Bijak Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Bijak. Here they are! All 49 of them:

β€œ
tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
”
”
Sapardi Djoko Damono (Hujan Bulan Juni)
β€œ
Many have died; you also will die. The drum of death is being beaten. The world has fallen in love with a dream. Only sayings of the wise will remain.
”
”
Kabir (The Bijak of Kabir)
β€œ
Wahai anak, kamu mungkin lebih bijak dari kami, tetapi kamu tidak mungkin dapat mengatasi kasih seorang ibu dan napa. Kamu menyayangi kami selepas kamu bijak, tetapi kami mengasihi kamu sebelum kami lahir
”
”
Hasrizal Abdul Jamil
β€œ
kata orang bijak, kita tidak pernah merasa lapar untuk dua hal. satu, karena jatuh cinta. dua, karena kesedihan yang mandalam. aku pernah merasakan dua hal itu sekaligus. jadi bayangkanlah betapa tidak pentingnya urusan makan.
”
”
Tegar Sunset Bersama Rosie by Tere Liye
β€œ
Namun orang yang bijak akan menerima segala bentuk perbedaan pandangan sebagai kekayaan, karena keseragaman pikiran memang sungguh-sungguh akan memiskinkan kemanusiaan.
”
”
Seno Gumira Ajidarma (Nagabumi I: Jurus Tanpa Bentuk)
β€œ
Saidina Ali berkata, "Orang bijak bukan sahaja dapat membezakan antara kejahatan dengan kebaikan, tetapi dapat mencari kebaikan antara dua kejahatan
”
”
Pahrol Mohamad Juoi
β€œ
Allah tidak pernah salah membuat kejadian-kejadian di dunia. Kita mungkin sering merasa tidak pantas sakit. Kita tidak seharusnya terjerembab. Kita lalu bertanya. Kenapa mesti kita? Padahal ada hikmah yang ingin disampaikan Allah. Ada makna. Hanya saja, akal manusia terbatas sekali untuk menangkap arti kejadian itu. Hanya jiwa yang bijak dan ikhlas saja yang mampu mengerti kata-kata Allah.
”
”
Muthmainnah (Rahasia Dua Hati)
β€œ
Sering aku disiksa oleh pertanyaan: mengapa A Ling bisa begitu? Apa salahku sehingga ia begitu? Apa yang ada di kepala seorang perempuan? Apakah pertimbangan yang bijak? Kecemasan? Atau sekadar dengungan? Sungguh aku tak mengerti. NAmun, perlukah aku mengerti? Kurasa tidak. Yang kuperlukan hanyalah menghormati keputusannya, dan karena Tuhan telah menciptakan manusia dengan hati dan pikiran yang boleh punya jalan masing-masing, penghormatan seharusnya tidak memerlukan pengertian. (hlm. 237)
”
”
Andrea Hirata (Padang Bulan)
β€œ
Bagaimana cantik, bijak, kaya dan datang dari keluarga yang bagus sekalipun, jika perempuan itu bukan seorang yang beragama dan solehah, maka nilainya kosong
”
”
Norhayati Berahim (Roti Canai Salad Taco)
β€œ
Kemarin aku menjadi pintar Aku ingin merubah dunia Hari ini aku menjadi bijak Aku ingin merubah diriku sendiri
”
”
Jalal ad-Din Muhammad ar-Rumi
β€œ
Bijak terhadap kekurangan dan kesalahan orang lain Berani mengakui jasa dan kelebihan orang lain Lupakan jasa dan kebaikan diri sendiri Lihat kekurangan dan kesalahan diri sendiri
”
”
Abdullah Gymnastiar
β€œ
Ingat... Hanya mereka yang takut dan mengelola ketakutannya dengan bijak yang mampu menemukan keindahan hidup
”
”
Setia Furqon Kholid (Jangan Jatuh Cinta Tapi Bangun Cinta)
β€œ
Suku penguasa angin terlalu bijak untuk melawan kekerasan dengan kekerasan. Membalas penghinaan dengan penghinaan. Apa bedanya kau dengan penjajah, jika sama-sama menzhalimi,saling merendahkan?
”
”
Tere Liye (Ayahku (Bukan) Pembohong)
β€œ
Dewasa dalam hal "cinta" bukan hanya berarti pandai merelakan akan sesuatu hal terjadi begitu saja, namun dewasa dapat dengan cerdas dan bijak mencari solusi terbaik dalam kehidupan cintanya
”
”
Hilaludin Wahid
β€œ
as jolaha ka maram na jana, jinh jag ani pasarinhh tana; dharti akas dou gad khandaya, chand surya dou nari banaya; sahastra tar le purani puri, ajahu bine kathin hai duri; kahai kabir karm se jori, sut kusut bine bhal kori; No one could understand the secret of this weaver who, coming into existence, spread the warp as the world; He fixed the earth and the sky as the pillars, and he used the sun and the moon as two shuttles; He took thousands of stars and perfected the cloth; but even today he weaves, and the end is difficult to fathom. Kabir says that the weaver, getting good or bad yarn and connecting karmas with it, weaves beautifully.
”
”
Kabir (The Bijak of Kabir)
β€œ
Trust what is not known to your Mind. Trust what is known to your Heart.
”
”
Tony Samara
β€œ
Jangan hanya berkata kamu sudah membaca banyak buku. Tunjukkan bahwa melalui buku-buku tersebut kamu telah belajar untuk berpikir lebih baik, menjadi seseorang yang bijak memilih, memilah, dan merenung.
”
”
Henry Manampiring (Filosofi Teras)
β€œ
tahiya hote pavan nahin pani, tahiya srishti kown utpati; tahiya hote kali nahin phula, tahiya hote garbh nahi mula; tahiya hote vidya nahin Veda, tahiya hote shabd nahin swada; tahiya hote pind nahin basu, nahin dhar dharni na pavan akasu; tahiya hote guru nahin chela, gamya agamya na panth duhela. Sakhi: avigati ki gati ka kahown, jake gawn na thawn gun bihuna pekhana, ka kahi lijai nawn In that state there is no air or water, and no creation or creator; There is no bud or flower, and no fetus or semen; There is no education or Vedas, and no word or taste; There is no body or settlement, and no earth, air or space; There is no guru or disciple, and no easy or difficult path. Sakhi: That state is very strange. I cannot explain it. It has no village or resting place. That state is without gunas (qualities). What name can on give it?
”
”
Kabir (The Bijak of Kabir)
β€œ
Orang bijak berpesan: "Jika tidak bisa membantu, jangan mengganggu.
”
”
Susilo Bambang Yudhoyono
β€œ
Menulis selain perkara merangakai kata, juga membantu manusia menemukan jatindirinya. Melalui menulis pula, aku disadarkan untuk menyikapinkeadaan dengan bijak, tanpa harus repot repot berdiri di depan gedung dewan, membawa spanduk, dan berteriak teriak kepanasan
”
”
Hilal Ahmad
β€œ
When we understand that Peace is a state of mind we understand true Peace.
”
”
Tony Samara
β€œ
The practice is simple. Whatever you're doing, do that with total awareness.
”
”
Tony Samara
β€œ
Orang bijak berbicara karena ada sesuatu yang HARUS dikatakan, sedangkan orang bodoh berbicara karena INGIN mengatakan sesuatu.
”
”
Plato
β€œ
Pergilah ke hutan dan temui sahabat-sahabat hijau yang bijak!
”
”
Mehmet Murat ildan
β€œ
Mungkin kita harus lebih bijak aja dalam menyadari bahwa Kadang orang yang benar-benar kita inginkan itu belum tentu yang terbaik buat kita
”
”
LoveinParisSeason2
β€œ
Waktu adalah kemewahan yang tidak bisa kau ulur ataupun putar ke belakang.
”
”
Jessica Huwae (Javier)
β€œ
Yang terbaik adalah menjadi setengah bijak, tidak terlalu bodoh dan terlalu pandai. Orang pandai yang pengetahuannya dalam jarang merasakan kebahagiaan di hatinya.
”
”
Jesse L. Byock (The Prose Edda: Norse Mythology)
β€œ
seorang guru adalah pengembara yang harus ke bukit belajar mengenal berjuta pohon yang bijak menyimpan rahsia warna kehidupannya di perut rimba.
”
”
Awang Abdullah (Sajak-sajak Telegram)
β€œ
Aku kira inilah yang disebut ironi kehidupan. Ketika aku merasa pintar, aku tidak dihargai dan aku tidak mendapatkan apa-apa. Namun ketika aku merasa bodoh, aku bisa belajar sesuatu dan kemudian menjadi bijak.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
When you deeply love someone from that space that is beyond attachment to certain projections or desires, when you love someone just deeply, totally, completely, without any games that the mind or emotions play, then that love remains eternal in the heavens forever, and that is what pulls you back to remembering that love.
”
”
Tony Samara
β€œ
The Beloved is Always There, Actively Seeking You.
”
”
Tony Samara
β€œ
Ada sebuah ungkapan bijak yang mengatakan bahwa manusia itu ada empat macam. Pertama, mereka yang tahu bahawa dirinya tahu. Yang ini patut dipercaya dan diikuti. seperti disinyalir dalam al-Qur’an: ula’ika l-ladziina hadallah, fa-bi-hudaahum iqtadih! (al-An’aam: 90). Kedua, mereka yang tidak tahu bahwa dirinya tahu. Yang seperti ini harus diingatkan dan disadarkan dulu sebelum diikuti. Ketiga, mereka yang tahu bahwa dirinya tidak tahu. Yang semacam ini perlu dibimbing dan ditunjukkan. Keempat, mereka yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu. Yang model begini tidak perlu dilayani, kerana cenderung ngeyel β€˜merasa tahu tetapi tidak tahu merasa’. Kepada golongan ini kita disarankan cukup berkata: salaamun β€˜alaykum la nabtahghi l-jaahiliin (al-Qashash: 55).
”
”
Syamsuddin Arif (Orientalis & Diabolisme Pemikiran)
β€œ
The activity of loving kindness is the bridge that allows you to slowly, slowly realise the wisdom and perfection of this moment.
”
”
Tony Samara
β€œ
Satisfaction doesn't come from needs and desires or fulfilling them, it comes from being yourself, being true.
”
”
Tony Samara
β€œ
Move on itu pilihan, gagal move on itu cobaan, dan pura-pura move on itu pencitraan
”
”
Vergi Crush
β€œ
dalam hidup ini justru hal-hal yang sederhanalah yang paling luar biasa; hanya orang-orang bijak yang dapat memahaminya.
”
”
Paulo Coelho (The Alchemist)
β€œ
The Divine has created this moment in time. It is a very powerful moment, where there is only one way and that way is that you completely let go. Completely let go of what is known, what is safe, and move into the space of beauty.
”
”
Tony Samara
β€œ
Why run around offering water? There's a sea in every house. If anyone is thirsty, by hook or crook, he'll drink.
”
”
Kabir (The Bijak of Kabir)
β€œ
Everything is temporary but the power of Love is Infinite because it is the space, it is Everything.
”
”
Tony Samara
β€œ
As you embrace Consciousness, you embrace Perfection.
”
”
Tony Samara
β€œ
Spiritual practice is allowing the temple (your body) to be full of light and to live life as a total celebration.
”
”
Tony Samara
β€œ
Wisdom is a true activity of compassion. And so, meditation is the act of loving kindness. It is the activity where loving kindness is applied on all levels.
”
”
Tony Samara
β€œ
Seorang bijak pernah menceritakan pada diriku kisah mengenai seorang bocah yang berusaha memasukkan sebuah labu besar ke dalam mulut sebuah kendi hingga kemudian kendi itupun pecah. Bertahun-tahun kemudian barulah aku menangkap makna kisah itu pada diri seorang pemalas pesimistis yang mengharap hidupnya lebih berharga dan bahagia tanpa pernah berupaya untuk mengubah dirinya
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Ada begitu banyak kemalangan, namun dari semua itu kebodohanlah yang tinggal menetap. Orang-orang bodoh melihat, mendengar dan merasakan seperti orang-orang lain, akan tetapi mereka sama sekali tidak memiliki pemahaman atas diri sendiri dan keadaan di sekelilingnya. Berusaha memahami si bodoh adalah suatu tindakan yang sia-sia, pada akhirnya tanggapan mereka hanya akan membangkitkan amarah dan kejengkelan. Kebodohan serupa botol yang memiliki lubang di dasarnya, Seberapa pun banyaknya kebaikan dan pengetahuan yang kita tuang ke dalamnya ia akan berlalu dengan sia-sia. Mereka yang termasuk ke dalam golongan orang-orang bebal adalah mereka yang menukar sahabatnya dengan uang, dan menggantikan saudaranya dengan kilau emas dan permata. Hati orang bodoh ada dalam lidahnya dan dengan hal itu ia menggembar-gemborkan kelebihannya yang tak lain adalah sebuah omong-kosong. Sebaliknya, lidah orang bijak ada adalam hatinya dan ia memeliharanya dengan sangat hati-hati agar tidak mengucapkan hal-hal yang tidak perlu. Dan bahkan, hidup orang bebal jauh lebih buruk dari kematian. Orang-orang bebal dan dungu hanya akan menjadi beban bagi kehidupan, karena seumur hidup mereka tak pernah mau belajar. Kebodohan adalah batu pejal yang dibuang orang ke dalam sungai karena menghalangi orang yang akan lewat. Kebodohan punya banyak nama dan mereka menunjukkan wajahnya dalam berbagai wujud. Aku dapat menyebutkan sejumlah di antaranya, yaitu: egoisme dan keras-kepala, bebal dan degil, sikap anarkhi yang membabi buta, sikap acuh-tak acuh dan ketidak-pedulian, pembenaran diri sendiri, tak mau mendengar nasehat, dan kecerobahan yang tak terobati.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Ada luka sumbing serupa gempil bibir poci di hati semua orang. Cacat yang berusaha keras mereka sembunyikan dari dunia. Tapi tak semestinya kita mengenakan topeng hanya demi menutup secebis luka. Tak semua hal mesti kita cerna dengan tatapan mata curiga serupa itu. Maka dari itu, coba dengarkan apa kata Bundamu ini, Nak. Manusia tak perlu harus jadi sempurna agar ia dihargai. Sebagaimana keindahan bisa muncul dari hal kecil dan sederhana. Termasuk apa yang tampak pada selembar kain batik yang lusuh atau cangkir teh yang somplak ujungnya. Kita bisa belajar dari kintsugi, menjadi bijak tanpa harus bergegas menjadi tua; bagaimana menorehkan pernis emas pada sebuah cawan tembikar yang terlanjur retak. Betapa sesungguhnya, sebuah guci porselen yang jatuh, pecah dan bahkan rusak tak berarti kehilangan semua nilai yang dimilikinya. Ketidaksempurnaan tidak akan mengecilkan arti dirimu. Sebab hanya ketangguhanmu melewati bukit penderitaanlah yang akan membuatmu menemukan cahaya kebahagiaan yang sesungguhnya. Bagaimana kamu bisa belajar menghargai kekurangan pada diri sendiri. Bagaimana kamu bisa menerima kesalahan dan bahkan kegagalan. Sebagaimana alam memaknai wabi sabi, ketidak sempurnaan bukan sesuatu yang harus ditolak atau disangkal. Ia mesti disambut sebagai air telaga yang jernih, kesegaran embun di pagi hari, atau aroma petrichor di musim penghujan. Setiap kali engkau jatuh dan menjadi rapuh, engkau bisa merangkaikan kembali serpihan serpihan hatimu. Tak akan pernah kehilangan tujuan yang engkau perjuangkan. Sebab setiap bekas luka seperti juga keringat dan airmata, adalah permata yang lahir dari segenap jerih payahmu. Ia terlalu berharga untuk kamu sia siakan. Manik manik gemerlap yang dapat engkau rangkai menjadi perhiasan unik nan cantik yang akan selamanya jadi milikmu. Jangan pernah takut terantuk batu. Jangan sekalinya jeri dicerca burung. Jangan merasa ngeri terempas badai. Sebab saat nanti engkau sampai ke puncak, kau akan bisa melihat dunia sebagai miniatur lanskap yang permai dan elok untuk dikenang. Karena demikianlah semestinya hidup, ia adalah keindahan yang tercipta dari kekurangan dan ketidaksempurnaan diri kita.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Seorang guru; penjelajah kehidupan. Yang menyimpan kata kata bijak dalam mulutnya, seperti minyak yang menghidupkan pelita. Ia lah detak jantung yang menggerakkan kehidupan. Seorang pemikir sejati, yang tak menafikan keringat dan air mata. Sang pengumpul embun di pagi hari, penjala ikan di sungai, dan penakluk samudra raya. Dialah kavi yang menciptakan kata kata penghiburan, pelantun tembang suka cita. Seorang penabur benih kebajikan dan penggarap ladang yang tekun. Tapi ia juga penuai yang rajin dan pengganda talenta yang mahir. Setiap ucapannya adalah obat yang manjur dan penyembuh duka lara. Namun, di luar semua itu, ia lah sang juru kunci pembuka jalan pengetahuan dan penunjuk arah pada kebenaran.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Waktu adalah kemewahan yang kadang tak kau sadari dan kau hambur-hamburkan dari genggaman. Saat tersadar, tahu-tahu kau telah menjadi tua, kulitmu mengerut, rambutmu memutih, dan sudah terlalu lambat untuk menangisi begitu banyak kesempatan yang terlepas dari tanganmu.
”
”
Jessica Huwae (Javier)
β€œ
Harta yang baik sebagai rezeki dari Allah adalah harta yang tidak menggerogoti jiwa pemiliknya. Harta tersebut tidak seperti air laut, yang setiap kali kita meminumnya jika haus, akan membuat kita makin haus. Harta yang baik adalah harta yang pemiliknya merasa cukup dengan harta itu.
”
”
syaiful m maghsri
β€œ
Seorang bijak pernah memberikan nasihat serupa ini pada diriku: Bila engkau masih mencari dan belum berhasil menemukan makna kebahagiaan sejati, maka engkau tak perlu berkecil hati. Karena barangkali, engkau terlalu jauh mencari hingga kemudian tersesat. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kebahagiaan sejati tidak berada dalam harapan-harapan yang muluk, dalam angan-angan yang tak terselami atau tersembunyi di tempat yang jauh. Mereka yang telah menemukan tahu, bahwa sesungguhnya kebahagiaan itu berada tak jauh dari sisi kita. Ia bahkan ada di dalam hati kita. Yaitu pada penerimaan kita atas kekurangan dan kelebihan diri sendiri. Pada setiap hikmat dan kebajikan yang dengan tekun kita tabur dan tanpa kita sadari kemudian kita diberi kesempatan untuk menuainya. Juga pada setiap kesediaan kita berbagi dengan orang-orang yang berkesusahan, pada keiklasan kita memberi kepada mereka yang membutuhkan, pada setiap penghiburan yang kita bebatkan pada luka-luka orang yang sakit dan menderita. Serta seulas senyum yang senantiasa tersungging di wajah kita saat menyambut datang dan berlalunya hari-hari. Pada saat serupa itulah kita akan merasakan makna sesungguhnya dari kebahagiaan sejati.
”
”
Titon Rahmawan (Turquoise)