Kematian Itu Pasti Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Kematian Itu Pasti. Here they are! All 5 of them:

β€œ
Di mana ada kehidupan, di situ pasti ada kematian. Mati itu mudah ; hiduplah yang sulit. Semakin berat kehidupan yang dihadapi, semakin kuat keinginan untuk bertahan. Dan semakin besar ketakutan untuk mati, semakin besar pula perjuangan untuk terus hidup.
”
”
Mo Yan (Big Breasts & Wide Hips)
β€œ
is not a religion it must be true before we get to death...( tidaklah suatu agama itu pasti benar sebelum sampai kita kepada kematian )
”
”
Heru Budiman
β€œ
kematian itu janji kita sejak dulu pada Dia. Sanggup datang dan perlulah sanggup untuk pulang. Kita kan sama-sama pasti akan berpisah oleh takdir yang dinamakan kematian.
”
”
Ezza Mysara (Bukan Cinta Secondhand)
β€œ
Kematian tidak akan mampu untuk dimundurkan ataupun dimajukan. Karena kematian itu adalah sesuatu yang pasti, namun menjadi misteri. Kapan waktunya dan di mana kita akan menemui kematian tersebut, tiada yang pernah tahu. Berharap kita yang masih hidup ini, bisa memahami maknanya dengan sepenuh hati.
”
”
Andy Sukma Lubis (Bait Cinta Sang Musafir)
β€œ
Percaya sama Saya, Allah itu dzat yang paling awal yang berharap hamba-Nya melek literasi. Al Amin ο·Ί adalah generasi 'ummi dari kota tua di lembah Bakkah, namun Jibril ΨΉΩ„ΩŠΩ‡ Ψ§Ω„Ψ³Ω„Ψ§Ω… justru membawa kata pertama Iqra'. Coba kita liarkan sedikit imaji kita di dalam kegelapan gua, yang Nabi ο·Ί gemetar oleh suara Jibril. Jangankan membaca buku, buku-buku jari saja tak nampak, pekat. Lalu Allah berfirman, "Iqra'!" Saya yakin pembaca pasti kritis, "kan, ada Jibril yang bercahaya." Oke, tapi biarkan semua pertanyaan yang terlintas tentang kata pertama untuk tafakur nanti. Karena ada kata yang lebih mengena lagi yang dibacakan oleh Penghulu Malaikat saat itu. Yaitu "Yang mengajarkan (manusia) dengan Pena." Nah, jadi mana yang pertama? Baca dulu atau tulis dulu?! Bagi kita para pembelajar @nulisyuk, tentu yang pertama adalah tulis saja dulu. Ya, kan?! Lalu baca lagi, karena Allah akan mengajar manusia apa yang tidak dia ketahui. Kemudian tulis kembali, dengan pemahaman yang kita dapatkan. Baca ulang, agar Allah menurunkan petunjuk. Tulis ulang, baca-tulis-baca-tulis, sampai kita menjumpai hal yang paling meyakinkan. Yaitu kematian. Hingga saat tiba waktunya kita membaca karya kita nanti, Malaikat mengulurkannya lewat tangan kanan. Bukan di telapak tangan kiri yang terpaksa atau bahkan kita membelakanginya. Sembari berkata, β€œBetapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya.” Begitulah seharusnya kita menulis, jujur oleh gerakan hati. Saya adalah contoh dari jutaan manusia yang pernah bercita-cita untuk hidup dari tulisan. Beroleh bayaran dari coretan pena. Bahkan sempat ikut lomba menulis cerita anak, dengan hadiah kursus kepenulisan. Alhamdulillah, di dalam kemenangan pertama itu Saya tidak menerima uang. Meskipun Saya baru menyadarinya akhir-akhir ini. Janganlah, menulis untuk cari duit dan ketenaran. Seolah-olah Allah telah berbisik seperti itu ketika merobohkan niat Saya untuk menulis waktu yang dulu. Semoga, ketika sekarang kembali menulis bersama #nulisyukbatch6 sudah punya niat kuat yang berbeda. Hanya sebagai wujud rasa syukur atas pembelajaran Tuhan di dunia. Yuk Nulis, karena kita sudah banyak membaca ayat-ayat Allah di keseluruhan hidup kita. Aamiin.
”
”
Maykl Bogach