Cucu Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Cucu. Here they are! All 19 of them:

Tulisan tertinggal, diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, menginspirasi anak, cucu, buyut.... Lalu, lahirlah petualang-petualang muda, yang menggenggam tulisan warisan kuno laksana nubuat, melakukan napak tilas dan melihat kembali bagaimana zaman berlayar.
Agustinus Wibowo (Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah)
Kadang-kadang kita perlukan drama dalam hidup untuk menambahkan rencah dalam cerita yang bakal kita ulang kepada anak cucu. Khir adalah "bunjut dalam sup" hidup aku ini, ia menambah rasa, namun bukan untuk ditelan!
Nurul Syahida (Plain Jane)
Ghosts are not what I remember of my childhood; but somehow they infuse memories of myself as a child, the little girl in a storybook, with ghosts hovering around her.
Yolanda A. Reid (Porridge and Cucu: My Childhood)
. di hamparan dunia yang penuh perdebatan ini. tuhan menjanjikan akhir zaman untuk sepasang mata. dan cucu adam menciptakan resah,gelap dan kerusuhan saja. . . mungkin kita hanya debu atau sebuah sejarah, yang berjalan di bawah samudera. atau dengan ke tidak berdayaan ini. berambisi menembus firmament ~Andra dobing
andra dobing
Apa karena semua orang punya jalan hidup : Lahir, remaja, dewasa, nikah, punya anak, menua, punya cucu, mati, kita juga harus gitu?
Okke Sepatumerah (Pre Wedding Rush)
Kemerdekaan adalah warisan pejuang. Kita memikulnya dengan tanggung jawab sejahterakan masa depan anak cucu.
Susilo Bambang Yudhoyono
Budaya toleransi dan patuh hukum adalah proses belajar. Kita harus jaga itu untuk kejayaan anak cucu.
Susilo Bambang Yudhoyono
Apa yg kita tanam pagi ini, pasti tidak dapat kita nikmati buahnya hari ini, namun yang pasti dapat dipanen anak cucu kita pada waktunya tergantung baik buruknya bibit yg kita tanam
Diadjeng Laraswati H
Roman, his breath hoarse and ragged, his body trembling like a leaf in an autumn storm, hugged himself in unspeakable fear as the thing’s face finally came into view: two round empty eyes in which sable night roiled forever and a gaping mouth that hungered for his very soul. It was the cucu, come at last to claim its prize, the life of a child who defied the dark.
David Bowles (Creature Feature: 13 Frightening Folktales of the Rio Grande Valley)
Apa yang kita lakukan dan tidak kita lakukan hari ini akan menentukan masa depan anak cucu kita, generasi penerus kita selanjutnya; we simply cannot afford the price of inaction and egotism.
Agus Harimurti Yudhoyono
Kesimpulannya, jika dikaji pada definisi ahlul-bait dalam hubungkaitnya dengan masyarakat Islam di Asia Tenggara ini, kita bolehlah menganggarkan betapa ramainya ahlul-bait Rasulullah serta 'peranakan' ahlul-bait baginda di kalangan masyarakat Melayu, walaupun pada zahirnya rupa, identiti, adat dan budaya mereka telah sebati dan secocok dengan bangsa Melayu yang asal. Namun begitu, darah Rasulullah SAW yang mengalir di tubuh mereka kadangkala tetap akan menyinarkan ciri-ciri istimewa ahlul-bait yang menjadi resam anak cucu Rasulullah SAW di merata pelosok muka bumi ini. Sesungguhnya bumi Nusantara ini 'redup' dengan kehadiran ramainya ahlul-bait. Sedikit sebanyak ianya menyebabkan turunnya rahmat Allah SWT pada rantau ini, berlebih lagi jika kedapatan ramai ahlul-bait di sini yang masih tetap mewarisi kemolekan serta keelokan sifat mahupun pengamalan Islam pegangan nenek moyang mereka dari kalangan ahlul-bait 'awwalun' dari bumi Mekah, Madinah, Hadhramaut dan sebagainya.
(Tun) Suzana (Tun) Hj Othman (Ahlul-Bait (Keluarga) Rasulullah SAW & Kesultanan Melayu)
selalu yakin bahwa benih tomat tidak akan berbuah mangga, apa yang diperbuat sekarang, akan berdampak kelak hasilnya, bagaimana kita memperlakukan orang lain, itu juga yang akan terjadi pada anak cucu kita
Diadjeng Laraswati H
Demikianlah nasib setiap manusia yang dikaruniai Tuhan umur yang panjang. Makin lama hidupnya makin jauhlah dia tercercer di belakang anak, cucu, keluarga, masyarakat, dan bahkan kaumnya; sehingga akhirnya terbaringlah dia seorang diri, dalam kuburnya.
Marah Rusli (Memang Jodoh)
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, Telah meninggal dunia ibu, oma, nenek kami tercinta.... Requiescat in pace et in amore, Telah dipanggil ke rumah Bapa di surga, anak, cucu kami terkasih.... Dalam sehari, Bunda menerima dua kabar (duka cita / suka cita) sekaligus. Apakah kesedihan serupa cucuran air hujan yang jatuh dan mengusik keheningan kolam? Apakah kebahagiaan seperti sebuah syair yang mesti dipertanyakan mengapa ia digubah? Bagaimana kita mesti menjawab pertanyaan tentang kematian orang orang terdekat? Mengapa mereka pergi? Kemana mereka akan pergi? Memento mori, serupa nyala api dan ngengat yang terbakar. Seperti juga lilin yang padam, bunga yang layu, ranting yang kering, pohon yang meranggas. Mereka hanyalah sebuah pertanda, bahwa semua yang hidup pasti akan mati. Agar kita senantiasa teringat pada tempus fugit, bahwa waktu yang berlalu  tak akan pernah kembali. Ketika Bunda masih muda, sesungguhnya Bunda sudah tidak lagi muda, tak akan pernah bertambah muda, tak akan kembali muda. Waktu telah merenggut kemudaan kita pelan pelan. Ketuaan adalah sebuah keniscayaan, dan kematian adalah sebuah kepastian. Tak ada sesuatu pun yang abadi, Anakku. Ingatan tentang mati semestinya memberi kita pelajaran berharga. Jangan pernah menyia nyiakan waktu. Jangan hilang niat untuk bangkit dari ranjang. Jangan terlalu malas untuk bekerja. Jangan terlalu letih untuk menuntaskan hari. Jangan pernah lupa untuk berdoa. Jangan lalai untuk bersyukur. Jadikan hari ini sebagai milikmu. Ketika semua perkara seakan menggiring langkahmu pada kesulitan, kegagalan, ketidakpastian dan rasa sakit. Pikirkanlah siapa yang akan jadi malaikat pelindung dan penolongmu? Bagaimana engkau akan menemukan eudaimonia? Bagaimana engkau hendak memaknai hidup? Dalam sekejap mata hidup bisa berubah. Waktu berlalu dan ia tak akan pernah kembali. Gunakan kesempatan untuk bercermin pada permukaan air yang jernih. Tatap langsung kedalaman telaga yang balik menatap kepada dirimu. Abaikan rasa sakit dan penderitaan, sebab puncak gunung sudah membayang di depan mata dan terbit matahari akan menghangatkan kalbumu. Cuma dirimu yang punya kendali atas pikiran, hasrat dan nafsu, perasaan dan kesadaran inderawi, persepsi, naluri dan semua tindakanmu sendiri. Ketika kita mengingat kematian, kita tidak akan lagi merasa gentar. Sebab ia lembut, ia tak lagi menakutkan. Ia justru menuntaskan segala rasa sakit dan penderitaan. Ia pengejawantahan waktu yang berharga, kecantikan yang abadi, indahnya rasa syukur, dan kemuliaan di balik setiap ucapan terima kasih. Ia mengajarkan kita bagaimana menghargai kehidupan yang sesungguhnya. Ia membimbing kita menemukan pintu takdir kita sendiri. Apapun perubahan yang menghampiri dirimu. Ia adalah pintu rahasia yang menjanjikan kejutan yang tak akan pernah kamu sangka sangka. Yang terbaik adalah menerimanya sebagai berkat. Apa yang ada dalam dirimu adalah kekuatanmu. Engkau akan membuatnya berarti. Bagi mereka yang paham, takdir dan kematian adalah sebuah karunia, seperti juga kehidupan. Sesungguhnyalah kita ini milik Allah dan kepada-Nyalah kita akan kembali.
Titon Rahmawan
Mutiara dan marjan adalah kata sebutan untuk baginda Hasan dan Husein, cucu baginda Rasulullah SAW. Demikian disebutkan dalam puisi-puisi.
Sibel Eraslan (Fatimah az-Zahra: Kerinduan dari Karbala)
Waktu tidak menunggu manusia tetapi kita dapat membingkai waktu dalam foto dan kata, membingkai waktu demi anak cucu kita.
Jimmy Teo
Menjadi Tua vs Muda Selamanya Ada sebuah lagu yang dulu sering kita dengar, sebuah nyanyian abadi tentang kerinduan manusia: keinginan untuk tetap muda selamanya. Selamanya cantik, selamanya kuat. Kita menyanyikannya dengan penuh semangat, seolah hidup bisa berhenti pada satu titik di mana segalanya masih terasa indah. Tapi waktu pasti berlalu, tak pernah bisa ditawar tak pernah bisa diganggu. Ia seperti arus sungai yang menyeret kita perlahan menuju laut. Keriput muncul tanpa permisi, gigi tiba-tiba tanggal sendiri, rambut memutih, punggung bungkuk berasa nyeri. Tubuh yang dulu perkasa menyerah kalah pada sendi yang berderit seperti engsel pintu kurang minyak, mata yang dulu tajam mulai mengabur, ingatan yang dulu terang mulai berkabut. Menjadi tua adalah pelan-pelan menjadi pohon yang kehilangan daunnya—satu per satu gugur ke tanah, tanpa bisa menahan angin. Rambut memutih bukan hanya tanda waktu, melainkan salju yang diam-diam turun di atas kepala. Kulit keriput adalah peta retakan bumi, menandai gempa-gempa kecil yang pernah terjadi: cinta yang bertepuk sebelah tangan, kehilangan yang menyakitkan. Menjadi tua kadang seperti sungai mengalir kembali ke pangkuan bumi—bukan karena ingin, tapi karena tubuh memaksa demikian. Kita tak bisa terus-terusan berjalan menentang angin melawan kodrat. Tangan yang dulu menggenggam dunia, kini gemetar hanya untuk meraih segelas air. Kaki yang dulu tegak menjejak lantai, kini tersandung karpet di ruang tamu. Mata yang dulu berkilat penuh ambisi, kini berair tanpa sebab, seolah meneteskan kesedihan yang tak sanggup terucap. Orang bilang, masa tua adalah anugerah. Tapi di sela doa panjang dan pujian syukur, ada luka diam yang tak tersampaikan: rasa ditinggalkan, dilupakan, bahkan dianggap beban. Seperti lilin yang perlahan habis, ia tetap menerangi, namun nyala kecilnya sering tak lagi berarti. Ada yang berjuang mati-matian mempertahankan wajah mudanya dengan segala cara: operasi plastik, krim pemutih, suntikan botox, bahkan polesan ilusi digital. Seolah ketakutan pada keriput lebih besar daripada ketakutan pada kehilangan jiwa dan akal sehat. Namun sungguh, waktu tak bisa ditipu—ia adalah pedang tak kasatmata yang terus menggores, menghujam, mengingatkan kita bahwa keabadian hanyalah mitos dalam lagu dan doa. Tua adalah penantian yang sepi dan menggetarkan hati: menunggu suara pintu dibuka cucu kesayangan, menunggu kabar telepon yang jarang berdering, menunggu tubuh ini menyerah pada bayang penyakit yang mendera. Dan pada akhirnya, menunggu saat di mana semua luka akan dihapuskan oleh timbunan tanah. Ironi yang pahit dan menohok ulu hati: dulu kita ingin cepat dewasa, kini kita takut menjadi tua. Dan saat akhirnya tua itu datang tanpa diundang, hidup terasa seperti lingkaran aneh: perlahan kita kembali menjadi anak kecil lagi. Butuh dituntun, butuh ditemani, butuh dijaga. Tapi kali ini, tak ada lagi masa depan panjang yang girang menanti yang ada hanyalah penantian akan sebuah perpisahan yang berasa menyedihkan. Dan ketika semua gemerlap memudar, barulah kita sadari: menjadi muda selamanya hanyalah ilusi. Yang abadi bukanlah tubuh kita, melainkan jejak kebaikan, cinta yang kita tinggalkan, cerita yang kita wariskan. Menjadi tua itu getir, memang. Tapi menjadi tua tanpa pernah benar-benar hidup, tak punya makna, itulah tragedi yang sesungguhnya. Mungkin kita tak bisa memilih untuk selamanya muda, tapi kita bisa memilih untuk tetap hidup dengan hati yang selamanya muda: tetap belajar, tetap mencintai, tetap memberi arti pada hidup, pada sesama. Karena tubuh akan mulai rapuh, tapi jiwa yang penuh kasih dan empati—akan selamanya abadi. Surakarta, September 2025
Titon Rahmawan
Politik Identitas: Opera Tanpa Kepedulian Kita hidup di zaman ketika suara rakyat hanyalah gema kosong yang dipakai untuk meramaikan panggung hiburan, lalu dilupakan begitu lampu kamera padam. Politik telah berubah menjadi pasar malam, sebuah sandiwara: penuh warna, penuh janji, penuh tawa usang—tapi ketika siang datang, yang tersisa hanyalah bungkus kotoran sampah berserakan. Identitas dijadikan komoditas, bukan lagi jati diri. Agama, suku, bahkan luka sejarah—semua bisa diperdagangkan. Kita dipecah-belah, bukan untuk menguatkan, melainkan agar lebih mudah dikendalikan. Di tengah-tengah hiruk-pikuk keramaian kota, orang berdemonstrasi membakar ban merusak pembatas jalan, pengemudi ojol tewas digilas roda gila tanpa perasaan. Sementara itu, mata dari sebagian kita lebih sering menatap layar handphone daripada wajah sesama. Kepedulian direduksi menjadi like dan komentar basa-basi; simpati tak lebih dari emoji menangis di media sosial. Apakah ini pergeseran nilai, ataukah cermin lama yang baru saja kita sadari keberadaannya? Bangsa yang terlalu lama dijajah, dikebiri, dibungkam. Dan ketika akhirnya bisa bersuara, Ia kemudian memilih berteriak saling caci—bukan merangkul, bukan mendengar. Seperti kuda liar yang lepas kendali, kita berpacu kencang tanpa arah, hanya untuk menabrak seorang nenek tua yang menggandeng bocah di persimpangan jalan. Ironi itu telanjang di depan mata: Setiap hari kita dengar obrolan di warung kopi, orang bercakap tentang negeri ini dengan gelak tawa, nyengir tapi getir: “Negeri Konoha,” begitu katanya— sebuah olok-olok yang lebih populer dari semboyan resmi negara. Di negeri ini, pejabat berdasi bebas menari di ruang sidang, membagi proyek seperti kue ulang tahun yang dengan rakus mereka nikmati sendiri. Inilah negeri para koruptor, negeri para selebritas bermuka dua yang menghisap darah rakyat sambil berkhutbah moralitas di televisi. Kita hidup di tengah paradoks yang nyata-nyata menjijikkan—yang miskin disuruh tabah, kalangan menengah ditekan habis-habisan, sementara yang kaya tersenyum gembira di tengah pesta sambil menepuk bahu kolega— “Bertahanlah terus di atas, Kawan. rakyat tak akan sadar, selama kita beri mereka lebih banyak drama.” Anak muda dijejali mimpi instan: menjadi kaya tanpa kerja, terkenal tanpa karya, berkuasa tanpa tanggung jawab. Flexing jadi ideologi baru; mobil mewah dan tas bermerek lebih dihargai daripada kejujuran dan keberanian. Dan kita pun bertanya dalam hati: Apakah ini konspirasi yang diciptakan agar jarak semakin lebar? Yang miskin tetap menunduk lapar, yang kelas menengah diperas hingga kehabisan napas, dan yang di atas terus berpesta pora dengan tawa penuh tegukan brandy dan separuh ilusi. Seakan kepedulian adalah bantuan sosial yang hanya bisa dipamerkan saat kampanye, bukan dipraktikkan sehari-hari. Namun, di sela semua absurditas itu, masih ada hal-hal kecil yang menolak mati: Seseorang yang diam-diam membagi nasi bungkus kepada para tetangga, seorang guru desa yang terus mengajar meski gajinya telat berbulan-bulan, seorang anak muda yang memilih menanam pohon daripada menanam kebencian. Barangkali inilah yang tersisa dari kepedulian itu: kecil, lirih nyaris tak terdengar, tapi tetap menolak untuk padam. Dan mungkin, harapan kita sebagai bangsa terletak pada bara kecil yang terus menyala—bukan pada gedung megah parlemen, bukan pada wajah keren yang terpampang di baliho, melainkan pada kesediaan hati yang masih mau peduli, meski dunia terus berusaha mengajarkan kita untuk makin acuh tak acuh. Hati yang terusik saat dipaksa kembali pada pertanyaan purba: Apakah kepedulian bisa hidup di tengah hutan kepentingan? Atau hanya tinggal sebagai dongeng usang, yang kelak kita bacakan kepada anak cucu tentang negeri yang konon pernah punya hati, sebelum kemudian, ia digadaikan kepada para penjual janji? Surabaya, September 2025
Titon Rahmawan
学位证书制作代办流程康奈尔大学2025年新版文凭【微/Q:1954292140】《美国CU康奈尔大学毕业证》【微信:1954292140】留信/留才/海牙认证(真实入库,永久查询)能完美1:1还原国外大学毕业证【微/Q:1954292140】成绩单原版工艺和排版,专业留学服务公司拥有海外样板无数,电子版毕业证【微/Q:1954292140】快速制作,原版定做毕业证【微/Q:1954292140】成绩单分数修改degree、Diploma、Transcripts等毕业材料。毕业证【微/Q:1954292140】有哪些工艺呢?工艺难度主要由:烫金.钢印.底纹.水印.防伪光标.热敏防伪等等组成。而且我们每天都在更新海外文凭的样板,以求所有同学都能享受到完美的品质服务,原版定制【微/Q:1954292140】电子版学位证书电子版成绩单【微/Q:1954292140】做成绩单分数GPA修改! 【办理康奈尔大学成绩单Buy Cornell University Transcripts】 购买日韩成绩单、英国大学成绩单、美国大学成绩单、澳洲大学成绩单、加拿大大学成绩单(q微1954292140)新加坡大学成绩单、新西兰大学成绩单、爱尔兰成绩单、西班牙成绩单、德国成绩单。成绩单的意义主要体现在证明学习能力、评估学术背景、展示综合素质、提高录取率,以及是作为留信认证申请材料的一部分。 康奈尔大学成绩单能够体现您的的学习能力,包括康奈尔大学课程成绩、专业能力、研究能力。(q微1954292140)具体来说,成绩报告单通常包含学生的学习技能与习惯、各科成绩以及老师评语等部分,因此,成绩单不仅是学生学术能力的证明,也是评估学生是否适合某个教育项目的重要依据! Buy Cornell University Diploma《正式成绩单论文没过》有文凭却得不到认证。又该怎么办???美国毕业证购买,美国文凭购买,【q微1954292140】美国文凭购买,美国文凭定制,美国文凭补办。 专业在线定制美国大学文凭,定做美国本科文凭,【q微1954292140】复制美国Cornell University completion letter。在线快速补办美国本科毕业证、硕士文凭证书,购买美国学位证、康奈尔大学Offer,美国大学文凭在线购买。 特殊原因导致无法毕业,也可以联系我们帮您办理相关材料: 1:在康奈尔大学挂科了,不想读了,成绩不理想怎么办? 2:打算回国了,找工作的时候,需要提供认证《CU成绩单购买办理康奈尔大学毕业证书范本》 帮您解决在美国康奈尔大学未毕业难题(Cornell University)文凭购买、毕业证购买、大学文凭购买、大学毕业证购买、买文凭、日韩文凭、英国大学文凭、美国大学文凭、澳洲大学文凭、加拿大大学文凭(q微1954292140)新加坡大学文凭、新西兰大学文凭、爱尔兰文凭、西班牙文凭、德国文凭、教育部认证,买毕业证,毕业证购买,买大学文凭,在线制作本科毕业证康奈尔大学文凭购买【q微1954292140】毕业证/成绩单/可认证康奈尔大学成绩单一站式办理学位证1:1完美还原海外各大学毕业材料上的工艺:水印,阴影底纹,钢印LOGO烫金烫银,LOGO烫金烫银复合重叠。文字图案浮雕、激光镭射、紫外荧光、温感、复印防伪等防伪工艺。《康奈尔大学成绩单COPY美国毕业证书办理CU成绩单水印》 我们承诺采用的是学校原版纸张(原版纸质、底色、纹路)我们工厂拥有全套进口原装设备,特殊工艺都是采用不同机器制作,仿真度基本可以达到100%,所有成品以及工艺效果都可提前给客户展示,不满意可以根据客户要求进行调整,直到满意为止! 留信网和中留服的区别:【微信:1954 292 140】文凭康奈尔大学在线制作学位证书 办理学位证和毕业证的区别康奈尔大学毕业证书购买康奈尔大学毕业证书范本【微信:1954 292 140】offer/学位证、留信官方学历认证(永久存档真实可查)采用学校原版纸张、特殊工艺完全按照原版一比一制作 留信网的主办单位是北京留信信息科学研究院,主要职责就是为留学归国人员提供留学生就业等人力资源服务,提供“境外校库”海外院校办学信息查询。留信认证主要是出具“留学生专业人才入库证明”,以及一个留信网网络查询留学经历数据分析报告。 留服即中国留学服务中心,是教育部直属事业单位,主要从事出国留学、留学回国、来华留学以及教育国际交流与合作等领域的相关服务,其中国企,考公,落户,升学等都是需要留服认证的。 两种认证用处有所差异,大家肯定都想做更有用的留服认证。须知,留服认证只有在正规大学或项目就读,顺利毕业取得学位的情况下才能认证通过,如果是留学未能完成学业的,没有取得毕业相关证书,则无法通过认证。 在这种情况下,国外留学无法毕业的留学生如果想要直接认证,则只能选择留信认证了。这种方式可以给予因为各种原因在国外无法完成学业,被退学,被开除的同学更多选择的可能,更多证明留学经历学习背景的机会。 办理在线制作假学位证康奈尔大学假文凭回国找工作【微信:1954292140】offer/学位证、留信官方学历认证(永久存档真实可查)采用学校原版纸张、特殊工艺完全按照原版一比一制作 【关于价格问题(保证一手价格)】 我们所定的价格是非常合理的,而且我们现在做得单子大多数都是代理和回头客户介绍的所以一般现在有新的单子 我给客户的都是第一手的代理价格,因为我想坦诚对待大家 不想跟大家在价格方面浪费时间 对于老客户或者被老客户介绍过来的朋友,我们都会适当给一些优惠。 选择实体注册公司办理,更放心,更安全!我们的承诺:客户在留信官方认证查询网站查询到认证通过结果后付款,不成功不收费! 办理办留学学历认证康奈尔大学在线制作本科毕业证/学位证【qq:1954 292 140】offer/学位证、留信官方学历认证(永久存档真实可查)采用学校原版纸张、特殊工艺完全按照原版一比一制作 定制成绩单毕业证外壳康奈尔大学专业定制国外毕业证书【qq:1954292140】不同学院专业模版基本一致,不同年份版本有所区别,严格按照不同年份版本来定制。 真实教育部学历认证 ★ 教育部学历学位认证《美国文凭学位证书1比1复刻康奈尔大学毕业证》【Q/微1954292140】《学分不够康奈尔大学研究生学位证书》,留服官网真实存档可查,永久存档。 ★ 留学回国人员证明(使馆认证),使馆网站真实存档可查。 ★ 真实教育部认证,教育部存档,中国教育部留学服务中心认证(即教育部留服认证)网站100%可查。 ★ 真实使馆认证(即留学人员回国证明),使馆存档可通过大使馆查询确认。 ★ 留信网认证,国家专业人才认证中心颁发入库证书,留信网永久存档可查。
美国康奈尔大学{CUCU}毕业证书影本