Subuh Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Subuh. Here they are! All 16 of them:

β€œ
Modal bisa memenjarakan manusia, membuat manusia bekerja tanpa henti dari jam 5 subuh sampai jam 8 malam untuk kekayaan oranglain.
”
”
Tan Malaka
β€œ
Dalam Doaku Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku Aku mencintaimu.. Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu (1989)
”
”
Sapardi Djoko Damono
β€œ
Ibu bapak taniβ€”ibu bapak tanah airβ€”akan meratapi putera-puterinya yang terkubur dalam udara terbuka di atas rumput hijau, di bawah naungan langit biru di mana awan putih berarak dan angin bersuling di rumpun bambu. Kemudian tinggallah tulang belulang putih yang bercerita pada musafir lalu, β€œ Di sini pernah terjadi pertempuran. Dan aku mati di sini.
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Percikan Revolusi Subuh)
β€œ
Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda yang kurang sekolahan. Memandang jagung itu, sang pemuda melihat ladang; ia melihat petani; ia melihat panen; dan suatu hari subuh, para wanita dengan gendongan pergi ke pasar ……….. Dan ia juga melihat suatu pagi hari di dekat sumur gadis-gadis bercanda sambil menumbuk jagung menjadi maisena. Sedang di dalam dapur tungku-tungku menyala. Di dalam udara murni tercium kuwe jagung Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda. Ia siap menggarap jagung Ia melihat kemungkinan otak dan tangan siap bekerja Tetapi ini : Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda tamat SLA Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa. Hanya ada seonggok jagung di kamarnya. Ia memandang jagung itu dan ia melihat dirinya terlunta-lunta . Ia melihat dirinya ditendang dari diskotik. Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalase. Ia melihat saingannya naik sepeda motor. Ia melihat nomor-nomor lotre. Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal. Seonggok jagung di kamar tidak menyangkut pada akal, tidak akan menolongnya. Seonggok jagung di kamar tak akan menolong seorang pemuda yang pandangan hidupnya berasal dari buku, dan tidak dari kehidupan. Yang tidak terlatih dalam metode, dan hanya penuh hafalan kesimpulan, yang hanya terlatih sebagai pemakai, tetapi kurang latihan bebas berkarya. Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan. Aku bertanya : Apakah gunanya pendidikan bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing di tengah kenyataan persoalannya ? Apakah gunanya pendidikan bila hanya mendorong seseorang menjadi layang-layang di ibukota kikuk pulang ke daerahnya ? Apakah gunanya seseorang belajat filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran, atau apa saja, bila pada akhirnya, ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata : β€œ Di sini aku merasa asing dan sepi !
”
”
W.S. Rendra
β€œ
Bagaimana kita akan bangkit semula melawan musuh Jika ayam jantan yang senang berkokok setiap subuh Membuka mata bangsa, menjernihkan yang lama keruh Di potong lidahnya, disepak terajang si anak bodoh?
”
”
Wan Mohd Nor Wan Daud (Mutiara Taman Adabi : Sebuah Puisi Mengenai Agama, Filsafat dan Masyarakat)
β€œ
Itu sama aja kayak iklan-iklan kartu prabayar handphone di tivi. Banyak provider yang nawarin SMS gratislah, telpon gratislah, tapi ujung-ujungnya tetap aja kita harus bayar. Kalo ada yang bener-bener gratis pun layanannya bisa dipastiin ngejengkelin banget. Yang sering trouble-lah, gak ada jaringanlah. Atau, kalo gak, gratisnya pada jam-jam drakula keluyuran gitu: mulai jam satu malam sampe jam lima subuh. Emangnya mau telepon-teleponan sama kuntilanak?
”
”
Gari Rakai Sambu
β€œ
Di Munduk kasihku, dingin bermain api. Memeluk yang hampir membakar liar hutan yang tumbuh di tubuhku. Kasihku, di sini, subuh sepanjang waktu. Menawanku seperti maaf yang tak pernah tiba pada inang amarahmu. Angin timur dari lembah ini adalah separuh ingatanmu yang berusaha keras berkuasa melupakanku.
”
”
Ibe S. Palogai (Struktur Cinta Yang Pudar)
β€œ
Tiap mata murah, saudara, dan jiwa tiga kali lebih murah. Dan bertambah banyak Amerika mendatangkan peluru, bertambah turun jiwa manusia.
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Subuh)
β€œ
aku kembali lagi ke dalam elok puisi mencari pelepasan atau sekedar rindu maukah ikut bersamaku menjadi burung terbang bebas pada lanskap senja maukah ikut bersamaku menjadi kabut pada segenggam gelap subuh maukah ikut bersamaku menjadi embun di daun atau ingin tetap berpilu perih dengan cinta yang kau sembunyikan sendiri Akhirnya, aku kembali lagi ke dalam lorong sunyi puisi mencari pelepasan atau sekedar rindu maukah ikut bersamaku
”
”
Nailal Fahmi (Mencari Jalan Pulang)
β€œ
menulis indah temaram senja di ujung garis pantai ketika burungburung pulang dengan perut kenyang menulis lindap subuh yang jauh dengan selintas garis putih fajar ketika kelelawar malam berhambur untuk tidur atau kau ingin aku menulis keabadian pada sebutir pasir dan surga pada sekuntum bunga liar semua telah kutulis untukmu
”
”
Nailal Fahmi (Mencari Jalan Pulang)
β€œ
Kamu adalah awan yang kupandangi semalaman, yang subuh ini menjelma embun di dedaunan, yang datang padaku lewat rintik-rintik hujan.
”
”
Ammi Mayus
β€œ
doa subuhku uap putih yang tersisa di antara langit dan bumi
”
”
Ready Susanto (Surat-Surat dari Kota)
β€œ
Seseorang termangu sendirian di sudut surut tamaram Tersebab, tak ditemukannya lagi apa dicari setiap hari ; Matahari yang tenggelam di sudut senja dan mentari yang pergi tanpa permisi Betapa sebuah kepergian mendera ingatannya dengan nyeri, Terkadang, ia setabah tanah yang diguyur hujan siang dan malam, Tersebab ia terpesona dengan rintik yang jatuh tepat di matamu, Tapi, ia pun tahu tempat teduh yang tepat untuk berdusta pada langit, Demi menjadi tiada dalam ingatan mu. Rindunya menjelma kabut subuh yang fasih saat kau masih terlelap, Tanpa menoleh sedikit pun pada senja, Dan ribuan gemintang di angkasa..
”
”
Rail Fauzan
β€œ
tetapi ia luput mangamati risau gelagat tanda yang tercemar itu pernah lebih berarti sebelum menjadi mesti kekosongan terekam di luar jendela tak ada yang mengingat mengapa tabir membiarkan kau melihat apa yang gelap rahasiakan atau dirinya sendiri dalam gapai jahitan dan subuh yang tercekal pasal-pasal perantauan dipatuhi tanpa ada hari pasti mendengar pulang bunyi sauh.
”
”
Ibe S. Palogai (Cuaca Buruk Sebuah Buku Puisi)
β€œ
Hang solat subuh tak?" Dato' Syukor bertanyakan soalan yang sangat penting. Ni kalau kau jawab belum, memang aku bagi pelempang! "Eh... bapak! Mestilah dah. Saya ni walaupun nakal, bab solat puasa apa semua itu saya tak pernah tinggal. Tapi saya qada la subuh pagi tadi. Dah terbangun lewat. He... he...
”
”
Ahmad Erhan (Tempur)
β€œ
Hal 7: Dan mendengar teriakan mereka yang supernatural, saya sadar justru itulah yang saya inginkan, hanya yang "Mengerikan" yang bisa menenangkan saya, dan untuk konfrontasi semacam itu saya terjaga sebelum subuh.
”
”
Emil M. Cioran (The Trouble With Being Born)