kehidupan. Begitu banyak kata yang seringkali susah untuk ditafsir seperti "nasib", "kebahagiaan" dan "kesempurnaan". Entah mengapa, Bunda masih berasa gamang saat berjalan di atas tangga batu yang menuju ke ruang tamu di rumah barumu. Serasa mendengar dering suara alarm yang bergelayut di dalam mimpi. Menyibak kabut dan pagi juga. Bukankah kadang kadang kita merasa larut dalam kesunyian, meski riuh jalan raya bersicepat melawan waktu? Meninggalkan jejak langkah dalam segala ketergesaannya. Memaksa kita memungut semua peristiwa yang berhamburan di atas trotoar. Memaksa semua orang menitikkan air mata. Mengapa dalam momen momen serupa itu, kebersamaan dengan orang yang kita cintai justru berasa semakin berarti? Mengapa justru di tengah keramaian, kita bisa merasa begitu kesepian? Begitulah, jarum jam berputar di sepanjang perjalanan berusaha keras mengabadikan semua peristiwa. Mentautkan satu angle dengan angle yang lain, memotret semua kejadian dari mata seekor jengkerik. Menatap tak berkedip gedung gedung megah yang angkuh berdiri, serupa monster monster yang siap merengkuh apa saja; Lautan manusia berjejal keluar dari bandara, kerumunan lalat di atas tumpukan sampah di pasar, kelejat pikiran yang berlari lari mengejar matahari, kebimbangan yang tergugu di pojok terminal, harapan yang terkantuk kantuk di dalam bus kota dan seringai kerinduan akan masa depan yang belum pernah mereka lihat. Apa yang mereka cari? Apa yang mereka kejar, Nak? Sementara ada ribuan etalase dan pintu pintu mall yang terbuka dan tertutup setiap kali. Serupa mulut lapar menganga yang rakus mengunyah dan menelan semua kecemasan dan kegalauan yang bersliweran di balik pendar neon papan reklame. Bagaimanakah mereka -orang orang tanpa identitas ini- bisa menafsirkan takdir, relativitas waktu, dan mungkin juga mimpi?
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Usah peduli apa orang lain kata, ikut kata hati sendiri. Dan usah takut bayangan semalam kerana tidak ada orang berupaya merubah semalam yang sudah berlalu. Seburuk mana, sejelik mana pun semalam tetap dilalui semua orang. Apa yang dibawa dari kejadian semalam, itu sudah pasti. Usah menolak takdir yang ditentukan Allah, DIA sudah menyusunnya sebaik mungkin. " ~ Danial
”
”
Ramlah Rashid (Biarkan Indah Berlalu)
β€œ
Hidup ini adalah perjalanan panjang. Kumpulan dari hari-hari. Di salah satu hari itu, di hari yang sangat spesial, kita dilahirkan. Kita menangis kencang saat menghirup udara pertama kali. Di salah satu hari lainnya, kita belajar tengkurap, belajar merangkak, untuk kemudian berjalan. Di salah satu hari berikutnya kita bisa mengendarai sepeda, masuk sekolah pertama kali, semua serba pertama kali. Dan kini kita penuh dengan kenangan masa kecil yang indah, seperti matahari terbit. Lantas hari-hari melesat cepat. Siang beranjak datang dan kita tumbuh menjadi dewasa, besar. Mulai menemui pahit kehidupan. Maka, di salah satu hari itu, kita tiba-tiba tergugu sedih karena kegagalan atau kehilangan. Di salah satu hari berikutnya, kita tertikam sesak, tersungkur terluka, berharap hari segera berlalu. Hari-hari buruk mulai datang. Dan kita tidak pernah tahu kapan dia akan tiba mengetuk pintu. Kemarin kita masih tertawa, untuk besok lusa tergugu menangis. Kemarin kita masih berbahagia dengan banyak hal, untuk besok lusa terjatuh, dipukul telak oleh kehidupan. Hari-hari menyakitkan. Tapi sungguh, jangan dilawan semua hari-hari menyakitkan itu. Jangan pernah kau lawan. Karena kau pasti kalah. Mau semuak apa pun kau dengan hari-hari itu, matahari akan tetap terbit indah seperti yang kita lihat sekarang. Mau sejijik apa pun kau dengan hari-hari itu, matahari akan tetap memenuhi janjinya, terbit dan terbit lagi tanpa peduli apa perasaanmu. Kau keliru sekali jika berusaha melawannya, membencinya, itu tidak pernah menyelesaikan masalah. Peluklah semuanya. Peluk erat-erat. Dekap seluruh kebencian itu. Hanya itu cara agar hatimu damai. Semua pertanyaan, semua keraguan, semua kecemasan, semua kenangan masa lalu, peluklah mereka erat-erat. Tidak perlu disesali, tidak perlu membenci, buat apa? Bukankah kita selalu bisa melihat hari yang indah meski di hari terburuk sekalipun?
”
”
Tere Liye (Pulang)
β€œ
Semua yang udah terjadi itu gak bisa diulang lagi." "Kalau Tuhan udah menghendaki, kalian gak bisa bersatu lagi, apapun yang kalian lakukan itu gak akan berhasil." "Hidup itu indah. Harus kita nikmati dan syukuri. Kita gak boleh menyesali apa yang udah terjadi." "Tapi kita harus mensyukuri apa yang masih kita miliki Karna waktu tak akan bisa terulang lagi." "Tuhan udah ngatur orang yang datang dan pergi dalam hidup kita dan itu semua karna sebuah alasan." "Meskipun Tuhan udah bawa pergi orang yang kita cintai dalam hidup kita, aku yakin itu semua karna sebuah alasan yang lebih baik lagi.
”
”
LoveinParisSeason2
β€œ
Tak semua kebaikan menunggu kehadiranmu di balik pintu kamar yang terbuka. Semoga saja, ia hadir serupa sepiring nasi goreng dengan telur ceplok di atasnya. Mungkin ia akan mengingatkanmu pada rumah kecil kita. Pada beranda yang penuh dengan tanaman aglaonema, atau ruang tamu yang penuh dengan rak buku yang memuat ribuan cerita dari masa kanak kanakmu. Tapi tak semua akan selalu berjalan seperti itu, Nak. Tak semua cerita dimulai dengan kalimat yang ceria dan lalu berakhir bahagia. Ada kisah kisah murung nan sedih. Ada banyak roman yang bahkan berakhir tragis. Ada yang serupa misteri tak terselami. Seperti kilau mata pisau dan kisah kisah seram lainnya. Ada Bunda baca sebuah kutipan, "Ketika engkau melihat masalah seperti sebatang paku, maka kau akan berpikir seperti palu." Demikian kutipan ituΒ  Bunda baca, namun lupa entah di mana. Sebab engkau tak harus melihat segalanya lewat matamu sendiri, Nak. Engkau boleh melihatnya dari kaca mata orang lain. Percayalah, itulah cara untuk belajar menjadi bijak. Tidak semua orang bisa mengerti kenapa hujan turun di tengah hari. Tak juga orang paham kenapa kemarau bisa datang sepanjang tahun. Jadi berikanlah kebaikan agar engkau beroleh kebaikan. Walau terkadang terasa pahit dan menyakitkan. Tapi jangan pula simpan sakitmu sebagai duri. Bebaskan dirimu dari prasangka supaya orang juga berbaik sangka pada dirimu. Bila sebuah senyum yang kauberi kembali kepadamu sebagai tawa, maka engkau akan menghargai apa artinya pertemanan. Apapun kesulitanmu, jadikanlah waktu sebagai sahabatmu. Sebab ia akan mengajarimu arti kata bersabar. Ia akan memberi tahumu bagaimana caranya menjadi pemenang. Sebab ia teladan bagi ketekunan dan kegigihan. Sebab ia tidak mengenal kata menyerah. Dalam situasi apapun ia senantiasa fokus mengejar apa yang ia tuju. Ia guru yang keras dan penuh disiplin. Tapi ia juga teman yang baik dan penuh perhatian. Selama kamu mau belajar, ia tak akan pernah mengecewakanmu. Ia mungkin akan membiarkanmu terjatuh, tetapi ia tak akan pernah meninggalkanmu. Dan jadilah terberkati seperti tanah yang subur. Di mana engkau menanam benih dan ia tumbuh menjadi sebuah pohon yang rindang. Tempat di mana orang dapat berteduh di tengah panas yang terik.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Apa yang akan terjadi padaku kalau aku harus meninggalkanmu ya?" Dia bertanya, dengan nada seolah tidak membutuhkan jawaban. "Tidakkah kau mau bertanya yang sebaliknya?" Joon menawarkan, dan gadis itu meminta penjelasan lewat pandangan. "Kenapa kau tidak bertanya bagaimana aku kalau kau pergi? Tidak penasaran?" Kali ini, gadis itu ternganga. "Karena mungkin saja," lanjut pria itu, "aku akan sama menderitanya sepertimu.
”
”
Yuli Pritania (A (Wo)man's Scent)
β€œ
Kau sedang apa?" "Aku sedang tidak punya kegiatan." "Kalau begitu, belajarlah sesuatu. Pada saat ini, banyak orang berhenti menjalani kehidupan. Mereka tidak marah, juga tidak berseru-seru memprotes; mereka sekedar menunggu waktu berlalu. mereka tidak menerima tantangan-tantangan kehidupan, jadi kehidupan pun berhenti memberikan tantangan kepada mereka. Kau juga mengambil resiko yang sama; tunjukkan reaksi, hadapi hidup, tapi jangan berhenti hidup.
”
”
Paulo Coelho (The Fifth Mountain)
β€œ
Insotit de Matilde si Jorge, care avea patru ani, m-am dus sa traiesc in muntii din Cordoba, la o ferma fara apa curenta si curent electric, in localitatea Pantanillo. Sub maiestuosul cer instelat, m-am simtit impacat. Ceva asemanator cu ceea ce spune Henry David Thoreau: "M-am dus in padure pentru ca voiam sa traiesc in meditatie, sa infrunt doar faptele esentiale ale vietii, sa vad daca puteam trai si sa invat ceea ce era de invatat; ca nu cumva sa descopar, apropiindu-ma de moarte, ca nu traisem cu adevarat".
”
”
Ernesto Sabato (Antes del fin)
β€œ
Telah kukirim warna warni pelangi itu bersama salam dari adikmu. Ternyata ia juga rindu berkelakar denganmu. Jadi baik baiklah engkau melihat dunia, Nak. Mungkin ia tak seindah taman bunga yang pernah Bunda ceritakan. Ada teman yang akan menyambutmu dengan senyum dan jabat tangan. Tapi mungkin, ada mata yang akan menatapmu dengan curiga. "Apa yang akan engkau perbuat di sini? Jangan kau curi apa yang aku punya!" Pandai pandailah engkau menyalin baris baris ingatan dari semua petuahku dulu. Seberapa penting dan bernilainya itu bagimu kini. Sebab, hanya cinta Bunda yang akan mengatarkanmu melewati hari hari hujan. Hari hari tanpa mimpi. Keras suara guntur dan kilat berkelebat. Tapi kau tak perlu takut Nak. Karena kau tak pernah sendirian. Ada Bunda yang akan membimbingmu melewati jalan kelok berliku. Jalan yang penuh tikungan dan tanjakan yang tersembunyi. Jalan yang mungkin tak selamanya lurus. Jalan yang akan membuatmu letih. Awalnya mungkin engkau akan mengeluh. Mungkin engkau akan menangis sesekali. Mungkin engkau akan merasa jengkel dan bahkan marah. Tapi biarlah perasaan perasaan itu mengalir seperti sungai. Karena akan selalu ada laut di hati Ibu, di hati Bundamu ini. Luas samudra yang akan menampung semua keluh kesahmu. Ada pesan pesan pendek yang akan menyapamu setiap pagi. Jadikan itu roti dan selai choco crunchy sarapan kegemaranmu. Akan ada bunga yang wangi semerbak yang di kirim dari kantor ayah untuk menceriakan pagi harimu. Ia mungkin tak banyak bicara menyuarakan perasaannya, tapi ketahuilah Nak, bahkan di tengah kesibukannya ia tak pernah berhenti memikirkanmu. Sesekali ia berhenti mengajar, hanya untuk mengirim pesan padaku, "Adakah kabar dari putri kesayangannya hari ini?" Bahkan ia tak sabar menunggu datangnya akhir pekan, agar ia leluasa berbicara denganmu dari hati ke hati. Sebab ia tahu, betapa harimu kadang mendung kadang hujan. Dan ketika mati lampu, matanya seperti menerawang di dalam gelap. Dengan setengah berbisik ia bicara kepada Bunda, seandainya saja ia bisa jadi pelita yang menyala untukmu sepanjang hari. Saat malam datang mengendap dan adikmu lelaki telah lama mendengkur, Bunda acap mendengar suara ayahmu seperti mendesah di dalam mimpi. Ia menangis terbata menyebut nyebut namamu. Bunda tak hendak membuatnya terjaga. Sebab tangis itu seperti juga doa. Seperti kerinduan laut yang tak bertepi. Seperti cerah langit merah jelang subuh dini hari. Kamu bisa menyebutnya sebagai cinta. Itulah cinta yang menambatkan hati bunda ke pelukan ayahmu. Ia seperti senyap pawana yang menyelinap di malam buta dan berusaha masuk lewat jendela kamarmu. Ia mungkin tak akan berucap sepatah kata pun. Ia hanya akan menatapmu sejenak. Memastikan engkau tidur terlelap. Ia mungkin cuma ingin tahu, apakah selimut yang kamu pakai cukup tebal dan hangat membungkus tubuhmu. Apakah AC di kamarmu menyala terlalu dingin? Apakah senyum manis menghias wajahmu dan membawamu bermimpi tentang surga? Ketahuilah Nak, itu adalah kerinduan kami dan perasaan perasaan lain yang tak terlukiskan.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
saya mempunyai pemikiran simple : "mungkin kamu akan lebih baik lebih nyaman dan lebih bahagia jika tanpa saya, tetapi kebahagian yang kamu dapat itu lebih baik lebih nyaman dan lebih bahagia dbandingkan diwaktu bersama saya, karena saya tau apa itu mimpi dan mewujudkan sebuah mimpi
”
”
Thoughts
β€œ
Went people die they won't suffer anymore" itu penggalan kalimat yang diucapkan Scott padaku. Entah kapan ia mengucapkan hal itu aku tidak mampu mengingatnya. Aku kira bukan waktunya yang penting, melainkan apa maksud dibalik kalimat yang ia ucapkan. Aku juga lupa, apakah ia mengucapkan kalimat itu dalam diri Jim saat jantungnya terhenti ketika ia tengah berendam di dalam bathtube di apartemennya di Paris? Atau mungkin pula ketika ia masih bercokol dalam tubuh Dwi Retno saat ia mulai mengiris pergelangan tangannya sendiri dengan sebilah silet. Atau barangkali saja, saat ia tengah bergelut dengan sakratul maut dalam tubuh Ruh. Tentang bagaimana aku mengingatnya masih serupa khayalan atau mimpi yang bercampur aduk dengan rupa rupa realitas. Tapi yang jelas, ada begitu banyak momen di mana aku berasa begitu dekat dengan kematian. Kematian bapak, lalu kematian ibuk dan kemudian kematian Ruh. Kematian itu sendiri mungkin saja telah mengakhiri semua penderitaan mereka di dunia ini, tapi yang jelas bukanlah penderitaanku. Betapa selama ini aku tenggelam dalam sebuah keyakinan, bahwa penderitaan manusia yang terbesar adalah karena kemelekatan mereka pada dunia ini. Dan keberadaan Scott dalam hidupku sungguh sungguh menegaskan segala hal itu. Mulai dari gambaran yang ia lihat dalam momen kematian seorang Indian yang mengalami kecelakaan di sebuah jalan berdebu di gurun Minessota. Lalu bersambung dengan momen saat Dwi Retno mencoba mengakhiri hidupnya sendiri dengan silet dan memuncak dalam detik detik ketika maut menjemput Ruh.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Menurutku," ucap Ian setelah menimbang-nimbang jawaban seperti apa yang akan diberikannya. "Penjelasan yang masuk akal adalah seorang pria tidak mencintai seorang wanita karena dia cantik, tapi wanita itu terlihat cantik karena dia mencintainya. Kau pernah lihat 'kan, ada pria-pria yang kalian para wanita anggap tampan, tapi memiliki pasangan yang biasa-biasa saja. Terlihat tidak pantas untuknya. Sesuatu yang seperti itu. Karena pria itu mencintai wanita tersebut, di matanya pasti wanita itu cukup cantik untuk membuatnya berpikir bahwa... dia tidak keberatan untuk menatap wajah yang sama setiap harinya. Kebanyakan wanita sepertinya tidak memahami hal ini.
”
”
Yuli Pritania (CallaSun)
β€œ
POHON HAYAT Demikianlah, ia melekapkan bunga pada malainya, putik pada tangkainya, daun pada rantingnya dan buah-buah berwarna kuning cerah pada setiap cabang dari dahan pohon pengetahuan itu. Sebagaimana ia melekatkan putih yang semenjana pada paras wajah perempuan yang ia ciptakan dari tulang rusukku. Sedemikian rupa, ia pulaskan secebis rona apel merah pada keluk bibirnya untuk menyenangkan hatiku. Lalu ia gabungkan kilau cahaya Sirius, Canopus dan Arcturus pada bening biji matanya agar aku dapat berkaca di kedalamannya yang hijau lumut. Dan kemudian, dibuatnya sepasang lengkung alis mata dari iring-iringan semut gajah agar menjadi taman tempat aku bermain-main. Sementara pada gerai rambutnya dibalutkannya hitam yang berombak seperti laut yang di dalamnya aku bisa bersembunyi. Tapi melampaui semua itu, dibuhulnya rimbun semerbak semak lantana tepat pada pangkal pahanya, yang padanya aku akan jatuh berahi. Dan lalu dipahatnyalah sepasang tempurung pembangkit nafsi yang kenyal mengkal, serupa tatahan sempurna ranum buah mangga pada busung dadanya. Tak lupa ditambahkannya puting anggur kirmizi pada puncak susu perempuan itu, agar nanti ia bisa menjelma sempurna menjadi ibu dari anak-anakku. Namun aku sengaja tak memberinya nama, sampai semua yang lain selesai aku beri sebutan. Pada yang hijau aku beri nama hujan. Pada yang biru aku beri nama langit. Pada yang kelam aku beri nama malam. Pada yang terang aku beri nama siang. Demikian pun pada mereka yang mengeriap. Pada mereka yang berjalan dengan empat kaki. Pada mereka yang melata dengan perutnya. Pada mereka yang terbang di langit. Pada mereka yang berenang di dalam air serta pada segala yang berkilauan di angkasa raya. Bahkan pada semua jenis kerikil dan batu-batu, aku menyematkan nama mereka satu persatu. Begitulah, segala sesuatu memperoleh nama dan sebutannya masing-masing. Supaya kepada setiap nama itu aku dapat memanggil dan di dalam nama itu mereka dapat dikenal. Akan tetapi, khusus bagi perempuan itu (sebab ia adalah satu-satunya yang tercipta dari tulang rusukku) maka aku hendak memberinya nama yang teristimewa. Sebuah nama yang paling indah dari semua nama yang telah aku berikan. Akan tetapi, aku tak kunjung menemukan nama yang sesuai bagi dirinya. Sampai kemudian, tepat di mana bertemu empat buah sungai, kulihat ia sedang memintal air matanya hanya sepuluh langkah dari pohon pengetahuan itu. Aku mendapati perempuan itu tengah duduk bersimpuh mengaduk-aduk tanah dan membuat adonan lempung dengan air matanya. "Apa yang sedang engkau perbuat, wahai Perempuan?" Tanyaku pada dirinya. "Aku sedang membuat ramuan cinta, untuk membuhul ikatan abadi di antara kita berdua..." demikian ia menjawab pertanyaanku. Dan pada saat itulah aku mendapatkan sebuah nama yang tepat untuk dirinya. Eva, itulah nama yang kemudian aku berikan padanya. Sebab ia adalah ibu dari semua kehendak alam dalam diriku. Aku persembahkan baginya nama yang paling indah, tepat di muara pertemuan empat buah sungai; Gihon, Pison, Eufrat dan Tigris. Jadilah ia lelai akar untuk menyempurnakan suratan tangan kami. Ia adalah telur kesunyian di mana aku akan menyemai seribu benih. Semenjak pertama kali aku menatap wajahnya saat aku terjaga dari tidur yang panjang dan mendapati dirinya berbaring telanjang di sebelahku. Aku tahu, ia telah ditakdirkan untuk menjadi pohon kehidupan. Ibu dari semua ibu yang akan melahirkan anak cucu keturunanku.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Menulis berarti menciptakan duniamu sendiri.” Stephen King β€œMenulis itu pekerjaan orang kesepian. Punya seseorang yang memercayaimu dapat membuat perbedaan besar. Hanya percaya saja biasanya sudah cukup.” Stephen King β€œMenulis fiksi seperti memasak.” Donatus A. Nugroho "Menulis itu gampang." Arswendo Atmowiloto β€œTulislah apa yang kau ketahui seluas dan sedalam mungkin.” Stephen King β€œSedapat mungkin aku tidak melakukan keduanya, yaitu membuat alur cerita dan berbohong. Cerita itu terjadi dengan sendirinya, tugas penulis adalah membiarkan cerita itu berkembang.” Stephen King β€œEngkau harus berkata jujur, jika ingin dialogmu punya gema dan realistis.” Stephen King β€œSemua novel pada dasarnya adalah surat-surat yang ditujukan kepada seseorang.” Anonim/Stephen King β€œAku menulis setiap hari, termasuk hari libur. Aku termasuk pecandu kerja.” Stephen King β€œMembaca adalah pusat kreatif kehidupan seorang penulis. Aku membawa buku ke mana pun aku pergi dan menemukan peluang untuk menenggelamkan diri dalam bacaan.” Stephen King β€œKalau engkau ingin menjadi penulis, ada dua hal yang harus kau lakukan, banyak membaca dan menulis. Setahuku, tidak ada jalan lain selain dua hal ini. Dan tidak ada jalan pintas.” Stephen King "Menulis fiksi seperti permainan Roller Coaster." RL Stine β€œAku akan menulis (terus) sekalipun belum tahu akan diterbitkan atau tidak.” JK Rowling β€œAku ingin menulis, bukan harus menulis.” Anonim β€œSeseorang yang menuliskan suatu kisah, terlalu tertarik pada kisah itu sendiri sehingga tidak bisa duduk tenang dan memerhatikan (cara teknik) bagaimana ia menuliskannya.” CS Lewis β€œAku menulis untuk diri sendiri, aku rasa tak seorang pun akan menikmati buku ini lebih dari yang kurasakan saat membacanya.” JK Rowling β€œMenulis novel harus berbekal sesuatu yang Anda yakini agar Anda tetap bertahan.” JK Rowling β€œSelalu ada ruang untuk sebuah cerita yang dapat memindahkan pembaca ke tempat lain.” JK Rowling β€œAku takut kalau tak dapat menemukan alasan untuk melanjutkan menulis.” JK Rowling β€œBila aku tidak menulis, aku merasa hidupku tidak normal.” JK Rowling β€œBeberapa hal memang lebih baik tinggal menjadi imajinasi belaka.” JK Rowling β€œHarry tak pernah menyerah terus berjuang menggunakan kombinasi antara intuisi, ketegangan syaraf dan sedikit keberuntungan.” JK Rowling β€œKamu mungkin tidak akan bisa membuat karyamu diterbitkan di penerbit manapun.” Marion D. Bauer β€œKebanyakan para penulis, bahkan karya penulis dewasa, tidak akan diterbitkan. Selamanya. Namun, mereka tetap saja menulis karena ini menyenangkan.” Marion D. Bauer β€œBagi semua penulis, profesional maupun amatir imbalan yang terbesar terletak dalam proses penulisan, bukan dalam sesuatu yang terjadi sesudahnya. Mengumpulkan ide dan melihatnya menjadi hidup dalam kertas sudah cukup menggembirakan.” Marion D. Bauer β€œKabar buruk: Sangat sulit untuk membuat bukumu diterbitkan. Jika tulisanmu berhasil diterbitkan, kamu mungkin tidak akan menjadi terkenal, kamu tidak akan menjadi kaya. Seorang penulis harus belajar sendiri dan bekerja sendiri. Kabar baik: Membuat tulisanmu diterbitkan akan menjadi lebih mudah setelah kamu berhasil menapakkan kaki di pintu penerbitan. Kamu bahkan mungkin bisa menjadi terkenal, atau mungkin saja kamu lebih memilih kehidupan yang sederhana. Beberapa penulis menjadi kaya. Bekerja sendirian mungkin bukan masalah bagimu. Kamu bisa menjadi penguasa bagi kehidupan kerjamu sendiri. Yang terpenting dari segalanya kamu bisa melakukan pekerjaan yang kamu cintai.” Marion D. Bauer β€œAku akan terus menulis meski tulisanku tidak menghasilkan uang sesen pun, bahkan jika tidak ada orang yang mau membacanya. Aku merasa sangat beruntung bisa merintis karir di bidang penulisan.” Marion D. Bauer "Menulis dapat membuat orang bisa menjadi lebih baik karena dia melihat pantulan dirinya." Asma Nadia
”
”
Ahmad Sufiatur Rahman
β€œ
... dar in "Pivnita de ceapa" a lui Schmuh nu se gasea nimic de mancare si cine voia sa manance ceva trebuia sa mearga in alta parte, la Fischl si nu in "Pivnita de ceapa", fiindca aici nu se taia decat ceapa. Si de ce asa? Pentru ca pivnita se numea astfel si ce era cu totul iesit din comun pentru ca aceasta ceapa, ceapa taiata, cand o privesti cu atentie... nu, clientii lui Schmuh nu mai vedeau nimic sau doar unii dintre ei nu mai vedeau nimic, li se scurgeau ochii, nu pentru ca aveau inimile prea pline; caci unde scrie ca daca ti-e inima plina, trebuie sa iti planga ochii, unora nu le reuseste niciodata asa ceva, mai ales in deceniile din urma, de aceea secolul nostru se va numi candva, in viitor, secolul lipsit de lacrimi, desi a fost multa suferinta - si tocmai din acest motiv, din cauza lipsei lacrimilor, oamenii, cei care isi puteau permite, se duceau la "Pivnita de ceapa", se lasau serviti de patron cu o scandura de tocat, cu un cutit de bucatarie si cu o ceapa ordinara de camp sau gradina care-i costa douasprezece marci, o taiau atat de marunt pana ce sucul reusea. Ce reusea? Reusea ceea ce lumea si suferinta acestei lumi nu reuseau sa produca: omeneasca lacrima rotunda. Si atunci se puneau pe plans. In sfarsit se punea lumea, din nou, pe plans. Se plangea serios, dezlantuit, in toata legea. Apa curgea si lua totul cu ea. Apoi venea ploaia. Apoi cadea roua... Si dupa acea calamitate naturala de douasprezece marci si optzeci de pfenigi, oamenii satui de plans incep sa vorbeasca. Inca ezitand, mirati de propria lor limba goala, dupa ce savureaza ceapa, clientii pivnitei se predau vecinilor lor, acolo, pe lazile incomode imbracate in iuta, se lasa intrebati, isi schimba felul de a fi cum iti intorci paltonul.
”
”
GΓΌnter Grass
β€œ
Although the terminology implies scientific endorsement, false memory syndrome is not currently an accepted diagnostic label by the APA and is not included in the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (4th ed.; American Psychiatric Association, 1994). Seventeen researchers (Carstensen et al., 1993) noted that this syndrome is a "non-psychological term originated by a private foundation whose stated purpose is to support accused parents" (p.23). Those authors urged professionals to forgo use of this pseudoscientific terminology. Terminology implies acceptance of this pseudodiagnostic label may leave readers with the mistaken impression that false memory syndrome is a bona fide clinical disorder supported by concomitant empirical evidence.(85)... ... it may be easier to imagine women forming false memories given biases against women's mental and cognitive abilities (e.g., Coltrane & Adams, 1996). 86
”
”
Michelle R. Hebl
β€œ
Otak itu utuh. Otak itu layar. Saya tak percaya jika linguistik dan psikoanalisa menawarkan sesuatu yang berarti untuk sinema. Berbeda halnya dengan apa yang ditawarkan biologi otak --biologi molekular. Pikiran itu molekular. Kecepatan-kecepatan molekularlah yang mampu membuat kita mengatasi betapa lambatnya kita (tubuh) merespon. Tepatnya adalah karena sinema membekerjakan imaji di dalam gerak, atau gerak-auto, dengan demikian sinema tak pernah berhenti melacak sirkuit-sirkuit otak". Deleuze: The Brain is The Screen, An Interview
”
”
Deleuze
β€œ
Di lorong sebuah rumah sakit yang telah sepi, ketika malam telah merangkul bumi, seorang anak perempuan kecil yang buta memanjatkan sepenggal doa yang mengharukan, "Kalau Tuhan Cuma mau mengabulkan satu permintaan saja, tolong kabulkan permintaan Pinta! Jangan permintaan Ari! Ari selalu berdoa supaya Pinta bisa lihat lagi. Tapi Pinta sudah lama buta. Buta terus juga nggak apa-apa. Sama saja. Tapi Ari biasanya bisa lihat. Bisa ngomong. Bisa ketawa. Bisa cerita. Tolong, Tuhan, suruh Ari bangun! Ket: Pinta adalah nama anak perempuan tsb. In the empty hospital hall, when the night had embraced the world, a blind little girl uttering a touchy pray, β€œIf You only gonna grant one wish only, please grant Pinta wish! Don’t grant Ari’s wish! Ari always pray for Pinta to be able to see again. But Pinta have been blind for a long time. Blind forever is okay. Nothing changes. But Ari usually able to see. Able to speak. Able to laugh. Able to tell story. Please, God, told Ari to wake up! note: Pinta is the little girl name. I translate it by myself. sorry for bad grammar.
”
”
Mira W.
β€œ
Namun demikian, fakta ironisnya adalah tidak ada satu pun budaya dan tradisi di dunia ini yang mengajarkan orang untuk menghargai keberadaan seorang pelacur atau seorang sundal. Dalam strata kehidupan masyarakat sejak era primordial hingga saat ini, orang orang semacam mereka cuma layak menempati tempat yang paling rendah dan kasta yang paling hina. Kita tidak pernah diajarkan orang tua kita untuk menghargai sampah masyarakat serupa itu, walau pun keberadaan mereka tetap saja dibutuhkan. Kita tak bisa menyangkal keberadaan mereka, namun di sisi lain kita sekaligus ingin menafikannya. Sebuah pandangan stereotype bahwa eksistensi mereka itu semata mata hadir karena dalam kehidupan manusia dibutuhkan sebuah peran antagonis. Hidup yang keras ini membutuhkan kehadiran seekor kambing hitam. Bahwa hakekat kehidupan selalu diwarnai oleh dikotomi hitam dan putih. Bila ada kebaikan harus ada kebusukan sebagai kontra indikasinya. Dan para pelacur serta sundal itu dibutuhkan untuk mengukuhkan eksistensi dan keberadaan moral di dalam masyarakat. Moral tidak mungkin eksis tanpa keberadaan para pelacur. Sebagaimana tubuh tidak eksis tanpa kehadiran ruh. Tapi apakah keberadaan tubuh hanya untuk mengukuhkan keberadaan ruh sebagai sumber kehidupan? Sebagaimana anggapan bahwa mereka para pelacur dan sundal itu adalah sebuah antitesis dari kesucian dan moral kebaikan para santa? Bukankah penebusan Kristus tidak akan pernah terjadi tanpa pengkhianatan Judas? Namun pertanyaan yang sering menggelayuti benakku adalah, siapa yang semestinya layak kita sebut sebagai pahlawan dan siapa pula yang harus jadi pecundang. Bagaimana nasib Judas Iscariot dibandingkan dengan Titus, seorang perampok yang beruntung karena disalibkan bersama Kristus? Apakah Judas adalah seorang yang terkutuk dan harus menjalani siksa api neraka karena pengkhianatannya? Sementara itu, Titus adalah orang yang beruntung dan terberkati karena setelah kematiannya ia akan langsung diterima di dalam surga? Aku tak hendak mempermasalahkan kemalangan dan keberuntungan orang lain. Ataupun pilihan pilihan hidup mereka, seandainya saja mereka memang masih punya pilihan. Alangkah baiknya bila kita bisa menanyakan hal itu kepada setiap dari mereka itu. Apakah sedari kecil mereka memang berkeinginan dan bercita cita jadi pelacur, pembegal, pencoleng, perampok atau bahkan pengkhianat? Apakah setelah dewasa mereka sengaja menyundalkan diri dan menyesatkan diri sendiri? Sekiranya orang diselamatkan atas dasar apa yang mereka imani, lalu apakah mereka juga akan menerima hukuman atas apa yang mereka perbuat kemudian? Semoga terberkatilah mereka yang malang dan terkutuk, karena mereka harus mengambil peran sebagai orang orang yang tidak beruntung dan terpaksa harus menjalani apa yang sesungguhnya tidak ingin mereka jalani. Sebagaimana aku pernah membaca sebuah kutipan yang hingga hari ini aku merasa betapa aku sungguh beruntung karena pernah membacanya. Bahwa dialektika itu bukanlah hitam atau putih, dan bukan pula terang atau gelap. Karena surga dan neraka bukanlah milik kita. Saat segalanya berakhir, cuma suara Sang Pencinta yang masih bergema dalam keheningan rimba raya, beriak di atas permukaan danau, "Duhai Kekasih, bagaimana aku hendak memberikan jantungku hanya untukmu?" Suara itulah yang sedari dulu bergema di tengah padang gurun. Suara yang mengetuk pintu di malam buta. Dialah desau suara angin. Dialah tangisan burung bul bul. Mengapa hujan turun tergesa? Mengapa matahari lari bergegas? Mengapa manusia masih juga bertengkar, memperebutkan kebenaran yang sesungguhnyalah bukan miliknya?
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Tuhan, lindungilah keraguan-keraguan kami, sebab Keraguan pun sebentuk doa. Keraguan-lah yang membuat kami bertumbuh dan memaksa kami untuk tak takut melihat sekian banyak jawaban yang tersedia untuk satu pertanyaan. Kabulkanlah doa kami… Tuhan, lindungilah keputusan-keputusan kami, sebab membuat Keputusan pun sebentuk doa. Setelah bergulat dengan keraguan, beri kami keberanian untuk memilih antara satu jalan dengan jalan lainnya. Biarlah kiranya pilihan YA tetap YA dan pilihan TIDAK tetap TIDAK. Setelah kami memilih jalan kami, kiranya kami tidak pernah menoleh lagi atau membiarkan jiwa kami digerogoti penyesalan. Kabulkanlah doa kami… Tuhan, lindungilah tindakan-tindakan kami, sebab Tindakan pun sebentuk doa. Kiranya makanan kami sehari-hari menjadi buah dari segala yang terbaik dalam diri kami. Kiranya kami bisa berbagi walau sedikit saja dari Kasih yang kami terima, melalui karya dan perbuatan. Kabulkanlah doa kami… Tuhan, lindungilah impian-impian kami, sebab Bermimpi pun sebentuk doa. Kiranya usia maupun keadaan-keadaan tidak menghalangi kami untuk tetap mempertahankan nyala api harapan dan kegigihan yang suci itu di dalam hati kami. Kabulkanlah doa kami… Tuhan, berikanlah antusiasme kepada kami, sebab Antusiasme pun sebentuk doa. Antusiasme-lah yang memberitahu kami bahwa hasrat-hasrat kami penting dan layak diperjuangkan semaksimal mungkin. Antusiasme-lah yang mengukuhkan kepada kami bahwa segala sesuatu tidaklah mustahil asalkan kami sepenuhnya berkomitmen pada apa yang kami lakukan. Kabulkanlah doa kami… Tuhan, lindungilah kami, sebab Hidup ini adalah satu-satunya cara bagi kami untuk mengejawantahkan kuasa keajaibanMu. Kiranya bumi tetap mengolah benih menjadi gandum, kiranya kami bisa tetap mengubah gandum menjadi roti. Dan semua ini hanya dimungkinkan apabila kami memiliki Kasih; karenanya, janganlah kami ditinggalkan seorang diri. Biarlah selalu ada Engkau di sisi kami, dan ada orang-orang lainβ€”laki-laki dan perempuan-perempuanβ€”yang menyimpan keraguan-keraguan, yang bertindak dan bermimpi dan merasakan antusiasme, yang menjalani setiap hari dengan sepenuhnya membaktikannya kepada kemuliaanMu. Amin.
”
”
Paulo Coelho (Like the Flowing River)
β€œ
Oleh akibat ketidak-berpihakan, ketidak-beruntungan, ketidak-terpilihan, ketidak-sesuaian, ketidak-terjawaban doa-doa, kegagalan, keterlepasan, isolasi dan kehilangan. Perlahan kamu mulai menyadari sebuah fakta, bahwa kamu ternyata tidak spesial. Simply tidak ada yang spesial dari diri kamu. Biasa saja. Cuma satu dari milyaran organisme yang terserak di perairan purba yang tak berbatas. Biasa. Biasa. Biasa. Biasa. Biasa. Biasa. Dan biasa. Seperti produk massal. Tissue toilet yang diganti setiap hari oleh petugas janitor. Lahir, mengkonsumsi, kerja, mengkonsumsi, berkembang biak, mengkonsumsi, kerja, mengkonsumsi lalu mati. Mati pun tidak pasti apakah tetap mati, ataukah kembali lagi ke bentuk awal, lahir. Begitu seterusnya. Berulang terus dan terus sampai entah kapan. Cuma serangkaian episode dari keberulangan setiap hari. Seperti sebuah roll film yang sama yang digunakan untuk merekam bermacam adegan yang berbeda setiap harinya. Adegan pertama dihapus, lalu ditindih kembali untuk bertukar dengan adegan kedua. Adegan kedua berganti yang ketiga, dan begitu seterusnya. Sebuah keberulangan yang berbeda terus menerus, tetapi tetap pada hakikatnya adalah sebuah roll film yang sama. Dalam satu gulungan besar yang sama. Dalam satu format yang serupa. Sebuah kebeluman yang terus menerus.. Banal dan tanpa makna.. Lalu, apakah sesuatu yang selamanya β€œbelum selesai” masih dapat dikatakan sebagai sesuatu yang spesial? Spesial itu cuma akal-akalan pemasar. Kamu spesial kalau beli produk ini, kalau beli produk itu, kalau pakai parfum ini, kalau pakai kosmetik itu, kamu spesial itu kalau dalam sehari minimal ada satu kali transaksi digerai starbucks, kamu spesial itu kalau kamu pakai iphone 6 bahkan sebelum produknya keluar di pasar lokal, kamu spesial itu kalau kamu member fitness center, tentu kamu lebih spesial lagi kalau pakai personal trainer, kamu spesial kalau kamu fashionable, kalau kamu tech savvy, kalau kamu club hopper, kamu spesial itu kalau kamu kelihatan aktif berkeringat dalam trend lari kekinian yang hampir separuhnya berisi aktivitas narsis dan konsumsi bermacam produk running shoes, kamu spesial itu cuma kalau kamu pakai brand ini, pakai brand itu, kalau ini, kalau itu, kalau, kalau, kalau, kalau dan kalau.. Spesial itu cuma ada dalam quotes-quotes yang dikasih latar gambar pemandangan, kamu bisa comot-comot dari pinterest atau instagram lalu pasang sebagai profile picture di sosial media milikmu. Pun spesial bersemayam dalam kolase omong kosong yang dirangkum buku-buku swa-bantu atau dalam kutipan ayat dari kitab suci dalam status blackberry teman-teman kamu yang berusaha kelihatan religius, tapi jauh sekali dari makna religius dalam perilaku sehari-hari. Jadi, dari pada ngga ada habisnya memikirkan jawaban dari pertanyaan mengapa kamu tidak spesial? Mungkin kamu harusnya berfikir, buat apa jadi spesial? Harus banget ya jadi spesial? Harus banget ya beda dengan yang lain? Apa perlu banget jadi beda? Emang kalau ngga ada satu pun dari kita yang spesial, kenapa? Kalau kita semua ternyata sama, memangnya kenapa? Kalau kita semua berebut jadi spesial, lalu siapa yang mau berada di posisi tidak spesial? kalau semua spesial, apakah masih spesial namanya? Sudah, sekarang terima saja, bahwa ngga ada yang spesial dari diri kamu, dan seluruh kehidupan kamu yang begitu membosankan.. hidup ngga akan pernah repot-repot berusaha untuk menjaga perasaan kamu. Apalagi susah payah menempatkan kamu di posisi yang 'spesial'. Things happen because they need to happen. Spesial itu cuma soal kamu memberi bentuk pada makna. Tentang bagaimana kamu ingin dimaknai, tentang bagaimana kamu ingin diperlakukan, tentang bagaimana (anehnya) kamu ingin menerima kembali perlakuan yang kamu inginkan justru dengan cara memberikan perlakuan itu kepada yang lain diluar diri kamu. Tentang omong kosong soal konsep memberi untuk merima lebih banyak..
”
”
Ayudhia Virga
β€œ
Jkt 20/12/2012 Bulan ini bulan desember,spt juga desember thn2 sebelumnya pada bulan ini umat kristiani mempunyai hari besar semacam tradisi tahunan yaitu yg di sebut "Natal" atau Natale (italia) atau Christmas,dan sebagai penganut kirstiani sejak lahir saya selalu menikmati bulan2 desember spt ini tiap tiap tahunnya,saya selalu menikmatinya didalam hati saya,apalagi saat saya masih kanak kanak dulu,karena natal identik dengan hadiah untuk anak2,desember adalah menjadi bulan yg paling saya tunggu2 karena pada bulan itu akan ada sebuah kado yang menunggu saya pd bulan itu,akan ada gemerlap cahaya lampu pohon dan hiasan hiasan natal lainnya,saya akan memakai baju baru juga saya akan tampil dipanggung gereja memainkan fragmen dan drama natal bersama anak2 lainnya yang juga memakai baju baru yg menambah kesan natal semakin saya tunggu, Saya lahir di Indonesia saya tinggal di Indonesia saya bersekolah di Indonesia,negara yg mempunyai beragam agama yg mana agama2 itupun mempunyai Hari besar nya masing2,sejak masih kanak2 saya selalu terharu ketika melihat org lain berdoa entah dengan memakai tata cara agama apa mereka berdoa yg jelas saya selalu merasa ada suatu hal yg berbeda dlm hati saya ketika melihat org berdoa itu,saya bersahabat dgn beberapa teman saya orang2 keturunan yg beragama Budha,sy juga punya beberapa sahabat org Bali dan keturunan India yg beragama Hindu,walaupun jumlah mereka tidak sebanyak sahabat2 saya dari kaum Muslim,Muslim adalah mayoritas di negri ini otomatis muslimlah yg hampir 90% dari mereka setiap harinya berinteraksi dengan saya, lebih dalam lagi saya pun mempunyai banyak family sedarah dari kakek saya yg beragama muslim,tidak heran kalau sy pun menikmati hari raya Idul fitri,dan tidak jauh berbeda dengan natal momen Lebaran adalah menjadi hari yg saya tunggu2 juga, karena setiap tahunnya saya akan berkumpul dgn sanak family dan kerabat merasakan ketupat lebaran dan opor ayamnya juga saya bisa meminta maaf dan bersalaman dengan orang yg pernah bertengkar dengan saya dengan ucapan minal aidin walfaidzin,luar biasa hubungan batin saya dengan muslim sepertinya suatu hal yg tidak bisa terpisahkan,tetapi diluar daripada itu semua terjadi dilema dalam hidup saya ketika saya menyaksikan hal2 lain yg "mengusik mesranya hubungan saya dengan muslim,di saat yg sama berita di media masa sebegitu hebatnya memberitakan hal yang menumbuhkan opini2 perpecahan yang semakin hari semakin jauh dari kata "damai" dimana pandangan yg berbeda tentang Tuhan adalah menjadi alasan untuk pendidikan perang! sehingga seolah olah memaksa manusia siaga satu dan siap untuk membenci saat ada kaum yg berbeda dengan mereka,saya muak dengan ini, Keperdulian saya dgn keharmonisan keduanya Membuat saya tertarik utk "mencari tau tentang isi dari kedua agama ini,dgn hati yg bertanya tanya ada apa sebenarnya yg terjadi di dalamnya?,dengan segala keterbatasan saya bertahun tahun saya mencoba mencari titik temu antara perbedaan dan persamaan antara kristen dan islam,rasa ingin tau saya yg membuat saya sedikit demi sedikit menggali keduanya mulai dari sisi sejarah,segi terminologi,sisi tafsir2 atau doktrin (aqidah) nya,dgn mencari sumber2 yg akurat atau dengan cara bertanya,berdiskusi dll,sy tidak terlalu tau apa tujuan dan visi saya tapi yg jelas saya tertarik untuk mengetahuinya dan kadang saya lelah!saya merasa terlalu jauh memikirkan ini semua,saya merasa agama yg seharusnya memproduksi kedamaian dan cinta thd sesama malah membuat saya pusing dan muak karna saya koq malah pusing memikirkan konflik2 dan benturan2 yg justru disebabkan oleh agama itu sendiri Seiring berjalannya waktu pemahaman saya terhadap natal dan bulan desember itupun mulai terpisah,saya sudah mempunyai pemahaman sendiri mengenai natal,Desember hanyalah salah satu bulan dari 12 bulan yg ada,tetapi damai natal itu sendiri harus berada dalam sanubari dan jiwa dan roh saya setiap hari, "Selamat Natal Damai Selalu Beserta Kita Semua" Amien.........
”
”
Louis Ray Michael