Kebahagiaan Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Kebahagiaan. Here they are! All 47 of them:

β€œ
kebahagiaan adalah kesetiaan.. setia atas indahnya merasa cukup.. setia atas indahnya berbagi.. setia atas indahnya ketulusan berbuat baik..
”
”
Tere Liye (Moga Bunda Disayang Allah)
β€œ
Kemampuan membaca itu sebuah rahmat. Kegemaran membaca; sebuah kebahagiaan.
”
”
Goenawan Mohamad
β€œ
Mencintai tak berarti harus memiliki. Mencintai berarti pengorbanan untuk kebahagiaan orang yang kita cintai. Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilakan. Yang ini pengorbanan.
”
”
Salim Akhukum Fillah
β€œ
Percayalah, hal yang paling menyakitkan di dunia bukan saat kita lagi sedih banget tapi nggak ada satupun teman untuk berbagi. Hal yang paling menyakitkan adalah saat kita lagi happy banget tapi justru nggak ada sat pun tema untuk membagi kebahagiaan tersebut.
”
”
Tere Liye (Berjuta Rasanya)
β€œ
Secara mudah kebahagiaan itu ialah memiliki hati yang tenang dalam menghadapi apa jua ujian dalam kehidupan
”
”
Pahrol Mohamad Juoi
β€œ
Betapa tidak akan menguji ketabahan, jika sesuatu yang sudah seolah-olah seperti cinta masih juga tidak memberi jaminan kebahagiaan?
”
”
Seno Gumira Ajidarma (Linguae)
β€œ
Kebahagiaan kita tidak terletak pada harta, tidak pada penampilan diri, tidak jugapada gemerlap perhiasan dan keindahan dunia. Ukuran kebahagiaan terkait erat pada hati dan ruh manusia yang mendamba ridha Tuhannya.
”
”
Ψ­Ψ³Ω† Ψ§Ω„Ψ¨Ω†Ψ§
β€œ
ada banyakcara menikmati sepotong kehidupan saat kalian sedang tertikam belati sedih. salah satunya dengan menerjemahkan banyak hal yang menghiasi dunia dengan cara tak lazim. saat melihat gumpalan awan di angkasa. saat menyimak wajah-wajah lelah pulang kerja. saat menyimak tampias air yang membuat bekas di langit-langit kamar. dengan pemahaman secara berbeda maka kalian akan merasakan sesuatu yang berbeda pula. memberikan kebahagiaan utuh -yang jarang disadari- atas makna detik demi detik kehidupan.
”
”
Tere Liye (Sunset Bersama Rosie)
β€œ
Saat kita tertawa, hanya kitalah yang tahu persis apakah tawa itu bahagia atau tidak. Boleh jadi, kita sedang tertawa dalam seluruh kesedihan. Orang lain hanya melihat wajah. Saat kita menangis pun sama, hanya kita yang tahu persis apakah tangisan itu sedih atau tidak. Boleh jadi kita sedang menangis dalam seluruh kebahagiaan. Orang lain hanya melihat luar.
”
”
Tere Liye (Rindu)
β€œ
Bukan seberapa lama umat manusia bisa bertahan hidup sebagai ukuran kebahagiaan, tapi seberapa besar kemampuan mereka memeluk erat-erat semua hal menyakitkan yang mereka alami.
”
”
Tere Liye (Hujan)
β€œ
Kebahagiaan dan rasa sedih itu terkadang tidak ada bedanya. sama-sama membuat tidak bisa tidur. Hanya saja rasa bahagia tidak membuat tubuh melakukan gerakan resah atau helaan napas panjang. Rasa gembira hanya membuat sesak.
”
”
Tere Liye
β€œ
Untuk membuat hati kita lapang dan dalam, tidak cukup dengan membaca novel, membaca buku-buku, mendengar petuah, nasihat, atau ceramah. Para sufi dan orang-orang berbahagia di dunia harus bekerja keras, membangun benteng, menjauh dari dunia, melatih hati siang dan malam. Hidup sederhana, apa adanya, adalah jalan tercepat untuk melatih hati di tengah riuh rendah kehidupan hari ini. Percayalah, memiliki hati yang lapang dan dalam adalah konkret dan menyenangkan, ketika kita bisa berdiri dengan seluruh kebahagiaan hidup, menatap kesibukan sekitar, dan melewati kebahagiaan hidup, bersama keluarga tercinta.
”
”
Tere Liye
β€œ
Gue percaya definisi first love adalah rasa pertama, saat lo melihat jauh ke dalam mata seseorang, dan memutuskan bahwa masa depan dan kebahagiaan lo ada bersamanya.
”
”
Winna Efendi (Melbourne: Rewind)
β€œ
Kebahagiaan bukan soal harta, tetapi soal jiwa insani yang kehausan kasih dan cinta ILAHI.
”
”
Mohd. Asri Zainul Abidin (Penawar Duka Pengubat Sengsara)
β€œ
Ramai orang berpandangan, Kita perlu bercinta untuk mengenal pasangan, Tanpa perkenalan, mustahil cinta bertandang, Tanpa percintaan, mustahil keserasian dikesan, Mereka sebenarnya terlepas pandang, Dalam Islam ada taaruf dalam tempoh RISIK dan bertunang, Yang melibatkan mahram bukan berdua-duaan, Taaruf itulah mendedahkan keserasian, Cuma takrif 'taaruf' dan 'serasi' dalam fikiran manusia berlainan, Islam mengajar manusia taaruf yang ada sempadan, Terpelihara dan terjaga dari kemaksiatan, Bukan taaruf melalui bercinta sakan, Islam mengajar serasi dengan ajaran Tuhan, Bukan serasi dengan kehendak pasangan, Cinta al-Rahman menjana kebahagiaan, Lantaran itulah, batasan-Nya tidak boleh dipermainkan. -Monolog Asiah Yusra-
”
”
Fatimah Syarha Mohd. Noordin (Tautan Hati)
β€œ
Teman, cobalah untuk selalu mengingat setiap kebaikan dan kebahagiaan yg kita miliki. Simpanlah semua itu di dalam kekokohan hati kita agar tak ada yg mampu menghapusnya. Torehkan kenangan bahagia itu agar tak ada angin kesedihan yg mampu melenyapkannya.
”
”
Irfan Toni Herlambang (Kekuatan Cinta)
β€œ
Mas, kan kita pernah berbahagia bersama ?" "Tentu, Ann." "Kenangkan kebahagiaan itu saja, ya Mas, jangan yang lain.
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Bumi Manusia (Tetralogi Buru, #1))
β€œ
Siapapun yang terhibur dengan buku-buku, kebahagiaan tak akan sirna dari dirinya.
”
”
Ali bin Abi Thalib
β€œ
Karena aku tahu di ujung cinta ini tidak ada kebahagiaan, tapi aku tetap jatuh ke dalamnya.
”
”
Fenny Wong (Lapis Lazuli)
β€œ
Saat dunia berpaling darimu, maka buanglah dunia dan hempaskan agar kau tidak memerlukannya lagi. Kebahagiaan bisa dicari dari dagin-daging dan bercinta.
”
”
Bagus Dwi Hananto (Napas Mayat)
β€œ
Kebahagiaan akan terasa lebih manis, lewat sebuah perjuangan yang sepenuh hati.
”
”
Iwan Setyawan (Ibuk,)
β€œ
Alangkah seringnya Mentergesai kenikmatan tanpa ikatan Membuat detik-detik di depan terasa hambar Belajar dari ahli puasa Ada dua kebahagiaan baginya Saat berbuka Dan saat Allah menyapa lembut memberikan pahala Inilah puasa panjang syahwatku Kekuatan ada pada menahan Dan rasa nikmat itu terasa, di waktu buka yang penuh kejutan Coba saja Kalau Allah yang menghalalkan Setitis cicipan surga Kan menjadi shadaqah berpahala Buku ini dipersembahkan untuk mereka yang lagi jatuh hati atau sedang pacaran bersama doi yang dipenuhi hasrat nikah dini tapi belum bernyali yang sedang menjalani proses penuh liku dan yang ingin melanggengkan masa-masa indah pernikahannya...
”
”
Salim Akhukum Fillah (Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan)
β€œ
Kapan kita tahu bahwa kita pribadi yg tulus? Setiap kali kita bahagia melihat, mendengar kebahagiaan dan keberhasilan orang lain.
”
”
Helvy Tiana Rosa
β€œ
Siapa bilang, kebahagiaan seseorang itu terletak pada cinta? Kebahagiaan akan datang kalau kita tidak menghalang diri kita daripada mengecap kebahagiaan.
”
”
Syasyaja
β€œ
Kelak akan ada pelangi setelah hujan. Akan ada kebahagiaan setelah tangis yang panjang.
”
”
Robin Wijaya (Dongeng Patah Hati)
β€œ
Aku sangat bangga karena aku bisa mendefinisikan sendiri apa itu kesuksesan dan kebahagiaan versi pribadi. Dan aku sudah membuktikan, kesuksesan bisa didapat, kebahagiaan bisa selalu dirasa, kalau kita tahu caranya bersyukur.
”
”
Gita Savitri Devi (Rentang Kisah)
β€œ
Pagi kau bahagia, siangnya kau merasa tersiksa. Detik ini bahagia, sedetik kemudian merasa nelangsa. Tidak ada bahagia berumur selamanya. Kecuali engkau anggap segala hal adalah kebahagiaan. Senangmu juga susahmu.
”
”
Tasaro G.K. (Tetap Saja Kusebut (Dia) Cinta)
β€œ
Memang tak enak untuk mengingat-ingat bahwa kebahagiaan sering perlu uang yang terkadang amis dan tenaga kasar yang keringatnya berbau aneh. Kebahagiaan sering perlu sejumlah tetangga, yang tak jarang lebih miskin.
”
”
Goenawan Mohamad (CATATAN PINGGIR 3)
β€œ
Setiap hari ada senja, tapi tidak setiap senja adalah senja keemasan, dan setiap senja keemasan itu tidaklah selalu sama…. Aku selalu membayangkan ada sebuah Negeri Senja, dimana langit selalu merah keemas-emasan dan setiap orang di negeri itu lalu lalang dalam siluet. Dalam bayanganku Negeri Senja itu tak pernah mengalami malam, tak pernah mengalami pagi dan tak pernah mengalami siang. Senja adalah abadi di Negeri Senja, matahari selalu dalam keadaan merah membara dan siap terbenam tapi tak pernah terbenam, sehingga seluruh dinding gedung, tembok gang, dan kaca-kaca jendela berkilat selalu kemerah-merahan. Orang-orang bisa terus-menerus berada di pantai selama-lamanya, dan orang-orang bisa terus-menerus minum kopi sambil memandang langit semburat yang keemas-emasan. Kebahagiaan terus-menerus bertebaran di Negeri Senja seolah-olah tidak akan pernah berubah lagi….
”
”
Seno Gumira Ajidarma (Jazz, Parfum, dan Insiden)
β€œ
Apalagi yang bisa ditambahkan pada kebahagiaan seseorang yang sehat, tidak berhutang dan hati nuraninya bersih?
”
”
Adam Smith
β€œ
Kamu sering bertanya: Apakah kegembiraan hidup? Sebuah pesta? Sebotol bir? Sepotong musik jazz? Semangkok bakso? Sebait puisi? Sebatang rokok? Seorang istri? Ah ya, apakah kebahagiaan hidup? Selembar ijazah? Sebuah rumah? Sebuah mobil? Walkman? Ganja? Orgasme? Pacar? Kamu selalu bertanya bagaimana caranya menikmati hidup.
”
”
Seno Gumira Ajidarma (Matinya Seorang Penari Telanjang)
β€œ
Demikian pula halnya, hanya ketidakbahagiaan yang memiliki makna. Itulah sebabnya mengapa kita merasa terpaksa membicarakannya dan punya banyak kata untuk melukiskannya. Kebahagiaan tidak membutuhkan kata-kata.
”
”
Eric Weiner (The Geography of Bliss: One Grump's Search for the Happiest Places in the World)
β€œ
Apakah kebahagiaan? Di manakah dapat aku temukan kebahagiaan? dan sejauh pencarianku atas makna kebahagiaan itu, aku hanya dapat merumuskannya dalam tiga laku manusia: Ingat, Ikhtiar, Ikhlas.
”
”
Titon Rahmawan (Turquoise)
β€œ
Bukan untuk siapa–siapa kupikir. Mungkin aku melakukannya untuk diriku sendiri pada akhirnya. Karena aku menikmatinya, menikmati melayani dan melihat senyum kebahagiaan orang – orang di sekitarku.
”
”
Dian Nafi (Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku)
β€œ
Menjauh untuk menjaga." Sampai pada baris tulisanku yang kesekian ini, aku masih belum bisa menerima konsep itu. Seperti konsep β€˜rela menunggu untuk kebahagiaan’. Lagi-lagi, entahlah. Barangkali karena aku terlalu merindukanmu, hingga bahkan aku tak rela menunggu, terlebih lagi membuatmu menunggu.
”
”
Azhar Nurun Ala (Ja(t)uh)
β€œ
Barangkali karena sebagian kebahagiaan tak bisa diulang, kita menjadi pecinta rekaman, pengagum kenangan. Barangkali karena kita tak punya kuasa memaku waktu, kita mengenang keindahan yang kita jumpai dalam gambar-gambar, dalam kata-kata - rentetan aksara yang bisa kapan saja kita baca. Maka jangan salahkan siapa-siapa bila diam-diam aku menyimpan gambarmu. Jangan salahkan siapa-siapa bila terlalu banyak sirat namamu dalam puisi-puisiku.
”
”
Azhar Nurun Ala (Tuhan Maha Romantis)
β€œ
Ajarkan aku menjadi naif. Senaif dirimu yang masih bisa tertawa. Senaif kebahagiaan kita berdua. Karena setiap detik dikala kenyataan mulai bersinggungan. Aku rasakan sakit yang nyaris tak tertahankan. Atau ajarkan aku menjadi penipu, apabila ternyata kau merasakan sakit di dalam tawamu.
”
”
Dee Lestari
β€œ
Cinta semestinya membawa kebahagiaan dan melengkapi ruang-ruang jiwa yang kosong, atau mengisinya dengan membiarkan penghuni lamanya pergi, dan bukannya berdesak-desakan dan berebut tempat di dalamnya.
”
”
Dian Nafi (Mayasmara (Mayasmara, #1))
β€œ
kini dia berusaha menerjemahkan cinta ke arah yang berbeda. Cinta yang mendahulukan kebahagiaan orang yang dikasihi, bukan cinta yang semata ingin memiliki. Sekalipun untuk itu, dia harus membayarnya dengan kesepian dan rasa kehilangan sepanjang hidupnya.
”
”
Dian Nafi (Luv: Untuk Cinta Yang Selalu Menunggu)
β€œ
Dia adalah segalanya bagiku. Apa pun yang datang darinya adalah satu satunya sumber kebahagiaanku. Tak ada yang dapat merenggutnya dariku. Bahkan maut sekalipun tak akan mampu memisahkan jiwa kami. - Harsimran Tapasvi, Tawanan Kepedihan
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
GlΓΌcklich ist einer, der sich bei Sonnenuntergang ΓΌber dia aufgehenden Sterne freut. (Kebahagiaan adalah suatu perasaan, seperti kegembiraan menyambut hadirnya bintang-bintang manakala matahari terbenam) Terjemahan bebas: Disebut kebahagiaan bila kita masih dapat mensyukuri hal-hal kecil disaat segala kegemerlapan telah berlalu
”
”
Adalbert Ludwig Balling
β€œ
Kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan sejati dari kebahagiaan yang datang dari luar hati kita. Hadiah mendadak,kabar baik, keberuntungan, harta benda yang datang,pangkat, jabatan, semua itu hakiki. Itu datang dari luar. Saat semua itu hilang, dengan cepat hilang pula kebahagiaan. Sebaliknya rasa sedih, kehilangan, kabar buruk, nasib buruk, itu semua juga datang dari luar. Saat semua itu datang dan hati kau dangkal, hati kau seketika keruh berkepanjangan." " Berbeda halnya jika kau punya mata air sendiri di dalam hati. Mata air dalam hati itu konkret, Dam. Amat terlihat. Mata air itu menjadi sumber kebahagiaan tak terkira. Bahkan ketika musuh kau mendapatkan kesenangan, keberuntungan, kau bisa ikut senang atas kabar baiknya, ikut berbahagia, karena hati kau lapang dan dalam. Sementara orang-orang yang hatinya dangkal, sempit, tidak terlatih, bahkan ketika sahabat baiknya mendapatkan nasib baik, dia dengan segera iri hati dan gelisah.Padahal apa susahnya ikut senang.
”
”
Tere-Liye
β€œ
Kupikir orang tidak akan bisa membuat komitmen sebelum benar-benar jatuh cinta. Sekarang aku tahu, kita tidak akan bisa mencintai dengan tulus sebelum membuat komitmen.” β€œInilah kesempatan terakhirku dalam cinta, bukan karena aku sudah terlalu tua untuk menjalin cinta dengan orang lain, tetapi karena sudah waktunya berhenti. Berhenti berlari, mengejar sasaran bergerak yang kusebut kebahagiaan itu, dan merasa berbahagia dengan apa yang sudah kumiliki.
”
”
Kate Kerrigan
β€œ
Orang kerap kali tak bernalar, tak logis, dan egois. Biar begitu maafkanlah mereka. Bila engkau baik, orang mungkin akan menuduhmu menyembunyikan motif yang egois. Biar begitu, tetaplah bersikap baik. Bila engkau mendapat sukses, engkau mungkin bakal pula mendapat teman-teman palsu dan musuh. Biar begitu, tetaplah meraih sukses. Bila engkau jujur dan berterus terang, orang mungkin akan menipumu. Biar begitu, tetaplah jujur dan berterus terang. Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun mungkin akan dihancurkan seseorang dalam semalam. Biar begitu, tetaplah membangun. Bila engkau menemukan ketenangan dan kebahagiaan, orang mungkin akan iri. Biar begitu, tetaplah berbahagia. Kebaikan yang engkau lakukan hari ini sering bakal dilupakan orang keesokan harinya. Biar begitu, tetaplah lakukan kebaikan. Berikan pada dunia milikmu yang terbaik, dan mungkin itu tak akan pernah cukup. Biar begitu, tetaplah berikan pada dunia milikmu yang terbaik.
”
”
Mother Teresa
β€œ
Ada luka sumbing serupa gempil bibir poci di hati semua orang. Cacat yang berusaha keras mereka sembunyikan dari dunia. Tapi tak semestinya kita mengenakan topeng hanya demi menutup secebis luka. Tak semua hal mesti kita cerna dengan tatapan mata curiga serupa itu. Maka dari itu, coba dengarkan apa kata Bundamu ini, Nak. Manusia tak perlu harus jadi sempurna agar ia dihargai. Sebagaimana keindahan bisa muncul dari hal kecil dan sederhana. Termasuk apa yang tampak pada selembar kain batik yang lusuh atau cangkir teh yang somplak ujungnya. Kita bisa belajar dari kintsugi, menjadi bijak tanpa harus bergegas menjadi tua; bagaimana menorehkan pernis emas pada sebuah cawan tembikar yang terlanjur retak. Betapa sesungguhnya, sebuah guci porselen yang jatuh, pecah dan bahkan rusak tak berarti kehilangan semua nilai yang dimilikinya. Ketidaksempurnaan tidak akan mengecilkan arti dirimu. Sebab hanya ketangguhanmu melewati bukit penderitaanlah yang akan membuatmu menemukan cahaya kebahagiaan yang sesungguhnya. Bagaimana kamu bisa belajar menghargai kekurangan pada diri sendiri. Bagaimana kamu bisa menerima kesalahan dan bahkan kegagalan. Sebagaimana alam memaknai wabi sabi, ketidak sempurnaan bukan sesuatu yang harus ditolak atau disangkal. Ia mesti disambut sebagai air telaga yang jernih, kesegaran embun di pagi hari, atau aroma petrichor di musim penghujan. Setiap kali engkau jatuh dan menjadi rapuh, engkau bisa merangkaikan kembali serpihan serpihan hatimu. Tak akan pernah kehilangan tujuan yang engkau perjuangkan. Sebab setiap bekas luka seperti juga keringat dan airmata, adalah permata yang lahir dari segenap jerih payahmu. Ia terlalu berharga untuk kamu sia siakan. Manik manik gemerlap yang dapat engkau rangkai menjadi perhiasan unik nan cantik yang akan selamanya jadi milikmu. Jangan pernah takut terantuk batu. Jangan sekalinya jeri dicerca burung. Jangan merasa ngeri terempas badai. Sebab saat nanti engkau sampai ke puncak, kau akan bisa melihat dunia sebagai miniatur lanskap yang permai dan elok untuk dikenang. Karena demikianlah semestinya hidup, ia adalah keindahan yang tercipta dari kekurangan dan ketidaksempurnaan diri kita.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Seperti dinding kamar yang retak dan mulai berlumut, pagar besi yang merapuh oleh noda karat dan daun daun mangga yang luruh di pekarangan rumah, demikianlah kita membaca kehidupan. Begitu banyak kata yang seringkali susah untuk ditafsir seperti "nasib", "kebahagiaan" dan "kesempurnaan". Entah mengapa, Bunda masih berasa gamang saat berjalan di atas tangga batu yang menuju ke ruang tamu di rumah barumu. Serasa mendengar dering suara alarm yang bergelayut di dalam mimpi. Menyibak kabut dan pagi juga. Bukankah kadang kadang kita merasa larut dalam kesunyian, meski riuh jalan raya bersicepat melawan waktu? Meninggalkan jejak langkah dalam segala ketergesaannya. Memaksa kita memungut semua peristiwa yang berhamburan di atas trotoar. Memaksa semua orang menitikkan air mata. Mengapa dalam momen momen serupa itu, kebersamaan dengan orang yang kita cintai justru berasa semakin berarti? Mengapa justru di tengah keramaian, kita bisa merasa begitu kesepian? Begitulah, jarum jam berputar di sepanjang perjalanan berusaha keras mengabadikan semua peristiwa. Mentautkan satu angle dengan angle yang lain, memotret semua kejadian dari mata seekor jengkerik. Menatap tak berkedip gedung gedung megah yang angkuh berdiri, serupa monster monster yang siap merengkuh apa saja; Lautan manusia berjejal keluar dari bandara, kerumunan lalat di atas tumpukan sampah di pasar, kelejat pikiran yang berlari lari mengejar matahari, kebimbangan yang tergugu di pojok terminal, harapan yang terkantuk kantuk di dalam bus kota dan seringai kerinduan akan masa depan yang belum pernah mereka lihat. Apa yang mereka cari? Apa yang mereka kejar, Nak? Sementara ada ribuan etalase dan pintu pintu mall yang terbuka dan tertutup setiap kali. Serupa mulut lapar menganga yang rakus mengunyah dan menelan semua kecemasan dan kegalauan yang bersliweran di balik pendar neon papan reklame. Bagaimanakah mereka -orang orang tanpa identitas ini- bisa menafsirkan takdir, relativitas waktu, dan mungkin juga mimpi?
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, Telah meninggal dunia ibu, oma, nenek kami tercinta.... Requiescat in pace et in amore, Telah dipanggil ke rumah Bapa di surga, anak, cucu kami terkasih.... Dalam sehari, Bunda menerima dua kabar (duka cita / suka cita) sekaligus. Apakah kesedihan serupa cucuran air hujan yang jatuh dan mengusik keheningan kolam? Apakah kebahagiaan seperti sebuah syair yang mesti dipertanyakan mengapa ia digubah? Bagaimana kita mesti menjawab pertanyaan tentang kematian orang orang terdekat? Mengapa mereka pergi? Kemana mereka akan pergi? Memento mori, serupa nyala api dan ngengat yang terbakar. Seperti juga lilin yang padam, bunga yang layu, ranting yang kering, pohon yang meranggas. Mereka hanyalah sebuah pertanda, bahwa semua yang hidup pasti akan mati. Agar kita senantiasa teringat pada tempus fugit, bahwa waktu yang berlaluΒ  tak akan pernah kembali. Ketika Bunda masih muda, sesungguhnya Bunda sudah tidak lagi muda, tak akan pernah bertambah muda, tak akan kembali muda. Waktu telah merenggut kemudaan kita pelan pelan. Ketuaan adalah sebuah keniscayaan, dan kematian adalah sebuah kepastian. Tak ada sesuatu pun yang abadi, Anakku. Ingatan tentang mati semestinya memberi kita pelajaran berharga. Jangan pernah menyia nyiakan waktu. Jangan hilang niat untuk bangkit dari ranjang. Jangan terlalu malas untuk bekerja. Jangan terlalu letih untuk menuntaskan hari. Jangan pernah lupa untuk berdoa. Jangan lalai untuk bersyukur. Jadikan hari ini sebagai milikmu. Ketika semua perkara seakan menggiring langkahmu pada kesulitan, kegagalan, ketidakpastian dan rasa sakit. Pikirkanlah siapa yang akan jadi malaikat pelindung dan penolongmu? Bagaimana engkau akan menemukan eudaimonia? Bagaimana engkau hendak memaknai hidup? Dalam sekejap mata hidup bisa berubah. Waktu berlalu dan ia tak akan pernah kembali. Gunakan kesempatan untuk bercermin pada permukaan air yang jernih. Tatap langsung kedalaman telaga yang balik menatap kepada dirimu. Abaikan rasa sakit dan penderitaan, sebab puncak gunung sudah membayang di depan mata dan terbit matahari akan menghangatkan kalbumu. Cuma dirimu yang punya kendali atas pikiran, hasrat dan nafsu, perasaan dan kesadaran inderawi, persepsi, naluri dan semua tindakanmu sendiri. Ketika kita mengingat kematian, kita tidak akan lagi merasa gentar. Sebab ia lembut, ia tak lagi menakutkan. Ia justru menuntaskan segala rasa sakit dan penderitaan. Ia pengejawantahan waktu yang berharga, kecantikan yang abadi, indahnya rasa syukur, dan kemuliaan di balik setiap ucapan terima kasih. Ia mengajarkan kita bagaimana menghargai kehidupan yang sesungguhnya. Ia membimbing kita menemukan pintu takdir kita sendiri. Apapun perubahan yang menghampiri dirimu. Ia adalah pintu rahasia yang menjanjikan kejutan yang tak akan pernah kamu sangka sangka. Yang terbaik adalah menerimanya sebagai berkat. Apa yang ada dalam dirimu adalah kekuatanmu. Engkau akan membuatnya berarti. Bagi mereka yang paham, takdir dan kematian adalah sebuah karunia, seperti juga kehidupan. Sesungguhnyalah kita ini milik Allah dan kepada-Nyalah kita akan kembali.
”
”
Titon Rahmawan