Fitnah Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Fitnah. Here they are! All 15 of them:

β€œ
Ibu mana pun, yang baik atau buruk, tetap terluka ketika anaknya dicela. Meski celaan itu tidak salah, dan juga bukan fitnah. Tetapi tali pusar anak dari ibunya hanya diputus oleh sebilah gunting dunia. Di antara mereka berdua ada pertalian abadi, yang bahkan oleh seorang ayah pun tak bisa dipahami
”
”
Leila S. Chudori (Pulang)
β€œ
Kapan umat Islam bisa bangkit dan menjadi khalifah fil ardh kalau masih mudah diadu-domba dan merasa sedang membela agama Allah dengan cara menyebarkan fitnah?
”
”
Dina Y. Sulaeman
β€œ
Keburukan prasangka hanya akan mendekatkan manusia kepada fitnah. Dan tidak ada yang lebih membahayakan jiwa manusia selain daripada sebuah fitnah yang keji. Lepaskan dirimu dari beban-beban prasangka atau bayang-bayang kegelapan akan meliputi jiwamu dan kau akan kehilangan cahaya kemanusiaan
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Manakah yang besar penderitaan kita dengan penderitaan Nabi Adam? Yang di dalam surga bersenang-senang dengan istrinya, lalu disuruh ke luar. Dan manakah yang susah penderitaan kita dengan penderitaan Nabi Nuh, yang menyeru umat kepada Islam, padahal anaknya sendiri tidak mau mengikuti? Sehingga seketika disuruh Tuhan segala ahli kerabatnya naik perahu, anak itu tidak ikut. Malah ikut karam dengam orang banyak di dalam gulungan banjir. Di hadapan matanya! Dan kemudian datang pula vonis Tuhan bahwa anak itu bukan keluarganya. Pernahkah kita lihat cobaan serupa yang ditanggung Ibrahim? Disuruh menyembelih anak untuk ujian, ke manakah dia lebih cinta, kepada Tuhannyakah atau kepada anaknya? Yakub dipisahkan dari Yusufnya. Yusuf diperdayakan seorang perempuan. Ayub ditimpa penyakit yang parah. Daud dan Sulaiman kena bermacam-macam fitnah. Demikian juga Zakaria dan Yahya. Yang memberikan jiwa mereka untuk korban keyakinan. Isa al-Masih pun demikian pula. Muhammad lebih-lebih lagi. Pernahkah mereka mengeluh? Tidak, karena mereka yakin bahwa kepercayaan kepada Tuhan menghendaki perjuangan dan keteguhan. Mereka tidak menuntut kemenangan lahir. Sebab mereka menang terus. Mereka memikul beban seberat itu, menjadi Rasul Allah, memikul perintah Tuhan karena cintakan manusia. Oleh karena itu mereka tempuh kesusahan, pertama membuktikan cinta akan Tuhan, kedua menggembleng batin, ketiga karna rahim yang sayang dan segenap umat.hal. 79
”
”
Hamka
β€œ
Bagi yang sayang dan menyokong, sumbangan biasa dan sederhana tokoh tersebut akan ditiup ke langit; kelemahan sebesar gunung akan cuba ditutup walau dengan sehelai benang. Bagi yang benci dan menentang tokoh berkenaan pula, sumbangan sebesar gunung akan cuba ditutup, dan kekurangannya - sebagai manusia biasa - akan diperbesarkan; kedua-dua kejahatan ini biasanya dilaksanakan dengan meniup kepolan asap-asap fitnah tentang diri dan keluarga tokoh berkenaan, dan dengan memberikan tempat kepada suara-suara yang berlawanan dengan suara tokoh tersebut.
”
”
Wan Mohd Nor Wan Daud
β€œ
Aku heran kenapa negeri ini sekarang percaya kepada yang tidak layak dipercaya. Kabar di jalan, di lapau, di pasar, kabar bisik-bisik, kabar ambuih-ambuih. Semakin beredar, kabar semakin bertambah bunga-bunganya. Tidak kaya tidak miskin, cerdik pandai, senangnya menyebar kabar fitnah tidak jelas ini. Kata orang surau, ini gibah, kan?
”
”
Ahmad Fuadi (Anak Rantau)
β€œ
Kami antarsaudara terpaksa saling bunuh hanya karena kekuasaan. Itulah yang nyaris terjadi di setiap negara. Demokrasi yang sekarang menggejala, apakah benar akan mengantarkan manusia pada kesadaran untuk berhenti saling membunuh? Tidak juga. Di negeri seberang, di mana kudengar demokrasi diberikan begitu leluasa, malah kejahatan, pembunuhan, pemerkosaan terhadap perempuan, saling fitnah, saling rebut kekuasaan hampir terjadi setiap hari.
”
”
Putu Fajar Arcana (Gandamayu)
β€œ
Kalam Untaian Merjan Pada lagu balada Rendra aku melihat embus pasir Aspahani. Tangan angin yang giat mencangkuli hamparan tanah gembur di kebun buah Rosidi. Dalam kantungnya tersimpan rupa-rupa benih puisi melayu lama. Dari pantun hingga mantra, dari gurindam hingga karmina, dari talibun hingga seloka. Seuntai syair yang rajin menebar tawa Korrie bergirang hati. Merapal doa penawar rindu yang santun menampung embun luruh di telapak tangan Kyai Bisri dan gaung azan subuh di bibir para santri. Di bawah pelupuk langit Timur Sinar Suprabana aku bersujud, serupa lelai rumput Ahmadun. Menyambut lambai tangan hijau kanak-kanak menari bersama Helvy dan Herliany. Memulas kuning gading bulir padi di dada awang telanjang mandi di kali. Bocah-bocah keletah gembira menuai buah tufah berlimpah pada keras bebatuan Calzoum merah. Di balik celana Pinurbo aku jumpai gelisah mimpi Johani. Wajah Sunarta yang gemar menyamar. Mata Wisatsana yang cermat menelisik risik kerikil tajam terserak di taman kawi dunia. Juga jemari tangan Fansuri yang rajin mencabut ilalang di kebun para sufi. Kubaca wajah cuaca dalam bahasa sunyi Isbedi, kueja tagar Dahana, kudaras cahaya Kurnia. Balau debu tertaris gerimis yang lama tersimpan dalam setiap tetesan tinta Taufiq. Pada sajadah yang ia hamparkan dan pisau Takdir penawar risau pada hati yang terempas dan jantung yang putus. Pulau di mana dulu pernah tersemai benih-benih terbaik Chairil muda. Demi memetik buah rindu dendam yang telah lama didambakannya, Ia rela mati berkafan cindai diiringi lagu sunyi nyanyian Hamzah. Tapi justru di dulang kosong itu kutemukan pipih gosong telur Dewanto. Suara pekak mikrofon pecah dalam kamar gelap Afrizal. Leher botol tercekik dari separuh langit yang sengaja menyembunyikan wajah Srengenge di balik dengung nyamuk yang mengamuk dalam benak Rusmini. Sebelum kata-kata berlepasan dari dahan tempatnya bergantung, sebelum kamus jadi ingatan beku yang ditelan rakusnya waktu. Aku berusaha menemu laut. Laut yang dulu pernah melantunkan tembang Ainun dan syair pujian Pane dalam Madah Kelana. Laut yang akan mengizinkan aku mengaji bersama Toto dan Abdul Hadi, pada hampar lembar langit Zawawi yang senantiasa berkabut ini. Di bawah guyuran rintik-rintik hujan Damono yang entah mengapa hanya mungkin turun di pertengahan bulan Juni. Namun pada samar raut wajah Nadjira, jemari tanganku gugup menggali inspirasi di balik pikiran Armand. Dari rupa rupa arsitektur yang dengan cergas ia reka reka menjadi bait puisi. Hasrat yang gesit menimba air di sumur Mansyur. Menapak jejak Saut dan Sitor yang senantiasa hibuk mencari Tuhan. Dan demi tunas mata Subagyo dan sejuk air Zamzam, aku rela menemu jantung hati lapang di dalam inti sebuah poci. Keramik awanama, di antara batu undak-undakan meditasi Goenawan. Ia yang telah menguak rahasia jiwa Landung nan adi Luhung yang bersemi di hutan jati Umbu Paranggi. Tapi sekali-kali, tak akan pernah aku lupakan kesaksian Wiji yang tumbuh dari tangisan sejarah masa lalu. Noda yang tertera pada luka Sambodja. Sekiranya masih ada petilasan senyap dari para pendahuluku. Cabuhan air mata pilu para martir dan tangis para santo. Seruan kelu di bibir para nabi dan kubangan darah para syuhada. Tak akan aku biarkan diriku terpedaya oleh muslihat para penebah jenawi purba, hujah para tukang fitnah, hasutan orator-orator lancung, gonggong penadah puisi kosong. Juga sumpah serapah dan tipu daya para kritikus-kritikus gagap. Igauan busuk plagiator mabuk. Bualan epigon-epigon palsu dan ocehan para dilettante buta. Di mana waktu mengharuskanku mesti belajar lagi.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Fitnah akan terjadi manakala tidak ada imam yang melaksanakan urusan orang ramai
”
”
Husain MATLa
β€œ
Kini ada sebuah bahaya, siapa yang menguasai TV bisa mengemas fitnah hingga diterima sebagai kebenaran.
”
”
Goenawan Mohamad (Percikan: Kumpulan Twitter @gm_gm Goenawan Mohamad)
β€œ
Fitnah itu merusak lebih dahsyat daripada pedang atau nuklir sekalipun.
”
”
Haditha
β€œ
Indeed this is a fitnah. It was not just 10, 20, or 50 years, or even 100 years. 200 years went by, 300, 400, 500, to a complete 1000 years, save 50. Then, finally came the way out from Allah, the Mighty and Majestic.
”
”
Shaykh Saalih Aal Shaykh (The Never-Ending Trials of Life: Islamic Guidance Derived from a Brief Thematic Study of Soorah al-'Ankaboot)
β€œ
Mbak tahu enggak fitnah itu seperti memakan daging saudaranya sendiri?" "Itu ghibah!" "Sama lah.
”
”
missef (Miss Rekomendasi)
β€œ
Menulis untuk saham akhirat. Tulis baik dapat pahala. Tulis dusta domba fitnah dapat dosa.
”
”
simpleshida
β€œ
after Muhammad moved to Medina, his revelations became very hostile to Christians. Dr. Gabriel writes: β€œThe following verse is considered to be the final revelation from Allah regarding Christians and Jews; therefore, it is understood to override all other revelations: It states: β€œAnd fight them until there is no more Fitnah (disbelief and Β Β  polytheism, i.e., worshipping others besides Allah) and the religion (worship) will be for Allah Alone (in the whole of the world)….” (Surah 8:39 This fact is also emphasized in Surah 5:52-57 and Surah 4:89. When fighting Christians, the Quran commands severe punishment, so Christians will leave their homes and be dispersed. (Surah 8:57).
”
”
John Price (The End of America: The Role of Islam in the End Times and Biblical Warnings to Flee America)