β
Dulu sekali," ujar laki laki tua penjaja buku itu kepadaku, "Aku pernah bertemu seorang pria muda gagah namun miskin yang jatuh cinta pada seorang gadis rupawan dari keluarga terpandang lagi kaya raya. Dengan segala upaya, pria itu berusaha melakukan apa saja demi mewujudkan cintanya kepada sang gadis, karena ia sangat mencintainya.
Untuk beberapa lamanya, si gadis rupawan seperti membalas cinta pria yang miskin itu. Sampai kemudian, sang gadis dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang pria lain yang lebih kaya dan bermartabat dan ia tak mampu menolak permintaan kedua orang tuanya. Hingga akhirnya, ia terpaksa pergi meninggalkan pria miskin yang malang itu."
Laki laki tua itu mengambil jeda sejenak sebelum kemudian melanjutkan kata katanya, "Saat itu, si pria miskin merasa dirinya sebagai seorang pria yang paling tidak beruntung di dunia ini. Sekian minggu lamanya ia jatuh sakit dan terkapar tak berdaya. Ia begitu menderita, bahkan berniat untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Sampai kemudian, secercah pemikiran membuat ia kembali bangkit dari keterpurukannya. Perlahan lahan ia mulai bisa memetik pelajaran dari peristiwa yang ia alami dan lalu menuliskan perenungannya itu ke dalam sebuah buku;
"Jangan pernah kauukur cintamu dari apa yang engkau harap akan kauterima dari orang yang engkau kasihi, melainkan takarlah dari apa yang ingin engkau berikan padanya dengan sepenuh hati. Karena, saat engkau berharap dan tidak menerima, itu hanya akan mendatangkan kekecewaan di dalam hati.
Sebaliknya, orang hanya bisa berharap. Namun, harapan tidak akan selalu terwujud seperti apa yang kauinginkan. Benar sekali kenyataan, bahwa cinta tak selamanya indah, akan tetapi saat kau telah memberikan cintamu dengan hati yang tulus ikhlas, maka sesungguhnya kau tidak akan kehilangan sedikit jua pun.
Apa yang sudah kauberikan, itu akan terpatri selama lamanya dalam hati gadis pujaan hati yang engkau kasihi dengan sepenuh jiwa dan raga. Dan percayalah, Tuhan sungguh Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kalaupun Tuhan tak mengijinkan gadis itu menjadi jodohmu, apakah berarti engkau tak bisa tetap mencintai dirinya dalam diam dan keheningan?"
Setelah menghela nafas sejenak, laki laki tua itu lalu melanjutkan kata katanya, "Dari kisah itu aku pun belajar, betapa cinta yang serupa itu bukanlah sebuah kemalangan. Namun justru, cinta pemuda miskin yang tulus ikhlas itu adalah cinta yang maha dahsyat. Cinta yang mampu mengatasi kepiluan dan kepedihannya sendiri. Itulah pengorbanan cinta sejati yang mendahulukan kebahagiaan orang yang ia cintai melebihi apapun di dunia ini, bahkan perasaannya sendiri yang diliputi oleh kerinduan yang teramat besar namun tak pernah mampu ia wujudkan.
Ketahuilah anakku, cinta serupa itulah yang semestinya membuat para pecinta sejati tetap bertahan hidup. Hanya untuk melihat, betapa orang yang sungguh sungguh kita cintai pada akhirnya berhasil meraih dan mendapatkan kebahagiaannya. Selama orang yang engkau cintai berbahagia, maka sudah semestinya pula, engkau juga ikut berbahagia. Karena kebahagiaan serupa itu, nilainya adalah setara dengan surga.
* Kisah yang terinspirasi oleh novel -Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck - karya Buya Hamka
β
β