β
Semua perempuan itu pelacur, sebab seorang istri baik-baik pun menjual kemaluannya demi mas kawin dan uang belanja, atau cinta jika itu ada.
β
β
Eka Kurniawan (Beauty Is a Wound)
β
Perempuan, Kau pasti tahu sakitnya cinta yg tak terkatakan.Cinta yg hanya mampu didekap dlm bungkam, Kata orang bahkan diam berbicara. Tapi, menurutku hal itu tdk berlaku dlm cinta. Sebab cinta harus diekspresikan dan pantang dibawa diam. Sebab cinta harusnya dinyatakan, lalu dibuktikan dgn sikap.Bgtu seharusnya cinta.Tapi, aku memang tidak punya pilihan. Maafkan!
β
β
Asma Nadia (Emak Ingin Naik Haji)
β
Perempuan diciptakan Allah untuk mendampingi laki-laki, demikian pula sebaliknya. Ciptaan Allah itu pastilah yang paling baik dan sesuai buat masing-masing.
β
β
M. Quraish Shihab (Perempuan)
β
Bagi seorang perempuan sepertinya, cukuplah kata: "masih" atau "tidak". Dengan mengucapkan satu saja dari dua kata itu, kau telah membebaskannya dari penantian, juga airmata.
β
β
Helvy Tiana Rosa
β
Karena, menurutku, ketika seorang perempuan mengatakan 'yes, I do', dia tahu lelaki itu yang bisa membuatnya bahagia
β
β
Sefryana Khairil (Coming Home)
β
Ketika seorang laki-laki dan perempuan menikah, laki-laki itu meminta banyak dari perempuan.
Saya pilih kamu. Tolong pilih saya, untuk menghabiskan sisa hidup kamu. Dan saya akan menghabiskan sisa hidup saya bersama kamu.
Percayakan hidup kamu sama saya. Dan saya penuhi tugas saya padamu, nafkah lahir dan bathin.
Pindahkan baktimu. Tidak lagi baktimu kepada orangtuamu, baktimu sekarang pada saya.
Banyak laki-laki yang saat menikah tidak tahu bahwa mereka meminta ini, banyak juga laki-laki yang bahkan kemudian hari, mencederai tiga hal ini.
β
β
Adhitya Mulya (Sabtu Bersama Bapak)
β
Bagaimana cantik, bijak, kaya dan datang dari keluarga yang bagus sekalipun, jika perempuan itu bukan seorang yang beragama dan solehah, maka nilainya kosong
β
β
Norhayati Berahim (Roti Canai Salad Taco)
β
Cinta itu bukan bererti mencintai seseorg yg sempurna tapi bagaimana mencintai seseorg yang tidak sempurna dengan cara sempurna
β
β
Hana Ilhami (Perempuan Lindungan Kaabah)
β
Benar bahwa kamu punya hak untuk mencoba menemukan pengganti perempuan itu. Tapi bukan begitu caranya. Ibarat seorang atlet yang cedera, seharusnya disembuhkan dulu luka itu, baru berlatih lagi dan bertanding lagi. Sebab jika ia terluka dan tetap berlatih serta bertanding, kamu akan semakin terluka, bahkan jika kasus itu sepertimu, bisa melukai orang lain.
β
β
Puthut EA (Cinta Tak Pernah Tepat Waktu)
β
Ada kata yang merangkum kesetaraan, perhatian, & cinta!
Laki-laki & Perempuan
saling mengenal, saling memahami, saling bantu, bergandengan tangan (ups!), saling menanggung, & cekatan mendahulukan. Serasi..!
Lalu? Harusnya kau tahu bidadari bisa cemburu. Itu tantangan. Untuk mendekatkan sumbu potensi diri dengan nyala suci ruh keshalihan. Agar bidadari cemburu padamu? Bukan dengan tebar pesona fisik tentu. Karena pasti 'muke lu jauh' he..he..
Tak jua dengan memenjara diri antara dapur, kelambu & sumur, karena Allah & Rasul tak pernah bermaksud begitu.
β
β
Salim Akhukum Fillah
β
Apakah gunanya memaksa orang laki-laki menyimpan uang, apabila perempuan yang memegang rumah tangga tiada tahu akan harga uang itu!
β
β
Raden Adjeng Kartini
β
Kalau perempuan itu baik, maka jayalah negara. Tetapi kalau perempuan itu buruk, maka runtuhlah negara
β
β
Sukarno
β
Anak-anak muda jaman sekarang itu lucu dan agak susah dimengerti. Mereka cukup bersemangat membuat berbagai macam proposal untuk kegiatan organisasi yang mereka ikuti. Tapi proposal hidup yang berisi visi dan strateginya meraih mimpi, justru lupa mereka buat sendiri.
β
β
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β
perempuan tu aslinya pemalu. malunya pada mata, lalu perempuan pejam. malu juga ada pada wajah, lalu perempuan tunduk. perempuan itu juga sangat malu pada lidah, lalu perempuan diam.
β
β
Bahruddin Bekri (Penulis Yang Disayang Tuhan)
β
Tidak ada yang mencurigakan apapun darinya. Tidak tampak ada tanda β tanda bahwa dia punya perempuan lain. Tidak kelihatan sedang jatuh cinta. Tidak kelihatan sedang menyimpan dan menyembunyikan sesuatu. Jadi, aku bisa apa?
β
β
Dian Nafi (Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku)
β
Banyak orang yang menilai bahwa anak-anak perempuan mereka akan bahagia jika bersuamikan pejabat kaya atau insyinyur software dari California. Itu keliru. Kau membutuhkan pria berkpribadian baik yang akan menghormati istrinya.
β
β
Farahad Zama (The Marriage Bureau for Rich People)
β
Memang lakiβlaki yang tergoda perempuan hampir pasti sudah tidak punya otak lagi.
β
β
Dian Nafi (Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku)
β
Ibuku menyodori pisau, βPotong jari kakimu. Kelak jika kau jadi ratu, kau tak akan terlalu banyak berjalan. Jadi kau tak membutuhkannya.β Maka kuambil pisau itu dan kugigit bibirku saat aku berusaha memutuskan ibu jari kakiku. Kubuang bagian kecil tubuhku itu ke tempat sampah untuk menjadi santapan anjing. Kini kusadari, Nak, dunia ini memang penuh dengan sepatu kekecilan yang hanya menerima orang-orang termutilasi.
(Perempuan Buta Tanpa Ibu Jari)
β
β
Intan Paramaditha (Sihir Perempuan)
β
Perempuan cantik itu, godaannya bukanlah kepada rupanya yang cantik, tetapi godaan pada statusnya. Pada ketika kamu tahu yang hatinya belum terisi, pada saat itulah godaanya meninggi.
β
β
Bahruddin Bekri (Edisi Patah Hati (Diari Mat Despatch, #4))
β
Seharusnya kamu tidak lagi berpikir bahwa perempuan dan laki-laki itu berbeda. Apa yang bisa dilakukan laki-laki, bisa dilakukan perempuan, begitu juga sebaliknya. Hanya satu yang kami tidak bisa, melahirkan dan menyusui.
Om Vincen
β
β
Dian Purnomo (Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam)
β
Kalau anak laki-laki itu mementingkan diri sendiri, maka itu bukan salah mereka, itu terletak pada pendidikannya, mereka dibuat demikian. Mereka mendapat semuanya, boleh semuanya dan apa yang tidak mereka ambil, itu baik untuk anak-anak perempuan.
β
β
Raden Adjeng Kartini (Brieven Aan Mevrouw R.M. Abendanon-Mandri En Haar Echtgenoot Met Andere Documenten (Dutch Edition))
β
Banyak umat beragama, menurut perempuan bermonolog itu, yang tak menyembah Tuhan, tapi terjebak menyembah nama Tuhan, bahkan tak enggan berperang lantaran saling berebut nama Tuhan. Mereka seperti para pandita di Hutan Dandaka yang memuja sosok pemuda tampan karena terpesona dan memuja namanya: Rama.
β
β
Sujiwo Tejo (Rahvayana 2: Ada yang Tiada)
β
Bulan itu menerangi malam manusia dengan remangnya yang lembut. Ia sangat lembut, namun adakah maknanya bulan tanpa adanya bumi yang mengagumi keindahanya. Jadi bulan itu adalah umpama perempuan dan bumi itu adalah umpama lelaki.
β
β
Bahruddin Bekri (Edisi Patah Hati (Diari Mat Despatch, #4))
β
Waktu itu semua sudah tidak ada yang bisa kuingat. Karena waktu itu kata-kata sudah seakan tidak berarti lagi. Yang ada di memoriku hanyalahwarna pekat. Kucari warna-waran lain , tidak pernah ada. Bahkan putih pun sudah seperti jelaga.
β
β
Lan Fang (Perempuan Kembang Jepun)
β
Mereka bagaikan mata-mata pena yang menari di atas lemabaran kertas yang sama, lembaran kertas hitam. Dan hanya keberuntungan yang bisa membuat kertas itu menjadi abu-abu, karena tidak mungkin membuatnya menjadi putih bersih. Jejak hitam itu tetap ada di jalan hidup mereka. Bagi anak-anak seperti mereka, hidup benar-benar seperti mata dadu di meja judi.
β
β
Lan Fang (Perempuan Kembang Jepun)
β
Aku menulis bukan semata-mata karena aku ingin menjadi penulis. Aku menulis, karena aku ingin menulis. Seperti halnya aku mencintaimu. Memang benar, cita-citaku adalah menjadi suamimu (yang mengecup keningmu, ketika kebetulan aku terbangun lebih dulu). Tapi tidak semata karena itu. Aku mencintimu, karena aku ingin mencintaimu. Seperti itu.
β
β
Lenang Manggala (Perempuan Dalam Hujan)
β
Mencintai perempuan itu artinya juga mesti mencintai gudignya, batuknya, bau apeknya, ilernya, boroknya, dan setiap kekurangannya. Jika mencintai hanya pada bagian yang secara kasat nampak indah, itu cintanya perlu direkonstruksi ulang.
Sama halnya mencintai Indonesia, itu artinya juga mesti mencintai semua penghuninya, termasuk mereka yang koruptor, begenggek, bajingan, jahat dan siapapun yang sebenarnya patut dibenci.
Dengan kata lain, cinta bisa dinamakan cinta jika itu berlangsung dalam skala yang total.
β
β
Usman Arrumy
β
Jika memang hujan itu masalah buatmu, mestinya kau menghadapinya langsung, bukan malah menghindarinya dengan memakai payung. Kau tidak menikmati hidup jika terus lari dari masalah.
β
β
Bernard Batubara (Milana: Perempuan yang Menunggu Senja)
β
Kamu galak sekali waktu itu.β
βKamu gombal sekali waktu itu.β
βBiasanya perempuan suka.β
βAku bukan jenis perempuan biasanya.
β
β
Desi Puspitasari (The Strawberry Surprise)
β
Perempuan itu harta, musti turut lelaki punya mau - Siti F. Yang Ditemui Di Pulau Buru
β
β
Pramoedya Ananta Toer (Perawan Dalam Cengkeraman Militer)
β
Setiap ketegangan dan ketidaksenangan adalah momen yang sengaja diciptakan Tuhan untuk proses penciptaan baru dalam kehidupan. Dan setiap ketegangan selalu mengandung perintah untuk berubah menjadi sadar. Untuk menggapai proses itu, pasti dibutuhkan pengorbanan dan daya kreativitas yang segar dan baru
β
β
Ayu Arman (Kala Perempuan Diuji)
β
Manakah yang besar penderitaan kita dengan penderitaan Nabi Adam? Yang di dalam surga bersenang-senang dengan istrinya, lalu disuruh ke luar. Dan manakah yang susah penderitaan kita dengan penderitaan Nabi Nuh, yang menyeru umat kepada Islam, padahal anaknya sendiri tidak mau mengikuti? Sehingga seketika disuruh Tuhan segala ahli kerabatnya naik perahu, anak itu tidak ikut. Malah ikut karam dengam orang banyak di dalam gulungan banjir. Di hadapan matanya! Dan kemudian datang pula vonis Tuhan bahwa anak itu bukan keluarganya.
Pernahkah kita lihat cobaan serupa yang ditanggung Ibrahim? Disuruh menyembelih anak untuk ujian, ke manakah dia lebih cinta, kepada Tuhannyakah atau kepada anaknya?
Yakub dipisahkan dari Yusufnya.
Yusuf diperdayakan seorang perempuan.
Ayub ditimpa penyakit yang parah.
Daud dan Sulaiman kena bermacam-macam fitnah. Demikian juga Zakaria dan Yahya. Yang memberikan jiwa mereka untuk korban keyakinan. Isa al-Masih pun demikian pula. Muhammad lebih-lebih lagi.
Pernahkah mereka mengeluh?
Tidak, karena mereka yakin bahwa kepercayaan kepada Tuhan menghendaki perjuangan dan keteguhan. Mereka tidak menuntut kemenangan lahir. Sebab mereka menang terus.
Mereka memikul beban seberat itu, menjadi Rasul Allah, memikul perintah Tuhan karena cintakan manusia. Oleh karena itu mereka tempuh kesusahan, pertama membuktikan cinta akan Tuhan, kedua menggembleng batin, ketiga karna rahim yang sayang dan segenap umat.hal. 79
β
β
Hamka
β
Menyikapi tragedi hidup ini memang tidak selalu butuh romantisme, tapi juga perlu ketegasan dan keteguhan meski awalnya penuh isak tangis dan luka yang merintih. Dan di sanalah terselip pembelajaran bagi kita untuk menjadi lebih baik. Karena itu, berterima kasihlah dengan masalah yang pernah menghampiri dalam kehidupan kita dan jangan pernah menyesali apa yang telah kita lewati.
β
β
Ayu Arman (Kala Perempuan Diuji)
β
Seorang laki-laki tak kuasa bertanya mengapa perempuan ada
Siapa itu yang berdiri dalam keanggunan tanpa perlu mengucap apa-apa
Ialah puisi yang merajut cinta dengan bumi dan rahasia
Hingga semua jiwa bergetar saat pulang ke pelukannya
β
β
Dee Lestari
β
Semakin kita menggantungkan hidup kepada orang lain, maka semakin susah kita keluar dari lingkaran kekerasan itu.
Wangi
β
β
Dian Purnomo (Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam)
β
Walaupun saya tidak beruntung sampai kepada ujung jalan itu, walaupun saya akan patah di tengah jalan, saya akan mati dengan bahagia. Jalan sudah terbuka dan saya telah turut merintis jalan yang menuju ke kebebasan dan kemerdekaan perempuan Bumiputera.
β
β
Sulastin Sutrisno (Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya)
β
Membaca Kitab Suci buat saya adalah memasuki labirin. Ada ilusi dari sebuah jalan yang lempang dan lurus dengan sebuah 'pusat' - 'akhir yang tertebak, sementara dalam kenyataannya, labirin adalah lorong-lorong sempit. Kita hanya bisa maju atau mundur. Dinding-dinding masif di kanan kiri. Selalu berbelok dan menikung tak terduga.
... Dalam labirin itu, fakta dan fiksi berkait, dunia berkelindan dengan kata-kata. Dan kata-kata tersebut menyajikan semesta yang gumpil - tak utuh, tak sepenuhnya benar, dan menyembunyikan sesuatu yang kita belum tahu.
Kitab suci, seperti juga labirin, bukanlah sebuah peta - proyeksi dua dimensi dari garis dan kurva yang saling bertaut. Peta, hanya sebuah abstraksi, sekumpulan tanda dan legenda yang tak sanggup menggantikan pengalaman. Sementara itu dalam kitab suci, seperti juga labirin, selalu ada misteri yang tidak menuntut untuk dipecahkan, melainkan dialami. Berkali-kali.
β
β
Avianti Armand (Perempuan Yang Dihapus Namanya)
β
Siapa bilang dunia ini adil? Nyatanya, standar kesucian dan kemurnian hanya berlaku buat perempuan dan tidak berlaku buat laki-laki. Apakah standar ganda moralitas tidak bersikap diskriminatif? Bukankah istilah "perawan" itu tidak kurang diskriminatifnya? Betapa malangnya kita kaum perempuan yang dipaksa mempertaruhkan kehormatan dan harga diri hanya pada sebatas kulit setipis selaput dara.
β
β
Titon Rahmawan
β
Seharusnya, pendidikan bukan semata upaya menransfer materi pelajaran. Lebih dari itu, pendidikan adalah sebuah proses menyalakan pikiran, mematangkan kepribadian.
Kalau pendidikan justru memampatkan kreativitas, mengerdilkan keberanian berekspresi, memustahilkan impian, serta membuat anak-anak menjadi asing pada dirinya sendiri dan lingkungannya, maka, sebaiknya, pendidikan tidak perlu ada.
β
β
Lenang Manggala (Perempuan Dalam Hujan)
β
Karena cita rasa kita terhadap kendahan tidak akan terpuaskan dengan sekali memandang sesuatu yang indah, tapi memerlukan serentetan pandangan yang terus menerus untuk menyaksikan gerakan dari keindahan itu. Kita tidak merasa puas ketika merenungkan karya seni, oleh karena itu kukatakan bahwa seorang perempuan cantik, asalkan kecantikannya tidak terlalu diam, adalah yang paling mendekati ideal keilahian.
β
β
Multatuli (Max Havelaar, or the Coffee Auctions of the Dutch Trading Company)
β
Seorang perempuan bertanya, apa itu cinta?
Sinergi hati dan akal dalam momentum reaksi metapora yang menghasilkan ruang kosong yang terlalu sulit dan terlalu berani untuk disebut sebagai suci atau bersih. Dia hidup dan menjadi wadah yang hadir hanya dengan dirasa, tapi bisa dilihat tak bisa diraba. Karena hidup dia akan mempunyai masa dan menempati ruang untuk bertumbuh, berkembang, dan menunaikan fungsi hidup beserta peserta hidup lainnya, dalam segala dimensi dan formatnya. Deteksi hati dan akali hanya mampu sampai menghampirinya saja. Selebihnya kata tak cukup punya fasilitas untuk menyelesaikan pendeteksian itu. Segala yang memasukinya akan bereaksi menjadi energi, bila berkontraksi akan menjadi vektor yang bergerak sentrifugal ataupun dalam jumlah komposisi yang tak terbatas mapun dalam berbagai formasi lainnya.
β
β
Dian Nafi (Mayasmara (Mayasmara, #1))
β
Apakah ada yang lebih mengagumkan daripada kesabaran dan kesucian seorang perempuan. Ia melahirkan anak, setelah menantikan dan menjaga seperti nyawabnya sendiri selama sembilan bulan. Ia melahirkan ke dunia dengan rasa sakit dan kecemasan yang luar biasa. Setelah itu satu-satunya hal yang ia pikikan hanyalah kesehatan dan kebahagiaan si anak. Dengan hati seluas samudra dan penuh pengampunan, seorang perempuan terus mencintai suami, meskipun jahat, menyia-nyiakan, membenci dan membuatnya menderita.
β
β
C. Rajagopalachari (Kitab Epos Mahabharata)
β
Kau pikir istrimu bodoh? Kau pikir perempuan itu bodoh??
β
β
Annisa Ninggorkasih (Perempuan Dalam Cerita)
β
Menghadapi perempuan itu musti banyak
mendengar, kasih kesempatan mereka bicara panjang.
Karena pada dasarnya perempuan itu minta didengar,
seneng diperhatiin.
β
β
Endik Koeswoyo (Love For Sale)
β
Karismatik seseorang perempuan itu dapat dilihat ketika dia sedang memasak namun ia tetap cantik, ketika bangun tidur dengan mata belo dia tetap cantik.
β
β
@danangme
β
Ada satu pelajaran penting yang dimengerti Dewi dari tragedi itu, bahwa manusia berhak menentukan nasibnya sendiri, tak peduli apakah dia perempuan atau laki-laki.
β
β
Zaky Yamani (Bandar: Keluarga, Darah, dan Dosa yang Diwariskan)
β
Kehidupan perempuan itu sembilan bagian kacau dan satu bagian ajaib, kau akan segera mengetahuinya... dan bagian yang kelihatannya ajaib nyatanya malah yang paling kacau
β
β
George R.R. Martin (A Clash of Kings (A Song of Ice and Fire, #2))
β
Apakah gunanya memaksa orang laki-laki menyisihkan udang sekadarnya, kalau perempuan yang memegang rumah tangga tidak tahu akan harga uang itu?
β
β
Sulastin Sutrisno (Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya)
β
Kurasa Tuhan tidak peduli apakah kita punya anjing atau perempuan pakai celana pendek. Kurasa yang dipedulikanNya adalah apakah orang itu baik atau tidak.
β
β
John Green (An Abundance of Katherines)
β
Ah, itu serdadu manja kalau menang perang sekali saja! Kemenanganku lebih dari padanya. Aku pernah menguasai dia hanya karena aku tidak seperti perempuan-perempuan lain.
β
β
Pramoedya Ananta Toer (Larasati)
β
Tapi aku kira di situlah letak dari kontradiksinya. Perempuan mati - matian merawat tubuh dan wajah agar tampil cantik dan menawan. Biar kulit jadi putih glowing kata mereka. Dan tentu saja, itu mereka lakukan bukan sekedar untuk menyenangkan diri sendiri. Apa lagi kalau bukan untuk memuaskan mata kita laki-laki. Cantik butuh modal katanya. Jadi jangan salahkan perempuan kalau ngomong demikian.
Tapi jangan juga salahkan laki laki, kalau kita coba - coba ambil kesempatan. Sebab ini cara paling gampang untuk membuat perempuan senang; bilang saja mereka cantik! Walau semua tahu, itu cuma pujian semu. Kalau kulit mereka putih, cukup bilang kalau mereka punya kulit idaman para lelaki. Kalau agak gelap kecoklatan, tinggal bilang saja betapa eksotisnya tampilan mereka hahaha... Dan gobloknya, masih banyak wanita yang termakan oleh tipuan buaya serupa itu. Seolah segala nilai dan harga diri mesti dipertaruhkan demi persepsi atau pandangan kita para lelaki atas penampilannya. Padahal ada begitu banyak arti untuk memaknai kecantikan, ada banyak tafsir untuk mengartikan keindahan. Bukankah demikian, Kawan?
β
β
Titon Rahmawan
β
Tidak selalu perlu menunjukkan semua yang kita ketahui. Itu bukan sikap perempuan terhormat. Kedua, orang tak suka kalau ada orang lain yang lebih tahu dari mereka. Itu membuat mereka sebal.
β
β
Harper Lee (To Kill a Mockingbird)
β
HIKAYAT ADAM
Sebab bagiku kau masih serupa ibu yang melahirkanku yang menuntunku berjalan dan mengajariku berlari. Namun mengapa tak juga lepas dahagaku daripadamu? Meski telah kureguk engkau hingga tumpas tandas.
Hingga kempis payudaramu hingga perlahan surut laut dan air matamu. Hingga padam langit dan seluruh jagat raya.
Hingga kalam sang malaikat diam-diam merenggut segenap kejahatan dan dosa-dosaku. Meski kutahu belaka, betapa sia-sia seluruh perjalanan ini.
Bukankah engkau sendiri yang waktu itu menghalangi diriku memakan buah yang ranum dari perbendaharaanmu yang sengaja tak kausembunyikan?
Buah syajarah yang kautanam di taman purbawi. Kebun yang telah berabad jadi rumahku tapi tak pernah sungguh-sungguh aku miliki.
Mengapa kaularang aku memetik khuldi yang kausediakan bagiku di taman itu? Apakah demi menguji kesetiaanku pada dirimu? Sementara kauijinkan sabasani itu tumbuh menjulang tinggi dan berbuah lebat.
Sekalipun engkau masih menerimaku sebagai buah kandung yang engkau lahirkan sendiri dengan kedua tanganmu.
Dan tidaklah aku engkau turunkan dari patuk taring si ular beludak. Ia yang telah membuatku terusir dari rumah. Sepetak tanah yang memang kauperuntukkan bagi diriku sejak mula pertama kauhadirkan aku ke dunia ini.
Sungguhpun harus kuarungi samudra duri ini sekali lagi, sebagai si alif dari golongan yang paling daif. Sebagaimana perempuan penerbit nafsi itu kaucuri dari tulang rusukku saat aku lelap tertidur.
Sepanjang pasrah kasrah telah mengubah rambut di kepalaku menjadi setumpukan uban. Sepanjang kematian demi kematian sengaja kau timpakan di atas kepala anak cucuku. Adakah sempat kaudengar aku berkeluh-kesah?
Meski aku mahfum belaka, ya bila karena semua itu aku tak akan pernah kau perkenankan singgah ke rumahmu lagi. Kecuali kau biarkan aku datang sebagai perempuan lecah, jaharu yang paling hina atau fakir papa yang kelaparan.
Sekalipun telah letih jiwaku meretas sepi, hingga percik lelatu itu menitik sekali lagi dari ujung jarimu. Bukan sebagai yang garib, yang gaib atau yang hatif. Melainkan karena semata-mata semesta cinta.
Cinta yang sekalipun tak akan pernah mengubah diriku menjadi zaim, zahid atau zakiah. Namun sungguh, cuma itu satu-satunya cinta yang berani menentang tajam mata pisau sang mair.
β
β
Titon Rahmawan
β
Kak, sebuah rahasia perempuan yang sepertinya belum diketahui oleh kakak. Seorang perempuan tak akan menuliskan di buku diary pribadinya urusan sembarangan, terlebih lagi itu tetang perasaan. Semua adalah fakta.
β
β
Yoza Fitriadi (PENGAGUM SENJA)
β
Bagi perempuan, komitmen nggak lebih hanya sekadar penjamin rasa aman--iya, supaya kita nggak dimiliki orang lain. Sedang pernikahan adalah pemuas fantasi masa kecil mereka. Pernah dengar seperti apa perempuan bercerita tentang pernikahan impiannya? Gaun putih panjang, pernikahan penuh dekorasi indah dan bunga-bunga. Kita laki-laki hanya pelengkap fantasi sialan itu! Berdiri di sebelah mereka di pelaminan, tak ubahnya seperti backdrop buat mereka!
β
β
Christian Simamora (Marry Now, Sorry Later)
β
kalau jadi Seorang Perempuan itu jangan hanya Mempercantik Wajah dan Penampilan tapi yang terpenting harus Mempercantik Hati Karena Cinta itu datangnya dari Hati, kalau Hati kita Tulus, Baik pasti dengan sendirinya Cinta yang Terbaik akan datang pada kamu. Gak ada yang lebih menyenangkan selain menjadi diri sendiri, kalau kamu mau berubah, Jangan pernah berubah untuk orang lain tapi Berubahlah untuk diri kamu sendiri, pasti kamu akan lebik baik" β farah
β
β
LoveinParisSeason2
β
Orang mencoba membohongi kami, bahwa tidak kawin itu bukan hanya aib, melainkan dosa besar pula. Telah berulang kali itu dikatakan kepada kami. Aduhai! Dengan menghina sekali orang sering kali membicarakan perempuan yang membujang!
β
β
Sulastin Sutrisno (Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya)
β
Bila perempuan sudah berkata tidak, dan hanya tidak, maka susah. Lain bila "tidak" itu masih diikuti kata-kata lagi, masih berbuntut. Maka buntut itu, apa pun bunyinya, adalah sekadar prasyarat, sebuah tantangan yang harus ditundukkan.
β
β
Ahmad Tohari (Ronggeng Dukuh Paruk)
β
Stroberi itu asam. Seperti perempuan Prancis yang suka menggerutu. Muka mereka masam sekali. Jadi, stroberi itu.β Thomas membuat ekspresi seperti orang tercekik karena racun. Mata setengah terpejam, kepala terteleng ke samping, dan melet. βBlaaah ....
β
β
Desi Puspitasari (The Strawberry Surprise)
β
Penjual nasi tim sudah mulai membuka pintunya. Dari dalam, keluar buar harum yang sedap. Orang-orang yang pulang dari Missa pertama seringkali singgah ke situ. Mengherankan, tidak ada seorangpun yang teringat untuk berkhotbah terhadap laki-laki setengah tua itu beserta isteri dan anak menantunya. Siapa tahu mereka akan tertarik dan ikut masuk gereja. Namun orang-orang mungkin akan cemas juga: kalau mereka berbondong-bondong menghadiri Missa boleh jadi tidak akan ada nasi tim kalau mereka pulang. Atau: nasi tim itu terlalu enak, membuat orang lupa melakukan sesuatu yang ingin dilakukannya.
Bagaimanapun, itulah mereka. Dari hari ke hari, sejak puluhan tahun, dengan setia membuka satu per satu papan-papan di muka rumah pada jam enam pagi. Sebuah meja dan sebuah tungku dikeluarkan. Di atasnya terdapat sebuah panci kaleng, setinggi setengah meter, tempat memasak nasi tim itu. Kemudian mangkuk-mangkuk dikeluarkan dan diletakkan di atas meja. Menantu perempuan memasang taplak-taplak meja seperti yang telah dilakukan sejak ia menikah. Anak laki-laki memeriksa apakah tungku itu cukup arangnya. Sedangkan laki-laki setengah tua itu mulai memotong-motongayam rebus dibantu isterinya yang turut memeriksa kalau-kalau ada bumbu-bumbu yang kurang.
Setiap pagi, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun, itulah kerja mereka. Anak laki-laki setelah tamat sekolah, tidak mempunyai tujuan lain kecuali belajar mewarisi keahlian masak ayahnya untuk kemudian menggantikannya setelah dia mati. Orang-orang yang sederhana, yang tidak perlu jauh-jauh dalam mencari bahagia. Mereka sudah lama menemukannya: dalam hati mereka sendiri.
Monik melirik ke arah warung itu, Dilihatnya laki-laki setengah tua itu. Dilihatnya isterinya. Mereka betul. Mereka tidak perlu ke gereja. Tuhan sudah ada dalam hati mereka.
β
β
Marga T.
β
Acapkali, pria tidak melihat kita perempuan dalam kapasitas yang setara. Banyak dari perempuan yang disepelekan, tidak dianggap dan bahkan dipandang sebelah mata. Mereka tidak tahu, bahwa dalam banyak hal perempuan bisa lebih tangkas, lebih cekatan, lebih tanggap dan lebih cerdas dari mereka. Coba kasih mereka tantangan untuk memasak, mencuci, mengasuh anak, menonton sinetron dan menjawab pesan sekaligus. Dianggapnya kita cuma paham urusan domestik. Cuma ngerti urusan dapur dan kasur. Wanita cuma disejajarkan sebagai konco wingking alias pelengkap penderita. Kita dianggap buta politik dan nggak ngerti urusan ekonomi. Mereka yang masih menilai perempuan dengan sudut pandang seperti itu pastilah jenis laki laki yang tidak tahu bagaimana menghargai dan menghormati ibunya.
β
β
Titon Rahmawan
β
Jangan pernah menikah hanya karena kebutuhan atau dipaksa oleh sistem. Menikahlah kau dengan laki-laki yang mampu memberimu ketenangan, cinta, dan kasih. Yakinkan dirimu bahwa kau memang memerlukan laki-laki itu dalam hidupmu. Kalau kau tak yakin, jangan coba-coba mengambil risiko.
β
β
Oka Rusmini
β
Hanya perempuan bodoh yang mau menghabiskan waktu dengan hal-hal yang membuat dirinya mabuk. Tak ada keindahan dalam cinta! Romantisme. Puisi-puisi cinta, tatapan penuh kasih, kesetiaan, itu semua bohong! Aku mabuk pada diri sendiri. Terbenam dalam lautan kesedihan yang paling dalam. Ketika muda, aku adalah perempuan tolol! Yang mau saja dihidangi kidung-kidung cengeng. Membiarkan orang-orang datang dan menikmati kecantikanku. Tubuhku! Merampasnya dengan cara terhormat tanpa aku sadar. Mereka telah mencuri hidupku. Mencuri masa depanku! Kidung-kidung cinta itulah yang membuatku mabuk dan bodoh.
β
β
Oka Rusmini
β
Di hadapan masih tinggi fail-fail yang perlu disemak, butir-butir yang perlu diteliti dan rumusan-rumusan yang perlu dilaksanakan. Dan pegawai tinggi kita asyik dan leka berbincang mengapa seseorang itu tinggi atau rendah dan kurus atau gemuk. Lagi tak elok, kalau asyik bincang perempuan mana yang manis atau tak manis.
β
β
Darma Mohammad (Merinci Ufuk)
β
Cantik menarik sungguh lebih baik daripada kusut, Ann. Ingat-ingat itu. Dan setiap yang buruk tak pernah menarik. Perempuan yang tak dapat merawat kecantikan sendiri, kalau aku lelaki, akan kukatakan pada teman-temanku, jangan kawini perempuan semacam itu, dia tidak bisa apa-apa, merawat kulitnya sendiri pun tak kuasa.
β
β
Pramoedya Ananta Toer (Bumi Manusia)
β
Setiap orang tahu, bahwa pada umumnya gadis Jawa tidak diberitahu mengenai rencana perkawinan yang dibuat para pelindungnya untuknya. Dalam daerah Pasundan boleh jadi betul, bahwa anak perempuan dan anak muda yang bertunangan bisa saling mengenal, melihat, dan bertemu, tetapi tanyakanlah di tempat-tempat lain mana di Jawa hal itu terjadi.
β
β
Sulastin Sutrisno (Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya)
β
Sangat mudah menjadi lelaki-lelaki tanpa perempuan. Mencintai seorang wanita dalam-dalam, lalu wanita itu pergi meninggalkanmu entah ke mana, itu saja.
β
β
Haruki Murakami (Men Without Women)
β
Kamu pintar. That goes without question. Kamu cantik. Itu jelas. Dan karena pada waktunya, saya selalu lihat sepatu kamu di musala perempuan.
β
β
Adhitya Mulya Sabtu Bersama Bapak
β
Rasa asin, kecut penderitaan yang kita alami itu sangat bergantung dari besarnya hati yang menampungnya
β
β
Maman Suherman (Re: dan Perempuan)
β
POHON HAYAT
Demikianlah, ia melekapkan bunga pada malainya, putik pada tangkainya, daun pada rantingnya dan buah-buah berwarna kuning cerah pada setiap cabang dari dahan pohon pengetahuan itu. Sebagaimana ia melekatkan putih yang semenjana pada paras wajah perempuan yang ia ciptakan dari tulang rusukku.
Sedemikian rupa, ia pulaskan secebis rona apel merah pada keluk bibirnya untuk menyenangkan hatiku. Lalu ia gabungkan kilau cahaya Sirius, Canopus dan Arcturus pada bening biji matanya agar aku dapat berkaca di kedalamannya yang hijau lumut.
Dan kemudian, dibuatnya sepasang lengkung alis mata dari iring-iringan semut gajah agar menjadi taman tempat aku bermain-main. Sementara pada gerai rambutnya dibalutkannya hitam yang berombak seperti laut yang di dalamnya aku bisa bersembunyi.
Tapi melampaui semua itu, dibuhulnya rimbun semerbak semak lantana tepat pada pangkal pahanya, yang padanya aku akan jatuh berahi. Dan lalu dipahatnyalah sepasang tempurung pembangkit nafsi yang kenyal mengkal, serupa tatahan sempurna ranum buah mangga pada busung dadanya. Tak lupa ditambahkannya puting anggur kirmizi pada puncak susu perempuan itu, agar nanti ia bisa menjelma sempurna menjadi ibu dari anak-anakku.
Namun aku sengaja tak memberinya nama, sampai semua yang lain selesai aku beri sebutan. Pada yang hijau aku beri nama hujan. Pada yang biru aku beri nama langit. Pada yang kelam aku beri nama malam. Pada yang terang aku beri nama siang.
Demikian pun pada mereka yang mengeriap. Pada mereka yang berjalan dengan empat kaki. Pada mereka yang melata dengan perutnya. Pada mereka yang terbang di langit. Pada mereka yang berenang di dalam air serta pada segala yang berkilauan di angkasa raya. Bahkan pada semua jenis kerikil dan batu-batu, aku menyematkan nama mereka satu persatu.
Begitulah, segala sesuatu memperoleh nama dan sebutannya masing-masing. Supaya kepada setiap nama itu aku dapat memanggil dan di dalam nama itu mereka dapat dikenal. Akan tetapi, khusus bagi perempuan itu (sebab ia adalah satu-satunya yang tercipta dari tulang rusukku) maka aku hendak memberinya nama yang teristimewa. Sebuah nama yang paling indah dari semua nama yang telah aku berikan.
Akan tetapi, aku tak kunjung menemukan nama yang sesuai bagi dirinya. Sampai kemudian, tepat di mana bertemu empat buah sungai, kulihat ia sedang memintal air matanya hanya sepuluh langkah dari pohon pengetahuan itu.
Aku mendapati perempuan itu tengah duduk bersimpuh mengaduk-aduk tanah dan membuat adonan lempung dengan air matanya.
"Apa yang sedang engkau perbuat, wahai Perempuan?" Tanyaku pada dirinya.
"Aku sedang membuat ramuan cinta, untuk membuhul ikatan abadi di antara kita berdua..." demikian ia menjawab pertanyaanku.
Dan pada saat itulah aku mendapatkan sebuah nama yang tepat untuk dirinya. Eva, itulah nama yang kemudian aku berikan padanya. Sebab ia adalah ibu dari semua kehendak alam dalam diriku. Aku persembahkan baginya nama yang paling indah, tepat di muara pertemuan empat buah sungai; Gihon, Pison, Eufrat dan Tigris.
Jadilah ia lelai akar untuk menyempurnakan suratan tangan kami. Ia adalah telur kesunyian di mana aku akan menyemai seribu benih. Semenjak pertama kali aku menatap wajahnya saat aku terjaga dari tidur yang panjang dan mendapati dirinya berbaring telanjang di sebelahku. Aku tahu, ia telah ditakdirkan untuk menjadi pohon kehidupan. Ibu dari semua ibu yang akan melahirkan anak cucu keturunanku.
β
β
Titon Rahmawan
β
Ada kalanya lelaki terkesan oleh perempuan lantaran dia sedang berada di luar lingkungan sehariannya, seperti yang terjadi pada para pekerja pengukur tanah itu. Ada kalanya lelaki tunduk kepada naluri pemberian alam; kecenderungan berpetualang. Ada kalanya pula seorang perempuan memang dibekali kelebihan-kelebihan tertentu sehingga kehidupan memberinya tempat pada wilayah perhatian lawan jenis.
β
β
Ahmad Tohari (Ronggeng Dukuh Paruk)
β
Aku, lelaki KNIL yang sekasar ddan sehebat itu di muka kompiku, aku tidak tahan merasakan penderitaan ditinggal oleh seorang ibu dan seorang adik perempuan. Keduanya kaum yang rapuh, tetapi entah begitu kuasa justru mereka itu karena kerapuhan mereka. Aku teringat Mayoor Verbruggen, yang pernah berantakan mengalami penderitaan kekasih diambil orang lain. Sampai ia jadi bajingan, menurut katanya sendiri. Apakah aku akan menerima balasan karma dan menjadi bajingan juga?
β
β
Y.B. Mangunwijaya (Burung-Burung Manyar)
β
Menundukkan sapi jantan yang binal harus dengan cambuk dan tali yang kuat,' kata Ibu. 'Tetapi bila sapi jantan itu adalah suami, kau takkan dapat menundukkan kecuali dengan cara istimewa. Tetaplah dalam kelemahlembutan istri sejati, itulah caranya. Apabila dengan cara itu kau masih dihinakan, tiba saat bagimu untuk berbuat membela martabatmu sendiri sebagai manusia. Tetapi sepanjang pengalamanku, Yuning, bagaimanapun gagah seorang laki-laki dia akan merunduk di hadapan citra seorang perempuan sejati. Boleh jadi kata-kataku berlebihan, namun cobalah uji kebenarannya.
β
β
Ahmad Tohari (Mata yang Enak Dipandang)
β
Sesunggunyalah, perjuangan para anggota Serikat PEKKA untuk mendapatkan pengakuan sebagai βkepala keluargaβ, itu sendiri sudah merupakan suatu keganjilan tersendiri. Karena, pada dasarnya perjuangan mereka itu adalah upaya βmelawan keganjilanβ dari sistem kemasyarakatan kita selama ini.
β
β
Roem Topatimasang (Melawan Keganjilan: Perjalanan Panjang Serikat perempuan Kepala Keluarga di Indonesia)
β
Apa yang lebih menyedihkan daripada kehidupan kanak-kanak yang sengsara, apa yang lebih sengsara daripada anak-anak yang semuda itu harus menanggung kepahitan hidup?
Dan gadis-gadis terutama sangat susah hidupnya, karena mereka telah berada di tempat dimana alam setiap hari diperkosa. Bukankah itu memperkosa kodrat alam namanya, apabila perempuan harus tinggal dengan damai serumah dengan madunya?
Sungguh, anak bangsa itu sendiri, orang perempuan harus memperdengarkan suaranya! Masih akan dapatkah dengan tenang orang mengatakan "keadaan mereka baik" kalau orang melihat dan mengetahui semuanya, yang telah kami lihat dan kami ketahui itu?
β
β
Sulastin Sutrisno (Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya)
β
Engkau Tak Pernah Pergi
Suatu hari ia menemukanmu dalam lembar kenangan di dalam saku kemeja yang terlipat rapi di almari.
Semestinya kau tak datang lagi setelah bertahun ingatan berusaha menghilang seperti hantu yang menolak untuk dicintai.
Tapi ternyata engkau tak pernah pergi. Dan setelah itu, ia mendapatimu hadir di mana- mana. Sebagai rasa sakit yang bersikeras ingin membuat perhitungan yang tak kunjung selesai.
Seperti pintu amarah yang digedor orang di malam hari hanya untuk mengambil kembali rahasia-rahasia yang dulu pernah di sembunyikannya.
Mengapa engkau tak mau pergi, sebagai orang yang dicintai laut? Bukankah laut itu pula yang dulu menerima semua keluh-kesahmu tanpa pernah bertanya-tanya?
Bukankah ia pula muara sungai yang sama yang mengantarkan dirimu menerjemahkan arti sebenarnya dari kata kebahagiaan?
Tapi engkau tak mau pergi dalam wangi bunga arum dalu yang ingin di ingatnya selalu setiap jelang sore tiba.
Atau sebagai tetes air hujan yang ingin disimpan dan diabadikannya sebagai kenangan di dalam pikiran yang senantiasa resah.
Bukan pula butiran tasbih yang didaraskannya sebagai doa yang tak henti diucapkannya saat matanya terjaga sementara tubuhnya terbuai di dalam mimpi.
Engkau tak pergi sebagai perempuan yang pernah mengisi hatinya dan selamanya akan terus dicintainya, sekalipun puisi-puisi yang dituliskannya atas namamu tak pernah lagi kaubaca.
Sementara ia seperti sengaja membiarkan kebodohannya sebagai ungkapan perasaan cinta. Perasaan yang ia agungkan sebagai anggur penawar lupa, yang sesekali ia minum sebagai satu-satunya pengobat sepi.
Kau tidak pergi sebagai kerinduan yang menghantui perasaan-perasaan yang tidak mampu ia terjemahkan selain sebagai penderitaannya sendiri.
Dan ia masih menyimpan kesedihanmu, sayu tatap matamu, sikap diammu agar tak pernah terusik waktu. Walau engkau terus saja memberinya luka-luka baru, yang entah mengapa tak pernah dapat ia sembuhkan.
β
β
Titon Rahmawan
β
Ia memang telah meninggal, namun semangat patriotiknya tak pernah usang. Tak sulit untuk menemukan Kartini di masa kini, banyak tokoh perempuan yang begitu menginspirasi. Pintar, rupawan, sukses, kaya raya, dermawan dan kharismatik banyak dijumpai di khalayak ramai,β ujarku membuka cerita.
βTapi itu terlalu jauh, banyak yang bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sosok bu Jumiati salah satu diantaranya, guru yang senantiasa berbagi ilmu untuk kita semua. Bidan, artis bahkan mungkin tukang sapu sekolah kita bisa jadi menjadi Kartini masa kini,β pungkasku disambut tepuk tangan bu Jumiati dengan mata sembab.
(Kartini Masa Kini, Dunia Tanpa Huruf R)
β
β
Yoza Fitriadi (Dunia Tanpa Huruf R)
β
β¦. kebanyakan laki-laki menyangka, beristri banyak itu adalah perintah Tuhan. Yang wajib dijalankan dan berdosa jika ditinggalkan. Sehingga, kawinlah dia sesuka hatinya; bukan untuk menuruti perintah Tuhan, tetapi untuk melepaskan hawa nafsunya, yang tak terbatas itu tanpa mengindahkan tujuan dan sebab perkawinan, dan perasaan perempuan.
β
β
Marah Rusli (Memang Jodoh)
β
Bukankah mustahil bagi kita untuk bisa mengerti sepenuhnya apa yang dipikirkan oleh kaum perempuan? Begitulah maksudku. Siapa pun wanita itu. Karena itu, kurasa titik buta itu tidak cuma dialami oleh Pak Kafuku secara khusus atau semacamnya. Andai itu memang titik buta, bisa dikatakan kita semua hidup dengan memikul titik buta yang serupa. Jadi, Pak Kafuku lebih baik jangan menyalahkan diri sendiri seperti itu, kukira.
Takatsuki
β
β
Haruki Murakami (Men Without Women)
β
SUNYI
menjelang tengah malam sehabis gerimis
perempuan itu menelusuri lorong sunyi
angin malam menemaninya di jalanan basah
menyibak nakal rambutnya yang panjang
menebar rasa dingin di sekujur tubuhnya
ah, hanya angin yang menemani sunyinya
ada warna-warni lampu jalan
ada dentuman suara musik terdengar
ada gelak tawa orang di pinggir jalan
ada kepulan asap rokok menghangatkan malam
tetapi dia dipeluk dan diperkosa sunyi
tak kuasa meronta melepaskan diri
tak ada yang tahu suara hatinya
batinnya menangis!
hidup ini tidak adil!
kebenaran dibungkam!
kezaliman meraja-lela!
orang munafik bebas tertawa!
apakah dewi keadilan berselingkuh
dengan bandit jalanan?
apakah dewi cinta berselingkuh
dengan penjahat malam?
jangan-jangan
kebenaran itu hanya impian
keadilan itu hanya utopia
cinta hanya khayalan
dengan mata terpejam dia bertanya
mengapa keadilan selalu ada di jalan sunyi?
(jakarta β 19/12/2015)
β
β
Riri Satria (Jendela, Kumpulan Puisi)
β
Burung tak sempat bertanya
Apakah dirinya merdu
Apa itu yang bernyanyi menembus awan
Dan mengantar hujan
Ia hanya terbang, merajut cinta dengan daun dan musim
Hingga semua telinga terjaga oleh kebenaran suaranya
Kupu-kupu tak dapat bertanya
Apakah dirinya indah
Apa itu yang membentang megah
Menggoda hutan untuk menawan cahaya bintang
Ia hanya hinggap, merajut cinta dengan dengan embun dan bunga
Hingga semua mata terpesona akan kecantikan sayapnya
Bunga tak sanggup bertanya
Apakah dirinya wangi
Apa itu yang meruap, memenuhi udara dan
Melahirkan kehidupan
Ia hanya tumbuh, merajut cinta dengan liur dan madu
Hingga alam raya terselimuti harum dan warna
Yang tak pernah diduganya
Seorang laki-laki tak kuasa bertanya
Mengapa perempuan ada
Siapa itu yang berdiam dalam keanggunan
Tanpa perlu mengucap apa-apa
Ialah puisi yang merajut cinta dengan bumi dan rahasia
Hingga semua jiwa bergetar saat pulang ke pelukannya
β
β
Dee Lestari (Madre: Kumpulan Cerita)
β
Dua tanda mata di pipi kanannya menyiratkan air mata yang tak pernah dititikkannya. Sebab luka itu seperti candu yang membuat niatnya hijrah tak kesampaian.
Sesungguhnya, ia tak ingin pergi kemana mana selain ke surga. Oleh sebab itulah, mengapa ia membuat sebuah tangga menuju ke langit. Yang tak ia ketahui adalah, bahwa sebenarnya tak ada surga di sana.
Lalu, kenapa ia melepas hijab itu hanya untuk memunggungi dunia? Ataukah demi mengingkari masa lalu yang terlanjur gagal memberinya kebahagiaan?
Aku tak pernah tahu siapa nama gadis itu yang sesungguhnya. Ia mungkin saja bernama Lisa, Manda atau pun Maia. Aku hanya mengenalnya sebagai perempuan bermata abu abu muda seperti bulan badar yang berpendar di kegelapan malam.
Tetapi orang orang menyebut dirinya sebagai Arunika, yang dalam bahasa Hindi berarti jingga seperti cahaya terbitnya matahari.
Yang tak aku mengerti, mengapa ia mendudukkan dirinya sendiri dengan cara seperti itu? Membuat pikiran orang lain silau dan mabuk oleh candu yang ia tuangkan ke dalam gelas gelas kosong yang kesepian. Mereka tak lagi mampu melihat kepolosan wajahnya sebagai pantulan cermin yang menyejukkan.
Sebab ia bukanlah Godiva, yang berkuda telanjang keliling kota untuk menemukan kebenaran yang ia cari. Wanita mulia yang menyingkap kebejatan dunia lewat tatapan mata semua orang.
Sebaliknya, ia adalah perwujudan pikiran yang absurd dan carut marut. Ia telah menjadi kontradiksi yang tidak bisa dimengerti. Akan tetapi, ia tidak mewakili siapa pun selain dirinya sendiri. Karena kukira, ia telah mencemooh dunia ini dengan cara yang membuat orang takjub. Dunia yang sepertinya akrab, tapi tak sungguh sungguh kita pahami.
Ia dikenal sebagai Arunika, tetapi di lain kesempatan ia bisa saja menjelma sebagai Lisa, Manda ataupun Maia. Dan sekalipun ia bercadar, kita akan selalu bisa mengenalinya lewat abu abu muda matanya yang berpendar seperti bulan badar di kegelapan malam.
β
β
Titon Rahmawan
β
1967
Di museum kutemukan dahimu penuh kerak timah, meleleh membutakan matamu. Diam-diam kutawarkan tali. Mungkin kau ingin menjerat tubuhku.
βKujajah tubuh belalangmu. Kita bersembunyi di gua, lari dari topeng-topeng yang kita pentaskan. Jangan kaulempar tali! Ayahku akan kehilangan wujud lelakinya. Ibuku memuntahkan ulat yang telah lama dikandungnya.β
Di museum, matamu memecahkan seorang perempuan. Kau terbangun dari kantuk. Kutelan gelap. Kukunyah api. Aku mulai membakar jantung. Mana taliku? Kau ingat di mana telah kutanam impian yang disembunyikan perempuan jalang yang harus kupanggil βtanteβ? Perempuan itu tak lagi memiliki hati. Hidupnya sudah digadaikan untuk orang-orang yang rajin menyapanya di jalanan. Mungkinkah dia ibuku?
βJangan lilit tubuhku dengan tali. Batang tubuhku buas. Tak ada tali mampu mengikatnya. Jangan hidangkan impian. Mari mereguk kata-kata. Kautahu tumpukan huruf pun kuserap. Tumbuhkanlah anak rambutmu. Ayahku diam-diam menanam kebesaran, tapi aku tak memiliki rangka iga. Mari senggama di batu-batu. Mungkin ingin kaukuliti karang tubuhku?β
Kau tampak pandir. Tolol. Uapmu mencairkan satu demi satu bukit yang kusimpan erat di urat tangan. Di museum kau menjadi begitu pengecut. Aku mulai menggantung bayi di ujung rambutmu. Matanya memuntahkan pisau.
Kuperingati hidup dengan seratus tahun sunyi Garcia. Ikan-ikan meluncurkan sperma. Betina-betina memuntahkan gelembung karang. Di museum, kesunyian begitu runcing. Tahun-tahun yang pernah kita pinjam kumasukkan dalam api upacara pengabenan. Pulangkah aku? Siapa yang kucari? Diam-diam Garcia sering mengajakku bersenggama di tajam ombak, di museum, dalam mata, jantung, hati dan keliaranmu. Aku tetap gua kecil yang ditenggelamkan dingin.
Berlayarlah selagi kau masih ingat laut. Jangan catat namaku. Karena ibuku pun membuangku di buih laut. Mencongkel hatiku dengan lokan.
1999
β
β
Oka Rusmini (Pandora)
β
Tuhan, lindungilah keraguan-keraguan kami, sebab Keraguan pun sebentuk doa. Keraguan-lah yang membuat kami bertumbuh dan memaksa kami untuk tak takut melihat sekian banyak jawaban yang tersedia untuk satu pertanyaan. Kabulkanlah doa kamiβ¦
Tuhan, lindungilah keputusan-keputusan kami, sebab membuat Keputusan pun sebentuk doa. Setelah bergulat dengan keraguan, beri kami keberanian untuk memilih antara satu jalan dengan jalan lainnya. Biarlah kiranya pilihan YA tetap YA dan pilihan TIDAK tetap TIDAK. Setelah kami memilih jalan kami, kiranya kami tidak pernah menoleh lagi atau membiarkan jiwa kami digerogoti penyesalan. Kabulkanlah doa kamiβ¦
Tuhan, lindungilah tindakan-tindakan kami, sebab Tindakan pun sebentuk doa. Kiranya makanan kami sehari-hari menjadi buah dari segala yang terbaik dalam diri kami. Kiranya kami bisa berbagi walau sedikit saja dari Kasih yang kami terima, melalui karya dan perbuatan. Kabulkanlah doa kamiβ¦
Tuhan, lindungilah impian-impian kami, sebab Bermimpi pun sebentuk doa. Kiranya usia maupun keadaan-keadaan tidak menghalangi kami untuk tetap mempertahankan nyala api harapan dan kegigihan yang suci itu di dalam hati kami. Kabulkanlah doa kamiβ¦
Tuhan, berikanlah antusiasme kepada kami, sebab Antusiasme pun sebentuk doa. Antusiasme-lah yang memberitahu kami bahwa hasrat-hasrat kami penting dan layak diperjuangkan semaksimal mungkin. Antusiasme-lah yang mengukuhkan kepada kami bahwa segala sesuatu tidaklah mustahil asalkan kami sepenuhnya berkomitmen pada apa yang kami lakukan. Kabulkanlah doa kamiβ¦
Tuhan, lindungilah kami, sebab Hidup ini adalah satu-satunya cara bagi kami untuk mengejawantahkan kuasa keajaibanMu. Kiranya bumi tetap mengolah benih menjadi gandum, kiranya kami bisa tetap mengubah gandum menjadi roti. Dan semua ini hanya dimungkinkan apabila kami memiliki Kasih; karenanya, janganlah kami ditinggalkan seorang diri. Biarlah selalu ada Engkau di sisi kami, dan ada orang-orang lainβlaki-laki dan perempuan-perempuanβyang menyimpan keraguan-keraguan, yang bertindak dan bermimpi dan merasakan antusiasme, yang menjalani setiap hari dengan sepenuhnya membaktikannya kepada kemuliaanMu. Amin.
β
β
Paulo Coelho (Like the Flowing River)
β
Mama tak meneruskan ceritanya. Kisahnya seakan jadi peringatan terhadap hari depanku, Mas. Dunia menjadi semakin senyap. Yang kedengaran hanya nafas kami berdua. Sekiranya Mama tidak bertindak begitu keras terhadap Papa, begitu berkali-kali diceritakan oleh Mama, tak tahu aku apa yang akan terjadi atas diriku. Mungkin jauh, jauh lebih buruk daripada yanag dapat kusangkakan.
"Tadinya terpikir olehku untuk membawanya ke rumah sakit jiwa. Ragu, Ann. Pendapat orang tentang kau Ann, bagaimana nanti? Kalau ayahmu ternyata memang gila dan oleh Hukum ditaruh onder curateele (di bawah pengampunan)? Seluruh perusahaan, kekayaan dan keluarga akan diatur seorang curator yang ditunjuk oleh Hukum. Mamamu, hanya perempuan Pribumi, akan tidak mempunyai sesuatu hak atas semua, juga tidak dapat berbuat sesuatu untuk anakku sendiri, kau, Ann. Percuma saja akan jadinya kita berdua membanting tulang tanpa hari libur ini. Percuma aku telah lahirkan kau, karena Hukum tidak mengakui keibuanku, hanya karena aku Pribumi dan tidak kawin secara syah. Kau mengerti?"
"Mama!" Bisikku. Tak pernah kuduga begitu banyak kesulitan yang dihadapinya.
"Bahkan ijin kawinmu pun akan bukan dari aku datangnya, tapi dari curator itu, bukan sanak bukan semenda. Dengan membawa Papamu ke rumah sakit jiwa, dengan campur tangan pengadilan, umum akan tahu keadaan Papamu, umum akan ... kau, Ann, nasibmu nanti, Ann. Tidak!"
"Mengapa justru aku, Ma?"
"Kau tidak mengerti? Bagaimana kalau kau dikenal umum sebagai anak orang sinting? Bagaimana akan tingkahmu dan tingkahku di hadapan mereka?"
Aku sembunyikan kepalaku di bawah ketiaknya, seperti anak ayam. Tiada pernah aku sangka keadaanku bisa menjadi seburuk dan senista itu.
"Ayahmu bukan dari keturunannya menjadi begitu," kata Mama meyakinkan. "Dia menjadi begitu karena kecelakaan. Hanya orang mungkin akan menyamakan saja, dan kau bisa dianggap punya benih seperti itu juga." Aku menjadi kecut. "Itu sebabnya dia kubiarkan. Aku tahu dimana dia selama ini bersarang. Cukuplah asal tidak diketahui umum."
Lambat-lambat persoalan pribadiku terdesak oleh belas kasihanku pada Papa.
"Biarlah, Ma, biar kuurus Papa."
"Dia tidak kenal kau."
"Tapi dia Papaku, Ma."
"Stt. Belas kasihan hanya untuk yang tahu. Kaulah yang lebih memerlukannya, anak orang semacam dia. Ann, kau sudah mengerti, dia sudah berhenti sebagai manusia. Makin dekat kau dengannya, makin terancam hidupmu oleh kerusakan. Dia telah menjadi hewan yang tak tahu lagi baik daripada buruk. Tidak lagi bisa berjasa pada sesamanya. Sudah, jangan tanyakan lagi.
β
β
Pramoedya Ananta Toer (Bumi Manusia)
β
Gejala Awal Hingga Lanjut Penyakit HIV AIDS Pada Wanita HIV merupakan penyakit menakutkan ini masih salah satu penyebab utama kematian di antara laki-laki dan perempuan dan berkembang dan negara maju. Virus HIV mungkin ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui darah, alat kelamin, cairan ASI yang terinfeksi dan darah, sperma pria yang terinfeksi. Penularan virus ini dapat terjadi selama transfusi darah, hubungan seks tanpa alat pengaman atau dapat ditularkan melalui jarum suntik. selama kehamilan dan menyusui, seorangg wanita yang terinfeksi kemungkinan akan menularkan virus ke anak.
Gejala Awal Hingga Lanjut Penyakit HIV AIDS Pada Wanita
AIDS merupakan tahap akhir penyakit infeksi yang disebabkan oleh HIV yang dapat infeksi pada sistem organ tubuh termasuk otak sehingga menyebabkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Gejala HIV AIDS tidak begitu saja langsung timbul. berikut kita akan jelaskan berbagai macam obat hiv yang bisa diperoleh dari tanaman-tanaman sekitar kita. selain itu obat hiv ini juga alami dan tanpa efek samping.
Gejala Awal Hingga Lanjut Penyakit HIV AIDS Pada Wanita Pemerintah kita memang sejak tahun 2005 sudah menyediakan obat HIV yang disubsidi penuh (cuma-cuma). Ini sejalan dengan anjuran WHO agar orang dengan HIV yang memerlukan obat ini dapat menggunakannya dengan mudah. Semula obat HIV yang digunakan di Indonesia merupakan obat impor, tetapi sejak tahun 2004 telah diproduksi sendiri oleh perusahaan pemerintah Kimia Farma. Manfaat obat HIV yang dikenal sebagai obat antiretroviral (ARV) cukup banyak. Obat ini jika digunakan secara teratur akan dapat menurunkan angka kematian, mengurangi keperluan penderita dirawat di rumah sakit, memulihkan kekebalan tubuh yang rendah, menekan berkembangbiaknya HIV, dan tak kalah pentingnya mengurangi risiko penularan.
PENGERTIAN HIV
HIV adalah kependekan dari Human Immunodeficiency Virus.Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh. Virus ini melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi dan penyakit. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak akan berubah menjadi AIDS. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
SEBERAPA CEPAT HIV BISA BERKEMBANG MENJADI AIDS
Gejala Awal Hingga Lanjut Penyakit HIV AIDS Pada Wanita Lamanya dapat bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain. Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun, kadang-kadang bahkan lebih lama. Terapi antiretroviral dan Pengobatan Herbal dapat memperlambat perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam tubuh yang terinfeksi.Belum ada obat untuk menyembuhkan infeksi HIV, tapi ada pengobatan yang bisa memperlambat perkembangan penyakit. Perawatan ini bisa membuat orang yang terinfeksi untuk hidup lebih lama dan bisa menjalani pola hidup sehat. Ada berbagai macam jenis obat yang dikombinasikan untuk mengendalikan virus.
Obat-obatan Darurat Awal HIV
Jika merasa atau mencurigai baru saja terkena virus dalam rentan waktu 3Γ24 jam, obat anti HIV bisa mencegah terjadinya infeksi. Obat ini bernama post-exposure prophylaxis (PEP) atau di Indonesia dikenal sebagai profilaksis pasca pajanan. Profilaksis adalah prosedur kesehatan yang bertujuan mencegah daripada mengobati.
β
β
Kenali Ciri HIV dan AIDS Pada Wanita Berikut Ini
β
Itulah yang disebut misogini
yang menurut psikoanalisa sangat dalam akarnya:
kalau disebut wanita itu makhluk lemah lalu harus dilindungi, itu tidak benar dua-duanya
Lemah? Ia lebih bertahan di hari tua dan sebagai balita
dilindungi? Lebih tepatnya dieksploitasi yang penting harus dikekang kebebasannya.
Jelas lagi dia punya dua kelebihan ialah
dapat melahirkan anak, dan setiap saat
tidak menunggu ereksi, siap bersenggama
itu sangat dicemburui pria lalu apa ulahnya?
β
β
Toeti Heraty (Calon arang: Kisah perempuan korban patriarki : prosa lirik)
β
... untuk pria dan perempuan berbeda, kata orang Perancis 'hiduplah perbedaannya' dan satu hal tentang, obyek tentang yang namanya tubuh ini, terkait erat dengan rasa malu, diawali dengan daerah kemaluan yang sejak Adam dan Hawa, karena dosa dan asal lalu ditutupi. Mengapa? Karena seakan-akan punya kehendak sendiri, tapi itu hanya pada pria, adanya ereksi yang tak terkendali, jadi menyalahi kehendak kesadaran, yang menjadi ciri hewan unggulan akhirnya, yang membuat manusia mirip hewan, nafsu tak terkendali. Kemudian semakin berbulu semakin hewani: memang tubuh itu memalukan dan untuk kendala birahi, dipakailah busana yang manfaatnya ganda: menutupi malu, melindungi tubuh, memperindah dan memperelok dengan maksud meningkatkan daya tarik.
β
β
Toeti Heraty (Calon arang: Kisah perempuan korban patriarki : prosa lirik)
β
Kupikir sendiri itu niscaya. Aku memang selalu iri pada orang yang berdua. Lebih iri lagi pada orang yang mendua, karena kurasa, aku telah bersetia pada orang yang salah. Mereka bisa berdua, bahkan mendua. Sedangkan perempuan, ia diciptakan untuk bersetia sampai mampus.
β
β
Ayu Welirang (Rumah Kremasi: Kumpulan Cerita Pendek)
β
Bukan mencari seseorang perempuan yang cantik bahkan sangat cantik karena ada masa kalanya nanti dibuat jelek karena memiliki rautan wajah.
Namun mencari perempuan yang ideal seperti bisa masak, bisa mencuci manual, selalu bersemangat, sayang dan cinta kepada kita dan keluarga, itu pastinya dia cantik, tak perlu diragukan lagi
β
β
@danangme
β
Mas pernah bilang, bagi Mas, saya itu perhiasan dunia akhirat. Kenapa bisa bilang begitu?β
βKamu cantik. Itu jelas. Dan karena pada waktunya, saya selalu lihat sepatu kamu di Mushola Perempuan
β
β
Adhitya Mulya (Sabtu Bersama Bapak)
β
Kenapa sih perempuan suka banget ngajak nikah? Dipikirnya nikah itu enak? Happily ever after?
β
β
Nureesh Vhalega (Take Me for Granted)
β
Fatamorgana bagi Abe adalah melakukan banyak kegiatan untuk melupakan seseorang, sementara ia menyadari bahwa di ujung hari ia akan kembali dikepung kerinduan. Seseorang bisa saja pergi sejauh mungkin sampai ke ujung dunia, namun itu tidak membuatnya lepas dari pikirannya sendiri. Lebih menyiksa lagi karena ketika sendiri, Abe tidak menemukan dirinya, tapi orang lain. Perempuan yang tidak mau dilupakan.
β
β
Nailal Fahmi (Jalan Panjang yang Berangin)
β
1.
Bila kau kira aku hanyalah kembang telang penggoda, alih-alih karena rupaku yang menyerupai farji perempuan, maka engkau adalah sapi yang dibawa orang ke tempat penjagalan. Sebab tidaklah pantas sebuah kehormatan dipertaruhkan untuk pikiran pikiran kotor yang tersembunyi dan hasrat rendah yang tidak kita kenali.
Ingatlah selalu, aku bukanlah candu pemuas nafsumu. Aku bukanlah tanaman yang merambat di pagar untuk menarik perhatianmu. Bukan pula ranting pohon yang masuk pekarangan rumah orang untuk dipatahkan. Karena aku tidak pernah menunggu untuk menyatakan pikiran dan perasaanku. Tidak seperti dirimu, aku bukanlah merpati pemalu atau kupu-kupu biru biasa, wahai engkau kumbang tahi yang tak tahu diri.
Sebab ungu warna kembangku bukanlah warna janda, melainkan purpura violeta yang bermakna anggun, loyal dan mulia. Jiwaku yang sesungguhnya adalah representasi kekuatan energi, ambisi, kekayaan dan kemewahan. Aku adalah perwujudan perasaan romantis, kegembiraan, kebahagiaan dan sekaligus nostalgia, kecintaan akan masa lalu.
Sebagaimana adanya diriku yang kontradiktif, para pemujaku melihat kecantikanku nyaris sempurna belaka. Walau bagimu, aku hanyalah serupa pantulan bayangan di cermin yangΒ menghadirkan misteri, angan-angan, khayalan, imajinasi, dan barangkali juga mimpi.
Sekiranya malaiku berpadu dengan semburat kekuningan dari seludang milikmu, maka itu tidaklah menyiratkan penaklukan, kepatuhan atau apapun jua selain hanyalah simbol kefanaan semata. Sebab aku tidaklah diciptakan untuk menjatuhkan harga dirimu atau meruntuhkan imanmu, melainkan menjadi sumber kebahagiaanmu.
Pada hijau pupus tangkai bungaku aku gantungkan seluruh pesona yang akan menjadikan diriku berharga di matamu atau di hadapan para pengagumku. Sekalipun di antara para seteruku mereka menganggap diriku hanyalah kembang jalanan yang tiada indah berseri, layaknya najis celaka yang patut dibuang tanpa mesti bertanya mengapa.
Akan tetapi, aku tak hendak bersimpati pada pikiran yang tak mungkin engkau pahami. Sebab bukanlah pada hasratku akan keindahan aku bertahan, melainkan hanya pada sifat kebaikan alami yang akan menjadikan diriku berharga. Sebagaimana aku menjadikan diriku sendiri berarti.
β
β
Titon Rahmawan
β
Dan kalau kau mau tahu tentang Amaya, dia adalah seorang kakak yang penyayang, itulah perempuan Indonesia itu, seorang kakak yang sangat penyayang pada adiknya. Kuharap aku punya kakak seperti itu.
β
β
Andrea Hirata (Brianna dan Bottomwise)
β
Cinta Dari Rutinitas Sehari Hari
II. Tentu saja, kita tak sempat bercengkerama karena aku harus segera berangkat kerja dan membiarkan sisanya tenggelam dalam kesibukan memintal kesendirian. Menunggu jarum jam bergerak malas dari delapan ke angka sembilan.
Mungkin saat itu kau akan sedikit mencintaiku kurang dari bagaimana aku mencintaimu. Berharap sisa perjalanan akan menjadi sebuah perayaan kerinduan. Tanpa pernah merasa bosan, jenuh atau apapun itu. Hanya pada saat waktu bergerak memanjang ke pukul sepuluh siang, kau akan tertidur sejenak tanpa memikirkanku. Tanpa mimpi tentangku atau tanpa perasaan apa pun yang mengingatkanmu pada diriku.
Dengkurmu akan cukup keras untuk membuat tetangga sebelah rumah menjadi tuli dan memaksa mereka melupakan mimpi-mimpi yang menakutkan atau tidak menyenangkan.
Tetapi ketika waktu perlahan bergulir ke angka sebelas, cukuplah dirimu beristirahat dari segala macam kepenatan yang akan dengan segera membuatmu lupa pada diri sendiri.
Merintang panas, memangkas daun-daun aglaonema kering di teras. Menyiapkan makan siang dan menikmatinya sendiri saja tanpa mengingat siapa yang pernah kaucintai atau diam-diam mencintaimu. Tapi kau akan dengan mudah jatuh cinta lagi pada dirimu sendiri pada jam dua belas. Tanpa harus bersusah-payah meyakinkan bukan siapa-siapa bahwa penantianmu tak akan pernah sia-sia.
Setelah puas menyemaikan daun-daun sirih belanda kesayanganmu pada pukul satu. Kau bongkar semua ingatan dari satu pot dan memindahkannya ke dalam pot yang lain tanpa pernah merasa jemu. Tahu-tahu waktu mengetuk pintu keras keras mengabarkan sore tiba pada jam tiga. Dan kerinduan akan datang lagi berhamburan sebagai orang orang yang pernah pergi. Mereka yang sekejap singgah entah kemana, namun pada akhirnya akan kembali pulang ke rumah.
Itulah waktu untuk berbenah, membuang semua sampah dan kekotoran. Memandikan kecemasan dan mengelupas kekhawatiran dari daster lusuh yang kau kenakan, lalu menyulapnya menjadi sedikit pesta kegembiraan; Mencuci sendok dan garpu melipat kertas tisu, mengelap piring dan gelas, mengeluarkan semua isi kulkas lalu menatanya rapi di atas meja tanpa alas.
Kau isi setiap gelas dengan perasaan cinta yang meluap luap. Membagikan hati, perasaan dan pikiranmu di atas piring yang terbuka buat makan malam kita berdua. Sejenak mengabaikan rasa letih demi mendambakan sedikit ciuman yang akan mendarat di pipi atau keningmu dan barbagi pelukan hangat yang akan mengantarmu ke peraduan.
Lalu setelah itu, kita akan melupakan semua ritual yang mesti kita ulang setiap hari dari permulaan lagi. Meskipun sesungguhnya kita tidak pernah tahu dari mana garis start keberangkatannya dan di mana ia akan berakhir. Karena semua mimpi akan berubah menjadi taman bunga yang memekarkan lagi warna- warni kelopak cintanya di malam hari. Dan seribu kunang kunang akan menyinari rumah yang telah kita tinggali lebih dari sepuluh tahun ini.
Kebahagiaanmu sesungguhnya tak pernah beranjak jauh-jauh dari rumah. Setiap hari selalu memberi warna abu abu muda yang sama. Kecuali pada saat di mana aku datang membawa segepok keberuntungan di akhir bulan. Itu barangkali adalah hari paling berwarna yang kau tunggu-tunggu.
Tapi meskipun begitu, aku selamanya mencintaimu. Sebagaimana aku mencintaimu seperti hari yang sudah-sudah tanpa pernah berubah. Kau tetap akan jadi perempuan dalam hidupku satu satunya. Dan kukira engkau pun merasa demikian selamanya. Waktu boleh datang dan pergi sesukanya. Tapi ada kalanya kerinduan mesti kita simpan rapi dalam lemari menunggu saat yang tepat untuk dikenakan lagi.
Dan cinta mesti mengisi lagi baterenya, terutama pada saat-saat yang paling menjemukan.Tentu saja, kita hanya perlu sedikit mempersoleknya agar ia tetap senantiasa wangi, bersih dan segar saat kita nanti membutuhkan lagi kehadirannya.
β
β
Titon Rahmawan
β
Kau memang tidak mengganggu siapapun, tetapi mulutmu selalu bungkam. Katanya kau pernah mengalami trauma hebat. Sejak itu kau mulai melupakan wajah. Kau lupa siapa-siapa saja tetanggamu bahkan ketika mereka berpapasan denganmu di pasar. Orang-orang pun mulai malas menyapamu, tak ingin tertular kesedihanmu.
β
β
Intan Paramaditha (Sihir Perempuan)
β
Pertempuran pasti akan berlangsung sengit: para pejuang tidak hanya harus mengatasi lawan-lawan mereka, tetapi juga ketidakpedulian rekan sebangsanya sendiri yang untuk mereka jugalah pejuang-pejuang itu mengangkat senjata. Dan, ketika pertempuran untuk emansipasi pria sedang berangsung, maka para perempuan pun akan bangkit
β
β
Kartini (Letters of a Javanese princess (The Norton Library, N 207))
β
Semua perempuan itu pelacur, sebab seorang istri baik-baik pun menjual kemaluannya demi mas kawin dan uang belanja, atau cinta jika itu ada,
β
β
Eka Kurniawan (Beauty Is a Wound)
β
AKU mencoba menatap mata lelaki itu dengan perasaan berkecamuk. Dendam mengiris-ngiris aliran darahku. Kebencian terus muncrat dari lahar otakku. Baluran kemarahan membuat jantungku tidak bisa berdetak secara normal. Tersengal-sengal. Berhadapan dengan lelaki di depanku ini membuat aku merasa hidupku tidak berarti. Masih bisakah hubungan kami, hubungan anak-bapak terjalin lagi? Normal seperti lazimnya hubungan bapak-anak?
Kerutan-kerutan di wajahku kurasakan makin getir dan tajam. Lelaki di depanku terasa asing dan membuat jantung keperempuananku berhenti berdetak. Adakah hubungan lelaki-perempuan yang membuat perempuan bahagia? Adakah kebahagiaan yang diimpikan perempuan dari hubungan lelaki-perempuan.
β
β
Oka Rusmini (Akar Pule)