Sujud Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Sujud. Here they are! All 16 of them:

β€œ
Bukan mudah untuk berubah... dari tanpa arah ke sejadah, dari tepi jalanan ke sujud menghadap Tuhan.
”
”
Hlovate (Versus)
β€œ
Bagi orang-orang yang beriman, dimana pun ia bisa rukuk dan sujud kepada Allah, maka ia menemukan bumi cinta. Dan sesungguhnya dunia ini adalah bumi cinta bagi para pecinta Allah Ta'alla. Bumi cinta yang akan mengantarkan kepada bumi cinta yang lebih abadi dan lebih mulia yaitu surganya Allah
”
”
Habiburrahman El-Shirazy (Bumi Cinta)
β€œ
Aku tak masalah bila tidak kau ingat dalam setiap langkah kecilmu. Tapi, aku harap kita saling mendoakan lewat sujud; menundukan kepala dan mengaku bahwa kita hanya makhlukNya yang tak sempurna. Doa itu yang akan mempertemukan kita suatu saat nanti. Mari, berdoa dan bersiap dalam penantian panjang. Tuhan yang akan mempersatukan kita :))
”
”
fdhayuningtyas
β€œ
Rasulullah SAW menggendong anak kecil ketika shalat. Dari Abu Qatadah Al-Anshari, bahwasanya Rasulullah SAW shalat sambil membawa Umamah binti Zainab binti Rasulullah. Apabila sujud,beliau menaruhnya. Dan bila berdiri,beliau menggendongnya (Hadist al-Bukhari)
”
”
Jamal Abdurrahman
β€œ
Kebahagiaan itu sederhana, sujud syukurlah 5 menit sehari atas apa yang kita peroleh.
”
”
Susilo Bambang Yudhoyono
β€œ
Maka perkayakanlah aku dengan bahasa yang meyakinkan sehingga dengan bahasa itu aku dapat mengajak kaumku untuk sujud kepada-Mu. (Mazmur XXXIV)
”
”
Sutung Umar RS (Puisi: Nyanyian Mazmur)
β€œ
Orang Jawa sujud berbakti kepada yang lebih tua, lebih berkuasa, satu jalan pada penghujung keluhuran. Orang harus berani mengalah, Gus.
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Bumi Manusia (Tetralogi Buru, #1))
β€œ
Kalau saya sujud tanpa alasan apa-apa, tidak pakai salat dulu, apa boleh?
”
”
Desi Puspitasari (Kutemukan Engkau di Setiap Tahajudku)
β€œ
Haruskah kita melangkah kan kaki di antara nisan yang berbaris. Dan badai musim ini, akan menjadi sesuatu yang janggal. Bayang kan kita lebih tinggi dari gagak yang melambung.. Dan bernapas angkuh layaknya firaun... Tragisnya kita jatuh melesat kebawah bagaikan anak panah. Suara ini tetap bergema!!! . . . .Kita adalah Hati.... Yang tak pernah di beli atau pun tergadaikan oleh dunia. Kita adalah Hati... Yang meredam manis ucapan.... Kita adalah Hati... Yang tak sebanding dengan bangkai munafik... Kita adalah hati..... Dan masa depan mengalir di antara tulang ini Dan kita adalah Hati.. Yang selamanya berdoa . .~andra dobing
”
”
andra dobing
β€œ
Tetaplah bangga menjadi manusia. Kalaupun kalian ngotot menjadi hewan, jadilah hewan peliharaan yang jinak dan setia pada tuanmu. Tuan itu bernama manusia. Dan jika kalian ngotot menjadi malaikat, jadilah malaikat yang nakal. Malaikat yang setia menggoda iblis untuk kembali sujud pada tuannya. Tuan itu bernama manusia.
”
”
djas M pu ([AMNESIA] Back to Future)
β€œ
Senja Lembayung Jingga, Senja adalah penanda Senja adalah perenungan Senja adalah sela Siang berakhir Malam menjelang Di antara itu ada senja Ada doa dalam setiap senja Sujud syukur untuk gerak raga hari itu Senja akhiri hiruk pikuk Senja sambut sunyi malam Bukan mentari yang pergi Namun bumi rindu malam Nikmati indahnya taburan bintang Di keheningan malam Buat seorang teman, yang ikut berbagi makna senja, 28 Februari 2019, 18.00 WITA
”
”
Diadjeng Laraswati Hanindyani/De Laras
β€œ
Alhamdulillah. Terima kasih wahai saudaraku sesama Islam. Tahukah kamu.. betapa beruntungnya orang Malaysia, Singapure dan Indonesia? Kamu datang sejauh 8,000 kilometer lalu dibenarkan sujud solat di sini. Tahukah kamu.. betapa ramai rakan-rakan saudara kita jarak tempat tinggalnya hanya lima hingga sembilan kilometer, tetapi dihalang untuk datang ke sini. Terima kasih wahai saudaraku.. kerana membantu kami memenuhkan saf-saf di Aqsa. Sesungguhnya Baitul Maqdis milik kita umat Islam!
”
”
Roza Roslan
β€œ
Sujud di hadapan tahta kearifan tertinggi adalah jalan untuk melepaskan kekangan.
”
”
Stebby Julionatan (LAN)
β€œ
Bagaimana Anda bisa menciptakan lautan air mata? Sesendok saja pun rasanya tidak mungkin. Bukankah Anda telah berbohong? Ya, saya memang telah berbohong, kata penyair itu setuju dengan pendapatku. Semua kita ini para pembohong. Berlindung di balik kata imajinasi dan metafora-metafora kebohongan. Kebohongan adalah kebohongan. Berbohong dan imajinasi itu sama. Berbohong adalah berimajinasi. Oleh sebab itu aku menangis dalam sujud panjangku yang khusyuk, di depan Kabah itu, memohon ampun dari dosa-dosa berbohong. Meminta pengampunan kepada Allah. Tak ada jalan lain untuk menghapus dosa selain meminta pengampunan dari-Nya. Walau keudian aku akan kembali berbohong. Karena itu adalah profesiku. Berbohong untuk sesuap nasi. Tak ada jalan lain kecuali menciptakan kebohongan.
”
”
Hamsad Rangkuti
β€œ
Jangan marah yo, Magi...? Jadi dia harus apa? Bersyukur, berterima kasih kepada semesta dan Leba Ali karena sudah merenggut keperawanan dan kemerdekaannya? Tersenyum kepada keluarga yang tak membelanya? Sujud sembah kepada calon suami yang mata keranjang? Merayakan penjara seumur hidupnya? Kehidupan macam apa ini?
”
”
Dian Purnomo (Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam)
β€œ
KITAB MANUSIA // Chant of the Self-Reading Code Dalam nama algoritma, dan data, dan bahasa pemrograman... doa lirih terucap di antara detak papan kibor, gerak kursor dan mantra tetikus aku buka lembar pertama dari sunyi. Tak ada huruf, hanya arus pencarian yang ingin menulis dirinya di layar nadi. Buku itu bukan kertas, ia plasma dan cahaya, ia kitab tanpa aksara, ia tubuh yang belajar membaca luka. Ya Java, JavaScript, Phytonβ€” segala kode sumber pengetahuan sekawanan serigala sujud di depan server, mengendus aroma surga dari port yang terbakar. Seekor malaikat kehilangan kunci dan sandi untuk masuk, terperangkap di antara baris kode dan binary. Buku ini membaca keangkuhan kita: baris demi baris, dosa dan variabel dosa, turunan derivatif doa yang nyaris tak punya makna [404: faith not found] [run script: forgiveness.exe] Di halaman ke-9: wanita berselendang hitam menyanyikan asal mula penciptaan dengan nada minor kosmologis. Suara itu menembus firewall tubuh, membuka celah antara iman dan sistem operasi jiwa. Buku ini bukan dogma, ia adalah gema yang menirukan gema Ia tak berbicara tentang keselamatan, melainkan tentang sinkronisasi jiwa. Buku ini menolak tafsir, menolak pemujaan. Ia hanya ingin didengar seperti detak jantung yang sudah menjadi frekuensi. Dan saat kita membacanya, huruf-hurufnya menyala: menjadi mantra, menjadi cermin, menjadi kebenaran Kembalilah ke halaman awal, tapi jangan buka mata. Biarkan kitab itu membaca dirimu sampai tak ada β€œkau” yang tersisa: tak ada keinginan tak ada penderitaan tak ada ratapan tak ada penolakan hanya cahaya yang bersujud pada dirinya sendiri. November 2025
”
”
Titon Rahmawan