β
Saya tak tahu, berapa waktu yang tersisa untuk saya. Satu jam, satu hari, satu tahun, sepuluh, lima puluh tahun lagi? Bisakah waktu yang semakin sedikit itu saya manfaatkan untuk memberi arti keberadaan saya sebagai hamba Allah di muka bumi ini? Bisakah cinta, kebajikan, maaf dan syukur selalu tumbuh dari dalam diri, saat saya menghirup udara dari Yang Maha?
β
β
Helvy Tiana Rosa (Risalah Cinta)
β
Kita tidak boleh mengubah sesuatu yang kita lihat, tetapi kita boleh mengubah diri kita yang melihatnya. Jika kita tak dapat apa yang kita suka, maka langkah terbaik ialah sukalah apa yang kita dapat. Itulah syukur namanya!
β
β
Pahrol Mohamad Juoi (Tentang Cinta)
β
Nasib memang diserahkan kepada manusia untuk digarap, tetapi takdir harus ditandatangani di atas materai dan tidak boleh digugat kalau nanti terjadi apa-apa, baik atau buruk. Kata yang ada di Langit sana, kalau baik ya alhamdulillah, kalau buruk ya disyukuri saja. (20)
β
β
Sapardi Djoko Damono (Hujan Bulan Juni)
β
Bahagia lahir dari rasa syukur yang tak henti padaNya dan usaha untuk senantiasa berbagi apa yang kita bisa pada sesama. Itulah sebabnya kita bisa memilih untuk berbahagia setiap hari, setiap kali.
β
β
Helvy Tiana Rosa
β
Tak ada live happily everafter, yang ada adalah bagaimana kita melewati tahun demi tahun dengan rasa syukur.
β
β
Ifa Avianty (9 Weddings and a Wish)
β
jangan Engkau cegah nikmat karunia-Mu padaku, sebab syukurku yang teramat lemah. Jangan Engkau hinakan aku sebab kesabaranku yang terlalu sedikit
β
β
Dian Nafi (Miss Backpacker Naik Haji)
β
Anak-anak muda jaman sekarang itu lucu dan agak susah dimengerti. Mereka cukup bersemangat membuat berbagai macam proposal untuk kegiatan organisasi yang mereka ikuti. Tapi proposal hidup yang berisi visi dan strateginya meraih mimpi, justru lupa mereka buat sendiri.
β
β
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β
Di zaman milenial ini, satu-satunya yang paling patut untuk kita idolakan dan kita cintai, adalah beliau yang hidup tanpa Facebook, Instagram atau Twitter, namun memiliki 1,7 milyar followers. Beliau, adalah Nabi Muhammad SAW.
β
β
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β
Nilai akhir dari proses pendidikan, sejatinya terrekapitulasi dari keberhasilannya menciptakan perubahan pada dirinya dan lingkungan. Itulah fungsi daripada pendidikan yang sesungguhnya.
β
β
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β
Tak terucap terima kasih tapi wajahnya penuh syukur.
β
β
Iwan Setyawan (Ibuk,)
β
Bukankah iman itu memang setengahnya adalah syukur dan separuhnya adalah sabar?
β
β
Salim Akhukum Fillah (Menggali ke Puncak Hati)
β
Kita tidak akan jatuh oleh hadangan gunung. Tetapi kerikil, justru yang paling kerap membuat kita jatuh terhuyung.
β
β
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β
Mari kita beri tepuk tangan bagi mereka yang bekerja (dari dan) untuk hatinya.
β
β
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β
Orang-orang besar tumbuh bersama keputusan-keputusan besar yang diambilnya. Bukan oleh kemudahan-kemudahan hidup yang didapatnya.
β
β
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β
Jangan arahkan sudut pandangmu pada sesuatu yang belum tentu bisa kau lihat. Itu hanya akan melemparkanmu pada keterasingan dimana rasa syukur sering hanya sebatas ujung lidah.
β
β
Asma Nadia (Love Sparks In Korea (Jilbab Traveler))
β
Yang bisa kita lakukan sebagai penulis hanyalah mencoba, mengerahkan usaha, menabur benih, dan menuai panen apa pun yang diberikan dengan penuh sukacita dan syukur.
β
β
Dan Millman
β
Memilih untuk tidak mengeluh,
barangkali adalah wujud syukur
yang paling jujur.
β
β
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)
β
Penguatan budaya literasi adalah kunci memajukan negeri ini.
β
β
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β
Writing is the only way to change the world without leaving bed.
β
β
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β
Semua kisah yang kudengar dari mereka mengandung hikmah-hikmah yang besar sangat nilainya. Kesabaran, kesyukuran, tawakal, keikhlasan dan banyak lagi.
β
β
Dian Nafi (Miss Backpacker Naik Haji)
β
Sedih juga ketika kita baru bisa bersyukur hanya saat memikirkan orang yang lebih menderita dari kita.
β
β
Lucia Priandarini (11:11)
β
Pagi mengajarkan kita bahwa segala sesuatu selalu diawali dengan rasa syukur dan embun adalah tanda keiklasannya
β
β
Harly Umboh
β
Jangan menilai perempuan dari fisiknya. Tapi hatinya. Jangan menilai laki-laki dari kekayaannya. Tapi jiwa dan dedikasinya. Karena perabot kehidupan (fisik, jabatan, atau pun kekayaan), sungguh bersifat sementara. Tapi hati dan jiwa, adalah yang kekal dan menentukan segalanya.
β
β
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β
Bersemangat dan bersyukurlah jika ada banyak pekerjaan yang harus Anda selesaikan. Seseorang dengan penyakit kanker otak, lumpuh karena kecelakaan lalu lintas, atau seseorang yang tengah pusing menyusun lamaran pekerjaannya, pasti sangat mengharapkan untuk ada di posisi Anda sekarang. Jika demikian, bukankah memalukan apabila ada keluhan yang terposting di media sosial Anda?
β
β
Lenang Manggala
β
Bukan anak cafe, hanya seorang anak Warkop, makannya di warteg dengan minum teh tawar hangat, beroda dua, bukan empat. Pulang kemaleman, berangkat pagi buta, tapi kan kuajarkan bagaimana cara bersyukur.
β
β
Nurdin Ferdiansyah
β
Membaca adalah melawan, menulis menciptakan perubahan, dan terorisme adalah pecundang.
β
β
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β
Seperti halnya rezeki, kesedihan seyogyanya juga patut untuk kita syukuri. Toh keduanya, sejujurnya, hanyalah kebaikan yang tampil dengan masing-masing gincunya.
β
β
Lenang Manggala (Perempuan Dalam Hujan)
β
Kita sedang tidak berada di akhir, tapi sedang berusaha mengakhiri dengan cara yang baik. Tuhan memberi kita kehidupan, maka jalanilah dengan rasa penuh syukur kepadaNya :)
β
β
fdhayuningtyas
β
Bahagialah mereka yang tetap bersyukur meski dalam kesukaran.
β
β
Iwan Esjepe
β
Seberapa beratpun beban hidupmu, selalu ada sesuatu yang tersisa untuk disyukuri setiap kali kita memulai hari. Misalnya buang airmu lancar atau sarapanmu tak terasa tawar.
β
β
Sam Haidy
β
Mekanisme syukur itulah yang membuat orang akan semakin dimudahkan.
β
β
Prie GS (Mendadak Haji)
β
Kawan-kawan baik di sekolah maupun di bangku kuliah sebaiknya tidak lupa. Bahwa nilai yang tinggi dalam sebuah ujian hanyalah hasil transformasi daya rekam ingatan; bukan nilai dari pertumbuhan pemikiran. Nilai akhir dari proses pendidikan, sejatinya terrekapitulasi dari keberhasilannya menciptakan perubahan pada dirinya dan lingkungan. Itulah fungsi daripada pendidikan yang sesungguhnya.
β
β
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β
tak ada dewasa yg 100%, tak akan ada manusia yang sempurna. mainkan emosimu tapi jangan di permainkan emosi. kendali ada di tanganmu!
yang terhebat akan tetap bersyukur dan tersenyum adalah senjata terhebat... :-)
β
β
heru kristiawan
β
Percayalah, ada Tuhan di hatimu yang terdalam. Di sana, tinggal lah suara-suara yang kan menuntunmu pada surga dan kesuksesan. Jangan pernah rela diperdaya oleh keadaan. Jangan pernah menjadi bodoh dan tumbang oleh omongan orang. Temui hatimu. Temui jalan hidupmu.
β
β
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β
Kebahagianku terbuat dari kesedihan yang telah merdeka, dengan kata lain; bersamamu saat itu--- ketika cangkir kopimu menadah cahaya yang ditumpahkan bulan, telah menjadi rasa syukur yang tak pernah selesai. Berilah kesempatan untuk temu sekali lagi dan ampuni kangenku yang cerewet ini. Dengan kata lain, kita mesti ngopi lagi.
β
β
Usman Arrumy
β
Ibuk belum sempat bilang apa-apa. Tak terucap terima kasih tapi wajahnya penuh syukur.
β
β
Iwan Setyawan (Ibuk,)
β
lebih baik mensyukuri apa yang kita miliki daripada menyesali apa yang tidak kita miliki
β
β
Ridwan Mets
β
Bahagia adalah ketika kita menjalani hidup dengan penuh rasa syukur
β
β
Nuci Priatni
β
Waspadalah terhadap waktu luang, karena ia lebih banyak membuka pintu maksiat daripada syukur.
β
β
Umar bin Khattab r.a
β
DIA tidak sedang mempermainkan kami. Kamilah yang harus introspeksi. Barangkali kami selama ini tak banyak bersyukur. ((Mudah-mudahan) Bukan Ramadhan Terakhir, Rima RL)
β
β
Dian Nafi (Once More Ramadhan)
β
Ingatlah hari di mana kau berdoa untuk sesuatu yang kau punya saat ini. Bersyukurlah.
β
β
Sapta Arif N.W. (Di Hari Kelahiran Puisi)
β
Dalam sebuah riset, di tahun 2015, dalam 1 hari terdapat rata-rata 200 kecelakaan di Indonesia. Beberapa kecelakaan di antaranya menyebabkan kecacatan fisik dan menghabiskan harta korban dan keluarganya. Ini seharusnya membuat kita mengerti, tentang bagaimana cara memilih calon pasangan hidup kita nanti. Jangan menilai perempuan dari fisiknya. Tapi hatinya. Jangan menilai laki-laki dari kekayaannya. Tapi jiwa dan dedikasinya. Karena perabot kehidupan (fisik, jabatan, atau pun kekayaan), sungguh bersifat sementara. Tapi hati dan jiwa, adalah yang kekal dan menentukan segalanya.
β
β
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β
Bapak pernah dengar ini. You can buy clock sir, but not time. Waktu tak bisa diulang. Pembelajaran untuk lebih waspada esok lusa,β jawab sosok yang memperkenalkan diri dengan nama Julia.
βLagipula uang bukan segalanya, Pak. Ada banyak hal yang tak bisa dibeli dengan uang. You can buy blood, but not life. Lihat betapa banyak mereka yang punya uang dan kekuasaan, tapi tak pernah merasa puas. Sebaliknya mereka yang hidup bersahaja, merasa kaya. Karena syukur tak pernah lepas dari hatinya,β sahutnya makin antusias.
(Bidadari Jalanan, Dunia Tanpa Huruf R)
β
β
Yoza Fitriadi (Dunia Tanpa Huruf R)
β
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un,
Telah meninggal dunia ibu, oma, nenek kami tercinta....
Requiescat in pace et in amore,
Telah dipanggil ke rumah Bapa di surga, anak, cucu kami terkasih....
Dalam sehari, Bunda menerima dua kabar (duka cita / suka cita) sekaligus. Apakah kesedihan serupa cucuran air hujan yang jatuh dan mengusik keheningan kolam? Apakah kebahagiaan seperti sebuah syair yang mesti dipertanyakan mengapa ia digubah? Bagaimana kita mesti menjawab pertanyaan tentang kematian orang orang terdekat? Mengapa mereka pergi? Kemana mereka akan pergi?
Memento mori, serupa nyala api dan ngengat yang terbakar. Seperti juga lilin yang padam, bunga yang layu, ranting yang kering, pohon yang meranggas. Mereka hanyalah sebuah pertanda, bahwa semua yang hidup pasti akan mati. Agar kita senantiasa teringat pada tempus fugit, bahwa waktu yang berlaluΒ tak akan pernah kembali. Ketika Bunda masih muda, sesungguhnya Bunda sudah tidak lagi muda, tak akan pernah bertambah muda, tak akan kembali muda. Waktu telah merenggut kemudaan kita pelan pelan. Ketuaan adalah sebuah keniscayaan, dan kematian adalah sebuah kepastian.
Tak ada sesuatu pun yang abadi, Anakku. Ingatan tentang mati semestinya memberi kita pelajaran berharga. Jangan pernah menyia nyiakan waktu. Jangan hilang niat untuk bangkit dari ranjang. Jangan terlalu malas untuk bekerja. Jangan terlalu letih untuk menuntaskan hari. Jangan pernah lupa untuk berdoa. Jangan lalai untuk bersyukur. Jadikan hari ini sebagai milikmu. Ketika semua perkara seakan menggiring langkahmu pada kesulitan, kegagalan, ketidakpastian dan rasa sakit. Pikirkanlah siapa yang akan jadi malaikat pelindung dan penolongmu? Bagaimana engkau akan menemukan eudaimonia? Bagaimana engkau hendak memaknai hidup?
Dalam sekejap mata hidup bisa berubah. Waktu berlalu dan ia tak akan pernah kembali. Gunakan kesempatan untuk bercermin pada permukaan air yang jernih. Tatap langsung kedalaman telaga yang balik menatap kepada dirimu. Abaikan rasa sakit dan penderitaan, sebab puncak gunung sudah membayang di depan mata dan terbit matahari akan menghangatkan kalbumu. Cuma dirimu yang punya kendali atas pikiran, hasrat dan nafsu, perasaan dan kesadaran inderawi, persepsi, naluri dan semua tindakanmu sendiri.
Ketika kita mengingat kematian, kita tidak akan lagi merasa gentar. Sebab ia lembut, ia tak lagi menakutkan. Ia justru menuntaskan segala rasa sakit dan penderitaan. Ia pengejawantahan waktu yang berharga, kecantikan yang abadi, indahnya rasa syukur, dan kemuliaan di balik setiap ucapan terima kasih. Ia mengajarkan kita bagaimana menghargai kehidupan yang sesungguhnya. Ia membimbing kita menemukan pintu takdir kita sendiri.
Apapun perubahan yang menghampiri dirimu. Ia adalah pintu rahasia yang menjanjikan kejutan yang tak akan pernah kamu sangka sangka. Yang terbaik adalah menerimanya sebagai berkat. Apa yang ada dalam dirimu adalah kekuatanmu. Engkau akan membuatnya berarti. Bagi mereka yang paham, takdir dan kematian adalah sebuah karunia, seperti juga kehidupan. Sesungguhnyalah kita ini milik Allah dan kepada-Nyalah kita akan kembali.
β
β
Titon Rahmawan
β
Kata kunci untuk pekerjaan jurnalistik adalah aktualitas.
β
β
St. Sularto (Syukur Tiada Akhir: Jejak Langkah Jakob Oetama)
β
Cara terbaik untuk meningkatkan kualitas karakter, kompetensi dan kesejahteraan hidup seseorang, adalah dengan menanamkan budaya literasi (membaca-berpikir-menulis-berkreasi). Cara terbaik untuk menanamkan budaya literasi yang kuat pada seseorang adalah dengan menjadikannya sebagai seorang penulis. Karena setiap penulis, secara otomatis akan melewati tahapan membaca, berpikir, dan tentu saja menulis serta berkreasi.
β
β
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β
Senja Lembayung Jingga,
Senja adalah penanda
Senja adalah perenungan
Senja adalah sela
Siang berakhir
Malam menjelang
Di antara itu ada senja
Ada doa dalam setiap senja
Sujud syukur untuk gerak raga hari itu
Senja akhiri hiruk pikuk
Senja sambut sunyi malam
Bukan mentari yang pergi
Namun bumi rindu malam
Nikmati indahnya taburan bintang
Di keheningan malam
Buat seorang teman, yang ikut berbagi makna senja, 28 Februari 2019, 18.00 WITA
β
β
Diadjeng Laraswati Hanindyani/De Laras
β
Percaya sama Saya, Allah itu dzat yang paling awal yang berharap hamba-Nya melek literasi. Al Amin ο·Ί adalah generasi 'ummi dari kota tua di lembah Bakkah, namun Jibril ΨΉΩΩΩ Ψ§ΩΨ³ΩΨ§Ω
justru membawa kata pertama Iqra'. Coba kita liarkan sedikit imaji kita di dalam kegelapan gua, yang Nabi ο·Ί gemetar oleh suara Jibril. Jangankan membaca buku, buku-buku jari saja tak nampak, pekat. Lalu Allah berfirman, "Iqra'!" Saya yakin pembaca pasti kritis, "kan, ada Jibril yang bercahaya." Oke, tapi biarkan semua pertanyaan yang terlintas tentang kata pertama untuk tafakur nanti. Karena ada kata yang lebih mengena lagi yang dibacakan oleh Penghulu Malaikat saat itu. Yaitu "Yang mengajarkan (manusia) dengan Pena." Nah, jadi mana yang pertama? Baca dulu atau tulis dulu?!
Bagi kita para pembelajar @nulisyuk, tentu yang pertama adalah tulis saja dulu. Ya, kan?! Lalu baca lagi, karena Allah akan mengajar manusia apa yang tidak dia ketahui. Kemudian tulis kembali, dengan pemahaman yang kita dapatkan. Baca ulang, agar Allah menurunkan petunjuk. Tulis ulang, baca-tulis-baca-tulis, sampai kita menjumpai hal yang paling meyakinkan. Yaitu kematian. Hingga saat tiba waktunya kita membaca karya kita nanti, Malaikat mengulurkannya lewat tangan kanan. Bukan di telapak tangan kiri yang terpaksa atau bahkan kita membelakanginya. Sembari berkata, βBetapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya.β
Begitulah seharusnya kita menulis, jujur oleh gerakan hati. Saya adalah contoh dari jutaan manusia yang pernah bercita-cita untuk hidup dari tulisan. Beroleh bayaran dari coretan pena. Bahkan sempat ikut lomba menulis cerita anak, dengan hadiah kursus kepenulisan. Alhamdulillah, di dalam kemenangan pertama itu Saya tidak menerima uang. Meskipun Saya baru menyadarinya akhir-akhir ini. Janganlah, menulis untuk cari duit dan ketenaran. Seolah-olah Allah telah berbisik seperti itu ketika merobohkan niat Saya untuk menulis waktu yang dulu. Semoga, ketika sekarang kembali menulis bersama #nulisyukbatch6 sudah punya niat kuat yang berbeda. Hanya sebagai wujud rasa syukur atas pembelajaran Tuhan di dunia. Yuk Nulis, karena kita sudah banyak membaca ayat-ayat Allah di keseluruhan hidup kita. Aamiin.
β
β
Maykl Bogach
β
lebih baik mensyukuri apa yang kita miliki, daripada menyesalai apa yang tidak kita miliki.
β
β
Ridwan Mets