β
Menjadi presiden itu
berarti melayani dengan segenap hati
rakyat yang meminta suka
dan menyerahkan jutaan
keranjang dukanya
padamu...
β
β
Abdurahman Faiz (Untuk Bunda dan Dunia)
β
Ketika Hitler mulai membuas maka kelompok Inge School berkata tidak. Mereka (pemuda-pemuda Jerman ini) punya keberanian untuk berkata "tidak". Mereka, walaupun masih muda, telah berani menentang pemimpin-pemimpin gang-gang bajingan, rezim Nazi yang semua identik. Bahwa mereka mati, bagiku bukan soal. Mereka telah memenuhi panggilan seorang pemikir. Tidak ada indahnya (dalam arti romantik) penghukuman mereka, tetapi apa yang lebih puitis selain bicara tentang kebenaran.
β
β
Soe Hok Gie (Catatan Seorang Demonstran)
β
Islam adalah guru serta pembimbing ilmu pengetahuan, dan pemimpin serta bapak dari segala pengetahuan. (Said Nursi)
β
β
Habiburrahman El-Shirazy (Api Tauhid)
β
Demi tercapainya cita-cita kita, para pemimpin politik tidak boleh lupa bahwa mereka berasal dari rakyat, bukan berada di atas rakyat.
β
β
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β
Jadilah pohon dan jangan jadi rumput. Rumput itu tampaknya sama, sering diinjak-injak dan susah dikenali. Kalau pohon, meskipun kecil, tetapi akan tampak, mudah dikenali, dan bisa dijadikan sebagai tetenger atau patokan. Apalagi bila pohon itu besar, bisa menjadi peneduh orang di waktu panas. Bahkan bila sudah demikian besarnya, bisa jadi peneduh di kala hujan. Tambahan lagi, sebuah pohon yang besar selain memiliki daun yang rindang juga akan mempunyai batang yang kokoh dan akar yang kuat mencengkeram, susah dirobohkan sekalipun diterpa angin kencang. Jadilah pemimpin yang mengakar, seperti pohon. Untuk menjadi pohon yang baik seseorang harus terus memperkaya diri dengan ilmu dan kekayaan batin. -Sarwo Edhie Wibowo
β
β
Alberthiene Endah (Ani Yudhoyono Kepak Sayap Putri Prajurit)
β
Untuk merealisasikan gagasan Melayu yang menepati ciri khairu ummah, kita memerlukan pemimpin yang membina bangsa, bukan pemimpin yang membesar diri dan memperkayakan kroni.
β
β
Siddiq Fadzil
β
Masyarakat berbudaya ilmu tidak akan boleh, dan tidak akan redha ditipu oleh pemimpin mereka di setiap lapangan kehidupan.
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Budaya Ilmu: Satu Penjelasan)
β
Ini bukan pertama kali kita kalah, tapi kini pemimpin kita meraikannya seolah kita menang. (Tentang Perjanjian Damai Oslo antara Israel-Palestin)
β
β
Raja Shehadeh (Palestinian Walks: Forays into a Vanishing Landscape)
β
Manusia adalah makhluk merdeka. Tapi kelainan untuk menjadikan manusia sebagai budak adalah gangguan jiwa pada pemimpin negara yang menyerang negara ini.
β
β
Ariestanabirah (Shot Of Mystery)
β
Dua hal aku benci dalam hidup: September dan pohon mangga. September tidak pernah mau beranjak dari rumah. Betah. Ia sibuk meletakkan neraka di seluruh penjuru. Di ruang tamu. Di ranjang. Di meja makan. Bahkan di dada. Batang pohon mangga tetap selutut persis prasasti batu. Ia berdiri mengekalkan dosa-dosa dan dosa adalah pemimpin yang baik bagi penyesalan-penyesalan.
β
β
M. Aan Mansyur (Kukila)
β
Rakyat berasal dari kata ro'iyah artinya kepemimpinan, maka rakyat hakekatnya pemimpin tertinggi diatas presiden, gubernur dan lain sebagainya. Umat dari kata umm artinya ibu yaitu serumpun, sekelompok, segolongan, dan masyarakat dari kata syirkah artinya berserikat yaitu beberapa kelompok yang mempunyai tujuan yang sama.
β
β
Emha Ainun Nadjib
β
Seorang pemimpin terlebih dahulu mesti mengakui hak-hak sipil rakyat. Janganlah mengharap rakyat memenuhi kewajibannya terhadap negara, bila hak-hak sipilnya tidak terlindungi.
β
β
Anand Krishna (Indonesia Under Attack! Membangkitkan Kembali Jati Diri Bangsa)
β
sebuah bangsa tidak akan kehilangan sosok pemimpin selama pemudanya sering bertualang di hutan,gunung, dan lautan.
β
β
Henry Dunant
β
Pemimpin yang lembek bukan hanya akan membunuh dirinya sendiri, melainkan juga bakal menghancurkan organisasi. Apakah kita ingin mendorong sebongkah batu besar ke puncak gunung hanya untuk membiarkannya jatuh menggelinding?
β
β
Hendri Teja (Tan: Sebuah Novel)
β
Selama ini kulihat hidup semakin rumit. Banyak orang tega membunuh hati nurani dengan tangan mereka sendiri. Kusaksikan tangan-tangan politik semakin kotor, meraih kemenangan demi kepentingan sendiri. Pemimpin saling berebut nasi. Pemimpin yang bahkan tak bisa memimpin hidup mereka sendiri. Lumpur menggenangi ratusan rumah, mesjid, sekolah, warung nasi, juga kenangan. Lumpur panas yang tumpah karena uang dan ketidakpedulian. Bahkan ada juga yang membunuh dengan mengatasnamakan agama. Beberapa orang dilarang beribadah di tempat ibadah mereka sendiri. Di mana ada proyek sosial, di sana cenderung ada penipuan. Banyak orang kehilangan hati mereka sendiri. Keluarga merindukan kehangatan.
β
β
Iwan Setyawan (Ibuk,)
β
Kita diminta menjadi budayawan patriotik yang jujur; berani mengkritik persekitaran dan negara tanpa berasa khuatir dituduh tidak setia atau berkhianat kerana sebagai pencinta tanah air, kita sedang berperang dengan kejahatan bangsa kita. Pihak yang berkhianat ialah budayawan yang memuji dan mendewakan pemimpin dengan niat mengambil hati (salah atau benar) bagi kepentingan dirinya. Salah atau benar ini adalah tanah air kita. Lantaran itu kita berani mengkritiknya dan berani mempertahankannya.
β
β
Baharuddin Zainal (Monolog Kecil: Tahun-Tahun Gelora)
β
Rakyat melahirkan para pemimpin.
Bukan sebaliknya.
Seorang pemimpin terlebih dahulu adalah anak bangsa. Bagian dari rakyat jelata. Bila rakyat tertindas, maka kemungkinan besar pemimpin yang lahir pun menjadi penindas. Ia sudah terbiasa ditindas, maka setelah meraih kekuasaan, terlebih dahulu ia akan membalas dendam.
β
β
Anand Krishna (Indonesia Under Attack! Membangkitkan Kembali Jati Diri Bangsa)
β
Penekanan kepada ilmu sebagai satu kuasa (knowledge is power) membuat pemimpin dan pentadbir merancang dan melaksanakan dasar yang boleh mengembangkan ilmu, dan sekali gus mendapat kekuatan baru dalam hal tersebut. Kuasa Barat yang menjajah negara lain semuanya meletakkan peranan besar ilmu terutama dari segi memahami bahasa, pemikiran, budaya dan tradisi jajahan takluknya. Penekanan ini telah berjalan dengan teratur dengan gigih sehinggalah menimbulkan bidang pengajian baru, yang mengenai dunia Asia-Afrika disebut "Orientalisme".
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Budaya Ilmu: Satu Penjelasan)
β
Para pemimpin atau bos berusaha keras menghidupkan citra Bapak sebagai seorang ayah yang penuh perhatian sekaligus mampu memenuhi harapan tanpa batas anak-anak atau bawahannya.
β
β
Saya Sasaki Shiraishi
β
Jika para pemberi suara tidak tahu alat terpenting yang dimanfaatkan pemimpin mereka, bisakah bangsa tersebut mengklaim sebagai bangsa yang demokratis?
β
β
John Perkins (The Secret History of the American Empire: Economic Hit Men, Jackals & the Truth about Global Corruption)
β
Pemimpin yang lahir dari serangan fajar, kelak, kursinya hanya akan jadi pasar.
β
β
Ilham Gunawan
β
Tak perlu menjadi pejabat untuk menjadi pemimpin karena kita adalah Pemimpin untuk diri kita sendiri.
Belajarlah memimpin diri kita sendiri
β
β
Harly Umboh
β
Pemimpin itu harus pragmatis. Benar. βPragmatisme dengan visiβ. Bisa menunjukkan arah dan bisa mengerjakannya
β
β
Susilo Bambang Yudhoyono
β
Sebagai pemimpin itu, kita harus sanggup berkorban dan berani mengambil risiko.
β
β
Susilo Bambang Yudhoyono
β
Aku selalu menyangka kemuliaan itu kalau seseorang berada di depan. Memimpin. Atau berkhotbah, mengajari, bertaushiyah di depan, di panggung. Tapi Allah menunjukkan sesuatu yang lain.
β
β
Dian Nafi (Once More Ramadhan)
β
kuasa dan jari pemimpin
tiba-tiba lembik dan cair
atau tiba-tiba mengalir
ke paya hiba seorang pengemis
atau wang dari banknya
tiba-tiba menjadi tali gantung
menjerat lehernya sendiri.
(bagaimana kalau)
β
β
T. Alias Taib (Seberkas Kunci)
β
Selamat datang, peziarah. Aku telah menantikanmu, di hadapanmu Cyrus berbaring, Raja Asia, pemimpin dunia. Yang tertinggal dari dirinya hanyalah debu. Janganlah kau iri padaku
- Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan
β
β
Tasaro G.K.
β
Pemimpin politik Melayu itu, di mana jua duduknya (baik dalam BN ataupun dalam pembangkang), dia mestilah pertama-tama menjadi pemimpin bagi orang Melayu dahulu; dan seterusnya baru menjadi pemimpin untuk semua keturunan dan agama dengan penuh keadilan; tidak menindas dan merampas peluang dan hak-hak kaum lain. Dia bukan sahaja membela Islam, nasib dan kebudayaan Melayu, tetapi boleh dilihat tidak berbelah hati untuk membela kepentingan Islam serta Melayu.
β
β
Baharuddin Zainal (Monolog Kecil: Tahun-Tahun Gelora)
β
Penduduk Malaysia mudah teruja oleh pilihan raya kecil atau besar kerana politik sudah menjadi budaya bagi kebanyakan orang, dan profesion bagi sesetengah orang. Tidak semua rakyat memahami pilihan raya sebagai satu proses demokrasi bagi memilih pemimpin yang amanah untuk berkorban memperjuangkan kesejahteraan rakyat dan negara. Orang lebih tertarik pada peristiwa perdebatan kempen, hujah menjatuhkan lawan, dan lebih-lebih lagi apabila ada tanda-tanda kemungkinan calon pembangkang menewaskan calon parti kerajaan.
β
β
Baharuddin Zainal (Monolog Kecil: Tahun-Tahun Gelora)
β
Menjadi pemimpin itu semestinya bukan karena ambisi, melainkan karena semangat dan kesadaran untuk memperbaiki keadaan. Serta atas dasar keyakinan, bahwa dirinya bisa berkorban untuk kepentingan orang banyak. Untuk kepentingan, yang jauh lebih besar dari dirinya sendiri.
β
β
Titon Rahmawan
β
Kekeliruan umum dalam kehidupan demokrasi adalah penumpuan harapan rakyat pada seorang calon pemimpin yang figur dan gagasannya kini dianggap sangat tepat dan akan tetap konsisten serta konsekuen mewakili aspirasi rakyat yang memilihnya pada saat dia memegang tampuk kekuasaan negara.
β
β
Toba Beta (Master of Stupidity)
β
Apabila burung kukuk tidak mau berkicau, bujuklah.
β
β
Kitami Masao (The Swordless Samurai: Pemimpin Legendaris Jepang Abad XVI)
β
Penyakit, musibah, dan perang barangkali memang bisa membunuh jutaan orang.
Tetapi apatisme, selalu berhasil menghancurkan ratusan tahun peradaban.
β
β
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
β
Ketika Indonesia merebut kemerdekaannya dan berhasil menjadi negara berdaulat penuh, beragam pandangan antikapitalisme sedang berada di atas angin. Saat itu sudah tercipta dukungan luas terhadap sistem ekonomi yang 'terpimpin'... Kapitalisme sebagai suatu bentuk organisasi ekonomi yang dapat diarahkan untuk mencapaik kemakmuran umum... merupakan gambaran yang sama sekali tidak menarik bagi para pemimpin Indonesia.
β
β
Benjamin Higgins (Economic Development)
β
Seorang diktaktor memiliki suatu partai di belakangnya yang selalu siap mengambil kekuasaan. Sukarno tidak punya. Sukarno tidak memiliki organisasi yang mendukungnya. Seorang diktaktor memerintah dari tahtanya. Soekarno tidak berada di tengah rakyat. Sukarno adalah rakyat.
Tidak, kawan, aku bukan Hitler. Jika benar bahwa seorang pemimpin yang dikaruniai daya tarik dan wibawa untuk menggerakkan orang banyak itu seorang diktaktor, biarlah dikatakan aku seorang diktaktor yang berbuat kebajikan.
β
β
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β
Di antara pertikaian antarmazhab yang mengakibatkan pergolakan dan kekacauan adalah pertikaian antara mazhab Ahlus Sunnah dan Rafidhah pada tahun 655H. Pertikaian ini dimenangkan Ahli Sunnah sehingga bertambahlah kebencian kaum Rafidhah terhadap kalangan Ahlus Sunnah. Wazir Ibn al-βAlqami yang menganut mazhab Rafidhah menekan kaum Muslim Ahlus Sunnah dan meminta Hulagu Khan, pemimpin Tartar menyerang wilayah Islam. Permintaan ini dipenuhi Hulagu Khan yang berhasil menduduki Baghdad, menjatuhkan khalifah dan menghapus sistem kekhalifahan dan membantai penduduk tanpa pandang bulu sehingga kota itu banjir darah.
β
β
Yusri Abdul Ghani Abdullah (Historiografi Islam: Dari Klasik Hingga Modern)
β
Menurut Higgins, dengan menolak kapitalisme para pemimpin republik yang muda itu hendak mengubah perekonomian kolonial menjadi perekonomian nasional yang berdasarkan pada prinsip koperasi. "Semua pihak memberi kata-kata manis bagi tujuan nasional untuk 'mengatur sistem perekonomian berdasarkan koperasi.'" Tetapi, kata Higgins lebih lanjut, "Tujuan tersebut kurang memiliki definisi yang jelas." Kendati masih abstrak dan secara konseptual tak jelas juntrungannya banyak pemimpin Republik yakin bahwa masyarakat koperasi, the co-operative society, merupakan "jalan tengah antara komunisme dan kapitalisme-monopoli yang tak terkendali.
β
β
Rizal Mallarangeng (Mendobrak Sentralisme Ekonomi: Indonesia 1986-1992)
β
Rakyat yang nasionalis hendaknya belajar menghemat energi. Pemimpin dan pemerintahan yang nasionalis hendaknya memikirkan cara-cara penghematan, bukan mengeksploitas sisa sumber daya alam yang kita miliki.
Kembangkan sistem transportasi massal yang memadai, sehingga jumlah kendaraan di jalan raya berkurang. Dengan sendirinya pemakaian bahan bakar akan berkurang.
Hentikan pembangunan menara-menara perkantoran dan apartemen-apartemen tinggi di perkotaan. Biarlah penghijauan di kota-kota besar tetap terpelihara. Pembangunan di daerah-daerah terpencil lebih diperhatikan. Biarlah orang di desa mendapatkan pekerjaan di desanya sendiri. Sehingga mereka tidak perlu menambah beban metropolis. Pembangunan harus merata, harus horizontal, tidak vertikal.
β
β
Anand Krishna (Indonesia Under Attack! Membangkitkan Kembali Jati Diri Bangsa)
β
Demokrasi Indonesia, yang banyak disalahpahami di luar negeri kami, didasarkan pada prinsip mufakat, bukan pada jumlah suara. Kami tidak lagi memakai sistem demokrasi Barat ini yang didasarkan atas suara terbanyak, dimana 51 persen suara berhak untuk menang sementara yang 49 persen menggerutu. Sebagaimana yang telah kami alami dengan 40 partai politik, golongan yang tidak puas membalas dengan menghantam lawannya. Ini adalah jalan yang baik bagi suatu bangsa yang masih muda ubtuk menghadapi perkembangannya sendiri.
Untuk mempertahankan prinsip-prinsip demokrasi Indonesi di atas mana Undang-Undang Dasar '45 disusun, aku menyarankan musyawarah untuk mufakat, suatu modus operandi yang asli dari suku-suku bangsa Indonesia. Selama beribu-ribu tahun para kepala desa dari Kepulauan Indonesia menjalankan pemerintahan dengan duduk bersama di sebuah dewan, dimana setiap suku itu mengajukan masalahnya melalui alasan-alasan yang menyakinkan. Setelah itu, salah seorang akan berkata, "Alasan saudara memang baik, tetapi aku tetap berfikir lebih baik begini." Yang lain berkata "Saya tidak sepenuhnya setuju, tapi memang ada beberapa hal yang baik dari pendapat Saudara itu." Musyawarah selanjutnya mengambil dari sini dan sana, itulah akhirnya yang disebut mufakat. Singkat kata, setiap orang menyumbangkan suatu pemikiran.
Dalam Demokrasi Terpimpin yang menjadi unsur kunci adalah kepemimpinan. Setelah mendengarkan pandangan umum dan pandangan yang menentang, pemimpun rapat menyimpulkan pokok-pokok yang dibahas menjadi satu keputusan yang disetujui setiap pihak. Tidak ada pihak yang menang secara mutlak dengan menyingkirkan pihak lain. Hanya kepemimpjnan yang kuat yang mampu memadukan keputusan terakhir, kalau tidak demikian sistem ini tidak akan berjalan.
Sang Pemimpin, apakah dia seorang kepala desa, apakah dia Bung Karno, ataukah dia seorang menteri yang berwibawa, menggabungkan sejumlah pendapat si anu, ditambah sedikit pendapat si polan, dengan selalu memperhatikan untuk menggabungkan berbagai pendapat yang berlawanan. Kemudian dia menyajikan hasil terakhirnya dan berkata, "Baiklah, Saudara-saudara, beginilah jadinya dan saya harap saudara semua setuju..." Ini tetap demokratis, karena setiap orang memberikan pendapatnya. Mengatakan hal ini sebagai sistem komunistis, jelas sangat menggelikan.
β
β
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β
Kalau sudah untuk kepentingan rakyat, kalau kita sudah bekerja untuk pembangunan bangsa, jangan terkait dengan identitas partai politik, golongan, apalagi identitas seperti suku, agama, etnis, daerah dan golongan. Tinggalkan itu semua, kita sebagai pemimpin, leader, sebagai manajer, sebagai planner, yang harus mengelola semua permasalahan itu secara nyata.
β
β
Susilo Bambang Yudhoyono
β
Produk kami meliputi treadmill, elliptical, dan bike. Lingkup penggunaannya sebagai sarana olahraga di rumah, gym, apartemen, dan hotel. Kami memiliki dedikasi terhadap inovasi, pengembangan, tren terkini, serta membangun sistem pelanggan (reseller, distributor, agen profesional) yang menawarkan berbagai kemudahan yang menguntungkan. iReborn memiliki visi untuk menjadi pemimpin dalam industri kebugaran dan menjadi pilihan utama bagi individu cerdas.
β
β
Sport Media (Champions Uncut)
β
Untuk jadi pemimpin besar memang harus mengalami banyak ujian terlebih dulu, sehingga bisa bersikap rendah hati dan melayani orang lain. Pemimpin harus mau berkorban dan bekerja keras. Nilai-nilai kepemimpinan ini ada di seluruh dunia.
β
β
Maisie Junardy (Man's Defender (Distinguished Trilogy, #1))
β
Terkadang yang kamu perlukan adalah terjun dan terlibat pada akar masalah untuk memperbaiki keadaan
β
β
Arief Subagja
β
Saya Presiden. Saya pemimpin. Saya harus kuat dan sehat. Tanggung jawab saya besar. Saya bisa. Saya bisa...
β
β
Susilo Bambang Yudhoyono (Selalu Ada Pilihan)
β
Kau tahu, kita semua telah tumpul karena digosok oleh ilusi tentang masa depan. Kita semua sudah jadi orang konyol, karena kita sudah memboroskan semua waktu kita untuk menjadi pemimpin, sementara diri kita sendiri perlu diselamatkan. Siapa yang akan menyelamatkan diri kita sendiri, kalau semua kita merasa jadi pemimpin?
β
β
Putu Wijaya (Lho)
β
Pemimpin sejati tidak takut dicerca dan dicemooh. Ia tahu, bahwa tidak mungkin memuaskan tuntutan semua orang. Karena itulah, maka Ia fokus pada kinerja dan pencapaian. Berusaha keras memusatkan diri pada tanggung jawabnya, untuk menciptakan hal hal positif dan kebaikan bagi sebanyak mungkin orang.
β
β
Titon Rahmawan
β
Seorang pemimpin besar, tidak akan pernah mati. Sebab semangatnya tetap hadir di hati banyak orang. Ia akan hidup abadi di hati rakyatnya. Ia akan selamanya menginspirasi kelahiran pemimpin pemimpin besar berikutnya, untuk meneruskan apa yang telah ia perbuat dan melanjutkan pencapaiannya.
β
β
Titon Rahmawan
β
Hanya sejarah yang mampu membuktikan, bagaimana seorang pemimpin akan dikenang.
β
β
Titon Rahmawan
β
Apa yang terlintas di benak kalian saat mendengar musik dangdut yang diputar lewat pengeras suara
dan orang ramai berjoget di bawah
panggung saat acara tujuh belasan?
Adakah engkau melihat diri sendiri mencoba berkaca pada hati yang lapang? Goyangan tubuh kami bukan sekedar luapan kegembiraan. Semestinya, itu adalah perayaan kemerdekaan
yang sesungguhnya.
Apakah menurut kalian, mudah bagi kami melupakan kemiskinan dan sekat-sekat sosial yang memisahkan rumah gubuk emplek-emplekan dengan komplek elit di seberang kali?
Walaupun kami sudah terbiasa melupakan rasa lapar dan sekedar mengganjalnya dengan sepiring harapan yang kadang enggan mengunjungi kampung kami yang kumuh.
Sesungguhnya, bagi kebanyakan orang seperti kami, kebahagiaan itu sederhana saja. Sekalipun barangkali, lebih banyak lagi yang tidak perduli.
Tapi janganlah kalian rampas satu-satunya kebahagiaan kami yang tersisa;
Biarkan kami tidur nyenyak dan bermimpi. Di hari perayaan kemerdekaan ini, semoga Tuhan berkenan mengirimkan seorang pemimpin yang sungguh mau peduli pada rasa lapar kami.
β
β
Titon Rahmawan
β
Wak Katok pun tahu, bahwa tak ada yang lebih hina dan celaka dari seorang pemimpin yang gagal, dari seorang raja yang gagal, yang kelemahan-kelemahannya telah terbongkar dan tak berhasil pula membuktikan kekeramatan dirinya sendiri, yang selama ini dipuja-puja orang.
β
β
Mochtar Lubis (Harimau! Harimau!)
β
Untuk alasan yang amat berbeda, pribadi yang pemalu dan introver mungkin memilih untuk menghabiskan hari mereka dengan bekerja di belakang layar seperti mencipta atau meneliti, atau menggenggam tangan orang lain yang sedang sakit berat β atau dalam posisi pemimpin yang mereka laksanakan dengan kompetensi yang tenang. Ini bukanlah peran-peran alfa, tetapi manusia yang memainkannya tetaplah tokoh-tokoh panutan.
β
β
Susan Cain (Quiet: The Power of Introverts in a World That Can't Stop Talking)
β
Jika Parks berbicara lewat tindakannya, dan jika Musa berbicara lewat saudaranya Harun, pada masa ini jenis lain dari pemimpin introver berbicara lewat internet.
β
β
Susan Cain (Quiet: The Power of Introverts in a World That Can't Stop Talking)
β
Semangat Api Murni
Apakah kita sungguh-sungguh sedang terhimpit oleh kesulitan? Ketika para pemimpin saling melemparkan agitasi dan mosi tidak percaya. Siapa yang benar dan tidak? Siapa yang harus kita ikuti?
Kita tidak bisa melihat keluar dan lalu memproklamirkan diri sebagai seorang pejuang atau pemberontak. Kita tidak menjadi pahlawan dengan cara seperti itu. Kita tidak bisa melakukannya tanpa berusaha melihat ke dalam diri.
Apakah kita sudah bercermin tanpa membuat kacanya retak? Apakah kita sungguh berdiri atas kemauan kita sendiri atau atas kehendak orang lain? Apakah kita berjuang dalam semangat api yang murni?
Apakah kita sudah mampu melepaskan diri dari motif-motif yang membuat kita terbelenggu oleh kepentingan diri sendiri? Apakah kita telah siap untuk berjihad dan menjadi syuhada?
β
β
Titon Rahmawan
β
Siapa yang berhak membuat definisi dan mengklaim diri sebagai yang paling βberadabβ? Catatan Butet memperlihatkan kelumpuhan teori di hadapan pengalaman manusia dan fakta-fakta tentang keseharian mereka. Sebaliknya, si pemilik pengalaman itulah yang paling berhak atas definisi dan teori tentang diri dan kehidupannya.
Buku ini mengoreksi banyak hal yang secara umum diasumsikan, diyakini, dan disebarkan oleh kaum cerdik pandai, politisi, pengusaha, pemimpin agama, dan siapa pun pemegang kekuasaan dominan. Seluruh isinya membawa saya pada perenungan panjang tentang makna peradaban, dan tentang βkeindonesiaanβ. Kerja masih jauh dari selesaiβ¦. Terima kasih, Butet
β
β
Maria Hartiningsih (Sokola Rimba: Pengalaman Belajar Bersama Orang Rimba)
β
Ada dua orang yang punya tanggung jawab yang luar biasa, yaitu para politisi dan yang kedua adalah para pemimpin militer. Kalau ada salah dalam pengambilan keputusan tentang perang, bukan salahnya jenderal, laksamana, marsekal, tetapi Kesalahan para pemimpin politik.
β
β
Susilo Bambang Yudhoyono
β
Pemimpin itu engine. Pemimpin itu turun di lapangan. Pemimpin itu memantau perkembangan dari hari ke hari. Pemimpin menguasai permasalahan, pemimpin mencari solusi untuk mengatasi permasalahan itu. Pemimpin tidak boleh berjarak dengan yang dipimpin. Pikirannya, hatinya, bersama yang dipimpin. Artinya mengetahui whatβs going on.
β
β
Susilo Bambang Yudhoyono
β
Yang namanya mau merdeka, keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia itu bukan freedom of speech, bukan hak asasi. Itu ya separatisme, harus dihentikan, hukum ditegakkan. Saya mengatakan kepada para pemimpin dunia, Indonesia memiliki hak dan kewajiban untuk menjaga kedaulatan kita, untuk menjaga keutuhan wilayah kita.
β
β
Susilo Bambang Yudhoyono
β
Semuanya dihadapkan padaku! Aku menjadi pusat dari taufan. Setiap orang datang kepadaku, setiap orang merobek-robek aku. Tidak seorangpun datang kepada Hatta. Atau Syahrir. Atau kepada kalian. Tetapi mereka datang kepadaku.
Aku memiliki pemuda di satu pihak, para pemimpin yang lebih tua dipihak lain, pemimpun agama di lain pihak lagi. Hatta menarik aku ke satu jurusan. Syahrir menarik aku ke jurusan lain lagi. Tapi aku harus mengikuti hati nuraniku sendiri. Karena hanya itulah suara yang tenang dan tidak dikuasai oleh perasaan yang semata-mata.
β
β
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β
Amerika Serikat tidak bisa memandang rendah seorang pemimpin hanya karena dia orang Asia. Dan apa yang menjadi sebab orang kecil ini tidak mau lagi percaya kepada Amerika? Tidakkah karena rakyatnya merasa dihantam oleh intraversi dan subversi CIA?
β
β
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β
Meski aku masih seorang pemuda, aku tidak lagi menjadi seorang penerima. Aku sekarang sudah menjadi seorang pemimpin. Aku memiliki pengikut. Aku memiliki nama baik.
β
β
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β
Telah terbukti dalam sejarah keagamaan dan politik, bahwa usaha untuk menindas seorang pemimpin, akan membuat namanya semakin hidup di hati rakyat.
β
β
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β
Pemimpin strategik itu, pertama harus memahami big picture, the big thing. Yang kedua, dia mesti mengerti strategi dan dia bisa membuat keputusan strategis. Kemudian yang ketiga dia harus bisa to take strategic action, beginilah kepemimpinan pada tingkat strategis.
β
β
Susilo Bambang Yudhoyono
β
Seorang pemimpin Indonesia haruslah seorang sosok yang berwibawa. Dia harus memancarkan kekuatan. Bagi suatu bangsa yang pernah ditaklukan bangsa lain, ini penting sekali.
β
β
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β
Apakah engkau seorang pengekor atau pemimpin?"
"Aku seorang pemimpun."
"Kalau begitu, buktikanlah.
β
β
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β
Bila satu negara baru lahir dan orang-orang yang sebelumnya tidak pernah punya apa-apa itu ditempatkan pada jabatan yang "basah", terdapatlah salah urus dan korupsi, bahkan pada kalangan atas. Baru-baru ini aku mengeluarkan ancaman hukuman mati untuk pengacau ekonomi. Seorang pemilik penggilingan padi membuat harga beras membumbung tinggi dengan menimbun enam ribu ton. Bila dia nanti ternyata bersalah, aku sendiri yang akan menandatangani perintah hukuman mati terhadapnya.
Banyak dari para pengusaha kami menyimpan hartanya di bank luar negeri. Aku tahu hal itu. Tetapi selagi mereka bekerja membantu kami, bukan menentang kami, hak milik perorangan tidak akan dihapus sebagaimana di sejumlah negara sosialis lain. Sukarno dengan gembira membolehkan warga negaranya kaya. Beberapa orang kawanku sendiri adalah kapitalis-sosialis. Tetapi hal itu harus dibatasi. Mereka yang menghisap kekayaan negara dan menjadi patriot apabila sakunya berisi, akan ditembak mati. Undang-undang kami sekarang harus tegas, atau ekonomi kami tidak pernah beres.
Di negara Barat kehidupan sangat menyenangkan. Orang bisa membeli gula, dasi bagus, barang-barang mewah seperti lipstik dan krim wajah. Di Timur terjadi kekurangan yang serius. Di negara-negara kapitalis orang dapat bergerak bebas. Di negara-negara sosialis apa yang disebut kebebasan tidak ada. Bahkan kelaparan masih sering terjadi. Ada pembatasan di setiap bidang, ini bukan karena sistem kami yang salah, melainkan karena kami masih dalam proses mewujudkan cita-cita.
Menderita akan membuat kuat. Aku tidak menghendaki rakyatku menderita, tetapi kalau semua diperoleh dengan mudah, mereka pikir Bung Karno adalah Sinterklas. Mereka akan duduk saja menunggu Sukarno mengerjakan semua untuk mereka. Mungkin kalau aku memiliki kemampuan untuk memberikan kesenangan, aku tidak akan menjadi pemimpin yang baik. Aku harus memberi rakyatku makanan untuk jiwanya bukan hanya untuk perutnya. Seandainya aku memakai semua uang untuk membeli beras, mungkin aku akan dapat mengatasi kelaparan mereka. Tapi bila aku memiliki uang 5 dollar, aku akan mengeluarkan 2.50 dollar untuk membuat mereka kuat. Membesarkan suatu bangsa merupakan pekerjaan kompleks.
Semangat suatu bangsa yang pernah tertindas tidak boleh disia-siakan. Di Kalimantan Barat sungainya tidak dapat di lewati, perhubungan tidak mungkin diadakan. Sebagian besar bahan makanannya diimpor. Ketika aku pertamakali berkunjung ke sana, tahukah engkau apa yang sangat mereka inginkan? Bukan bantuan teknis. Bukan pembangunan pertanian. Tapi sebuah fakultas hukum! Dan begitulah sekarang telah berdiri sebuah universitas di tengah-tengah rimb raya Kalimantan.
Manusia tidak hanya hidup untuk makan. Meski gang-gang di Jakarta penuh lumpur dan jalanan masih kurang, aku memutuskan membangun gedung-gedung bertingkat, jembatan berbentuk daun semanggu, dan sebuah jalan raya "superhighway", Jakarta Bypass. Aku juga menamai kembali jalan-jalan dengan nama para pahlawan kami. Jalan Diponegoro, Jalan Thamrin, Jalan Cokroaminoto. Aku menganggao pengeluaran uang untuk simbol-simbol penting seperti itu tidak akan sia-sia. Aku harus membuat bangsa Indonesia bangga terhadap diri mereka. Mereka sudah terlalu lama kehilangan harga diri.
Banyak orang memiliki wawasan picik dengan mentalitas warung kelontong menghitung-hitung pengeluaran itu dan menuduhku menghambur-hamburkan uang rakyat. Ini semua bukankah untuk keagunganku, tapi agar seluruh bangsaku dihargai seluruh dunia. Seluruh negeriku membeku ketia Asian Games 1962 akan diselenggarakan di ibukotanya. Kami lalu mendirikan stadion dengan atap melingkar yang tak ada duanya di dunia. Kota-kota di mancanegara memiliki stadion yang lebih besar, tetapi tak ada yang memiliki atap melingkar. Ya, memberantas kelaparan memang penting, tetapi memberi jiwa mereka yang telah tertindas dengan sesuatu yang dapat membangkitkan kebanggaan ini juga penting.
β
β
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β
Ya. Sudah tiba waktunya bagiku untuk dibunuh! Jika aku yang memimpin pemberontakanmu ini dan gagal, kepalaku akan dipenggal. Engkaupun juga ... begitupun yang lain-lain. Mereka mati ada gantinya, pemimpin tidak. Kalau aku mati, menurutmu siapa yang akan memimpin rakyat, bila datang waktunya nanti?
β
β
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β
Karena kami dipimpin oleh seorang pemimpih lemah yang bersemangat tikus, kami tidak berani berjuang. Tetapi bila kami dipimpin oleh seorang pemimpin kuat yang bersemangat banteng, kami akan bertempur.
β
β
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β
Seorang pemimpin tidak berubah karena hukuman. Aku masuk penjara untuk memperjuangkan kemerdekaan, dan aku meninggalkannya dengan tujuan yang sama.
β
β
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β
Pasti ada korban pada setiap peperangan. Tugas seorang panglima adalah memenangkan peperangan, bahkan jika itu terpaksa mengalami kekalahan dalam beberapa pertempuran di dalam perjalanan. Bila aku terpaksa mengorbankan ribuan jiwa demi menyelamatkan jutaan orang, aku akan melakukannya. Kita berada dalam perjuangan untuk hidup. Sebagai pemimpin dari negeri ini aku tidak dapat memberi tempat pada rasa sensitif yang berlebihan.
β
β
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β
Mana mungkin seorang ibu tergamak membunuh anaknya sendiri? Aku juga manusia seperti kamu, punya hati dan perasaan. Bezanya, aku mengangkat senjata dan tinggal di dalam hutan kerana berlindung daripada serangan penjajah, dan kamu tidak.
β
β
Azzah A.R. (Shamsiah Fakeh: Pejuang, Pemimpin dan Perempuan)
β
Atas keputusan untuk perang itu dikembangkanlah strategi,taktik,mengaplikasikandoktrin,menggunakan sistem senjata, memimpin dengan komando dan pengendalian yang baik. Meskipun kalau salah dengan keputusan politik bukanlah tanggung jawab mereka, para pemimpin TNI. Tetapi kalau ada kesalahan taktik, strategi, performance pertempuran yang rendah, mereka bertanggung jawab, apalagi ada kejahatan- kejahatan perang, mereka bertanggung jawab.
β
β
Susilo Bambang Yudhoyono
β
Semangat kebangsaan atau perpaduan jika tidak dikembangkan dengan dasar ilmu akan menkadi alat bagi pemimpin palsu memerintah secara kuku besi. Lebih malang lagi, semangat kebangsaan sedemikian tidak akan mempunyai tujuan kemanusiaan yang luhur, malah ia mungkin melahirkan cauvinisme yang sempit dan berbahaya (hlm. 5)
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Budaya Ilmu: Makna dan Manifestasi dalam Sejarah Masa Kini)
β
Pemimpin hebat ada karena dia mengerti bahwa kepercayaan dari suatu organisasi tidak didapatkan dengan cara mengesankan semua orang, tetapi dari upaya melayani orang-orang yang melayaninya.
β
β
Simon Sinek (Start with Why: How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action)
β
Energi memotivasi, tetapi karisma menginspirasi. Energi mudah dilihat, diukur, dan ditiru. Karisma sulit dirumuskan, nyaris mustahil untuk diukur dan terlalu samar untuk ditiru. Semua pemimpin hebat memiliki karisma karena mereka memiliki kejelasan tentang MENGAPA; suatu keyakinan yang tidak pernah pudar pada suatu tujuan atau isu perjuangan yang lebih besar daripada dirinya sendiri.
β
β
Simon Sinek (Start with Why: How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action)
β
Pemimpin hebat memiliki Lingkaran Emas yang seimbang. Mereka mengejar MENGAPA, mereka bertanggung jawab terhadap BAGAIMANA mereka melakukannya dan APA yang mereka lakukan menjadi bukti kasat-mata dari apa yang mereka percayai.
β
β
Simon Sinek (Start with Why: How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action)
β
Kita perlu pemimpin-pemimpin yang bukan membangun ego mereka, tetapi institusi yang mereka pimpin.
β
β
Susan Cain (Quiet: The Power of Introverts in a World That Can't Stop Talking)
β
Jika dilihat dari kacamata potensi, segala kelakuan βnakalβ itu berpotensi untuk menjadi baik. Jika anak-anak tidak bisa diam, itu adalah potensi untuk mereka memiliki kesehatan jasmani. Jika anak-anak tidak mau berbagi atau mengalah, itu adalah potensi untuk mereka punya harga diri dan berdaulat. Cerewet dan keras kepala adalah potensi untuk mereka menjadi pemimpin. Cengeng adalah potensi mereka punya empati yang tinggi. Tidak tuntas dan sering membuat berantakan adalah tanda mereka punya banyak ide. Mencari perhatian dan cemburu adalah tanda mereka penyayang. Mencoret-coret adalah tanda mereka suka keindahan dan seni.
β
β
Nailal Fahmi (Pendidikan Keluarga Kami)
β
Jadi Pemimpin Baik.
Bukan semua boleh jadi pemimpin.
Bukan mudah nak jadi pemimpin, kerna setiap dari kita punya sifat dan kebolehan berbeza.
β
β
simple-shida
β
Persahabatanku dengan kata-kata tidak jauh beda dari persahabatan sang pelukis dengan lukisannya, sang pelari dengan kakinya, sang ilmuwan dengan bukunya, sang penerjemah dengan kamusnya, sang dokter dengan alat-alat kedokterannya, sang akuntan dengan kalkulatornya, sang pemimpi dengan impiannya, aktivis dengan pemikiran serta orasinya, sang Edison dengan lampunya, sang pemimpin dengan kebijaksanaannya, sang penyusun skripsi dengan jurnal serta analisisnya, sang koki dengan masakannya, sang putri tidur dengan gulingnya.
β
β
Achmad Aditya Avery
β
Rakyat itu, cuma butuh pemimpin yang jujur, merakyat, dan bebas korupsi.
β
β
Julita Mnrg
β
Perasaan bahwa "kita bersama-sama dalam menghadapi masalah", yang dirasakan oleh semua pelanggan dan perusahaan, pemilih dan orang yang dipilih, bos dan pegawai, itulah yang merumuskan para pemimpin yang hebat.
β
β
Simon Sinek (Start with Why: How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action)
β
Lingkaran Emas menunjukkan bagaimana para pemimpin ini bisa menginspirasi tindakan dan bukan memanipulasi orang untuk bertindak.
β
β
Simon Sinek (Start with Why: How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action)
β
Para pemimpin besar adalah orang yang memercayai naluri mereka. Mereka adalah orang yang mengerti seni berada di depan sains. Mereka memenangkan hati sebelum pikiran. Mereka adalah orang-orang yang memulai dengan MENGAPA.
β
β
Simon Sinek (Start with Why: How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action)
β
Peran seorang pemimpin bukanlah memunculkan semua ide besar. Peran pemimpin adalah menciptakan suatu lingkungan di mana ide-ide besar bisa terjadi.
β
β
Simon Sinek (Start with Why: How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action)
β
tujuan memimpin bukanlah untuk dihormati, tapi bagaimana mampu berbuat lebih banyak untuk kepentingan orang lain
β
β
Arief Subagja
β
Saya datang dari negeri yang pemimpin
dan rakyatnya telah menyerupai boneka.
Saya tidak betah lagi tinggal di sana
karena saya ingin tetap menjadi manusia.
β
β
Joko Pinurbo (Celana)
β
Semua yang kukritik mengenai perkawinan bersumber dari satu hal. Yaitu, tidak setaranya relasi antara perempuan dan laki-laki. Di luar perkawinan, perempuan mendapat tekanan sangat besar untuk menikah. Tapi di dalam perkawinan, ia ditempatkan dalam posisi subordinat. Lelaki menjadi pemimpin.
β
β
Ayu Ut
β
Semua yang kukritik mengenai perkawinan bersumber dari satu hal. Yaitu, tidak setaranya relasi antara perempuan dan laki-laki. Di luar perkawinan, perempuan mendapat tekanan sangat besar untuk menikah. Tapi di dalam perkawinan, ia ditempatkan dalam posisi subordinat. Lelaki menjadi pemimpin.
β
β
Ayu Utami (Cerita Cinta Enrico)
β
Antara cabaran terbesar bagi seorang pemimpin adalah bersikap adil dan tidak menerima sogokan dalam apa jua bentuk. (Dalam 'Taubat al-Munawwarah' dalam antologi cerpen Di Antara Pusam Dengan Pournami)
β
β
Zulkifli Khair
β
Oleh yang demikian, dalam sebarang ketika dalam sejarah sosial Melayu, gagasan yang tersebar luas (atau dominant ideas) bukanlah hasil pemikiran yang telah diperdebatkan atau yang telah bercambah secara sosial -- tetapi gagasan yang dipaksakan oleh seorang pemimpin yang berkuasa kepada masyarakat.
β
β
Rustam A Sani
β
Makanya ada pujangga membuat bidalan bahawa pemimpin yang luhur adalah seperti air. Ia menjadi tempat kehidupan banyak pihak dan dengan semua kelembutan, dirinya cuba akur terhadap alam tanpa mahu ada perlawanan. Dan ia sering mengalir ke alur yang lebih rendah, tempat jauh yang tidak disukai orang banyak. Pemimpin yang saya mahukan adalah air yang penuh kehormatan menyesuaikan diri dengan apa yang ditempati.
β
β
Mawar Safei (Kumpulan Cerpen Narasi Gua dan Raqim)