Kekayaan Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Kekayaan. Here they are! All 73 of them:

β€œ
Jarang orang mau mengakui, kesederhanaan adalah kekayaan yang terbesar di dunia ini: suatu karunia alam. Dan yang terpenting diatas segala-galanya ialah keberaniannya. Kesederhaan adalah kejujuran, dan keberanian adalah ketulusan.
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Mereka Yang Dilumpuhkan)
β€œ
Kekayaan tidak dinilai daripada banyaknya harta tetapi kaya jiwa.
”
”
Nik Abdul Aziz Nik Mat (Tundukkan Hati: Rahsia Keikhlasan Hidup Di Dunia Fana)
β€œ
Modal bisa memenjarakan manusia, membuat manusia bekerja tanpa henti dari jam 5 subuh sampai jam 8 malam untuk kekayaan oranglain.
”
”
Tan Malaka
β€œ
Persahabatan sangat diperlukan dalam hidup, karena tanpa sahabat hidup terasa hambar, walau pun kita memiliki kekayaan dan kemasyhuran.
”
”
Aristotle
β€œ
Namun orang yang bijak akan menerima segala bentuk perbedaan pandangan sebagai kekayaan, karena keseragaman pikiran memang sungguh-sungguh akan memiskinkan kemanusiaan.
”
”
Seno Gumira Ajidarma (Nagabumi I: Jurus Tanpa Bentuk)
β€œ
Perubahan hidup kita diikat dengan doa. Ia adalah ikhtiar kepada keinginan yang mahu dicapai..Kekayaan orang Muslim adalah doa.
”
”
Irma Hasmie (SMILE: Skill, Motivasi, Inspirasi, Luar Biasa, Elegan)
β€œ
...dan adalah Imam Muhammad Jawwad mengatakan terdapat empat perkara yang dapat membantu manusia dalam beramal, yakni kesihatan, kekayaan, pengetahuan dan taufik.
”
”
Faisal Tehrani (Ketupat Cinta [Musim Pertama])
β€œ
Orang yang benar-benar berani adalah yang mencintai hidup dan mendambakannya sebagai harta kekayaan yang sekali hilang takkan dapat ditemukan kembali.
”
”
Eiji Yoshikawa (Musashi)
β€œ
Jadilah pohon dan jangan jadi rumput. Rumput itu tampaknya sama, sering diinjak-injak dan susah dikenali. Kalau pohon, meskipun kecil, tetapi akan tampak, mudah dikenali, dan bisa dijadikan sebagai tetenger atau patokan. Apalagi bila pohon itu besar, bisa menjadi peneduh orang di waktu panas. Bahkan bila sudah demikian besarnya, bisa jadi peneduh di kala hujan. Tambahan lagi, sebuah pohon yang besar selain memiliki daun yang rindang juga akan mempunyai batang yang kokoh dan akar yang kuat mencengkeram, susah dirobohkan sekalipun diterpa angin kencang. Jadilah pemimpin yang mengakar, seperti pohon. Untuk menjadi pohon yang baik seseorang harus terus memperkaya diri dengan ilmu dan kekayaan batin. -Sarwo Edhie Wibowo
”
”
Alberthiene Endah (Ani Yudhoyono Kepak Sayap Putri Prajurit)
β€œ
Perang, kekuasaan, kekayaan, seperti unggun api dalam kegelapan dan orang berterbangan untuk mati tumpas di dalamnya.
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Arus Balik)
β€œ
Jangan menilai perempuan dari fisiknya. Tapi hatinya. Jangan menilai laki-laki dari kekayaannya. Tapi jiwa dan dedikasinya. Karena perabot kehidupan (fisik, jabatan, atau pun kekayaan), sungguh bersifat sementara. Tapi hati dan jiwa, adalah yang kekal dan menentukan segalanya.
”
”
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β€œ
Di sinila pentingnya memahami bahwa "kendali" bukan hanya soal kemampuan kita "memperoleh", tetapi juga "mempertahankan". Kenyataannya, kekayaan, ketenaran, dan kesehatan memang bisa diusahakan untuk dimiliki, tetapi apakah kita yakin bisa sepenuhnya mempertahankannya?
”
”
Henry Manampiring (Filosofi Teras)
β€œ
Ketika golongan kaya dan profesional Muslim asyik menangisi keadaan umat Islam yang mundur dan Barat yang semakin kuat, lalu menghimpun pahala dan berbangga dengan kerap menunai haji dan umrah, golongan kaya di Barat menggunakan kekayaan mereka melalui pelbagai yayasan untuk terus menerus mengukuhkan penguasan ilmu pengetahuan tentang kebudayaan dan tamadun lain, terutama Islam.
”
”
Wan Mohd Nor Wan Daud (Rihlah Ilmiah: dari Neomodernisme ke Islamisasi Ilmu Kontemporer)
β€œ
Dalam kerendahan diri, ada ketinggian budi, Dalam kemiskinan harta, ada kekayaan jiwa, Dalam kesempitan hidup, ada keluasan ilmu, Hidup ini indah jika segalanya kerana Allah S.W.T.
”
”
Hamka (Di Bawah Lindungan Ka'bah)
β€œ
Berjaga malam kerana mencari ilmu lebih nikmat bagiku daripada kekayaan ....Suara goresan pena di atas kertasku lebih merdu daripada alunan lagu kesamaran, lebih indah daripada tabuhan rebana remaja puteri, sedangkan lembaran tulisanku menebarkan butiran pasir hikmah... -Az-Zamakhsyari
”
”
ΨΉΨ§Ψ¦ΨΆ Ψ§Ω„Ω‚Ψ±Ω†ΩŠ (LaΜ„ Tahzan: Jangan Bersedih!)
β€œ
...semua orang adalah teroris di muka bumi ini jika tangan mereka menggenggam kekayaan tanpa menyedekahkannya untuk umat yang terseok-seok kehidupannya. Semua adalah teroris ketika ketamakan terhadap kekuasaan, kekayaan, harta, dan rupa-rupa mengungguli empati dan simpati terhadap mereka yang kekurangan. Karena pada dasarnya, seseorang yang semakin kaya tanpa disadari dia akan semakin kikir. Semakin kikir dan semena-mena. (234)
”
”
Hanum Salsabiela Rais (Bulan Terbelah di Langit Amerika)
β€œ
indonesia berpenduduk (sekarang lebih dari)100 juta dengan kekayaan sumber daya alam yang mungkin lebih besar daripada negara Asia yang lain. Tidak masuk akal bagi AS untuk mengucilkan sekelompok besar orang yang duduk di atas sumber daya ini, kecuali memang ada alasan yang amat sangat kuat.
”
”
John Fitzgerald Kennedy
β€œ
Kekayaan tidak akan selama-lamanya mampu membahagiakan hidup seseorang itu. Kekayaan andai tidak ditadbir secara baik, mampu menghakis rasa bahagia di dalam hati.
”
”
Saidee Nor Azam (Hingga Hujung Waktu)
β€œ
Dalam sebuah riset, di tahun 2015, dalam 1 hari terdapat rata-rata 200 kecelakaan di Indonesia. Beberapa kecelakaan di antaranya menyebabkan kecacatan fisik dan menghabiskan harta korban dan keluarganya. Ini seharusnya membuat kita mengerti, tentang bagaimana cara memilih calon pasangan hidup kita nanti. Jangan menilai perempuan dari fisiknya. Tapi hatinya. Jangan menilai laki-laki dari kekayaannya. Tapi jiwa dan dedikasinya. Karena perabot kehidupan (fisik, jabatan, atau pun kekayaan), sungguh bersifat sementara. Tapi hati dan jiwa, adalah yang kekal dan menentukan segalanya.
”
”
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β€œ
Kekayaan bukanlah impian Karena kaya sudah menjadi milik kita Kekayaan bukan untuk diresahkan Karena kaya adalah saat kita bersyukur
”
”
Hilaludin Wahid
β€œ
Ujian kekayaan itu lebih bahaya dari ujian kemiskinan. Si miskin mudah dekat dengan Tuhan. Walhal si kaya sering larut dalam kesombongan.
”
”
khairi omar
β€œ
Tuhan mengatur segala segala sesuatu yang secara ortodoks akan menuntun kepada kekayaan.
”
”
Multatuli (Max Havelaar, or the Coffee Auctions of the Dutch Trading Company)
β€œ
Ada kecenderungan hukum mengabaikan tanggung jawab pribadi dan memungkinkan orang menerima ganti rugi hanya karena rasa simpati dan persepsi tentang kekayaan.
”
”
Ken Schoolland (The Adventures of Jonathan Gullible: A Free Market Odyssey)
β€œ
Dan bahwa, melalui nilai-nilai kesusastraan, drama, tari, musik, dan seni rupa, manusia bisa menemukan manusia, Tuhan dan alam. Sehingga menambah kekayaan jiwa dan mempertinggi budi.
”
”
Nasjah Djamin (Gairah untuk Hidup dan untuk Mati)
β€œ
Hidup ini kaya akan rasa... Dan kita harus berusaha menikmatinya, meskipun itu pedas atau pahit. Kita harus berani mencoba, karena kekayaan rasa itulah yang memberi warna dalam hidup!
”
”
Maisie Junardy (Man's Defender (Distinguished Trilogy, #1))
β€œ
Kekayaan jangan sampai jadi matlamat hidup manusia, kerana manusia dicipta oleh Allah swt adalah untuk mengabdikan diri dan berbakti kepadaNYA, maka harta bahkan dunia ini seluruhnya hanya alat untuk berbakti kepadaNYA jua. (ms 108)
”
”
Nik Abdul Aziz Nik Mat (Insan, Ingatlah: Sebuah Panduan Menuju Hati yang Tenang)
β€œ
Tindak-tanduk kaum pergerakan mesti diawasi, tetapi jauh lebih penting menganalisis motif di baliknya. Jika karena perut, tawari mereka kekayaan. Jika rasa aman, teror dengan pistol dan pelor. Jika martabat semu yang dicari, kasih mimbar untuk berpidato atau menulis di surat kabar dan majalah. Kalau perlu, angkat mereka jadi pembesar bunglon. Namun, jika urusan sudah melenceng menuju kemerdekaan berjuta-juta pribumi, maka merekalah kaum yang layak dijadikan seteru.
”
”
Hendri Teja (Tan: Gerilya Bawah Tanah)
β€œ
Kita tidak bisa menghindari kesan bahwa manusia umumnya menggunakan standar yang keliru. Mereka mencari kekuatan, sukses, dan kekayaan untuk diri mereka sendiri, memuji diri mereka sendiri di hadapan orang lain dan mereka memandang rendah pada apa yang sebenarnya berharga dalam hidup.
”
”
Sigmund Freud
β€œ
Penglihatan saya sehari-hari di lapangan pekerjaan saya yang kini mengatakan kepada saya bahwa harta dan kekayaan berhenti mempunyai arti persis pada tembok-tembok luar dari setiap pekuburan. Selanjutnya, filsafat murni hanya didapat pada suasana di sebelah dalam dari tembok-tembok itu.
”
”
Iwan Simatupang (Ziarah: Sebuah Novel)
β€œ
Bahagia itu persepsi. Bahagia tidak menunggu punya kekayaan, punya anak yang sehat dan pintar, punya pasangan yang sempurna, dan keluarga yang sempurna. Kebanyakan orang berpikir bahwa untuk bahagia, mereka harus mendapatkan lebih dulu apa yang mereka inginkan. Kalau tidak mendapatkannya, mereka tidak bisa bahagia. Itu sebabnya banyak orang yang tidak berhasil bahagia. Kamu tahu kenapa? Karena mereka tidak berusaha untuk menjadi bahagia. Mereka ingin hidup bahagia, tapi yang mereka lakukan cuma menunggu. Menunggu kebahagiaan itu datang dengan tiba-tiba sebagai sebuah keajaiban, seperti menunggu uang jatuh dari langit tanpa bekerja. Saat dia gagal mendapatkan kebahagiaan di suatu tempat, dia akan lari ke tempat lain, berharap bertemu orang-orang baru dan bermimpi akan mendapatkan kebahagiaan baru dari seseorang. Kebahagiaan tidak datang dari orang lain. Kebahagiaan itu datang dari diri sendiri. Sesederhana itu.
”
”
Shofi Annisa (Brother)
β€œ
Karena sesungguhnya manusia itu penuh keterbatasan. Jabatan, uang, kecantikan, kehebatan, kekayaan dan ketenaran serta semua yang melekat pada tubuh manusia itu sementara saja. Lalu, untuk apa manusia menjadi sombong atau iri satu sama lain, bahkan saling menjatuhkan dan menjelekkan untuk memenangkan dirinya sendiri
”
”
Diadjeng Laraswati H
β€œ
Kekayaan negeri kamu sekalian pernah berubah jadi malapetaka, karena orang-orang Barat datang kemari semata-mata untuk merampok. Akibatnya, mereka kaya dan kita miskin. Jadi, kita ini penduduk miskin di negeri kaya. Kamu mesti ingat betul ini. Lantas kita berontak, berkali-kali berontak. Inj pemberontakan yang sah dan sudah semestinya.
”
”
Mahbub Djunaidi (Dari Hari ke Hari)
β€œ
Seketika saya teringat dengan buku diary yang waktu itu hampir tiap hari saya tulis. Bagi saya, mencurahkan perasaan ke dalam buku harian sangat berguna, karena dapat membantu saya melalui masa-masa sulit, pada saat sedih, merasa tidak dicintai, merasa tidak diakui, atau saat saya merasa bodoh, sementara nggak ada seorang pun yang mau mendengarkan. Saya bisa menuliskan marah, harapan, ketakutan, kecemburuan dan lain-lain. Buku itu juga menjadi tempat yang strategis untuk menuangkan gagasan, cerita pendek, atau puisi, juga menyimpan khayalan tentang kesuksesan, kekayaan, dan cinta. Intinya, menulis diary adalah cara saya berteriak tanpa harus membangunkan orang-orang di sekitar, juga cara untuk membangun ketabahan untuk terus maju dan berkembang.
”
”
Nailal Fahmi (Menulis Cinta dan Keyakinan)
β€œ
Ada tiga hal yang mencegahku untuk menjadi seorang Muslim." jawab Simoen si Penyembah Api. "Yang pertama adalah kenyataan bahwa sekalipun kalian membenci keduaniawian, tetapi siang dan malam kalian mengejar harta kekayaan. Yang kedua, kalian mengatakan bahwa mati adalah suatu kenyataan yang harus dihadapi, namun kalian tidak bersiap-siap untuk menghadapinya. Yang ketiga, kalian mengaatakan bahwa wajah Allah akan terlihat namun hingga saat ini kalian melakukan segala sesuatu yang tidak diridhai-Nya.
”
”
Abu Khalid MA. (Seribu Kisah Nabi Khidir dan 9 Tokoh Sufi)
β€œ
Tiap orang ada perjuangannya. Setiap perjuangan ada ganjarannya. Setiap ganjaran ada harganya. Ahli politik yang berbicara mengenai kepentingan orang ramai, ganjarannya dia mendapat tepukan. Harganya, dia kehilangan kepercayaan orang ramai. Negarawan yang berbicara mengenai kesedaran rakyat, ganjarannya dia menjadi utuh. Harganya, dia merana. Ahli fikir yang melontarkan buah fikirannya kepada orang ramai, ganjarannya dia mendapat penghormatan. Harganya, dia hidup miskin buat selama-lamanya. Penyanyi berbicara dengan orang ramai mengenai naluri mereka, ganjarannya kekayaan. Harga yang terpaksa dibayar, terhakisnya penghormatan orang kepadanya.
”
”
Mahmood Zuhdi Haji Abdul Majid
β€œ
Mama tak meneruskan ceritanya. Kisahnya seakan jadi peringatan terhadap hari depanku, Mas. Dunia menjadi semakin senyap. Yang kedengaran hanya nafas kami berdua. Sekiranya Mama tidak bertindak begitu keras terhadap Papa, begitu berkali-kali diceritakan oleh Mama, tak tahu aku apa yang akan terjadi atas diriku. Mungkin jauh, jauh lebih buruk daripada yanag dapat kusangkakan. "Tadinya terpikir olehku untuk membawanya ke rumah sakit jiwa. Ragu, Ann. Pendapat orang tentang kau Ann, bagaimana nanti? Kalau ayahmu ternyata memang gila dan oleh Hukum ditaruh onder curateele (di bawah pengampunan)? Seluruh perusahaan, kekayaan dan keluarga akan diatur seorang curator yang ditunjuk oleh Hukum. Mamamu, hanya perempuan Pribumi, akan tidak mempunyai sesuatu hak atas semua, juga tidak dapat berbuat sesuatu untuk anakku sendiri, kau, Ann. Percuma saja akan jadinya kita berdua membanting tulang tanpa hari libur ini. Percuma aku telah lahirkan kau, karena Hukum tidak mengakui keibuanku, hanya karena aku Pribumi dan tidak kawin secara syah. Kau mengerti?" "Mama!" Bisikku. Tak pernah kuduga begitu banyak kesulitan yang dihadapinya. "Bahkan ijin kawinmu pun akan bukan dari aku datangnya, tapi dari curator itu, bukan sanak bukan semenda. Dengan membawa Papamu ke rumah sakit jiwa, dengan campur tangan pengadilan, umum akan tahu keadaan Papamu, umum akan ... kau, Ann, nasibmu nanti, Ann. Tidak!" "Mengapa justru aku, Ma?" "Kau tidak mengerti? Bagaimana kalau kau dikenal umum sebagai anak orang sinting? Bagaimana akan tingkahmu dan tingkahku di hadapan mereka?" Aku sembunyikan kepalaku di bawah ketiaknya, seperti anak ayam. Tiada pernah aku sangka keadaanku bisa menjadi seburuk dan senista itu. "Ayahmu bukan dari keturunannya menjadi begitu," kata Mama meyakinkan. "Dia menjadi begitu karena kecelakaan. Hanya orang mungkin akan menyamakan saja, dan kau bisa dianggap punya benih seperti itu juga." Aku menjadi kecut. "Itu sebabnya dia kubiarkan. Aku tahu dimana dia selama ini bersarang. Cukuplah asal tidak diketahui umum." Lambat-lambat persoalan pribadiku terdesak oleh belas kasihanku pada Papa. "Biarlah, Ma, biar kuurus Papa." "Dia tidak kenal kau." "Tapi dia Papaku, Ma." "Stt. Belas kasihan hanya untuk yang tahu. Kaulah yang lebih memerlukannya, anak orang semacam dia. Ann, kau sudah mengerti, dia sudah berhenti sebagai manusia. Makin dekat kau dengannya, makin terancam hidupmu oleh kerusakan. Dia telah menjadi hewan yang tak tahu lagi baik daripada buruk. Tidak lagi bisa berjasa pada sesamanya. Sudah, jangan tanyakan lagi.
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Bumi Manusia (Tetralogi Buru, #1))
β€œ
Bukanlah kekayaan itu lantaran banyak harta, kekayaan ialah kekayaan jiwa.
”
”
Hamka (Tasauf Modern)
β€œ
Terlepas dari seberapa banyak kekayaan yang Anda miliki, segala sesuatu akan berlalu dan berubah bersama waktu. Yang nyata, yang abadi, adalah siapa diri Anda dan apa yang ditakdirkan kepada Anda untuk dibagikan kepada dunia.
”
”
Oprah Winfrey (The Path Made Clear: Discovering Your Life's Direction and Purpose)
β€œ
Anda akan menemukan rata-rata para investor saham yang kaya raya justru mengumpulkan kekayaan terbesarnya setelah krisis terjadi.
”
”
Andika Sutoro Putra (Anak Muda Miliarder Saham)
β€œ
Kamu harus jadi orang kaya yang pintar dan baik hati. Ada banyak orang pintar, tapi tidak baik hati. Ada banyak orang kaya, tapi tidak baik hati. Kepintaran dan kekayaan tanpa hati yang baik tidak akan tersentuh dengan penderitaan orang lain. Mereka hanya peduli perut mereka, bahkan jika mereka memakan hak orang lain sekalipun, mereka tidak peduli,
”
”
Boy Candra (Malik & Elsa 2)
β€œ
Raja yang ditabalkan itu adalah pemegang watak utama untuk menghubungkan tradisi dengan modenisasi, menghidupkan kembali sejarah dan keagungan tamadun bangsanya yang telah dibina melalui amalan budaya yang penuh adab lagi beradat, mengandungi komponen-komponen kekayaan sejarah, keagungan tamadun, kehalusan budi dan keindahan bahasa, lalu dijadikan asas untuk membangunkan sebuah negara bangsa yang berdisiplin, maju, moden lagi progresif.
”
”
Sultan Nazrin Shah
β€œ
Introver sering bekerja dengan lebih pelan dan berhati-hati. Mereka fokus mengerjakan tugas satu demi satu dan memiliki konsentrasi tinggi. Introver biasanya tidak mudah tergoda dengan kekayaan dan kemasyhuran.
”
”
Susan Cain (Quiet: The Power of Introverts in a World That Can't Stop Talking)
β€œ
Kekayaan seseorang bukanlah pada harta yang dimiliknya. Kaya yang sesungguhnya ada pada hati yang Qona'ah
”
”
Nuci Priatni
β€œ
Kekayaan Indonesia selama ratusan tahun dirampok oleh perusahaan asing, tak ada dari keuntungan itu ditanamkan lagi di bumi Indonesia. Berbeda dengan seorang patriot yang mencintai tanah tumpah darahnya, bangsa yang menjajah kami tidak memelihara tanah jajahan itu. Mereka menghancurkannya. Kami tidak terlibat dalam hal ini, tetapi kami menjadi pewaris-pewarisnya.
”
”
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β€œ
Bila satu negara baru lahir dan orang-orang yang sebelumnya tidak pernah punya apa-apa itu ditempatkan pada jabatan yang "basah", terdapatlah salah urus dan korupsi, bahkan pada kalangan atas. Baru-baru ini aku mengeluarkan ancaman hukuman mati untuk pengacau ekonomi. Seorang pemilik penggilingan padi membuat harga beras membumbung tinggi dengan menimbun enam ribu ton. Bila dia nanti ternyata bersalah, aku sendiri yang akan menandatangani perintah hukuman mati terhadapnya. Banyak dari para pengusaha kami menyimpan hartanya di bank luar negeri. Aku tahu hal itu. Tetapi selagi mereka bekerja membantu kami, bukan menentang kami, hak milik perorangan tidak akan dihapus sebagaimana di sejumlah negara sosialis lain. Sukarno dengan gembira membolehkan warga negaranya kaya. Beberapa orang kawanku sendiri adalah kapitalis-sosialis. Tetapi hal itu harus dibatasi. Mereka yang menghisap kekayaan negara dan menjadi patriot apabila sakunya berisi, akan ditembak mati. Undang-undang kami sekarang harus tegas, atau ekonomi kami tidak pernah beres. Di negara Barat kehidupan sangat menyenangkan. Orang bisa membeli gula, dasi bagus, barang-barang mewah seperti lipstik dan krim wajah. Di Timur terjadi kekurangan yang serius. Di negara-negara kapitalis orang dapat bergerak bebas. Di negara-negara sosialis apa yang disebut kebebasan tidak ada. Bahkan kelaparan masih sering terjadi. Ada pembatasan di setiap bidang, ini bukan karena sistem kami yang salah, melainkan karena kami masih dalam proses mewujudkan cita-cita. Menderita akan membuat kuat. Aku tidak menghendaki rakyatku menderita, tetapi kalau semua diperoleh dengan mudah, mereka pikir Bung Karno adalah Sinterklas. Mereka akan duduk saja menunggu Sukarno mengerjakan semua untuk mereka. Mungkin kalau aku memiliki kemampuan untuk memberikan kesenangan, aku tidak akan menjadi pemimpin yang baik. Aku harus memberi rakyatku makanan untuk jiwanya bukan hanya untuk perutnya. Seandainya aku memakai semua uang untuk membeli beras, mungkin aku akan dapat mengatasi kelaparan mereka. Tapi bila aku memiliki uang 5 dollar, aku akan mengeluarkan 2.50 dollar untuk membuat mereka kuat. Membesarkan suatu bangsa merupakan pekerjaan kompleks. Semangat suatu bangsa yang pernah tertindas tidak boleh disia-siakan. Di Kalimantan Barat sungainya tidak dapat di lewati, perhubungan tidak mungkin diadakan. Sebagian besar bahan makanannya diimpor. Ketika aku pertamakali berkunjung ke sana, tahukah engkau apa yang sangat mereka inginkan? Bukan bantuan teknis. Bukan pembangunan pertanian. Tapi sebuah fakultas hukum! Dan begitulah sekarang telah berdiri sebuah universitas di tengah-tengah rimb raya Kalimantan. Manusia tidak hanya hidup untuk makan. Meski gang-gang di Jakarta penuh lumpur dan jalanan masih kurang, aku memutuskan membangun gedung-gedung bertingkat, jembatan berbentuk daun semanggu, dan sebuah jalan raya "superhighway", Jakarta Bypass. Aku juga menamai kembali jalan-jalan dengan nama para pahlawan kami. Jalan Diponegoro, Jalan Thamrin, Jalan Cokroaminoto. Aku menganggao pengeluaran uang untuk simbol-simbol penting seperti itu tidak akan sia-sia. Aku harus membuat bangsa Indonesia bangga terhadap diri mereka. Mereka sudah terlalu lama kehilangan harga diri. Banyak orang memiliki wawasan picik dengan mentalitas warung kelontong menghitung-hitung pengeluaran itu dan menuduhku menghambur-hamburkan uang rakyat. Ini semua bukankah untuk keagunganku, tapi agar seluruh bangsaku dihargai seluruh dunia. Seluruh negeriku membeku ketia Asian Games 1962 akan diselenggarakan di ibukotanya. Kami lalu mendirikan stadion dengan atap melingkar yang tak ada duanya di dunia. Kota-kota di mancanegara memiliki stadion yang lebih besar, tetapi tak ada yang memiliki atap melingkar. Ya, memberantas kelaparan memang penting, tetapi memberi jiwa mereka yang telah tertindas dengan sesuatu yang dapat membangkitkan kebanggaan ini juga penting.
”
”
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β€œ
Waktu adalah aset kekayaan paling berharga dan tak tergantikan yang dianugerahkan oleh Tuhan. Mengabaikan peluang yang ada dalam setiap waktu untuk membangun relasi, merekatkan silaturahmi dan melejitkan potensi diri sama halnya dengan menyia-nyiakan kekayaan dari Tuhan.
”
”
Zulfikar Fuad
β€œ
Jika kekayaan akan memalingkan kita dari Allah, keadaan lapar tentu lebih baik daripadanya.
”
”
Sibel Eraslan (Maryam: Bunda Suci Sang Nabi)
β€œ
Satu-satunya aset paling kuat yang kita miliki adalah pikoran kita. Jika dilatih dengan baik, pikiran bisa menciptakan kekayaan yang luar biasa dalam waktu yang kelihatannya singkat. Pikiran yang tidak terlatih juga bisa menciptakan kemiskinan yang ekstrem, yang bisa mengahncurkan keluarga selama bergenerasi-generasi.
”
”
Robert T. Kiyosaki (Rich Dad, Poor Dad)
β€œ
Yah, selama ada konsumerisme, ekonomi dunia bisa terus berjalan, dan investor seperti aku bisa terus menciptakan kekayaan. Szeto Wai
”
”
Chan Ho-Kei (Second Sister)
β€œ
... rasialisme telah mengaburkan kesamaan itu dan menumpulkan contohnya, sehingga bukan hanya mengalihkan perhatian dari struktur dasar ekonomi Afrika Selatan, melainkan juga menyembunyikan intensitas eksploitasi dan laju akumulasi kekayaan secara berlebihan yang memedulikan kesejahteraan manusia
”
”
Ruth First (Selected Writings)
β€œ
mengapa ada sebagian orang yang begitu mudah mendapat kesuksesan&kekayaan meski dengan sedikit usaha,&sebaliknya ada yang sudah susah payah tapi tak juga sukses?
”
”
Dian Nafi (Matahari Mata Hati)
β€œ
Kekayaan akan hangus juga suatu hari nanti. Bila terkapar kaku di tengah rumah, diusung pergi di atas keranda buluh, tidak satu sen kekayaan pun yang akan dibawa. Pangkat dan darjat juga akan gugur. Sebaliknya hati dan budi, kemuliaan akhlak dan keikhlasan pergaulan di tengah masyarakat yang akan meninggikan martabat seseorang.
”
”
Norhisham Mustaffa (Persinggahan)
β€œ
Kekayaan saudagar pundi-pundi emasnya. Kekayaan pendeta keping-keping kertasnya.
”
”
Za'ba
β€œ
Rasuah dikenal pasti sebagai salah satu sebab utama yang membantutkan pertumbuhan ekonomi, menghilangkan minat pelaburan asing, meningkatkan kos pentadbiran dan urus niaga, menidakkan rakyat daripada mendapat perkhidmatan, serta mendorong berlakunya ketidakstabilan politik. Rasuah mengakibatkan pembangunan tidak lestari, pencemaran alam sekitar, pengagihan kekayaan tidak seimbang dan ketirisan khazanah negara.
”
”
Sultan Nazrin Shah
β€œ
Hidup Berkekurangan vs Hidup Berkelimpahan Ada manusia yang hidupnya bagai batu yang dipanggul di punggung, berat tak tertanggungkan. Mereka berjalan tertatih, setiap langkah adalah hutang napas yang harus dibayar dengan keringat dan rasa sakit. Para kuli di pasar, kenek bangunan, pekerja serabutan di pinggir jalan, satpam dan buruh pabrik shift malam yang menyulam waktu dengan kantuk dan laparβ€”mereka seakan hidup hanya untuk memastikan besok masih bisa makan. Uang menjadi rantai, mengikat pergelangan tangan dan kaki, menjadikan mereka budak dari sesuatu yang berasa tak pernah cukup. Namun, apakah uang sungguh jahat dan sekeji itu? Atau justru manusialah yang menuliskan kutukan atas lembaran kertas yang berharga itu? Uang di tangan orang bodoh adalah cambuk yang melukai, tetapi di tangan orang bijak ia adalah sungai yang mengairi banyak ladang. Ia bisa jadi berhala, tapi juga bisa jadi pujian persembahan. Ia bisa menelanjangi wajah asli keluarga dan sahabatβ€”siapa yang tetap bertahan saat perahu bocor, siapa yang hanya datang ketika layar terkembang. Uang, pada akhirnya, hanyalah kaca pembesar yang memperlihatkan isi hati manusia. Ia bisa mempermalukan orang yang tamak, atau meninggikan martabat mereka yang tulus ikhlas. Ia menguji, apakah kita akan menjadi hamba uang, atau menjadikan uang pelayan kita. Kemiskinan yang paling getir bukanlah perut kosong atau dompet yang tipis. Yang lebih mengerikan adalah kemiskinan jiwa: ketika seseorang kehilangan penghormatan pada dirinya sendiri. Orang yang merasa rendah, tak punya arti, selalu membandingkan dirinya dengan orang lain, hingga hatinya penuh iri, dengki, dan kebencian. Itulah jurang terdalamβ€”kemelaratan batin yang membuat manusia buta tak bisa melihat cahaya kecil dalam dirinya. Sedang mereka yang hidup berkelimpahan tak selalu berarti mereka yang berkelebihan harta. Orang yang sungguh kaya adalah mereka yang tangannya selalu di atasβ€”memberi tanpa mencatat, menolong tanpa menghitung. Mereka menakar kekayaan bukan dari banyaknya yang disimpan, melainkan dari besarnya yang dibagikan. Dan justru ketika mereka memberi, rasa cukup itu meluas, melimpah, tak habis-habis. Karena kelimpahan sejati bukanlah saat tangan menggenggam, melainkan saat tangan terbuka. Ketika memberi, sebenarnya kita sedang menabung di tempat yang tak terlihat. Bank dan korporasi bisa bangkrut, saham bisa jatuh, tapi tabungan di surga tak pernah kehilangan nilai. Seorang yang arif tahu, tabungan terbesar bukanlah di tempat di mana ia menyimpan uangnya, melainkan di hadapan sesama. Ia menabung dalam bentuk kebaikan yang tak terlihat mata, tapi terukir di buku langit. Ia menanam di ladang kasih sayang, dan buahnya dipetik dalam bentuk kedamaian yang tak bisa dibeli. Hidup yang berat selalu membawa pilihan: apakah kita akan membiarkan diri diperbudak oleh kesulitan, atau menjadikannya cambuk untuk berjalan menuju kelimpahan batin? Karena sejatinya, miskin dan kaya bukanlah sekadar kondisi dompet, melainkan kondisi hati. Seseorang bisa tidur di rumah reyot dengan senyum damai, dan seseorang bisa gelisah di ranjang emasnya sambil menahan rasa sakit. Maka, kebahagiaan bukanlah tentang berapa banyak yang kita punya, melainkan berapa banyak yang masih sanggup kita syukuri, dan berapa banyak yang berani kita bagikan demi membantu orang lain. Pada akhirnya, kaya dan miskin hanyalah label duniawi. Yang sesungguhnya menentukan: apakah kita hidup sebagai pemilik yang tak takut berbagi, ataukah sebagai hamba dari rasa kikir dan tamak yang tak pernah berkecukupan. Semarang, September 2025
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Fondasi kekayaan bukan pada besarnya penghasilan, melainkan pada kecilnya kebocoran.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Kekayaan tak datang dari konsisten bermimpi, melainkan setia menambah surplus kecil yang akan tumbuh berlipat ganda.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
*Untaian Merjan Rangkaian Proses: Dari Putus Asa hingga Meraih Kebahagiaan Sejati* Hidup bukanlah jalan lurus yang penuh cahaya, tetapi lorong panjang yang berliku, penuh dinding gelap, penuh batu tajam. Ada saat kita terjatuh, tersungkur, terluka hingga dunia tampak seperti musuh yang tak mengenal belas kasihan. Namun ingatlahβ€” putus asa bukanlah sebuah opsi. Selama hidup masih berdenyut di dada, maka menyerah tidak pernah menjadi pilihan. Putus asa hanya benar-benar lahir saat harapan telah mati, saat peluang habis, saat kematian menjadi satu-satunya jalan keluar. Kita pun belajar, bahwa penghalang terbesar dalam perjalanan bukanlah dunia luar, melainkan diri sendiriβ€”sekadar mencari validasi: ego yang meninggi, harga diri yang menolak disentuh, perasaan β€œaku paling tahu, paling pintar, paling hebat.” Di situlah langkah kita sering tersandung, pertumbuhan mandek, kemajuan berhenti. Lalu bagaimana seorang perintis bisa menjadi besar? Bagaimana seorang pemimpi bisa menyalakan dunia? Ia harus rela memulai dari fondasi, sebuah batu pijakan, sebuah langkah: membangun kepercayaan, menjaga reputasi, mencari relasi, melahirkan peluang, mengkapitalisasi modal, menjaga aliran, menahan badai, dan tetap memelihara pertumbuhan. Sebab realitas memang kejam: nilai manusia sering hanya diukur dari apa yang ia hasilkan, kontribusi apa yang ia beri, prestasi apa yang ia capai. Jarang ada yang menghargai proses, padahal proseslah yang menjadi guru sejati manusia. Prosesβ€” yang menajamkan kecerdasan, menempa ketangguhan, menyalakan kesabaran, menumbuhkan ketekunan. Proses adalah jembatan antara kelemahan dan keunggulan, antara kekalahan dan kemenangan. Tanpa proses, hasil hanyalah fatamorgana: indah di permukaan, rapuh di dalam. Namun dunia kini berjalan terlalu tergesa, orang ingin hasil instan, hingga melupakan arti kedewasaan. Akibatnya, lahir generasi cerdas tapi tak dewasa, pintar namun tanpa empati, berpengetahuan namun miskin kepedulian. Padahal sejatinya, kecerdasan intelektual harus bersanding dengan kecerdasan emosional dan spiritual. Sebab adab lebih tinggi nilainya daripada sekadar kepintaran, dan kepedulian lebih mulia daripada sekadar pencapaian. Ada pula godaan lain dalam perjalanan menuju puncak: ingin terlihat kaya, padahal belum benar-benar kaya. Keinginan mengejar validasi, sekadar pengakuan dan gengsi. Padahal kekayaan sejati tidak untuk dipamerkan. Ia tersembunyi di balik kerendahan hati, kesederhanaan terjaga dalam kendali diri. Hanya mereka yang sabar menanam akan menuai kekayaan yang bukan sekadar materi, tetapi juga jiwa yang lapang. Dan akhirnya, hidup bukan hanya soal bekerja dan berjuang, tetapi juga menyeimbangkan diri. Work-life balance sejati adalah harmoni empat komponen: jiwa, raga, pikiran, dan spirit. Saat keempatnya menyatu, maka tercipta kebahagiaan yang sesungguhnya, bahagia bukan karena apa yang kita punya, tapi karena siapa kita telah menjadi. *Butir hikmah yang tersisa:* Jangan lari dari proses, sebab proseslah yang membuatmu pantas. Jangan sombong pada dunia, sebab dunia akan mengujimu tanpa ampun. Dan jangan tergesa, sebab segala sesuatu yang indah, kuat, dan besar selalu lahir dari kesabaran. Maka berjalanlah, jatuh dan bangkitlah, gagal dan tumbuhlah. Karena hidup bukanlah tentang menghindari badai, melainkan belajar menari di tengah derasnya hujan. Semarang, September 2025
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Kami adalah orang-orang yang sudah tak bisa lagi merasa kehilangan karena kehilangan telah menjadi kekayaan hidup kami.
”
”
Seno Gumira Ajidarma (Saksi Mata)
β€œ
Sesungguhnya, kesadaran kemanusiaan kita adalah mata air yang tak pernah kering. Siapa yang belajar menimba dari padanya, tak akan pernah kehausan seumur hidup.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Anakku, kekayaan bukan sesuatu yang bisa kau kejar di luar sana, melainkan sesuatu yang tumbuh dari dalam dirimu. Uang hanyalah bayangan dari kesadaranmu. Jika engkau ingin bayang-bayangmu terlihat panjang, maka berdirilah tegak di bawah matahari nilai kebaikan dan keutamaan dari dirimu sendiri.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Jangan sekadar mengejar kekayaan; jadilah pribadi yang pantas untuk memilikinya.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Ada dua gagasan yang hidup di dalam pikiran manusia: yang satu dilingkupi rasa cukup, yang lain dibungkus rasa takut." Yang pertama berkata, β€œAku bisa mencipta, karena dunia ini penuh kemungkinan.” Yang kedua berbisik, β€œJika orang lain mendapat, maka bagianku akan berkurang.” Orang yang hidup dalam kelimpahan melihat peluang di tengah kekurangan, sementara mereka yang hidup dalam ketakutan melihat kekurangan di tengah peluang. Mereka berjalan di jalan yang sama, namun yang satu menatap langit penuh bintang, dan satu hanya melihat tanah berbatu yang tidak rata di bawah kakinya. Yang satu berpikir bagaimana caranya untuk jadi pemenang Sementara yang lain terperangkap dalam ketakutannya sendiri sebagai pecundang.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Kesadaran bukan sekadar berpikir positif. Ia adalah keheningan batin yang memahami hukum semesta: bahwa apa yang kau tanam dalam pikiran, akan tumbuh dalam kenyataan. Bila benihmu adalah rasa syukur, maka hidupmu akan berbuah kedamaian, kegembiraan dan kebahagiaan. Namun bila tanah hatimu engkau taburi rasa takut, kekhawatiran, keengganan dan seribu alasan, maka segala yang tumbuh akan terasa pahit dan menyakitkan. Oleh karena itu setiap pagi, sebelum dunia menuntut perhatianmu, tanyalah pada dirimu sendiri: β€œApakah pikiranku hari ini menciptakan kelimpahan, atau kekurangan?” Karena seperti matahari yang tak perlu diingatkan untuk terbit, demikian pula kesadaran yang benar β€” ia akan memancarkan terang, semangat, harapan, optimisme, antusiasme bahkan tanpa disuruh.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Uang datang kepada mereka yang tahu bagaimana memberi arah kepada prosesnya. Mulai dari niat, motif dan fokus pada tujuan. Ia seperti aliran air: mengalir dari sumber mata air yang jernih mencari tempat berlabuh, menjauh dari yang keruh. Bila hatimu penuh syukur, uang akan mendekat dengan cara-cara yang tak terduga. Namun bila hatimu penuh keluh kesah, uang pun takut menetap β€” ia bisa saja datang sebentar, lalu pergi tanpa pamit. Kalau ingin menangkap ayam, jangan kejar ayamnya. Ia akan lari menjauh. Demikian pula; jangan kau kejar uang; karena ia akan terbang menjauh. Melainkan kejarlah pemahaman tentang bagaimana menciptakan nilai. Sebab nilai adalah bahasa yang dimengerti oleh semesta, dan mereka yang mendoakannya dengan penuh kesungguhan, mengupayakannya dengan ketekunan dan menuturkannya dengan tulus, takkan pernah kekurangan rezeki.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Banyak orang ingin mengubah hidupnya, tapi sedikit yang mau mengubah dirinya. Mereka lupa bahwa hidup hanyalah cermin, dan cermin tak pernah berdusta. Jika wajahmu tampak kusam di pantulan cermin, bukan kaca yang harus dibersihkan β€” melainkan wajahmu sendiri. Demikianlah pula kekayaan: ia bukan hadiah dari luar, melainkan refleksi dari dalam. Siapa yang menata batinnya dengan rapi, bersih, memberi kenyamanan akan melihat dunia tersenyum kembali padanya.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Jangan mencari cara menjadi kaya, temukanlah dulu kesadaran untuk melayakkan dirimu, bahwa kekayaan itu memang pantas untuk kamu miliki. Karena orang yang tidak siap, akan kehilangan bahkan setiap kali diberi. Karena dalam setiap anugerah Tuhan itu ada makna dan amanah yang Ia titipkan.” β€œKesadaran, anakku, adalah pintu pertama menuju kelimpahan. Bukalah pintu itu, dan kau akan menemukan bahwa segala yang kau cari di luar sebenarnya telah lama menunggu di dalam dirimu sendiri.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Ingatlah, uang hanyalah alat ukur. Ia tidak menentukan siapa dirimu. Kau bisa kaya di mata dunia, tapi miskin di mata jiwamu sendiri. Dan kau bisa tampak sederhana, namun bisa juga tak ternilai di mata semesta. Karena nilai diri adalah mata uang yang tak pernah mengalami inflasi
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Ketika makan malam selesai, sang saudagar berkata dengan nada bangga, β€œGuru, lihatlah semua ini β€” rumahku, perusahaanku, hartaku yang berlimpah. Katakan padaku, apa lagi yang harus kulakukan agar dunia mengagumiku lebih dari ini semua?” Sang guru tersenyum samar. β€œApakah engkau ingin dikagumi, atau ingin dihargai?” Saudagar itu terdiam sejenak. β€œApa bedanya?” β€œYang dikagumi mengundang iri hati dan kecemburuan, yang dihargai menumbuhkan respek dan rasa hormat. Yang dikagumi seringkali hidup dalam panggung sandiwara, sementara yang dihargai hidup dalam keheningan yang jauh lebih bermakna.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Sang guru menatap ke sekeliling ruangan, lalu berkata pelan, β€œEngkau telah mengumpulkan begitu banyak harta, tapi apakah engkau tahu apa yang tidak bisa dibeli oleh kekayaanmu?” Saudagar itu mengernyitkan dahinya, belum memahami arah pembicaraan sang guru. Sang guru melanjutkan, β€œEngkau bisa membeli tenaga, tapi tidak dedikasi. Engkau bisa membeli perhatian, tapi tidak penghargaan. Engkau bisa membeli waktu orang lain, tapi tidak loyalitas. Engkau bisa membeli rumah, tapi tidak kehangatan. Engkau bisa membeli obat, tapi tidak kesehatan. Engkau bisa membeli teman, tapi tidak persahabatan. Engkau bisa membeli makanan, tapi tidak rasa syukur. Engkau bisa membeli kenikmatan, tapi tidak kebahagiaan. Kekayaan sejati bukan pada apa yang engkau miliki, melainkan pada siapa engkau menjadi dan pada bagaimana engkau menggunakan milikmu untuk meraih hal-hal yang lebih bermakna.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Sesungguhnya, dunia tidak menghargai orang karena status atau kekayaannya, melainkan dari seberapa besar nilai yang ia berikan bagi sesama.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Kekayaan yang sejati tidak pernah berdiam di dalam lemari besi, melainkan di kepala yang berpikir dan di dalam hati yang ikhlas memberi.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Kekayaan memang bisa berbicara banyak,” ujar sang guru dengan tenang, β€œtapi tidak semua kekayaan punya kata-kata yang bijak.
”
”
Titon Rahmawan