Lihat Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Lihat. Here they are! All 100 of them:

β€œ
Apa pun yang terlihat, boleh jadi tidak seperti yang kita lihat. Apa pun yang hilang, tidak selalu lenyap seperti yang kita duga. Ada banyak sekali jawaban dari tempat-tempat yang hilang.
”
”
Tere Liye (Bumi)
β€œ
jangan marah padaku kalau aku menangis, Hari ini saja Kau boleh lihat sendiri nanti. Kau akan lihat tak lama lagi aku akan kembali bekerja, tertawa, dan mengoceh seperti biasa, aku janji.
”
”
Ilana Tan
β€œ
Mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar, biarkan ia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu. Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri.. Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa.. Keep our dreams alive, and we will survive.. [5cm]
”
”
Donny Dhirgantoro
β€œ
Apa pun yang terjadi di masa lalu, yang aku lihat dari kamu adalah masa depan.
”
”
Moemoe Rizal (Fly to the Sky)
β€œ
Lihat, ini Arok, yang tetap mempertahankan Tumapel. Dia dan pasukannya akan mempertahankannya sampai titik darah terakhir. Bukan karena imbalan uang, emas dan perak dan singgasana. Hanya karena kesetiaan pada janji.
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Arok dedes)
β€œ
Kita tidak boleh mengubah sesuatu yang kita lihat, tetapi kita boleh mengubah diri kita yang melihatnya. Jika kita tak dapat apa yang kita suka, maka langkah terbaik ialah sukalah apa yang kita dapat. Itulah syukur namanya!
”
”
Pahrol Mohamad Juoi (Tentang Cinta)
β€œ
Sebelum mengharap Allah menilai kita dengan baik… didiklah diri menilai orang lain dengan baik terlebih dahulu. Yang penting bukan siapa yang kita lihat tetapi β€˜siapa kita’ ketika melihatnya
”
”
Pahrol Mohamad Juoi
β€œ
Sekali waktu bocah cilik tak lagi sedih karena layang-layangnya robek atau hilang - Lihat, Bu, aku tak menangis sebab aku bisa terbang sendiri dengan sayap ke langit -
”
”
Subagio Sastrowardoyo (Dan Kematian Makin Akrab: Pilihan Sajak)
β€œ
Suara, nyanyian, musik, gunung, pantai, langit, padang pasir, laut yang membuat mereka indah sesungguhnya hal yang tidak kelihatan. Matahari juga tak bisa ditatap langsung oleh mata, tetapi yang membuatnya indah bukan hal yang bisa ditatap langsung oleh mata kan? Selalu ada sesuatu. Sesuatu yang misterius tetapi sangat bermakna. Itulah yang harus kau temukan… Keindahan bukanlah yang kau dengar atau lihat. Keindahan adalah yang kau rasakan. Jauh sampai ke dalam hati.
”
”
Fahd Pahdepie (Rahim: Sebuah Dongeng Kehidupan)
β€œ
Ada kalanya, apa yang kita lihat dari lensa bisa lebih jujur daripada kita melihatnya dengan mata telanjang.
”
”
Orihara Ran (Aidoru no Sekai ni Yoroshiku!: Bunga Sakura yang Mekar di Tokyo)
β€œ
Jangan marah padaku kalau aku menangis.... Hari ini saja.... Kau boleh lihat sendiri nanti. Kau akan lihat tidak lama lagi aku akan kembali bekerja, tertawa, dan mengoceh seperti biasa.... Aku janji.... -Tara Dupont
”
”
Ilana Tan (Autumn in Paris)
β€œ
Bijak terhadap kekurangan dan kesalahan orang lain Berani mengakui jasa dan kelebihan orang lain Lupakan jasa dan kebaikan diri sendiri Lihat kekurangan dan kesalahan diri sendiri
”
”
Abdullah Gymnastiar
β€œ
quote Quotable Quote β€œMimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar, biarkan ia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu. Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri.. Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa.. Keep our dreams alive, and we will survive..
”
”
Donny Dhirgantoro (5 cm)
β€œ
Tatap aku sayang. Lihat aku. Biarpun semuanya hanya kebohongan. Tetapi cintaku padamu itu nyata. Tidak berartikah itu semua kepadamu? Aku membohongimu karena aku mencintaimu, karena aku sangat mencintaimu!" ~Rafael Alexander
”
”
Santhy Agatha (Unforgiven Hero)
β€œ
Lihat dunia dari mata burung atau lihat dari dalam tempurung, yang mana satu engkau pilih?
”
”
Dato' M.Nasir
β€œ
Banyak sekali orang yang doyan kopi tiwus ini. Bapak sendiri ndak ngerti kenapa. Ada yang bilang bikin seger, bikin tentrem, bikin sabar, bikin tenang, bikin kangen... hahaha! Macem-macem! Padahal kata Bapak sih biasa-biasa saja rasanya, Mas. Barangkali, memang kopinya yang ajaib. Bapak ndak pernah ngutak-ngutik, tapi berbuah terus. Dari kali pertama tinggal di sini, kopi itu sudah ada. Kalau 'tiwus' itu asalnya dari almarhumah anak gadis Bapak. waktu kecil dulu, tiap dia lihat bunga kopi di sini, dia suka ngomong 'tiwus-tiwus' gitu," dengan asyik Pak Seno mendongeng. Filosofi Kopi
”
”
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β€œ
Ternyata kamu masih selalu kalah oleh keadaan. Lihat, bahkan memaksa kodok berdiri tegap masih lebih mudah daripada mengakuiku. Karena setiap mereka tanya siapa aku, kamu akan terdiam, paling tidak menarik nafas. Jadi mana mungkin kamu mengundangku datang ke rumahmu yang besar, yang hanya berisikan banyak pertanyaan?
”
”
Zarry Hendrik (Dear Zarry's)
β€œ
Taruh mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yg kamu mau kejar… Kamu taruh di sini… jangan menempel di kening. Biarkan… dia… menggantung… mengambang… 5 centimeter… di depan kening kamu… Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu NGGAK BISA menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apa pun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri… Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu… Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, lapisan tekad yg seribu kali lebih keras dari baja… Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya… Serta mulut yang akan selalu berdoa
”
”
Donny Dhirgantoro
β€œ
Jangan arahkan sudut pandangmu pada sesuatu yang belum tentu bisa kau lihat. Itu hanya akan melemparkanmu pada keterasingan dimana rasa syukur sering hanya sebatas ujung lidah.
”
”
Asma Nadia (Love Sparks In Korea (Jilbab Traveler))
β€œ
Aku bilang kamu nggak cerdas menyikapinya" begitu Scott menanggapi keluhanku, "Karena kamu tidak jadikan dia istimewa. Ini soal apa yang kamu beri dan apa yang kamu harap akan related pada apa yang akan kamu terima. Jadi pikirkanlah hal itu. Kalau kamu perlakukan dia istimewa, ya kamu akan lihat bagaimana ia akan memperlakukan dirimu.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Lihat dan kau tahu, jika aku ada di jalan yang salah dan kita tak akan pernah bertemu lagi
”
”
Leo Tolstoy
β€œ
Yang kamu lihat bukan semestinya meyakinkan sedang yang kamu yakini itulah yang kamu pasti melihatnya
”
”
Anas K. Hadimaja (Muhammad Akhir)
β€œ
Untuk mengetahui laki-laki itu baik atau tidak, lihat saja shalat shubuhnya. Jika berjamaah di masjid, insyaallah dia orang baik. Sedangkan untuk melihat wanita itu baik atau tidak, lihat saja hijabnya. Jika ia menjaga auratnya dengan baik, insyaallah dia wanita yang baik
”
”
Satria Nova (Jendela Hati: Catatan Nurani Seorang Muslim (Jendela Hati))
β€œ
Perjalanan ini akan mengubah cara kamu melihat sesuatu yang tidak pernah kamu lihat. Kamu akan belajar banyak. Mungkin kamu akan merasa sakit, tapi semua akan berakhir sesuai dengan pilihanmu sendiri.
”
”
Diego Christian (Travel in Love)
β€œ
Manakah yang besar penderitaan kita dengan penderitaan Nabi Adam? Yang di dalam surga bersenang-senang dengan istrinya, lalu disuruh ke luar. Dan manakah yang susah penderitaan kita dengan penderitaan Nabi Nuh, yang menyeru umat kepada Islam, padahal anaknya sendiri tidak mau mengikuti? Sehingga seketika disuruh Tuhan segala ahli kerabatnya naik perahu, anak itu tidak ikut. Malah ikut karam dengam orang banyak di dalam gulungan banjir. Di hadapan matanya! Dan kemudian datang pula vonis Tuhan bahwa anak itu bukan keluarganya. Pernahkah kita lihat cobaan serupa yang ditanggung Ibrahim? Disuruh menyembelih anak untuk ujian, ke manakah dia lebih cinta, kepada Tuhannyakah atau kepada anaknya? Yakub dipisahkan dari Yusufnya. Yusuf diperdayakan seorang perempuan. Ayub ditimpa penyakit yang parah. Daud dan Sulaiman kena bermacam-macam fitnah. Demikian juga Zakaria dan Yahya. Yang memberikan jiwa mereka untuk korban keyakinan. Isa al-Masih pun demikian pula. Muhammad lebih-lebih lagi. Pernahkah mereka mengeluh? Tidak, karena mereka yakin bahwa kepercayaan kepada Tuhan menghendaki perjuangan dan keteguhan. Mereka tidak menuntut kemenangan lahir. Sebab mereka menang terus. Mereka memikul beban seberat itu, menjadi Rasul Allah, memikul perintah Tuhan karena cintakan manusia. Oleh karena itu mereka tempuh kesusahan, pertama membuktikan cinta akan Tuhan, kedua menggembleng batin, ketiga karna rahim yang sayang dan segenap umat.hal. 79
”
”
Hamka
β€œ
Percayalah, kecantikan sejati bukanlah seperti yang terlihat. Kecantikan sejati ada pada apa yang orang tidak lihat dengan mata telanjang, tapi entah bagaimana mereka bisa merasakannya. Perasaan yang menyentuh, yang mungkin sederhana dan tidak berlebihan tetapi terasa menakjubkan. Seperti hembusan angin sejuk. Sentuhan tangan yang lembut, hati yang selalu gembira. Senyuman yang menggetarkan hati, dan tatapan mata teduh yang tidak akan pernah terlupakan. Semua yang malam itu, aku rasakan ada di dalam dirimu.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Aku melintasi kehidupan dan kala. Aku berlayar menembus senja. Kuberanikan diri menulis untuk mengabadikan momen hidup dalam lembaran kertas. Sekali lagi, dengan segala kemampuan yang aku punya. Kau lihat, betapa sederhana tulisanku. Sekali lagi, aku hanya ingin mengabadikan sebuah momen hidup dalam lembaran kertas ini. Sebagai suatu museum kehidupan.
”
”
Iwan Setyawan (Ibuk,)
β€œ
Janganlah langsung menghukumi buruk seseorang dengan apa kita lihat. Sesungguhnya Allah lah yang lebih berhak atas hati setiap hamba-NYA.
”
”
Nounnique
β€œ
Apa yang kamu sering baca, lihat, dan dengar itu yang ada di kepalamu
”
”
septianpn
β€œ
Saat itu ku lihat senja dimana-mana. Di sawah, di jalan raya, di atap rumah, di layar kaca, senja dimana-mana. Pagi, siang, sore, malam, setiap waktu menjadi senja. Ia tak begitu menjadi istimewa. Saat itu ku lihat senja hanya sekedar senja. Senja yang sudah kelebihan kata-kata, kekurangan makna. Sial, Aku merindukanmu lagi.
”
”
silviamnque
β€œ
Hari-hari menyakitkan itu, jangan dilawan Nak! Jangan pernah! Karena kau pasti kalah. Mau semuak apapun kau dengan hari itu, matahari tetap terbit indah seperti yang kita lihat sekarang. Mau sejijik apapun kau dengan hari itu, matahari tetap memenuhi janjinya, terbit dan terbit lagi tanpa peduli perasaanmu. Kau keliru sekali jika berusaha melawannya, membencinya, itu tidak pernah menyelesaikan masalah.
”
”
Tere Liye (Pulang)
β€œ
Cinta itu disaat aku gelisah gak bisa lihat senyum kamu
”
”
LoveinParisSeason2
β€œ
dia cukup muda untuk awas melihat apa yang ada di depan matanya, tapi dia terlalu muda untuk bisa menebak apa yang ada di balik pemandangan yang tampak itu
”
”
Dian Nafi (Matahari Mata Hati)
β€œ
Bagaimana ia bisa mencintai diriku sebegitu rupa. Bukan atas apa yang orang lihat pada diriku. Pada rupa pesona kecantikan yang lugu, polos dan sederhana ini. Pada kecerdasan yang alami, atau kebaikan hati, atau keceriaan yang tidak pernah dibuat buat. Tapi, bagaimana ia bisa merasakannya? Seperti sejuk embun yang mengecup keningnya di waktu subuh. Kehangatan mentari yang bersinar menembus punggung bukit, rimbun dedaunan, dan menembus kisi kisi jendela. Ditingkah riuh suara burung dan kokok ayam jantan menyambut pagi. Perasaan yang barangkali hanya dia yang tahu. Serupa rasa haus yang hanya mungkin terobati oleh kehadiran senyum yang tulus. Yang tidak menjanjikan apa apa, selain daripada cinta dan mungkin juga keabadian. Itulah yang kemudian dinyatakannya padaku lewat sebuah puisi, "Sekiranya kau ijinkan aku mencintai empat orang sekaligus, maka orang itu adalah dirimu, dirimu, dirimu dan dirimu.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
kita bebas, berpikir bahwa kita lah pemeran utama, kita bebas, bercumbu dengan siapa saja yang di sukai, aku tak terbendung, kau tak tertahankan, kita bebas, tak perlu saling mengintip. lihat saja langit,awan yang berarak itu tetap sama, jika akhir adalah permulaan bagi sesuatu yang baru untuk memulai. mau kah kau melewati akhir itu? kau tak perlu risau jika tak mampu, ini berat kembali lah pada dia atau yang seperti dia. aku taklukkan akhir itu, biar kau tau. aku bajingan yang benar-benar berbeda.!!!
”
”
andra dobing
β€œ
Kesedihan telah memaksaku berdiri di ambang kehancuran. Seperti jurang menganga yang setiap hari menelan kemarahanku. Namun aku tidak sedang mengetuk pintu rumah orang hanya untuk meminta belas kasihan. Seperti ibu, aku telah jadi sebatang pohon yang keras kepala. Aku merasa memiliki batang yang kuat dan akar yang kokoh. Walau terkadang, aku masih tergiur untuk menjadi sesuatu yang lain; seperti menara gereja, atau mungkin gapura di pinggir jalan. Ini bukan analogi dari apa yang orang lihat. Karena, tak semua orang bisa memahami kesendirian dan kesedihan orang lain. Walau mungkin orang bisa saja merasakan kehadiran Tuhan saat mereka melihat menara gereja. Dalam sebuah gapura aku melihat gerbang menuju pintu rumah ibu. Ia adalah kerinduan yang tak henti hentinya mengalir. Seperti tetesan hujan yang menitik dari atap yang bocor. Tidak ada satu hal pun yang berubah, kecuali barangkali diriku sendiri. Demikianlah, aku masih berkutat dengan keresahanku sendiri. Memimpikan laki laki perkasa itu terbang ke bulan, menunggangi seekor kuda yang tak lain adalah egonya sendiri. Aku tahu, kesedihan hanya akan memaksaku menjadi orang yang akan aku sesali. Hidup tidak selalu menawarkan kemewahan atau kebahagiaan. Aku hanya ditakdirkan untuk memilih. Dan semoga Tuhan hadir dalam diriku, walau cuma serupa sebatang lilin, dengan kerdip cahaya yang lemah.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Dari Profesor Charlotte ia bisa belajar tentang kekuatan fokus. "Sejak masih remaja, ketika teman-temanku lebih suka belajar menyanyi dan menari, aku tidak. Aku tidak ikut-ikutan mereka. Aku sudah punya cita-cita yang jelas. Kukatakan pada diriku, aku harus jadi profesor di The University of Edinburgh. Aku mulai belajar bahasa asing dengan serius. Salah satu teman sekolahku ketika itu berasal dari Irak. Dia gadis yang cantik dan baik. Ayahnya pengajar di Baghdad University sedang menyelesaikan Ph.D. bidang Kimia di The University of Edinburgh. Aku belajar bahasa Arab darinya. Aku belajar cerita seribu satu malam dengan bahasa Arab darinya. Sejak itu saya tertarik dengan dunia Arab. Dan aku fokus mendalaminya. Kini keinginan saya menjadi kenyataan. Kau lihat Fahri, aku sudah jadi Profesor di The University of Edinburgh.
”
”
Habiburrahman El-Shirazy (Ayat-Ayat Cinta 2)
β€œ
Dalam menjalani hidup ini, Nak, adakalanya kau akan sampai di jalan yang bercabang atau bersimpang. Bila demikian, jangan ragu-ragu memilih cabang atau simpang yang kelihatannya kurang atau jarang ditempuh orang." "Bagaimana kalau nanti kita tersesat?" tanyaku. "Kalau kita tersesat bukan berarti kita akan hilang dalam perjalanan", jawab emak. "Maka jangan ragu-ragu mengambil jalan yang tidak umum. Hasilnya bisa cukup memuaskan ... contohnya lihat apa yang kau alami sekarang. Setelah orang-orang melihat hasil ini, lama-lama mereka akan mengikuti langkahmu dan jalan ini lalu menjadi jalan orang banyak. Tapi kau tetap yang memulai, yang merintis. Ini berlaku baik dalam arti harfiah maupun secara kiasan.
”
”
Daoed Joesoef (Emak)
β€œ
Aku bisa tahan semua rasa sakit tapi aku gak bisa lihat kamu sedih dan kesakitan kayak gini
”
”
LoveinParisSeason2
β€œ
Meskipun hanya bisa kita lihat, kita sentuh, gak peduli kemana hatinya bertambat masih ada yang bisa kita perjuangkan
”
”
LoveinParisSeason2
β€œ
Cinta itu dia gak bisa lihat orang yang di cintai itu tersakiti
”
”
LoveinParisSeason2
β€œ
Cinta itu bagai angin dan udara. Gak akan mampu kita lihat wujudnya tapi merasuk ke dalam lubuk hati yang terdalam
”
”
LoveinParisSeason2
β€œ
Aku memang bukan malaikat. Aku cuma manusia biasa yang punya ego dan harga diri yang punya rasa sakit lihat orang yang aku cintai dimiliki orang lain
”
”
LoveinParisSeason2
β€œ
Kamu lihat apa yang gak aku liat. Kamu rasakan apa yang aku rasakan. Kamu segalanya buat aku
”
”
LoveinParisSeason2
β€œ
Aku ingin lihat kamu senang!" kata Sim sebelum meninggalkan Tinah.
”
”
Iwan Setyawan (Ibuk,)
β€œ
Aku tidak pernah kenyang menelaah kitab. Bila aku mendapatkan sebuah kitab yang belum pernah aku lihat, maka seolah-olah aku mendapatkan harta karun
”
”
Ibn al-Jauzy rahimahullah
β€œ
Di saat aku merenung matamu yang basah, aku lihat ada aku di situ.
”
”
A.D. Rahman Ahmad
β€œ
Tidak ada pemandangan yang lebih indah dari apa yang kita lihat dengan mata baru.
”
”
Colette Gauthier-Villars
β€œ
Jadilah perubahan yang ingin kamu lihat di dunia.
”
”
Mahatma Gandhi
β€œ
Kamu pintar. That goes without question. Kamu cantik. Itu jelas. Dan karena pada waktunya, saya selalu lihat sepatu kamu di musala perempuan.
”
”
Adhitya Mulya Sabtu Bersama Bapak
β€œ
bukan apa yg kita lihat.. tapi tentang bagaimana kita melihatnya,, dan menginterpretasikannya..
”
”
novita agry
β€œ
semakin banyak yang kau lihat, semakin sedikit yang kau tahu.
”
”
John Lennon
β€œ
Mimpi adalah jembatan antara dunia yang kita lihat dan dunia yang belum kita lihat.
”
”
Giovanni Boccaccio
β€œ
Semua yang kita lihat adalah sekilas, semua yang kita tahu adalah sepenggal, dan semua yang kita capai adalah mimpi, dalam cahaya cinta.
”
”
George Bernard Shaw
β€œ
Berhati-hatilah selalu. Di dunia ini ada banyak hal yang kita lihat tidak seperti terlihat. Ada banyak yang kita kenal, tapi tidak seperti yang kita kenal.
”
”
Tere Liye (Komet)
β€œ
Yang jomblo jangan ngenes kalau malam minggu gak sengaja lihat orang pelukan. Paling tidak kita masih memeluk agama(?)
”
”
Vergi Crush
β€œ
Kuhunjamkan pedangku ke bilah dadaMu Kautikam jantungku dengan belati Lihat siapa di antara kita yang abadi!
”
”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)
β€œ
Kita harus menjadi perubahan yang ingin kita lihat dari dunia.
”
”
Mahatma Gandhi
β€œ
apa yang kamu lihat selama ini adalah seluruh yang bisa aku upayakan untuk kita
”
”
Andi Gunawan (Pindah: Ada Indah di Setiap Pindah)
β€œ
Apa yang kau lihat di layar yang berpendar ini, Kay? Serupa senja yang tumbuh dari sebatang pohon di sebuah tempat yang kau bayangkan seperti surga. Cahaya lampu itu menyapu wajahmu dengan warna lembayung dan berkilau seperti sayap kupukupu. Tapi tak ada apapun yang kutemukan pada seri wajahmu selain nafsu yang tertahan dan seulas senyum kemesuman. Persis di puncak penantian dari segala perhatian yang tertuju pada dirimu. Mata yang tak pernah menyadari, bahwa mereka tengah tersesat dalam raga belia yang entah milik siapa. Pada aura kemudaan yang berasa sia sia. Benarkah, telah kau reguk semua kebahagiaan dari wajah wajah tolol yang ditunggangi oleh nafsu alter egonya? Atau barangkali, telah habis kau hirup wangi dari kelopak mawar hitam yang tumbuh di ranjangmu setiap pagi? Sudah lama sekali rasanya waktu berlalu. Seperti ketika kau masih suka nongkrong di cafe sambil meneguk cappucino dari cangkir yang perlahan mulai retak. Sementara laju usia terus mengalir dari tenggorakanmu yang bening bagai pualam. Waktu meninggalkan jejak buta di dalam hand phonemu. Menyisakan tatap mata orang orang yang tak lagi mampu memahami atau menafsirkan apa yang tengah engkau lakukan. Bukankah, mereka tak lagi melihatmu sebagaimana adanya dirimu saat ini atau sepuluh tahun dari sekarang. Tak satu pun dari mereka yang percaya, bahwa saat itu usiamu masih belum lewat dua puluh tahun. Mereka hanya mendamba merah muda anggur kirmizi yang tumbuh di dadamu. Tetapi tak ada satu pun telinga yang sanggup melawan sihir dari gelak tawamu yang terdengar getir. Mata mata bodoh yang tak sanggup melupakan bayangan pisang yang dengan brutal kau kunyah sebagai kudapan di tengah jeda pertunjukan. Benarlah, hidup tak seperti kecipak ikan di dalam aquarium transparan yang tertanam di dinding. Atau air kolam di pekarangan yang seakan menjelma jadi bayangan jemari yang tak henti menggapai gapai. Menjadi gelembung gelembung kekhawatiran yang seakan tak sanggup memahami makna puisi yang sengaja ditulis untuk mengabadikan namamu. Ketauilah Kay, taman yang kau bayangkan itu bukanlah surga yang sesungguhnya. Di sana tak ada sungai keabadian atau pangeran tampan yang sengaja menunggu kehadiranmu. Yang ada cuma kelebat kilat dan hujan airmata hitam. Mengucur seperti lendir laknat yang mengalir dari hidungmu saat kau meradang karena influensa. Di sana tak ada satu hal pun yang menyenangkan, Kay. Hanya sedikit saja tersisa hal hal yang busuk dan menjijikkan, sebagai satu satunya bahan obrolan untuk perintang waktu.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Seperti dinding kamar yang retak dan mulai berlumut, pagar besi yang merapuh oleh noda karat dan daun daun mangga yang luruh di pekarangan rumah, demikianlah kita membaca kehidupan. Begitu banyak kata yang seringkali susah untuk ditafsir seperti "nasib", "kebahagiaan" dan "kesempurnaan". Entah mengapa, Bunda masih berasa gamang saat berjalan di atas tangga batu yang menuju ke ruang tamu di rumah barumu. Serasa mendengar dering suara alarm yang bergelayut di dalam mimpi. Menyibak kabut dan pagi juga. Bukankah kadang kadang kita merasa larut dalam kesunyian, meski riuh jalan raya bersicepat melawan waktu? Meninggalkan jejak langkah dalam segala ketergesaannya. Memaksa kita memungut semua peristiwa yang berhamburan di atas trotoar. Memaksa semua orang menitikkan air mata. Mengapa dalam momen momen serupa itu, kebersamaan dengan orang yang kita cintai justru berasa semakin berarti? Mengapa justru di tengah keramaian, kita bisa merasa begitu kesepian? Begitulah, jarum jam berputar di sepanjang perjalanan berusaha keras mengabadikan semua peristiwa. Mentautkan satu angle dengan angle yang lain, memotret semua kejadian dari mata seekor jengkerik. Menatap tak berkedip gedung gedung megah yang angkuh berdiri, serupa monster monster yang siap merengkuh apa saja; Lautan manusia berjejal keluar dari bandara, kerumunan lalat di atas tumpukan sampah di pasar, kelejat pikiran yang berlari lari mengejar matahari, kebimbangan yang tergugu di pojok terminal, harapan yang terkantuk kantuk di dalam bus kota dan seringai kerinduan akan masa depan yang belum pernah mereka lihat. Apa yang mereka cari? Apa yang mereka kejar, Nak? Sementara ada ribuan etalase dan pintu pintu mall yang terbuka dan tertutup setiap kali. Serupa mulut lapar menganga yang rakus mengunyah dan menelan semua kecemasan dan kegalauan yang bersliweran di balik pendar neon papan reklame. Bagaimanakah mereka -orang orang tanpa identitas ini- bisa menafsirkan takdir, relativitas waktu, dan mungkin juga mimpi?
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Hidup ini adalah perjalanan panjang. Kumpulan dari hari-hari. Di salah satu hari itu, di hari yang sangat spesial, kita dilahirkan. Kita menangis kencang saat menghirup udara pertama kali. Di salah satu hari lainnya, kita belajar tengkurap, belajar merangkak, untuk kemudian berjalan. Di salah satu hari berikutnya kita bisa mengendarai sepeda, masuk sekolah pertama kali, semua serba pertama kali. Dan kini kita penuh dengan kenangan masa kecil yang indah, seperti matahari terbit. Lantas hari-hari melesat cepat. Siang beranjak datang dan kita tumbuh menjadi dewasa, besar. Mulai menemui pahit kehidupan. Maka, di salah satu hari itu, kita tiba-tiba tergugu sedih karena kegagalan atau kehilangan. Di salah satu hari berikutnya, kita tertikam sesak, tersungkur terluka, berharap hari segera berlalu. Hari-hari buruk mulai datang. Dan kita tidak pernah tahu kapan dia akan tiba mengetuk pintu. Kemarin kita masih tertawa, untuk besok lusa tergugu menangis. Kemarin kita masih berbahagia dengan banyak hal, untuk besok lusa terjatuh, dipukul telak oleh kehidupan. Hari-hari menyakitkan. Tapi sungguh, jangan dilawan semua hari-hari menyakitkan itu. Jangan pernah kau lawan. Karena kau pasti kalah. Mau semuak apa pun kau dengan hari-hari itu, matahari akan tetap terbit indah seperti yang kita lihat sekarang. Mau sejijik apa pun kau dengan hari-hari itu, matahari akan tetap memenuhi janjinya, terbit dan terbit lagi tanpa peduli apa perasaanmu. Kau keliru sekali jika berusaha melawannya, membencinya, itu tidak pernah menyelesaikan masalah. Peluklah semuanya. Peluk erat-erat. Dekap seluruh kebencian itu. Hanya itu cara agar hatimu damai. Semua pertanyaan, semua keraguan, semua kecemasan, semua kenangan masa lalu, peluklah mereka erat-erat. Tidak perlu disesali, tidak perlu membenci, buat apa? Bukankah kita selalu bisa melihat hari yang indah meski di hari terburuk sekalipun?
”
”
Tere Liye (Pulang)
β€œ
Saat tidak ada penerangan, (Kesedihan) Buat lah mata-harimu sendiri. dengan mengingat sejarah terang yg kau lihat di hari hari yang kau lalu dari matamu. keringkan air asin itu dgn Mata-harimu.
”
”
Mister one
β€œ
Kadang – kadang kita bisa suka sama cewek yang kita lihat kekurangannya dia tapi kita cuman lihat dari sisi itu doang, kita gak bisa lihat kelebihan dia, itu yang membuat cinta itu jadi Sempurna
”
”
LoveinParisSeason2
β€œ
Aku jadi bertanya-tanya, apakah bintang-bintang bersinar supaya suatu saat nanti masing-masing kita dapat mencari bintangnya sendiri? Coba lihat planetku. Ia tepat di atas kita... Tapi alangkah jauhnya!
”
”
Antoine de Saint-ExupΓ©ry (The Little Prince)
β€œ
Percayalah, hal yang paling menyakitkan di dunia bukan saat kita lagi sedih banget tapi nggak ada satu pun teman untuk berbagi. Hal yang paling menyakitkan adalah saat kita lagi happy banget tapi justru nggak ada satu pun teman untuk membagi kebahagiaan tersebut. Tapi, ada yang lebih celaka lagi, yaitu ketika kita justru seneng banget pas lihat teman susah, dan sebaliknya terasa susah banget di hati pas lihat teman lagi senang. Hiks! (156)
”
”
Tere Liye (Berjuta Rasanya)
β€œ
Akan tetapi, di situlah letak paradoksnya. Kita tak bisa menghakimi pengalaman tanpa sebuah penalaran. Tanpa berpikir, betapa busuk dan hancurnya hidup seseorang. Betapa tersiksanya batin pengidap paraphilia. Terasingkan oleh kondisi yang melatari dorongan, fantasi, perilaku seksual yang berulang dan intensif. Terjebak oleh keterlibatan yang mendalam terhadap objek, aktivitas dan situasi yang menimbulkan distress. Oleh beban perasaan hina dan tercela. Kisah di balik petualangan para penjahat kelamin. Rahasia batin para pelacur. Kesenangan dan penderitaan tersembunyi para pencuri lihat, eksibisionis, bestialis, gay, lesbian, froteuris, pedofilia, pelaku hubungan yang dianggap menyimpang. Mereka yang sudah terlanjur ditenggelamkan oleh ejekan, cemoohan, hujatan dan hinaan yang tak kurang kasarnya. Pastilah orang menolak tanggung jawab atas apa yang tidak mereka perbuat. Orang lebih suka pergi menjauh. Menanggalkan simpati. Menghapus kemanusiaan. Tapi memang demikianlah, jauh lebih mudah untuk menilai daripada mencoba menyelami apa yang orang lain pikirkan dan rasakan. Haruskah nilai nilai kemanusiaan dibenturkan dengan agama, etika dan moralitas?
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Ngama Adat, heee, Polli sama Mantir ingin tolong," ujar Mana Sambur. "Ha? Apa tidak tahu adat?" Bentak si Kakek. "Tidak lihat yako sedang apa? Pamali Keha yang memberi keselamatan. Opulastala yang menentukan segala. Jangan agungkan manusia.
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Perawan Dalam Cengkeraman Militer)
β€œ
Mungkin kau kehilangan sosok yang berharga bagimu, tapi itu bukan berarti kau tidak bisa bahagia lagi. Seperti kau lihat di luar sana, bisa saja hujan salju terus menerus sepanjang hari, tapi tidak akan selamanya kita akan dihadapkan pada hujan salju. Musim akan berganti, begitu juga hidupmu. Ya, Hyung tahu, hidup kita tampak sangat kacau sekarang, tapi akan selalu ada jalan untuk melewati semuanya. Bisa jadi kita terluka lebih lama dari yang kita inginkan, tapi Tuhan akan selalu membantu kita mencari jalan untuk bertahan.
”
”
Ida R. Yulia (Andante Part 1: The Fallen Wings)
β€œ
Bapak pernah dengar ini. You can buy clock sir, but not time. Waktu tak bisa diulang. Pembelajaran untuk lebih waspada esok lusa,” jawab sosok yang memperkenalkan diri dengan nama Julia. β€œLagipula uang bukan segalanya, Pak. Ada banyak hal yang tak bisa dibeli dengan uang. You can buy blood, but not life. Lihat betapa banyak mereka yang punya uang dan kekuasaan, tapi tak pernah merasa puas. Sebaliknya mereka yang hidup bersahaja, merasa kaya. Karena syukur tak pernah lepas dari hatinya,” sahutnya makin antusias. (Bidadari Jalanan, Dunia Tanpa Huruf R)
”
”
Yoza Fitriadi (Dunia Tanpa Huruf R)
β€œ
Kadang-kadang kita tak boleh percaya kepada yang kita lihat, kita harus percaya kepada yang kita rasakan. Dan jika ingin orang lain percaya kepada kita, kita harus merasa bahwa kita dapat mempercayai mereka juga--bahkan meskipun kita sedang dalam kegelapan. Bahkan ketika kita sedang terjatuh.
”
”
Mitch Albom (Tuesdays with Morrie: An Old Man, a Young Man, and Life's Greatest Lesson)
β€œ
Went people die they won't suffer anymore" itu penggalan kalimat yang diucapkan Scott padaku. Entah kapan ia mengucapkan hal itu aku tidak mampu mengingatnya. Aku kira bukan waktunya yang penting, melainkan apa maksud dibalik kalimat yang ia ucapkan. Aku juga lupa, apakah ia mengucapkan kalimat itu dalam diri Jim saat jantungnya terhenti ketika ia tengah berendam di dalam bathtube di apartemennya di Paris? Atau mungkin pula ketika ia masih bercokol dalam tubuh Dwi Retno saat ia mulai mengiris pergelangan tangannya sendiri dengan sebilah silet. Atau barangkali saja, saat ia tengah bergelut dengan sakratul maut dalam tubuh Ruh. Tentang bagaimana aku mengingatnya masih serupa khayalan atau mimpi yang bercampur aduk dengan rupa rupa realitas. Tapi yang jelas, ada begitu banyak momen di mana aku berasa begitu dekat dengan kematian. Kematian bapak, lalu kematian ibuk dan kemudian kematian Ruh. Kematian itu sendiri mungkin saja telah mengakhiri semua penderitaan mereka di dunia ini, tapi yang jelas bukanlah penderitaanku. Betapa selama ini aku tenggelam dalam sebuah keyakinan, bahwa penderitaan manusia yang terbesar adalah karena kemelekatan mereka pada dunia ini. Dan keberadaan Scott dalam hidupku sungguh sungguh menegaskan segala hal itu. Mulai dari gambaran yang ia lihat dalam momen kematian seorang Indian yang mengalami kecelakaan di sebuah jalan berdebu di gurun Minessota. Lalu bersambung dengan momen saat Dwi Retno mencoba mengakhiri hidupnya sendiri dengan silet dan memuncak dalam detik detik ketika maut menjemput Ruh.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Aku tidak percaya bahwa hidup sudah dijatah. Kita memang orang miskin, orang-orang yang dianggap terkutuk! Menyusahkan. Tapi kau lihat, bagaimana berbinarnya orang-orang kaya melihat kita? Karena kita bisa diupah semaunya, kita mau bekerja apa saja untuk bisa makan. Aku tidak mau kau suruh mempercayai pikiranmu!
”
”
Oka Rusmini
β€œ
Menurutku," ucap Ian setelah menimbang-nimbang jawaban seperti apa yang akan diberikannya. "Penjelasan yang masuk akal adalah seorang pria tidak mencintai seorang wanita karena dia cantik, tapi wanita itu terlihat cantik karena dia mencintainya. Kau pernah lihat 'kan, ada pria-pria yang kalian para wanita anggap tampan, tapi memiliki pasangan yang biasa-biasa saja. Terlihat tidak pantas untuknya. Sesuatu yang seperti itu. Karena pria itu mencintai wanita tersebut, di matanya pasti wanita itu cukup cantik untuk membuatnya berpikir bahwa... dia tidak keberatan untuk menatap wajah yang sama setiap harinya. Kebanyakan wanita sepertinya tidak memahami hal ini.
”
”
Yuli Pritania (CallaSun)
β€œ
Veljet, kun jÀtkÀ on kuollu niin se on kyllÀ ihme paikassa. Juma, mÀ toivon ettÀ kun mÀ joskus kuolen niin mun lihat kumotaan johonkin jokeen tai johkin. Mihin vaan mut ei mihinkÀÀn saatana hautausmaahan. Hyypiât tulee ja pistÀÀ jonkun pensaan jÀtkÀn mahan pÀÀlle sunnuntaisin, ja skeidat. Kuka hullu nauttii kukkasista kun on saatana kuollu? Ei kukaan.
”
”
J.D. Salinger (The Catcher in the Rye)
β€œ
Gagasan-gagasan mengenai teori sains yang sudah disebutkan menganggap kita adalah sosok rasional yang bebas mengamati alam semesta sebagaimana kita kehendaki dan mengambil kesimpulan logis berdasarkan apa yang kita lihat. Dalam skema seperti itu, masuk akallah menganggap bahwa kita bisa terus maju mendekati hukum-hukum yang mengatur alam semesta kita.
”
”
Stephen Hawking (A Brief History of Time)
β€œ
Kita tuh selalu jadi manusia yang terpisah dari manusia lain. Artinya, kita bisa nentuin sendiri apa yang mau kita lakuin, enggak mesti terkekang sama izin dari orang lain yang bahkan enggak paham apa tujuan kita ngelakuin itu. Kebahagiaan kita tersembunyi di balik itu, tapi orang lain ngelihatnya cuma dari permukaanβ€”cuma dari apa yang mereka mau lihat.
”
”
Vinca Callista (Kilah)
β€œ
Jangan pernah menangkap kupu-kupu. Mulanya makhluk kecil itu merayap untuk waktu yang lama sebagai ulat di pohon, dan itu bukan kehidupan yang menyenangkan. Kini, dia baru saja punya sayap dan ingin berterbangan di udara dan bersenang-senang, mencari makanan di dalam bunga dan tidak melukai siapapun. Lihat, bukankah lebih enak melihatnya berterbangan di sana?
”
”
Multatuli (Max Havelaar, or the Coffee Auctions of the Dutch Trading Company)
β€œ
Berani lihat? Berani bayangkan? bagaimana diri kalian yang telah hancur dikoyak kesedihan itu berwujud.. berani bayangkan? Wajah lelah penuh luka yang telah habis disayati sembilu itu berupa. Melihat dirimu mati setiap malam untuk terlahir kembali esok pagi sebagai anak haram kebahagiaan.. Hidup hanya mengajarkan 1 hal, tidak lebih. Ia mengajarkan dengan baik tentang apa itu β€˜kehilangan’.
”
”
Ayudhia Virga
β€œ
Kita tidak tahu apa yang terjadi pada saat ini di tempat-tempat yang terletak lebih jauh di alam semesta: yang kita lihat dari galaksi-galaksi nan jauh meninggalkan galaksi-galaksi itu jutaan tahun lalu, dan dalam kasus benda paling jauh yang pernah kita lihat, cahaya dari sana berangkat sekitar delapan miliar tahun lalu. Jadi, ketika kita memandang alam semesta, kita sedang memandang masa lalu.
”
”
Stephen Hawking
β€œ
Kadang sebuah kelompok kurang cerdas dibanding seorang individu. Lihat saja orang-orang: satu persatu mereka bisa sangat pintar, tapi gabungkan mereka dalam satu kelompok yang tidak terorganisir bisa menimbulkan huru-hara, terutama jika ada insiden yang menghasut. Di lain kesempatan sebuah kelompok menunjukkan perilaku yang lebih pintar daripada seorang individu, seperti yang terjadi di sini dengan para semuat atau sekawanan lebah.
”
”
Arthur Conan Doyle
β€œ
Aku jatuh cinta sama kamu, setiap saat aku lihat kamu tersenyum, kamu adalah wanita yang paling hebat yang aku ketahui selain mamaku, kamu gak akan pernah menunjukan kepedihan kamu, seberapa besar penyakit yang kamu hadapi, kamu selalu hadapi dengan tersenyum bahkan senyum kamu itu sudah meruntuhkan semua keangkuhan aku, orang – orang bilang kalau kita hanya memiliki 1 kali kesempatan untuk mencintai orang tapi bagi aku salah, Aku selalu jatuh cinta sama kamu setiap kali aku melihat kamu tersenyum” - Reno
”
”
LoveinParisSeason2
β€œ
Di lorong sebuah rumah sakit yang telah sepi, ketika malam telah merangkul bumi, seorang anak perempuan kecil yang buta memanjatkan sepenggal doa yang mengharukan, "Kalau Tuhan Cuma mau mengabulkan satu permintaan saja, tolong kabulkan permintaan Pinta! Jangan permintaan Ari! Ari selalu berdoa supaya Pinta bisa lihat lagi. Tapi Pinta sudah lama buta. Buta terus juga nggak apa-apa. Sama saja. Tapi Ari biasanya bisa lihat. Bisa ngomong. Bisa ketawa. Bisa cerita. Tolong, Tuhan, suruh Ari bangun! Ket: Pinta adalah nama anak perempuan tsb. In the empty hospital hall, when the night had embraced the world, a blind little girl uttering a touchy pray, β€œIf You only gonna grant one wish only, please grant Pinta wish! Don’t grant Ari’s wish! Ari always pray for Pinta to be able to see again. But Pinta have been blind for a long time. Blind forever is okay. Nothing changes. But Ari usually able to see. Able to speak. Able to laugh. Able to tell story. Please, God, told Ari to wake up! note: Pinta is the little girl name. I translate it by myself. sorry for bad grammar.
”
”
Mira W.
β€œ
Aku selalu berpikir tentang laki laki. Yang aku kenal atau pun yang tidak. Akan tetapi, aku mungkin saja tidak memikirkan mereka. Banyak laki laki cerdas dan menyenangkan. Tapi tak sedikit pula laki laki bodoh yang menjemukan dan membosankan. Laki laki yang tak pernah membaca buku, tak pernah mendengarkan musik, tak pernah nonton film. Laki laki botak yang tidak menarik. Laki laki yang jadi suami ibuku. Laki laki kurus yang membesarkanku. Laki laki ramah yang menyapaku di jalan. Laki laki tua yang menyenangkan dan mengajakku ngobrol di taman. Laki laki muda yang mencuri lihat untuk mengambil sesuatu dari diriku. Laki laki berkumis yang berpikir diriku terlalu sexy. Laki laki yang tidak punya pikiran lain kecuali mencari kesempatan untuk mengajakku tidur. Laki laki gombal. Laki laki palsu. Laki laki yang mengejar ngejar diriku. Laki laki yang sama sekali tak peduli pada penampilanku. Laki laki gembrot berkacamata. Laki laki pengantar makanan, supir gojek, pengangkut barang barang di terminal. Laki laki yang aku temui di media sosial. Laki laki yang setiap malam mengirim pesan pesan mesum. Laki laki yang mengajakku video call. Laki laki hidung belang yang menggodaku. Laki laki yang berusaha menjadikan diriku selingkuhannya. Laki laki biasa dan luar biasa. Laki laki istimewa. Laki laki yang dulu pernah aku cintai dan tak bisa kuhapus dari ingatan. Laki laki yang aku benci karena pergi meninggalkanku. Laki laki yang kepadanya ingin aku serahkan seluruh hidupku. Laki laki yang memintaku jadi istrinya. Laki laki yang aku nikahi. Laki laki yang jadi bapak anak anakku. Laki laki yang tak bisa hidup tanpaku. Laki laki yang selalu ingin tahu apa yang aku pikirkan. Laki laki baik yang tak pernah membenci siapa pun. Laki laki yang tak pernah lahir dan tak pernah ada.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Tradisi Islam-Arab kita masih sangat membutuhkan kerja keras intelektual yang sistematis lewat kajian cemerlang sehingga dapat menyajikan nilai-nilai budaya Arab orisinal yang bersih dari berbagai kesesatan pemikiran dan penyimpangan akidah kepada generasi saat ini. Sudah barang tentu upaya pengkajian ini harus diawali dengan penyelarasan antara segi-segi maknawi pada tradisi tersebut dengan panduannya yang berasal dari kalangan intelektual terkemuka sehingga tidak lagi terjadi apa yang sering kita dengar dan sering kita lihat tentang eksploitasi tradisi yang berakhir pada kesia-siaan dan suatu saat hanya menjadi beban kekecewaan.
”
”
Yusri Abdul Ghani Abdullah (Historiografi Islam: Dari Klasik Hingga Modern)
β€œ
Apa yang lebih menyedihkan daripada kehidupan kanak-kanak yang sengsara, apa yang lebih sengsara daripada anak-anak yang semuda itu harus menanggung kepahitan hidup? Dan gadis-gadis terutama sangat susah hidupnya, karena mereka telah berada di tempat dimana alam setiap hari diperkosa. Bukankah itu memperkosa kodrat alam namanya, apabila perempuan harus tinggal dengan damai serumah dengan madunya? Sungguh, anak bangsa itu sendiri, orang perempuan harus memperdengarkan suaranya! Masih akan dapatkah dengan tenang orang mengatakan "keadaan mereka baik" kalau orang melihat dan mengetahui semuanya, yang telah kami lihat dan kami ketahui itu?
”
”
Sulastin Sutrisno (Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya)
β€œ
Maka dari itu kita lihat bahwa perkembangan β€œpengajian Melayu” ini semenjak timbulnya institusi2 ilmiah di Semenanjung Tanah Melayu hanya menyentuh soal kedaerahan; soal pengkajian persuratan Melayu, menganjurkan perkembangan tulisan Rumi, penumpuan kepada bidang antropoloji dan linguistik yang sempit, penumpuan kepada hal2 yang se-olah2 membantutkan pengajian Melayu, menjadikannya se-olah2 sebahagian dari pengkajian kebudayaan2 yang belum dewasa. Hal yang demikian juga telah mengakibatkan timbulnya golongan pujangga dan penuis yang telah bertindak memutuskan diri dari yang lampau sebab yang lampau itu digambarkan sedemikian buruknya. Dan seterusnya, inilah yang menimbulkan masalah kekurangan pengetahuan kita dewasa ini.
”
”
Syed Muhammad Naquib al-Attas (Buku Panduan Jabatan Bahasa dan Kesusasteraan Melayu)
β€œ
Pada zahirnya setiap golongan cuba mempertahankan atau menerangkan Tuhan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang disanjung secara terpisah kerana kekurangan pemahaman yang padu dan jelas tentang pandangan alam al-Quran. Justeru itu kita lihat golongan Muktazilah mempertahankan keesaan dan keadilan Allah dengan mengorbankan sifat Maha Pemurah dan Maha Pengampun-Nya; sementara ahli falsafah pula mengecilkan-Nya kepada satu prinsip tanpa makna yang terputus daripada makhluk-Nya dan sejarah. Golongan Mutakallimun yang pada umumnya mendokong aspek kekuasaan dan iradah-Nya mengalami kesukaran untuk menyelaraskan hal ini dengan kenyataan al-Quran tentang kebebasan dan tanggungjawab insan. Golongan ahli tasawuf yang berusaha memperoleh hubungan erat dengan Tuhan, yang mana merupakan ideal al-Quran pula, lemas dalam perjuangan 'haloba' (yang mementingkan diri) yang mengabaikan semua perhatian sosiopolitik. Walhal keprihatinan sosiopolitik yang dapat dijelmakan dengan sempurna merupakan kandungan penting dalam kejayaan dan ketakwaan Islam. Beberapa golongan Ahli Sunnah wal Jamaah yang mengajar keterangan al-Quran secara harfiah yang ketat terjebak dalam kesulitan antromorfisma yang merbahaya yang menafikan kenyataan al-Quran yang paling mustahal tentang Allah. "Tidak ada satu pun yang serupa dengan-Nya." (Surah al-Syuura 42:11) atau "Tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya." (Surah al-Ikhlas 112:4)
”
”
Wan Mohd Nor Wan Daud (Konsep Ilmu dalam Islam)
β€œ
Jangan ceritakan pada dunia tentang aib yang telah aku buat. Sebagaimana cangkang telur yang pecah dan menguarkan kebusukan yang tak bisa aku tutupi. Tapi semestinya aku bersyukur atas telur yang telah menetas itu. Bagaimana hendak kusembunyikan sebuah rahasia di balik puisi muram dan berdebu ini? Bagaimana hendak aku tutupi kendi yang sudah terlanjur retak? Aku sama sekali tak berniat melewati pintu berliku dan labirin yang membingungkan. Bukan pula menyembunyikan kebenaran di dalam balutan frasa dan metafora yang pada akhirnya akan tersingkap dengan sendirinya. Melainkan dalam cangkang telur yang getas dan bakal pecah sewaktu waktu. Telur yang rapuh itu menggelinding kesana kemari dan mengacaukan perasaanku. Diam diam aku berusaha menanam rumpun semak berduri di tempat yang tersembunyi agar orang tak mencuri lihat petaka yang dihasilkannya. Namun ia bukanlah cemar melainkan kebaikan. Jemari kecil yang menyentuh naluri seorang ibu. Ia bukan lagi sebuah misteri yang mesti disembunyikan dari dunia. Ia tidak hadir sebagai aib, cela atau kenistaan. Ia adalah berkah, ia adalah rasa syukur. Ia adalah curahan rahmat yang menjadikan dirinya utuh sebagai seorang manusia. Ia tidak terlahir untuk aku tangisi. Tidak juga hadir untuk aku sesali. Sebab ia adalah amanah yang Tuhan titipkan kepada diriku. Jadi bukan jalan itu yang mengantarku menjemput tali pertalian nasib. Antara diriku dan jabang bayi yang bersemayam dalam perutku. Melainkan pintu yang sengaja dibukakan Sang Takdir bagiku. Pintu yang tak seharusnya aku tolak. Pintu yang tak semestinya aku tutup kembali. Di usiaku yang belia ini aku mesti belajar lagi arti tawadhu, aku mesti merendahkan diriku tak lebih dari sebutir debu. Meletakkan keangkuhan dan kesombonganku sebagai zarah di bawah telapak kaki kebenaran. Peta di mana telah kuterakan jalan yang seharusnya aku tempuh. Jalan kerikil berbatu yang telah aku pilih sendiri. Aku tahu kakiku akan berdarah-darah nanti saat melewatinya. Namun demikianlah, aku tiada dikurangkan namun justru dengan kehadiran bayi itu, ditambahkannya sebuah nikmat karunia yang sungguh tiada terperi. Tiada lagi yang harus aku ingkari. Tiada satu pun yang mesti aku sia siakan. Aku bahkan tak bisa undur dari jalan yang seharusnya kutempuh. Aku mesti belajar memetik hikmah dari kesalahanku sendiri. Siap atau pun tidak. Aku tak bisa kembali memutari jalan yang sama. Jalan yang seakan gelap tanpa lampu penerang. Namun itulah jalan satu satunya, agar aku bisa memantaskan diriku untuk menjadi seorang ibu.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Song for Glenda Nak, bolehkah aku duduk di sini menemanimu, di antara meja dan kursi yang dingin dan senyap ini? Aku tak hendak memulai percakapan tentang hujan, melainkan akan aku ceritakan padamu sebuah mimpi; Adalah seekor tukik yang terpuruk di dalam pasir di sebuah pantai yang tersembunyi. Dia tengah merindukan sebuah rumah nan indah, serupa bayangan laut yang dulu pernah ia tinggali bersama ayah dan ibunya. Tetapi ia lupa di mana. Rumah itu berasa jauh dan tak tergapai dari dalam ingatannya. Jadi, pergilah ia masuk ke dalam sebuah mimpi. Saat ia menggigil kedinginan karena demam dan ayahnya datang mengunjunginya, membawa selembar selimut dari lumut dan terbang bersama angin puting beliung yang berhembus entah dari mana. Ia tahu, ia merindukan semua peristiwa yang mengekalkan ingatannya pada arti kebahagiaan. Ia tidak ingin lagi merasa sedih atau sendirian. Tapi ia tak menemukan apapun di masa lalunya, selain sebuah ceruk berupa lobang menganga yang tidak menawarkan apa apa selain kegelapan. Ia tidak bisa melihat wajahnya sendiri. Bukan seulas senyum atau bahkan mata yang bening menerawang yang tergambar dalam mimpinya. Cuma bayangan muram dari hati yang pedih, rasa sakit dan mungkin juga amarah. Entah mengapa, ia tak ingin lagi menoleh ke belakang, tapi ia tak sanggup melakukannya. Tiap kali ia memalingkan muka, yang ia lihat adalah sebuah bandul jam yang bergerak dari kanan ke kiri dan penunjuk waktu yang berjalan mundur selangkah demi selangkah. Ia jadi ingin menyakiti dirinya sendiri, dengan hunjaman pecahan batu karang dan jarum jarum tajam serupa duri duri bulu babi. Ia kehilangan semua kosa kata cinta yang pernah diajarkan oleh ibunya dulu. Semua kalimat doa yang seakan terpaksa ia panjatkan hanya untuk memahami apa arti keberadaan dirinya sendiri. Mengapa semua makhluk harus hidup, hanya untuk menyelami makna penderitaan? Ia hanya seekor tukik yang tak tahu bagaimana mesti menyikapi alam liar di luar sana. Tak tahu menafsir rasa khawatir di balik ancaman teriakan burung camar, atau barangkali juga resah gersik pasir yang tak mengisyaratkan apa apa selain sunyi. O dunia yang centang perenang ini, mengapa kini jadi begitu menakutkan dan tidak bersahabat. Namun demikianlah, mimpi itu mesti berakhir. Saat ditemuinya senyap mencumbu tepian laut dan ombak yang bergelora tak henti hentinya bernyanyi. Tiba tiba saja, ia tak lagi merasa sendirian. Tiba tiba saja, ia merasa belaian tangan Tuhan menyentuh tempurung rentan di punggungnya. Dan kemudian ia melihat, matahari angslup perlahan, saat Tuhan membelah lautan hanya dengan sebuah senyum.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Mama, Mama pernah berbahagia?" "Biar pun pendek dan sedikit setiap orang pernah, Ann." "Berbahagia juga Mama sekarang?" "Yang sekarang ini aku tak tahu. Yang ada hanya kekuatiran, hanya ada satu keinginan. Tak ada sangkut-paut dengan kebahagiaan yang kau tanyakan. Apa peduli diri ini berbahagia atau tidak? Kau yang kukuatirkan. Aku ingin lihat kau berbahagia." Aku menjadi begitu terharu mendengar itu. Aku peluk Mama dan aku cium dalam kegelapan itu. Ia selalu begitu baik padaku. Rasa-rasanya takkan ada orang lebih baik. "Kau sayang pada Mama, Ann?" Pertanyaan, untuk pertama kali itu diucapkan, membikin aku berkaca-kaca, Mas. Nampaknya saja ia terlalu keras. "Ya, Mama ingin melihat kau berbahagia untuk selama-lamanya. Tidak mengalami kesakitan seperti aku dulu. Tak mengalami kesunyian seperti sekarang ini: tak punya teman, tak punya kawan, apalagi sahabat. Mengapa tiba-tiba datang membawa kebahagiaan?" "Jangan tanyai aku, Ma, ceritalah." "Ann, Annelies, mungkin kau tak merasa, tapi memang aku didik kau secara keras untuk bisa bekerja, biar kelak tidak harus tergantung kepada suami, kalau ya, moga-moga tidak, kalau-kalau suamimu semacam ayahmu itu." Aku tahu Mama telah kehilangan penghargaannya terhadap Papa. Aku dapat memahami sikapnya, maka tak perlu bertanya tentangnya. Yang kuharap memang bukan omongan tentang itu. Aku ingin mengetahui adakah ia pernah merasai apa yang kurasai sekarang. "Kapan Mama merasa sangat, sangat berbahagia?" "Ada banyak tahun setelah aku ikut Tuan Mallema, ayahmu." "Lantas, Ma?" "Kau masih ingat waktu kau kukeluarkan dari sekolah. Itulah akhir kebahagiaan itu. Kau sudah besar sekarang, sudah harus tahu memang. Harus tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sudah beberapa minggu ini aku bermaksud menceritakan. Kesempatan tak kunjung tiba juga. Kau mengantuk?" "Mendengarkan, Ma." "Pernah Papamu bilang dulu, waktu kau masih sangat, sangat kecil, seorang ibu harus menyampaikan kepada anak perempuannya semua yang harus dia ketahui." "Pada waktu itu..." "Pada waktu itu segala dari Papamu aku hormati, aku ingat-ingat, aku jadikan pegangan. Kemudian ia berubah, jadi berlawanan dengan segala yang pernah diajarkannya. Ya, waktu itu mulai hilang kepercayaan dan hormatku padanya." "Ma, pandai dulu Papa, Ma?" "Bukan saja pandai, tapi juga baik hati. Dia yang mengajari aku segala tentang pertanian, perusahaan, pemeliharaan hewan, pekerjaan kantor. Mula-mula diajari aku bahasa Melayu, kemudian membaca dan menulis, setelah itu juga bahasa Belanda. Papamu bukan hanya mengajar, dengan sabar juga menguji semua yang telah diajarkannya. Ia haruskan aku berbahasa Belanda dengannya. Kemudian diajarinya aku berurusan dengan bank, ahli-ahli hukum, aturan dagang, semua yang sekarang mulai kuajarkan juga kepadamu." "Mengapa Papa bisa berubah begitu Ma?" "Ada, Ann, ada sebabnya. Sesuatu telah terjadi. Hanya sekali, kemudian ia kehilangan seluruh kebaikan, kepandaian, kecerdasan, keterampilannya. Rusak, Ann, binasa karena kejadian yang satu itu. Ia berubah jadi orang lain, jadi hewan yang tak kenal anak dan istri lagi." "Kasihan Papa." "Ya. Tak tahu diurus, lebih suka menggembara tak menentu.
”
”
Pramoedya Ananta Toer
β€œ
Kuping gue udah tuli,nggak peduli apa kata orang lain. Mata gue udah buta,nggak bisa lihat perempuan lain" wicak berbicara terus hingga bibirnya bergetar..... .......Dalam teduh mata wicak,Lintang menemukan semua yang ingin ia gapai bersama pacar-pacar asingnya,tetapi selalu gagal. Kedamaian di tengah badai. Kehangatan seribu musim panas.Dan Ketulusan untuk dapat mencintai segala kekurangan,menjadikan segalanya sempurna.
”
”
negeri van oranje
β€œ
Melihat perbedaan sebagai keunikan yang memiliki nilai lebih adalah salah satu tujuan Culture Art Application and Simulation Interface. Kita akan mengenali suku-suku itu dan keunikannya masing-masing. Kita akan bisa lihat bahwa ada nilai-nilai universal yang sama, sehingga seharusnya semua suku di dunia bisa hidup harmonis.
”
”
Maisie Junardy (Man's Defender (Distinguished Trilogy, #1))
β€œ
Ada banyak sekali yang ingin kusampaikan padamu. Ada banyak sekali yang bisa kita lihat. Dunia kita ini sangat kaya budayanya. Banyak sekali harta karun tersembunyi yang bisa kita eksplorasi.
”
”
Maisie Junardy (Man's Defender (Distinguished Trilogy, #1))
β€œ
Mas pernah bilang, bagi Mas, saya itu perhiasan dunia akhirat. Kenapa bisa bilang begitu?” β€œKamu cantik. Itu jelas. Dan karena pada waktunya, saya selalu lihat sepatu kamu di Mushola Perempuan
”
”
Adhitya Mulya (Sabtu Bersama Bapak)
β€œ
Dengar dan lihat. Di situ ada sentuhan yang mengajar. Bacalah... dengan nama Tuhanmu yang Maha Pengasih lagi Penyayang.
”
”
A.D. Rahman Ahmad
β€œ
Lihat, Layla. Al-Quds, kota paling indah di dunia. Kota kita. Lihatlah betapa terang dan cerah batu itu di bawah sinar matahari pagi; ciumlah aroma za'atar dan roti yang baru dipanggang, dengarlah panggilan muazin dan teriakan para penjual tamar hindi. Ingatlah semua ini, Layla, simpan di dalam hatimu.
”
”
Paul Sausmann
β€œ
Jangan sampai terlambat. Karena waktu nggak bisa diputar lagi dan hal paling menyakitkan selain lihat orang yang kita cintai mati adalah lihat dia bahagia sama orang lain.
”
”
Nureesh Vhalega (Take Me for Granted)
β€œ
When people die they won't suffer anymore" itu penggalan kalimat yang diucapkan Scott padaku. Entah kapan ia mengucapkan hal itu aku tidak mampu mengingatnya. Aku kira bukan waktunya yang penting, melainkan apa maksud di balik kalimat yang ia ucapkan. Aku juga lupa, apakah ia mengucapkan kalimat itu dalam diri Jim saat jantungnya terhenti ketika ia tengah berendam di dalam bathtube di apartemennya di Paris? Atau mungkin pula ketika ia masih bercokol dalam tubuh Dwi Retno saat ia mulai mengiris pergelangan tangannya sendiri dengan sebilah silet. Atau barangkali saja, saat ia tengah bergelut dengan sakratul maut dalam tubuh Ruh. Tentang bagaimana aku mengingatnya masih serupa khayalan atau mimpi yang bercampur aduk dengan rupa rupa realitas. Tapi yang jelas, ada begitu banyak momen di mana aku berasa begitu dekat dengan kematian. Kematian bapak, lalu kematian ibu dan kemudian kematian Ruh. Kematian itu sendiri mungkin saja telah mengakhiri semua penderitaan mereka di dunia ini, tapi yang jelas bukanlah penderitaanku. Betapa selama ini aku tenggelam dalam sebuah keyakinan, bahwa penderitaan manusia yang terbesar adalah karena kemelekatan mereka pada dunia ini. Dan keberadaan Scott dalam hidupku sungguh sungguh menegaskan segala hal itu. Mulai dari gambaran yang ia lihat dalam momen kematian seorang Indian yang mengalami kecelakaan di sebuah jalan berdebu di gurun Minessota. Lalu bersambung dengan momen saat Dwi Retno mencoba mengakhiri hidupnya sendiri dengan silet dan memuncak dalam detik detik ketika maut menjemput Ruh.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Aku tidak setuju kalau ada orang bilang, bahwa hidup itu cuma sebuah persinggahan dan sekedar menunggu mati. Semua orang bakal mati, itu pasti. Tapi mati bukanlah tujuan Nak, itu jelas. Apakah kematian akan membawa kita ke tempat yang lebih baik dan menyenangkan? (Aku tak dapat melihat ekspresinya, karena sebagian wajahnya tertutup masker) Lalu kenapa kita hidup? Pertanyaan sederhana itu semestinya membuat kita berpikir. (Ia masih terdiam dan tidak bereaksi, matanya seperti menerawang). Kalau kita menyempatkan waktu untuk berpikir ya semestinya kita sadar. Bahwa kehidupan dan kematian hanyalah fase dari sebuah proses yang kita semua mesti jalani. Bukan tanpa maksud. Kamu paham apa yang aku katakan, Nak? Proses itu semestinya memberi arti bagi eksistensi keberadaan kita sebagai manusia. (Ia menelengkan kepalanya, seperti berusaha menyimak perkataanku). Apakah hidup dan mati akan menjadi jalan pembuktian bagi kita, setidaknya bagi diri kita sendiri? Apakah menurutmu, hidupmu sudah memberimu makna? Dan apakah kematian akan meninggalkan jejaknya, bila satu saat nanti ia datang? Apakah kita akan dengan sengaja menjadikan semua itu lewat dengan sia sia? Ayo Nak, jangan diam saja. Coba tutup matamu sejenak dan pasang kupingmu. Dengarkanlah keheningan ini, rasakan keberadaanmu. Satukan dirimu dengan semesta dan kamu akan tahu, bahwa kamu tidak pernah sendirian. Apakah kamu percaya kepada Tuhan? (Dan ia pun mengangguk) Nah bila demikian, setidaknya kamu bisa menemukan jawaban, bahwa ada nilai kebenaran dari tujuan hidupmu. Kalau kamu percaya bila Tuhan itu Maha Baik, semestinya tidak boleh ada setitik pun keraguan di situ anakku. Dia mungkin akan mengijinkanmu jatuh, tapi Dia tidak akan membiarkanmu tergeletak. Percayalah, kalau kamu bisa memasrahkan dirimu pada apa yang Ia kehendaki. Maka Ia akan mengangkatmu dari beban tomat busuk yang terlanjur kamu kantongi dan kamu bawa kemana mana. Dia akan mengangkatmu dari comberan. Memandikan dan membersihkanmu. Memberi kamu handuk yang hangat dan pakaian yang bersih. Dan Dia akan membuang semua kekhawatiranmu. Memberimu makanan hangat dan menjawab semua keragu raguanmu. Yang kamu lakukan adalah cukup berserah diri. Jadi pesanku Nak, berhentilah menangisi masa lalu. Jangan berputus asa. Sebab selalu ada jawaban untuk semua masalah. Jangan biarkan hidupmu jadi hampa dan tidak berarti. Cuma kamu yang bisa menjadikannya demikian. Kamu tidak boleh bergantung pada siapa pun, tidak juga dari kedua orangtuamu, kerabatmu atau orang orang yang kamu cintai. Karena semua orang mempunyai jalan hidupnya masing masing. Semua orang bebas dan berhak memilih jalan. (Aku menghela nafas sejenak). Apakah engkau hendak berjalan lurus ke depan atau mundur ke belakang? Apakah engkau niat berbelok atau memilih berhenti? Jangan biarkan orang lain mendikte apa yang mesti kamu lakukan dan apa yang bakal kamu raih dengan hidupmu. Kamu bebas menentukan dan mewujudkan kebahagiaanmu sendiri. Apakah kamu akan terus menerus menekuri nasib dan membiarkan dirimu menderita? Sudah saatnya kamu mengakhiri semua hal yang memaksamu menyakiti diri sendiri Nak. Coba lihat pergelangan tanganmu (aku menunjuk ke arah tangannya yang penuh dengan bekas luka luka sayatan pisau). Apa yang membuatmu berpikir, bahwa tindakanmu itu akan memberimu kepuasan? Apakah beban masalahmu akan hilang begitu saja? (Matanya mulai berkaca kaca). Sudah saatnya kamu berdamai dengan amarah dan kejengkelan kejengkelan yang tidak mendatangkan kebaikan, Nak. Dan kamu bisa memulainya hari ini dengan belajar lagi untuk mencintai dirimu sendiri. Kalau kamu sayang pada ayah dan ibumu, berhentilah untuk menyakiti dirimu sendiri dan biarkanlah pisau cutter itu tetap ada padaku. Ijinkan aku menyimpannya untukmu, setidaknya untuk seminggu lagi, sebulan, setahun atau sampai kamu bisa melupakannya. Kalau kau bisa melupakan cutter itu, artinya kau sudah berdamai dengan dirimu sendiri.
”
”
Titon Rahmawan