Tiada Yang Sempurna Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Tiada Yang Sempurna. Here they are! All 8 of them:

β€œ
Maha Suci Engkau Ya Allah, yang telah menciptakan perasaan. Maha Suci Engkau yang telah menciptakan ada dan tiada. Hidup ini adalah penghambaan. Tarian penghambaan yang sempurna. Tak ada milik dan pemilik selain Engkau. Tak ada punya dan mempunyai selain Engkau. Tetapi mengapa Kau harus menciptakan perasaan? Mengapa Kau harus memasukkan bongkah yang disebut dengan "perasaan" itu pada mahkluk ciptaanMu? Perasaan kehilangan...perasaan memiliki...perasaan mencintai... Kami tak melihat, Kau berikan mata; kami tak mendengar, Kau berikan telinga; Kami tak bergerak, Kau berikan kaki. Kau berikan berpuluh-puluh nikmat lainnya. Jelas sekali, semua itu berguna! Tetapi mengapa Kau harus menciptakan bongkah itu? Mengapa Kau letakkan bongkah perasaan yang seringkali menjadi pengkhianat sejati dalam tubuh kami. Mengapa?
”
”
Tere Liye (Hafalan Shalat Delisa)
β€œ
Ah, kau, rama, titisan dewa, Dewa bisa sempurna. Tapi, kau tak sempurna. Kau cuma manusia. Mengapa kau tak berbahagia menjadi manusia dengan segala ketidaksempurnaanmu seperti juga ketidaksempurnaanku..?
”
”
Sujiwo Tejo (Rahvayana 2: Ada yang Tiada)
β€œ
Tiada siapa dapat mengatasi kerja Tuhan. Sebagai penulis yang menghasilkan karya, kekurangan pada ciptaannya adalah petanda yang dirinya tidak sempurna. Maka ada baiknya memperbaiki kekurangan itu daripada sibuk mencari kekurangan pada karya orang lain. Sekadar peringatan pada diri sendiri.
”
”
Norisah A. Bakar
β€œ
Seorang tukang tak akan bisa membikin gedung, kalau alatnya seperti semen, batu tembok dan lain-lain tidak ada. Seorang pengarang atau ahli pidato, perlu akan catatan dari buku musuh, kawan ataupun guru. Catatan yang sempurna dan jitu bisa menaklukan musuh secepat kilat dan bisa merebut permufakatan dan kepercayaan yang bersimpati sepenuh-penuhnya. Baik dalam polemik, perang-pena, baik dalam propaganda, maka catatan itu adalah barang yang tiada bisa ketinggalan, seperti semen dan batu tembok buat membikin gedung. Selainnya dari pada buat dipakai sebagai barang bahan ini, buku-buku yang berarti tentulah besar faedahnya buat pengetahuan dalam arti umumnya.
”
”
Tan Malaka (Madilog)
β€œ
Ingatlah selalu... tiada 1 langkah pun yang sempurna, jika bukan kamu yang menemani #180716
”
”
Debra R. Sanchez
β€œ
Ingatlah selalu... tiada 1 langkap pun yang sempurna, jika bukan kamu yang menemani #180716
”
”
~dRs~
β€œ
Perihal malam apabila bulan bersinar Langit kelam di hiasi bintang berbinar Kita berdua di antara lampu pijar Merangkai kata daku gugup gemetar Terlihat sempurna kau cantik tersenyum Mentartilkan kalimat romansa dari kalbu Angin berhembus ratapan cinta yang tulus Harum sudah bunga hidup bersama mu Bunga yang ku genggam sangat indah Merah merona yang tiada dua-nya, semua menginginkan-nya Daku termabuk dalam aroma wangi mu Tolong jangan sedikitpun kau tinggalkan ku
”
”
Murfadhillah
β€œ
1. Bila kau kira aku hanyalah kembang telang penggoda, alih-alih karena rupaku yang menyerupai farji perempuan, maka engkau adalah sapi yang dibawa orang ke tempat penjagalan. Sebab tidaklah pantas sebuah kehormatan dipertaruhkan untuk pikiran pikiran kotor yang tersembunyi dan hasrat rendah yang tidak kita kenali. Ingatlah selalu, aku bukanlah candu pemuas nafsumu. Aku bukanlah tanaman yang merambat di pagar untuk menarik perhatianmu. Bukan pula ranting pohon yang masuk pekarangan rumah orang untuk dipatahkan. Karena aku tidak pernah menunggu untuk menyatakan pikiran dan perasaanku. Tidak seperti dirimu, aku bukanlah merpati pemalu atau kupu-kupu biru biasa, wahai engkau kumbang tahi yang tak tahu diri. Sebab ungu warna kembangku bukanlah warna janda, melainkan purpura violeta yang bermakna anggun, loyal dan mulia. Jiwaku yang sesungguhnya adalah representasi kekuatan energi, ambisi, kekayaan dan kemewahan. Aku adalah perwujudan perasaan romantis, kegembiraan, kebahagiaan dan sekaligus nostalgia, kecintaan akan masa lalu. Sebagaimana adanya diriku yang kontradiktif, para pemujaku melihat kecantikanku nyaris sempurna belaka. Walau bagimu, aku hanyalah serupa pantulan bayangan di cermin yangΒ  menghadirkan misteri, angan-angan, khayalan, imajinasi, dan barangkali juga mimpi. Sekiranya malaiku berpadu dengan semburat kekuningan dari seludang milikmu, maka itu tidaklah menyiratkan penaklukan, kepatuhan atau apapun jua selain hanyalah simbol kefanaan semata. Sebab aku tidaklah diciptakan untuk menjatuhkan harga dirimu atau meruntuhkan imanmu, melainkan menjadi sumber kebahagiaanmu. Pada hijau pupus tangkai bungaku aku gantungkan seluruh pesona yang akan menjadikan diriku berharga di matamu atau di hadapan para pengagumku. Sekalipun di antara para seteruku mereka menganggap diriku hanyalah kembang jalanan yang tiada indah berseri, layaknya najis celaka yang patut dibuang tanpa mesti bertanya mengapa. Akan tetapi, aku tak hendak bersimpati pada pikiran yang tak mungkin engkau pahami. Sebab bukanlah pada hasratku akan keindahan aku bertahan, melainkan hanya pada sifat kebaikan alami yang akan menjadikan diriku berharga. Sebagaimana aku menjadikan diriku sendiri berarti.
”
”
Titon Rahmawan