“
Iq,
Jika hati ini bagai angin yang berdesir laju,
Bagai sungai yang mengalir tanpa henti,
Akan tanpa rasa jemu ia menjemput cintamu,
Maka cintaku teramat kudus,
Semerbak setangkai mawar memburu usia,
yang takkan layu,
Titis cintaku seperti embun yang tak akan kering dicabar usia.
Tapi Iq,
Tak pernah kuminta,
Tak pernah kupohon,
Tak pernah kuhajati,
Calar-calar cintaku dugaan takdir,
Kasihku yang kian kelabu,
Setiap jasad ini ternoda dek cinta terlarang,
dendam kesumat.
Cuma aku reda dengan apa jua alasanmu,
Sekiranya itu diminta oleh takdir,
biar aku pergi dulu,
Jangan tunggu aku Iq,
Jangan menangis,
Jangan bersedih,
Ingatlah cintaku berkubur bersama
jasad kudus ini,
dalam mempertahankan cintamu.
Cintaku senaskhah al-Quran sebagai pengganti diri,
Aku cinta padamu Iq,
Sesungguhnnya demi ALLAH,
aku cinta padamu...
Dayang...
”
”