β
Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkan ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang?
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring dan bukan digiring.(Spasi)
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
YANG FANA ADALAH WAKTU
Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
βTapi, yang fana adalah waktu, bukan?β
tanyamu.
Kita abadi.
Perahu Kertas,
Kumpulan Sajak,
1982
β
β
Sapardi Djoko Damono (Perahu Kertas)
β
Kita tidak bisa menyamakan kopi dengan air tebu. Sesempurna apa pun kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua. Karena satu menggenapkan, tapi dua melenyapkan. Mencari Herman
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda?
Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya. Filosofi Kopi
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Ada dunia di sekelilingmu. Ada aku di sampingmu. Namun, kamu mendamba rasa sendiri itu.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku igin seiring dan bukan digiring.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Hidup akan mengikis apa saja yang memilih diam, memaksa kita untuk mengikuti arus agungnya yang jujur tetapi penuh rahasia. Kamu, tidak terkecuali.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Kendati batas antara kebebasan dan ketidakpedulian terkadang saru
β
β
Dee Lestari (Madre: Kumpulan Cerita)
β
Jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Buat apa ia pelihara luka hati yang cuma bikin matanya berair?
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Cinta yang sudah dipilih sebaiknya diikuti di setiap langkah kaki, merekatkan jemari, dan berjalanlah kalian bergandengan... karena cinta adalah mengalami
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Dan aku bertanya: apakah yang sanggup mengubah gumpal luka menjadi intan
Yang membekukan air mata menjadi kristal garam?
Sahabatku menjawab: Waktu
Hanya waktu yang mampu
β
β
Dee Lestari (Madre: Kumpulan Cerita)
β
Cuaca demi cuaca melalui kami, dan kebenaran akan semakin dipojokkan. Sampai akhirnya nanti, badai meletus dan menyisakan kejujuran yang bersinar. Entah menghangatkan, atau menghanguskan.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Kalau bebas sudah jadi keharusan, sebetulnya bukan bebas lagi, ya?" cetus Mei kalem
β
β
Dee Lestari (Madre: Kumpulan Cerita)
β
Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
terkadang keadaan membuat cinta terasa amat menyakitkan, akan tetapi kesejatian cinta tidak akan pernah berakhir manakala pengorbanan cinta itulah yang menjadi pemeran utamanya. cinta tidak akan pernah salah. cinta tidak mengenal batas. untuk cinta yang bertepuk sebelah tangan sekalipun.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Langit begitu hitam sampai batasnya dengan Bumi hilang. Akibatnya, bintang dan lampu kota bersatu, seolah-olah berada di satu bidang. Indah, kan?
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Dalam diammu, aku mendengar banyak suara,. Diammu berkata-kata
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Itulah cinta.Itulah Tuhan.Pengalaman bukan penjelasan.Perjalanan bukan tujuan. Pertanyaan yg sungguh tidak berjodoh dgn segala jawaban.
β
β
Dee Lestari (Madre: Kumpulan Cerita)
β
... karena cinta adala mengalami
membuka diri tidak sama dengan menyerahkan
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Keheningan mengapungkan kenangan, mengembalikan cinta yang hilang, menerbangkan amarah, mengulang manis keberhasilan dan indah kegagalan. Hening menjadi cermin yang membuat kita berkaca-suka atau tidak pada hasilnya.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Ang Pilipino sabi ni Trono kay Giselle, at sa kumpulan ng mga kinkilig na kababaihan, ay pinaghalo-halong dugo. Sumasamba ng sabay-sabay kay Buddha at kay Kristo at sa mga anting-anting at Feng Shui. Sa dami ng nagsasabi sa kanya kung ano siya, nakalimutan na niya kung sino siya.
β
β
Ricky Lee (Si Amapola sa 65 na Kabanata)
β
Di tengah gurun yang tertebak, jadilah salju abadi. Embun pagi tak akan kalahkan dinginmu, angin malam akan menggigil ketika melewatimu, oase akan jengah, dan kaktus terperangah. Semua butir pasir akan tahu jika kau pergi, atau sekadar bergerak dua inci.
Dan setiap senti gurun akan terinspirasi karena kau berani beku dalam neraka, kau berani putih meski sendiri, karena kau⦠berbeda.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua. karena satu menggenapkan tapi, 2 melenyakan
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Hidup telah menunjukkan dengan caranya sendiri bahwa aku senantiasa dipandu. Tak perlu tahu ke mana ini semua berakhir. ...
β
β
Dee Lestari (Madre: Kumpulan Cerita)
β
Anggap aja kamu ikan lele. Bisa berkembang biak di septic tank. Dia hidup bahagia di tempat sampahnya.
β
β
Dee Lestari (Madre: Kumpulan Cerita)
β
Bagai pasir di tanah itu, aku tak harus jadi penting
β
β
Seno Gumira Ajidarma (Atas nama malam: Kumpulan cerita pendek)
β
Dia, yang tidak pernah kamu mengerti. Dia, racun yang membunuhmu perlahan. Dia, yang kamu reka dan kamu cipta. Sebelah darimu menginginkan agar dia datang, membencimu hingga muak dia mendekati gila, menertawakan segala kebodohannya, kehilafan untuk sampai jatuh hati kepadamu, menyesalkan magis yang hadir naluriah setiap kalian berjumpa. Akan kamu kirimkan lagi tiket bioskop, bon restoran, semua tulisannya --dari mulai nota sebaris sampai doa berbait-bait. Dan beceklah pipi-nya karena geli, karena asap dan abu dari benda-benda yang dia hanguskan--bukti bahwa kalian pernah saling tergila-gila--beterbangan masuk ke matanya. Semoga dia pergi dan tak pernah menoleh lagi. Hidupmu, hidupnya, pasti akan lebih mudah.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?
Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Kalau saja hidup tidak berevolusi, kalau saja sebuah momen dapat selamanya menjadi fosil tanpa terganggu, kalau saja kekuatan kosmik mampu stagnan di satu titik, maka...tanpa ragu kamu akan memilih satu detik bersamanya untuk diabadikan. Cukup satu.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Barangkali takkan bisa kumiliki hatimu
Barangkali mungkin hanya dalam mimpi saja
Namun segala yang lahir dari puisi
Adalah cinta
β
β
Baha Zain (Kumpulan Puisi Terpilih Baha Zain)
β
Adakah yang lebih mengerikan dari setan yang berkata benar?
-Si Manis dan Lelaki Ketujuh-
β
β
Intan Paramaditha (Kumpulan Budak Setan)
β
Namun itu berarti bahwa telah tumbuhlah benih-benih pengakuan, bahwa yang benar-benar penting dalam sejarah justru adalah hidup sehari-hari, yang normal yang biasa, dan bukan pertama-tama kehidupan serba luar biasa dari kaum ekstravagan serba mewah tapi kosong konsumtif. Dengan kata lain, kita mulai belajar, bahwa tokoh sejarah dan pahlawan sejati harus kita temukan kembali di antara kaum rakyat biasa yang sehari-hari, yang barangkali kecil dalam harta maupun kuasa, namun besar dalam kesetiaannya demi kehidupan.
β
β
Y.B. Mangunwijaya (Impian dari Yogyakarta: Kumpulan Esai Masalah Pendidikan)
β
Semakin banyak yang kuketahui tentang dirinya, semakin ia tak menarik lagi.
Hubungan kita bisa panjang, karena aku tak tahu seluruhnya tentang dirimu.
β
β
Linda Christanty (Rahasia Selma: Kumpulan Cerita)
β
Akan tetapi, yang benar-benar membuat tempat ini istimewa adalah pengalaman ngopi-ngopi yang diciptakan Ben. Dia tidak sekadar meramu, mengecap rasa, tapi juga merenungkan kopi yang dia buat. Ben menarik arti, membuat analogi, hingga terciptalah satu filosofi untuk setiap jenis ramuan kopi. Filosofi Kopi
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Senja melarutkanku di batas waktu
Ketika ada dan tiada sejenak menyatu
Ada yang beringsut menjauh
Ada yang perlahan merengkuh
Bayanganku mengais sisa terang
Sebelum terkubur malam panjang
β
β
Sam Haidy (Nocturnal Journal (Kumpulan Sajak yang Terserak, 2004-2014))
β
Memang sulit menulis puisi. Dan untuk apa mempersulit diri sendiri.
β
β
Danarto (Berhala: Kumpulan Cerita Pendek)
β
penawar
daripada
segala penawar
hanya hidayah
dan makrifat-Mu
menjadi penyembuh
kepada sekalian
penyakit
denyut zikrullah
berdetaklah di pembuluh
jantung hatiku.
(Jantung Hati)
β
β
Rahimidin Zahari (Kumpulan Puisi: Sehelai Daun Kenangan)
β
Keris dan tombak itu budaya agraris, sedangkan pistol itu budaya industrial. Dengan keris dan tombak orang mesti kenal dengan terbunuh, sedangkan dengan pistol orang dapat membunuh dari kejauhan.
β
β
Kuntowijoyo (Pelajaran Pertama bagi Calon Politisi: Kumpulan Cerpen Kompas)
β
Kenali kekuatan waktu, dalami pengetahuan hati, selami kekalnya doa..
β
β
Dee Lestari (Madre: Kumpulan Cerita)
β
Bertambahnya usia bukan berarti kita paham segalanya.
β
β
Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
β
Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Aku bercerita kepada malam
Karena hanya ia yang sudi menadah keluh kesah
Para pecinta yang menderita
β
β
Sam Haidy (Nocturnal Journal (Kumpulan Sajak yang Terserak, 2004-2014))
β
Ketika seseorang memutuskan untuk menikah, pada saat itulah ia memulai suatu perjalanan yang panjang, asing dan penuh tantangan. Dan kita harus sangat yakin bahwa kawan perjalanan kita itu adalah orang yang tepat dan bisa bekerja sama ketika meniti...
β
β
Leila S. Chudori (Malam Terakhir: Kumpulan Cerpen)
β
Aku sudah diperalat oleh seseorang yang merasa punya segala-galanya, menjebakku dalam tantangan bodoh yang cuma jadi pemuas egonya saja, dan aku sendiri terperangkap dalam kesempurnaan palsu, artifisial! serunya gemas, "Aku malu kepada diriku sendiri, kepada semua orang yang sudah kujejali dengan kegomalan Ben's Perfecto."
Gombal? Aku positif tidak mengerti.
"Dan kamu tahu apa kehebatan kopi tiwus itu?" katanya dengan tatapan kosong, "Pak Seno bilang, kopi itu mampu menghasilkan reaksi macam-macam. Dan dia benar. Kopi tiwus telah membuatku sadar, bahwa aku ini barista terburuk. Bukan cuma sok tahu, mencoba membuat filosofi dari kopi lalu memperdagangkannya, tapi yang paling parah, aku sudah merasa membuat kopi paling sempurna di dunia. Bodoh! Bodoooh!" Filosofi Kopi
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Akan tetapi, hidup ini cair. Semesta ini bergerak. Realitas berubah. Seluruh simpul dari kesadaran kita berkembang mekar. Hidup akan mengikis apa saja yang memilih diam, memaksa kita untuk mengikuti arus agungnya yang jujur tetapi penuh rahasia. Kamu, tidak terkecuali.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Dalam raga ada hati, dan dalam hati ada ruang tak bernama. Di tanganmu tergenggam kunci pintunya.
Ruang itu mungil, isinya lebih halus dari serat sutra. Berkata-kata dengan bahasa yang hanya dipahami oleh nurani.
Begitu lemahnya ia berbisik, sampai kadang-kadang engkau tak terusik. Hanya kehadirannya yang terus terasa, dan bila ada apa-apa dengannya, duniamu runtuh bagai pelangi meluruh usai gerimis.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
kita hendak bekerja atas dasar kemerdekaan jiwa orang, atas dasar kerakyatan, atas dasar sukarela, mufakat dan kerjasama, dan tidak dengan paksaan seperti yang telah dilakukan di negeri-negeri totaliter dan diktatur itu.
β
β
Sutan Sjahrir (Sosialisme Indonesia Pembangunan: Kumpulan Tulisan)
β
Butiran gula larut dalam kopi hitam
Taburan bintang larut dalam kelam malam
Pahit manis kenangan teraduk
Kuhirup semalam suntuk
β
β
Sam Haidy (Nocturnal Journal (Kumpulan Sajak yang Terserak, 2004-2014))
β
Di hamparan gurun yg seragam,jgn lagi menjadi butiran pasir, seklaipun nyaman engkau di tengah impitan sesamamu, tak akan ada yg tahu jika kau melayang hilang
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Di lingkungan gurun yg serba serupa, untuk apa lagi menjadi kaktus. sekalipun hijau warnamu, engkau tersebar di mana-mana. tak ada yg menangis rindu jika kau mati layu
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Banyak sekali orang yang doyan kopi tiwus ini. Bapak sendiri ndak ngerti kenapa. Ada yang bilang bikin seger, bikin tentrem, bikin sabar, bikin tenang, bikin kangen... hahaha! Macem-macem! Padahal kata Bapak sih biasa-biasa saja rasanya, Mas. Barangkali, memang kopinya yang ajaib. Bapak ndak pernah ngutak-ngutik, tapi berbuah terus. Dari kali pertama tinggal di sini, kopi itu sudah ada. Kalau 'tiwus' itu asalnya dari almarhumah anak gadis Bapak. waktu kecil dulu, tiap dia lihat bunga kopi di sini, dia suka ngomong 'tiwus-tiwus' gitu," dengan asyik Pak Seno mendongeng. Filosofi Kopi
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Cinta butuh dipelihara. Bahwa di dalam sepak terjangnya yang serba-mengejutkan, cinta ternyata masih butuh mekanisme agar mampu bertahan.
Cinta jangan selalu ditempatkan sebagai iming-iming besar, atau seperti ranjau yang tahu-tahu meledakkanmu--entah kenapa dan kapan. Cinta yang sudah dipilih sebaiknya diikutkan di setiap langkah kaki, merekatkan jemari, dan berjalanlah kalian bergandengan...karena cinta adalah mengalami.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Itulah cinta. Itulah Tuhan. Pengalaman, bukan penjelasan. Perjalanan, bukan tujuan. Pertanyaan, yang sungguh tidak berjodoh dengan segala jawaban
β
β
Dee Lestari (Madre: Kumpulan Cerita)
β
Tak ada yang sempurna, tapi hidup ini indAah begini adanya.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Ular menyusur banir
tanpa kaki tanpa tangan.
Engkau bakal menyusur
titian sirat
tanpa amalan.
(Permohonan)
β
β
Darma Mohammad (Kumpulan Puisi: Rintik-Rintik Huruf)
β
Hayat bahasa di akal bangsanya
ajal bahasa di keris bangsanya.
β
β
Sahrunizam Abdul Talib (Kumpulan Puisi Suara Bukit kepada Langit)
β
Saat rintik-rintik itu datang, aku tahu...
akan ada hujan yang hadir di antara bening kristal
yang menetes perlahan di matanya...
Belumkah cukupkah gumpalan awan mendung tinggal di dalam rumah hatiku?
Lalu, dari mana sang matahari akan bangun
dari lelap tidurnya?
Andai aku bisa mengejar kunang-kunang
sang pemburu waktu...
akan kukunci sisa-sisa hidupku bersama nyanyian hujan.
Bahagiaku terbawa angin bersama
kumpulan debu menyedihkan.
Hancur... tak tersisa sedikitpun tawa
yang mengembang di bibir.
Sebab tawa itu telah meramu emosi menjadi desakan luka.
"Aku pun menyadari ada hidupku yang bias....
Namun, hujan dan kamu adalah cinta!"
#NyanyianHujan - @sintiaastarina(less)
β
β
Sintia Astarina
β
Cinta butuh dipelihara. Bahwa di dalam sepak terjangnya yang serba-mengejutkan, cinta ternyata masih butuh mekanisme agar mampu bertahan.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Tunangannya tak akan mampu memahami arti sebuah benteng. Dia tak akan bisa melihat seperangkat daging bisa tetap segar, tak membusuk, dan mampu melalui 16 kali pergantian musim
β
β
Leila S. Chudori (Malam Terakhir: Kumpulan Cerpen)
β
Aku tertawan
Tanpa gerak
Lalu tertawa
Tanpa gelak
Aku dan sepi
Seredup semati
β
β
Sam Haidy (Nocturnal Journal (Kumpulan Sajak yang Terserak, 2004-2014))
β
Sekepal wujudku
tiba-tiba tumbuh
menjadi sepohon mawar
puncuknya memanjat cinta Ilahi
akarnya mencengkam rindu diri.
β
β
Shamsudin Othman (Kumpulan Puisi Taman Maknawi)
β
Sesaat lapar menjadi rindu
seribu tahun pesonanya menyusup
ke danau kasih
sesaat dahaga menakluk cinta
seribu tahun arusnya mengalir
di lubuk rahsia.
β
β
Shamsudin Othman (Kumpulan Puisi Taman Maknawi)
β
Berdosakah aku menjadi penyair
kalau yang aku dambakan
adalah hikmah berduri mawar
dan bijaksana berbuah takwa.
β
β
Shamsudin Othman (Kumpulan Puisi Taman Maknawi)
β
Sebuah hubungan yang dibiarkan tumbuh tanpa keteraturan akan menjadi hantu yang tidak menjejak bumi, dan alasan cinta yang tadinya diagungkan bisa berubah menjadi utang moral, investasi waktu, perasaaan serta perdagangan kalkulatif antara dua pihak.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Biarkan saja cinta dibahasakan dengan diam
Kalau kata-kata hanya akan memperkosa kekudusannya
Biarkan saja seribu bahasa tetap tak terterjemahkan
Kalau kata-kata hanya akan mengkhianati arti sebenarnya
β
β
Sam Haidy (Nocturnal Journal (Kumpulan Sajak yang Terserak, 2004-2014))
β
Pelajaran penting dari Emak, sekolah itu penting. Tapi yang lebih penting lagi adalah menyiapkan atau membangun pola pikir. Pola pikir itu akan menentukan tingkah laku. Ia yang akan menentukan gagal atau sukses hidupmu.
β
β
Hasanudin Abdurakhman (Emakku bukan Kartini: Kumpulan Catatan Kesaksian tentang Emak)
β
Hidup menjadi rentetan upacara dan kewajiban tanpa makna
β
β
Seno Gumira Ajidarma (Penembak Misterius: Kumpulan Cerita Pendek)
β
Lalai itu awan menutup batin engkau
ingat itu hujan membuka cembul Dia.
(Mata Batin)
β
β
Darma Mohammad (Kumpulan Puisi: Rintik-Rintik Huruf)
β
Diam meredam seloroh bodoh mulut berkabut
Sunyi menyanyi, aku terpaku, kamu jemu
Cinta terlunta buta kata
β
β
Sam Haidy (Nocturnal Journal (Kumpulan Sajak yang Terserak, 2004-2014))
β
Aku sudah bosan menjadi anjing-anjing bertuan
mahu aku menjadi serigalanya punya kebebasan
(Bukan Lagi Paksaan)
β
β
Wan Ahmad Ismail (Kumpulan Puisi: Kopi Dalam Cawan Kaki Dalam Kasut)
β
wujudku ini
hanya sementara
seperti embun mengering
di hujung rumputan
matahari menyalai sinar
semerah halia bara,
jasadku melebur
kembali kepada tanah
(Laut Makrifat)
β
β
Rahimidin Zahari (Kumpulan Puisi: Sehelai Daun Kenangan)
β
kau menjadi bakawali di hatiku
kembang pada malam saat bulan tersenyum
aku - di pasir memohon
untuk menjadi pantai kepada lautmu.
β
β
S.M. Zakir (Kumpulan Puisi: Aroma)
β
Adakah yang lebih menggetarkan
Dari sepasang pandang
Yang saling silau tapi saling mencari?
β
β
Sam Haidy (Nocturnal Journal (Kumpulan Sajak yang Terserak, 2004-2014))
β
Tidak ada yang indah dalam hal-hal mudah.
β
β
M. Aan Mansyur (Melihat Api Bekerja: Kumpulan Puisi)
β
Suatu saat kau akan jadi kenangan
bagi tukang bencimu. Ia membencimu
dengan lebih untuk menunjukkan
bahwa ia mencintai dirinya sendiri dengan kurang.
β
β
Joko Pinurbo (Buku Latihan Tidur: Kumpulan Puisi)
β
Huruf bisu
tak terbaca
kata diam
tak bersahut.
β
β
Rahimidin Zahari (Kumpulan Puisi Laut Tujuh Gelombang Buih)
β
Kadang aku hilang nalar
Ingin menebas segala belukar
Betapa ingin kulompati waktu
Untuk menyeberangkan rindu
Namun denganmu aku percaya:
Menunggu adalah jalan setapak menuju cahaya
β
β
Sam Haidy (Nocturnal Journal (Kumpulan Sajak yang Terserak, 2004-2014))
β
Kamu itu bajaj bermesin BMW, begitu Lana mengungkapkan kepadanya saat didesak.
Lana kenal banyak BMW bermesin bajaj, dan semua itu habis dia hina-hina. Untuk benar-benar bersanding sebagai pacar Lana, seseorang harus jadi mobil mewah Eropa luar dalam. Lana yang unik dan glamor. Kamu cukup jadi kacung intelektualky saja, kata Lana kepadanya.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
jalan pulang berada djauh di belakang waktu
yang lama telah engkau tinggalkan. tiada
esak tangis dan kepiluan untuk engkau luahkan
di pintu angan kerana segala yang bermula
telah pun berakhir.
(Pintu Angan)
β
β
Rahimidin Zahari (Kumpulan Puisi: Sehelai Daun Kenangan)
β
Dalam raga ada hati, dan dalam hati, ada satu ruang tak bernama. Di tanganmu tergenggam kunci pintunya.
Ruang itu mungil, isinya lebih halus dari serat sutra. Berkata-kata dengan bahasa yang hanya dipahami oleh nurani.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
...ingatan tak selalu apa adanya bahkan lebih sering berbeda dari kenyataan. Ingatan sering liar sendiri, mengalir ke tempat yang ia suka, mencari-cari kenyamanan dan menghindari kepedihan. Ingatan sepertinya bukan diciptakan untuk kebenaran sebab ia tak bisa menjamin ketepatan catatan dan pengkodean rangkaian peristiwa."
.cover belakang.
β
β
Bagus Takwin (Rhapsody Ingatan: Kumpulan Cerita)
β
Akan tetapi, hidup ini cair. Semesta ini bergerak. Realitas berubah. Seluruh simpul kesadaran kita berkembang mekar. Hidup akan mengikis apa saja yang memilih diam, memaksa kita untuk mengikuti arus agungnya yang jujur tetapi penuh rahasia. Kamu, tidak terkecuali.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Hidup Ini Cair
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Apa yang akan terjadi pada koran dan TV andaikata tak ada peristiwa buruk selama berhari-hari?
β
β
Goenawan Mohamad (Percikan: Kumpulan Twitter @gm_gm Goenawan Mohamad)
β
Tentang Cempaka
Izinkan aku menjadi cempaka
di laman rumahmu
moga setiap pagi
ketika kau bukakan jendela
menghirup aroma kopi
engkau akan terhidu
wangi cempaka
Itulah diriku
yang cuba menyelinap masuk
ke dalam riuh canda harimu
walau pernah ada waktunya
kita selalu dijarakkan kata
Tapi seperti cempaka yang selalu harum
begitulah aku ingin selalu ada di hatimu
β
β
Ridzuan Harun (Kumpulan Puisi Negeri Kunang-Kunang)
β
Aku amat mencintai falsafah solat Hatim. Bahawa dia berdiri dengan kewaspadaan dengan membayangkan Allah di hadapannya. Betapa syurga yang nyaman di kanan dan lidah gergasi api menyala di kiri. Begitu juga malaikat memerhati dari arah belakang. Ketika itulah dia sebenarnya meletakkan nasib imannya di atas siratul mustaqim kerana mungkin ini adalah solat terakhirnya.
β
β
Mawar Safei (Kumpulan Cerpen Narasi Gua dan Raqim)
β
Hidup ini adalah perjalanan panjang. Kumpulan dari hari-hari. Di salah satu hari itu, di hari yang sangat spesial, kita dilahirkan. Kita menangis kencang saat menghirup udara pertama kali. Di salah satu hari lainnya, kita belajar tengkurap, belajar merangkak, untuk kemudian berjalan. Di salah satu hari berikutnya kita bisa mengendarai sepeda, masuk sekolah pertama kali, semua serba pertama kali. Dan kini kita penuh dengan kenangan masa kecil yang indah, seperti matahari terbit.
Lantas hari-hari melesat cepat. Siang beranjak datang dan kita tumbuh menjadi dewasa, besar. Mulai menemui pahit kehidupan. Maka, di salah satu hari itu, kita tiba-tiba tergugu sedih karena kegagalan atau kehilangan. Di salah satu hari berikutnya, kita tertikam sesak, tersungkur terluka, berharap hari segera berlalu. Hari-hari buruk mulai datang. Dan kita tidak pernah tahu kapan dia akan tiba mengetuk pintu. Kemarin kita masih tertawa, untuk besok lusa tergugu menangis. Kemarin kita masih berbahagia dengan banyak hal, untuk besok lusa terjatuh, dipukul telak oleh kehidupan. Hari-hari menyakitkan.
Tapi sungguh, jangan dilawan semua hari-hari menyakitkan itu. Jangan pernah kau lawan. Karena kau pasti kalah. Mau semuak apa pun kau dengan hari-hari itu, matahari akan tetap terbit indah seperti yang kita lihat sekarang. Mau sejijik apa pun kau dengan hari-hari itu, matahari akan tetap memenuhi janjinya, terbit dan terbit lagi tanpa peduli apa perasaanmu. Kau keliru sekali jika berusaha melawannya, membencinya, itu tidak pernah menyelesaikan masalah.
Peluklah semuanya. Peluk erat-erat. Dekap seluruh kebencian itu. Hanya itu cara agar hatimu damai. Semua pertanyaan, semua keraguan, semua kecemasan, semua kenangan masa lalu, peluklah mereka erat-erat. Tidak perlu disesali, tidak perlu membenci, buat apa? Bukankah kita selalu bisa melihat hari yang indah meski di hari terburuk sekalipun?
β
β
Tere Liye (Pulang)
β
Ada banyak tentang senja yang ingin kutulis kerana telah banyak juga senja yang kulalui dalam hidup ini...Entah jika dapat kutulis tentang semua senja-senja yang terlewati β entah berapa ribu kata, entah berapa ratus saga, sedang senja itu hadir hanya seketika sebelum dibungkus gelap malam....
β
β
Ibnu Din Assingkiri (Kumpulan Cerpen: FRAGMEN SENJA)
β
Hidup adalah bunga-bunga. Aku dan kau salah satu bunga. Kita adalah dua tangkai angrek. Bunga indah bagi diri sendiri dan yang memandangnya. Ia setia dengan memberikan keindahan. Ia lahir untuk membuat dunia indah. Tataplah sekumtum bunga, dan dunia akan terkembang dalam keindahan di depan hidungmu. Tersenyumlah seperti bunga. Tersenyumlah !
β
β
Kuntowijoyo (Dilarang Mencintai Bunga-bunga: Kumpulan Cerpen)
β
Sekalipun pertemuan itu bukanlah sebuah kesengajaan, tapi bagaimanapun telah menjadi sebuah peristiwa yang berkesan bagi diriku. Dan terlebih lagi, setelah kemudian aku tahu, bahwa ia adalah seorang penulis. Dengan diam diam pula aku mencari tahu apa saja yang sudah ditulisnya. Namun tidak sebatas mencari tahu, aku pun terpanggil untuk mengoleksi karya karyanya, membaca puisi puisinya dan mengkaji cerpen cerpennya. Melahap semua tulisannya yang sudah termuat di media massa, maupun juga yang telah ia himpun di dalam blog pribadinya. Termasuk pula di dalamnya ada kumpulan esay dan juga novel novelnya yang telah terbit. Meskipun semua itu harus aku lakukan dengan susah payah. Aku tahu, aku telah menjadi fansnya yang nomor satu. Aku rasa, apa yang ia suarakan lewat tulisan tulisannya itu tidak saja merefleksikan buah pemikirannya namun juga kepribadiannya. Menurutku ia adalah seorang yang baik, dan lebih daripada itu ia adalah seorang yang hebat, dan diam diam aku telah jatuh cinta padanya.
β
β
Titon Rahmawan
β
... secepat itu Indi memvisualisasikan sepasang sepatu tua yang disembunyikan di bawah tangga. Sepatu nyaman yang selalu dipakai ketika kaki pemiliknya letih. Namun, ketika sang pemilik ingin menghadapi dunia, dia tak mungkin memilih sepatu itu. Akan dipakainya sepatu mentereng yang memang diperuntukkan sebagai pendampingnya. Dunia menuntut demikian. Sekalipun tidak nyaman, tapi itu kewajiban.
β
β
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β
Dalam sepanjang hidupnya dia tak pernah marah-marah. Memang hatinya sering disakiti orang dan dia jengkel. Namun sampai memaki atau membentak dengan kata tak senonoh, tak pernah dia lakukan. Dia adalah seorang dokter. Golongan elit yang terhormat. Dan semua perilaku yang menjengkelkan dari orang yang dihadapinya, dipandangnya sebagai tingkah orang sakit. Apa pun macam perangai orang, dia tak pernah sampai marah. Tidak ada orang yang sehat melakukan kesalahan, pikirnya. Orang yang mencuri, merampok, berkelahi, dan bahkan membunuh, jahat, dan zalim tentulah karena sakit. Kalau bukan karena sakit, karena apa lagi orang-orang demikian? Seperti juga orang-orang sakit pada fisiknya menderita karena penyakit turunan atau karena penularan dari luar. Demikian juga penyakit mental atau jiwa seseorang. Pastilah dapat diobati kalau diagnosa dan terapinya kena, apalagi bila diobati pada saat yang dini. Demikian juga pada kejiwaan seseorang. Pandangan hidup seperti itu menyebabkan hidupnya bisa tenteram dan banyak orang menghormatinya.
β
β
A.A. Navis (Bertanya Kerbau pada Pedati: Kumpulan Cerpen)
β
... Tidak ada satu pun hari kelahiran boleh dirayakan. Yang dirayakan adalah hari kematian dari orang-orang besar. Alasannya waktu lahir setiap orang, mereka masih bayi sama seperti lahirnya anak orang awam yang anaknya awam juga. Maka itu hari kelahiran seorang bayi bukanlah merupakan suatu peristiwa yang luar biasa. Lain halnya dengan hari matinya. Setiap orang besar yang mati, itu berarti dia telah mencapai puncak prestasinya sebagai orang besar. Bukankah telah galib di dunia ini, bahwa selama ini diakuinya seseorang jadi pahlawan kalau dia telah mati?
β
β
A.A. Navis (Bertanya Kerbau pada Pedati: Kumpulan Cerpen)
β
Dalam cerpen-cerpennya ini, Puthut harus bergelut imajinasi kolektif dimana keadilan telah dilumpuhkan. Demi pembangunan, demi kedewasaan berbangsa. Demi Peradapan. Imaji kolektif yang tidak lagi mampu membedakan antara yang bohong dan benar, dimana keadilan dibiarkan bergandengan dengan kembar-palsunya, ketidakadilan, mengambang dalam ambiguitas berbahaya. Kalaupun publik masih mampu membedakan, perbedaan itu harus cepat-cepat dipendam di alam bawah sadar. Bingkai βakuβ Puthut di samping memberi suara kepada kemurnian pertanyaan belia__yang terlalu sering dianggap gangguan__ menambahkan sesuatu yang barangkali belum tampil dalam penuturan Paramoedya pada awal berdirinya nasion Indonesia, yaitu pergantian generasi dan efek pengaburan konseptual yang telah berlangsung lebih dari 40 tahun.
β
β
Sylvia Tiwon (Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali: kumpulan cerpen)