Lagu Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Lagu. Here they are! All 68 of them:

β€œ
Ada yang percaya bahwa di dalam hujan terdapat lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu sesuatu. Senandung rindu yang bisa meresonansi ingatan masa lalu.
”
”
Yoana Dianika (Hujan Punya Cerita tentang Kita)
β€œ
Lagu-lagu yang ada dalam iPod seseorang itu mengungkapkan banyak hal tentang seseorang; hal-hal yang dia pikirkan, apa yang membuatnya sedih, dan apa yang membuatnya bahagia. Benda itu diisi dengan lagu-lagu yang mewakili perasaan-perasaan itu dalam hidupnya. It’s their soundtrack, the story of their lives.
”
”
Winna Efendi (Melbourne: Rewind)
β€œ
Begini cara kerja sesuatu yang engkau sebut cinta; Engkau bertemu seseorang lalu perlahan-lahan merasa nyaman berada di sekitarnya. Jika dia dekat, engkau akan merasa utuh dan terbelah ketika dia menjauh. Keindahan adalah ketika engkau merasa ia memerhatikanmu tanpa engkau tahu. Sewaktu kemenyerahan itu meringkusmu, mendengar namanya disebut pun menggigilkan akalmu. Engkau mulai tersenyum dan menangis tanpa mau disebut gila. Berhati-hatilah…. Kelak, hidup adalah ketika engkau menjalani hari-hari dengan optimisme. Melakukan hal-hal hebat. Menikmati kebersamaan dengan orang-orang baru. Tergelak dan gembira, membuat semua orang berpikir hidupmu telah sempurna. Sementara, pada jeda yang engkau buat bisu, sewaktu langit meriah oleh benda-benda yang berpijar, ketika sebuah lagu menyeretmu ke masa lalu, wajahnya memenuhi setiap sudutmu. Bahkan, langit membentuk auranya. Udara bergerak mendesaukan suaranya. Bulan melengkungkan senyumnya. Bersiaplah… Engkau akan mulai merengek kepada Tuhan. Meminta sesuatu yang mungkin itu telah haram bagimu.
”
”
Tasaro G.K.
β€œ
Cukup mudah untuk bersikap menyenangkan, kalau hidup mengalir seperti lagu, Tapi orang yang hebat ialah yang bisa tersenyum, saat semua berantakan. Sebab ujian bagi hati adalah kesulitan. Dan kesulitan selalu datang setiap waktu. Dan senyuman yang layak disanjung dunia adalah senyuman yang bersinar menembusi air mata.
”
”
Ella Wheeler Wilcox
β€œ
Apa yang harus kuseru jika lidah tertikam sepi yang enggan beranjak, kecuali mengadu pada lamunan "nadaku sumbang, suaraku pincang. Ini bukan lagu yang kumau.
”
”
Lan Fang (Perempuan Kembang Jepun)
β€œ
Waktu itu, aku juga merasa sudah sangat mengenalmu. Aku yakin kita pasti sudah bertemu, sangat yakin. Hanya saja aku lupa kapan dan dimana pertemuan itu terjadi. Barangkali di sajak-sajak penyair yang tak pernah selesai, atau di halaman belakang sebuah roman yang berakhir tak bahagia,atau di dalam lirik-lirik lagu yang mendentingkan sunyi di telinga, atau di alun nada musik semesta yang kudengar semasa masih di rahim ibu. Entahlah.
”
”
Khrisna Pabichara (Sepatu Dahlan)
β€œ
Berjaga malam kerana mencari ilmu lebih nikmat bagiku daripada kekayaan ....Suara goresan pena di atas kertasku lebih merdu daripada alunan lagu kesamaran, lebih indah daripada tabuhan rebana remaja puteri, sedangkan lembaran tulisanku menebarkan butiran pasir hikmah... -Az-Zamakhsyari
”
”
ΨΉΨ§Ψ¦ΨΆ Ψ§Ω„Ω‚Ψ±Ω†ΩŠ (LaΜ„ Tahzan: Jangan Bersedih!)
β€œ
Lagu kebangsaan pastilah bukan semacam sistem demokrasi yang bisa didatangkan dari luar dan harus bisa dipakai oleh seluruh daerah yang tanpa sejarah demokrasi, karena lagu kebangsaan bukan demokrasi yang rasional dan bisa dicapai dengan pembelajaran. Lagu kebangsaan adalah urusan emosional.
”
”
Sujiwo Tejo (Ngawur Karena Benar)
β€œ
Saatnya angin berbau asin datang dari laut. Hari ini, aku akan bermain gekkin untukmu. Suara denting senar melebur bersama udara, meresap dalam panca indera. Terlihat seperti wewangian apakah nada-nada ini... Dengan terlahirnya lagu ini, keberadaanmu mendapatkan makna baru. Kalau bersedia, bernyanyilah bersamaku. Masih ada waktu sebelum gelap. Waktu yang paling indah.
”
”
Hitoshi Ashinano (γƒ¨γ‚³γƒγƒžθ²·γ„ε‡Ίγ—η΄€θ‘Œ 4 [Yokohama Kaidashi Kikou 4])
β€œ
Adalah revolusionar bagi perempuan untuk menyanyikan kepedihan, tapi lebih lagi bila ia menyanyikan seluruh lagu kehidupan
”
”
Gloria Steinem
β€œ
What's the use of a lague of nations if it's to be dominated by Great Britain and her colonies?" said Mr. Rasmussen sourly. "But don't you think any kind of a league's better than nothing?" said Eveline. "It's not the name you give things, it's who's getting theirs underneath that counts," said Robbins. "That's a very cynical remark," said the California woman. "This isn't any time to be cynical." "This is a time," said Robbins, "when if we weren't cynical we'd shoot ourselves.
”
”
John Dos Passos (1919 (U.S.A., #2))
β€œ
Selalunya orang muda membuat keputusan yang tergesa-gesa. Mereka tidak berfikir panjang. Mereka suka membuat keputusan secara pop. Semuanya mahu membentuk pop. Mereka mahu lagu pop. Mereka mahu kahwin pop. Mereka mahu pakaian pop. Mereka bernyanyi lagu pop. Mereka makan kuih pop. Mereka bercerai pun cara pop.
”
”
Darma Mohammad (Merinci Ufuk)
β€œ
Apakah aku masih mengharapkan sesuatu dari ibuku selain apa yang sudah ia berikan kini? Tak juga senyum samar, airmata atau kesedihan yang ia sembunyikan dari diriku. Itu seperti kerinduan yang tidak terlukiskan. Kerinduan yang tak bisa terungkap lewat kata, lagu atau bahkan puisi. Ia selalu seperti itu. Seperti mendung yang tak membawa hujan. Angin sepoi sepoi yang kadang meninabobokkan diriku. Masih ia mengirim cintanya tatakala tahu bila aku terlambat pulang. Atau saat ia termangu di depan pintu ketika aku terlanjur tenggelam dalam lamunan kamar buta. Ia tetap saja rajin mengoleskan mentega ke atas roti yang aku santap buat sarapan pagi. Dan air panas yang ia jerang di atas kompor tak lebih hangat dari bisikannya menjelang waktu waktu di mana aku tengah sibuk memikirkan diriku sendiri. Ia tetap saja ibu, lebih dari semua ibu ibu lain yang aku kenal. Hanya kepadanya aku sanggup menangis. Seperti hujan yang tak lagi mengenal musim.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Menjadi muda adalah suatu kelebihan. Tidak ada yang lebih tepat untuk menggerakkan emosi dan menginspirasi anak muda agar bangun dari tidur dan mulai bergerak meraih mimpi, selain dengan lagu bertempo cepat dengan koreografi yang sangat on point dalam MV "Dope" ini.
”
”
Lea Yunkicha (BTS X ARMY In the Love Maze)
β€œ
Hidup bukan sekadar potong-dan-tampal lirik lagu M. Nasir.
”
”
Taf Teh
β€œ
Cinta yang dipenuhi tanda tanya akan membawa kita kepada lagu–lagu melankolis
”
”
Dian Nafi (Just in Love (Mayasmara, #5))
β€œ
...mereka menuduh Genjer-Genjer menjadi lagu 'lekra'. Padahal itu hanyalah makanan rakyat, hingga sekarang pun bisa kau dapatkan di pasar...
”
”
Ratih Kumala (Larutan Senja)
β€œ
Mungkin iya, suatu hari aku mau jadi petani. Mencangkul sambil menyanyikan lagu-lagu AC/DC, kayaknya gagah sekali. Aku baca di koran, katanya pembangunan mal di Jakarta masuk rangking sepuluh besar di dunia, dan orang-orang bangga. Aku justru heran, sebenarnya itu kemajuan atau kemunduran, sih?
”
”
Sabda Armandio (Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya)
β€œ
Lagu-lagu yang ada dalam iPod seseorang itu mengungkapkan banyak hal tentang seseorang. hal-hal yang dia pikirkan, apa yang membuatnya sedih, dan apa yang membuatnya bahagia. Benda itu diisi dengan lagu-lagu yang mewakili perasaan-perasaan itu dalam hidupnya. It’s their soundtrack, the story of their lives
”
”
Winna Efendi - Melbourne Rewind
β€œ
Cinta didapat dengan perjuangan,dipertahankan dengan perjuangan.selama proses itu,mungkin akan ada pertengkaran,teriakan satu sama lain,tangisan dan hati yang terluka,tetapi kemudian ketika mendapatkan kekuatan untuk berdiri lagi,mungkin kamu akan tahu,mengapa syair cinta,puisi cinta,lagu cinta atau cerita dibuat. A Perfect Love
”
”
Yuchita Erayani
β€œ
Peran orang tua sangat diperlukan dalam mengarahkan impian, tapi tidak baik jika terus memaksakan hal yang tidak diinginkan anak.
”
”
Lea Yunkicha (BTS X ARMY In the Love Maze)
β€œ
Ada kalanya dalam hidup, sejenak melupakan kepedihan dan habiskan waktu untuk bertingkah konyol, tertawa, serta lupakan sejenak berlaku "normal".
”
”
Lea Yunkicha (BTS X ARMY In the Love Maze)
β€œ
Ketika BTS membagi rasa sakitnya dan ARMY mencurahkan problem serta cerita kesulitannya melalui surat, media sosial, atau Fancafe, lalu BTS membuatkan lagu, rasanya ARMY seperti memiliki seorang teman, kekasih, kakak, atau orang tua yang akan mereka dengarkan.
”
”
Lea Yunkicha (BTS X ARMY In the Love Maze)
β€œ
7 ALASAN MENCELA DIRI Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku, Pertama kali ketika aku melihatnya lemah padahal seharusnya ia bisa kuat Kedua kali ketika melihatnya berjalan terjongket-jongket, dihadapan orang yang lumpuh Ketiga kali ketika berhadapan dengan pilihan yang sulit dan mudah ia memilih yang mudah Keempat kalinya, ketika ia melakukan kesalahan dan coba menghibur diri dengan mengatakan bahwa semua orang juga melakukan kesalahan Kelima kali, ia menghindar karena takut, lalu mengatakannya sebagai sabar Keenam kali, ketika ia mengejek kepada seraut wajah buruk padahal ia tahu, bahwa wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia pakai Dan ketujuh, ketika ia menyanyikan lagu pujian dan menganggap itu sebagai suatu yang bermanfaat
”
”
Kahlil Gibran
β€œ
Budaya tidak pernah berakhir, selalu ada yang baru. Selalu ada bentuk kesenian yang baru, gerak tari, lagu, lukisan. Budaya adalah kisah tanpa akhir...
”
”
Maisie Junardy (Man's Defender (Distinguished Trilogy, #1))
β€œ
setiap kedip matanya adalah lagu yang selalu aku dengarkan, tapi tak pernah bisa aku nyanyikan.
”
”
nom de plume
β€œ
Sebuah lagu laksana mimpi, dan kita berusaha untuk membuatnya jadi kenyataan.
”
”
Bob Dylan (Chronicles, Volume One)
β€œ
Ketika muda, berusaha meraih mimpi itu tidak mudah. Terkadang jatuh dan melukai diri sendiri. Namun, jika kita terus berusaha, berlari, dan berpegang pada harapan, masa muda seolah tidak akan berakhir. Karena muda atau tidak, hanya perkara angka dan usia. Sepanjang kita masih punya mimpi dan terus berupaya mewujudkannya, percayalah bahwa kita akan tetap muda selamanya.
”
”
Lea Yunkicha (BTS X ARMY In the Love Maze)
β€œ
Sejatinya, seseorang yang ingin diselamatkan dan berharap seseorang mengulurkan tangan untuk meraihnya, memiliki waktu yang terbatas. Ya, waktu terbatas sebelum keputusasaan dan depresi merenggut nyawanya.
”
”
Lea Yunkicha (BTS X ARMY In the Love Maze)
β€œ
Mungkin, ketika seseorang merasa berada di titik terbawah, dia membutuhkan sosok yang dicintainya sekalipun dia tahu orang itu telah pergi dari hidupnya (atau sudah membencinya). Maka, dia hanya bisa berlari sekuat tenaga. Entah mengejar orang yang dicintai ataupun berlari karena hanya itu yang bisa dilakukan.
”
”
Lea Yunkicha (BTS X ARMY In the Love Maze)
β€œ
Seperti kau tahu Nak, langit akan menjatuhkan banyak sekali kejadian dan peristiwa, sebagian untuk diingat dan sebagian lagi untuk dilupakan. Ada yang baik dan ada pula yang tak baik. Ada yang menyenangkan ada pula yang tidak menyenangkan. Bisa jadi, mereka akan menyapamu dengan tawa dan kegembiraan. Persis seperti setumpukan lego yang engkau mainkan waktu engkau masih kecil dulu. Setiap sentuhanmu akan mengubah potongan kardus dan balok balok kecil itu menjadi istana, menjadi benteng, menjadi menara, menjadi masjid dan juga gereja. Bukankah tidak ada kegembiraan yang melebihi kegembiraan serupa itu, Nak? Tapi tak setiap sentuhan akan menghasilkan keajaiban keajaiban kecil serupa itu. Ada berapa banyak jejak yang sudah lama kau tinggalkan di halaman rumah? Berbulan bulan Bunda mesti menunggu langkah pertamamu. Ada kecemasan dan kekhawatiran saat mengusap dahimu yang berkeringat. Seperti doa yang belum didengar Tuhan meski Bunda tahu, Ia hanya ingin Bunda belajar bersabar. Mirip dengan sebuah kisah dari Rusia tentang seorang pria yang terpenjara, seorang penunggang nasib celaka yang menunggu waktu kapan ia hendak dibebaskan. Mungkin kesabaran memang harus diuji dengan cara serupa itu, meski sebenarnya ia tidak bersalah. Keajaiban tidak selalu terjadi dalam waktu satu atau dua hari, tapi mungkin butuh waktu bertahun tahun lamanya. Jadi demikianlah Nak, Ia sungguh Maha Tahu tapi Ia sengaja menunggu waktu yang tepat. Banyak orang akan berlalu lalang di hadapanmu, membiarkan diri mereka tenggelam dalam kesibukan. Lupa, bahwa ada yang lebih berharga dari kesibukan itu sendiri. Kamu mungkin akan demikian juga. Bergegas setiap pagi menjemput waktu. Berkeras memaknai kata kerja. Tak punya waktu lagi untuk kesibukan lain seperti mencuci, memasakΒ  mie instan atau sekedar minum teh. Tak terbayangkan betapa sibuknya Tuhan saat ini, Ia mesti melihat, mendengar dan melakukan apa saja. Namun bukankah Ia masih menyempatkan diri untuk mencintai dan melakukan hal hal yang sederhana. Seperti bermain dengan burung burung di taman, atau menemani rumput rumput yang tidur rebahan di pinggir sungai. Ia masih suka mendengar orang menyanyikan lagu pujian di gereja atau menyimak santri santri yang sedang mengaji di musala. Ia tetap membiarkan dirinya sibuk, tapi tak pernah melupakan kegembiraan. Ia selalu menambahkan makna baru pada kata sifat dan juga kata kerja. Rutinitas mungkin hanya sebuah kebiasaan, ia menjebak kita dengan sebuah pola yang sama. Jadilah seperti apa yang engkau mau, tapi jangan pernah lupa untuk membuat dirimu sendiri bahagia.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Jika anak-anakmu berduka ceritakan kepada mereka peristiwa kemanusiaan yang manis sejarah ketamadunan yang agung agar mereka tidak lagi menangis dan meraung dan menjadi anak-anak yang santun di wilayah yang dikepung. (Lagu Sinis Kemanusiaan)
”
”
Wadi Leta S.A. (Laut Karang)
β€œ
Lagu "N.O" meneriakkan pesan untuk generasi muda supaya bangkit untuk diri mereka sendiri. Harapannya, mereka lebih memahami mimpi mereka sendiri karena ini adalah hidup mereka. Maka, sejatinya mereka hidup untuk meraih mimpi mereka, bukan mimpi orang tua.
”
”
Lea Yunkicha (BTS X ARMY In the Love Maze)
β€œ
Bercerminlah pada sosok pada sosok panutan yang ada di kepalamu, pergi, dan cobalah bekerja keras untuk menjadi sepertinya. Bukan demi siapa pun dan orang tua, melainkan demi diri sendiri. Buat dirimu sendiri bangga dengan menyingkirkan segala kelemahan sendiri.
”
”
Lea Yunkicha (BTS X ARMY In the Love Maze)
β€œ
Sistem pendidikan untuk generasi muda membuat kami pergi sekolah tanpa ada keinginan untuk belajar, tapi kami terlalu takut untuk berhenti sekolah. Mental generasi muda digambarkan serapuh kaca karena ternyata kami tidak pernah bekerja begitu keras untuk meraih sesuatu.
”
”
Lea Yunkicha (BTS X ARMY In the Love Maze)
β€œ
Sunyi seperti senyap malam yang gelap gulita. Di mana tak ada siapa pun selain gigil kesendirian yang larut dalam basah gerimis hujan. Ia tahu, sebab kesepian bukanlah perasaan yang diinginkan rembulan. Demikian pula cinta, bukanlah perasaan yang diharapkannya. Suara jengkerik dan katak adalah ngilu. Seperti bulan yang tak mempercayai cinta, lagu pungguk itu terdengar seperti suara sumbang yang menyebalkan di telinganya. Desau angin jahat dan risik dedaunan hanya mengundang kepiluan di hati. Kalau saja ia bisa menangis, tapi siapa mau peduli?
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Sing a Song before you can Sing some Song ~
”
”
save-lagu.com
β€œ
Kami ada disini untuk terus beraksi.. Menuntut revolusi yang sedang mati suri.. Katanya reformasi.. Nyatanya dagang sapi.. Lawan, lawan segala korupsi.....
”
”
Yoza Fitriadi (PENGAGUM SENJA)
β€œ
Sekalipun sakit hati, seseorang tidak bisa membohongi bahwa dia tetap membutuhkan orang yang dicintai berada di sisinya.
”
”
Lea Yunkicha (BTS X ARMY In the Love Maze)
β€œ
Menjauhkan diri dan menghindar dari sifat yang mementingkan diri pribadi, karena kegemaran memberi pengetahuan dalam mendidik para putra, sambil mendendangkan sebuah kidung yang menjauhkan diri dari hawa nafsu, sedang lagu yang digubahnya dengan baik itu dihiasi kata indah yang menyenangkan. Tujuannya agar ajaran budi luhur meresap dalam hati, yang berdaya membentuk jiwa di Tanah Jawa, yakni agama pegangan para raja - Serat Wedhatama, Mangkunegara IV
”
”
Kurnia Putra (Eling & Meling; Sejumlah Esai Dalam Kongres Ki Hadjar Dewantara)
β€œ
Melalui lirik "Not Today" BTS mengajak kita semua baik yang menjadi kalangan baepsae, terpinggirkan, direndahkan, dan selalu merasa kalah, untuk bangkit. Perjuangkan yang ingin kita capai. Belum saatnya untuk layu dan mati, setidaknya untuk hari ini. Karena yang perlu kita lakukan adalah bertahan dan jangan menyerah, entah dengan berlari, berjalan, atau merangkak sekalipun.
”
”
Lea Yunkicha (BTS X ARMY In the Love Maze)
β€œ
Jika keadaan telah sangat buruk dan membuat kita kehabisan napas, jangan pernah ragu untuk mengulurkan tangan minta pertolongan. Depresi bukan kondisi yang bisa diremehkan dan bisa saja terjadi pada siapa pun. Mulailah dengan bersikap lebih sensitif pada orang-orang di sekitar. Apa yang mereka pikirkan, khawatirkan, dan takutkan. Dengan begitu, ini akan mencegah dan membuat kita berpikir ulang untuk tidak mengatakan hal-hal menyakitkan yang memicu kondisi seseorang menjadi depresi lalu memutuskan mengakhiri hidupnya.
”
”
Lea Yunkicha (BTS X ARMY In the Love Maze)
β€œ
Si dalkiinu uu meel sare u gaaro, oo u noqdo mid mar kale horumar ku tilaabsada, ka bilaaba in aad doorataan hogaamiye wanaagsan. Ha ogolaanina in warbaahinta iyo kuwa danaha-gaarka ah lehi ay idinku qasbaan in aad doorataan dadka ay ayagu idiin xuleen, balse doorta dadka aysan ayagu xulan. Dadka dhexdiisa ka doorta hogaamiyaha, oo ah mid uu wado wadnahiisu, mid isu arka in uu matalo shacabka dalka, ogna waxa dalku u baahan yahay dhinac walba. Ha dooranina hogaamiye lacag uun u socda, oo aan waxba ka ogayn shacabka, shacabkana aan xiriir la lahayn, balse kaliya og waxa shirkadahu u baahan yahiin. Doorta nabaddoon. Mid dadka mideeya, ee aan qaybin. Hogaamiye aqoon leh oo taageera dhaqanka iyo xoriyadda figrad-dhhiibashada; oo aan ahayn mid dadka afka qabta. Doorta hogaamiye maalgaliya iskuulada, oo aan joojin maalgalinta waxbarashada, una ogolaanayn in maktabadahu xirmaan. Doorta hogaamiye wadahadal ka doorta in la dagaalo. Hogaamiye dadnimo leh, mid dhahaya waxuu aaminsan yahay, mid balanta ka soo baxa oo aan dadka been u sheegin. Doorta hogaamiye adag oo isku-kalsoon, laakiin aan kor isu qaadin. Mid caqli badan, laakiin aan dhagarow ahayn, hogaamiyo ogol kala duwanaanta oo aan cunsuri ahayn. Doorta hogaamiye maalgalinaya dhisidda buundooyin la isaga gudbo, ee aan dhisayn darbiyo dadka kala xira. Buugaag, maya hub, Daacadnimo, maya musuq-maasuq. Xigmad iyo aqoon, maya jahli, Xasilooni, maya baqdin iyo argagax. Nabad, maya burbur. Jacayl, maya nacayb, Isu-imaatin, maya kala qaybin. Dulqaad, maya cunsuriyayn, Daacadnimo, maya munaafaqnimo, Wax ku oolnimo, maya wax kama jiraan, Dabeecad, maya maangaabnimo, Soo bandhigid, maya qarsasho, Cadaalad, maya sharcidaro, Run, maya been. Ugu danbayn, doorta hogaamiye dadkiisu ay ku farxayaan. Mid dhaqaajinaya qalbiyada dadka, si ay wiilasha iyo gabdhaha qaranku ugu dadaalaan in ay ku daydaan sharafta hogaamiyaha qaranka. Markaas oo qura ayaa qaran si fiican kor ugu kici karaa, marka hogaamiye dhiirigaliyo, soona saaro muwaadiniin u qalma in ay noqdaan hogaamiyayaasha mustaqbalka, maamulayaal qiimo badan iyo nabaddoono. Waqtiyada hadda lagu jirana, hogaamiye waa in uu noqdo mid dhiiran. Hogaankoodu waa inuu ku adeego daacadnimo, mana aha inay u shaqeeyaan laaluush. Suzy Kassem, waana gabar qoraa Mareykan ah kana soo jeeda Masar, waa na faylasuuf.
”
”
Suzy Kassem (Rise Up and Salute the Sun: The Writings of Suzy Kassem)
β€œ
Kau tahu, aku masih mencari kebahagiaan untuk diriku sendiri dan barangkali untuk kita, Kay. Tapi tidak seperti kegembiraan yang pernah engkau miliki, kalau itu yang engkau mau. Kebahagiaan semestinya bukanlah cuma angan angan belaka. Bukankah selama ini, dia hanyalah hantu yang membayangi semua langkah kita? Lagu sendu yang entah mengapa masih setia engkau dengarkan. Lagu yang sama yang kau putar berulang kali di tengah riuh rendah umpatan dan juga makian. Mereka hanya ingin melucuti kehormatan dan harga dirimu Kay. Mereka tak pernah sungguh sungguh mencintaimu. Mereka hanyalah dering uang receh yang tak kurang bejatnya dari dunia ini. Akan tetapi, inilah dunia yang kita kenal. Dunia yang sepenuh hati ingin kita ingkari. Tentu saja, aku tak akan menghujat kebahagiaan semu semacam itu Kay. Aku cuma tak ingin melihatmu menderita. Walau, setiap malam yang mesti kita lalui hanyalah mimpi yang menjijikkan. Mimpi yang tak akan pernah mengijinkan diriku untuk mencintaimu dengan apa adanya. Siapa pun engkau. Apa pun anggapan orang tentang dirimu, Kay. Aku tak perduli kalau pun engkau lonte atau sundal sekalipun. Aku hanya perduli pada apa yang engkau pikirkan atas dirimu sendiri. Pada apa yang engkau rasakan. Sekalipun engkau cuma sepotong rembulan sungsang dan aku bulbul tak tahu diri. Untuk sekali ini saja katakan padaku, apakah engkau mencintaiku? Apakah kau sungguh sungguh mencintaiku, Kay?
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
1. Dari balik tingkap ini aku sengaja mengintaimu, memasang kamera pada jalusi untuk melihatmu mencumbui malam. Seperti gerimis yang baru saja turun, menggiringmu melewati teras rumah tetangga lalu sengaja menggeletakkan tubuhnya di atas sofa abu abu yang dulu engkau beli dari pesta Sri Ratu. Tangan tangan hujan tidak meronai pipimu dengan warna merah jambu melainkan coklat tua agar senada dengan jaket yang dikenakannya. Walau, ia hanya seorang penjaga yang membawa suar kemana mana. Namun ia juga adalah samudra tak bernama yang tak urung menelikung tubuhmu dengan kata luas tak terperi. Sebagaimana kata kata rayuan yang diucapkannya bergema bersama lantunan tembang tembang lawas yang ia rekam sepekan sebelumnya dari sebuah aplikasi di internet. Ia tak menyembunyikan tangannya yang sibuk menggali harta karun jauh ke dalam lubukmu. Membiarkan pikiranmu terbang melayang ke pelataran Sukuh, ke atas puncak arca garuda di Cetha dan lalu melayap jauh hingga ke Khajuraho. Menangkap semburat lidah api yang asyik menyigi setiap detail relief candi yang akan membuat nafas kalian tersengal sengal. Memanggil awan dan memetakan semua rencana perjalanan wisata mimpi kalian ke Thailand, Bhutan, Nepal, Burma, India, Sri Lanka, Maladewa hingga ke China. Pada lukisan Lee Man Fong engkau menjelmakan dirimu menjadi seorang gadis Bali yang bertelanjang dada. Bersimpuh di bawah pohon sambil memantrakan puja. Sementara aku terjatuh dan terjerembab berungkali dari loteng ini dengan kaki yang goyah dan juga patah. Tak sekali kali berani beranjak hanya untuk sejenak menghela nafas. Karena lelaki pembawa suar itu telah menaikkan tubuhmu ke atas kereta berkuda dan menjelmakan dirimu menjadi seorang permaisuri. Seperti paduka Sri Ranggah Rajasa yang menyunting Ken Dedes di balik kejayaan Singosari. Ia sungguh lelaki pemberani yang tak gentar mengajakmu menari. Menjelajahi gunung, lembah, kebun dan persawahan di bawah naungan pohon pohon banyan di pinggiran jalan. Melewati sekumpulan bocah yang tengah bermain gundu, gobak sodor dan sunda manda. Engkau tak menghiraukan mereka dengan bising lagu dangdut di balik suara desahanmu. Menancapkan lembing pada setiap cubitan bibir yang bernafsu menyadap getah dari busung dadamu. Tajam gigi taring dan juga geraham yang menerakan sebuah marka rahasia di atas jenjang lehermu. Sedang mataku terantuk gelap yang berjatuhan di bawah pintu palka yang merapuh ini, saat layar mulai terkembang dan lelaki keturunan nelayan itu menggeser lunas perahumu di atas lidah ombaknya.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Kalam Untaian Merjan Pada lagu balada Rendra aku melihat embus pasir Aspahani. Tangan angin yang giat mencangkuli hamparan tanah gembur di kebun buah Rosidi. Dalam kantungnya tersimpan rupa-rupa benih puisi melayu lama. Dari pantun hingga mantra, dari gurindam hingga karmina, dari talibun hingga seloka. Seuntai syair yang rajin menebar tawa Korrie bergirang hati. Merapal doa penawar rindu yang santun menampung embun luruh di telapak tangan Kyai Bisri dan gaung azan subuh di bibir para santri. Di bawah pelupuk langit Timur Sinar Suprabana aku bersujud, serupa lelai rumput Ahmadun. Menyambut lambai tangan hijau kanak-kanak menari bersama Helvy dan Herliany. Memulas kuning gading bulir padi di dada awang telanjang mandi di kali. Bocah-bocah keletah gembira menuai buah tufah berlimpah pada keras bebatuan Calzoum merah. Di balik celana Pinurbo aku jumpai gelisah mimpi Johani. Wajah Sunarta yang gemar menyamar. Mata Wisatsana yang cermat menelisik risik kerikil tajam terserak di taman kawi dunia. Juga jemari tangan Fansuri yang rajin mencabut ilalang di kebun para sufi. Kubaca wajah cuaca dalam bahasa sunyi Isbedi, kueja tagar Dahana, kudaras cahaya Kurnia. Balau debu tertaris gerimis yang lama tersimpan dalam setiap tetesan tinta Taufiq. Pada sajadah yang ia hamparkan dan pisau Takdir penawar risau pada hati yang terempas dan jantung yang putus. Pulau di mana dulu pernah tersemai benih-benih terbaik Chairil muda. Demi memetik buah rindu dendam yang telah lama didambakannya, Ia rela mati berkafan cindai diiringi lagu sunyi nyanyian Hamzah. Tapi justru di dulang kosong itu kutemukan pipih gosong telur Dewanto. Suara pekak mikrofon pecah dalam kamar gelap Afrizal. Leher botol tercekik dari separuh langit yang sengaja menyembunyikan wajah Srengenge di balik dengung nyamuk yang mengamuk dalam benak Rusmini. Sebelum kata-kata berlepasan dari dahan tempatnya bergantung, sebelum kamus jadi ingatan beku yang ditelan rakusnya waktu. Aku berusaha menemu laut. Laut yang dulu pernah melantunkan tembang Ainun dan syair pujian Pane dalam Madah Kelana. Laut yang akan mengizinkan aku mengaji bersama Toto dan Abdul Hadi, pada hampar lembar langit Zawawi yang senantiasa berkabut ini. Di bawah guyuran rintik-rintik hujan Damono yang entah mengapa hanya mungkin turun di pertengahan bulan Juni. Namun pada samar raut wajah Nadjira, jemari tanganku gugup menggali inspirasi di balik pikiran Armand. Dari rupa rupa arsitektur yang dengan cergas ia reka reka menjadi bait puisi. Hasrat yang gesit menimba air di sumur Mansyur. Menapak jejak Saut dan Sitor yang senantiasa hibuk mencari Tuhan. Dan demi tunas mata Subagyo dan sejuk air Zamzam, aku rela menemu jantung hati lapang di dalam inti sebuah poci. Keramik awanama, di antara batu undak-undakan meditasi Goenawan. Ia yang telah menguak rahasia jiwa Landung nan adi Luhung yang bersemi di hutan jati Umbu Paranggi. Tapi sekali-kali, tak akan pernah aku lupakan kesaksian Wiji yang tumbuh dari tangisan sejarah masa lalu. Noda yang tertera pada luka Sambodja. Sekiranya masih ada petilasan senyap dari para pendahuluku. Cabuhan air mata pilu para martir dan tangis para santo. Seruan kelu di bibir para nabi dan kubangan darah para syuhada. Tak akan aku biarkan diriku terpedaya oleh muslihat para penebah jenawi purba, hujah para tukang fitnah, hasutan orator-orator lancung, gonggong penadah puisi kosong. Juga sumpah serapah dan tipu daya para kritikus-kritikus gagap. Igauan busuk plagiator mabuk. Bualan epigon-epigon palsu dan ocehan para dilettante buta. Di mana waktu mengharuskanku mesti belajar lagi.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
... Tapi memang perlu dibedakan, meskipun sukar, antara biologi dan budaya, apa pun penjelasan cinta-biologi dengan gamblang menyodorkan bahwa penerusan jenis manusia tidak mungkin tanpa naluri untuk senggama, dengan bonus kenikmatannya yang belum tentu sama untuk pria dan wanita: ada lagu dari Perancis, yang dikenal unggul soal cinta: 'plaisir d'amour ne dure qu'un moment chagrin d'amour dure toute la vie.' yang berarti nikmat cinta hanya sesaat, derita cinta sepanjang hayat.
”
”
Toeti Heraty (Calon arang: Kisah perempuan korban patriarki : prosa lirik)
β€œ
Musik, lagu, dan tarian adalah bentuk budaya yang bertujuan memengaruhi emosi manusia, seperti kau merasa senang melihat tarian Thousand hands Bodhisattva. Bentuk budaya ini juga menyampaikan tradisi turun-temurun, menyampaikan kisah dan nilai-nilai utama seperti tarian ini menceritakan pengorbanan si putri bungsu.
”
”
Maisie Junardy (Man's Defender (Distinguished Trilogy, #1))
β€œ
Budaya bukan saja sesuatu yang kuno dan tradisional. Budaya adalah sesuatu yang organik. Setiap lagu baru, pakaian jenis baru, film baru, cerita yang baru... semua itu adalah hasil budaya. Budaya itu hidup dan terus berkembang.
”
”
Maisie Junardy (Man's Defender (Distinguished Trilogy, #1))
β€œ
Kau hadir ketika malam hampir memeluk senja Bersama bingkisan yang sudah seringkali aku dengar Tetapi nafasmu berbeza Lagu yang kau dendangkan semerdu pernah kudengar dahulu Suara rintik hujan mencumbui malam tanpa jemu Membisik pertama kali di telinga iramanya mengalir Seperti air sungai di syurga permai dan damai.
”
”
A.D. Rahman Ahmad
β€œ
Dulu ketika mencari-cari ilham untuk nama anak keduanya, dia mendengar sebuah lagu bahasa Inggris dengan irama yang menenangkan: "Don't worry, be happy". Dia sangat suka dan jadilah itu nama anaknya. Di akta kelahiran dia tuliskan dengan mantap: Donwori Bihepi. Panggilannya Hepi. Nama adalah doa.
”
”
Ahmad Fuadi (Anak Rantau)
β€œ
Masih adakah lagu yang ingin kau nyanyikan untukku, seperti desah suara angin yang sejuk dan membuatku terlena. Jemari tangan embun yang basah menari nari di atas rambutmu. Dan celoteh riangnya bergema di sela sela rerumputan jauh hingga ke tengah perkebunan tebu. Sudah lama sekali rasanya kuingat kembali perasaan serupa itu. Seperti melupakan himpitan kemarau berdebu yang terlanjur menenggelamkan kita pada pecah tanah rengkah. Melumatkan perasaan perasaan yang dulu pernah membuat kita berdua mengecap rasa bahagia dalam sebongkah batok kelapa. Ingin mengingat kembali manis perjalanan, bahwa kita tidak pernah sendirian. Bagiku, suaramu masih seperti dulu. Serupa ricik air dingin yang mengalir dari belik di perbukitan. Kicauan burung yang menghampiriku seperti desau angin yang berhembus dari hutan menerabas pokok pohon sengon dan dedaunan jati. Menyentuh seluruh pori pori tubuhku dengan kenangan dan kerinduan menyibak selimut mimpi yang merebak saat subuh dini hari. Seperti hangat mentari yang turun ke bilik pemandian. Bening air sendang memeluk sepenuh tubuhku dengan cinta yang selamanya mengalir. Membawa kesenangan kecil, kegembiraan sederhana. Perasaan yang aku tahu, tak akan pernah pergi meninggalkan diriku.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Bahagia bagiku adalah sesuatu yang istimewa, yang tak bisa kunikmati setiap hari. Seperti menghadiri resepsi acara pernikahan di desa; Bahagia saat menikmati lagu dangdut yang diputar lewat pengeras suara sambil menunggu hidangan 'piring terbang' disajikan. Bahagia bisa menerka-nerka, kira-kira makanan apa yang bakalan kami santap bersama para tamu undangan lainnya. Apakah sajian pembuka berupa sup penganten yang selalu dirindukan dalam momen perhelatan serupa itu? Dilanjut makanan kecil seperti jadah, wajik, lemper dan kue bolu. Yang kemudian disusul hidangan utama berupa sego pupuk dengan kerupuk, tempe orek, acar, sambal goreng kentang, ditambah sepotong daging terik dan pindang telur ayam separuh. Lalu disusul sajian penyegar berupa es puter rasa kelapa muda yang jadi favorit anak anak hingga tamu dewasa. Dan baru kemudian ditutup dengan sajian terakhir bubur sumsum yang diberi saus gula jawa. Itulah kebahagiaan sempurna yang sesungguhnya. Yang mengiringi setiap resepsi pernikahan sederhana namun berkesan.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Sing a Song before you can't Sing some Song ~
”
”
save-lagu.com
β€œ
Pohon-pohon pun merasa pilu mendengar lagu itu, hingga daun-daunnya berguguran.
”
”
Ana P. Dewiyana (Kisah Peniup Seruling)
β€œ
Sementara popcorn adalah popcorn. Ia tak pernah ditimang-timang dan disimpan secara khusus, ia tak pernah dibahas, dibikinkan lagu atau judul cerita, kecuali dalam kaitannya dengan kegiatan menonton film.
”
”
Laksmi Pamuntjak (Aruna & Lidahnya)
β€œ
Setiap wanita membutuhkan seorang suami. Meskipun sang suami menjadikan lagu dalam dirinya berhenti mengalun.
”
”
Khaled Hosseini (The Kite Runner)
β€œ
Saat suatu ketika, sebuah buku tiba-tiba menyadari bahwa dirinya bukanlah sebuah buku, melainkan sesuatu yang (minimal diyakini oleh dirinya sendiri sebagai) selain buku, apakah kemudian, dia, si buku ini, yang memiliki kesadaran bahwa dirinya bukanlah sebuah buku, masih dapat disebut sebagai sebuah buku?? tapi sungguh yang jadi soal adalah, bahwa si buku yang merasa dirinya adalah β€˜sesuatu yang lain’ selain buku, nampaknya tak punya pengetahuan soal apakah β€˜sesuatu yang lain’ itu sendiri. Persis seperti sekumpulan cornflakes (yang padahal belum menyadari dirinya sendiri) yang tanpa sengaja terlempar keluar dari mangkuk sarapan, cornflakes yang seketika menemukan dirinya berada dalam perspektif yang berbeda selain dalam sebuah mangkuk yang kalau tidak berisi susu, pastilah berisi potongan buah. Cornflakes yang terjun bebas kedalam absurditas bahwa diluar mangkuk sarapan ternyata adalah keterlemparan pada kedalaman dirinya sendiri. Buku dan cornflakes yang tiba-tiba terperangkap dalam momentum idle yg abysmal. Diri buku dan cornflakes, seperti dalam lirik Lagu 'Shine on You crazy Diamond' milik Pink Floyd, yang (mungkin) dengan bantuan halusinogen, sudah reached for the secret too soon. Diri yang tiba-tiba tercerabut dari alam realitas, dan terlempar kedalam realm dirinya sendiri dan lalu dipaksa menyaksikan milyaran kombinasi dirinya, yang tidak satupun mampu dikenalinya. That's pain.
”
”
Ayudhia Virga
β€œ
Dalam hangat suasana ruang kantor yang Ac sentralnya selalu diset diatas 36 derajat karena ada direksi yang selalu komplain kedinginan, terasa ada sebuah kesunyian yang entah begitu ....... (*tak terucapkan, tidak ketemu padanan katanya). Seperti sebuah keheningan agung, yang kerap hadir dalam ketersituasian landscape perasaan pasca β€˜Orgasme’ dalam sebuah hubungan seksual yang hangat dan tak harus diburu waktu / dilakukan dengan tergesa oleh akibat adanya kegiatan lain yang tengah menunggu. (*backsound : terdengar sayup-sayup, soft - whispery - french accent, Claudine Longet dalam lagu berjudul 'I think it’s going to rain today').
”
”
Ayudhia Virga
β€œ
LAGU RINDU pada malamnya, jengkerik yang berbunyi pada siangnya, pipit yang bernyanyi lagu rindu suatu rasa aneh, berwarna warni menggelepar ingin dilepaskan dari sangkarnya yang sempit berdesah lewat angin yang bertiup bergetar demikian hangat di dalam sepi jika bulan naik tinggi adakah kau dengar bisik angin adakah kau mengerti bahasa rindu
”
”
Emji Alif
β€œ
Sebuah revolusi bukanlah makan malam, bukan lagu cinta, bukan diskusi. Revolusi adalah pemberontakan dengan kekerasan
”
”
Mao Zedong
β€œ
Perempuan Bernama Jen Waktu kau ijinkan aku masuk ke dalam pikiranmu, ada yang tiba-tiba terlintas; mengapa laut dan awan dan hujan diciptakan hanya untuk mengekalkan kepedihan? Semacam kontradiksi yang sulit untuk dimengerti. Tapi barangkali, dari lirik lagu yang pelan-pelan kau nyanyikan aku bisa menafsirkannya sedikit, bahwa semua yang hadir dalam dirimu tak lain adalah upaya untuk melawan takdir. Kau hanya berusaha untuk bisa memberi makna pada diri sendiri. Agar engkau bisa dengan mudah menitikkan air mata yang akan melepaskan penderitaanmu dari semua rahasia yang terkunci. Hulu mata air di mana sengsaramu mengalir. Walau tak kutahu mengapa seseorang menganggap dirimu sebagai jelmaan iblis dan bukannya malaikat? Hanya karena kau berikan semacam kenikmatan kepada semua orang yang nyaris mati karena rasa hausnya atas makna kebahagiaan yang ternyata sia-sia belaka. Tapi bukankah semua orang menanggung dosanya sendiri? Dari sejak mula pertama kutahu namamu, kau tak menyembunyikan apa-apa selain perasaan yang berlebihan kepada dunia ini. Sedangkan aku tak ingin membenci ataupun mencintaimu, Jen. Dan biarlah selamanya demikian.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Pada Sebuah Malam Minggu Engkau seperti sengaja tidak mengikat kaki sang waktu saat aku bertandang ke rumahmu. Dengan santainya ia leluasa mondar-mandir ke mana saja. Berjalan berlenggang dari teras ke ruang tamu. Berjingkat dari dapur ke ruang makan, lalu berbaring seenaknya di tempat tidurmu. Padahal aku tak datang dengan tangan kosong malam itu. Jauh-jauh hari aku sudah mempersiapkan diri. Sengaja kubawa oleh-oleh sebungkus martabak kesukaanmu, serta banyak buku bacaan tentang hujan demi menyenangkan hatimu. Walau sudah beberapa jenak lamanya kita tidak bercakap-cakap sebagai sepasang kekasih yang saling merindukan. Dalam hati aku ingin sekali memelukmu, menghirup wangi rambutmu. Seperti angin memeluk mesra seekor burung prenjak yang bertengger di atas pohon jambu di luar sana. Sayangnya, ada bidak-bidak catur yang membatasi jarak di antara kita. Secangkir kopi dingin di atas meja, dan pemikiran-pemikiran sepi yang teramat sulit dimengerti. Aku berusaha menafsirkan sikap diammu sebagaimana engkau menerjemahkan awan kelabu yang tercipta dari asap rokok yang dihembuskan bapakmu di balik layar televisi. Kita memang tak sedang menciptakan ingatan lewat lagu-lagu Broery Marantika. Juga tidak melalui sisa-sisa puntung yang memenuhi asbak dan percakapan yang sekadar berbasa-basi. Sebab sudah lama sekali aku mencintaimu dengan caraku sendiri. Aku tak menunggumu semalaman hanya untuk menyambut pelukan atau setidaknya uluran tangan. Aku juga tak mengharap untuk mendapatkan sebuah ciuman. Sudah terlalu lama aku mencurigai kebebalan pikiranku sendiri. Seperti menanti sesuatu yang sesungguhnya aku sendiri tak mampu pahami. Apa yang mungkin ditawarkan langit kosong sepi yang tak mengisyaratkan hujan? Barangkali cuma desah nafas tertahan, atau mimik wajah dan gerak tangan yang memancarkan bosan. Tak kutangkap isyarat rindu dalam matamu. Lalu, mengapa aku mesti sibuk mencarinya pada tumpukan majalah remeh-temeh perintang waktu? Bukankah masih ada sketsa goresan tangan yang sengaja tak engkau tuntaskan di atas meja kaca yang nyata-nyata kesepian? Tatapan mata dingin tanpa ekspresi pada potret keluarga di atas meja credenza dan foto almarhumah ibumu yang terpajang di dinding. Hanya sedikit sisa ampas kopi yang nekat berani menerka-nerka perasaanmu saat itu. Apakah waktu akan terus bersahabat dengan diriku? Apakah waktu, akan mempertemukan hati kita lagi, satu saat nanti?
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Sajak rindu bertahan pada ketikan Atau pada suara dan gambar wajahmu Sejak lagu berkisah dalam petikan Not balok berbentuk simbol senyummu
”
”
chachacillas
β€œ
Suatu waktu kami hanya percaya pada mimpi" dan terus membodohi diri kami sendiri jika kami bisa mewujudkannya meski itu takkan mungkin terjadi. Saat dunia kami menjadi satu, apa yang Ia gambar, apa yang kutulis, apa lagu yang ku mainkan, apa lagu yang Ia dendangkan, saling bertemu dan saling menyatakan cinta yang tak tersampaikan dimasa lalu.
”
”
nom de plume
β€œ
Dengarkan pepohonan saat mereka bergoyang tertiup angin. Daun mereka menceritakan rahasia. Kulit mereka menyanyikan lagu-lagu masa lalu saat tumbuh di sekitar batang. Dan akarnya memberi nama untuk semua hal
”
”
Vergi Crush
β€œ
Bukankah tidak sulit menyediakan waktu barang lima menit untuk sama-sama berdiri menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya"?
”
”
Pepih Nugraha (Ibu Pertiwi Memanggilmu Pulang)
β€œ
Pada dasarnya mereka lebih pengecut dari aku. Cuma mereka lebih bisa membungkusnya dengan bahasa yang katanya puitis, dengan lagu-lagu, dengan lukisan-lukisan. Aku tak pernah tertarik mendengarkan lagu. Itu hanya sekadar orang memanjangkan dan memendekkan kata-kata, lalu diiringi dengan tetabuhan, dan kadang diberi kata-kata tak jelas macam: duuu, duuuu, duuuu, duuuuu ...
”
”
Puthut EA (Hidup Ini Brengsek, dan Aku Dipaksa Menikmatinya)