“
Separuh Perasaan yang Tertinggal di Kota M
Peluit kereta mungkin satu satunya pertanda yang masih aku dengarkan.
Setelah semua detak itu terhenti di perempatan yang memisahkan diriku dari dirimu, mungkin hanya beberapa kilometer saja jauhnya.
Aku duduk merenung sendiri di salah satu taman di sudut kota di mana kutahu kau berada. Tentu saja tak ada hujan dan perasaan-perasaan yang kini telah menjadi lapuk di makan usia.
Riuh kendaraan ternyata tak mampu menyembunyikan kerinduanku padamu. Perasaan yang sempat aku curigai telah berubah tuli sejak bertahun-tahun lalu.
Bagaimana mungkin kita bisa bercakap lagi, sementara jarak adalah batas yang nyata-nyata kita ciptakan sendiri?
Jauh yang berasa dekat atau dekat yang berasa jauh tak lagi punya pengaruh. Dan demikian pula dengan pikiranku.
Hanya separuh masa terlanjur letih menunggu dan lalu langkah roda kereta bergegas meninggalkan kotamu.
Tanpa hujan, tanpa satu pun ucapan perpisahan.
”
”