Luka Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Luka. Here they are! All 100 of them:

Kita kadang merasa lebih benar, lebih baik, lebih tinggi, dan lebih suci dibanding mereka yang kita nasehati. Hanya mengingatkan kembali kepada diri ini: jika kau merasa besar, periksa hatimu. Mungkin ia sedang bengkak. Jika kau merasa suci, periksa jiwamu. Mungkin itu putihnya nanah dari luka nurani. Jika kau merasa tinggi, periksa batinmu. Mungkin ia sedang melayang kehilangan pajakan. Jika kau merasa wangi, priksa ikhlasmu, mungkin itu asap dari amal shalihmu YANG HANGUS DIBAKAR RIYA'.
Salim Akhukum Fillah (Dalam Dekapan Ukhuwah)
Bila je tiha luka, u čiji sam mir ulazio slomljen olujom, ali srećan što se vraćam.
Meša Selimović (The Fortress)
Buat apa ia pelihara luka hati yang cuma bikin matanya berair?
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
Cinta seperti penyair berdarah dingin Yang pandai menorehkan luka. Rindu seperti sajak sederhana yang tak ada matinya.
Joko Pinurbo (Kekasihku)
Segala luka & kecewa tampaknya kan malu & meniada: ketika kita insyafi bahwa Allah Yang Maha Mengatur tak pernah keliru, tak pernah aniaya
Salim Akhukum Fillah
Cinta bukan sekedar memaafkan. cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya. cinta adalah harga diri. cinta adalah rasionalitas sempurna. Jika kau memahami cinta adalah perasaan irasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. kau dengan mudah membenarkan apapun yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut. tidak lebih, tidak kurang
Tere Liye (Sepotong Hati Yang Baru)
Dan aku bertanya: apakah yang sanggup mengubah gumpal luka menjadi intan Yang membekukan air mata menjadi kristal garam? Sahabatku menjawab: Waktu Hanya waktu yang mampu
Dee Lestari (Madre: Kumpulan Cerita)
Sesuatu yang membuatmu pergi, pada saatnya akan menjadi sesuatu yang membawamu pulang kembali. Sesuatu itu berwujud satu, tetapi memiliki dua nama; “Luka” dan “Kenangan”. Yang satu membuatmu ingin melangkah jauh, yang satunya lagi memaksamu untuk mendekat lagi. Tarik menarik antara mereka, biasa kau sebut: Cinta
Bernard Batubara (Kata Hati)
It looks as though your shop is doing well," Luka said gazing around, "Could you help me find a gift for a lady friend of mine?" My heart plunged to my grenn satin slippers, and I had to stare down at Azarte for a minute, petting him hard. Naturally Luka had a "lady friend." She was probably nobly born: the daughter of a count or a duke. I imagined her having thick dark hair and clear skin, and was bitterly jealous. "Of course," I stammered after a time. "What would she like? A gown? A sash?" If she came in for a fitting, I decided to "accidentlly" poke her with every pin.
Jessica Day George
cara yang terbaik untuk mengobati cinta yang luka adalah : JATUH CINTA LAGI
Mario Teguh
Para ibu selalu mempunyai tempat untuk menampung duka, lalu mengecupnya dan bangkit.
Helvy Tiana Rosa (Tanah Perempuan)
I needed to choose between the one thing that really filled m thoughts-my love for that woman-and losing my freedom and all the choices that the future promised me. To be honest, the decision was easy. -Lukas Jessen-Petersen
Paulo Coelho (The Witch of Portobello)
Yang indah memang bisa menghibur selama-lamanya, membubuhkan luka selama-lamanya, meskipun puisi dan benda seni bisa lenyap. Ia seakan-akan roh yang hadir dan pergi ketika kata dilupakan dan benda jadi aus. Tapi apa arti roh tanpa tubuh yang buncah dan terbelah? Keindahan tak bisa jadi total. Ketika ia merangkum total, ia abstrak, dan manusia dan dunia tak akan saling menyapa lagi.
Goenawan Mohamad (Tuhan & Hal-Hal yang Tak Selesai)
Luka filled the empty places in my life slowly, carefully, with his easy smile and stupid jokes. He brought me back to myself. And it’s been that way ever since.
B.K. Borison (Lovelight Farms (Lovelight, #1))
Cinta bukan sekedar memaafkan. cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya. cinta adalah harga diri. cinta adalah rasionalitas sempurna. Jika kau memahami cinta adalah perasaan irasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. kau dengan mudah membenarkan apapun yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut. tidak lebih, tidak kurang
Tere Liye (Sepotong Hati Yang Baru)
…Dunia ini penuh dengan keajaiban karena hal-hal yang tidak masuk akal masih terus berlangsung. Seorang fotografer ingin membagi duka dunia di balik hal-hal yang kasat mata….para fotografer membagi pandangan, tetapi yang memandang fotonya ternyata buta meskipun mempunyai mata. Keajaiban dunia adalah suatu ironi, di depan kemanusiaan yang terluka, manusia tertawa-tawa.
Seno Gumira Ajidarma (Kisah Mata: Fotografi antara Dua Subyek : Perbincangan tentang Ada)
kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang yang paling menyakiti hatimu dan kadang kala, teman yang membawamu ke dalam pelukannya dan menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari.
Dian Nafi (Mayasmara (Mayasmara, #1))
We are not the people who made this world, Lukas, but it's up to us to survive it. You need to understand that.” “We can't control where we are right now,” he mumbled, “just what we do going forward.
Hugh Howey (Wool Omnibus (Silo, #1))
It doesn’t bother me that I won’t be around one day,” Lukas said after a while. “I don’t stress about the fact that I wasn’t here a hundred years ago. I think death will be a lot like that. A hundred years from now my life will be just like it was a hundred years ago.
Hugh Howey (Dust (Silo, #3))
He does have immaculate taste. He's sensitive to the most minuscule of aesthetic failures, in painting, in cinema, even in novels or television shows. Sometimes when Marianne mentions a film she has recently watched, he waves his hand and says: It fails for me. This quality of discernment, she has realised, does not make Lukas a good person. He has managed to nurture a fine artistic sensitivity without ever developing any real sense of right and wrong. The fact that this is even possible unsettles Marianne, and makes art seem pointless suddenly.
Sally Rooney (Normal People)
Ketika kamu melontarkan sesuatu dalam kemarahan, kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang di hati orang lain. Kamu dapat menusukkan pisau itu. Tetapi, tidak peduli berapa kali kamu akan meminta maaf, luka itu akan tetap ada. Dan, luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik
Irfan Toni Herlambang
Man is the Storytelling Animal, and that in stories are his identity, his meaning, and his lifeblood.
Salman Rushdie (Luka and the Fire of Life (Khalifa Brothers, #2))
It's not because we knew” Lukas said, sucking a gasp of air. “It's because we did it.
Hugh Howey (Wool (Wool, #1))
Lukas grinned at me. "I didn't know how badass you are. That's kind of hot.
Lee Nichols (Betrayal (Haunting Emma, #2))
Awal karir menulis saya karena luka.
Helvy Tiana Rosa
Percayalah, semua 'luka' akan sembuh, pada saatnya.
Fahd Pahdepie (Perjalanan Rasa)
Namun, kita tak pernah bisa mencintai tanpa terluka.
Devania Annesya (Maya Maia)
Untuk apa menurutkan rindu, jika buah yang dipetik tetaplah luka.
Dian Nafi (Luv: Untuk Cinta Yang Selalu Menunggu)
Luka, the king—" "Hail the king!" he playfully interrupted. "Why does everyone say 'hail the king' every time I mention Darius?" "Tradition." He winked at me from over his shoulder. A grin stretched my lips. "So, if I say king—" "Hail the king!" I tried again. "King?" "Hail the king!" "King." "Hail the king!" "K—" "Stop it!
Kate Evangelista (Taste)
That’s because we were never apart. Since we were kids, we were one. It has always been that way. We found a way back to each other, my love.” Luka’s eyes bored into mine, a flare of possession in their glare. “And will always be that way,” he said assertively. “I’m never losing you again.
Tillie Cole (Raze (Scarred Souls, #1))
Seit Urzeiten ist Fantasy das beliebteste aller Genres. Fantasy-Autoren der zweiten großen Welle wie Johannes, Lukas, Markus und Mel Gibson haben zum Beispiel selbst heute noch fanatische Fans, die ganze Passagen auswendig kennen und sich regelmäßig in mittelalterlichen Gebäuden zu Conventions treffen, bei denen sie sich gegenseitig ihre Lieblingsstellen vorlesen und absurde Rituale aus den Bücher nachspielen. Totale Nerds. (Anm. des Kängurus)
Marc-Uwe Kling (Die Känguru-Offenbarung (Die Känguru-Chroniken, #3))
When I fall in love... it's only... one time. -Luka
Hotaru Odagiri (Fesseln des Verrats: Bd 8)
I could never live like this," I whispered to Luka. "No," he agreed. "I've seen you grovel. It's not very convincing.
Jessica Day George (Dragon Spear (Dragon Slippers, #3))
Tak ada obat yang mujarab untuk menyembuhkan hati yang terkoyak, hati yang berdarah-darah karena luka, kecuali berdamai dengan kenyataan yang kita alami dan memaafkan diri dan orang yang telah melukai kita.
Ayu Arman (Kala Perempuan Diuji)
Sometimes, when she's in deep sleep, a thoughtful little frown furls on her brow. Lukas cannot physically get out of bed until he has smoothed it over with his lips. He used to want to prove to himself that he could thrive, even without her. He has given up on that. Now he just wants her.
Ali Hazelwood (Deep End)
Benar bahwa kamu punya hak untuk mencoba menemukan pengganti perempuan itu. Tapi bukan begitu caranya. Ibarat seorang atlet yang cedera, seharusnya disembuhkan dulu luka itu, baru berlatih lagi dan bertanding lagi. Sebab jika ia terluka dan tetap berlatih serta bertanding, kamu akan semakin terluka, bahkan jika kasus itu sepertimu, bisa melukai orang lain.
Puthut EA (Cinta Tak Pernah Tepat Waktu)
Apa peduli saya bagaimana tampangnya? Saya cukup cantik untuk kami berdua, menurut saya! Semua luka ini hanya menunjukkan bahwa suami saya pemberani!..
J.K. Rowling (Harry Potter and the Half-Blood Prince (Harry Potter, #6))
Di sebalik tubuhnya yang rapuh, ia tetap mampu bertahan dengan setiap luka yang diterima. Dandelion tetap tegar. Dandelion itu awak. Awak yang tegar meninggalkan kami tanpa jejak.
Aidah Bakri Dandelion Ditiup Angin
kelinci yang terluka pun bisa berubah menjadi singa
Dian Nafi (Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku)
She hadn't lied. She hadn't betrayed anyone's trust; still, she felt she had done something wrong. Or rather, she had not yet done the right thing. Was there a difference between these two sins?
Michael David Lukas (The Oracle of Stamboul)
We startled some strange, long-necked shaggy creatures that had been grazing in the field, and I swear one of them spit at Feniul. Hagen slipped off of Leontes'neck and started to follow the creatures into the little copse of trees they had taken shelter in, fascinated, but I called him back. "They spit."I said. "They probably bite as well." "They are ill tempered things,"Amacarin agreed."But I saw someone riding one yesterday. It did not look like a smooth-gaited beast, though." Now there was even more longing in Hagen's face." Luka started laughing. "I shall buy you one when you finish your apprenticeship." He told my brother. "It can be your mastery gift. A hairy, spitting cow horse.
Jessica Day George (Dragon Spear (Dragon Slippers, #3))
(What can I say? My name is Luka Kotova, I'm an irresponsible fuck-up. Thanks for your time. Now let me be.)
Becca Ritchie (Infini (Aerial Ethereal, #2))
Menulis akan menyembuhkan luka
Dian Nafi (Matahari Mata Hati)
I’ve never been kissed like this before, with the night sky pressing down on me and Luka everywhere else.
B.K. Borison (Lovelight Farms (Lovelight, #1))
mistikus pernah berkata begini pada seluruh patung yang tak bisa diraba: ‘di kehidupan sebenarnya, sesuatu yang kau torehkan ini hanyalah fana!’ tapi makhluk imajiner apa yang merangkak dan memiliki tempat-tempat luas seakan sabana Afrika telah muntah garingnya demi menangkup ia yang tak berjenis apa-apa. ia yang dinomori sebagai sang satu. yang penuh totem warna-warni di sekujur dagingnya. menebarkan piuh dingin yang amis dan luka terjerat kekosongan tanda sebelum bukit pasir menghisap tubuhnya atau warna pasir yang menggerus tubuhnya?
Bagus Dwi Hananto (Dinosaurus Malam Hari)
People think they are all sort of things they aren't' he had sad. 'They think they are talented when they're not; they think they're powerful when they're actually just bullies; they think they're good when they're bad. People fools themselves all the time, and they don't know that they're fools
Salman Rushdie (Luka and the Fire of Life (Khalifa Brothers, #2))
Salah sekali persangkaanmu, Sahabat! Bahwasanya air mata tiadalah ia memilih tempat untuk jatuh, tidak pula memilih waktu untuk turun. Air mata adalah kepunyaan berserikat, dipunyai oleh orang melarat yang tinggal di dangau-dangau yang buruk, oleh tukang sabit rumput yang masuk ke padang yang luas dan ke tebing yang curam, dan juga oleh penghuni gedung-gedung yang permai dan istana-istana yang indah. Bahkan di situ lebih banyak orang menelan ratap dan memulas tangis. Luka jiwa yang mereka idapkan, dilingkung oleh tembok dinding yang tebal dan tinggi, sehingga yang kelihatan oleh orang luar atau mereka ketahui hanya senyumnya saja, padahal senyum itu penuh dengan kepahitan.
Hamka (Di Bawah Lindungan Ka'bah)
Umpama luka, walau disiram dengan selaut haruman kasturi, sakit itu tetap terasa perit.
Shahzy Hana
Waktu perlahan memang menyembuhkan luka, tetapi manusia menyembuhkan luka lebih cepat dari waktu.
Donny Dhirgantoro (2)
I love you, Luka. In all these years without you, I never stopped.
Tillie Cole (Raze (Scarred Souls, #1))
Yes, Luka Löwe was a National Socialist, but he was different on the inside.
Ryan Graudin (Wolf by Wolf (Wolf by Wolf, #1))
Merasa diperlakukan tidak adil kadang bisa menimbulkan luka, tetapi kadang juga bisa menyembuhkan luka, dan bahkan kadang juga bisa membunuh orang yang merasakannya. Tetapi bagi wanita, perasaan itu lebih sering menjadi alasan yang kuat untuk bertahan
Amin Maalouf (Leo Africanus)
Mama always said the stars aligned when we were born, that God made us a match. From the first time we saw each other, Luka took me in his arms and swore his protection over me to my mother. Mama used to say she caught him starting into my crib only hours after I was born. Then when she asked what he was doing, he asked her if he could have me.
Tillie Cole (Raze (Scarred Souls, #1))
Mencintai itu menjaga. Menjaga agar tak ada luka. Menjaga agar tak ada kecewa. Karena hakikat cinta adalah damai. Mendamaikan setiap hati yang bermusuhan. Hakikat cinta adalah dekat. Mendekatkan setiap hati yang berjauhan.
Karina Ayu Pradita (Chiffon Cake)
Why are we slow dancing?” Luka rests his chin on top of my head. “This is how my parents argued,” he confesses quietly, a grin in his voice. “Or I guess, this is how they had big conversations. My dad said he liked to keep my mom close, but I really think he wanted a way to politely restrain her.
B.K. Borison (Lovelight Farms (Lovelight, #1))
Tapi kita tak pernah mau bicara tentang kesedihan tanpa meninggalkan jejak luka. Kita bahkan tak menyadari, bahwa di balik luka yang mengeram di dalam tubuh seekor tiram, terkandung sebuah mutiara yang indah
Titon Rahmawan
Luka bukan dicipta oleh hati yang ditinggalkan; tetapi oleh rasa yang enggan melepaskan.
Ramzah Dambul (Alien Menchari Chinta)
Persahabatan itu seperti dandelion, ketika terpisah, tercerai Dia akan terbang sendiri diombang-ambing angin dan musim, sebatang kara memikul luka
Fahrul Khakim (Dandelion Lover)
But I want you to know," Cleo continued, "that there is hope. And that I am living proof of that hope. Because, even though I was forced into this marriage against my will, I have come to know Prince Magnus Lukas Damora very well these last months. And one thing I've learned is that Prince Magnus is nothing like his father. Prince Magnus is brave and compassionate, and he truly wants what's just and best for this kingdom. Kindness is what makes a good king who will put the needs and rights of his people before his own desires.
Morgan Rhodes (Frozen Tides (Falling Kingdoms, #4))
Because you belong to me, Kisa. You always have.” Luka’s face thawed and he pointed at my eye, then his left. “You’re a part of me, remember? God put a piece of you within me so when we were born, everyone would know we matched.
Tillie Cole (Raze (Scarred Souls, #1))
setelah masa penuh darah dan luka untuk mencari cinta, kusadari cinta itu adalah saat aku dan pasanganku lebih suka membeli buku daripada meminjam, kami menghargai jerih payah penulis dengan membelinya. Dan kami saling cinta karenanya.
Efi F. Arifin
-Asti boga, barba Smoje.... -Šta se dogodilo? -A vi čitate ćirilicu! -E pa otkad! Jema već šezdeset godin. -A zašto? -Zato šta je znan. Da znan kineška oli arapska slova, čita bi i kineski i arapski. -Ali ta su slova laživa. -Jednako ka naša. Ne lažu, Luka slova, nego judi, judi lažu.
Miljenko Smoje (Skitan i pitan)
Without thinking it through, I reached out and took her hand in mine, wrapping our fingers around each other’s. Kisa gasped and said, “Luka, what are you doing?” I shrugged. “Holding your hand.” “Why?” Kisa whispered, staring at my thumb stroking her skin. She was so soft. “Because I have to,” I answered honestly, and she seemed to stop breathing for several minutes before exhaling, her long eyelashes fluttering when she looked at me. “Okay,” she whispered, and something warm spread in my chest and down to my stomach. “I…I like it.” I smiled and Kisa blushed again. “Me too. I’m going to hold your hand all the time now. I’m never going to let go.
Tillie Cole (Raze (Scarred Souls, #1))
The wired feeling that started when I left my house has grown into a thrumming, crackling, electrical field. I want to kiss Lukas. I want to dance down the street. There's a reason people get drunk after funerals, and I suddenly know what it is: the flip side of sadness is a dark, devouring joy, a life that demands to be fed.
Hilary T. Smith (Wild Awake)
Naught but love makes magic real.
Salman Rushdie (Luka and the Fire of Life (Khalifa Brothers, #2))
Ia semakin larut ditemani sebatang rokok kretek, bertanya-tanya apakah revolusi sungguh-sungguh bisa terjadi, apakah ada kemungkinan bahwa tak ada manusia yang menindas manusia lain.
Eka Kurniawan
Running along the bank was a white rabbit wearing a waistcoat and looking worriedly at a clock. Appearing and disappearing at various points on both banks was a dark blue British police telephone booth, out of which a perplexed-looking man holding a screwdriver would periodically emerge. A group of dwarf bandits could be seen disappearing into a hole in the sky. "Time travelers," said Nobodaddy in a voice of gentle disgust. "They're everywhere these days.
Salman Rushdie (Luka and the Fire of Life (Khalifa Brothers, #2))
I looked at Lukas. He did not look very pleased, but he did not look very sad either. He was only giving me a considering eye. I was a pig at the market he had decided to buy. He was hoping I fattened up well and gave him many piglets before it was time to make bacon.
Naomi Novik (Spinning Silver)
Menyikapi tragedi hidup ini memang tidak selalu butuh romantisme, tapi juga perlu ketegasan dan keteguhan meski awalnya penuh isak tangis dan luka yang merintih. Dan di sanalah terselip pembelajaran bagi kita untuk menjadi lebih baik. Karena itu, berterima kasihlah dengan masalah yang pernah menghampiri dalam kehidupan kita dan jangan pernah menyesali apa yang telah kita lewati.
Ayu Arman (Kala Perempuan Diuji)
It seems there is no such thing as a purely good deed, a completely right action. Even this task, which i took on for the very best of reasons, involves making choices that are not that "good", choices that might even be "wrong".
Salman Rushdie (Luka and the Fire of Life (Khalifa Brothers, #2))
We should do that,” he whispered. “Wear flowers in our hair?” I was watching the ceremony and not really paying attention to Luka, despite the warmth of his arm. Tobin’s eldest brother, the head of the household since their father’s death some years ago, had come forward. Skarpin had surprised us by being as garrulous and emotional as Tobin and Ulfrid were silent and controlled. His red beard was a sharp contrast to his shaved head, and he had six earrings in each ear, a sign that he was a wealthy landowner. He took the loaf of bread from the priest and began the traditional praising of the bride’s skills. “No,” Luka said. “We should get married.” Now I gave him my full attention. “What?
Jessica Day George (Dragon Flight (Dragon Slippers))
yang aku percaya adalah keseimbangan, tak salah lagi aku selalu mengagumi senja. senja cukup lapang untuk menampung gelap dan cahaya juga duka dan suka secara bersamaan. tak peduli kebaikan atau keburukanmu, suka atau duka. 1 kesalahan saja kita akan selalu mengingat kesakitan itu, tapi aku tidak. yaa mungkin benar senja menyimpan luka. tapi luka hanya sebuah pernik kecil dari rantai bahagia. begitulah senja dalam mataku.
nom de plume
butuh berapa sayatan untuk memusnahkan cinta dari jiwa? butuh berapa tusukan untuk membunuh rindu yg memenjara dalam dada? sekalian kau kuliti saja namamu dari kulit jantung ini, agar terlepas semua tentangmu, dan aku tak mengenangmu lagi suatu waktu
firman nofeki
Smiling at me ruefully, Luka scratched the back of his head. “Yeah, I guess you can.” He sauntered toward the sliding doors. “I’ll be right outside if you need me. Call if you get dizzy.” “You’ll probably just hear a very loud thump.” He frowned at my joke. “Not funny.” “Luka?” He stopped. “Thank you for keeping an eye on me.” “Just…” He tsked. “Just don’t scare me like that again.
Kate Evangelista (Savor (Vicious Feast, #1))
When afterwards he mentioned the names of the Tartars he had got to know on his pilgrimage, like Hallimulabalibay, to which he added a whole string of names he had himself invented, like Valivolavalivey, Malimulamalimey, Lieutenant Lukas could not stop himself from sying: 'I'll kick your backside, you mule. Go on, and be brief and to the point!
Jaroslav Hašek
With every choice, even the choice of inactivity, we must shut the door to a host of alternate futures. Each step we take along the path of fate represents a narrowing of potential, the death of a parallel world. The path of fate was more like a tunnel, and it was constricting about her with ever step she took.
Michael David Lukas (The Oracle of Stamboul)
We’re all the same. We all have the means to save ourselves and carry ourselves home.
T.A. Miles (Darkside (Children of Bhast #1))
All writers, I think, are to one extent or another, damaged people. Writing is our way of repairing ourselves.
J. Anthony Lukas
Tak ada hal yang paling ganjil dari realitas bahwa aku tidak memiliki diriku sendiri. Aku cuma sebatas apa yang orang lain pikirkan. Ini bukan sekedar kata kata yang terselip di dalam benak setiap orang, ini fakta yang ingin kita kubur dalam dalam. Aku tidak sedang berfilsafah tentang makna hidupku sendiri. Aku sedang mengorek luka yang berkecamuk di dalam benak semua orang. Kita pernah menjadi zombie sekali. Dan kita akan menjadi zombie di kesempatan yang lain. Zombie zombie bangkit dari kubur tidak sebagai orang mati. Tidak juga sebagai yang hidup. Mereka adalah perwujudan dari ketidakberdayaan manusia. Mereka menjelma jadi serigala yang lapar dan ingin menghisap darah dari kehidupan. Mereka tak sanggup hidup dalam arti hidup yang sesungguhnya. Mereka mati dalam kehinaan dan kesia siaan.
Titon Rahmawan
Hanya mengingatkan kembali kepada diri ini : Jika kau merasa besar, periksa hatimu. Mungkin ia sedang bengkak Jika kau merasa suci, periksa jiwamu. Mungkin itu putihnya nanah dari luka nurani Jika kau merasa tinggi, periksa batinmu. Mungkin ia sedang melayang kehilangan pijakan Jika kau merasa wangi, periksa ikhlasmu, mungkin itu asap dari amal shalihmu yang hangus dibakar riya'. Ya Allah, dalam dekapan ukhuwah kami memohon lisan yang shiddiq dan hati yang tulus.
Salim Akhukum Fillah (Dalam Dekapan Ukhuwah)
kalau suatu hari kamu bersedih dan hatimu merasa bagai terluka, mungkin aku belum bisa menjadi penghibur sempurna bagimu. kesedihan pasti akan tetap berada di hati dan bergerak mempengaruhi otakmu. dan kalau kamu mengungkapkan bahwa diriku penyebab kesedihanmu, entah bagaimana aku akan meminta maaf padamu. barangkali aku akan memarahi diriku sendiri hingga separuh diriku ikut membenciku. dengan begitu aku berharap kamu bisa melihat betapa penyesalanku telah melukaimu harus kubayar dengan membenci diri sendiri. seandainya hatimu belum menerima penawar itu, aku tahu harus melakukan apa untuk berusaha menyembuhkan hatimu dan mengembalikannya seutuh selayaknya hati bahagia. mintalah apa yang tak bisa aku lakukan, itu akan aku lakukan dengan segala nurani. malam akan aku tantang untuk berhenti mengutari bumi dan matahari aku tahan dari edarannya. kalau kamu sedang sendiri, katakan di mana kamu ingin aku menjemputmu supaya kita bisa berjalan berdua dan menggiring jarum jam melaju lebih kencang. tunjuklah titik kecil di langit malam, aku akan mendekati malaikat dan merayunya agar rela mengantarku mengambilnya dan memberikannya padamu agar menemanimu dan kesepian menjauhimu. kalau kamu sedang sendirian di dekat jendela kamarmu sambil menungguku, lihatlah ke arah utara, angin gunung mengantarkan rinduku buatmu. kalau hari ini kamu adalah diriku, cintailah dengan hatimu
wasiman waz
Saat rintik-rintik itu datang, aku tahu... akan ada hujan yang hadir di antara bening kristal yang menetes perlahan di matanya... Belumkah cukupkah gumpalan awan mendung tinggal di dalam rumah hatiku? Lalu, dari mana sang matahari akan bangun dari lelap tidurnya? Andai aku bisa mengejar kunang-kunang sang pemburu waktu... akan kukunci sisa-sisa hidupku bersama nyanyian hujan. Bahagiaku terbawa angin bersama kumpulan debu menyedihkan. Hancur... tak tersisa sedikitpun tawa yang mengembang di bibir. Sebab tawa itu telah meramu emosi menjadi desakan luka. "Aku pun menyadari ada hidupku yang bias.... Namun, hujan dan kamu adalah cinta!" #NyanyianHujan - @sintiaastarina(less)
Sintia Astarina
PERNIKAHAN ADALAH -1- Pernikahan adalah akad atau ikatan. Akad untuk beribadah, akad untuk membangun rumah tangga sakinah mawadah wa rahmah. -2- Pernikahan adalah akad untuk saling mencintai, akad untuk saling menghormati dan menghargai. -3- Pernikahan adalah akad untuk saling menguatkan keimanan, akad untuk saling meningkatkan ketakwaan, akad untuk mengokohkan ketaatan kepada Tuhan, akad untuk berjalan pada tuntunan Kenabian. -4- Pernikahan adalah akad untuk saling menerima apa adanya, akad untuk saling membantu dan meringankan beban, akad untuk saling menasihati, akad untuk setia kepada pasangannya dalam suka dan duka, dalam kesulitan dan kesuksesan, dalam sakit dan sehat, dalam tawa dan air mata. -5- Pernikahan berarti akad untuk meniti hari-hari dalam kebersamaan, akad untuk saling melindungi, akad untuk saling memberikan rasa aman, akad untuk saling mempercayai, akad untuk saling menutupi aib, akad untuk saling mencurahkan perasaan, akad untuk berlomba melaksanakan peran kerumahtanggaan. -6- Pernikahan adalah akad untuk mudah mengakui kesalahan, akad untuk saling meminta maaf, akad untuk saling memaafkan, akad untuk tidak menyimpan dendam dan kemarahan, akad untuk tidak mengungkit-ungkit kelemahan, kekurangan, dan kesalahan. -7- Pernikahan adalah akad atau ikatan. Akad untuk tidak melakukan pelanggaran, akad untuk meninggalkan kemaksiatan, akad untuk tidak saling menyakiti hati dan perasaan, akad untuk tidak saling menorehkan luka, akad untuk tidak saling menyakiti badan pasangan. -8- Pernikahan adalah akad untuk mesra dalam perkataan, akad untuk santun dalam pergaulan, akad untuk indah dalam penampilan, akad untuk sopan dalam mengungkapkan keinginan, akad untuk berlaku lembut kepada pasangan, akad untuk memberikan senyum termanis, akad untuk berlaku romantis dan selalu berwajah manis. -9- Pernikahan adalah akad untuk saling mengembangkan potensi diri, akad untuk adanya saling keterbukaan yang melegakan, akad untuk saling menumpahkan kasih sayang, akad untuk saling merindukan, akad untuk saling membahagiakan, akad untuk tidak adanya pemaksaan kehendak, akad untuk tidak saling membiarkan, akad untuk tidak saling mengkhianati, akad untuk tidak saling meninggalkan, akad untuk tidak saling mendiamkan. -10- Pernikahan adalah akad untuk menebarkan kebajikan, akad untuk mencari rejeki yang halal dan thayib, akad untuk menjaga hubungan kekeluargaan, akad untuk berbakti kepada orang tua dan mertua, akad untuk mencetak generasi berkualitas, akad untuk siap menjadi bapak dan ibu bagi anak-anak, akad untuk membangun peradaban masa depan. -11- Pernikahan, adalah akad untuk segala yang bernama kebaikan !
Cahyadi Takariawan (Di Jalan Dakwah Kugapai Sakinah)
anjing-anjing buta melolong menangisi lobang-lobang di tembok. melodi, tak lebih dari dalih kesunyian dan cinta. erangan yang memuakkan. percakapan itu terkesan mewah: penyair yang lupa membawa topinya, dan lintingan lisong yang tak mungkin mengerti puisi bila disandingnya bukanlah kopi. oh, betapa luka 300.213 centi itu melebar makin timur, menorehkan nganga tempat nanah menggembung dengan lapisan perih dan bau amis. mobil pikap tua, penuh kangkung dan ibu yang tidur di atasnya, setenang Buddha. jalan terus ke kiri, menyempil di antara truk-truk besar yang tak mau kalah, tetap ngotot meski makin di pojok. masih saja setenang Buddha: tidur yang penuh rahma
Bagus Dwi Hananto (Dinosaurus Malam Hari)
Because if the whole universe could just explode out of Nothing and then just Be, don't you see that the opposite could also be true? That it is possible to implode and Un-Be as well as to explode and Be? That it's possible to implode and Un-Be as well as to explode and Be? That all human beings, Napoleon Bonaparte, for example, or the emperor Akbar, or Angelina Jolie or your father, could simply return to Nothing once they're...done? In a sort of Little, by which I mean personal, Un-Bang?
Salman Rushdie (Luka and the Fire of Life (Khalifa Brothers, #2))
Mengapa kau tanam mawar itu di pinggir jalan Kay? Apakah sengaja, agar semua orang bisa memungut atau pura pura mencintainya? Tapi bukankah kau tahu, tak ada rasa kagum semurah itu?  Seperti semua harapan palsu yang kau tabur di atas ranjangmu. Bunga mawar merah jambu yang mekar sejenak sebelum kemudian layu dibakar waktu. Masih banyak cinta yang sesungguhnya tak kau mengerti, Kay. Apakah cuma itu satu satunya cara untuk membunuh kesendirian dan rasa sepi? Luka parut di dada dan jantung yang perlahan hilang detaknya. Sudah berapa lama engkau merasa jemu dengan rutinitas yang itu itu juga, Kay?  Seperti juga pikiran pikiran dangkal yang akan terus menghantui kita dengan potongan potongan kata dusta. Apakah kesedihan semacam ini yang ingin engkau abadikan? Dari satu frame ke frame yang lain. Dari satu video ke video berikutnya. Cuma untuk menampilkan ingatan yang sudah kau hafal di luar kepala dan senyum getir yang susah payah kau sembunyikan dari dunia. Atau barangkali, itulah caramu untuk mengejek dan mencemooh kami, karena terlanjur terjebak dalam ritual yang menghinakan ini. Ritual memuja ego dan menipu diri sendiri. Sebab harus kami akui, sesungguhnya cuma engkau yang paling murni di antara kita. Cuma engkau satu satunya yang telanjang dan tidak menutup diri dengan topeng kemunafikan.
Titon Rahmawan
Apa yang mungkin engkau yakini sebagai sebuah hukuman, Kay? Bukankah langkah, semestinya tidak meninggalkan jejak yang di kemudian hari ingin engkau ingkari. Kenangan adalah getah yang menitik dari luka sebatang pohon. Sedang ingatan yang terkubur di halaman, adalah tulang tulang yang digali oleh anjing anjing pencuri di malam hari. Siapa yang akan datang untuk mencintaimu dengan wajah yang carut marut serupa itu? Karena tangkapan layar itu tak akan pernah menyatakan kebohongan yang lain selain dari apa yang sengaja engkau niatkan sejak semula, Kay. Apapun yang coba kau sembunyikan dibalik topeng _masquerade_ berenda renda itu selamanya tak akan pernah pergi. Kau tak mungkin jadi bunglon yang cukup pintar menyamarkan ketelanjanganmu sendiri. Sebagaimana waktu telanjur menyerap seluruh kehadiranmu di detik ini, di hari hari yang lampau atau di tahun tahun yang akan datang. Engkau tak akan pernah bisa berpaling darinya. Bagaimana kau bisa merasa yakin pada dirimu sendiri, Kay? Bahwa semua jejak yang engkau tinggalkan itu bukanlah sebuah petilasan kebodohan dan artefak kebohongan? Seperti buah terlarang yang dipetik Eva dari tengah taman Eden yang hilang itu. Ia telah menjelma menjadi labirin di dalam diri setiap anak keturunannya. Ia telah menjelma jadi Pandora, dan kotak laknat yang kemudian mengutuknya menjadi seorang wanita yang kesepian seumur hidup.
Titon Rahmawan
KHASIDAH KHAFI Sungguh di dalam atmaku yang paling debu, aku tak layak mendamba dirimu sebagai kekasih hatiku. Karena engkau kelopak angsoka tumbuh kejora di mataku, dalam bius pesonamu aku tidur dan terlelap. Sementara debu, tak kutahu dengan apa aku harus nyatakan diriku kepadamu? Dalam balut ungu kelam sayapmu kau sembunyikan rembulan. Adakah kupahami engkau di balik hijau sihir kata-kata? Adakah kutangkap dirimu dalam misteri hitam sebait puisi? Seperti lenitrik sungai Alkausar menjangkau jerau jantungmu. Mengalunkan barzanji jauh ke dalam lubuk hatiku. Sekiranya ia mencipta rimbun semak lantana, perih luka atau sepoi pawana. Aku insaf, aku tak pernah memintamu jadi halimun atau kelam bayang-bayang. Ia yang dengan sengaja menyamarkan dirimu dari cerlang bintang atau benderang wajah mentari. Betapa cinta di ujung lidahku luluh untuk apa yang mungkin tak terucap. Biarlah engkau tetap menjadi apa yang tak mungkin aku mengerti. Yang tak terganti oleh rangkaian kata atau untaian sajak. Saat hasrat hati menembus nisbi ruang dan waktu. Merengkuh, mencekau sunyi, mengemas rindu atau redam masa lalu. Menjadi mekar mawar ahmar atau jingga semburat fajar.
Titon Rahmawan
Dreizehn Mann saßen auf einem Sarg, Ho! Ho! Ho! - und ein Fass voller Rum. Sie soffen drei Tage, der Schnaps war stark, Ho! Ho! Ho! - und ein Fass voller Rum. Sie liebten das Meer und den Schnaps und das Gold. Ho! Ho! Ho! - und ein Fass voller Rum. Bis einst alle dreizehn der Teufel holt, Ho! Ho! Ho! - und ein Fass voller Rum.
Michael Ende (Jim Knopf und Lukas der Lokomotivführer)
Untuk setiap belati yang aku torehkan tidak ada yang bisa aku gugat selain diriku sendiri. Hanya dengan menjadi abu sebatang arang bisa mengetahui mengapa ia hadir dan diciptakan. Pikiran mencideraiku, seperti luka yang membusuk dan tak kunjung sembuh. Jari jarinya meraba dalam kegelapan dan ia tidak menemukan apa apa selain kehampaan. Aku tak pernah mengerti, mengapa cinta bisa jadi serumit itu. Seperti benang kusut yang tak kutemukan ujung pangkalnya. Ia tak mampu melukiskan diriku sebagaimana diriku yang sesungguhnya. Ia hanyalah diriku yang lain di dalam pikiran orang orang lain pula. Kita tak akan pernah bisa membuat penafsiran atas perasaan perasaan orang lain. Kita hanya bisa peduli atau tidak peduli. Orang bisa jadi makhluk yang sangat mengerikan. Aku tak ingin menjadi seperti itu. Aku hanya ingin menjadikan diriku sendiri berbeda. Kita tidak ingin berjalan menuju ke satu titik hanya untuk menyatakan bahwa kita pantas untuk diterima, atau atas dasar alasan alasan lain yang dibuat buat. Apakah salah untuk menjadi berbeda, meskipun itu hanya di dalam pikiran kita sendiri? Keseragaman tidak selalu membuat segala sesuatu menjadi lebih baik. Sebagaimana air mata selalu punya muara kesedihannya sendiri sendiri. Ini seperti hidup di dalam mimpi yang hanya punya dua warna. Aku tidak ingin menjadi orang orang semacam itu. Aku tak ingin hidup dari mimpi mimpi orang lain.
Titon Rahmawan
Aku adalah airmata yang terlahir dari rahim ibuku. Aku bukanlah kebahagiaan yang terucap dari kehendak Tuhan. Kehendak yang tidak pernah aku ketahui atau sadari keberadaannya. Aku tak pernah menjelma menjadi sungai, danau atau bahkan laut. Aku bukanlah bianglala yang terlukis dari tangan keindahan. Bukan pula keajaiban matahari yang terbit di pagi hari. Aku adalah burung bulbul yang mati mengenaskan di atas pohon kesedihan. Aku adalah cacing yang dipatuk ayam dipekarangan. Aku adalah luka yang tergores di kulit pohon di halaman kelas lima. Aku adalah kesendirian yang duduk di aula sekolah di sore hari. Bola basket yang memantul ke lantai dan tidak pernah masuk ke dalam keranjang. Sapu ijuk yang tiba tiba beruban karena usia. Aku adalah serangkaian kata tanya yang tak pernah menemukan jawaban. Aku adalah laki laki yang terpenjara oleh ilusi dan pikiran pikiran liarnya sendiri. Aku adalah 0, angka yang terasingkan dari seluruh bilangan cacah. Ia adalah id yang menolak rasa sakit dan menjadikan dirinya kuda binal yang ditunggangi oleh nafsunya sendiri. Ia tak bisa memikirkan hal lain selain rasa lapar yang terpancar dari puting ibunya. Akan tetapi, ia juga adalah seorang serdadu yang kalah perang dan tak tahu arah jalan pulang. Ia adalah aku, air mata yang terlahir dari rahim ibuku.
Titon Rahmawan
Ada luka sumbing serupa gempil bibir poci di hati semua orang. Cacat yang berusaha keras mereka sembunyikan dari dunia. Tapi tak semestinya kita mengenakan topeng hanya demi menutup secebis luka. Tak semua hal mesti kita cerna dengan tatapan mata curiga serupa itu. Maka dari itu, coba dengarkan apa kata Bundamu ini, Nak. Manusia tak perlu harus jadi sempurna agar ia dihargai. Sebagaimana keindahan bisa muncul dari hal kecil dan sederhana. Termasuk apa yang tampak pada selembar kain batik yang lusuh atau cangkir teh yang somplak ujungnya. Kita bisa belajar dari kintsugi, menjadi bijak tanpa harus bergegas menjadi tua; bagaimana menorehkan pernis emas pada sebuah cawan tembikar yang terlanjur retak. Betapa sesungguhnya, sebuah guci porselen yang jatuh, pecah dan bahkan rusak tak berarti kehilangan semua nilai yang dimilikinya. Ketidaksempurnaan tidak akan mengecilkan arti dirimu. Sebab hanya ketangguhanmu melewati bukit penderitaanlah yang akan membuatmu menemukan cahaya kebahagiaan yang sesungguhnya. Bagaimana kamu bisa belajar menghargai kekurangan pada diri sendiri. Bagaimana kamu bisa menerima kesalahan dan bahkan kegagalan. Sebagaimana alam memaknai wabi sabi, ketidak sempurnaan bukan sesuatu yang harus ditolak atau disangkal. Ia mesti disambut sebagai air telaga yang jernih, kesegaran embun di pagi hari, atau aroma petrichor di musim penghujan. Setiap kali engkau jatuh dan menjadi rapuh, engkau bisa merangkaikan kembali serpihan serpihan hatimu. Tak akan pernah kehilangan tujuan yang engkau perjuangkan. Sebab setiap bekas luka seperti juga keringat dan airmata, adalah permata yang lahir dari segenap jerih payahmu. Ia terlalu berharga untuk kamu sia siakan. Manik manik gemerlap yang dapat engkau rangkai menjadi perhiasan unik nan cantik yang akan selamanya jadi milikmu. Jangan pernah takut terantuk batu. Jangan sekalinya jeri dicerca burung. Jangan merasa ngeri terempas badai. Sebab saat nanti engkau sampai ke puncak, kau akan bisa melihat dunia sebagai miniatur lanskap yang permai dan elok untuk dikenang. Karena demikianlah semestinya hidup, ia adalah keindahan yang tercipta dari kekurangan dan ketidaksempurnaan diri kita.
Titon Rahmawan
People ask why my brother killed himself. "Why would such a gifted journalist, whose works have won all the prizes in the world, do such a thing?" "He had so many friends, why would he want to leave them?" "But what about all he had to live for?" In a short space of time, I had a drawerful of articles wirtten by reporters pondering the death of one who, like them, made a living out of trying to sort out the truth, separating fact from conjecture. They were hell-bent on making sense out of this event. When they phoned, I told them they were going to fail. I told them that the problem with suicide is that it is a senseless event. There is no why. But of course that's wrong. There are numerous whys, though it's almost impossible, or unlikely that any single one of them is "the answer" that people want to hear.
Christopher Lukas
Also, on account of the odd relationship between time and space, the people who do manage to time-jump sometimes space-jump at the same time and end up in places where they simply don't belong. Over there, for example," he said as a raucous DeLorean sports car rared into view from nowhere, "is that crazy American professorwho can't seem to stay put in one time, and, I must say, there is an absolute plague of of killer robots from the future being sent to change the past. Sleeping there under that banyan tree is a certain Hank Morgan of Hartford, Connecticut, who was accidentally transported one day back to King Arthur's Court, and stayed there until Merlin put him to sleep for 1300 thirteen hundred years. He was suppsoed to wake up back in his own time, but look at this lazy fellow! He's still snoring away, and has missed his slot.
Salman Rushdie (Luka and the Fire of Life (Khalifa Brothers, #2))
Kesedihan seperti telaga yang hening di dinding ibu. Dinding yang terisak dan mengukir lagi masa kecilku. Seberapa sepinya aku saat itu? Sungguh. Aku tak mengerti, mengapa kubuat dinding itu menangis? Ia sudah seperti rumah bagiku. Tempat aku tidur dan terlelap di malam hari. Tempat aku bermain dengan kesendirianku. Lalu, mengapa aku buat ia menangis? Ada hal hal yang ingin kulupa dari waktu kecilku sendiri. Detik detik yang tidak berarti. Kemarahan yang perlahan hangus dan lalu mengabu dalam hatiku. Walau kini, ia sudah bukan lagi api. Ia sudah menjadi dingin. Tapi, mengapa luka itu masih saja ada di sana? Bukankah aku laki laki yang dibesarkan oleh dinding ibuku? Lalu, mengapa aku berpaling daripadanya? Mengapa aku kenakan topeng itu, hanya untuk melihat ia tersenyum? Aku sudah menjadi lelaki yang lain. Lelaki yang bukan kanak kanak yang ia besarkan dulu. Ada banyak topeng yang kini aku kenakan. Salah satunya adalah kesendirian, yang lain adalah amarah. Aku tahu, aku telah membuatnya bersedih. Dinding itu telah lama menjelma jadi sebatang pohon dengan kulit yang renta, mengelupas di banyak tempat. Rantingnya mulai merapuh dan daun daunnya yang gugur, berserakan di mana mana. Ia bukan lagi pohon yang dulu biasa aku panjat. Bukan, ia tidak sedang menjadi pohon yang lain. Melainkan diriku. Akulah yang kini berubah. Seperti langit biru yang mendadak kelam. Seperti mendung yang menaungi hati yang tak hentinya menangis. Apakah untuk menjadi seorang lelaki, aku harus mengorbankan perasaan perasaanku sendiri? Apakah untuk menjadi seorang lelaki aku harus meninggalkan masa kecilku hanya untuk mendengarkan suara suara orang lain; hardikan, umpatan, cemoohan dan teguran teguran yang seringkali menyakitkan hati. Aku sudah lama sekali tenggelam, mungkin sejak terakhir kali aku terlelap di bawah pohon ibu. Pohon di mana dulu jadi tempatku bernaung. Pohon itu masih ada di sana, sunyi dan sendiri. Berasa jauh tapi pun dekat. Aku terkadang ingin menyentuhnya, seperti aku menyentuh dinding ibu untuk pertama kali. Tapi aku tahu, aku sudah bukan yang dulu lagi. Dan ibu seperti rumah yang merindukan kehadiranku. Ia ingin aku pulang padanya. Tapi entahlah, apakah besok masih cukup ada waktu untukku untuk menjadi diriku sendiri?
Titon Rahmawan
The Fire Bug flared up at that. “You want to know what bugs me?” it said indignantly. “Nobodaddy’s friendly about fire. Oh, it’s fine in its place, people say, it makes a nice glow in a room, but keep an eye on it in case it gets out of control, and always put it out before you leave. Never mind how much it’s needed; a few forests burned by wildfires, the occasional volcanic eruption, and there goes our reputation. Water, on the other hand!—hah!—there’s no limit to the praise Water gets. Floods, rains, burst pipes, they make no difference. Water is everyone’s favorite. And when they call it the Fountain of Life!—bah!—well, that just bugs me to bits.” The Fire Bug dissolved briefly into a little cloud of angry, buzzing sparks, then came together again. “Fountain of Life, indeed,” it hissed. “What an idea. Life is not a drip. Life is a flame. What do you imagine the sun is made of? Raindrops? I don’t think so. Life is not wet, young man. Life burns.
Salman Rushdie (Luka and the Fire of Life (Khalifa Brothers, #2))
Waktu, bukan gugur daun daun yang meninggalkan jejak luka pada ranting yang ditinggalkannya. Juga bukan duri yang menusuk jari dan kemudian meneteskan darahnya ke rerumputan. Engkau tak semestinya menyematkan bekas hangat bibirmu di bibirku lalu pergi dan tak pernah kembali. Adakah cinta yang serupa itu? Masih basah trotoar itu oleh jejak sepatu hujan yang mengenangkan pertemuan kita di alun alun kota. Meski sewindu telah berlalu dan mengubah semua perasaan tersembunyi di dalam lipat sapu tanganmu. Bukankah masih tertera namaku di sana? Tapi sepertinya hujan sudah mengguyur habis semua pikiran, perasaan dan pertanyaan tentang kita. Tak ada lagi kita. Melainkan aku sendiri saja. Berjalan di atas sepatu hujan, menyusuri jalan jalan lengang di tengah kota. Kota kita yang sunyi. Membaca dinding dinding terjal yang membatasi pandangan. Hanya jarak yang tak lagi menyerupai jembatan yang justru memisahkan engkau dariku. Aku di Utara dan kau jauh di Selatan. Jembatan yang dulu kita bangun dari pengharapan dan juga mimpi, terlanjur runtuh ke dalam jurang yang tak terselami oleh kata kata dan tak termaknai oleh puisi. Seperti lukisan pagi yang dulu pernah kukirimkan kepadamu, telah kau buang entah kemana? Dan cinta. Adakah cinta yang seperti itu?
Titon Rahmawan
PUISI CINTA Apakah ia akan mengingat diriku, atas semua potret yang tak pernah usang yang sengaja ia kumpulkan dalam setiap momen kebersamaan kami? Lebih dari semua angka yang aku sendiri tak mampu menghitungnya. Waktu seperti butiran pasir yang merangkai semua kata kata yang di tuliskannya di dalam sebuah buku diary yang ia simpan sendiri. Waktu berjalan seperti tak pernah mengenal masa lalu. Seperti ikan ikan yang bebas berenang di lautan. Burung burung terbang di langit, dan satwa liar yang mabuk di rimba. Waktu yang terhenti pada satu satunya peristiwa, di mana ia menyatakan segenap rasa cintanya hanya padaku. Kepastian yang menghapus semua kebimbangan musim. Ketidakpedulian sejarah. Semua kata kata yang dikumpulkannya menjadi ungkapan abadi dalam hati yang tak mengenal rasa duka atau luka, amarah dan juga kesedihan. Ia tak pernah menghentikan hasratnya untuk terus mencintaiku. Meskipun malam berganti ganti. Hari berubah. Tanggal, bulan dan tahun berlalu. Dan keriput mulai menghantuiku. Mengelupas kemudaanku. Melemparkan hujatan pada semua peristiwa yang seperti ingin menyakiti perasaannya. Menciderai pikirannya dengan semua kemesuman, kejijikan dan ketidak senonohan yang sengaja aku ciptakan untuk membuatnya pergi. Bayang bayang di mana ruang dan cahaya tak lagi hadir pada dirinya. Cakrawala yang perlahan mulai menua, tapi tetap saja setia menunggu cinta yang ditinggalkannya hanya untuk diriku.
Titon Rahmawan
282 Paradoks: Kesucian itu lebih mudah dicapai daripada ilmu pengetahuan, tetapi lebih mudah menjadi orang terpelajar daripada menjadi orang kudus. 283 Hiburan sekadar untuk mengalihkan perhati-an: Engkau memerlukannya! Buka matamu lebar-lebar sehingga gambaran-gambaran segala benda masuk, atau tutuplah matamu sebagai akibat dari kepicikanmu. Tutuplah matamu terhadap segala hall Miliki ke-hidupan batin dan engkau akan melihat keajaiban dari dunia yang lebih baik, dunia baru dengan segala warna dan perspektif yang tak pernah terbayangkan sebelumnya dan engkau akan mengenal Allah. Engkau akan dapat merasakan kelemahan-kelemahan¬mu, dan engkau akan lebih menyerupaimu Allah ... dengan keilahian yang akan membuatmu lebih me¬rupakan saudara-saudaramu sesama manusia, ketika engkau menjadi lebih dekat dengan Allah Bapamu. 284 Cita-cita: supaya aku menjadi balk, dan agar orang-orang lain menjadi lebih balk dari diriku. 285 Pertobatan adalah suatu usaha sekejap. Penyucian adalah suatu usaha untuk seumur hidup. 286 Tak ada sesuatu yang lebih baik di dunia ini, selain daripada hidup dalam rahmat Allah. 287 Kemurnian dalam niat: engkau akan selalu memilikinya, bila engkau selalu dan di dalam segala hal berusaha untuk menyenangkan Allah. 288 Masuklah ke dalam luka-luka Kristus yang tersalib. Di situ engkau akan belajar menjaga indramu, engkau akan memiliki kehidupan batin dan dengan tak henti-hentinya engkau mempersembahkan kepada Bapa penderitaan Allah kita Yesus Kristus dan pen¬deritaan Bunda Maria, untuk menebus dosamu dan dosa semua manusia. 289 Ketidaksabaranmu yang mulia untuk meng-abdi Allah tidak mengecewakan-Nya. Akan tetapi, ketidak-sabaran itu akan menjadi sia-sia bila tidak disertai dengan penyempurnaan yang efektif dalam tingkah lakumu sehari-hari. 290 Memperbaiki diri. Sedikit demi sedikit setiap hari. Itulah yang harus menjadi usahamu yang tetap jika engkau benar-benar ingin menjadi orang kudus.
Josemaría Escrivá
It looks as though your shop is doing well,” Luka said, gazing around. “Could you help me find a gift for a lady friend of mine?” My heart plunged to my green satin slippers, and I had to stare down at Azarte for a minute, petting him hard. Naturally Luka had a “lady friend.” She was probably nobly born: the daughter of a count or a duke. I imagined her having thick dark hair and clear skin, and was bitterly jealous. “Of c-course,” I stammered after a time. “What would she like? A gown? A sash?” If she came in for a fitting, I decided to “accidentally” poke her with every pin. “Hmm, well, she is wearing a lovely gown today,” he said. “Although no sash.” So. He’d already seen her today, and it was not yet noon. I rubbed Azarte’s ears furiously. “What color is her gown?” “It’s sort of green, with more green, and the design looks like stained glass windows,” he said. “It’s very beautiful, like her.” I stopped petting the dog and looked up at him, not sure what I was hearing. “Oh?” My heart thumped painfully. “Yes, so perhaps she doesn’t need a sash after all. No sense gilding the lily.” He gave a melancholy sigh. “But I really would love to give her a very special gift. I was hoping if I did, she might give me a kiss in return, instead of the brotherly hugs I always get instead.” I raised my eyebrows, trying for casual interest even though I could feel my pulse beating in the blood rushing to my cheeks. “I know!” Luka snapped his fingers. “Forget a sash. I’ll give her this!” And with a flourish, he pulled a roll of parchment from his belt pouch. More confused than ever, I unrolled the paper and read. It was a letter from a priest in the Southern Counties, addressed to King Caxel. In it the priest begged for a grant of money. They had recently built a large chapel, the finest that had ever been dedicated to the Triune Gods in that region, and it had only been completed the year before. “But we do need another grant from the crown,” the priest wrote. “For a most heinous act of vandalism has taken place. Our rose-glass window, which illuminates the Triple Altar in glorious colors pleasing to the gods, has been stolen. It was removed from its frame the night before last, and not a pane of it can be found.” “Shardas?” I looked up at Luka with my eyes brimming. “Shardas!” “I have a pair of horses waiting outside,” Luka said. “We can be at Feniul’s cave by nightfall.” I threw my arms around him again, and this time I gave him the kiss he’d been waiting for.
Jessica Day George (Dragon Slippers (Dragon Slippers, #1))