Tuan Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Tuan. Here they are! All 84 of them:

Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriaannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit.
Pramoedya Ananta Toer (Child of All Nations (Buru Quartet, #2))
Jangan hanya ya-ya-ya. Tuan terpelajar, bukan yes-man. Kalau tidak sependapat, katakan. Belum tentu kebenaran ada pada pihakku ...
Pramoedya Ananta Toer (Bumi Manusia)
Barangsiapa muncul di atas masyarakatnya, dia akan selalu menerima tuntutan dari masyarakatnya-masyarakat yang menaikkannya, atau yang membiarkannya naik.... Pohon tinggi dapat banyak angin? Kalau Tuan segan menerima banyak angin, jangan jadi pohon tinggi
Pramoedya Ananta Toer (Child of All Nations (Buru Quartet, #2))
Ilmu pengetahuan, Tuan-tuan, betapa pun tingginya, dia tidak berpribadi. Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh sehebat-hebat manusia dia pun tidak berpribadi. Tetapi sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan bisa juga bangsanya. Kan begitu Tuan Jenderal?
Pramoedya Ananta Toer (Jejak Langkah)
Kekayaan tidak dinilai daripada banyaknya harta tetapi kaya jiwa.
Nik Abdul Aziz Nik Mat (Tundukkan Hati: Rahsia Keikhlasan Hidup Di Dunia Fana)
Janganlah tuan-tuan percaya kalau sejarah itu dikatakan satu sahaja, jangan-jangan ada lain perkara di sebaliknya (Ketupat Cinta Musim Pertama)
Faisal Tehrani
Hidup ini seringkali tidak adil tuan-tuan. Kau sedih, kecewa dan kau jatuh. Tapi tahukah kau ketidakadilan itu membuat kau lebih berfikir?
Adrie
Hidupmu tidak akan ditentukan oleh keramaian, begitu kata Soren Kierkegard. Jangan membuat pilihan berdasarkan pilihan banyak orang, buatlah pilihan berdasarkan kata hatimu, berdasarkan akal pikiranmu.
Fahd Pahdepie (Yang Galau Yang Meracau: Curhat (Tuan) Setan)
Tetapi Tuan... kemustahilan itulah yang kerap kali memupuk cinta.
Hamka (Di Bawah Lindungan Ka'bah)
Tuan volgen oketh ama. I said, using on eof my favorite Siaru idioms. It meant 'don't let it make you crazy' but it translated literally as: 'don't put a spoon in your eye over it.
Patrick Rothfuss (The Name of the Wind (The Kingkiller Chronicle, #1))
Aku bangga menjadi seorang liberal, Tuan, liberal konsekwen. Memang orang lain menamainya liberal keterlaluan. Bukan hanya tidak suka ditindas, tidak suka menindas, lebih dari itu: tidak suka adanya penindasan ....
Pramoedya Ananta Toer (Child of All Nations (Buru Quartet, #2))
I am stupid, am I not? What more can I want? If you ask them who is brave--who is true--who is just--who is it they would trust with their lives?--they would say, Tuan Jim. And yet they can never know the real, real truth....
Joseph Conrad (Lord Jim)
Pemerintah yang baik ialah yang berorientasi kepada kepentingan rakyat banyak, bukan berorientasi kepada sekelompok kecil tuan-tuan besar yang hidup di gedung bertingkat dilingkungi kaca seperti permen dalam peles.
Mahbub Djunaidi
Malam itu kau kehabisan banyak darah, dan Tuan Mikail yang kebetulan golongan darahnya sama denganmu, memaksa kami mengambil darahnya untukmu. Sebenarnya kami tidak boleh melakukannya, Tuan Mikail juga baru selamat dari kecelakaan yang sama, tetapi dia memaksa, dan mengancam, dan benar apa kata orang, tidak akan ada seorangpun yang berani melawan apa yang dikatakan oleh Mikail Raveno. Lagipula dia adalah pemilik rumah sakit ini, perintahnya harus kami laksanakan.
Santhy Agatha (Sleep with the Devil)
People tend to suppress that which they cannot express.
Yi-Fu Tuan
Paduka!!! sang lemah di antara hamba tuan ini meradang; . manusia menulis sejarah Di tangan bedil berdarah Dan malam di umpat Di antara jam malam ketat Remaja dengan batu amarah Melempari zirah - zirah tak mau enyah #andradobing
andra dobing
Tegakkan cita-cita lebih dahulu sebelum berusaha
Hamka (Tuan Direktur)
Dunia, menurut Tuan, adalah sebuah model kartografi. Tuan dengan kalem dan konsisten berbicara tentang "ekstrem kiri" dan ekstrem kanan" dan sesuatu yang di tengah-tengah, tentang "barat" dan "timur", "utara" dan "selatan", "kafir" dan "beriman" dan "orang-orang yang ragu" dan sebagainya. Bagi Tuan dunia bisa digambar dengan jelas, bukan karena kita menyederhanakan soal, tetapi karena kita manusia, mau tak mau menyusunnya dalam konsep-konsep. Manusia adalah makhlkuk yang membentuk kategori. (dan) apakah bahasa sebenarnya, kalau bukan sesuatu yang terdiri dari konsep, pengelompokkan, dan penggolongan, karena ada kejelasan? Saya selalu kagum dengan semua itu. Tapi bagaiana dengan hal-hal yang acak, yang kebetulan, yang kecil-kecil yang tidak bisa dimasukkan dalam kategori-kategori? (maka kita harus) rendah hati, menerima kehadiran dunia dengan segala keacakannya, kerumitannya yang tidak selamanya bisa takluk kepada imperialisme konseptual. Tapi, tentu kita pun bertanya, bagaimana dengan itu kita akan mengubah dunia?
Goenawan Mohamad (Catatan Pinggir 4)
Anda seorang Tuan Muda, Anda tak boleh meminta maaf, ingat?! Itu yang selalu dikatakan ayah Anda, kan?!
Ida R. Yulia (A Short Journey (Super Junior Fanfiction))
There's no worse enemy and no better friend than a brother, Tuan, for one brother knows another, and in perfect knowledge is strength for good or evil.
Joseph Conrad (Tales of Unrest)
The good life . . . cannot be mere indulgence. It must contain a measure of grit and truth,” observed geographer Yi-Fu Tuan. Tuan
Eric Weiner (The Geography of Bliss: One Grump's Search for the Happiest Places in the World)
Bukanlah pakaian yang mengajak anda berbicara Tuan! Yang mengajak tuan berbicara adalah manusia yang berada di dalam pakaian ini
Ahmad Rifa'i Rif'an (Izrail Bilang Ini Ramadhan Terakhirku)
In a sense, every human construction, whether mental or material, is a component in a landscape of fear because it exists in constant chaos. Thus children's fairy tales as well as adult's legends, cosmological myths, and indeed philosophical systems are shelters built by the mind in which human beings can rest, at least temporarily, from the siege of inchoate experience and of doubt.
Yi-Fu Tuan (Landscapes of fear)
Adalah tuan yang jatuh dari surga... Merapal masa depan... Di datanginya..... Merampas luka.... . . . Adalah jalan dalam pergolakan ... Bergetar tersanjung, nafas panjang.... Di berinya.... Dunia dan kebenciannya. . #andradobing
andra dobing
Orang zaman dulu miskin sampai nak beli selimut pun tidak ada duit. Ada suami isteri yang tidur berlaga belakang sebab nak tumpang panas. Tapi Alhamdulillah sampai ke tua tak pernah berbalah sampai cerai-berai. Orang hari ini gaji besar, dua tiga bulan bercerai. Ini menunjukkan bahagia itu bukan pada harta yang banyak, tetapi pada jiwa yang tenang. Tenang ini bukan boleh beli di market, tapi ia datang daripada Allah SWT..
Nik Abdul Aziz Nik Mat
Oh Kay kau seperti kunci yang membuka pintu hatiku. Pesonamu meremukkanku. Seperti golok yang berdencing mengiris ngiris dagingku memotong tipis jantungku. Biar kau tetak leherku dengan rindu yang kau ciptakan tanpa iba dan belas kasihan. Kay oh Kay tak ada yang menyerupaimu di dunia ini. Sebab bagimu, aku adalah bocah nakal yang boleh menangis demi sebuah boneka mainan. Kemana kau berlagu, irama musik kan menyertaimu. Dan biarkan lantai dansa mendatangimu, memutar dan meninggikanmu dalam tarian yang membuat semua orang tergila-gila. Kay oh Kay kau gobang pedang parang celuritku. Kau belati yang menikam nikam, kau rajam aku dengan jarum manis lugu senyumanmu. Kau mulut manis yang mendesah yang mengerang yang tertawa yang membuat jiwaku resah gelisah. Kau Kay oh Kay. Ludahmu yang manis menetes bagai madu yang paling gula di benakku yang kehausan. Kuhasratkan engkau dari sarang yang paling mesum, jalan yang paling ingkar dan pikiran yang paling lancung. Kuingin kecap nektar bungamu yang paling nikmat. Oh betapa kau nodai aku dengan apimu. Kau jerat aku dengan kepolosanmu. Dengan ketelanjanganmu yang membuatku sesat. Betapa kau memberi asa yang tak kumiliki. Kau menangkan hati yang tak kuperjuangkan. Kay oh Kay engkau satu satunya jawaban yang tak pernah kupertanyakan. Tujuan yang tak pernah aku duga tapi menyambutku dengan riang gembira. Kaulah kenyataan yang tak pernah aku mimpikan namun terwujud dengan sendirinya. Bagaimana aku menerimamu sebagaimana engkau menerimaku dengan segenap pesona kegilaanmu. Kay oh Kay rembulan matahariku. Kaulah sungai sekaligus lautku. Hanya padamu mataku tertuju, hanya padamu hatiku tergetar. Kau biarkan aku menjadi kunci yang memasuki lobang jiwamu yang paling gelap. Bukan dalam keagunganmu anganku mengembara, melainkan dalam kemolekanmu yang memabukkan. Kau telah memenjara jiwaku yang paling celaka. Oh Kay kau pisau dapurku, kapakku, gergajiku, palu obengku. Kau perbudak aku dalam nafsu tak terlerai ini. Padamu aku menghamba bagai seorang pelayan yang bodoh. Kambing tuli dan buta yang cuma mengabdi pada satu tuan. Kaulah majikan dari semua hasrat dan kedegilan ini. Semua yang aku ketahui tentangmu adalah palsu. Bagaimana engkau berkenan mengijinkan aku mencintai orang lain selain dirimu? Kay oh Kay bila sungguh memujamu akan memberiku makna hakiki sebuah puisi, lalu bagaimana engkau bisa memberiku cinta sejati yang tak pernah engkau miliki?
Titon Rahmawan
What's the point of living if you don't even own a jetpack?
Tuan Ho
Maafkan kaum kami, Tuan. Seringnya kami mencelakakan.Saya tetap sayang Tuan. Selamanya jika diijinkan.
Annisa Ninggorkasih
siapa pun tuan mereka tetap begini mengunyah janji tanpa gigi.
Sahrunizam Abdul Talib (Membaca Dirimu)
Jangan lupa tuan kolonel, dia seniman---hidup hanya di alam perasaan.
Pramoedya Ananta Toer (Larasati)
Tuan-Tuan, aku tidak ingin disebut seorang veteran. Sampai masuk ke liang kubur aku ingin menjadi pejuang ubtuk Republik Indonesia - Dr. Douwes Dekker
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
Peta ini siapa yang menentunya, Tuan nenek moyang kita petanya angin hujan guruh bintang awan dan langit. (Peta Negeri Hati Ini, Tuan)
Siti Zainon Ismail (Surat Dari Awan)
I walk because it confers — or restores — a feeling of placeness. The geographer Yi-Fu Tuan says a space becomes a place when through movement we invest it with meaning, when we see it as something to be perceived, apprehended, experienced.
Lauren Elkin (Flâneuse: Women Walk the City in Paris, New York, Tokyo, Venice and London)
I was very fond of strange stories when I was a child. In my village-school days, I used to buy stealthily popular novels and historical recitals. Fearing that my father and my teacher might punish me for this and rob me of these treasures, I carefully hid them in secret places where I could enjoy them unmolested. As I grew older, my love for strange stories became even stronger, and I learned of things stranger than what I had read in my childhood. When I was in my thirties, my memory was full of these stories accumulated through years of eager seeking. l have always admired such writers of the T'ang Dynasty as Tuan Ch'eng-shih [author of the Yu-yang tsa-tsu] and Niu Sheng [author of the Hsuan-kuai lu]. Who wrote short stories so excellent in portrayal of men and description of things. I often had the ambition to write a book (of stories) which might be compared with theirs. But I was too lazy to write, and as my laziness persisted, I gradually forgot most of the stories which I had learned. Now only these few stories, less than a score, have survived and have so successfully battled against my laziness that they are at last written down. Hence this Book of Monsters. I have sometimes laughingly said to myself that it is not I who have found these ghosts and monsters, but they, the monstrosities themselves, which have found me! ... Although my book is called a book or monsters, it is not confined to them: it also records the strange things of the human world and sometimes conveys a little bit of moral lesson.
Wu Cheng'en
Tetaplah bangga menjadi manusia. Kalaupun kalian ngotot menjadi hewan, jadilah hewan peliharaan yang jinak dan setia pada tuanmu. Tuan itu bernama manusia. Dan jika kalian ngotot menjadi malaikat, jadilah malaikat yang nakal. Malaikat yang setia menggoda iblis untuk kembali sujud pada tuannya. Tuan itu bernama manusia.
djas M pu ([AMNESIA] Back to Future)
Ya Rasulullaah, apa yang menghalangi tuan? Demi Allah, aku tidak meninggalkan satu majelis pun dimana aku pernah duduk di sana dalam keadaan kafir, kecuali aku datangi untuk kemudian aku tunjukkan di sana ke-Islam-anku tanpa rasa khawatir dan takut. Bisakah kita tidak menyembah Allah secara sembunyi-sembunyi lagi...?" -Umar bin Khattab ra
Khalid Muhammad Khalid (5 Khalifah Kebanggaan Islam)
Baik, kalau begitu pinjami aku Blue Velvet? Blue Velvet? Iya, masa kamu tidak tahu, sutradaranya David Lynch Oh, Black Velvet maksudnya Tuan? Blue Velvet Apa sih Blue? Wah, guru SD-mu siapa? Blue ya biru dong! Apa sih biru itu, Tuan? Din, kamu mabuk? Saya kira Tuan yang mabuk, dari dulu juga Tuan tahu judul karya David Lynch itu Black Velvet
Seno Gumira Ajidarma (Sepotong Senja untuk Pacarku)
Tidak ada suatu kesenangan di dunia ini yang lebih baik daripada pekerjaan yang dikerjakan atas perintah hati sendiri
Hamka (Tuan Direktur)
Seperti juga bagi orang-orang pribumi lain, bagi Salim itu pun logika yang tidak bisa diusik-usik. Bila kita kuli kontrak, kita pun kehilangan semua kemanusiaan dan hak kita. Kita harus selalu melakukan apa yang diperintahkan oleh seorang tuan administratur untuk melakukannya, dan karena itu akan sangat ganjillah bila kita harus sakit karena satu pon daging busuk
M.H. Székely-Lulofs (Berpacu Nasib di Kebun Karet)
Take geography. Physical geography, which is a science, is considered difficult; human geography, which strives to be a science, is considered less difficult; humanistic geography, full of poetry and good feeling, is widely viewed as the softie of the three, taken up by the intellectually lazy or unprepared. Human geography studies human relationships. Under the influence of Marxism, it often shows them to be one of exploitation, using physical force when necessary and the subtler devices deception when not. Human geography's optimism lies in its belief that asymmetrical relationships and exploitation can be removed, or reversed. What human geography does not consider, and what humanistic geography does, is the role they play in nearly all human contacts and exchanges. If we examine them conscientiously, no one will feel comfortable throwing the first stone. As for deception, significantly, only Zoroastrianism among the great religions has the command, "Thou shalt not lie." After all, deception and lying are necessary to smoothing the ways of social life. From this, I conclude that humanistic geography is neglected because it is too hard. Nevertheless, it should attract the tough-minded and idealistic, for it rests ultimately on the belief that we humans can face the most unpleasant facts, and even do something about them, without despair.
Yi-Fu Tuan
Por consiguiente, también el zen, al trascender la barrera del yo, de la conciencia y la racionalidad, conduce al estado «divino» de supraconciencia, de extrema lucidez separada de la materia, del espacio
Laura Tuan (El gran libro práctico de la parapsicología (Spanish Edition))
Tuan, dengar dulu penjelasan dokter Richard. Euthansia bertujuan untuk membebaskan diri Huup dari penderitaan. Bisa dilakukan dengan menyuntikkan zat-zat tertentu atau secara professional kita hentikan mesin penunjang hidup dan melepas tabung makanan. Sehingga rasa sakit yang dialami pasien sangat minimal,” ujarku memberikan pembelaan atas usul dokter senior tempatku bekerja. (Sebongkah Asa, Dunia Tanpa Huruf R)
Yoza Fitriadi (Dunia Tanpa Huruf R)
Understanding Place In my view, place is space known through direct experience in the body, involving sensation, thought, memory, and imagination. Place exists both outside the human body and inside that marvelous membrane we call skin. Relationship to place is a process of assimilation—it takes time. It is through our interaction with specific landscapes and buildings that our movement patterns, perceptual habits, and attitudes have been formed. Architect Yi-Fu Tuan describes it this way in Space and Place: The Perspective of Experience: “Place is security, space is freedom. We are attached to the one and long for the other. […] What begins as undifferentiated space becomes place as we get to know it better and endow it with value.”1 As dancers, we hold both place and space in our awareness as we work, rooting us in the moment and opening us to unseen dimensions.
Andrea Olsen (The Place of Dance: A Somatic Guide to Dancing and Dance Making)
Tuan is the great unheralded geographer of our time and a man whose writing has accompanied me throughout my journeys. He called one chapter of his autobiography “Salvation by Geography.” The title is tongue-in-cheek, but only slightly, for geography can be our salvation. We are shaped by our environment and, if you take this Taoist belief one step further, you might say we are our environment. Out there. In here. No difference. Viewed that way, life seems a lot less lonely.
Eric Weiner (The Geography of Bliss: One Grump's Search for the Happiest Places in the World)
ultimately, most of us would choose a rich and meaningful life over an empty, happy one, if such a thing is even possible. “Misery serves a purpose,” says psychologist David Myers. He’s right. Misery alerts us to dangers. It’s what spurs our imagination. As Iceland proves, misery has its own tasty appeal. A headline on the BBC’s website caught my eye the other day. It read: “Dirt Exposure Boosts Happiness.” Researchers at Bristol University in Britain treated lung-cancer patients with “friendly” bacteria found in soil, otherwise known as dirt. The patients reported feeling happier and had an improved quality of life. The research, while far from conclusive, points to an essential truth: We thrive on messiness. “The good life . . . cannot be mere indulgence. It must contain a measure of grit and truth,” observed geographer Yi-Fu Tuan. Tuan is the great unheralded geographer of our time and a man whose writing has accompanied me throughout my journeys. He called one chapter of his autobiography “Salvation by Geography.” The title is tongue-in-cheek, but only slightly, for geography can be our salvation. We are shaped by our environment and, if you take this Taoist belief one step further, you might say we are our environment. Out there. In here. No difference. Viewed that way, life seems a lot less lonely. The word “utopia” has two meanings. It means both “good place” and “nowhere.” That’s the way it should be. The happiest places, I think, are the ones that reside just this side of paradise. The perfect person would be insufferable to live with; likewise, we wouldn’t want to live in the perfect place, either. “A lifetime of happiness! No man could bear it: It would be hell on Earth,” wrote George Bernard Shaw, in his play Man and Superman. Ruut Veenhoven, keeper of the database, got it right when he said: “Happiness requires livable conditions, but not paradise.” We humans are imminently adaptable. We survived an Ice Age. We can survive anything. We find happiness in a variety of places and, as the residents of frumpy Slough demonstrated, places can change. Any atlas of bliss must be etched in pencil. My passport is tucked into my desk drawer again. I am relearning the pleasures of home. The simple joys of waking up in the same bed each morning. The pleasant realization that familiarity breeds contentment and not only contempt. Every now and then, though, my travels resurface and in unexpected ways. My iPod crashed the other day. I lost my entire music collection, nearly two thousand songs. In the past, I would have gone through the roof with rage. This time, though, my anger dissipated like a summer thunderstorm and, to my surprise, I found the Thai words mai pen lai on my lips. Never mind. Let it go. I am more aware of the corrosive nature of envy and try my best to squelch it before it grows. I don’t take my failures quite so hard anymore. I see beauty in a dark winter sky. I can recognize a genuine smile from twenty yards. I have a newfound appreciation for fresh fruits and vegetables. Of all the places I visited, of all the people I met, one keeps coming back to me again and again: Karma Ura,
Eric Weiner (The Geography of Bliss: One Grump's Search for the Happiest Places in the World)
Kapan selesai penghinaan atas diri nyai yang seorang ini? Haruskah setiap orang boleh menyakiti hatinya? Haruskah aku mengutuki orangtuaku yang telah mati, yang telah menjual aku jadi nyai begini? Aku tidak pernah mengutuki mereka, Ann. Apa orang tidak mengerti, orang terpelajar itu, insinyur pula, dia bukan hanya menghina diriku, juga anak-anakku? Haruskah anak-anakku jadi kranjang sampah tempat lemparan hinaan? Dan mengapa Tuan, Tuan Herman Mallema, yang bertubuh tinggi-besar, berdada bidang, berbulu dan berotot perkasa itu tak punya sesuatu kekuatan untuk membela teman-hidupnya, ibu anak-anaknya sendiri? Apa lagi arti seorang lelaki seperti itu? Kan dia bukan saja guruku, juga bapak anak-anakku, dewaku? Apa guna semua pengetahuan dan ilmunya? Apa guna dia jadi orang Eropa yang dihormati semua Primbumi? Apa guna dia jadi tuanku dan guruku sekaligus, dan dewa-dewaku, kalau membela dirinya sendiri pun tak mampu?
Pramoedya Ananta Toer (Bumi Manusia)
Mama, Mama pernah berbahagia?" "Biar pun pendek dan sedikit setiap orang pernah, Ann." "Berbahagia juga Mama sekarang?" "Yang sekarang ini aku tak tahu. Yang ada hanya kekuatiran, hanya ada satu keinginan. Tak ada sangkut-paut dengan kebahagiaan yang kau tanyakan. Apa peduli diri ini berbahagia atau tidak? Kau yang kukuatirkan. Aku ingin lihat kau berbahagia." Aku menjadi begitu terharu mendengar itu. Aku peluk Mama dan aku cium dalam kegelapan itu. Ia selalu begitu baik padaku. Rasa-rasanya takkan ada orang lebih baik. "Kau sayang pada Mama, Ann?" Pertanyaan, untuk pertama kali itu diucapkan, membikin aku berkaca-kaca, Mas. Nampaknya saja ia terlalu keras. "Ya, Mama ingin melihat kau berbahagia untuk selama-lamanya. Tidak mengalami kesakitan seperti aku dulu. Tak mengalami kesunyian seperti sekarang ini: tak punya teman, tak punya kawan, apalagi sahabat. Mengapa tiba-tiba datang membawa kebahagiaan?" "Jangan tanyai aku, Ma, ceritalah." "Ann, Annelies, mungkin kau tak merasa, tapi memang aku didik kau secara keras untuk bisa bekerja, biar kelak tidak harus tergantung kepada suami, kalau ya, moga-moga tidak, kalau-kalau suamimu semacam ayahmu itu." Aku tahu Mama telah kehilangan penghargaannya terhadap Papa. Aku dapat memahami sikapnya, maka tak perlu bertanya tentangnya. Yang kuharap memang bukan omongan tentang itu. Aku ingin mengetahui adakah ia pernah merasai apa yang kurasai sekarang. "Kapan Mama merasa sangat, sangat berbahagia?" "Ada banyak tahun setelah aku ikut Tuan Mallema, ayahmu." "Lantas, Ma?" "Kau masih ingat waktu kau kukeluarkan dari sekolah. Itulah akhir kebahagiaan itu. Kau sudah besar sekarang, sudah harus tahu memang. Harus tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sudah beberapa minggu ini aku bermaksud menceritakan. Kesempatan tak kunjung tiba juga. Kau mengantuk?" "Mendengarkan, Ma." "Pernah Papamu bilang dulu, waktu kau masih sangat, sangat kecil, seorang ibu harus menyampaikan kepada anak perempuannya semua yang harus dia ketahui." "Pada waktu itu..." "Pada waktu itu segala dari Papamu aku hormati, aku ingat-ingat, aku jadikan pegangan. Kemudian ia berubah, jadi berlawanan dengan segala yang pernah diajarkannya. Ya, waktu itu mulai hilang kepercayaan dan hormatku padanya." "Ma, pandai dulu Papa, Ma?" "Bukan saja pandai, tapi juga baik hati. Dia yang mengajari aku segala tentang pertanian, perusahaan, pemeliharaan hewan, pekerjaan kantor. Mula-mula diajari aku bahasa Melayu, kemudian membaca dan menulis, setelah itu juga bahasa Belanda. Papamu bukan hanya mengajar, dengan sabar juga menguji semua yang telah diajarkannya. Ia haruskan aku berbahasa Belanda dengannya. Kemudian diajarinya aku berurusan dengan bank, ahli-ahli hukum, aturan dagang, semua yang sekarang mulai kuajarkan juga kepadamu." "Mengapa Papa bisa berubah begitu Ma?" "Ada, Ann, ada sebabnya. Sesuatu telah terjadi. Hanya sekali, kemudian ia kehilangan seluruh kebaikan, kepandaian, kecerdasan, keterampilannya. Rusak, Ann, binasa karena kejadian yang satu itu. Ia berubah jadi orang lain, jadi hewan yang tak kenal anak dan istri lagi." "Kasihan Papa." "Ya. Tak tahu diurus, lebih suka menggembara tak menentu.
Pramoedya Ananta Toer
Perilaku kita yang rasional sering kali menjadi senjata makan tuan secara sosial. Tetapi perilaku kita yang rasional juga menghasilkan keajaiban
Tim Harford (The Logic of Life: The Rational Economics of an Irrational World)
Gubernur Jenderal Reael yang nisbi terkenal lunak dan manusiawi itu, oleh para Paduka Tuan XVII di negeri Belanda telah diganti oleh seorang jago kelahi muda, Yapiri Sokuna (Jan Pieterszoon Coen) yang menurut keterangan orang-orang Banten dan Inglis, tidak kenal ampun. Namanya, menurut para pedagang Jawa, Mur-Jangkung. Menurut orang orang Banten ia dipanggil dengan nama Yampir Songkun. Menurut orang orang Inglis bahkan lain sama sekali: Jiyon Kuun. Siapa yang benar sajalah. Mungkin namanya cuma sederhana : Iblis sajalah.
Y.B. Mangunwijaya
The hitchhiking ghosts at the end now get to interact with guests in a more technologically advanced way, especially if you are wearing a MagicBand. For example, if the information embedded in your MagicBand states that you live in Maine, the ghosts will hold up a sign next to your vehicle that reads, “Maine, here we come!
Arielle Tuan (Totally Biased Ride Reviews: Adventures and Advice from a Former Walt Disney World Cast Member)
Stop feeling fear and pain. Tuan’s father is telling me to tuck it away somewhere where no one can see it. To be ashamed of it. It’s the age-old conundrum. Black boys have to be tough but, in doing so, we must also sacrifice our sensitivity, our humanity. I can feel his urgency and know that my body has done something wrong.
Brian Broome (Punch Me Up To The Gods: A Memoir)
Know this; in every life story there will come tough times, marking the end of a chapter and if you haven't gone through one, despite the fact you win or lose, then you might have not reached that end yet. So keep moving forward until you do while you quit worrying.
Tuan Burah
To make some sense of life –to prevent ourselves from going mad– we have one ready means of escape, and that is to dance while we can.
Yi-Fu Tuan (Escapism)
Tuan claimed that the Thair Border Patrol Police were 'totally corrupt and responsible for transportation of narcotics.' This was of some interest, since the BPP, a CIA creation, was known to be controlled by SRF, the Bangkok CIA station.
James Mills (The Underground Empire: Where Crime and Governments Embrace)
Jika Anda berjalan kaki berkilo-kilo melewati gurun dan akhirnya bertemu seseorang yang memiliki air, Anda tidak akan berkata, "Permisi, Tuan. Bersediakah Anda berbagi air?" Anda akan langsung menghardik, "Beri saya air, brengsek, saya sekarat karena kehausan!" -Sami
Eric Weiner (The Geography of Bliss: One Grump's Search for the Happiest Places in the World)
Agama akan tetap, tapi yang mengalami perubahan adalah diri Tuan sendiri. Jangan jadikan agama sebagai aturan, karena Tuan akan merasa terbebani, tapi jadikan agama sebagai kebutuhan, maka Tuan akan mendapatkan ketenangan.
Indah El Hafidz (Serpihan Cinta di Hollandia)
Il geografo americano Yi-Fu Tuan distingue nei suoi scritti tra i concetti di spazio e un senso di luogo. Gli esseri umani, dice, partono da luoghi dove provano un senso di attaccamento, di protezione e di comprensione, e si avventurano in spazi amorfi, caratterizzati da un senso di libertà, di avventura e d'ignoto. "Nello spazio aperto," scrive Tuan, "si può diventare intensamente consci di un luogo (ricordato); e nella solitudine d'un luogo protetto l'immensità dello spazio acquista una presenza ossessiva." Noi trasformiamo in geografia questi luoghi nuovi, esaltanti e a volte spaventosi, estendendo i confini dei nostri vecchi luoghi nel tentativo di includerli. Inseguiamo un desiderio di equilibrio e di armonia tra i nostri luoghi familiari e gli spazi sconosciuti. Ci comportiamo così per rendere comprensibile, o almeno più accettabile, ciò che è estraneo.
Barry Lopez (Arctic Dreams)
Tuan volgen oketh ama ~ Lass dich davon nicht verrückt machen. Wörterlich aber bedeutet es: Steck dir deswegen keinen Löffel ins Auge.
Patrick Rothfuss (The Name of the Wind (The Kingkiller Chronicle, #1))
Sekeping hati yang baik diberikan kepada manusia, akan dihancurkan tetapi sekeping hati yang hancur diberikan kepada Tuhan akan dibaiki-Nya.
Tuan Faridah Syed Abdullah (Indarti)
Tuan Putri, jangan pernah melibatkan urusan kamu sama orang lain! Jangan jadikan tujuan pribadi seolah-olah tujuan bersama!
Evi Sri Rezeki (CineUs)
Viewed from the Taoist paradigm, the utter emptiness of space is a state known as 'extreme yin'. Taoist texts state; 'When yin reaches its extreme, yang spontaneously arises as a point of light within yin'. All Taoist meditation manuals refer to this sublime state of utter stillness, emptiness, and silence, a state attained by virtue of the fusion of primordial energy and spirit in meditation. When that state reaches its zenith of stillness, a point of light suddenly appears within it, causing thoughts to stir, energies to move, and forms to appear again, in a sort of psychic re-enactment of the creation of the universe within the microcosmic inner universe of the mind. Chang Po-tuan refers to this moment as 'the instant of utter silence preceding the resurgence of positive energy'. Positive energy is light, heat, motion, and other active yang energies, which arise spontaneously within the utter silence, stillness, and emptiness of 'extreme yin'.
Daniel Reid
La', la'.. Kami tidak mahu wang tetapi doa tuan. Doakan Masjidil Aqsa agar terus di dalam jagaan orang Islam.
Muhd Kamil Ibrahim, Roza Roslan
Saya ingin mulai sekarang dan ke depan, industri strategis, industri pertahanan, baik yang itu milik negara maupun milik swasta benar-benar menjadi tuan rumah di negerinya sendiri dan bisa berkontribusi secara nyata untuk pembangunan kekuatan pertahanan kita, utamanya untuk alutsista perlengkapan dan peralatan militer.
Susilo Bambang Yudhoyono
Tahu tuan, mereka, entah berbangsa apa, yang tidak menulis dalam bahasanya sendiri kebanyakan orang yang mencari pemuasan kebutuhan dirinya sendiri, tidak mau mengenal kebutuhan bangsa yang menghidupinya, karena kebanyakan memang tidak mengenal bangsanya sendiri?
Pramoedya Ananta Toer
British geographer and archaeologist Michael Dames, in his book Mythic Ireland, reflects on Tuan: Only by empathising with, and thus becoming, the “lower” species can humanity hope to return from spiritual, moral and physical death.7
Darragh Mason (Song of the Dark Man: Father of Witches, Lord of the Crossroads)
The salmon traveled through the waters of the otherworld to Ireland, its perfect form gliding between worlds. Tuan mac Cairill came to Ireland as before the flood, retaining the memories of his centuries of dream lives as Irish totem animals. Incarnated as a salmon, he was eaten by the Queen of Ulster who became pregnant and gave birth to Tuan the human. Like the Sorcerer on the cave wall in France, he is a composite being of fin, wing, tusk, and antler. I had been a man, a stag, a boar, a bird, and now I was a fish. In all my changes I had joy and fulness of life. But in the water joy lay deeper, life pulsed deeper. For on land or air there is always something hindering. The stage has legs to be tucked away for sleep, and untucked for movement; and the bird has wings that must be folded and pecked and cared for. But the fish has but one piece from his nose to his tail. He is complete, single and unencumbered.
Darragh Mason (Song of the Dark Man: Father of Witches, Lord of the Crossroads)
Jangan biarkan notifikasi menjadi tuan atas waktumu. Kuasai teknologi, jangan biarkan teknologi menguasai dirimu.
Unknown
Kotak Kayu Tua: Ada dalam sebuah kotak kayu tua, sang penanda waktu menjalankan tugasnya, dengan selembar kaca melindunginya; ada dalam sebuah ruang, kotak kayu besar nan tua itu diletakan di sisi kanan tuan-nya, yang duduk juga menjalankan tugasnya; mereka bercakap dalam syahdu, memahami segelintir makna dari sebuah hakikat tentang semesta ... .... kita bicara soal waktu — Epaphras Ericson Thomas
Epaphras Ericson Thomas
Kotak Kayu Tua: Ada dalam sebuah kotak kayu tua, sang penanda waktu menjalankan tugasnya, dengan selembar kaca melindunginya; ada dalam sebuah ruang, kotak kayu besar nan tua itu diletakan di sisi kanan tuan-nya, yang duduk juga menjalankan tugasnya; mereka bercakap dalam syahdu, memahami segelintir makna dari sebuah hakikat tentang semesta ... .... kita bicara soal waktu
Epaphras Ericson Thomas
Happy people have no reason to think. They live rather than question living.
Yi-Fu Tuan
The mud is too thick, clinging like coconut caramel to my mother’s legs. She finds she cannot carry my sleeping self while keeping up with everyone else. On her left side she carries a bag with an extra set of dark clothes for both of us, food and water; her right arm forms a nook cradling me, her right hand encircling my skinny thigh while I cling to her neck and look behind her shoulder. Three gold rings are sewn into the folds of her dark pants and shirt. We are fugitives now, all wearing black, simple clothes, dimly lit forms barely visible in the humid night.
Tuan
For one insane, brief moment, Mia imagined that Tuan was somehow able to see into her mind, her heart, and that his horror had been in response to seeing all the ugliness that was there beneath the skin, gnawing a hole somewhere deep and vital inside her.
Violet Kupersmith (The Frangipani Hotel)
Being a writer, then, is as much about observation as it is imagination. I try to let new experiences inspire me. I’ve been lucky enough in this field that I am able to travel frequently. When I visit a new country, I try to let the culture, people, and experiences there shape themselves into a story. Once when I visited Taiwan, I was fortunate enough to visit the National Palace Museum, with my editor Sherry Wang and translator Lucie Tuan along to play tour guides. A person can’t take in thousands of years of Chinese history in a matter of a few hours, but we did our best. Fortunately, I had some grounding in Asian history and lore already. (I lived for two years in Korea as an LDS missionary, and I then minored in Korean during my university days.)
Brandon Sanderson (Arcanum Unbounded: The Cosmere Collection)
Tuan, tahukan Anda bahwa orang kaya mengidupi orang miskin? Kebesaran Anda yang memelihara hidup kami, dan perbuatan buruk Anda memberi kami makan. Memang pedih mengabdi kepada majikan, tapi lebih pedih jika tidak punya majikan untuk mengabdi. Anda lah orang yang memberi kami semua makanan. Tidak ada yang bisa mengubahnya. Apakah Anda akan berkata kepada pembeli, ‘Belilah sebanyak mungkin’ dan berkata kepada penjual, ‘Kau harus menjual dengan harga sekian?’ saya yakin tidak. Karena itu kembalilah ke Istana dan kenakan pakaian Anda yang sepantasnya. Ini memang sudah kodrat.
Oscar Wilde (Pangeran Yang Selalu Bahagia dan cerita-cerita lainnya)
Despite their legal classification as white, the twenty-first-century experiences of Iranians and other Middle Easterners exemplify an extension of Mia Tuan’s concept of the “forever foreigner” in which no degree of citizenship, legal whiteness, occupational and education success, assimilatory efforts, or self-identification as “American” render Middle Easterners fully white in day-to-day life.
Neda Maghbouleh (The Limits of Whiteness: Iranian Americans and the Everyday Politics of Race)
People think they learn history when they don’t know it’s written by politicians. But when they know, their study has nothing to do with history.
Tuan Ho
A/n Tuan Djakarta nun terhormat. Surat ini ditulis sebagai bentuk penghormatan serta sedikit curahan. Adalah rumah bagi para pujangga, Djakarta kian menjadi saksi saat tangan, kakiku gemetar hebat, tempat para kekasih menemukan cinta, Djakarta ruang doa kepada cinta pertama.
Galuh
Betapa tidak mudahnya memadukan antara demokrasi sebagai proses dengan hasilnya. Pada awalnya, tujuan demokrasi adalah mencari pilihan terbaik di antara yang terburuk: agar suara rakyat menjadi tuan rumah atas kehendaknya sendiri. Asumsinya, suara mayoritas adalah suara terbaik. Karena itu, demokrasi substansial membutuhkan sejumlah syarat; Mulai dari melek politik, sampai kemapanan kebudayaan.
Ilham Gunawan
I like to travel and shopping
Tuan (The Wok Way)
Tidakkah ada yang melihat? Betapa ketulusan bisa menjadi teramat konyol. Hasrat yang berlebih tanpa persiapan bisa berakibat fatal. Percaya membabi buta pada pihak asing bisa jadi senjata makan tuan. Strategi. Kemandirian. Itu dia kuncinya.
Dee Lestari (Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh)
nhabepcongnghiep.vn
TUAN DANG ANH (7 STEPS TO LOSE FAT BUILD MUSCLE: TO MAKE YOU HEALTHIER AND HAPPIER)
Salah satu orang itu meringkas perasaan mereka dalam satu kalimat, “Kita sudah merdeka, Jenderal, jadi sekarang katakan, apa yang harus kami lakukan dengan kemerdekaan ini.” Dalam sukacita kemenangan, dia mengajar mereka untuk berbicara seperti ini kepadanya, dengan kebenaran di dalam mulut mereka. Tetapi sekarang kebenaran telah berganti tuan. “Kemerdekaan itu sederhana, hanya soal memenangkan perang,” katanya kepada mereka. “Pengorbanan-pengorbanan besar harus datang setelahnya, untuk menjadikan satu bangsa dari semua negara ini.” “Kami tidak melakukan apa-apa selain berkorban, Jenderal,” kata mereka.
Gabriel García Márquez (The General in His Labyrinth)
Kesadaranku yang menentukan apa yang aku ingat dan aku pikirkan. Aku tuan atas tubuhku. Aku majikan atas pikiranku.
Okky Madasari (Pasung Jiwa)
An abortion clinic in Jeddah +966572737505 Where to buy Cytotec
DRDuong Tuan (Th3 Untamed Heart's Seduction - Yaoi Manga)