Keceriaan Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Keceriaan. Here they are! All 9 of them:

Aku tak bisa mengingkari apa yang aku rasa dan apa yang aku pikirkan. Persis seperti yang Scott bilang padaku, "Pada saat kamu menampilkan sisi dirimu yang paling rentan, saat itulah kelemahanmu muncul. Sudah aku bilang berkali kali, jangan bawa bawa perasaan. Saat kau menjadi Ajeng yang sensitif, naif dan bodoh kau kehilangan semua simpati dan pesonamu. Saat ada amarah, rasa kecewa, sedih, sakit hati yang datang menghampirimu, kamu bisa segera rasakan, bagaimana jiwamu terombang ambing oleh kelemahan. Orang akan melihatmu sebagai pribadi yang kontradiktif, yang tidak ramah dan tidak menyenangkan. Sehingga mudah sekali buat mereka melupakan Dee yang penuh energi vitalitas, keceriaan, kegembiraan, positif, kreatif, cantik, memesona, sensual, menggoda, ramah dan baik hati....
Titon Rahmawan
Cinta itu tempat di mana kalian bisa leluasa mencari dan menemukan harkat diri kalian sendiri. Lebih dari siapa pun, Ia selalu ada saat kamu membutuhkan. Ia menopang dan mendukungmu, namun tidak mengintimidasi dan membebanimu. Ia tidak menilai segala sesuatu dari dirinya sendiri. Namun ia selalu mendahulukan kepentinganmu, harapanmu, kebutuhanmu. Ia mengarahkanmu meraih nilai nilai luhur yang kamu perjuangkan. Ia siap berkorban demi memberimu keberhasilan dan kebahagiaan. Dan pada saatnya nanti, kalian bisa berbagi suka dan duka, tangis dan tawa, kesedihan dan keceriaan. Karena ia telah menjadi bagian dari dirimu sendiri.
Titon Rahmawan
Bagaimana ia bisa mencintai diriku sebegitu rupa. Bukan atas apa yang orang lihat pada diriku. Pada rupa pesona kecantikan yang lugu, polos dan sederhana ini. Pada kecerdasan yang alami, atau kebaikan hati, atau keceriaan yang tidak pernah dibuat buat. Tapi, bagaimana ia bisa merasakannya? Seperti sejuk embun yang mengecup keningnya di waktu subuh. Kehangatan mentari yang bersinar menembus punggung bukit, rimbun dedaunan, dan menembus kisi kisi jendela. Ditingkah riuh suara burung dan kokok ayam jantan menyambut pagi. Perasaan yang barangkali hanya dia yang tahu. Serupa rasa haus yang hanya mungkin terobati oleh kehadiran senyum yang tulus. Yang tidak menjanjikan apa apa, selain daripada cinta dan mungkin juga keabadian. Itulah yang kemudian dinyatakannya padaku lewat sebuah puisi, "Sekiranya kau ijinkan aku mencintai empat orang sekaligus, maka orang itu adalah dirimu, dirimu, dirimu dan dirimu.
Titon Rahmawan
Sesungguhnya kebaikan (ketaatan kepada Allah) itu merupakan keceriaan di wajah, cahaya di hati, kelapangan pada rezeki, dan kecintaan di hati manusia. Adapun keburukan (kemaksiatan) merupakan kemuraman di wajah, kegelapan di hati, kelemahan di badan, dan kebencian di dalam hati manusia.
Ibnu Abbas radhiyallaahu 'anhu
Jika kita mau membuka hati, kita akan menemukan keceriaan dan kehangatan di meja makan.
Satria Nova (Bintang Hati)
Lakukan apa yang kau bisa untuk membawa sedikit keceriaan di dunia yang suram ini, dan jika orang-orang menolak usahamu, itu salah mereka.
Jeff Lindsay (Dexter in the Dark (Dexter, #3))
Cinta, seperti hujan, bisa menyuburkan dari atas, menghujani pasangan dengan keceriaan. Tapi kadang-kadang, dalam panasnya kehidupan, cinta seolah kering di permukaan dan harus tergantung pada akarnya yang tertanam dalam untuk membuatnya tetap hidup,
Mitch Albom (Mitch Albom Box Set: The Five People You Meet in Heaven / Tuesdays with Morrie / Have a Little Faith / For One More Day / The Time Keeper)
Malaikat Kecilku Masih kubaca tawamu senja itu mengabur bersama bayang-bayang rembulan. Waktu yang melebur bersama turunnya hujan mengembalikanmu pada apa yang hilang. Perasaan-perasaan yang pernah engkau miliki; Pohon hayat yang dulu melahirkanmu. Cahaya matahari yang mengasuhmu. Sungai dan laut yang membesarkanmu. Rumput dan padang ilalang yang memberimu pelajaran tentang hidup. Tentang cinta dan kerinduan. Tentang sedih dan kekecewaan. Segala apa yang membuatmu tumbuh tegar dan kuat. Adakah kini engkau mengerti, betapa waktu mencintaimu sebagaimana adanya dirimu saat ini. Waktu yang membawamu menemui mereka yang datang dan pergi dalam perjalanan kehidupan. Waktu yang mendamparkanmu ke puncak gunung demi menatap wajah rembulan. Waktu yang menjejakkan langkahnya di pasir putih bersama tarianmu, demi mendengarkan gelora ombak samudra. Waktu yang membaca gelak tawamu di permukaan telaga dan memberimu kebahagiaan. Musim hujan akan segera tiba aku akan berusaha menulis puisi untukmu setiap hari. Dan engkau bisa membacanya bersama bintang-bintang agar mereka hadir menemanimu. Engkau tak akan lagi dirundung sunyi. Engkau tak akan pernah merasa sendirian. Sebab engkau bisa menjadi apa saja yang engkau inginkan. Berenang gemulai seperti ikan arwana yang elok lembut atau terbang di atas awan seperti burung layang-layang. Sungguh engkaulah malaikat kecilku. Bukan aku yang menjagamu, melainkan sebaliknya. Engkau mewarnai hidupku melebihi indah busur pelangi. Tak ada kebahagiaan yang melampaui keceriaan yang kau berikan lewat senyummu yang bersahaja. Jadi ijinkan aku menyatakan perasaan saat kamu masih terjaga, betapa dalam cinta ayah padamu. Seperti pesona binar tatap matamu yang tak pernah pudar dari ingatan. Terimakasih telah menjadi embun pagiku, penyejuk dahagaku. Selamat malam malaikat kecilku, tidurlah yang nyenyak. Bawalah senyum Tuhan dalam mimpi-mimpi indahmu.
Titon Rahmawan
Peristiwa - Peristiwa yang Aku Alami Sendiri Hari ini Tanpa Kehadiranmu Aku menyelami pagi seperti menelusuri rutinitas sehari-hari yang menyakitkan seluruh panca inderaku. Sudah beberapa saat lamanya sejak aku tak lagi dapat melihat realitas, tak bisa mendengar kebenaran dan tak mampu berbicara fakta. Segala hal berubah toksik dan menakutkan. Aku terpaksa harus mengenakan kacamata dan masker kemana-mana. Aku memaknai siang seperti menjalani momen yang sama berulang-ulang. Tak ada kutemukan kegembiraan atau keceriaan di situ. Seperti dipaksa minum jamu yang pahit rasanya dan membuat kerongkonganku terbakar. Sudah sebulan ini aku mencerna sore hari tak lebih menyenangkan dari membaca koran pagi, menyeruput segelas kopi dan lalu berdiam diri seolah tak pernah terjadi apa-apa. Aku menakrifkan malam seperti mengeja kata-kata yang berloncatan dari balik kaca jendela yang terbuka menghadap ke langit yang gelap gulita. Kata-kata berguguran menjelma nir makna, bermula dari kekosongan berjalan beriringan menuju kehampaan. Demikianlah, tak aku temukan jejakmu dari semua liputan berita di televisi, tayangan drama sinetron, panorama senja yang berlarian dari laju kendaraan yang bersicepat di jalan atau dari kabar-kabar hoax yang bertebaran di mana-mana. Namamu tak aku dapati di antara butiran partikel yang berterbangan di udara, di dalam hembusan asap rokok atau dalam lembaran pamflet yang tertempel di dinding-dinding kota. Sudah lama sekali aku tidak pernah lagi merasakan getaran hatimu sebagai kerinduan yang ditawarkan kegelapan yang terbaring mati di luar sana. Entah mengapa aku merasa, ada semacam ironi dari rintik hujan yang baru saja turun sebagai isyarat yang selalu gagal kutangkap maknanya saat aku sedang sendirian memikirkan keberadaanmu. Bukankah kita sudah tidak pernah menangis lagi seperti dulu? Sebagaimana kita tak pernah bertengkar lagi setelah masing-masing merasa kehilangan perasaan yang dulu pernah sama-sama kita percayai. Malam ini adalah malam terakhir aku memutuskan untuk menunggu kepulanganmu. Aku melihat troli-troli berjalan sendiri di pusat perbelanjaan bersama sarat beban kemarahan yang mesti ditanggungnya. Seperti ingatan yang tak mampu melupakan beberapa petikan kalimat yang dulu pernah kamu pertanyakan; 1. Menunggu kedatangan kereta adalah sebuah pekerjaan yang membosankan, tapi mengapa tetap saja engkau lakukan? 2. Waktu adalah hal yang paling artifisial di era digital ini. Apa yang mesti kita bantah dari pernyataan serupa itu? 3. Benarkah cinta sudah menjadi komoditi yang sangat murah, tak ubahnya barang kodian yang banyak dijajakan di pinggir jalan? 4. Apakah ada puisi yang sengaja ditulis melulu hanya untuk mempertanyakan eksistensinya sendiri? 5. Kebahagiaan, apa itu kebahagiaan? Entahlah! Marilah kita sama-sama rehat sejenak dan melupakan semua masalah yang hanya menghadirkan kesedihan ini.
Titon Rahmawan