β
Menjadi presiden itu
berarti melayani dengan segenap hati
rakyat yang meminta suka
dan menyerahkan jutaan
keranjang dukanya
padamu...
β
β
Abdurahman Faiz (Untuk Bunda dan Dunia)
β
Ketika Hitler mulai membuas maka kelompok Inge School berkata tidak. Mereka (pemuda-pemuda Jerman ini) punya keberanian untuk berkata "tidak". Mereka, walaupun masih muda, telah berani menentang pemimpin-pemimpin gang-gang bajingan, rezim Nazi yang semua identik. Bahwa mereka mati, bagiku bukan soal. Mereka telah memenuhi panggilan seorang pemikir. Tidak ada indahnya (dalam arti romantik) penghukuman mereka, tetapi apa yang lebih puitis selain bicara tentang kebenaran.
β
β
Soe Hok Gie (Catatan Seorang Demonstran)
β
Islam adalah guru serta pembimbing ilmu pengetahuan, dan pemimpin serta bapak dari segala pengetahuan. (Said Nursi)
β
β
Habiburrahman El-Shirazy (Api Tauhid)
β
Demi tercapainya cita-cita kita, para pemimpin politik tidak boleh lupa bahwa mereka berasal dari rakyat, bukan berada di atas rakyat.
β
β
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β
Jadilah pohon dan jangan jadi rumput. Rumput itu tampaknya sama, sering diinjak-injak dan susah dikenali. Kalau pohon, meskipun kecil, tetapi akan tampak, mudah dikenali, dan bisa dijadikan sebagai tetenger atau patokan. Apalagi bila pohon itu besar, bisa menjadi peneduh orang di waktu panas. Bahkan bila sudah demikian besarnya, bisa jadi peneduh di kala hujan. Tambahan lagi, sebuah pohon yang besar selain memiliki daun yang rindang juga akan mempunyai batang yang kokoh dan akar yang kuat mencengkeram, susah dirobohkan sekalipun diterpa angin kencang. Jadilah pemimpin yang mengakar, seperti pohon. Untuk menjadi pohon yang baik seseorang harus terus memperkaya diri dengan ilmu dan kekayaan batin. -Sarwo Edhie Wibowo
β
β
Alberthiene Endah (Ani Yudhoyono Kepak Sayap Putri Prajurit)
β
Untuk merealisasikan gagasan Melayu yang menepati ciri khairu ummah, kita memerlukan pemimpin yang membina bangsa, bukan pemimpin yang membesar diri dan memperkayakan kroni.
β
β
Siddiq Fadzil
β
Masyarakat berbudaya ilmu tidak akan boleh, dan tidak akan redha ditipu oleh pemimpin mereka di setiap lapangan kehidupan.
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Budaya Ilmu: Satu Penjelasan)
β
Ini bukan pertama kali kita kalah, tapi kini pemimpin kita meraikannya seolah kita menang. (Tentang Perjanjian Damai Oslo antara Israel-Palestin)
β
β
Raja Shehadeh (Palestinian Walks: Forays into a Vanishing Landscape)
β
Manusia adalah makhluk merdeka. Tapi kelainan untuk menjadikan manusia sebagai budak adalah gangguan jiwa pada pemimpin negara yang menyerang negara ini.
β
β
Ariestanabirah (Shot Of Mystery)
β
Dua hal aku benci dalam hidup: September dan pohon mangga. September tidak pernah mau beranjak dari rumah. Betah. Ia sibuk meletakkan neraka di seluruh penjuru. Di ruang tamu. Di ranjang. Di meja makan. Bahkan di dada. Batang pohon mangga tetap selutut persis prasasti batu. Ia berdiri mengekalkan dosa-dosa dan dosa adalah pemimpin yang baik bagi penyesalan-penyesalan.
β
β
M. Aan Mansyur (Kukila)
β
Rakyat berasal dari kata ro'iyah artinya kepemimpinan, maka rakyat hakekatnya pemimpin tertinggi diatas presiden, gubernur dan lain sebagainya. Umat dari kata umm artinya ibu yaitu serumpun, sekelompok, segolongan, dan masyarakat dari kata syirkah artinya berserikat yaitu beberapa kelompok yang mempunyai tujuan yang sama.
β
β
Emha Ainun Nadjib
β
Seorang pemimpin terlebih dahulu mesti mengakui hak-hak sipil rakyat. Janganlah mengharap rakyat memenuhi kewajibannya terhadap negara, bila hak-hak sipilnya tidak terlindungi.
β
β
Anand Krishna (Indonesia Under Attack! Membangkitkan Kembali Jati Diri Bangsa)
β
sebuah bangsa tidak akan kehilangan sosok pemimpin selama pemudanya sering bertualang di hutan,gunung, dan lautan.
β
β
Henry Dunant
β
Pemimpin yang lembek bukan hanya akan membunuh dirinya sendiri, melainkan juga bakal menghancurkan organisasi. Apakah kita ingin mendorong sebongkah batu besar ke puncak gunung hanya untuk membiarkannya jatuh menggelinding?
β
β
Hendri Teja (Tan: Sebuah Novel)
β
Selama ini kulihat hidup semakin rumit. Banyak orang tega membunuh hati nurani dengan tangan mereka sendiri. Kusaksikan tangan-tangan politik semakin kotor, meraih kemenangan demi kepentingan sendiri. Pemimpin saling berebut nasi. Pemimpin yang bahkan tak bisa memimpin hidup mereka sendiri. Lumpur menggenangi ratusan rumah, mesjid, sekolah, warung nasi, juga kenangan. Lumpur panas yang tumpah karena uang dan ketidakpedulian. Bahkan ada juga yang membunuh dengan mengatasnamakan agama. Beberapa orang dilarang beribadah di tempat ibadah mereka sendiri. Di mana ada proyek sosial, di sana cenderung ada penipuan. Banyak orang kehilangan hati mereka sendiri. Keluarga merindukan kehangatan.
β
β
Iwan Setyawan (Ibuk,)
β
Kita diminta menjadi budayawan patriotik yang jujur; berani mengkritik persekitaran dan negara tanpa berasa khuatir dituduh tidak setia atau berkhianat kerana sebagai pencinta tanah air, kita sedang berperang dengan kejahatan bangsa kita. Pihak yang berkhianat ialah budayawan yang memuji dan mendewakan pemimpin dengan niat mengambil hati (salah atau benar) bagi kepentingan dirinya. Salah atau benar ini adalah tanah air kita. Lantaran itu kita berani mengkritiknya dan berani mempertahankannya.
β
β
Baharuddin Zainal (Monolog Kecil: Tahun-Tahun Gelora)
β
Rakyat melahirkan para pemimpin.
Bukan sebaliknya.
Seorang pemimpin terlebih dahulu adalah anak bangsa. Bagian dari rakyat jelata. Bila rakyat tertindas, maka kemungkinan besar pemimpin yang lahir pun menjadi penindas. Ia sudah terbiasa ditindas, maka setelah meraih kekuasaan, terlebih dahulu ia akan membalas dendam.
β
β
Anand Krishna (Indonesia Under Attack! Membangkitkan Kembali Jati Diri Bangsa)
β
Penekanan kepada ilmu sebagai satu kuasa (knowledge is power) membuat pemimpin dan pentadbir merancang dan melaksanakan dasar yang boleh mengembangkan ilmu, dan sekali gus mendapat kekuatan baru dalam hal tersebut. Kuasa Barat yang menjajah negara lain semuanya meletakkan peranan besar ilmu terutama dari segi memahami bahasa, pemikiran, budaya dan tradisi jajahan takluknya. Penekanan ini telah berjalan dengan teratur dengan gigih sehinggalah menimbulkan bidang pengajian baru, yang mengenai dunia Asia-Afrika disebut "Orientalisme".
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Budaya Ilmu: Satu Penjelasan)
β
Para pemimpin atau bos berusaha keras menghidupkan citra Bapak sebagai seorang ayah yang penuh perhatian sekaligus mampu memenuhi harapan tanpa batas anak-anak atau bawahannya.
β
β
Saya Sasaki Shiraishi
β
Jika para pemberi suara tidak tahu alat terpenting yang dimanfaatkan pemimpin mereka, bisakah bangsa tersebut mengklaim sebagai bangsa yang demokratis?
β
β
John Perkins (The Secret History of the American Empire: Economic Hit Men, Jackals & the Truth about Global Corruption)
β
Pemimpin yang lahir dari serangan fajar, kelak, kursinya hanya akan jadi pasar.
β
β
Ilham Gunawan
β
Aku selalu menyangka kemuliaan itu kalau seseorang berada di depan. Memimpin. Atau berkhotbah, mengajari, bertaushiyah di depan, di panggung. Tapi Allah menunjukkan sesuatu yang lain.
β
β
Dian Nafi (Once More Ramadhan)
β
kuasa dan jari pemimpin
tiba-tiba lembik dan cair
atau tiba-tiba mengalir
ke paya hiba seorang pengemis
atau wang dari banknya
tiba-tiba menjadi tali gantung
menjerat lehernya sendiri.
(bagaimana kalau)
β
β
T. Alias Taib (Seberkas Kunci)
β
Pemimpin politik Melayu itu, di mana jua duduknya (baik dalam BN ataupun dalam pembangkang), dia mestilah pertama-tama menjadi pemimpin bagi orang Melayu dahulu; dan seterusnya baru menjadi pemimpin untuk semua keturunan dan agama dengan penuh keadilan; tidak menindas dan merampas peluang dan hak-hak kaum lain. Dia bukan sahaja membela Islam, nasib dan kebudayaan Melayu, tetapi boleh dilihat tidak berbelah hati untuk membela kepentingan Islam serta Melayu.
β
β
Baharuddin Zainal (Monolog Kecil: Tahun-Tahun Gelora)
β
Penduduk Malaysia mudah teruja oleh pilihan raya kecil atau besar kerana politik sudah menjadi budaya bagi kebanyakan orang, dan profesion bagi sesetengah orang. Tidak semua rakyat memahami pilihan raya sebagai satu proses demokrasi bagi memilih pemimpin yang amanah untuk berkorban memperjuangkan kesejahteraan rakyat dan negara. Orang lebih tertarik pada peristiwa perdebatan kempen, hujah menjatuhkan lawan, dan lebih-lebih lagi apabila ada tanda-tanda kemungkinan calon pembangkang menewaskan calon parti kerajaan.
β
β
Baharuddin Zainal (Monolog Kecil: Tahun-Tahun Gelora)
β
Apabila burung kukuk tidak mau berkicau, bujuklah.
β
β
Kitami Masao (The Swordless Samurai: Pemimpin Legendaris Jepang Abad XVI)
β
Ketika Indonesia merebut kemerdekaannya dan berhasil menjadi negara berdaulat penuh, beragam pandangan antikapitalisme sedang berada di atas angin. Saat itu sudah tercipta dukungan luas terhadap sistem ekonomi yang 'terpimpin'... Kapitalisme sebagai suatu bentuk organisasi ekonomi yang dapat diarahkan untuk mencapaik kemakmuran umum... merupakan gambaran yang sama sekali tidak menarik bagi para pemimpin Indonesia.
β
β
Benjamin Higgins (Economic Development)
β
Di antara pertikaian antarmazhab yang mengakibatkan pergolakan dan kekacauan adalah pertikaian antara mazhab Ahlus Sunnah dan Rafidhah pada tahun 655H. Pertikaian ini dimenangkan Ahli Sunnah sehingga bertambahlah kebencian kaum Rafidhah terhadap kalangan Ahlus Sunnah. Wazir Ibn al-βAlqami yang menganut mazhab Rafidhah menekan kaum Muslim Ahlus Sunnah dan meminta Hulagu Khan, pemimpin Tartar menyerang wilayah Islam. Permintaan ini dipenuhi Hulagu Khan yang berhasil menduduki Baghdad, menjatuhkan khalifah dan menghapus sistem kekhalifahan dan membantai penduduk tanpa pandang bulu sehingga kota itu banjir darah.
β
β
Yusri Abdul Ghani Abdullah (Historiografi Islam: Dari Klasik Hingga Modern)
β
Menurut Higgins, dengan menolak kapitalisme para pemimpin republik yang muda itu hendak mengubah perekonomian kolonial menjadi perekonomian nasional yang berdasarkan pada prinsip koperasi. "Semua pihak memberi kata-kata manis bagi tujuan nasional untuk 'mengatur sistem perekonomian berdasarkan koperasi.'" Tetapi, kata Higgins lebih lanjut, "Tujuan tersebut kurang memiliki definisi yang jelas." Kendati masih abstrak dan secara konseptual tak jelas juntrungannya banyak pemimpin Republik yakin bahwa masyarakat koperasi, the co-operative society, merupakan "jalan tengah antara komunisme dan kapitalisme-monopoli yang tak terkendali.
β
β
Rizal Mallarangeng (Mendobrak Sentralisme Ekonomi: Indonesia 1986-1992)