Sakit Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Sakit. Here they are! All 100 of them:

β€œ
Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriaannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit.
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Child of All Nations (Buru Quartet, #2))
β€œ
Bagian tersulit saat mencintaimu adalah melihatmu mencintai orang lain.
”
”
Windry Ramadhina
β€œ
Bagaimana hampa bisa menyakitkan? Hampa harusnya berarti tidak ada apa-apa. Tidak ada apa-apa berarti tidak ada masalah. Termasuk rasa sakit.
”
”
Dee Lestari
β€œ
perasaan adalah perasaan, meski secuil, walau setitik hitam di tengah lapangan putih luas, dia bisa membuat seluruh tubuh jadi sakit, kehilangan selera makan, kehilangan semangat, hebat sekali benda bernama perasaan itu, dia bisa membuat harimu berubah cerah dalam sekejap padahal dunia sedang mendung, dan di kejap berikutnya mengubah harimu jadi buram padahal dunia sedang terang benderang
”
”
Tere Liye (Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah)
β€œ
Ada saatnya ketika rasa sakit sama sekali tidak penting. - Nishimura Kazuto
”
”
Ilana Tan (Winter in Tokyo)
β€œ
DI RESTORAN Kita berdua saja, duduk. Aku memesan ilalang panjang dan bunga rumput -- kau entah memesan apa. Aku memesan batu ditengah sungai terjal yang deras -- kau entah memesan apa. Tapi kita berdua saja, duduk. Aku memesan rasa sakit yang tak putus dan nyaring lengkingnya, memesan rasa lapar yang asing itu. (1989)
”
”
Sapardi Djoko Damono (Hujan Bulan Juni)
β€œ
Namun, ternyata, jika seseorang hanya memikirkan seseorang, bertahun-tahun, dan dari waktu ke waktu mengenai isi hatinya sendiri dengan cinta hanya untuk orang itu saja, maka saat orang itu pergi, kehilangan menjelma menjadi sakit yang tak tertangguhkan, menggeletar sepanjang waktu. (hlm. 238)
”
”
Andrea Hirata (Padang Bulan)
β€œ
Aku telah mengidap sakit gila nomor enam belas: yakni penyakit manusia yang membuat dunia sendiri dalam kepalanya, menciptakan masalah-masalahnya sendiri, terpuruk di dalamnya, lalu menyelesaikan masalah-masalah itu, sambil tertawa-tawa, juga sendirian.
”
”
Andrea Hirata (Maryamah Karpov: Mimpi-mimpi Lintang)
β€œ
Lebih baik bertengkar karena cinta daripada diam kesepian menanggung benci Sebab, hidup dengan seseorang yang dicinta memang tidak sunyi dari sakit di raga tapi, hidup tanpa seseorang yang mencinta membuat orang mengundang rasa sakit di jiwa
”
”
Remy Sylado (9 Oktober 1740: Drama Sejarah)
β€œ
Cinta, sebuah kata yang tak persis pengertiannya, kecuali ketika kita merasakan sakitnya.
”
”
Goenawan Mohamad (Catatan Pinggir 5)
β€œ
Bagian terbaik dari jatuh cinta adalah perasaan itu sendiri, Kamu pernah merasakan rasa sukanya, sesuatu yang sulit dilukiskan kuas sang pelukis, sulit disulam menjadi puisi oleh pujangga, tidak bisa dijelaskan oleh mesin paling canggih sekalipun. Bagian terbaik dari jatuh cinta bukan tentang memiliki. Jadi, kenapa kamu sakit hati setelahnya? Kecewa? Marah? Benci? Cemburu? Jangan-jangan karena kamu tidak pernah paham betapa indahnya jatuh cinta.
”
”
Tere Liye (Hujan)
β€œ
Kamu tahu, ciri-ciri orang yang sedang jatuh cinta adalah merasa bahagia dan sakit pada waktu bersamaan. Merasa yakin dan ragu dalam satu hela napas. Merasa senang sekaligus cemas menunggu hari esok.
”
”
Tere Liye (Hujan)
β€œ
Dalam Doaku Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku Aku mencintaimu.. Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu (1989)
”
”
Sapardi Djoko Damono
β€œ
Kamu pernah merasakan sakit hati? Rasanya sakit sekali. Perih dan bikin mual, marah, dan sedih dalam satu waktu.
”
”
Windhy Puspitadewi (Let Go)
β€œ
Bacalah banyak buku tanpa mengerti artinya. Bermainlah tanpa takut sakit. Tonton televisi tanpa takut jadi bodoh. Bermanja-manjalah tanpa takut dibenci. Makanlah tanpa takut gendut. Percayalah tanpa takut kecewa. Sayangilah orang tanpa takut dikhianati. Hanya sekarang kamu bisa mendapatkan semua itu. Rugi, kalau kamu tidak memanfaatkan saat-saat ini untuk hidup tanpa rasa takut.
”
”
Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (Di Tanah Lada)
β€œ
Sakit ini tak terobati dan bukan untuk diobati
”
”
Dee Lestari (Rectoverso)
β€œ
Apa yang lebih sakit daripada ditinggalkan seseorang yang paling kau sayangi? Tentu saja ada. Ada yang lebih sakit daripada itu. Mencintai seseorang yang begitu dekat, tapi cinta yang selalu bertumbuh itu tak pernah menyentuh dan menjamah.
”
”
Dwitasari (Jatuh Cinta Diam-Diam)
β€œ
hidup ini adalah perjalanan panjang dan tidak selalu mulus. pada hari ke berapa dan pada jam ke berapa, kita tidak pernah tahu, rasa sakit apa yang harus kita lalui. kita tidak tahu kapan hidup akan membanting kita dalam sekali, membuat terduduk, untuk kemudian memaksa kita mengambil keputusan. satu-dua keputusan itu membuat kita bangga, sedangkan sisanya lebih banyak menghasilkan penyesalan.
”
”
Tere Liye (Pulang)
β€œ
Di balik senyum itu, bisa jadi dia sedang menahan rasa sakit yang lain.
”
”
Orizuka (The Chronicles of Audy: 4/4)
β€œ
Relieved itu datangnya dari otak tapi perasaan itu dari hati. Walaupun otak kamu bilang itu adalah hal yang melegakan, tapi perasaan sakit itu belum tentu hilang.
”
”
Nina Ardianti (Restart)
β€œ
Allah tidak pernah salah membuat kejadian-kejadian di dunia. Kita mungkin sering merasa tidak pantas sakit. Kita tidak seharusnya terjerembab. Kita lalu bertanya. Kenapa mesti kita? Padahal ada hikmah yang ingin disampaikan Allah. Ada makna. Hanya saja, akal manusia terbatas sekali untuk menangkap arti kejadian itu. Hanya jiwa yang bijak dan ikhlas saja yang mampu mengerti kata-kata Allah.
”
”
Muthmainnah (Rahasia Dua Hati)
β€œ
Sebagai perempuan Indonesia yang lama tinggal di Jerman, mendiang Ibu Ainun merupakan inspirasi bagi saya, juga bagi banyak perempuan Indonesia di Eropa. Penampilannya sederhana namun sempurna. Mengurus rumah tangga sendiri, masak sendiri, mendorong suami berkarier, bahkan kadang menyopiri ke kantor, mengantar anak-anak sekolah, merawat ketika sakit, membesarkan mereka hingga mengantarkan mereka menjadi orang-orang sukses.
”
”
A. Makmur Makka, dkk. (Ainun Habibie: Kenangan Tak Terlupakan Di Mata Orang-Orang Terdekat)
β€œ
Mengapa bulan di jendela makin lama makin redup sinarnya? Karena kehabisan minyak dan energi. Mimpi semakin mahal, hari esok semakin tak terbeli. Di bawah jendela bocah itu sedang suntuk belajar matematika. Ia menangis tanpa suara: butiran bensin meleleh dari kelopak matanya. Bapaknya belum dapat duit buat bayar sekolah. Ibunya terbaring sakit di rumah. Malu pada guru dan teman-temannya, coba ia serahkan tubuhnya ke tali gantungan. Dadah Ayah, dadah Ibu.. Ibucinta terlonjak bangkit dari sakitnya. Diraihnya tubuh kecil itu dan didekapnya. Berilah kami rejeki pada hari ini dan ampunilah kemiskinan kami.
”
”
Joko Pinurbo (Kepada Cium)
β€œ
At naniniwala ako na kung maging masakit man, kung pagdating sa dulo ay patayin man ako sa sakit ng saya na ibinibigay mo, magiging sulit ang lahat dahil naniniwala ako sa'yo.
”
”
Juan Miguel Severo (Habang Wala Pa Sila: Mga Tula ng Pag-ibig)
β€œ
...rasanya aku memahami segala sesuatu jauh lebih baik setelah aku sakit. Seolah-olah dunia ini terlihat lebih jelas ketika kita berada di tepiannya - Cecilia dan Malaikat Ariel
”
”
Jostein Gaarder
β€œ
Jika cinta adalah dongeng yang indah, mengapa harus ada rasa sakit di dalamnya?
”
”
Alvi Syahrin (Swiss: Little Snow in ZΓΌrich)
β€œ
Semakin banyak mimpi, berarti semakin banyak berharap. Itu berarti harus siap jika sewaktu-waktu jatuh dan merasakan sakit yang bertubi-tubi.
”
”
Yoana Dianika (The Chocolate Chance)
β€œ
Apabila kau rasa sedih dan kau tak boleh nak luahkan... benda tu akan jadi satu perkara yang kau akan ingat sampai bila-bila. Apabila perkara tu terkumpul dengan perkara-perkara sedih yang lain... kau tahu tak, sakit? Dan masa tu, kau menangis mcm mana pun, rasa sakit tu takkan kurang.
”
”
Syud (Tentang... Dhiya)
β€œ
Menghilangkan rasa sakit itu bukan dengan menciptakan rasa sakit yang baru. Yang kita perlukan adalah menghadapinya.
”
”
Asri Tahir (Not A Perfect Wedding)
β€œ
Sakit hingga sakit hati merupakan karunia terindah dalam hidup. Karenanya menjadi signal yang mengantar hingga di batas-batas kesadaran akan keberadaan hidup. Asal jangan menyakiti, maka dikasihi walau harus sakit.
”
”
Dian Nafi (Mayasmara (Mayasmara, #1))
β€œ
Ajarkan aku menjadi naif. Senaif dirimu yang masih bisa tertawa. Senaif kebahagiaan kita berdua. Karena setiap detik dikala kenyataan mulai bersinggungan. Aku rasakan sakit yang nyaris tak tertahankan. Atau ajarkan aku menjadi penipu, apabila ternyata kau merasakan sakit di dalam tawamu.
”
”
Dee Lestari
β€œ
Kadang kita hanyalah jiwa yang bisu. Tak mampu berkata kemudian menipu. Berharap baik baik saja, padahal sakit di jiwa. Bilang tak apa apa, tapi berharap tatapan mengapa.
”
”
Rohmatikal Maskur
β€œ
selama daun pagi itu masih mengembun, aku mengemban tetimbunan rindu di paru-paru dan seluruh pori-pori kulit, kurakit doa-doa selamatmu dari sakit dan sebab rindu-rindu ini sulit kuredam, padamu, doaku tak pernah padam.
”
”
Alfin Rizal (Mengunjungi Hujan yang Berteduh di Matamu)
β€œ
Bagi orang atasan ingat-ingatlah itu Mas Nganten, tambah tinggi tempatnya tambah sakit jatuhnya. Orang rendahan ini boleh jatuh seribu kali, tapi ia selalu berdiri lagi. Dia ditakdirkan untuk sekian kali berdiri setiap hari.
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Gadis Pantai)
β€œ
Persahabatan memang obat sakit nomor satu.
”
”
Dee Lestari (Supernova: Akar)
β€œ
Mencintai seseorang memang akan membuatmu merasakan rasa sakit dua kali lipat namun juga akan membuatmu merasakan kebahagiaan dua kali lipat daripada (ketika) dirimu....sendirian.
”
”
Adam Aksara (Blessed Heart)
β€œ
Tanda seorang mengalami sakit jiwa ialah apabila dia lebih mempercayai kata orang lain daripada suara hatinya sendiri
”
”
Ibn Qayyim Al-Jawaziyya
β€œ
Pikiran jahat menunjukkan bahwa kita sakit, jadi kita harus menghindarinya.
”
”
Mahatma Gandhi
β€œ
Umpama luka, walau disiram dengan selaut haruman kasturi, sakit itu tetap terasa perit.
”
”
Shahzy Hana
β€œ
Apakah aku perlu memberi rekomendasi ke rumah sakit jiwa? Tak perlu, ia sebenarnya waras bukan main, yang gila adalah dunia yang dihadapinya.
”
”
Eka Kurniawan (Beauty Is a Wound)
β€œ
Malam itu kau kehabisan banyak darah, dan Tuan Mikail yang kebetulan golongan darahnya sama denganmu, memaksa kami mengambil darahnya untukmu. Sebenarnya kami tidak boleh melakukannya, Tuan Mikail juga baru selamat dari kecelakaan yang sama, tetapi dia memaksa, dan mengancam, dan benar apa kata orang, tidak akan ada seorangpun yang berani melawan apa yang dikatakan oleh Mikail Raveno. Lagipula dia adalah pemilik rumah sakit ini, perintahnya harus kami laksanakan.
”
”
Santhy Agatha (Sleep with the Devil)
β€œ
butuh berapa sayatan untuk memusnahkan cinta dari jiwa? butuh berapa tusukan untuk membunuh rindu yg memenjara dalam dada? sekalian kau kuliti saja namamu dari kulit jantung ini, agar terlepas semua tentangmu, dan aku tak mengenangmu lagi suatu waktu
”
”
firman nofeki
β€œ
Ada saatnya kita harus merasakan sakit karena dikecewakan. Tapi percayalah, akan datang bahagia berlipat sebagai gantinya.
”
”
Irin Sintriana
β€œ
Sekeras apa pun mencoba, manusia diberi kemampuan untuk mengingat. Termasuk mengingat rasa sakit. Perasaan seperti itu tak akan bisa dilupakan dengan mudah.
”
”
Lia Indra Andriana (Paper Romance)
β€œ
Tanyalah pada angin, apakah ia bisa patah hati? Sejauh ini ia tak pernah menjawabnya. Tanyalah aku, bisakah aku patah hati? Sejauh ini kau membuatku seperti angin.
”
”
Alfin Rizal
β€œ
Namun, rasa sakit akan menguatkan seseorang menapaki hidup. Penderitaan akan menumbuhkan kebijaksanaan. Kesengsaraan yang melewati batas akan melahirkan kekuatan yang tak bisa diduga. (77)
”
”
Asma Nadia (Assalamualaikum, Beijing!)
β€œ
Sebiru-birunya biru langit, tak ada yang lebih biru dari menerima rasa sakit. Semerah-merahnya merah darah, tak ada yang lebih merah dari menahan segala amarah. aku mencintai-Mu tanpa warna, sebab Kau lebih berwarna dari segala warna
”
”
Alfin Rizal
β€œ
Sebuah otobiografi tak berbeda dengan pembedahan mental. Sangat sakit. Melepas plester pembalut luka-luka dari ingatan seseorang dan membuka luka-luka itu, banyak diantaranya yang mulai sembuh terasa perih.
”
”
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β€œ
Pada akhirnya, dengan alasan ingin melindungi orang-orang yang paling kucintai, aku malah menyakiti mereka.
”
”
Kusumastuti (Berlabuh di Lindoeya)
β€œ
Pinag-uusapan siya ng lahat dahil mayaman... Bumabalik ang mga sundalo mula sa mga kampanya, may sakit at sugatan, ngunit walang dumadalaw sa kanila!
”
”
JosΓ© Rizal (El Filibusterismo (Noli Me Tangere, #2))
β€œ
Aku melihatnya kesakitan, dan itu membuatku tambah sakit. Merutuki ketidakberdayaanku
”
”
Dian Nafi (Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku)
β€œ
Aku menyimpannya sendiri. Karena belum punya keberanian untuk menanyakannya pula. Kuatir kalau jawabannya malah membuatku sakit dan terluka.
”
”
Dian Nafi (Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku)
β€œ
Aku ingin mengabu saja, menyublim, bahkan kalau mungkin moksa, menghilang tanpa jejak. Sehingga tidak perlu mengalami seluruh kesakitan dan kelukaan ini.
”
”
Dian Nafi (Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku)
β€œ
Kamu bilang, jika Tuhan menghendaki, kita pasti bersama suatu hari nanti. Namun, mengapa sakit ini tak bisa juga aku akhiri?
”
”
Sefryana Khairil (Coba Tunjuk Satu Bintang)
β€œ
Dia lelah untuk menangis. Dia lelah untuk merasa sakit. Dia lelah merasa kehilangan.
”
”
Jee (The Girl who Waits in the Bridge)
β€œ
Bila salah potong rambut, menyesal hanya sebulan. Bila kau salah makan, perutmu hanya sakit satu atau dua jam. Tapi bila kau salah pilih jodoh, seumur hodp kau tinggal dalam duka dan penyesalan.
”
”
Jessica Huwae (Galila)
β€œ
Perjalanan ini akan mengubah cara kamu melihat sesuatu yang tidak pernah kamu lihat. Kamu akan belajar banyak. Mungkin kamu akan merasa sakit, tapi semua akan berakhir sesuai dengan pilihanmu sendiri.
”
”
Diego Christian (Travel in Love)
β€œ
Segala sakit, keluh, tangis, dendam, amarah, entah di mana. Aku tidak yakin telah meninggalkannya di suatu tempat. Tapi meski aku juga tidak mau membawanya lagi, aku tak bisa memastikan bahwa semua rasa itu pergi begitu saja. Aku antara kosong dan tiada.
”
”
Dian Nafi (Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku)
β€œ
Kalau manusia itu tidak pernah mendapat cubaan dengan sakit dan pedih, maka ia akan menjadi manusia ujub dan takbur. Hatinya menjadi kasar dan jiwanya beku. Oleh sebab itu, musibah dalam bentuk apa pun adalah rahmat Allah yang disiramkan kepadanya, akan membersihkan karatan jiwanya dan menyucikan ibadahnya. Itulah ubat dan penawar kehidupan yang diberikan Allah untuk setiap orang yang beriman.
”
”
Bonda Nor (Saya Tunggu Awak)
β€œ
Ilang dantaon po mula ngayon, kapag naliwanagan at natubos na ang sangkatauhan, kapag wala nang mga lahi, kapag malaya na ang lahat ng mga bayan, kapag wala nang nang-aalipin at napaaalipin, mga kolonya at mga metropolis, kapag naghahari na ang iisang katarungan at ang bawat isa'y mamamayan na ng daigdig, tanging ang pagsampalataya po sa siyensiya ang malalabi. Magiging singkahulugan ng bulag na pagsamba ang patriyotismo at sinumang magmagaling na nagtataglay ng katangiang ito ay walang alinlangang ibibilanggo na tulad ng isang may nakahahawang sakit, isang manliligalig sa kaayusang lipunan.
”
”
JosΓ© Rizal (El Filibusterismo (Noli Me Tangere, #2))
β€œ
Kau tak berhak berjanji apa-apa pada ranting yang ditinggalkan daug saat sedang rindu-rindunya.
”
”
Taufiq Wicahyono
β€œ
Saat orang yang kau sayang adalah orang yang membuatmu sakit paling dalam, kau tetap tidak bisa memungkiri kalau kau tidak akan pernah bisa membencinya - apalagi melupakannya.
”
”
Laili Muttamimah (Haru no Sora)
β€œ
Sakit itu... di hati kamu. Penawarnya juga... di hati sendiri.
”
”
Saidatul Saffaa (Quartet)
β€œ
Cinta yang tulis ialah terapi paling sempurna untuk semua sakit dan duka
”
”
Rina Suryakusuma (Lullaby)
β€œ
Bahagia itu sederhana.. Saat aku mampu melepas setiap hal yang membuatku merasa sakit dan menderita
”
”
LoveinParisSeason2
β€œ
melupakan kisah duka dan rasa sakit itu diibaratkan menarik tabir awan kelabu yang masih memayungi lalu membenarkan cahaya putih itu masuk dan membiaskan sinarnya
”
”
Shahzy Hana
β€œ
aku ini rumput, kau pijak aku, ak patah, sakit dan ak layu, kau berdiri atas aku, ak patah, sakit dan ak layu, aku ini rumput, aku tidak mungkin mati
”
”
Bahruddin Bekri (Penulis Yang Disayang Tuhan)
β€œ
Aku tidak ingin seperti hujan, yang kamu cinta tetapi selalu membiarkanmu sakit, aku memilih untuk tidak kamu cintai, aku memilih untuk tidak menjadi hujan.
”
”
Muhammad Akhyar (Cinta di Ujung Jari)
β€œ
Kenapa penyesalan selalu ada di belakang? Sebab dengan demikian manusia belajar dari kesalahan yang telah diperbuatnya. Belajar bahwa kehilangan akan sedemikian sakit. Manusia kadang baru bisa menghargai sesuatu setelah terlepas dari genggamanannya.
”
”
Devania Annesya (Queen: Ingin Sekali Aku Berkata Tidak)
β€œ
Setidaknya aku merasakan kasih sayang ibuku sampai aku berumur 11 tahun, dia 4 tahun sudah harus berdiri sendiri tanpa ibu. Dia ringkih juga, tidak sehat sepertiku. Aku tak habis pikir ada juga orang yang bisa sakit hanya karena debu, itulah adikku.
”
”
Ida R. Yulia (A Short Journey (Super Junior Fanfiction))
β€œ
Kadang ada fase hidup di mana kita tidak bisa mendapatkan kebahagiaan. Pilihan yang tersisa hanyalah rasa sakit. Maka manusia belajar memilih mana yang tidak lebih sakit daripada lainnya.
”
”
Devania Annesya (Queen: Ingin Sekali Aku Berkata Tidak)
β€œ
Seringkali kita terpaksa harus menerima hal-hal buruk terjadi, karena kesadaran kemanusiaan kita tak mungkin terus-menerus mengelak dari realitas hidup. Bukankah rasa sakit yang mengiringi setiap kesulitan dan penderitaan akan membuat kita menjadi lebih kuat?
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Minsan, hindi tayo makakagawa ng magandang alaala kung walang lungkot, takot, sakit. Kahit nga sa pagsulat ng mga masasayang bagay, nangangailangan din ng karanasan ng lungkot. Pa'no ka magsusulat tungkol sa kaligayahan kung hindi mo alam at naranasan ang lungkot? Pa'no ka makukuwento ng kamatayan kung hindi mo alam ang kahulugan ng buhay? (p. 178)
”
”
RM Topacio-Aplaon (Lila Ang Kulay ng Pamamaalam (Imus Novel 3))
β€œ
Lahat ng bagay, maski mahirap, natatanggap. Pinoproseso lang.
”
”
Ricky Lee (Si Amapola sa 65 na Kabanata)
β€œ
mengubah gunung-gunung itu sebenarnya lebih mudah berbanding mengubah manusia. setidak-tidaknya gunung tidak berasa sakit apabila diketuk dan dipahat. manusia pula diberi nasihat pun kadangkala boleh sakit hati kepada kita
”
”
Bahruddin Bekri (Hati Emak (Diari Mat Despatch, #3))
β€œ
Mengapa engkau menitipkan segenggam rasa jika Cinta itu tidak pernah ada? Lalu engkau mengambilnya dan pergi, seketika lalu engkau tanam rasa itu pada yang lain ... membuatku tersiksa... Tidakkah engkau tahu betapa sakitnya itu? Kemudian lebih sakit ketika engkau melihatku tersiksa oleh rasa namun dikau tersenyum bersama dia... kau membuatku bimbang, padahal aku Cinta
”
”
Manhalawa
β€œ
Jangan pernah berhenti berharap pada seseorang yang sudah kamu pilih untuk dicintai, jika dia selalu menjadi alasan kenapa hati kamu selalu sakit, dia lah yang selalu menjadi alasan kenapa jantungmu terus berdetak sampai saat ini
”
”
LoveinParisSeason2
β€œ
Kenapa begitu sakit ketika begitu sedih, Saat hati teriris sedikit demi sedikit dan rasa telah patah Tak lagi seumpama hujan turun dan basah tak seumpama siang panas dan kering. Hampa... Kenapa kita bertemu lagi? Aku telah rapuh jauh kedalam sunyi... .
”
”
Manhalawa
β€œ
Aku tahu, kalau kau ingin jatuh cinta, kau juga harus siap dengan segala risikonyaβ€”entah itu suka atau duka. Aku yakin, semua orang siap dengan rasa bahagia karena kehadiran cinta. Tapi masalahnya adalah; apakah semua orang siap untuk sakit hati? Tidak, kan?
”
”
Cindy Pricilla (Rain in Paris: je vais aimer la pluie...)
β€œ
Cinta itu seperti ekor kucing. Kamu tidak dapat memiliki hanya ekor kucing itu. Sekiranya kamu cuba menariknya, kamu akan sakit. Jadi, bagi mendapatkan ekor kucing, kamu jangan tarik ekornya, tetapi usap-usaplah kepalanya dan angkat seluruh tubuhnya. Begitulah juga cinta manusia, kamu tidak boleh menarik cintanya sahaja. Kamu perlu mengambil fikiran manusia itu, dan pastikan kamu mampu menanggung dia. barulah cinta akan menurut.
”
”
Bahruddin Bekri (Edisi Patah Hati (Diari Mat Despatch, #4))
β€œ
Aku tak bisa mengingkari apa yang aku rasa dan apa yang aku pikirkan. Persis seperti yang Scott bilang padaku, "Pada saat kamu menampilkan sisi dirimu yang paling rentan, saat itulah kelemahanmu muncul. Sudah aku bilang berkali kali, jangan bawa bawa perasaan. Saat kau menjadi Ajeng yang sensitif, naif dan bodoh kau kehilangan semua simpati dan pesonamu. Saat ada amarah, rasa kecewa, sedih, sakit hati yang datang menghampirimu, kamu bisa segera rasakan, bagaimana jiwamu terombang ambing oleh kelemahan. Orang akan melihatmu sebagai pribadi yang kontradiktif, yang tidak ramah dan tidak menyenangkan. Sehingga mudah sekali buat mereka melupakan Dee yang penuh energi vitalitas, keceriaan, kegembiraan, positif, kreatif, cantik, memesona, sensual, menggoda, ramah dan baik hati....
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
PERNIKAHAN ADALAH -1- Pernikahan adalah akad atau ikatan. Akad untuk beribadah, akad untuk membangun rumah tangga sakinah mawadah wa rahmah. -2- Pernikahan adalah akad untuk saling mencintai, akad untuk saling menghormati dan menghargai. -3- Pernikahan adalah akad untuk saling menguatkan keimanan, akad untuk saling meningkatkan ketakwaan, akad untuk mengokohkan ketaatan kepada Tuhan, akad untuk berjalan pada tuntunan Kenabian. -4- Pernikahan adalah akad untuk saling menerima apa adanya, akad untuk saling membantu dan meringankan beban, akad untuk saling menasihati, akad untuk setia kepada pasangannya dalam suka dan duka, dalam kesulitan dan kesuksesan, dalam sakit dan sehat, dalam tawa dan air mata. -5- Pernikahan berarti akad untuk meniti hari-hari dalam kebersamaan, akad untuk saling melindungi, akad untuk saling memberikan rasa aman, akad untuk saling mempercayai, akad untuk saling menutupi aib, akad untuk saling mencurahkan perasaan, akad untuk berlomba melaksanakan peran kerumahtanggaan. -6- Pernikahan adalah akad untuk mudah mengakui kesalahan, akad untuk saling meminta maaf, akad untuk saling memaafkan, akad untuk tidak menyimpan dendam dan kemarahan, akad untuk tidak mengungkit-ungkit kelemahan, kekurangan, dan kesalahan. -7- Pernikahan adalah akad atau ikatan. Akad untuk tidak melakukan pelanggaran, akad untuk meninggalkan kemaksiatan, akad untuk tidak saling menyakiti hati dan perasaan, akad untuk tidak saling menorehkan luka, akad untuk tidak saling menyakiti badan pasangan. -8- Pernikahan adalah akad untuk mesra dalam perkataan, akad untuk santun dalam pergaulan, akad untuk indah dalam penampilan, akad untuk sopan dalam mengungkapkan keinginan, akad untuk berlaku lembut kepada pasangan, akad untuk memberikan senyum termanis, akad untuk berlaku romantis dan selalu berwajah manis. -9- Pernikahan adalah akad untuk saling mengembangkan potensi diri, akad untuk adanya saling keterbukaan yang melegakan, akad untuk saling menumpahkan kasih sayang, akad untuk saling merindukan, akad untuk saling membahagiakan, akad untuk tidak adanya pemaksaan kehendak, akad untuk tidak saling membiarkan, akad untuk tidak saling mengkhianati, akad untuk tidak saling meninggalkan, akad untuk tidak saling mendiamkan. -10- Pernikahan adalah akad untuk menebarkan kebajikan, akad untuk mencari rejeki yang halal dan thayib, akad untuk menjaga hubungan kekeluargaan, akad untuk berbakti kepada orang tua dan mertua, akad untuk mencetak generasi berkualitas, akad untuk siap menjadi bapak dan ibu bagi anak-anak, akad untuk membangun peradaban masa depan. -11- Pernikahan, adalah akad untuk segala yang bernama kebaikan !
”
”
Cahyadi Takariawan (Di Jalan Dakwah Kugapai Sakinah)
β€œ
Kalau saya adalah ini, yang membuat senyummu Maka dia adalah orang lain yang membuat air matamu Jangan marah kepadamu yang sudah membuat lingkungan jadi indah, tentram dan damai. Siapkan Sekarang, kamu ingin siapa yang datang menghiburmu? Kepala sekolah membawa risoles dari kantin? Menteri Pendidikan membawa kunci jawaban? Malaikat membawa buah-buahan dari sorga? Pengusaha Muda membawa yang harum pewangi? Ahli nujum? Tukang Pijit? Tentara? Penari? Atau saya saja yang datang membawa kata-kata pilihan Saya akan senang mengatakannya dan kamu senang Jangan nangis, nanti kamu sakit kepala, Ada yang perlu saya bantu?
”
”
Pidi Baiq (Milea: Suara Dari Dilan)
β€œ
Cintailah cinta ketika cinta itu ada di sisimu. Jauhilah cinta ketika cinta mulai menyakitimu
”
”
Dian Nafi (Sarvatraesa: Sang Petualang (Mayasmara, #3))
β€œ
Every rejection, failure, heartache- may dahilan lahat. Hindi mo man maintindihan ngayon kasi nasaktan ka. Kasi masama ang loob mo. Kasi umasa ka, tapos hindi mo nakuha. Pero balang araw, malalaman mo rin ang dahilan. Makikita mo rin kung saan pupunta ang sakit na nararamdaman mo ngayon. Maaaring hindi pa panahon. Maaaring hindi lang ukol. O maaaring may mas magandang nakalaan para sa iyo.
”
”
Noringai
β€œ
Lalu datang masa gigil itu. Dingin yang membekap erat tulang punggungku. Memerasnya, memelintirnya sampai kepada rasa sakit yang tak tertanggungkan. Sampai kepada hening yang paling bening. Sampai kepada gunung hijau tinggi. Sampai kepada langit biru tinggi. Sampai kepada pucuk daun lembut tinggi. Sampai kepada aku yang kecil dan terbang. Aku benci kebebasanku. Aku benci kehebatanku. Aku benci orang yang mengagumiku. Aku benci orang yang menerimaku. Aku benci mengapa aku dibiarkan menempuh perjalanan sunyi ini seorang diri.
”
”
Puthut EA (Cinta Tak Pernah Tepat Waktu)
β€œ
Percayalah kepadaku dan jangan hiraukan apa yang dikatakan oleh Luna. Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu, bahwa apapapun yang terjadi seburuk apapun yang dikatakan orang, kau bisa pegang satu hal yang pasti, bahwa aku mencintaimu. Amat sangat mencintaimu..." Rafael menundukkan kepala dan mengecupi jemari Elena, "Rasanya sangat sakit, ketika kau mencintai seseorang, tetapi tidak dipercaya. Rasanya seperti cintamu ini sampah dan dibuang begitu saja." ~Rafael Alexander
”
”
Santhy Agatha (Unforgiven Hero)
β€œ
Aku adalah airmata yang terlahir dari rahim ibuku. Aku bukanlah kebahagiaan yang terucap dari kehendak Tuhan. Kehendak yang tidak pernah aku ketahui atau sadari keberadaannya. Aku tak pernah menjelma menjadi sungai, danau atau bahkan laut. Aku bukanlah bianglala yang terlukis dari tangan keindahan. Bukan pula keajaiban matahari yang terbit di pagi hari. Aku adalah burung bulbul yang mati mengenaskan di atas pohon kesedihan. Aku adalah cacing yang dipatuk ayam dipekarangan. Aku adalah luka yang tergores di kulit pohon di halaman kelas lima. Aku adalah kesendirian yang duduk di aula sekolah di sore hari. Bola basket yang memantul ke lantai dan tidak pernah masuk ke dalam keranjang. Sapu ijuk yang tiba tiba beruban karena usia. Aku adalah serangkaian kata tanya yang tak pernah menemukan jawaban. Aku adalah laki laki yang terpenjara oleh ilusi dan pikiran pikiran liarnya sendiri. Aku adalah 0, angka yang terasingkan dari seluruh bilangan cacah. Ia adalah id yang menolak rasa sakit dan menjadikan dirinya kuda binal yang ditunggangi oleh nafsunya sendiri. Ia tak bisa memikirkan hal lain selain rasa lapar yang terpancar dari puting ibunya. Akan tetapi, ia juga adalah seorang serdadu yang kalah perang dan tak tahu arah jalan pulang. Ia adalah aku, air mata yang terlahir dari rahim ibuku.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Berkali-kali tendangan dan rasa sakit itu datang. Aku memencet telpon di tanganku dan memanggil Petugas Kesehatan. Lima menit kemudian datang sebuah ambulans di atas atap apartemen dan menurunkan sepasang petugas. Tandu yang mereka siapkan sudah akan membawaku pergi tapi kemudian sebuah suara membius kami; membikin kami terdiam beberapa saat dan tak jadi melakukan apapun. Suara yang berasal dari perutku. β€œTaik, ah! Kami tak ingin keluar,” kata bayi itu. β€œBener, taik! Bila kami keluar sekarang, kami akan menyesal karena dunia telah bertambah jelek sejak jaman Masehi musnah,” ujar suara satunya lagi.
”
”
Bagus Dwi Hananto (Jaman dan Kota Imajiner yang tak Memiliki Kita)
β€œ
One factor that makes human being reluctant to have hope is the fear of disappointment. Do not be afraid of disappointment! The more you afraid of it, the smaller your expectation. Face and overcome the disappointment, even though it felt bitter in soul and pain in body. If you go through and pass it, then your soul and body will be stronger than previous level. When hope emerged, change will occur because of that, both in your soul and in your body. Fear of disapointment is a main enemy of good hope and great change within the human being. Only by facing and overcoming the fear of disapointment, man will become stronger and wiser. ~ Salah satu faktor yang membuat manusia enggan untuk berharap adalah rasa takut akan kecewa. Jangan takut dengan kekecewaan! Semakin engkau takut menghadapinya, semakin kecil pengharapanmu. Hadapi dan lawanlah rasa kecewa, meskipun terasa pahit di jiwa dan terasa sakit di tubuh. Jika engkau mampu dan lulus, maka jiwa dan tubuhmu akan lebih kuat dari kondisi sebelumnya. Ketika harapan muncul, perubahan akan terjadi, baik dalam jiwa maupun dalam tubuh manusia. Rasa takut akan kecewa adalah musuh utama pengharapan yang baik dan perubahan yang agung dalam diri manusia. Hanya dengan menghadapi dan melalui rasa takut akan kecewa, seseorang dapat menjadi lebih kuat dan bijaksana.
”
”
Toba Beta (Master of Stupidity)
β€œ
Jangan beri aku apapun Meski itu perhatianmu Meski itu kasih sayangmu Meski itu air matamu Jangan beri aku kesedihanmu Jangan beri aku amarahmu Jangan beri aku dahagamu Jangan kau beri aku apapun Sebab masih kuorak langit demi menemukan seluruh jejak petilasanmu Bunda." Tapi Nak, bagaimana engkau bisa berucap serupa itu? Bukankah sudah aku beri engkau bunga? Sudah aku beri engkau matahari. Sudah aku beri engkau rumput dan dedaunan. Sudah aku beri engkau laut dan pasir pantai. Mengapa masih? Tak cukupkah kau cucup air susu dari sepiku? Kau kecap nyeri dari lukaku, sebagaimana dulu kau terakan kebahagiaan di bawah perutku serupa goresan pisau yang menyambut kehadiranmu. Betapa semuanya masih. Aku berikan lagi engkau api, aku berikan lagi engkau pagi, aku berikan lagi engkau nyanyi tualang dari hatiku yang engkau tahu menyimpan sejuta kekhawatiran. Bagaimana engkau masih berucap serupa itu? Aku masih berikan engkau suar hingga separuh umurku. Aku berikan engkau tawa dari separuh mautku. Aku berikan engkau kekal ingatan dan sekaligus mimpi abadi. Aku beri semuanya, walau itu cuma sekotak bekal sederhana yang semoga engkau terima untuk mengganjal rasa laparmu. Betapa aku selalu ingin ada untukmu, Nak. Sebab cuma satu permintaanku tak lebih. Ijinkan aku jadi teman seperjalananmu, sahabat di waktu gundahmu, pembawa kegembiraan di kala senggangmu. Sebagaimana dulu kutimang dirimu dan kunina bobokkan engkau di pangkuanku. Ijinkan aku jadi roti yang mengenyangkan laparmu, pelipur hati di kala sesakmu, panasea ketika kau sakit. Bukankah aku ada ketika kau belajar berdiri dan aku di sana saat kau jatuh? Aku setia menungguimu saat kau berlari mengejar bulan dan matahari. Dan sekalipun waktu merambatiku dengan galur usia, hingga mungkin aku tak lagi mampu berdiri tegap seperti dulu. Aku tak akan pernah menyerah padamu Nak. Tidak, Bunda tak akan pernah menyerah. Sebab bagiku, cukuplah dirimu sebatas dirimu saja. Akan tetapi, sanggupkah kau cukupkan dirimu dengan semua kebanggaan? Cukupkan dirimu dengan apa yang engkau punya. Cukupkan dirimu dengan semua doa doa yang tak henti kutitikkan dari sudut hatiku yang semoga jadi asa yang paling surga. Surgamu Nak. Walau kutahu itu akan mengusik nyenyak tidurmu. Walau itu akan menambah resah waktu kerjamu. Sebab kutahu seberapa keras engkau berjuang. Pada setiap tetes keringat yang engkau cucurkan mana kala engkau harus berlari mengejar bus yang datang menjemput. Manakala pikiranmu tak bisa lepas dari layar lap topmu yang tak henti berkedip. Manakala pagi datang dan sibuk pekerjaan hadir serupa hujan tak kunjung usai mendera. Cukupkan dirimu dengan cinta Bunda Nak. Sekalipun nanti, tak ada lagi ucapan nyinyir bergulir dari bibir Bunda yang mulai keriput ini. Yakinlah, pintu rumah hati Bunda akan selalu terbuka buatmu, kapan pun engkau ingin pulang.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Presiden memang orang yang praktis. Tidak seperti mereka yang memperjuangkan hidupnya di pinggir jalan berhari-harian. Kalau engkau bukan presiden, dan juga bukan menteri, dan engkau ingin mendapat tambahan listrik tigapuluh atau limapuluh watt, engkau harus berani menyogok dua atau tigaratus rupiah. Ini sungguh tidak praktis. Dan kalau isi istana itu mau berangkat ke A atau ke B, semua sudah sedia, pesawat udaranya, mobilnya, rokoknya, dan uangnya. Dan untuk ke Blora ini, aku harus pergi mengelilingi Jakarta dulu dan mendapatkan hutang. Sungguh tidak praktis kehidupan seperti itu. Dan kalau engkau jadi presiden, dan ibumu sakit atau ambillah bapakmu atau ambillah salah seorang dari keluargamu yang terdekat, besok atau lusa engkau sudah bisa datang menengok. Dan sekiranya engkau pegawai kecil yang bergaji cukup hanya untuk bernafas saja, minta perlop untuk pergi pun susah. Karena, sep-sep kecil itu merasa benar kalau dia bisa memberi larangan sesuatu pada pegawainya.
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Bukan Pasar Malam)
β€œ
Dalam sepanjang hidupnya dia tak pernah marah-marah. Memang hatinya sering disakiti orang dan dia jengkel. Namun sampai memaki atau membentak dengan kata tak senonoh, tak pernah dia lakukan. Dia adalah seorang dokter. Golongan elit yang terhormat. Dan semua perilaku yang menjengkelkan dari orang yang dihadapinya, dipandangnya sebagai tingkah orang sakit. Apa pun macam perangai orang, dia tak pernah sampai marah. Tidak ada orang yang sehat melakukan kesalahan, pikirnya. Orang yang mencuri, merampok, berkelahi, dan bahkan membunuh, jahat, dan zalim tentulah karena sakit. Kalau bukan karena sakit, karena apa lagi orang-orang demikian? Seperti juga orang-orang sakit pada fisiknya menderita karena penyakit turunan atau karena penularan dari luar. Demikian juga penyakit mental atau jiwa seseorang. Pastilah dapat diobati kalau diagnosa dan terapinya kena, apalagi bila diobati pada saat yang dini. Demikian juga pada kejiwaan seseorang. Pandangan hidup seperti itu menyebabkan hidupnya bisa tenteram dan banyak orang menghormatinya.
”
”
A.A. Navis (Bertanya Kerbau pada Pedati: Kumpulan Cerpen)
β€œ
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, Telah meninggal dunia ibu, oma, nenek kami tercinta.... Requiescat in pace et in amore, Telah dipanggil ke rumah Bapa di surga, anak, cucu kami terkasih.... Dalam sehari, Bunda menerima dua kabar (duka cita / suka cita) sekaligus. Apakah kesedihan serupa cucuran air hujan yang jatuh dan mengusik keheningan kolam? Apakah kebahagiaan seperti sebuah syair yang mesti dipertanyakan mengapa ia digubah? Bagaimana kita mesti menjawab pertanyaan tentang kematian orang orang terdekat? Mengapa mereka pergi? Kemana mereka akan pergi? Memento mori, serupa nyala api dan ngengat yang terbakar. Seperti juga lilin yang padam, bunga yang layu, ranting yang kering, pohon yang meranggas. Mereka hanyalah sebuah pertanda, bahwa semua yang hidup pasti akan mati. Agar kita senantiasa teringat pada tempus fugit, bahwa waktu yang berlaluΒ  tak akan pernah kembali. Ketika Bunda masih muda, sesungguhnya Bunda sudah tidak lagi muda, tak akan pernah bertambah muda, tak akan kembali muda. Waktu telah merenggut kemudaan kita pelan pelan. Ketuaan adalah sebuah keniscayaan, dan kematian adalah sebuah kepastian. Tak ada sesuatu pun yang abadi, Anakku. Ingatan tentang mati semestinya memberi kita pelajaran berharga. Jangan pernah menyia nyiakan waktu. Jangan hilang niat untuk bangkit dari ranjang. Jangan terlalu malas untuk bekerja. Jangan terlalu letih untuk menuntaskan hari. Jangan pernah lupa untuk berdoa. Jangan lalai untuk bersyukur. Jadikan hari ini sebagai milikmu. Ketika semua perkara seakan menggiring langkahmu pada kesulitan, kegagalan, ketidakpastian dan rasa sakit. Pikirkanlah siapa yang akan jadi malaikat pelindung dan penolongmu? Bagaimana engkau akan menemukan eudaimonia? Bagaimana engkau hendak memaknai hidup? Dalam sekejap mata hidup bisa berubah. Waktu berlalu dan ia tak akan pernah kembali. Gunakan kesempatan untuk bercermin pada permukaan air yang jernih. Tatap langsung kedalaman telaga yang balik menatap kepada dirimu. Abaikan rasa sakit dan penderitaan, sebab puncak gunung sudah membayang di depan mata dan terbit matahari akan menghangatkan kalbumu. Cuma dirimu yang punya kendali atas pikiran, hasrat dan nafsu, perasaan dan kesadaran inderawi, persepsi, naluri dan semua tindakanmu sendiri. Ketika kita mengingat kematian, kita tidak akan lagi merasa gentar. Sebab ia lembut, ia tak lagi menakutkan. Ia justru menuntaskan segala rasa sakit dan penderitaan. Ia pengejawantahan waktu yang berharga, kecantikan yang abadi, indahnya rasa syukur, dan kemuliaan di balik setiap ucapan terima kasih. Ia mengajarkan kita bagaimana menghargai kehidupan yang sesungguhnya. Ia membimbing kita menemukan pintu takdir kita sendiri. Apapun perubahan yang menghampiri dirimu. Ia adalah pintu rahasia yang menjanjikan kejutan yang tak akan pernah kamu sangka sangka. Yang terbaik adalah menerimanya sebagai berkat. Apa yang ada dalam dirimu adalah kekuatanmu. Engkau akan membuatnya berarti. Bagi mereka yang paham, takdir dan kematian adalah sebuah karunia, seperti juga kehidupan. Sesungguhnyalah kita ini milik Allah dan kepada-Nyalah kita akan kembali.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Aku jadi teringat pada sobatku Dabir, penulis karbitan itu. Ia menulis karena ia ingin menulis tanpa pretensi apa apa. Ia juga tak terlalu peduli apakah tulisannya baik atau buruk. Apakah tulisannya itu bakal dibaca orang atau tidak. Ia juga sepertinya tidak peduli, apakah yang ia tulis itu sudah mengikuti kaidah penulisan yang baik dan benar. Dan justru itulah yang membuatku sakit hati, bagaimana karya serupa karya Dabir itu bisa terbit dan bahkan laku keras? Kalau saja Dabir memang seorang penulis jempolan dengan tingkat kreativitas yang tinggi, didukung oleh ide ide yang baru, fresh dan orisinal mungkin bisa aku maklumi, tapi masalahnya tidak demikian. Mau tak mau, fenomena Dabir ini memaksaku untuk mencurigai proses kreatifku sendiri. Jangan jangan justru penilaiankulah yang terlalu dangkal, atau karena aku tidak mampu membaca selera pasar?
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Seorang bijak pernah memberikan nasihat serupa ini pada diriku: Bila engkau masih mencari dan belum berhasil menemukan makna kebahagiaan sejati, maka engkau tak perlu berkecil hati. Karena barangkali, engkau terlalu jauh mencari hingga kemudian tersesat. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kebahagiaan sejati tidak berada dalam harapan-harapan yang muluk, dalam angan-angan yang tak terselami atau tersembunyi di tempat yang jauh. Mereka yang telah menemukan tahu, bahwa sesungguhnya kebahagiaan itu berada tak jauh dari sisi kita. Ia bahkan ada di dalam hati kita. Yaitu pada penerimaan kita atas kekurangan dan kelebihan diri sendiri. Pada setiap hikmat dan kebajikan yang dengan tekun kita tabur dan tanpa kita sadari kemudian kita diberi kesempatan untuk menuainya. Juga pada setiap kesediaan kita berbagi dengan orang-orang yang berkesusahan, pada keiklasan kita memberi kepada mereka yang membutuhkan, pada setiap penghiburan yang kita bebatkan pada luka-luka orang yang sakit dan menderita. Serta seulas senyum yang senantiasa tersungging di wajah kita saat menyambut datang dan berlalunya hari-hari. Pada saat serupa itulah kita akan merasakan makna sesungguhnya dari kebahagiaan sejati.
”
”
Titon Rahmawan (Turquoise)
β€œ
Mereka punya sebuah mimpi. Dan aku berbagi mimpi itu dengan mereka: mimpi tentang sebuah dunia yang tampak jelas di tengah-tengah semburan gas air mata dan reruntuhan yang berasap di kamp-kamp pengungsi. Sebuah dunia tempat seorang bocah sebelas tahun tak perlu belajar cara menggunakan sepucuk kalashnikov atau mesin peluncur roket untuk membela keluarganya. Sebuah dunia yang damai, adil, dan aman, tempat aku tak perlu mengatakan kepada seorang anak, "Pergilah ke sekolah," hanya untuk mengetahui bahwa sekolahnya telah dibom, atau mengatakan kepada seorang gadis, "Bantulah ibumu menyiapkan makan malam," hanya untuk melihatnya kembali kepadaku dan mengatakan bahwa ibu dan keluarganya telah dibunuh. Sebuah dunia tempat kami tak perlu lagi takut terkubur hidup-hidup di dalam puing-puing. Sebuah dunia tempat aku tak perlu lagi memperbaiki bagian-bagian tubuh yang patah hanya untuk melihatnya dipatahkan lagi, atau memeluk tubuh remuk seorang bocah dengan tanganku dan bertanya, "Mengapa?" atau mendengar orang-orang bertanya, "Berapa lama lagi?" Sebuah dunia tanpa penjara, tanpa penyiksaan, tanpa rasa sakit, tanpa kelaparan, dan tanpa kartu-kartu identitas pengungsi, tempat aku dapat berteduh di rumahku sendiri dan mendengarkan nyanyian ibuku seraya menutup mata di penghujung hari. Tempat itu adalah mimpi kami, Jerusalem kami.
”
”
Ang Swee Chai (From Beirut to Jerusalem)
β€œ
Kalau ada yang aku inginkan selain membahagiakan dirimu, itu adalah menata kembali perasaanku dari banyak peristiwa yang ingin aku lupakan. Tapi perasaan bukanlah pikiran yang bisa aku ajak kompromi. Ia seringkali berbicara dengan caranya sendiri. Seperti menata taman yang berantakan di halaman. Membersihkan belukar dan rumput rumput liar atau sekedar mengecat pagar agar bisa kembali indah seperti dulu. Menambahkan sesuatu pada yang tak ada atau tak pernah hadir dalam hubungan kita. Seperti mengharap yang hampa dari sebuah kekosongan yang tanpa makna. Betapa banyak sudah kebohongan yang kita reka-reka agar kita tak saling menyakiti. Bukankah kita pernah menjadi begitu dekat dan jauh sekaligus dalam kesempatan yang sama? Bukankah kita pernah saling mencintai? Tapi waktu seperti melupakan perannya dalam kehidupan. Ia seperti tak pernah memihak kepada kita. Ia seperti kendaraan yang berjalan sendiri tanpa orientasi. Tak tahu mau apa atau kemana. Aku hanya ingin berhenti memelihara rasa sakit dari ingatan akan cinta yang tak mau pergi. Sebagaimana aku merasa, betapa sia-sia menunggumu untuk mengisi gelas kosong di dalam hatiku lagi. Hanya bisa menduga-duga, apakah kau masih akan menungguku untuk membawamu pulang? Ternyata, teramat susah menjaga dan memelihara perasaan. Lalu, apa yang masih bisa kita ingat dari percakapan yang hanya hidup dalam imajinasi? Raut wajahmu, senyummu atau hangat ciuman bibirmu adalah kesedihan yang bersikeras tak mau pergi. Tapi sudahlah, kita sudahi saja semuanya. Sebab aku hanya ingin berhenti. Aku tak ingin lagi tinggal dalam rumah yang hanya mendatangkan rasa sakit dan kepedihan.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Engkau Tak Pernah Pergi Suatu hari ia menemukanmu dalam lembar kenangan di dalam saku kemeja yang terlipat rapi di almari. Semestinya kau tak datang lagi setelah bertahun ingatan berusaha menghilang seperti hantu yang menolak untuk dicintai. Tapi ternyata engkau tak pernah pergi. Dan setelah itu, ia mendapatimu hadir di mana- mana. Sebagai rasa sakit yang bersikeras ingin membuat perhitungan yang tak kunjung selesai. Seperti pintu amarah yang digedor orang di malam hari hanya untuk mengambil kembali rahasia-rahasia yang dulu pernah di sembunyikannya. Mengapa engkau tak mau pergi, sebagai orang yang dicintai laut? Bukankah laut itu pula yang dulu menerima semua keluh-kesahmu tanpa pernah bertanya-tanya? Bukankah ia pula muara sungai yang sama yang mengantarkan dirimu menerjemahkan arti sebenarnya dari kata kebahagiaan? Tapi engkau tak mau pergi dalam wangi bunga arum dalu yang ingin di ingatnya selalu setiap jelang sore tiba. Atau sebagai tetes air hujan yang ingin disimpan dan diabadikannya sebagai kenangan di dalam pikiran yang senantiasa resah. Bukan pula butiran tasbih yang didaraskannya sebagai doa yang tak henti diucapkannya saat matanya terjaga sementara tubuhnya terbuai di dalam mimpi. Engkau tak pergi sebagai perempuan yang pernah mengisi hatinya dan selamanya akan terus dicintainya, sekalipun puisi-puisi yang dituliskannya atas namamu tak pernah lagi kaubaca. Sementara ia seperti sengaja membiarkan kebodohannya sebagai ungkapan perasaan cinta. Perasaan yang ia agungkan sebagai anggur penawar lupa, yang sesekali ia minum sebagai satu-satunya pengobat sepi. Kau tidak pergi sebagai kerinduan yang menghantui perasaan-perasaan yang tidak mampu ia terjemahkan selain sebagai penderitaannya sendiri. Dan ia masih menyimpan kesedihanmu, sayu tatap matamu, sikap diammu agar tak pernah terusik waktu. Walau engkau terus saja memberinya luka-luka baru, yang entah mengapa tak pernah dapat ia sembuhkan.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Perjuangan Remaja Bontang Menggapai 12 menit sebagai Sejarah. Melihat judul buku 12 menit. Tentu kita sudah dibawa pertanyaan, apakah maksud dari 12 menit itu. Tentu banyak arti dengan 12 menit ini. Tapi dalam novel ini digambarkan 12 menit harus diraih dengan syarat yang tidak mudah, melalui pengorbanan yang tidak sedikit. Perjuangan keras para generasi remaja bontang untuk meraih kesuksean. Bisa dibilang, 12 menit ini awal dari sejarah besar untuk kota kecil di Kalimantan Timur. Sebuah novel fiksi yang syarat dengan makna, yang patut di miliki oleh semua golongan usia. Novel karya Oka Aorora dengan tebal 343 halaman menggambarkan bagaimana sebuah kesuksesan tidak dapat diraih dengan instan, tetapi harus dengan perjuangan yang sangat keras. Apapun resiko yang dihadapi, menyulutkan semangat baja yang tidak mengenal rasa takut, lelah, dan tekat harus terus di pupuk agar lebih subur. Cara pengarang mendiskripsikan tokoh dalam cerita ini sungguh unik. Terdapat 4 tokoh yang digambarkan dalam novel ini. Seperti Rene, pelatih alumni sebuah universitas di Amerika memiliki karakter yang sangat kuat, disiplin tinggi, keras, tapi juga lembut hatinya, ini digambarkan bagaimana dia mempertahankan satu persatu tim nya yang mengalami down dan masalah pelik dalam latihan. Dia juga tidak segan-segan meminta maaf kepada anak dididiknya ketika dia merasa bersalah. Tokoh kedua adalah Elaine. Putri semata wayang dari bos besar sebuah perusahaan yang dikenal sangat cerdas, berbakat dan dianugrahi perawakan yang elok. Dia mempunyai sifat ramah, yang pada akhirnya bagaimana dia harus bisa meyakinkan ayahnya untuk ikut menyutujui pilihan hidupnya. Tara gadis berjilbab yang pawai bermain drum ini memiliki keterbatasan pada pendengarannya. Sehingga untuk mendengar diperlukan alat bantu khusus. Bagaimana perjuangannya untuk bisa bangkit dari trauma masa lalu saat terjadi kecelakaan yang mengakibatkan ayah yang dicintainya pergi untuk selamanya, selain itu akibat lain dia harus kehilangan 80% dari pendengarannya. Lahang, seorang pemuda dari pesisir pantai yang berusaha mewujudkan mimipi almh. Ibunya untuk bisa melihat monas, tetapi dia dihadapakan pada pilihan paling sulit antara mimpinya atau menemani ayahnya yang sakit kanker otak stadium lanjut. Semua tokoh dalam novel ini dikemas dengan sangat apik dan ringan, sehingga ketika kita membacanya, pembaca seolah-olah ikut merasakan beban dan sulitnya hidup yang dialami oleh tokoh-tokoh tersebut. Bahasa yang digunakan pun sangat sederhana, dan mudah di pahami oleh pembaca, tidak njilmet, tetapi bisa memberi kobaran api yang menyala besar. Kelebihan dalam novel ini ke 4 tokoh memiliki karakter yang sama, yaitu keinginan yang kuat untuk membawa marching band bontang pupuk Kalimantan timur menjadi juara umum di GMPB. Terwujudkah mimpi anak negeri terpencil itu?Dreaming is believing. Meski harus dilalui dengan jerih payah tim yang luar biasa. Perbedaan masalah setiap tokoh membawa mereka pada jalan keberhasilan, penulis menggambarkan bagaimana seorang rene yang tidak hanya menjadi pelatih di lapangan. Tetapi dia bisa sebagai sahabat, saudara untuk tempat bercerita. Semisal ketika dia membantu Elaine mengalami dilema diantara dua pilhan antara mengikuti olimpiade fisika, atau terus berjuang dimarching band, dan perjuangannya menghadapi larangan keras dari ayahnya. Tara seorang gadis pendiam yang hampir berputus asa dan sempat keluar dari tim inti. Tetapi rene sebagai pelatih tidak tinggal diam, di semangati tara dan dibantu kakek neneknya, akhirnya membawa tara kembali dan meraih keberhasilan. Lahang pemuda dengan persolan pelik, ayahnya menderita sakit yang parah. Rene sempat menawarkan bantuan tetapi ditolaknya, ketika perjuangan tinggal selangkah lagi dia hampir putus asa karena ayahnya telah pergi ke Rahmatulloh. Kata-kata dari Rene meyakinkan lahang utnuk terus berjuang meski peri
”
”
oka aorora