Sedekah Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Sedekah. Here they are! All 12 of them:

β€œ
Tuhan kan nggak mungkin langsung sedekah ke orang-orang, ya kalianlah sedekah duit kalau punya duit, sedekah ilmu, sedekah senyum. Masa sih kalau sudah gitu Tuhan gak bales cintamu? Tapi gak mungkin dia belai-belai langsung rambutmu, sentuh bibirmu. Maka Tuhan ciptakan β€œwakil”nya, yaitu pacarmu. Maka doalah, β€œTuhan, semoga pacarku ini betul-betul orang yang kau pilihkan untukku.
”
”
Sujiwo Tejo
β€œ
Iblis tidak berjarak dengan diri kita, dengan karakter budaya, politik dan pasar sejarah kita. Malah Tuhan yang jaraknya cenderung semakin menjauh dari kita, kecuali pas kita perlukan untuk memperoleh keuntungan atau mentopengi muka. Akan tetapi dalam kehidupan kita Iblis bukan fakta. Ia hanya simbol. Idiom. Icon. Hanya abstraksi untuk menuding β€œkambing hitam”. Atau Tuhan kita perlukan untuk kapitalisasi karier, bisnis pendidikan, usaha dagang sedekah dan industri zakat, kostum religi perbankan dan bermacam-macam lagi dusta liberal penyelenggaraan kapitalisme kita.
”
”
Emha Ainun Nadjib
β€œ
Ada untungnya kalau kita pernah studi di Barat, terutama ketika menghadapi para pengagum Barat yang arogan dan merasa 'superior'. Seperti kata hadits, sombong kepada orang sombong adalah sedekah.
”
”
Syamsuddin Arif (Orientalis & Diabolisme Pemikiran)
β€œ
Seulas senyum tidak akan mengusik harga dirimu, meremukkan wibawamu, atau mencoreng wajahmu. Senyum bekerja sebaliknya. Senyum juga tidak akan membuatmu menjadi rendah ataupun murah. Senyum bekerja sebaliknya. Karena senyum adalah sedekah
”
”
Isyana G.
β€œ
Tiga perkara daripada gudang-gudang syurga. Tiga perkara itu adalah menyembunyikan perasaan duka pada saat musibah, menyembunyikan penyakit pada saat ditimpa sakit dan menyembunyikan sedekah saat bersedekah.
”
”
Bahruddin Bekri (Lelaki Berkasut Merah)
β€œ
Kala bertemu dengan Ilahi, tubuh ini hanya dibaluti kain kapan yang putih bersih. Bukan dipakai dengan pakaian berjenama dari serata dunia. Direnjis haruman mawar dan ditaburi kapur barus. Bukan lagi pancuran haruman Channel dan Estee Lauder. Dan, hadiah yang diminta hanya tiga perkara, amalan, doa anak yang soleh dan sedekah jariah. Bukan lagi kalungan mutiara indah, kereta berjenama mewah, intan berlian yang berkilauan atau panggilan yang membezakan darjat. Nah! Lihatlah perbezaannya. Ingatlah! Kita hanyalah hambaNya yang hina. Apakah kita berhak memandang kasta membezakan sesama kita? Pandanglah dengan mata hati
”
”
Shahzy Hana
β€œ
...Kita hanya manusia yang kerdil yang mendiami daerah-daerah bumi. Kita hidup di sini untuk mencari bekal satu perjalanan hidup ke alam akhirat yang kekal abadi. Orang-orang yang tidak berjuang dalam kehidupan ini akan pergi ke sana jua. Orang-orang yang berjuang memang menyedari dunia ini sementara. Ada sesuatu yang perlu ditinggalkan untuk kebaikan manusia di dunia yang fana ini. Ada juga sesuatu yang diusahakan sebagai bekalan untuk kehidupan abadi di samping Pencipta Yang Maha Agung, Allah. Jika hidup itu ialah menanti perginya pagi dan datangnya petang, menanti perginya petang dan hadirnya dinihari; apalah kemanisan yang dapat dikecap daripada kehidupan sebegitu. Hidup ini ialah perjuangan hidup segigihnya. Manusia yang mengerti tidak akan mengalah terhadap cabaran masa dan tempat. Hidup menjadi indah dengan hadirnya perjuangan. Isyraf Eilmy terasa pernah terbaca sebuah wacana kecil erti kehidupan. Saudaraku. Tegakkan mukamu dan ukir senyuman di wajahmu. Senyuman itu ialah sedekah daripada orang yang punyai harta dan jiwa. Sekuntum senyumanmu ialah wajah sebuah kehidupan yang tidak terhakis oleh kesusahan. Selagi kau menundukkan mukamu lalu merenung kedua-dua belah kakimu, selagi itu kau masih terbelenggu dalam simpulan-simpulan kekusutan yang membalut sudut hatimu. Apabila jiwamu kosong daripada cahaya hidayah, maka kehidupanmu umpama lorong duka lara yang menjerit pekik minta dikasihani, simpang-siur kesepiannya ialah kekeliruan dan kekecewaan yang menerpa sedangkan deru angin semilirnya ialah nyanyian kedukaan yang tidak didendangkan oleh jiwa yang kental. Mengapakah kau rasa tiada lagi keindahan pada mahligai tersergam juga kecintaan terhadap segala kemewahan dan solekan dunia? Mengapakah harus kau mencari suatu kepastian tentang bila akan berakhirnya kehidupan sedangkan baki usiamu tidak pernah menjanjikan rumusan kebahagiaan? Usah lagi kau mimpikan ke manakah perginya kelazatan pada sajian hebat yang terhidang di meja kehidupan. Usah lagi kau kenangkan dari manakah datangnya kepanasan di ruang cinta syahdu penuh keasyikan. Kembalilah kepada martabat diri. β€” ms.9-10, Sarjana Bangsa
”
”
Hasanuddin Md. Isa
β€œ
Aku tidak mau jika kemerdekaan yang kuoerjuangkan sepanjang hidupku, diberikan sebagai hadiah kepadaku seperti sedekah kepada pengemis. Kemerdekaan haruslah merupakan buah dari usaha kita sendiri.
”
”
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β€œ
Kehidupan Anda bergeser total dari berfokus pada ego menjadi fokus pada being selayaknya manusia yang lahir kembali, seperti: menjadi sukarelawan membantu sesama, berbagi rezeki, sedekah, dan lain sebagainya di mana berlandaskan pada yang namanya CINTA atau Love.
”
”
Ferdinand Budiman (Dark Night Of The Soul Vol 1)
β€œ
Apakah yang lebih hidup selain berada di tengah hidup yang berdegup-degup? Tiada kehidupan di dalam Istana Indraprastha selain pekerjaan sehari-hari yang membosankan, dikitari penjilat-penjilat yang berjabatan menteri, para panglima keropos, dan para penyair dengan segala kata yang di indah-indahkan tetapi tiada maknanya sama sekali. Diingatnya para pendeta, yang tanpa malu-malu memperkaya diri, dengan permintaan sedekah kepada raja hampir setiap hari. Apalah artinya kemakmuran Indraprastha, tetapi rakyatnya hanya hidup untuk dirinya sendiri?
”
”
Seno Gumira Ajidarma (Drupadi)
β€œ
Pohon memberi buah rantingnya dipatahkan. Engkau tabur kepingan perak agar tangan engkau dicium orang.
”
”
Darma Mohammad (Langit Membuka Lipatan)
β€œ
Sedang kini engkau bertanya, bagaimana hal seremeh uang dapat membunuh siapa saja? Sederhana saja, jawabannya adalah dengan tidak memberi.
”
”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)