Cahaya Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Cahaya. Here they are! All 100 of them:

β€œ
Semua orang yang ada dalam hidup kita, masing-masingnya, bahkan yang paling menyakiti kita diminta untuk ada disana agar cahaya kita dapat menerangi jalan mereka
”
”
Salim Akhukum Fillah (Dalam Dekapan Ukhuwah)
β€œ
Suatu saat jika kau beruntung menemukan cinta sejatimu. Ketika kalian saling bertatap untuk pertama kalinya, waktu akan berhenti. Seluruh semesta alam takzim menyampaikan salam. Ada cahaya keindahan yang menyemburat, meggetarkan jantung. Hanya orang - orang yang beruntung yang bisa melihat cahaya itu, apalagi berkesempatan bisa merasakannya.
”
”
Tere Liye (Berjuta Rasanya)
β€œ
Buku yang kau tulis adalah semacam jejak yang terus menyala di dunia, dan bisa menjadi cahaya akhiratmu.
”
”
Helvy Tiana Rosa
β€œ
Orang cerdas berdiri dalam gelap, sehingga mereka bisa melihat sesuatu yang tak bisa dilihat orang lain. Mereka yang tidak dipahami oleh lingkungannya, terperangkap dalam kegelapan itu. Orang yang tidak cerdas hidup di dalam terang. Sebuah senter menyiramkan sinar tepat di atas kepala mereka dan pemikiran mereka hanya sampai batas batas lingkaran cahaya senter itu.
”
”
Andrea Hirata
β€œ
Ilmu pengetahuan itu pahit pada awalnya, tetapi manis melebihi madu pada akhirnya
”
”
Hanum Salsabiela Rais (99 Cahaya di Langit Eropa: Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa)
β€œ
Gue tetap bintang yang paling terang. Walaupun paling cepat mati, gue nggak akan menyesal – Cessa Yang penting, gue udah menerangi mereka yang membutuhkan cahaya gue - Cessa
”
”
Orizuka
β€œ
Esensi sejarah bukanlah hanya siapa yang menang dan siapa yang kalah. Lebih dari itu: siapa yang lebih cepat belajar dari kemenangan dan kekalahan
”
”
Hanum Salsabiela Rais (99 Cahaya di Langit Eropa: Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa)
β€œ
Pergilah, jelajahilah dunia, lihatlah dan carilah kebenaran dan rahasia - rahasia hidup ; niscaya jalan apa pun yang kaupilih akan mengantarkanku menuju titik awal
”
”
Hanum Salsabiela Rais (99 Cahaya di Langit Eropa: Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa)
β€œ
Langit adalah kitab yang terbentang… Bumi adalah kitab yang terhampar… Manusia adalah kitab yang berjalan… Sedangkan Al-Qur’ an adalah cahaya di dalam kegelapan…
”
”
Wahyu Sujani (Ketika Tuhan Jatuh Cinta (#KTJC1))
β€œ
Wahai anakku! dunia ini bagaikan samudera tempat banyak ciptaan-ciptaaNya yg tenggelam. Maka jelajahilah dunia ini dg menyebut nama Allah. Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal-kapal yang menyelamatkanmu. kembangkanlah keimanan sebagai layarmu, logika sebagai pendayung kapalmu, ilmu pengetahuan sebagai nakhoda perjalannanmu dan sabar sebagai jangkar dlm setiap badai dan cobaan (Ali bin Abi thalib ra)
”
”
Hanum Salsabiela Rais (99 Cahaya di Langit Eropa: Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa)
β€œ
Dalam Doaku Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku Aku mencintaimu.. Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu (1989)
”
”
Sapardi Djoko Damono
β€œ
Tapi kitalah masa depan kanak kanak yang harus menjalin airmata negeri menjadi cahaya
”
”
Abdurahman Faiz (Nadya: Kisah dari Negeri yang Menggigil)
β€œ
Jadilah sepertinya, sinar cahaya kepada semua, sumber tenaga segala, paksi untuk semesta, sinarnya sampai walau dalam gelita"-Matahari, Hilal Asyraf
”
”
Hilal Asyraf (Matahari)
β€œ
Mengalah itu tidak kalah, melainkan menang secara hakiki
”
”
Hanum Salsabiela Rais (99 Cahaya di Langit Eropa: Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa)
β€œ
Tentang kopi kesukaanmu, cappucino, kopi itu bukan dari italia. Aslinya berasal dari biji-biji kopi Turki yang tertinggal di medan perang di Kahlenberg. Hanya sebuah info pengetahuan kecil-kecilan. Assalamu’alaikum” β€” Fatma, 99 Cahaya di Langit Eropa hal. 50
”
”
Hanum Salsabiela Rais (99 Cahaya di Langit Eropa: Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa)
β€œ
Senja adalah rasa yang bertahan, ketika matahari memilih untuk tenggelam. Sebelum akhirnya ditinggal sendirian tanpa cahaya, dalam gelap.
”
”
Rohmatikal Maskur
β€œ
ya, aku memang seorang pemimpi. karena pemimpi adalah orang yang dapat menemukan jalannya dengan diterangi cahaya bulan, dan orang pertama yang melihat matahari terbit sebelum seluruh dunia melihatnya.
”
”
Oscar Wilde
β€œ
Tidak jarang, mereka yang menghabiskan waktu untuk memberikan cahaya bagi orang lain justru tetap berada dalam kegelapan (Come Be My Light, h. 335)
”
”
Mother Teresa
β€œ
Dalam urusan apapun, penting sekali memiliki ilmunya. Maka, tuntutlah ilmu setinggi mungkin, rengkuh dia dari tempat-tempat jauh, kumpulkan dia dari sumber-sumber terbaik, guru-guru yang tulus, agar terang cahaya kalian, terang oleh ilmu itu.
”
”
Tere Liye (Amelia)
β€œ
Senyum bagi manusia adalah ibarat cahaya matahari bagi bunga. Kelihatannya sepele, tetapi apabila disebarkan sepanjang hidup, manfaatnya tidak bisa dihitung.
”
”
Joseph Addison
β€œ
kata-kata adalah kitab suci gratis tak dibukukan yang dirapalkan sesuka mungkin berteriak melampaui bintang-bintang angkasa sepasang tikus bercumbu di tong sampah dedaunan tua menyelimuti mereka. tapi malam adalah khotbah panjang membosankan dari monolog langit bersepuh butiran garam cahaya yang kau sebut planet, UFO, pesawat terbang apapun ituβ€”selama mungkin mereka menghampar dalam satu kekerasan: ad infinitum!
”
”
Bagus Dwi Hananto (Dinosaurus Malam Hari)
β€œ
Sesungguhnya rasa aman, damai, dan sejahtera adalah kekuatan yang memberikan cahaya pada akal untuk berpikir dengan tenang dan kontinu. Karena terkadang pemikiran tersebut mampu mengubah perjalanan sejarah
”
”
Ω…Ψ­Ω…Ψ― Ψ§Ω„ΨΊΨ²Ψ§Ω„ΩŠ
β€œ
Hanya hati yang berdarah-darah sajalah yang mampu melihat cahayaNya" (kata-kata Syams kepada istrinya, Kimya, yang juga anak angkat Rumi)
”
”
Rumi (Jalal ad-Din Muhammad ar-Rumi)
β€œ
Orang yang datang kepadamu disaat mereka butuh, bahagia saja. Setidaknya, kamu serupa cahaya disaat gelap
”
”
Taufiq Wicahyono
β€œ
Suatu saat jika kau beruntung menemukan cinta sejatimu. Ketika kalian saling bertatap untuk pertama kalinya, waktu akan berhenti. Seluruh semesta alam takzim menyampaikan salam. Ada cahaya keindahan yang menyemburat, mengggetarkan jantung. Hanya orang-orang beruntung yang bisa melihat cahaya itu, apalagi berkesempatan bisa merasakannya.
”
”
Tere Liye (Berjuta Rasanya)
β€œ
Pekerjaan menjadi orang tua, khususnya ibu, merupakan salah satu pekerjaan klasik terberat dan tertua dalam sejarah umat manusia
”
”
Miranda Risang Ayu (Cahaya rumah kita: Renungan batin seorang ibu muda tentang anak, wanita, dan keluarga)
β€œ
Liqaat itu umpama getar cahaya di atmosfera cinta..
”
”
a. salim fillah
β€œ
Aku ingat lagi dalam cahaya bulan, sayup malam kau menyangkul, menanam tabah lebih awal mengejar jejak matahari. (Sajak Buat Bapaku)
”
”
Rosli K. Matari (Tidakkah Kita Berada Di Sana?)
β€œ
Saya mengetahui malam selalu datang dengan gelap dan ketenangan, sayapun juga mengetahui adanya cahaya dan kebisingan disaat pagi hingga senja dan akhirnya kembali datang malam ditemani tiupan angin yang sunyi. Saat itu saya belajar tentang keseimbangan hidup. Belajar tentang banyak hal yang terjadi diantara kedua hal tersebut. Sunyi dan kebisingan, keduanya selalu mendampingi walau mereka berada hampir selalu berjauhan. Senja tahu tentang kepenatan dan rasa bosan yang diciptakan oleh kebisingan yang memuakan, senjapun juga sempat menyaksikan kebahagian yang diciptakan oleh sunyi walau sebentar tetapi itu sangat indah karna senja berwujud cantik selalu berwarna jingga berkilau emas diiringi sinari matahari yang tenggelam untuk tertidur.
”
”
Randy Juliansyah Nuvus
β€œ
hanya pemuda sederhana. Yang kecemerlangannya muncul lewat senandung yang ia hafalkan, terlihat dalam cahaya yang terpancarkan dari sepasang mata. Kecemerlangan yang terlihat bagai matahari perlahan muncul, atau menghilang di kaki langit
”
”
Sinta Yudisia (Rinai)
β€œ
Tawa ceria adalah laksana cahaya matahari di dalam rumah.
”
”
William Makepeace Thackeray
β€œ
Terimakasih jingga tlah menyambut kedatanganku kembali ke kota ini. sekian lama aku tak pernah melihat binar cahaya romantismu itu, kini dgn keadaan yg lesuh aku memandangmu dgn pnh bahagia.
”
”
Silvia Munique
β€œ
Ayahku memang tidak suka listrik. beliau punya keyakinan hidup dengan listrik akan mengundang keborosan cahaya. Apabila cahaya dihabiskan semasa hidup maka ayahku amat khawatir tidak ada lagi cahaya bagi beliau di alam kubur.
”
”
Ahmad Tohari
β€œ
Biarlah aku jadi lilin, membakar diri sendiri agar orang punya cahaya terang.
”
”
Ahmad Fuadi (Anak Rantau)
β€œ
Meski aku tersesat dalam kegelapan yang kelam, aku ingin percaya ada cahaya yang menemaniku terus melangkah
”
”
Ken Saitō
β€œ
Betapa kunang-kunang itu memberikan cahaya di tengah kegelapan. Ia menjadi lupa dengan kesia-siaan hidupnya.
”
”
Seno Gumira Ajidarma (Sepotong Senja untuk Pacarku)
β€œ
Cerita seperti Cahaya
”
”
Kate DiCamillo (The Tale of Despereaux)
β€œ
Saat separuh bumi gelap, langit menyisakan sedikit cahaya jingga untuk kita. Kita bisa memandanginya bersama, berdua, sendiri atau malah berlalu begitu saja tanpa pernah tau artinya.
”
”
nom de plume
β€œ
Keburukan prasangka hanya akan mendekatkan manusia kepada fitnah. Dan tidak ada yang lebih membahayakan jiwa manusia selain daripada sebuah fitnah yang keji. Lepaskan dirimu dari beban-beban prasangka atau bayang-bayang kegelapan akan meliputi jiwamu dan kau akan kehilangan cahaya kemanusiaan
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Di angkringan malam itu, kita tak duduk berhadapan tapi bersisian. Kau bilang tak ingin difoto, karena merasa lagi jelek. Namun bagiku, kau selalu memesona seperti biasa. Meskipun langit sedikit mendung, meskipun cuma cahaya lampu senthir yang remang remang menerangi wajahmu. Malam mulai beranjak tua dan ada gurat usia yang makin menebal di wajah kita. Namun aku merasa, selalu ada cinta yang sama untukmu, yang aku tahu tidak akan pernah berubah.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Penulis harus memiliki sopan santun. Dan sopan santun mereka harus dibentuk oleh sopan santun Islam. Hukum pers harus dirancang dengan sikap agamis dari nurani. Karena reformasi Islam telah menunjukkan bahwa yang mengatur hati nurani adalah semangat Islam, dengan cahaya di atas cahaya. Dan juga, kita telah memahami bahwa persatuan Islam mencakup semua tentara dan semua yang terlibat. (Said Nursi, Hal.354)
”
”
Habiburrahman El-Shirazy (Api Tauhid)
β€œ
Ketika seseorang berkata bahwa aku hanya seorang gadis kecil yang tinggal di tepi rel kereta api, aku putuskan untuk tak akan pernah berhenti. Aku perbesar tekadku untuk membaca segala dan menulis cahaya!
”
”
Helvy Tiana Rosa
β€œ
Kau bisa menemukan Pasangan Jiwamu dengan melihat cahaya di mata mereka, dan sejak awal, begitulah cara orang mengenali cinta sejati mereka.
”
”
Paulo Coelho (Brida)
β€œ
melupakan kisah duka dan rasa sakit itu diibaratkan menarik tabir awan kelabu yang masih memayungi lalu membenarkan cahaya putih itu masuk dan membiaskan sinarnya
”
”
Shahzy Hana
β€œ
Mereka adalah kerlip cerah yang sungguh berarti baginya, bersinar, seperti arti dari eclair sendiri, yang berarti cahaya.
”
”
Prisca Primasari
β€œ
Selalu kelilingi diri Anda dengan teman-teman yang memiliki banyak cahaya di dalamnya. Dengan begitu, Anda akan selalu memiliki lilin di sekitar Anda saat hari gelap.
”
”
Suzy Kassem (Rise Up and Salute the Sun: The Writings of Suzy Kassem)
β€œ
Kadang aku hilang nalar Ingin menebas segala belukar Betapa ingin kulompati waktu Untuk menyeberangkan rindu Namun denganmu aku percaya: Menunggu adalah jalan setapak menuju cahaya
”
”
Sam Haidy (Nocturnal Journal (Kumpulan Sajak yang Terserak, 2004-2014))
β€œ
yang aku percaya adalah keseimbangan, tak salah lagi aku selalu mengagumi senja. senja cukup lapang untuk menampung gelap dan cahaya juga duka dan suka secara bersamaan. tak peduli kebaikan atau keburukanmu, suka atau duka. 1 kesalahan saja kita akan selalu mengingat kesakitan itu, tapi aku tidak. yaa mungkin benar senja menyimpan luka. tapi luka hanya sebuah pernik kecil dari rantai bahagia. begitulah senja dalam mataku.
”
”
nom de plume
β€œ
Aku ingin menikmati gelombang perasaanku seolah aku sedang menari pada sebuah musik. Aku berharap aku bisa menjadi seseorang yang kebetulan menemukan secercah cahaya dan bertahan bersama cahaya itu setelah lama berjalan di dalam kegelapan yang besar. Aku percaya suatu hari nanti aku bisa menjadi seperti itu.
”
”
Baek Se-hee (I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki)
β€œ
…Bintang itu bintang sama saja dengan yang dilihat orang biasa. Tetapi bagi mereka yang mengerti, bintang itu bukan bintang sembarangan yang bisa diremehkan. Yang membedakan bukan pada bintangnya, melainkan pada kepala orang yang melihatnya…
”
”
Akmal Nasery Basral (Anak Sejuta Bintang: Perjalanan Panjang Penuh Cahaya)
β€œ
Seberkas cahaya menjadi begitu luar biasa bukan karena cahayanya, tetapi karena keadaan sekelilingnya. Semakin pekat, semakin bernilailah cahaya itu. Maka nilai itu bukan oleh apa yang di keluarkan, tetapi apa yang telah memberikannya. Karena hanya dengan memberikan dia akan menerima.
”
”
Dian Nafi (Mayasmara (Mayasmara, #1))
β€œ
Pendidikan pada diri seorang anak sesungguhnya dimulai jauh sebelum anak tersebut memiliki tubuh dan kesadaran manusiawinya
”
”
Miranda Risang Ayu (Cahaya rumah kita: Renungan batin seorang ibu muda tentang anak, wanita, dan keluarga)
β€œ
Sesungguhnya Muhammad adalah tokoh pembaru dan seorang rasul yang telah mengabdi dengan pengabdian mulia, menunjuki umat kepada cahaya kebenaran. Dan orang yang sepertinya pantas diberikan penghormatan dan penghargaan
”
”
Leo Tolstoy
β€œ
Jangan takut menghadapi cinta. Ketahuilah bahawa Allah yang menjadikan matahari dan memberinya cahaya. Allah yang menjadikan bunga dan memberinya wangi. Allah yang menjadikan tubuh dan memberinya nyawa. Allah yang menjadikan mata dan memberinya penglihatan. Maka Allah pulalah yang menjadikan hati dan memberinya cinta. Jika hatimu diberiNya nikmat pula dengan cinta sebagaimana hatiku, marilah kita pelihara nikmat itu sebaik-baiknya, kita jaga dan kita pupuk, kita pelihara supaya jangan dicabut Tuhan kembali. Cinta adalah iradat Tuhan, dikirimnya ke dunia supaya tumbuh. Kalau dia terletak di atas tanah yang lekang dan tandus, tumbuhnya akan menyeksa orang lain. Kalau dia datang kepada hati yang keruh dan kepada budi yang rendah, dia akan membawa kerosakan. Tetapi jika dia hinggap kepada hati yang suci, dia akan mewariskan kemuliaan, keikhlasan dan taat kepada Ilahi.
”
”
Hamka
β€œ
Cuba fikirkan, pelangi adalah penyebaran seluruh warna di dalam spektrum cahaya. Berapa warnakah ada dalam spektrum cahaya? Jawapannya adalah dekat infiniti, bukan? Maka, jumlah warna pelangi adalah terlalu banyak sehingga infiniti juga. Mungkin tona warna dekat-dekat, maka otak manusia tak boleh bezakan. Masa sekolah bolehlah cakap 7 warna, sekarang sudah faham tentang spektrum, tak bolehlah memikirkan masih tujuh lagi.
”
”
Saharil Hasrin Sanin
β€œ
Tapi bukankah kegelapan ini justru akan membuat cahaya itu tampak lebih terang? Maksud Tuhan terhadap kita adalah baik. Hidup ini diberikan kepada kita sebagai rahmat dan tidak sebagai beban; kita manusia sendiri umumnya membuatnya jadi kesengsaraan dan penderitaan.
”
”
Sulastin Sutrisno (Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya)
β€œ
Peran seorang ibu juga adalah perang dengan dirinya sendiri agar selalu menyediakan ekstra pengertian bagi anaknya
”
”
Miranda Risang Ayu (Cahaya rumah kita: Renungan batin seorang ibu muda tentang anak, wanita, dan keluarga)
β€œ
aku debu piatu mencari cahaya dari rumah tidak berpintu kerana pintu itu telah engkau lengkapkan di dalam diriku. (Rumah)
”
”
Rahimidin Zahari (Kumpulan Puisi: Sehelai Daun Kenangan)
β€œ
karena disetiap lembarnya mengalir berjuta cahaya karena setiap aksara membuka jendela dunia...
”
”
Efek Rumah Kaca (Jangan Bakar Buku)
β€œ
Seberapa jauh kita melangkah dalam terang? seberapa dalam kita menyelam dalam gelap? apa cahaya yang menuntunmu atau gelap yang mengajarimu?
”
”
nom de plume
β€œ
Akhir yang cemerlang setelah melewati gelap, aku baru tahu. Cahaya ternyata secemerlang ini.
”
”
Jedit (Tenang, Semua Akan Baik-Baik Saja)
β€œ
Seperti pernah aku katakan, apa yang sebenarnya kita pahami dari hidup ini? Kebenaran tak berasal dari dirimu. Namun, ia menyentuhmu dengan semacam cahaya. Yang tak akan kau mengerti sebegitu rupa, sebelum engkau sadari, ada kebebalan dalam diri yang mesti engkau tanggalkan.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Kami memanggilnya cahaya agung. Bukan kerana ia rahmat. Malah menjengkelkan mungkin. Kerana kami tidak akan boleh lari daripadanya dan sinar terik itu telah menghitamkan kami, anak kampung Morten.
”
”
Raiha Bahaudin
β€œ
inilah gua segiempatku: tingkap yang sentiasa menadah udara, langsir yang menapis cahaya, meja yang dikepung buku dan dinding yang menampung empat lima keping harapan masa tuaku. inilah dunia resahku aku hidup di cahaya separuh terang mengetam dan melicinkan puisiku pada kertas yang berselerak. (Gua)
”
”
T. Alias Taib (Petang Condong)
β€œ
Seorang wanita adalah bulan Memancar cahaya diri, refleksi iman Patuh di putaran orbit ketentuan Tuhan Tanpa angkuh melawan, mempersoalkan Wanita itu adalah bulan Menerangi jalan dengan kelembutan Enggan mengasari Bukan sedingin salji Atau seterik mentari Wanita itu adalah bulan Merembeskan biasan Mapan peribadi Si pahlawan lelaki Dipanggilnya suami Wanita itu adalah bulan Walau jasadnya kecil Dia tidak gentar dan musykil Menjaga jasad sebesar bumi Ibu yang tanpa rehat mengelilingi Agar tiada yang menyakiti Wanita itu adalah bulan.
”
”
Norliza Baharom (Si Dia dari Boston)
β€œ
Dunia kita dekat sekali dengan kegelapan. Maka saat gelap menyelimutimu, pastikan kamu tetap berusaha mencari cahaya di sekitarmu. Dirimu sendiri adalah satu-satunya yang bisa kaupercaya. Nurani. Cahaya itu selalu ada di hatimu. Gunakanlah. Terangi jalanmu, temukan pilihan hidupmu. Semoga itu bisa membawamu menuju jalan yang lebih baik.
”
”
Tere Liye (Selena)
β€œ
Jika ada yang ingin kuberikan untukmu, itu hanyalah sekotak Crayon. . . Untuk mewarnai langitmu yang kelabu. Dipagi hari. . .kamu bisa mewarnainya dengan merah muda yah langit dengan matahari terbit memang indah. Disiang hari buatlah banyak cahaya matahari dengan kuning keemasan dan campurkan juga biru yang menenangkan. Namun jika kau ingin cuaca sejuk segar, kau boleh gunakan warna perak dan putih untuk cahaya kilat dan hujan yang lebat. Ada apa dibalik hujan? kutemukan jawaban. . .mari gunakan semua warna yang kau punya, ciptakan Pelangi. Pita indah warna-warni. Biarkan harimu berseri. Dan senja datang. . . ayo gunakan sang Jingga yang jelita, ucapkan selamat tinggal pada bola cahaya raksasa. Hari menggelap?belum! mari kita torehkan Ungu dengan titik-titik cahaya . . .selanjutnya kau boleh menghitamkannya, biarkan gelap menemani mimpimu tapi jangan lupa simpan sebuah bintang dΓ­bawah bantal, bersama dengan kotak warnamu . . . Esok warnai lagi langitmu dengan warna apapun yang kau mau. . . Berjanjilah jangan biarkan langitmu kelabu!
”
”
Citra Rizcha Maya
β€œ
Seorang murid; ia tidak mengetahui apapun. Selembar kertas kosong, halaman buku yang belum tercetak, pena tanpa tinta, biji yang belum bertunas, bayi yang baru lahir, yang belum mengenal dunia, yang tak mengetahui mana yang baik atau mana yang buruk, tak tahu panas atau dingin. Yang tak melihat pesona warna-warna, memisahkan yang terang dari yang gelap, yang halus dari yang kasar. Tak bisa memilih yang mudah dari yang sulit, memilah yang benar dari yang salah. Ini sungguh sesuatu yang ganjil, namun dari situasi yang serupa itu, kita bisa merasakan kehadiran cahaya pengetahuan Ilahi.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Kesedihan telah memaksaku berdiri di ambang kehancuran. Seperti jurang menganga yang setiap hari menelan kemarahanku. Namun aku tidak sedang mengetuk pintu rumah orang hanya untuk meminta belas kasihan. Seperti ibu, aku telah jadi sebatang pohon yang keras kepala. Aku merasa memiliki batang yang kuat dan akar yang kokoh. Walau terkadang, aku masih tergiur untuk menjadi sesuatu yang lain; seperti menara gereja, atau mungkin gapura di pinggir jalan. Ini bukan analogi dari apa yang orang lihat. Karena, tak semua orang bisa memahami kesendirian dan kesedihan orang lain. Walau mungkin orang bisa saja merasakan kehadiran Tuhan saat mereka melihat menara gereja. Dalam sebuah gapura aku melihat gerbang menuju pintu rumah ibu. Ia adalah kerinduan yang tak henti hentinya mengalir. Seperti tetesan hujan yang menitik dari atap yang bocor. Tidak ada satu hal pun yang berubah, kecuali barangkali diriku sendiri. Demikianlah, aku masih berkutat dengan keresahanku sendiri. Memimpikan laki laki perkasa itu terbang ke bulan, menunggangi seekor kuda yang tak lain adalah egonya sendiri. Aku tahu, kesedihan hanya akan memaksaku menjadi orang yang akan aku sesali. Hidup tidak selalu menawarkan kemewahan atau kebahagiaan. Aku hanya ditakdirkan untuk memilih. Dan semoga Tuhan hadir dalam diriku, walau cuma serupa sebatang lilin, dengan kerdip cahaya yang lemah.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Aku bukan kerikil yang akan melukai pijakan kakimu.. aku bukan angin yang menghembusmu sesaat lalu hilang tak berbekas.. aku hanya cahaya kecil, bukan bara api yang sering kau lupakan saat begitu banyak bintang dilangitmu.. tapi disaat gelapmu aku yang kau butuh
”
”
LoveinParisSeason2
β€œ
Sesungguhnya kebaikan (ketaatan kepada Allah) itu merupakan keceriaan di wajah, cahaya di hati, kelapangan pada rezeki, dan kecintaan di hati manusia. Adapun keburukan (kemaksiatan) merupakan kemuraman di wajah, kegelapan di hati, kelemahan di badan, dan kebencian di dalam hati manusia.
”
”
Ibnu Abbas radhiyallaahu 'anhu
β€œ
Ada luka sumbing serupa gempil bibir poci di hati semua orang. Cacat yang berusaha keras mereka sembunyikan dari dunia. Tapi tak semestinya kita mengenakan topeng hanya demi menutup secebis luka. Tak semua hal mesti kita cerna dengan tatapan mata curiga serupa itu. Maka dari itu, coba dengarkan apa kata Bundamu ini, Nak. Manusia tak perlu harus jadi sempurna agar ia dihargai. Sebagaimana keindahan bisa muncul dari hal kecil dan sederhana. Termasuk apa yang tampak pada selembar kain batik yang lusuh atau cangkir teh yang somplak ujungnya. Kita bisa belajar dari kintsugi, menjadi bijak tanpa harus bergegas menjadi tua; bagaimana menorehkan pernis emas pada sebuah cawan tembikar yang terlanjur retak. Betapa sesungguhnya, sebuah guci porselen yang jatuh, pecah dan bahkan rusak tak berarti kehilangan semua nilai yang dimilikinya. Ketidaksempurnaan tidak akan mengecilkan arti dirimu. Sebab hanya ketangguhanmu melewati bukit penderitaanlah yang akan membuatmu menemukan cahaya kebahagiaan yang sesungguhnya. Bagaimana kamu bisa belajar menghargai kekurangan pada diri sendiri. Bagaimana kamu bisa menerima kesalahan dan bahkan kegagalan. Sebagaimana alam memaknai wabi sabi, ketidak sempurnaan bukan sesuatu yang harus ditolak atau disangkal. Ia mesti disambut sebagai air telaga yang jernih, kesegaran embun di pagi hari, atau aroma petrichor di musim penghujan. Setiap kali engkau jatuh dan menjadi rapuh, engkau bisa merangkaikan kembali serpihan serpihan hatimu. Tak akan pernah kehilangan tujuan yang engkau perjuangkan. Sebab setiap bekas luka seperti juga keringat dan airmata, adalah permata yang lahir dari segenap jerih payahmu. Ia terlalu berharga untuk kamu sia siakan. Manik manik gemerlap yang dapat engkau rangkai menjadi perhiasan unik nan cantik yang akan selamanya jadi milikmu. Jangan pernah takut terantuk batu. Jangan sekalinya jeri dicerca burung. Jangan merasa ngeri terempas badai. Sebab saat nanti engkau sampai ke puncak, kau akan bisa melihat dunia sebagai miniatur lanskap yang permai dan elok untuk dikenang. Karena demikianlah semestinya hidup, ia adalah keindahan yang tercipta dari kekurangan dan ketidaksempurnaan diri kita.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Pesta Yunani, pesta kaum demokrat yang membuktikan betapa filsafat dan kegembiraan murni benar-benar adalah saudara sekandung, karena kedua-duanya lahir dari rahim keindahan, yang tiada lain ialah cahaya cerlang keteraturan dan kebenaran, yang telah dibuahi oleh benih segala yang baik, baik melulu, baik murni, baik manusiawi.
”
”
Y.B. Mangunwijaya (Burung-Burung Rantau)
β€œ
Kebahagianku terbuat dari kesedihan yang telah merdeka, dengan kata lain; bersamamu saat itu--- ketika cangkir kopimu menadah cahaya yang ditumpahkan bulan, telah menjadi rasa syukur yang tak pernah selesai. Berilah kesempatan untuk temu sekali lagi dan ampuni kangenku yang cerewet ini. Dengan kata lain, kita mesti ngopi lagi.
”
”
Usman Arrumy
β€œ
Semua sifat-sifat ini terhimpun di dalam hati, seolah-olah di dalam diri manusia itu ada binatang babi, anjing, syaitan dan pendita. Maksud babi ialah nafsu syahwat, sebab babi itu dikeji bukan kerana warna dan rupanya tetapi kerana kegelojohan, nafsu syahwat dan kerakusannya. Maksud anjing ialah nafsu marah kerana anjing itu bersifat garang dan bermusuh. Babi sentiasa mengajak supaya bersikap gelojoh melakukan keburukan dan kemungkaran, dan anjing pula mengajak supaya bersikap marah dengan melakukan kekejaman dan penganiyaan. Sementara syaitan pula sentiasa menyemarakkan nafsu syahwat babi dan nafsu marah anjing itu serta menggalakkan keduanya menyaingi satu sama lain. Maksud pendita ialah akal yang diperintahkan supaya mematahkan godaan syaitan dengan mendedahkan tipu helahnya melalui cahaya yang terang-benderang, melumpuhkan kerakusan dan syahwat babi itu dengan mengarahkan anjing supaya mengawalnya, kerana nafsu syahwat dapat dilumpuhkan dengan nafsu marah, dan mengawal kegarangan anjing dengan mengarahkan babi kepadanya, serta menjadikan anjing itu tunduk kepada perintahnya (akal). Jika akal dapat berbuat demikian nescaya segala-gala akan berjalan dengan lurus dan baik di dalam kerajaan jasmani. Jika gagal menundukkan nafsu syahwat dan nafsu marah, maka akal akan menajdi hamba kepada kedua-duanya, sebagaimana yang terdapat di kalangan kebanyakan orang yang menumpukan minat ke arah nafsu perut dan nafsu seks dan kepada usaha-usaha menyaingi hebat orang lain. Ini bererti akal tunduk di bawah telunjuk syaitan kerana syaitanlah yang mendorong nafsu syahwat dan nafsu marah supaya berkhidmat kepadanya. Dengan kata lain akal ketika itu adalah menyembah dan ber'abdi kepada syaitan.
”
”
Abu Hamid al-Ghazali (Penyakit-penyakit Hati)
β€œ
Kamu salah satu cahaya Tuhan yang terhampar di atas bumi.
”
”
Asma Nadia (Jilbab Traveler)
β€œ
Apa yang kau lihat di layar yang berpendar ini, Kay? Serupa senja yang tumbuh dari sebatang pohon di sebuah tempat yang kau bayangkan seperti surga. Cahaya lampu itu menyapu wajahmu dengan warna lembayung dan berkilau seperti sayap kupukupu. Tapi tak ada apapun yang kutemukan pada seri wajahmu selain nafsu yang tertahan dan seulas senyum kemesuman. Persis di puncak penantian dari segala perhatian yang tertuju pada dirimu. Mata yang tak pernah menyadari, bahwa mereka tengah tersesat dalam raga belia yang entah milik siapa. Pada aura kemudaan yang berasa sia sia. Benarkah, telah kau reguk semua kebahagiaan dari wajah wajah tolol yang ditunggangi oleh nafsu alter egonya? Atau barangkali, telah habis kau hirup wangi dari kelopak mawar hitam yang tumbuh di ranjangmu setiap pagi? Sudah lama sekali rasanya waktu berlalu. Seperti ketika kau masih suka nongkrong di cafe sambil meneguk cappucino dari cangkir yang perlahan mulai retak. Sementara laju usia terus mengalir dari tenggorakanmu yang bening bagai pualam. Waktu meninggalkan jejak buta di dalam hand phonemu. Menyisakan tatap mata orang orang yang tak lagi mampu memahami atau menafsirkan apa yang tengah engkau lakukan. Bukankah, mereka tak lagi melihatmu sebagaimana adanya dirimu saat ini atau sepuluh tahun dari sekarang. Tak satu pun dari mereka yang percaya, bahwa saat itu usiamu masih belum lewat dua puluh tahun. Mereka hanya mendamba merah muda anggur kirmizi yang tumbuh di dadamu. Tetapi tak ada satu pun telinga yang sanggup melawan sihir dari gelak tawamu yang terdengar getir. Mata mata bodoh yang tak sanggup melupakan bayangan pisang yang dengan brutal kau kunyah sebagai kudapan di tengah jeda pertunjukan. Benarlah, hidup tak seperti kecipak ikan di dalam aquarium transparan yang tertanam di dinding. Atau air kolam di pekarangan yang seakan menjelma jadi bayangan jemari yang tak henti menggapai gapai. Menjadi gelembung gelembung kekhawatiran yang seakan tak sanggup memahami makna puisi yang sengaja ditulis untuk mengabadikan namamu. Ketauilah Kay, taman yang kau bayangkan itu bukanlah surga yang sesungguhnya. Di sana tak ada sungai keabadian atau pangeran tampan yang sengaja menunggu kehadiranmu. Yang ada cuma kelebat kilat dan hujan airmata hitam. Mengucur seperti lendir laknat yang mengalir dari hidungmu saat kau meradang karena influensa. Di sana tak ada satu hal pun yang menyenangkan, Kay. Hanya sedikit saja tersisa hal hal yang busuk dan menjijikkan, sebagai satu satunya bahan obrolan untuk perintang waktu.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Jangan meniru perangai lampu, menerangi orang lain tetapi diri sendiri terbakar. Tetapi contohlah perangai bulan, tiap-tiap dia bertentangan dengan matahari, dia mendapat cahaya baru.
”
”
Hamka (Tasauf Modern)
β€œ
Ksatria cahaya kadang-kadang berperilaku seperti air, mengalir memutari penghalang jalannya. Aliran air sungai menyesuaikan diri dengan alur apa pun yang tampak mungkin, tetapi sang sungai tak pernah melupakan tujuannya, yakni laut. Meskipun sangat rapuh dari sumber mata airnya, perlahan tapi pasti dia mengumpulkan kekuatan demi kekuatan dari sungai-sungai lain yang dijumpainya.
”
”
Paulo Coelho (Warrior of the Light)
β€œ
Para ulama' adalah pembawa obor ilmu yang menerangi kegelapan jahiliyah, apabila seseorang itu berusaha mendampingi para ulama', bererti dia berusaha mendekati cahaya ... mukasurat 96 | bab 21
”
”
Nik Abdul Aziz Nik Mat (Insan, Ingatlah: Sebuah Panduan Menuju Hati yang Tenang)
β€œ
Saat sawah sudah panen dan longsongan padi ditinggalkan begitu saja hingga menggunung, kita semua akan segera menyambutnya dengan gembira. Mencari kadal rumput di belukar sisa panen itu. Atau sekadar mengamatinya sebagai gunung ajaib yang mesti kita lindungi beberapa saat sebagai bagian dari kegembiraan. Sungguh riang tak kenal waktu. Aku, Dodo, Danil, Rudy dan engkauβ€” bersama-sama membuka cahaya kebahagiaan dari senja sore. Bukan tidak ada yang berarti di sana. Di senja itu, makna bisa kita temukan. Waktu yang dipanggil cuit burung di atas langit, menandakan petang datang. Permainan mesti usai sejenak dan disambung selepas magrib. Kawan-kawan meggamit setang sepeda masingmasing; menuntunnya keluar pematang dan pelan mengayun pedal. Langit oranye di belakang mereka memancarkan kehangatan sore.
”
”
Bagus Dwi Hananto (Lintasan Waktu)
β€œ
dari kelangkang ini, lumut-lumut hijauku menyeruak melilit ikan-ikan kecil burungburung kecil yang tamasya mendekati sihir kata-kataku. inilah kitab suciku! meledak dalam kesintingan! ditelikung cahaya bulan, sendirian di penjara, dingin yang akrab dan suara-suara jauh dan tikus, dan bayangan kematian, tapi lumut-lumut ini menjangkau ke mana-mana, ke bermuda warna-warni di balik celana para lonte yang bersikukuh menahan imannya dibelit cadar kemunafikan! hurah! taik anjing masuk lobang jadah miliknya: oh, cinta yang menipu! bau tahi asu dari desa terjauh di utara sana, telah menghisapku dan perek-perek terus saja dilahirkan tiap detik.
”
”
Bagus Dwi Hananto (Dinosaurus Malam Hari)
β€œ
Aku bukan kerikil yang akan melukai pijakan kakimu... aku bukan angin yang menghebusmu sesaat lalu hilang tak berbekas... aku bukan hujan yang membuatmu kedinginan bertahan di bawah siramanku... aku bukan matahari yang siap membakar hatimu... aku bukan Pelangi yang sempurna mewarnai Hidupmu... Aku hanya cahaya kecil bukan bara api yang sering kau lupakan saat begitu banyak bintang di atas langitmu... tapi di saat gelapmu... Aku yang kau butuh
”
”
LoveinParisSeason2
β€œ
Imaji-ku. Cermin dari malam. Sepasang bola mata hitam menyelinap diriku. Terpaan angin menghela pelan menyentuh kulit epidermisku. Kau hinggap dalam ruang-ruang penuh suara dalam bayang dalam cahaya. Kau perpaduan angka-angka, seakan kaulah lakon utama dalam hidup. Memahami garis-garis yang membentuk gerak-gerik bayang. Tindakanmu mengembara di seluruh ruang dan menggapai sel-sel dalam tubuhku yang adalah bintang-bintang yang kemudian menuju padamu – cahayaku.
”
”
silviamnque
β€œ
Sepasang hati akan membaringkan rindunya di atas ranjang malam yang berselimut cahaya bulan. Menyemai benih-benih harapan yang berbalut doa, menyimpannya dalam jiwa mereka hingga menjadi tunas-tunas impian yang direkahkan oleh embun saban pagi tiba.
”
”
Sri Ulfanita
β€œ
Hrapan? Harapan bisa menjadi kekuatan yang hebat. Mungkin, tidak ada sihir sungguhan didalamnya tapi jika, kamu tahu apa yang paling kamu harapkan dan menjaga nya seperti cahaya dalam dirimu, kamu bisa membuat banyak hal terjadi, nyaris serupa sihir.
”
”
Laini Taylor (Daughter of Smoke & Bone (Daughter of Smoke & Bone, #1))
β€œ
Sejak kecil dekat dengan Allah, saat dewasa jangan pernah sedetik pun kita bergantung pada selain Allah! Ketika menulis, pena dan jemari kita gerakkan karena Allah, untuk Allah. Maka tulisan kita tak hanya jadi manfaat dan rahmat di bumi, tapi insya Allah menjelma cahaya akhirat kita.
”
”
Helvy Tiana Rosa
β€œ
PUISI CINTA Apakah ia akan mengingat diriku, atas semua potret yang tak pernah usang yang sengaja ia kumpulkan dalam setiap momen kebersamaan kami? Lebih dari semua angka yang aku sendiri tak mampu menghitungnya. Waktu seperti butiran pasir yang merangkai semua kata kata yang di tuliskannya di dalam sebuah buku diary yang ia simpan sendiri. Waktu berjalan seperti tak pernah mengenal masa lalu. Seperti ikan ikan yang bebas berenang di lautan. Burung burung terbang di langit, dan satwa liar yang mabuk di rimba. Waktu yang terhenti pada satu satunya peristiwa, di mana ia menyatakan segenap rasa cintanya hanya padaku. Kepastian yang menghapus semua kebimbangan musim. Ketidakpedulian sejarah. Semua kata kata yang dikumpulkannya menjadi ungkapan abadi dalam hati yang tak mengenal rasa duka atau luka, amarah dan juga kesedihan. Ia tak pernah menghentikan hasratnya untuk terus mencintaiku. Meskipun malam berganti ganti. Hari berubah. Tanggal, bulan dan tahun berlalu. Dan keriput mulai menghantuiku. Mengelupas kemudaanku. Melemparkan hujatan pada semua peristiwa yang seperti ingin menyakiti perasaannya. Menciderai pikirannya dengan semua kemesuman, kejijikan dan ketidak senonohan yang sengaja aku ciptakan untuk membuatnya pergi. Bayang bayang di mana ruang dan cahaya tak lagi hadir pada dirinya. Cakrawala yang perlahan mulai menua, tapi tetap saja setia menunggu cinta yang ditinggalkannya hanya untuk diriku.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Kamu itu adalah pangeran impian aku. Kamu adalah pangeran yang aku temukan di kota cahaya penuh cinta, Kamu adalah pangeran yang di takdirkan untuk aku kembali ke Paris dan seadainya aku disuruh pilih, antara mencintai kamu dan bernafas, aku akan bernafas untuk yang terakhir kalinya dan bilang Aku mencintai kamu
”
”
LoveinParisSeason2
β€œ
telah aku sisihkan namamu secara sembunyi di antara kelopak dan sari bunga lilas musim semi ada yang jatuh di hijau rumput beberapa masih bergayut di tangkai
”
”
Desi Puspitasari (Di Bawah Naungan CahayaMu)
β€œ
POHON HAYAT Demikianlah, ia melekapkan bunga pada malainya, putik pada tangkainya, daun pada rantingnya dan buah-buah berwarna kuning cerah pada setiap cabang dari dahan pohon pengetahuan itu. Sebagaimana ia melekatkan putih yang semenjana pada paras wajah perempuan yang ia ciptakan dari tulang rusukku. Sedemikian rupa, ia pulaskan secebis rona apel merah pada keluk bibirnya untuk menyenangkan hatiku. Lalu ia gabungkan kilau cahaya Sirius, Canopus dan Arcturus pada bening biji matanya agar aku dapat berkaca di kedalamannya yang hijau lumut. Dan kemudian, dibuatnya sepasang lengkung alis mata dari iring-iringan semut gajah agar menjadi taman tempat aku bermain-main. Sementara pada gerai rambutnya dibalutkannya hitam yang berombak seperti laut yang di dalamnya aku bisa bersembunyi. Tapi melampaui semua itu, dibuhulnya rimbun semerbak semak lantana tepat pada pangkal pahanya, yang padanya aku akan jatuh berahi. Dan lalu dipahatnyalah sepasang tempurung pembangkit nafsi yang kenyal mengkal, serupa tatahan sempurna ranum buah mangga pada busung dadanya. Tak lupa ditambahkannya puting anggur kirmizi pada puncak susu perempuan itu, agar nanti ia bisa menjelma sempurna menjadi ibu dari anak-anakku. Namun aku sengaja tak memberinya nama, sampai semua yang lain selesai aku beri sebutan. Pada yang hijau aku beri nama hujan. Pada yang biru aku beri nama langit. Pada yang kelam aku beri nama malam. Pada yang terang aku beri nama siang. Demikian pun pada mereka yang mengeriap. Pada mereka yang berjalan dengan empat kaki. Pada mereka yang melata dengan perutnya. Pada mereka yang terbang di langit. Pada mereka yang berenang di dalam air serta pada segala yang berkilauan di angkasa raya. Bahkan pada semua jenis kerikil dan batu-batu, aku menyematkan nama mereka satu persatu. Begitulah, segala sesuatu memperoleh nama dan sebutannya masing-masing. Supaya kepada setiap nama itu aku dapat memanggil dan di dalam nama itu mereka dapat dikenal. Akan tetapi, khusus bagi perempuan itu (sebab ia adalah satu-satunya yang tercipta dari tulang rusukku) maka aku hendak memberinya nama yang teristimewa. Sebuah nama yang paling indah dari semua nama yang telah aku berikan. Akan tetapi, aku tak kunjung menemukan nama yang sesuai bagi dirinya. Sampai kemudian, tepat di mana bertemu empat buah sungai, kulihat ia sedang memintal air matanya hanya sepuluh langkah dari pohon pengetahuan itu. Aku mendapati perempuan itu tengah duduk bersimpuh mengaduk-aduk tanah dan membuat adonan lempung dengan air matanya. "Apa yang sedang engkau perbuat, wahai Perempuan?" Tanyaku pada dirinya. "Aku sedang membuat ramuan cinta, untuk membuhul ikatan abadi di antara kita berdua..." demikian ia menjawab pertanyaanku. Dan pada saat itulah aku mendapatkan sebuah nama yang tepat untuk dirinya. Eva, itulah nama yang kemudian aku berikan padanya. Sebab ia adalah ibu dari semua kehendak alam dalam diriku. Aku persembahkan baginya nama yang paling indah, tepat di muara pertemuan empat buah sungai; Gihon, Pison, Eufrat dan Tigris. Jadilah ia lelai akar untuk menyempurnakan suratan tangan kami. Ia adalah telur kesunyian di mana aku akan menyemai seribu benih. Semenjak pertama kali aku menatap wajahnya saat aku terjaga dari tidur yang panjang dan mendapati dirinya berbaring telanjang di sebelahku. Aku tahu, ia telah ditakdirkan untuk menjadi pohon kehidupan. Ibu dari semua ibu yang akan melahirkan anak cucu keturunanku.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Sunguh siapa yang menanam, maka dialah yang bakal memanennya. Barangsiapa menanam kebaikan maka kebahagiaanlah panennya. Namun, barangsiapa menanam keburukan, maka celaka dan kenistaan itulah unduhannya.
”
”
Sunali Agus Eko Purnomo (Para pencari Cahaya kehidupan)
β€œ
Bukan tanpa alasan aku menyukai aglaonema. Bukan semata karena corak keindahan daunnya. Sebab, setiap lembar daun memiliki pesonanya sendiri. Tapi lebih daripada itu, ia adalah representasi dari diriku pribadi. Ia bukan jenis tanaman yang bisa tumbuh begitu saja. Ia butuh perhatian dan kasih sayang. Bukan semacam rumput liar yang bisa hidup di sembarang tempat, di atas beton, di atas aspal di pinggir jalan, di antara semak belukar dan bahkan reruntuhan. Ia mesti menyatukan semua elemen yang mendukungnya agar bisa bertahan hidup. Ia rumit dan pribadi yang kompleks. Sulit memahami sikapnya yang cenderung sentimental, yang rapuh dan tak tahan uji. Butuh perhatian penuh atas kepekaannya pada cahaya, pada panas matahari, pada sifatnya yang emosional, yang mudah layu, yang mudah tersinggung, yang tak mampu menanggung bebannya sendiri. Ia membutuhkan air dan kelembaban sebagaimana ia membutuhkan ruang yang lapang dan sirkulasi udara untuk bernafas. Tapi ia menolak segala yang berlebihan. Ia menolak air mata dan juga rasa iba. Baginya keindahan bukan sekedar pencapaian arti kesempurnaan diri. Keindahan adalah esensi dari setiap warna pribadi yang ia miliki. Sesuatu yang unik dan sekaligus artistik. Yang sepenuhnya membedakan dirinya dengan tanaman lain.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Tidak selalu menyoal pengagum rahasia, tembok mungkin adalah mereka yang sesungguhnya rindu untuk berada di dalam pikiranmu. Mereka yang ber’ada’nya dalam realitas hanyalah sebagai pengabdi atas keberadaanmu. Cameo-cameo tanpa nama yang susah payah menopang berat badanmu di pundaknya, mereka yang merelakan pedar cahaya pada dirinya direnggut gelap dan menjadi bayangan, supaya kamu minimal dapat kelihatan bersinar saat berada diantara mereka
”
”
Ayudhia Virga
β€œ
Aku bicara sama angin, Bertanya mengapa bawa khabar rindu? Aku bicara sama purnama, Mengapa cahaya indah selalu tidak lama? Aku bicara sama langit, Bagaimakah luas ruang tapi terasa sempit? Aku bicara sama laut, Apakah bisa ia melemaskan perenang? Aku bicara sama hujan, Ada insan gembira melihat kau jatuh. Aku bicara sama mentari, Di bawah meraih cahayamu. Aku bicara sama pena, Kubilang sudah bicara sama angin, purnama, langit, laut, hujan dan mentari, Tetap saja yang bicaraku tidak terjawab.
”
”
mardia
β€œ
Bahwa kita harus tumbuh subur di bawah sinar matahari yang merupakan perumpamaan dari sebuah kondisi yang mudah dan menyenangkan. tetapi, tak selamanya kita akan menemukan matahari dalam kehidupan kita. Kadang ada kondisi di mana semuanya gelap, seperti tak ada harapan. Karena itu, kita harus menjadi manusia auksin. Dalam terang kita tumbuh subur, dan dalam gelap kita menjadi lebih tinggi, lebih dewasa. Kita juga tidak boleh menyerah dalam mencari cahaya. Layaknya auksin yang membimbing tumbuhan untuk menuju arah datangnya cahaya. Tak adanya harapan harus dapat membuat kita berusaha lebih keras untuk menemukan harapan tersebut, menciptakan jalan kita sendiri. Dengan demikian, kita akan tetap dapat tumbuh lebih tinggi dan subur, entah ada atau tidak ada matahari dalam hidup kita
”
”
indonesia mengajar
β€œ
Oh kau, gerimis yang jatuh di kala subuh. Dingin yang menggigit tulang. Cahaya lampu yang bergelung di balik selimut yang tebal. Engkaulah, pengharapan dari terbitnya matahari. Keindahan yang bergulir seperti butiran embun di atas dedaunan, lebih cemerlang dari permata. Bagaimana hatiku tak terpikat oleh keceriaanmu kala menyambut pagi? Kelopak kelopak bunga yang bermekaran, gemulai tangkai tangkai mawar tertiup angin. Terpesona oleh tawamu yang renyah, oleh kehangatan pribadimu yang bersinar dari dalam lubuk hati. Bagaimana aku tak jatuh hati pada kecantikanmu yang anggun bersahaja? Betapa kau sebarkan kebahagiaan dengan cara yang tak aku mengerti. Kau getarkan dawai pengharapan di jiwaku yang letih lesu. Dan kau buat diriku tak henti memikirkanmu siang dan malam. Kau balaukan tidurku yang resah gelisah oleh pantulan cahayamu yang menyilaukan serupa lampu neon di seberang jalan. Senyummu terbayang bayang dalam mimpiku serupa layang layang yang terbang di permai langit biru dalam rindu masa kanak kanakku. Kau aduk aduk hatiku seperti biduk yang terombang ambing di atas ombak. Menanti angin pasang yang akan membawaku pulang. Janganlah kau putus pengharapanku untuk sampai ke pantaimu. Ijinkan aku berjalan di atas pasirmu yang lembut. Berlindung di bawah payungmu yang menutupiku dari panas matahari yang melukai. Kau terima diriku dalam pondokmu yang kecil dan sederhana namun tertata rapi penuh oleh bunga bunga. Kau menyambutku dengan penuh suka cita di depan pintumu yang sekokoh kayu jati. Dan kau akan menjamuku bukan lagi sebagai tamu asing dalam rumahmu yang bersih melainkan sebagai diriku sendiri. Dalam cinta yang bersemi oleh penantian, doa dan pengharapan. Dalam penghiburan hati demi untuk mewujudkan mimpi mimpi abadi.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Saudariku.. pernahkah ada seorang yang melukaimu, menuduhmu atas suatu hal yang tidak anda lakukan ? memanggilmu dengan sebutan yang tidak layak dilontarkan, mengatakan hal – hal yang sangat tidak pantas diucapkan kepada sesama muslimah… mungkin dia adalah keluarga dekatmu, mungkin dia adalah temanmu, atau bahkan..... keluarga dari calon pendampingmu… :) Jangan bersedih ! tidak hanya anda yang mengalaminya… saya pun pernah mengalaminya.. duhai saudariku… Tidak semua orang mampu memahami kesalahan yang telah dilakukannya, Tidak semua orang mampu menerima kesalahan,dan tidak semua orang mampu meminta maaf kepada anda, meskipun dia sudah menyadari kesalahannya… Duhai saudariku…Lepaskan keegoisanmu agar cahaya iman masuk kedalam nuranimu, maafkanlah mereka dengan tulus…. jangan menunggu permintaan maaf mereka kepadamu!... Saudariku… apakah masih ingat dengan kisah Rasululloh SAW berikut ini : ” Suat saat ketika Rasulullah SAW sedang duduk – duduk bersama sahabatnya, Rasulullah SAW bersabda, β€œSebentar lagi,salah satu ahli surga akan muncul di hadapan kalian.” Tak lama, seorang laki-laki dari kaum Anshar muncul dengan sisa air wudhu masih menetes dari janggutnya. Ia menenteng terompah di tangan kirinya. Hari berikutnya, Rasulullah SAW mengulang perkataannya dan orang itu kembali melintas seperti pada kali pertama. Di hari ketiga, Rasulullah SAW mengulang perkataannya, dan kejadian itu kembaliterulang. Mendengar ucapan Rasulullah SAW, Abdullah bin Amr mengikuti lelaki yang dimaksud Rasulullah SAW lalu berkata kepadanya, β€œAku bertengkar dengan ayahku, aku tidak akan menemuinya tiga hari, apakah engkau berkenan memberiku tempat menginap?” lelaki itu menjawab, β€œSilahkan, dengan senang hati.” Abdullah bin Amr pun menginap di rumah lelaki itu hingga tiga malam berlalu dan Abdullah belum melihat dari laki-laki itu melakukan amal yang disebut sebagai penghuni surga. Sehingga Abdullah memberanikan diri bertanya, β€œSudah tiga hari disini, aku tidak melihatmu mengerjakan amal yang membanggakan. Mengapa Rasul menyebutmu sebagai salah satu calon penghuni surga?”. Lelaki itu menjawab, β€œAku memang tidak melakukan amalan-amalan yang istimewa, tetapi sebelum tidur, aku mengingat kesalahan-kesalahan saudaraku seiman, lalu aku berusaha untuk memaafkannya. Aku hilangkan rasa dengki dan iri terhadap karunia Allah yang diberikan kepada saudaraku.” Setelah mendengar itu, Abdullah berkata, β€œYa,itulah yang menyebabkan engkau disebut sebagai calon penghuni surga.” Subhanallah ! Begitu dahsyatnya efek memaafkan,saudariku… semoga Allah menjadikan kita para pemaaf, yang mampu membalas keburukan dengan kebaikan… Semoga Bermanfaat.. :)
”
”
Nuci Priatni
β€œ
Dua tanda mata di pipi kanannya menyiratkan air mata yang tak pernah dititikkannya. Sebab luka itu seperti candu yang membuat niatnya hijrah tak kesampaian. Sesungguhnya, ia tak ingin pergi kemana mana selain ke surga. Oleh sebab itulah, mengapa ia membuat sebuah tangga menuju ke langit. Yang tak ia ketahui adalah, bahwa sebenarnya tak ada surga di sana. Lalu, kenapa ia melepas hijab itu hanya untuk memunggungi dunia? Ataukah demi mengingkari masa lalu yang terlanjur gagal memberinya kebahagiaan? Aku tak pernah tahu siapa nama gadis itu yang sesungguhnya. Ia mungkin saja bernama Lisa, Manda atau pun Maia. Aku hanya mengenalnya sebagai perempuan bermata abu abu muda seperti bulan badar yang berpendar di kegelapan malam. Tetapi orang orang menyebut dirinya sebagai Arunika, yang dalam bahasa Hindi berarti jingga seperti cahaya terbitnya matahari. Yang tak aku mengerti, mengapa ia mendudukkan dirinya sendiri dengan cara seperti itu? Membuat pikiran orang lain silau dan mabuk oleh candu yang ia tuangkan ke dalam gelas gelas kosong yang kesepian. Mereka tak lagi mampu melihat kepolosan wajahnya sebagai pantulan cermin yang menyejukkan. Sebab ia bukanlah Godiva, yang berkuda telanjang keliling kota untuk menemukan kebenaran yang ia cari. Wanita mulia yang menyingkap kebejatan dunia lewat tatapan mata semua orang. Sebaliknya, ia adalah perwujudan pikiran yang absurd dan carut marut. Ia telah menjadi kontradiksi yang tidak bisa dimengerti. Akan tetapi, ia tidak mewakili siapa pun selain dirinya sendiri. Karena kukira, ia telah mencemooh dunia ini dengan cara yang membuat orang takjub. Dunia yang sepertinya akrab, tapi tak sungguh sungguh kita pahami. Ia dikenal sebagai Arunika, tetapi di lain kesempatan ia bisa saja menjelma sebagai Lisa, Manda ataupun Maia. Dan sekalipun ia bercadar, kita akan selalu bisa mengenalinya lewat abu abu muda matanya yang berpendar seperti bulan badar di kegelapan malam.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Jkt 20/12/2012 Bulan ini bulan desember,spt juga desember thn2 sebelumnya pada bulan ini umat kristiani mempunyai hari besar semacam tradisi tahunan yaitu yg di sebut "Natal" atau Natale (italia) atau Christmas,dan sebagai penganut kirstiani sejak lahir saya selalu menikmati bulan2 desember spt ini tiap tiap tahunnya,saya selalu menikmatinya didalam hati saya,apalagi saat saya masih kanak kanak dulu,karena natal identik dengan hadiah untuk anak2,desember adalah menjadi bulan yg paling saya tunggu2 karena pada bulan itu akan ada sebuah kado yang menunggu saya pd bulan itu,akan ada gemerlap cahaya lampu pohon dan hiasan hiasan natal lainnya,saya akan memakai baju baru juga saya akan tampil dipanggung gereja memainkan fragmen dan drama natal bersama anak2 lainnya yang juga memakai baju baru yg menambah kesan natal semakin saya tunggu, Saya lahir di Indonesia saya tinggal di Indonesia saya bersekolah di Indonesia,negara yg mempunyai beragam agama yg mana agama2 itupun mempunyai Hari besar nya masing2,sejak masih kanak2 saya selalu terharu ketika melihat org lain berdoa entah dengan memakai tata cara agama apa mereka berdoa yg jelas saya selalu merasa ada suatu hal yg berbeda dlm hati saya ketika melihat org berdoa itu,saya bersahabat dgn beberapa teman saya orang2 keturunan yg beragama Budha,sy juga punya beberapa sahabat org Bali dan keturunan India yg beragama Hindu,walaupun jumlah mereka tidak sebanyak sahabat2 saya dari kaum Muslim,Muslim adalah mayoritas di negri ini otomatis muslimlah yg hampir 90% dari mereka setiap harinya berinteraksi dengan saya, lebih dalam lagi saya pun mempunyai banyak family sedarah dari kakek saya yg beragama muslim,tidak heran kalau sy pun menikmati hari raya Idul fitri,dan tidak jauh berbeda dengan natal momen Lebaran adalah menjadi hari yg saya tunggu2 juga, karena setiap tahunnya saya akan berkumpul dgn sanak family dan kerabat merasakan ketupat lebaran dan opor ayamnya juga saya bisa meminta maaf dan bersalaman dengan orang yg pernah bertengkar dengan saya dengan ucapan minal aidin walfaidzin,luar biasa hubungan batin saya dengan muslim sepertinya suatu hal yg tidak bisa terpisahkan,tetapi diluar daripada itu semua terjadi dilema dalam hidup saya ketika saya menyaksikan hal2 lain yg "mengusik mesranya hubungan saya dengan muslim,di saat yg sama berita di media masa sebegitu hebatnya memberitakan hal yang menumbuhkan opini2 perpecahan yang semakin hari semakin jauh dari kata "damai" dimana pandangan yg berbeda tentang Tuhan adalah menjadi alasan untuk pendidikan perang! sehingga seolah olah memaksa manusia siaga satu dan siap untuk membenci saat ada kaum yg berbeda dengan mereka,saya muak dengan ini, Keperdulian saya dgn keharmonisan keduanya Membuat saya tertarik utk "mencari tau tentang isi dari kedua agama ini,dgn hati yg bertanya tanya ada apa sebenarnya yg terjadi di dalamnya?,dengan segala keterbatasan saya bertahun tahun saya mencoba mencari titik temu antara perbedaan dan persamaan antara kristen dan islam,rasa ingin tau saya yg membuat saya sedikit demi sedikit menggali keduanya mulai dari sisi sejarah,segi terminologi,sisi tafsir2 atau doktrin (aqidah) nya,dgn mencari sumber2 yg akurat atau dengan cara bertanya,berdiskusi dll,sy tidak terlalu tau apa tujuan dan visi saya tapi yg jelas saya tertarik untuk mengetahuinya dan kadang saya lelah!saya merasa terlalu jauh memikirkan ini semua,saya merasa agama yg seharusnya memproduksi kedamaian dan cinta thd sesama malah membuat saya pusing dan muak karna saya koq malah pusing memikirkan konflik2 dan benturan2 yg justru disebabkan oleh agama itu sendiri Seiring berjalannya waktu pemahaman saya terhadap natal dan bulan desember itupun mulai terpisah,saya sudah mempunyai pemahaman sendiri mengenai natal,Desember hanyalah salah satu bulan dari 12 bulan yg ada,tetapi damai natal itu sendiri harus berada dalam sanubari dan jiwa dan roh saya setiap hari, "Selamat Natal Damai Selalu Beserta Kita Semua" Amien.........
”
”
Louis Ray Michael