Kesendirian Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Kesendirian. Here they are! All 19 of them:

β€œ
Terkadang kesedihan memerlukan kesendirian, meskipun seringkali kesendirian mengundang kesedihan tak tertahankan.
”
”
Tere Liye (Kisah Sang Penandai)
β€œ
Mungkin air mata itu sedang memperoloknya, enggan untuk menemaninya, mengingat ia dan kesendirian adalah dua sahabat yang amat sulit untuk dipisahkan.
”
”
Prisca Primasari (Γ‰clair: Pagi Terakhir di Rusia)
β€œ
Seperti manusia, kelak berakhir sendiri dalam maut yang sangat pribadi. Kesendirian tak pernah menakutkanmu, kau lebih takut pada ketiadaan kata berpisah.
”
”
Nukila Amal (Cala Ibi)
β€œ
Adakalanya kesendirian menjadi hadiah ulang tahun yang terbaik. Keheningan menghadirkan pemikiran yang bergerak ke dalam, menembus rahasia terciptanya waktu
”
”
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Sebuah Kolaborasi)
β€œ
Mungkin ia memang penikmat kesendirian. Bahkan mungkin persepsi sepi hanya ada dalam kamusku, sementara ia merasa ramai ditemani oleh novel-novel tebalnya.
”
”
Nessa Theo (Affectum)
β€œ
Apakah gue memang selalu meromantisasi kesendirian gue? Apa jangan-jangan gue yang selalu memelihara kesedihan gue?
”
”
Ruth Priscilia Angelina (Tokyo & Perayaan Kesedihan)
β€œ
Aku merasa nyaman dengan kesendirian, aku tak terlalu memusingkan diriku jika aku berbeda dari orang lain.
”
”
Calvin Michel Sidjaja (Jukstaposisi: Cerita tuhan Mati)
β€œ
kesendirian diri itu adalah puisi, cuma kau tak rela sendiri, sebaliknya kau sibuk menjadi orang lain.
”
”
Muhammad Nur Taufiq
β€œ
Makna kesepian dan kesendirian jelas berbeda,
”
”
Rara Maharani
β€œ
Kesendirian bukanlah nestapa yang harus disesali. Sementara kehampaan, berlaku bagi mereka yang tidak tahu arti dari menyibukan diri
”
”
Arief Kuswijayanto
β€œ
Di satu sisi Aku semestinya kesepian Sudah sepantasnya gila Memamah kesendirian Di lain sisi Aku punya kamu
”
”
Sam Haidy (Nocturnal Journal (Kumpulan Sajak yang Terserak, 2004-2014))
β€œ
Jangan pernah Menyia-nyia kan hidup Karena kita hidup cuma sekali dan lebih baik hidup kita dipenuhi kenangan dengan banyak orang daripada hidup dalam kesendirian karena suatu alasan kita gak mau berusaha
”
”
Monica
β€œ
Setiap orang memiliki perang yang tak pernah mereka menangkan. Obsesi pada kesendirian terjungkal seimbang. Hari-hari muda penuh label merekayasa struktur waktu. Masa depan menghapus rahasia dan yang autentik dari diri tak pernah ada.
”
”
Ibe S. Palogai (Struktur Cinta Yang Pudar)
β€œ
Kita, Sederhana tanpa hiperbola Kamu, aku, kita dalam sebuah kata bernama rasa Tersirat makna terasa nyata dalam sebuah realita Sedikit dewasa, banyak bercanda Kita, Memorabilia dalam sebuah masa Mengisi waktu diantara sisa usia Menempati ruang hampa dalam lautan manusia Memberi sedikit jeda pada kesendirian yang tak terhingga Benarkah kita, sederhana tanpa hiperbola?
”
”
purpledelight
β€œ
Seperti dinding kamar yang retak dan mulai berlumut, pagar besi yang merapuh oleh noda karat dan daun daun mangga yang luruh di pekarangan rumah, demikianlah kita membaca kehidupan. Begitu banyak kata yang seringkali susah untuk ditafsir seperti "nasib", "kebahagiaan" dan "kesempurnaan". Entah mengapa, Bunda masih berasa gamang saat berjalan di atas tangga batu yang menuju ke ruang tamu di rumah barumu. Serasa mendengar dering suara alarm yang bergelayut di dalam mimpi. Menyibak kabut dan pagi juga. Bukankah kadang kadang kita merasa larut dalam kesunyian, meski riuh jalan raya bersicepat melawan waktu? Meninggalkan jejak langkah dalam segala ketergesaannya. Memaksa kita memungut semua peristiwa yang berhamburan di atas trotoar. Memaksa semua orang menitikkan air mata. Mengapa dalam momen momen serupa itu, kebersamaan dengan orang yang kita cintai justru berasa semakin berarti? Mengapa justru di tengah keramaian, kita bisa merasa begitu kesepian? Begitulah, jarum jam berputar di sepanjang perjalanan berusaha keras mengabadikan semua peristiwa. Mentautkan satu angle dengan angle yang lain, memotret semua kejadian dari mata seekor jengkerik. Menatap tak berkedip gedung gedung megah yang angkuh berdiri, serupa monster monster yang siap merengkuh apa saja; Lautan manusia berjejal keluar dari bandara, kerumunan lalat di atas tumpukan sampah di pasar, kelejat pikiran yang berlari lari mengejar matahari, kebimbangan yang tergugu di pojok terminal, harapan yang terkantuk kantuk di dalam bus kota dan seringai kerinduan akan masa depan yang belum pernah mereka lihat. Apa yang mereka cari? Apa yang mereka kejar, Nak? Sementara ada ribuan etalase dan pintu pintu mall yang terbuka dan tertutup setiap kali. Serupa mulut lapar menganga yang rakus mengunyah dan menelan semua kecemasan dan kegalauan yang bersliweran di balik pendar neon papan reklame. Bagaimanakah mereka -orang orang tanpa identitas ini- bisa menafsirkan takdir, relativitas waktu, dan mungkin juga mimpi?
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Kawan kamu pernah bercerita ttg keinginanmu untuk pergi dari kehidupan ini. Iya, aku juga tahu bahwa kamu ingin pulang kawan, entah itu pulang kepada Tuhan. Sungguh, aku tahu kamu lelah kawan. Bahkan kamu nyaris menyerah kepada kehidupan. Tapi, kamu tahu kawan? kamu hanya terlalu lelah melawan padahal kamu hanya butuh diam. diam di dalam kesendirian, diam di dalam kesunyian, diam di dalam kepahitan, bahkan diam di dalam kelelahan. Tidak usah lagi kamu melawan. melawan kehidupan. Melawan Tuhan.
”
”
Alfisy0107
β€œ
Aku tak tahu mengapa hari-hari ini aku begitu sering tersentuh. Oleh pohon, oleh, burung, air sungai. Entah mengapa, hal-hal kecil yang memikat yang pernah diajarkan kepada kita, ketika kita mendekat kepada mereka, mereka tampak begitu besar, nyaris suci. Memang melo-dramatis rasanya mengatakan ini semua tetapi aku tak mengada-ada. Kami tahu aku bukan orang yang religius; dulu aku malah suka menegaskan diri bahwa aku tak beragama justru agar para sejawatku tak mengusikku. Tetapi akhir-akhir ini aku merasa, berteduh dalam kesendirian juga pengalaman religius.
”
”
Laksmi Pamuntjak (The Question of Red)
β€œ
Malam ini, ia ingin sekali tengadah ke langit gelap penuh bintang di dalam hutan itu. Ia ingin malam ini bulan hanya berbentuk sabit dan tak banyak lolongan hewan agar ia bisa menatap langit sendiri saja sambil menangis dan tak ada satupun orang yang menelponnya. Ia tidak ingin menulis kesedihannya di twitter, mencaci mengamuk menggangu follower-nya di dunia maya. Ia hanya ingin menangis lirih saja sambil tengadah ke langit gelap penuh bintang dalam keheningan hutan malam ini.
”
”
Nailal Fahmi (Mencari Jalan Pulang)
β€œ
Saat kehilangannya, hanya ada dua pilihan untuk membuat hatimu kembali bernyawa. Pertama, kau bisa memilih kembali mencinta dan berhak hidup bahagia. Segera melupakan dia yang tak mungkin bersamamu saat tua. Kedua, kau perlu benar-benar beristirahat untuk menyembuhkan segala luka. Menolak segala cinta untuk memperbaiki diri menjadi lebih bijaksana. Hanya dua pilihan, alasan mengapa pada akhirnya kau cepat memiliki pasangan, atau bertahan dalam kesendirian.
”
”
Lafia