“
Jika kegagalan adalah sukses yang tertunda, berarti bisa kita harapkan kebohongan adalah jujur yang tertunda .... Mengapa kalian pesimistis?
”
”
Sujiwo Tejo (Ngawur Karena Benar)
“
Yang terburuk dari adegan-adegan di panggung itu adalah orang menjadi begitu terbiasa dengan kebohongan sehingga mereka terbiasa melontarkan kekaguman dan bertepuk tangan.
”
”
Multatuli (Max Havelaar, or the Coffee Auctions of the Dutch Trading Company)
“
Tatap aku sayang. Lihat aku. Biarpun semuanya hanya kebohongan. Tetapi cintaku padamu itu nyata. Tidak berartikah itu semua kepadamu? Aku membohongimu karena aku mencintaimu, karena aku sangat mencintaimu!"
~Rafael Alexander
”
”
Santhy Agatha (Unforgiven Hero)
“
Jika fantasi sama dengan kebohongan, para penulis mestilah merupakan pembohong yang paling antusias. Mereka hidup dari situ dan orang-orang dengan sukarela membeli cerita hasil kebohongan mereka. Beberapa orang senang berbohong sedangkan yang lain senang dibohongi.
”
”
Jostein Gaarder (Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken)
“
Aku menatapnya, mencari-cari jejak kebohongan yang mungkin bersembunyi di balik kelam hitam bola matanya. Mencurigainya sepenuh hati, memperhatikan bahasa tubuhnya yang mungkin dapat manguak yang sesungguhnya. Aku nggak tahu apa dia sedang berbohong padaku atau sedang berkata jujur. Bukannya aku nggak mau percaya...aku takut percaya.
”
”
Winna Efendi (Remember When)
“
Kejujuran tak selamanya melegakan. Adakalanya kejujuran jauh lebih menyedihkan dan mengerikan dari kebohongan
”
”
Rhein Fathia (Gloomy Gift)
“
Ternyata hal yang paling menakutkan bukanlah suara halilintar, tetapi kebohongan.
”
”
Orinthia Lee (Why Always Me?)
“
Jika anda mampu berkepala dingin saat sekeliling anda kehilangan akal dan menyalahkan anda,
Jika anda bisa percaya diri saat orang lain meragukan anda, tetapi memperhatikan juga keraguan mereka,
Jika anda bisa menunggu tanpa jemu dan tidak membalas kebohongan dengan kebohongan, atau kebencian dengan kebencian,
Jika anda bisa tahan mendengar kebenaran yang anda katakan diplintir oleh orang licik untk mempengaruhi orang-orang bodoh, atau melihat jerih payah anda dihancurkan, tapi gigih bertahan membangunnya kembali dengan peralatan yang morat marit,
Jika anda bisa bergaul dengan rakyat jelata tanpa menjadi kampungan, dan dengan raja-raja tanpa menjadi sombong,
Jika lawan mau pun kawan tidak bisa merusakkan anda, maka anda adalah sungguh manusia sejati.
”
”
Rudyard Kipling
“
Betapa seringkali orang lebih mudah untuk mengucap kebohongan hanya karena tak ingin dihadapkan pada sebuah situasi yang sulit. Akan tetapi, acap pula ia lupa bahwa kejujuranlah yang justru akan menjauhkannnya dari berbagai kesulitan
”
”
Titon Rahmawan
“
Kebohongan bukan cuma berlawanan dengan kebenaran, tetapi juga sering saling bertentangan di antara mereka sendiri.
”
”
Daniel Webster
“
Sialnya, seringkali cinta bisa membuat segala kebohongan bisa dimaklumi.
”
”
Rhein Fathia (Gloomy Gift)
“
Kebenaran tetap akan menjadi kebenaran. Kebohongan akan habis masanya dipercaya.
”
”
Danu Saputra
“
Strike teringat kata Adler, "Kebohongan tidak akan masuk akal, kecuali kebenaran mengandung bahaya yang setara.
”
”
Robert Galbraith (The Cuckoo's Calling (Cormoran Strike, #1))
“
Apa yang mungkin engkau yakini sebagai sebuah hukuman, Kay? Bukankah langkah, semestinya tidak meninggalkan jejak yang di kemudian hari ingin engkau ingkari.
Kenangan adalah getah yang menitik dari luka sebatang pohon. Sedang ingatan yang terkubur di halaman, adalah tulang tulang yang digali oleh anjing anjing pencuri di malam hari. Siapa yang akan datang untuk mencintaimu dengan wajah yang carut marut serupa itu?
Karena tangkapan layar itu tak akan pernah menyatakan kebohongan yang lain selain dari apa yang sengaja engkau niatkan sejak semula, Kay.
Apapun yang coba kau sembunyikan dibalik topeng _masquerade_ berenda renda itu selamanya tak akan pernah pergi. Kau tak mungkin jadi bunglon yang cukup pintar menyamarkan ketelanjanganmu sendiri.
Sebagaimana waktu telanjur menyerap seluruh kehadiranmu di detik ini, di hari hari yang lampau atau di tahun tahun yang akan datang. Engkau tak akan pernah bisa berpaling darinya.
Bagaimana kau bisa merasa yakin pada dirimu sendiri, Kay? Bahwa semua jejak yang engkau tinggalkan itu bukanlah sebuah petilasan kebodohan dan artefak kebohongan?
Seperti buah terlarang yang dipetik Eva dari tengah taman Eden yang hilang itu. Ia telah menjelma menjadi labirin di dalam diri setiap anak keturunannya. Ia telah menjelma jadi Pandora, dan kotak laknat yang kemudian mengutuknya menjadi seorang wanita yang kesepian seumur hidup.
”
”
Titon Rahmawan
“
Bagaimanapun kau bisa meyakini satu hal: seorang lelaki musti berpura-pura demi meneruskan hidup.
”
”
Osamu Dazai (The Setting Sun)
“
Saya lebih suka dibenci orang karna menyebarkan suatu kebohongan daripada menyebarkan suatu kebenaran karna kemunafikan
”
”
LoveinParisSeason2
“
Tapi lebih baik disakiti oleh kenyataan daripada dinyamankan oleh kebohongan.
”
”
Khaled Hosseini (The Kite Runner)
“
memang begitu manusia pada umumnya, bukan? Gemar meyakinkan diri sendiri dengan kebohongan, semata-mata untuk menenangkan jiwa yang gundah. Aku sedang melakukannya.
”
”
Nessa Theo (Affectum)
“
Kebenaran, agar bisa menemukan jalan masuk, harus sebegitu sering meminjam GAUN kebohongan.
”
”
Multatuli (Max Havelaar, or the Coffee Auctions of the Dutch Trading Company)
“
Ada sekuntum mawar di dadanya dan dusta di mulutnya. Sesungguhnya, Ia tak menggonggong serupa anjing yang tolol. Ia hanya tak mengindahkan hal lain, selain rasa laparku. Digigitnya tulang dari kedalamanku yang perih. Mata yang tak peduli dan hasrat untuk membunuh.
Gelegak darah ini sama kejinya dengan celoteh amarah. Api yang ia simpan di balik pisau yang beringas itu. Pada dadanya yang terbelah, dan jantungnya yang memerah. Yang ia tunjukkan berulang ulang kali tanpa setitik pun rasa malu atau mungkin penyesalan.
Lagunya tak semerah gincu yang ia kenakan malam itu. Dan apakah itu, secarik kain sewarna darah yang tak mampu menutupi semua kejalangannya dari dunia? Dari dulu sekali, ia sudah bukan milikku lagi. Ia sudah jadi milik semua orang.
Seperti semua kata kata cinta yang diobralnya dengan murah. Seperti haram jadah yang pernah terlahir dari mimpi di siang bolong. Mimpi tempat kami menghabiskan waktu. Waktu dan seluruh kesia siaan. Waktu yang tak bernilai, selain onggokan sampah, sumpah serapah dan omong kosong. Waktu yang membusuk dalam pikiran semua orang. Mereka yang tak lebih anjing dari diriku sendiri. Mereka yang menanti jam jam pertunjukan dengan air liur menetes.
Mereka, yang sejak dari hari pertama telah menjeratkan benang laba laba itu ke dalam pikiranmu, Baby. Benang yang tak lebih tipis dari semua harga diri dan kehormatan. Sesuatu yang mungkin, tak pernah engkau miliki. Dan bodohnya lagi - seperti yang sudah sudah - aku masih saja duduk di sana merasa lebih, memiliki dirimu... lebih dari siapa pun, Kay.
”
”
Titon Rahmawan
“
Kepada ikan-ikan yang namanya tak boleh kuabaikan jika ingin mendapatkan sepeda presiden. Aku ingin tinggal di air, nampaknya aku juga ingin menghabiskan waktuku untuk mandi, sepertimu. Di daratan, aku lelah bermandikan kebohongan dan cinta yang keras kepala.
”
”
Alfin Rizal
“
Kalau ada yang aku inginkan selain membahagiakan dirimu, itu adalah menata kembali perasaanku dari banyak peristiwa yang ingin aku lupakan. Tapi perasaan bukanlah pikiran yang bisa aku ajak kompromi. Ia seringkali berbicara dengan caranya sendiri.
Seperti menata taman yang berantakan di halaman. Membersihkan belukar dan rumput rumput liar atau sekedar mengecat pagar agar bisa kembali indah seperti dulu.
Menambahkan sesuatu pada yang tak ada atau tak pernah hadir dalam hubungan kita. Seperti mengharap yang hampa dari sebuah kekosongan yang tanpa makna. Betapa banyak sudah kebohongan yang kita reka-reka agar kita tak saling menyakiti.
Bukankah kita pernah menjadi begitu dekat dan jauh sekaligus dalam kesempatan yang sama? Bukankah kita pernah saling mencintai?
Tapi waktu seperti melupakan perannya dalam kehidupan. Ia seperti tak pernah memihak kepada kita. Ia seperti kendaraan yang berjalan sendiri tanpa orientasi. Tak tahu mau apa atau kemana.
Aku hanya ingin berhenti memelihara rasa sakit dari ingatan akan cinta yang tak mau pergi. Sebagaimana aku merasa, betapa sia-sia menunggumu untuk mengisi gelas kosong di dalam hatiku lagi.
Hanya bisa menduga-duga, apakah kau masih akan menungguku untuk membawamu pulang? Ternyata, teramat susah menjaga dan memelihara perasaan.
Lalu, apa yang masih bisa kita ingat dari percakapan yang hanya hidup dalam imajinasi? Raut wajahmu, senyummu atau hangat ciuman bibirmu adalah kesedihan yang bersikeras tak mau pergi.
Tapi sudahlah, kita sudahi saja semuanya. Sebab aku hanya ingin berhenti. Aku tak ingin lagi tinggal dalam rumah yang hanya mendatangkan rasa sakit
dan kepedihan.
”
”
Titon Rahmawan
“
10 Pertanyaan Tentang Cinta Kepada Kay
Masih ingin kubertanya untuk apa yang tak sanggup aku mengerti - dari sebotol bir yang kautuang ke dalam gelas - hanya untuk membuatmu melupakan dunia dan barangkali diri sendiri;
Apakah kepedihan serupa itu yang hendak kautanggalkan dari tubuhmu?
Seperti sepotong lingerie yang mesti kau lepas di depan layar laptop yang kaubenci setiap hari.
Bukankah ragamu adalah ceruk rahasia yang menyimpan semua cinta dan harapan dan kebahagiaan dan sekaligus juga kebohongan? Toh semua yang semu cuma akan menertawakanmu.
Apakah dengan cara serupa itu engkau akan sungguh sungguh bahagia, sehingga kaubisa melupakan diri sendiri dari kepenatan yang sia sia? Ya barangkali saja itu akan membuat jeda sejenak dari ritual yang mesti kauulang dari awal mula lagi.
Sekiranya ada jalan, apakah kau masih akan setia pada lorong buntu yang menyesatkanmu? Seperti vas porselen yang melupakan bunga yang diciptakannya dari ketiadaan dan lalu membiarkan dirinya layu tergerus waktu.
Lalu bukankah meja, almari dan juga pintu itu bahkan sudah tak lagi peduli pada apartemen baru yang kini engkau tinggali? Bahkan sofa merah jambu itu masih meninggalkan jejak ludah dan air kencingmu sendiri di sana.
Apakah kehidupan serupa itu yang ingin kauabadikan dalam ponselmu, Kay? Setiap menit yang gerah memaksa dirimu menanggalkan gaunmu lagi dan lagi dan lagi, hingga sampai kehitungan yang entah ke berapa kali.
Sampai pada kematian atau bahkan hidup yang tak lagi mempertanyakan kepada siapa engkau akan pergi? Kemana engkau akan tinggal? Dan kapan engkau akan kembali? Mungkin waktu dan juga hasrat dan juga pikiran sudah tak akan peduli; siapa dirimu yang sesungguhnya?
”
”
Titon Rahmawan
“
Dimanakah letak kebajikan sejati seandainya kebajikan selalu memperoleh imbalannya? Mengapa kebohongan yang memalukan selalu diciptakan?
”
”
Multatuli (Max Havelaar, or the Coffee Auctions of the Dutch Trading Company)
“
Tidak ada satu pun hal yang akan berakhir bahagia pada sesuatu yang diawali dengan kebohongan.
”
”
Ilham Gunawan (Mawar Abu-Abu)
“
Maka ketika ia muak dengan kebohongan-kebohongan manusia, ia mulai menuyukai kucing. Ia agak emosional tentang kucing, baginya kucing adalah hewan yang tidak pernah menyembunyikan perasaan mereka. Kucing punya kejujuran emosional yang tidak dipunya kebanyakan manusia.
”
”
Nailal Fahmi (Jalan Panjang yang Berangin)
“
Apakah kita pernah berpikir, bahwa kebohongan bisa menyelamatkan hidup seseorang? Pada saat seseorang diperhadapkan dengan sebuah dilema moral; bila engkau harus memilih, antara berbohong atau seseorang akan mati sebagai konsekuensi dari kejujuranmu, mana yang akan engkau pilih?
Aku jelas akan memilih untuk berbohong, asalkan aku tidak menjadi penyebab kematian orang lain. Siapa yang bisa menghakimi penilaian penilaian rumit serupa itu? Menurutku, pertimbangan moral harus tetap berpegang pada hati nurani.
”
”
Titon Rahmawan - Kisah Tentang Kawanan Anjing
“
Dalam hidup ini, yang ada selalu hitam dan putih Tak ada kehidupan yang sempurna dalam segala hal. Bahkan para Nabi sekalipun tak bisa selamat dari kejahatan hidup ini, baik yang berupa kebohongan, kesesatan, dan pembangkangan.
”
”
Faruq Juwaidah (Mencari yang Mustahil)
“
Dalam hidup ini, yang ada selalu hitam dan putih. Tak ada kehidupan yang sempurna dalam segala hal. Bahkan para Nabi sekalipun tak bisa selamat dari kejahatan hidup ini, baik yang berupa kebohongan, kesesatan, dan pembangkangan.
”
”
Faruq Juwaidah (Mencari yang Mustahil)
“
Ia sangat pandai membohongi diri sendiri hingga ia tak bisa lagi membedakan kebenaran dan kebohongan. Ini adalah kebenaran darah itu nyata kasus pembunuhan dan perampokan itu nyata.
”
”
Muhamad Rivai (Pertanyaan Paling Aneh)
“
Meski kebohongan dilakukan demi kebaikan, kebohongan tetaplah kebohongan, kebohongan akan membuat pedih hati yang dibohongi
”
”
Pretty Angelia (Dae-Ho's Delivery Service)
“
Dan bukan hanya rima yang memikat anak-anak muda pada kebohongan.
”
”
Multatuli (Max Havelaar, or the Coffee Auctions of the Dutch Trading Company)
“
Rumah terpencil di pinggiran sawah itu dan cupang merah di lehermu, bagaimana engkau bisa menjelaskannya? Apakah itu bentuk kekerasan pada diri sendiri?
Bagaimana aku bisa melindungi dirimu dari kejahatan yang aku ciptakan? Hatiku telah mengeras seperti batu. Otakku mengerut lisut seperti walnut. Penuh dengan ulat dan kebusukan.
Aku tak mampu lagi mengenali hasratku sendiri. Ingatan mengabur seperti malam menjelang pagi. Langit gelap tertelan mimpi. Cahaya putih di mana mana.
Apa yang engkau rencanakan untuk mengelabui sang waktu? Menidurkan diriku dalam buaian gelombang. Erangan demi erangan. Tangan yang mencekik lehernya sendiri. Kelam mimpi yang menikam mati.
Layar lap top berkedip mengisahkan kebohongan yang lama menghantuiku. Gambaran brutal pembunuhan keji. Gadis kecil yang aku cintai. Rembulan mata hatiku.
Engkau atau aku yang sebenarnya? Siapa dari kita yang sesungguhnya iblis? Kita berdua adalah pembunuh dengan jubah yang sama. Engkau alibi sempurna bagi keberadaanku, demikian pula sebaliknya. Hidup adalah neraka walau hanya sekejap.
”
”
Titon Rahmawan
“
Genosida tidak terjadi dalam semalam. Ia dimulai dengan kata-kata dan kebohongan.
”
”
Elie Wiesel
“
Sebaik-baiknya kebohongan itu ditutupi, pada akhirnya akan ketahuan juga. Rahasia hanya akan menimbulkan kebohongan yang lain.
”
”
Kang Ji Young (Yawning Is Delicious)
“
Kebohongan mungkin bertahan sebentar, tetapi kebenaran akan selalu muncul ke permukaan
”
”
Unknown
“
Nah, bagaimana kamu sanggup bertahan di tengah dunia yang penuh hasutan dan tipuan ini, Omi? Ketika hoax, dusta, kebohongan dan kepalsuan berseliweran di mana mana setiap hari. Ketika kamu tidak punya panduan atas apa yang kamu anggap baik atau buruk. Ketika kamu tidak bisa memilah lagi mana yang menganjurkanmu pada kebenaran dan mana yang mendorongmu pada kesesatan?
Manakala kamu tidak bisa membaca tanda tanda jaman. Manakala otakmu kosong karena kamu tak pernah membaca dan belajar dari buku, tak mau mendengar nasehat dan petuah orang tua. Manakala kau tak asah hidupmu dari pengalaman masa lalu dan kebajikan yang di tularkan oleh para pendahulumu. Dan lihatlah, apa reaksimu kalau ayah bicara seperti itu?
Kamu cuma bisa ngomong, "Ah ayah... ini sudah era digital Yah. Apa yang ayah katakan itu semua sudah ketinggalan jaman.
”
”
Titon Rahmawan
“
Soliloqui
Sudah ribuan kali aku bertanya pada diriku sendiri; apakah aku sungguh merindukanmu sebagaimana engkau adanya dulu? Ataukah ini hanya sekedar perasaan yang ingin kembali kunikmati seperti ketika kita masih bersama?
Apakah sebegitu mudahnya buat kita untuk saling melupakan segala perasaan yang pada mulanya sederhana? Setelah semua kisah kita tamatkan dan seluruh perjalanan cerita kita tuntaskan. Tak ada lagikah catatan yang menyisakan tempat untuk kita terus bertahan?
Apakah kita masih mampu belajar untuk peduli? Berusaha keras untuk saling mengerti, berikhtiar untuk saling memahami. Perasaan-perasaan yang dulu sempat kita pertahankan mati-matian, namun pupus di tengah jalan. Haruskah kita tutup buku dan membiarkan semua kenangan itu berlalu?
Segampang apapun aku berusaha menyatakannya.
Apakah memang tak ada lagi yang patut diingat dari semua perjalanan masa lalu? Asa yang mendekatkan diriku padamu dan mimpi bahagia untuk senantiasa berbagi. Susah senang dijalani bersama, tangis tawa diarungi berdua. Lalu kemana perginya semua harapan itu?
Apakah aku harus berpura-pura tak lagi mengenal dirimu? Sekalipun sungguh aku menangis di dalam hati, setiap kali berpapasan denganmu dalam lintasan waktu yang membawaku kembali ke jalan di mana pertama kali kita dipertemukan. Hatiku yang lara hanya bisa bertanya; Apa susahnya untuk menyapaku sebagai teman atau sahabat? Sekalipun jujur bukan itu yang aku inginkan.
Apakah aku harus berpura-pura tidak mengindahkanmu, sementara jauh di dalam sana batinku meronta-ronta? Ataukah sebaliknya, kita akan membuang segala kebohongan dan pada akhirnya berdamai dengan diri sendiri. Berani mengungkap seluruh kebenaran walau kita tahu itu bakal menyakitkan.
Tapi entahlah, seperti melempar sebutir kerikil ke dalam senyap sebuah telaga. Aku hanya bisa menduga-duga, seberapa dalam batu kerikil itu bakal tenggelam? Setelah sekian waktu lamanya kita tak lagi bertegur sapa, apakah engkau pernah merasa diam-diam merindukan diriku, sebagaimana aku diam-diam merindukanmu?
”
”
Titon Rahmawan
“
Sejatinya kebenaran dan kebaikan hanya akan jadi benalu jika disampaikan dengan cara-cara yang buruk.
Pula sebaliknya, kejahatan dan kebohongan juga akan dipandang sebagai suatu keabsahan jika disampaikan dengan cara-cara yang elok.
”
”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)
“
Jangan dibiasakan berbohong, meskipun itu tentang hal paling kecil sekalipun. Ingat, nama bom terdahsyat bukanlah bom jupiter atau bom matahari, tapi bom atom.
”
”
Sam Haidy
“
Negeri kecilku itu isinya semua alien,
dan akulah satu-satunya manusia
— semua hanya pandai berpura-pura.
”
”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)
“
Orang itu mengaku seorang pengarang yang selama hidupnya telah menciptakan kebohongan-kebohongan. Imajinasi adalah kebohongan untuk diri sendiri, katanya, mengucapkan makna yang tak kumengerti. Begitu imajinasi dituturkan ataupun dituliskan dan didengar atau dibaca orang lain, kita telah menciptakan kebohongan-kebohongan kepada orang lain. Cerita pendek, novel, puisi, dan karangan fiksi lainnya adalah kebohongan. Kebohongan yang nikmat. Tetapi mereka tidak mau akui kebohongan mereka dan dengan cerdiknya mereka berlindung di balik kata imajinasi. Padahal sesungguhnya tidak ada Sukri membawa pisau belati. Tidak ada wanita muda yang menanggalkan satu per satu pakaiannya dan berkata, maukah kau menghapus bekas bibirnya di bibirku dengan bibimu? Bohong semua itu.
”
”
Hamsad Rangkuti (Panggilan Rasul: Kumpulan Cerpen)
“
Yang jadi masalah di sini bukanlah Internet atau situs web yang digunakan, walau lewat cara itu kabar tersebut tersebar, tapi kebodohan pikiran manusia. Dalam mencari kebenaran, kita memilih untuk memercayai sumber-sumber yang tak bisa dipertanggungjawabkan, dan kita menyebarkan kebohongan ini atas nama 'berbagi', menciptakan bencana yang sulit diperbaiki.
”
”
Chan Ho-Kei (Second Sister)
“
Bagaimana Anda bisa menciptakan lautan air mata? Sesendok saja pun rasanya tidak mungkin. Bukankah Anda telah berbohong? Ya, saya memang telah berbohong, kata penyair itu setuju dengan pendapatku. Semua kita ini para pembohong. Berlindung di balik kata imajinasi dan metafora-metafora kebohongan. Kebohongan adalah kebohongan. Berbohong dan imajinasi itu sama. Berbohong adalah berimajinasi. Oleh sebab itu aku menangis dalam sujud panjangku yang khusyuk, di depan Kabah itu, memohon ampun dari dosa-dosa berbohong. Meminta pengampunan kepada Allah. Tak ada jalan lain untuk menghapus dosa selain meminta pengampunan dari-Nya. Walau keudian aku akan kembali berbohong. Karena itu adalah profesiku. Berbohong untuk sesuap nasi. Tak ada jalan lain kecuali menciptakan kebohongan.
”
”
Hamsad Rangkuti
“
Ada berjuta wajah yang senantiasa disembunyikan oleh manusia ketika mereka berbicara. Hal yang selama ini diyakini sebagai sebuah kebenaran sejatinya hanyalah selubung untuk menyamarkan kedustaan. Pula sebaliknya, sebuah kebohongan bisa saja jadi suatu kebenaran yang sukar untuk dicerna sekalipun pahit untuk diterima.
”
”
Robi Aulia Abdi
“
Percayalah, kekasih! Setiap dari masing-masing kita pernah setidaknya sekali dalam seumur hidup menjelma setan di kepala orang-orang yang kita ajak bicara.
”
”
Robi Aulia Abdi
“
Sesal seumur hidup atas kematian integritas yang tertusuk oleh kebohongan.
”
”
Achmad Aditya Avery
“
Percayalah, bahwa setiap yang berbicara setidaknya pernah menghasilkan
satu atau dua kebohongan.
”
”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)
“
Dunia dipenuhi kebohongan, ketamakan, kepedihan, dan penderitaan. Tidak ada kenyamanan di dunia. Yang ada hanya kezaliman dan kekalahan. Oleh karena itu, taatlah kepada Allah dan pandanglah dunia sebagai hal yang remeh. Dengan cara ini, engkau akan mendapatkan ketenangan hati. Jiwa kalian juga akan mendapatkan ketenteraman.
”
”
Sibel Eraslan (Maryam: Bunda Suci Sang Nabi)
“
jika semua orang lain menerima kebohongan yang dipaksakan partai, jika semua catatan menceritakan dongeng yang sama, maka dusta itu lulus dan dan masuk ke dalam sejarah dan menjadi kebenaran
”
”
George Orwell