Dihargai Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Dihargai. Here they are! All 9 of them:

Jangan kesal kalau diri tidak dihargai, tetapi kesalnya kalau diri benar-benar tidak berharga.
Pahrol Mohamad Juoi (Beduk Diketuk)
Ketika tindakan besar nyaris tak ada, tindakan kecil tak ada salahnya dihargai.
Goenawan Mohamad (Pagi dan Hal-Hal yang Dipungut Kembali)
Kekikiran tidak akan membuat orang menjadi lebih kaya, dan ketamakan tak akan pernah membuat orang menjadi lebih dihargai.
Titon Rahmawan
Kurasa ini menjadi alasan mengapa penyair romansa pada umumnya menjadikan pahlawan mereka sebagai setan atau malaikat. Hitam dan putih mudah digambarkan, tapi jauh lebih sulit menghasilkan variasi di antara kedua ekstrem ini, ketika kejujuran harus dihargai, dan kedua sisinya tidak berwarna terlalu gelap atau terlalu terang.
Multatuli (Max Havelaar, or the Coffee Auctions of the Dutch Trading Company)
Aku kira inilah yang disebut ironi kehidupan. Ketika aku merasa pintar, aku tidak dihargai dan aku tidak mendapatkan apa-apa. Namun ketika aku merasa bodoh, aku bisa belajar sesuatu dan kemudian menjadi bijak.
Titon Rahmawan
Inilah kesetiaan yang sebenar. Bukan membenarkan segala yang disuap oleh seseorang yang dianggap sebagai ketua, tetapi mengkaji kesahihannya dengan pandangan keadilan. Yang buruk dinasihati, yang baik dihargai.
Teme Abdullah (Empayar 2: Hikayat Mukjizat Daripada Iblis)
Sebuah perpustakaan kecil yang tumbuh lebih besar dari tahun ke tahun adalah bagian yang patut dihargai dari sejarah hidup seseorang. Manusia mempunyai tugas untuk memiliki buku-buku. Perpustakaan bukanlah suatu kemewahan, melainkan merupakan sesuatu yang diperlukan di dalam hidup.
Henry Ward Beecher
oleh kerana manusia melakukan sesuatu didorong oleh rasa mahu dirinya penting dan mahu dirinya dihargai, manusia perlu berhati-hati dengan satu perkara, iaitu manusia seperti kita perlu tahu membezakan antara penghargaan dan pengampu
Bahruddin Bekri (Hati Emak (Diari Mat Despatch, #3))
Ada luka sumbing serupa gempil bibir poci di hati semua orang. Cacat yang berusaha keras mereka sembunyikan dari dunia. Tapi tak semestinya kita mengenakan topeng hanya demi menutup secebis luka. Tak semua hal mesti kita cerna dengan tatapan mata curiga serupa itu. Maka dari itu, coba dengarkan apa kata Bundamu ini, Nak. Manusia tak perlu harus jadi sempurna agar ia dihargai. Sebagaimana keindahan bisa muncul dari hal kecil dan sederhana. Termasuk apa yang tampak pada selembar kain batik yang lusuh atau cangkir teh yang somplak ujungnya. Kita bisa belajar dari kintsugi, menjadi bijak tanpa harus bergegas menjadi tua; bagaimana menorehkan pernis emas pada sebuah cawan tembikar yang terlanjur retak. Betapa sesungguhnya, sebuah guci porselen yang jatuh, pecah dan bahkan rusak tak berarti kehilangan semua nilai yang dimilikinya. Ketidaksempurnaan tidak akan mengecilkan arti dirimu. Sebab hanya ketangguhanmu melewati bukit penderitaanlah yang akan membuatmu menemukan cahaya kebahagiaan yang sesungguhnya. Bagaimana kamu bisa belajar menghargai kekurangan pada diri sendiri. Bagaimana kamu bisa menerima kesalahan dan bahkan kegagalan. Sebagaimana alam memaknai wabi sabi, ketidak sempurnaan bukan sesuatu yang harus ditolak atau disangkal. Ia mesti disambut sebagai air telaga yang jernih, kesegaran embun di pagi hari, atau aroma petrichor di musim penghujan. Setiap kali engkau jatuh dan menjadi rapuh, engkau bisa merangkaikan kembali serpihan serpihan hatimu. Tak akan pernah kehilangan tujuan yang engkau perjuangkan. Sebab setiap bekas luka seperti juga keringat dan airmata, adalah permata yang lahir dari segenap jerih payahmu. Ia terlalu berharga untuk kamu sia siakan. Manik manik gemerlap yang dapat engkau rangkai menjadi perhiasan unik nan cantik yang akan selamanya jadi milikmu. Jangan pernah takut terantuk batu. Jangan sekalinya jeri dicerca burung. Jangan merasa ngeri terempas badai. Sebab saat nanti engkau sampai ke puncak, kau akan bisa melihat dunia sebagai miniatur lanskap yang permai dan elok untuk dikenang. Karena demikianlah semestinya hidup, ia adalah keindahan yang tercipta dari kekurangan dan ketidaksempurnaan diri kita.
Titon Rahmawan