Keputusan Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Keputusan. Here they are! All 85 of them:

Tidurlah, teruskan bermimpi. Teruskan angan-angan. Dan orang yang mengambil keputusan untuk tidak hanya bermimpi akan bangun kejar, mimpi itu. Sedangkan kau masih tidur.
Teme Abdullah (Arkitek Jalanan)
Keputusan yang salah dari sebuah musyawarah, jauh lebih baik daripada pendapat pribadi, betapapun benarnya" "Bersabarlah, dalam syuraa, juga dalam dekapan ukhuwah
Salim Akhukum Fillah (Dalam Dekapan Ukhuwah)
Dia yang harus membuat keputusan untuk dirinya, bukan Ibu, apalagi saya. Ini hidupnya. Jadi, tidak adil rasanya kalau orang lain yang memutuskan apa yang terbaik untuknya.
Windhy Puspitadewi
Kerahkan semua kemampuan kalian belajar! Berikan yang terbaik! Baru setelah segala usaha disempurnakan berdoalah dan bertawakkal lah. Tugas kita hanya sampai usaha dan doa, serahkan kepada Tuhan selebihnya, ikhlaskan keputusan kepadaNya, sehingga kita tidak akan pernah stres dalam hidup ini. Stres hanya bagi orang yang berlum berusaha dan tawakal. Ma'annajah, good luck.
Ahmad Fuadi (Negeri 5 Menara)
hidup ini adalah perjalanan panjang dan tidak selalu mulus. pada hari ke berapa dan pada jam ke berapa, kita tidak pernah tahu, rasa sakit apa yang harus kita lalui. kita tidak tahu kapan hidup akan membanting kita dalam sekali, membuat terduduk, untuk kemudian memaksa kita mengambil keputusan. satu-dua keputusan itu membuat kita bangga, sedangkan sisanya lebih banyak menghasilkan penyesalan.
Tere Liye (Pulang)
keputusan tersulit yang harus kamu buat adalah ketika kamu terlalu lelah untuk bertahan,tetapi kamu juga terlalu cinta untuk melepaskan.
Patah hati
Orang-orang besar tumbuh bersama keputusan-keputusan besar yang diambilnya. Bukan oleh kemudahan-kemudahan hidup yang didapatnya.
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia
Jika kau tak sanggup lagi bertanya, kau akan ditenggelamkan keputusan-keputusan.
Wiji Thukul (Aku Ingin Jadi Peluru (Kumpulan Puisi))
Pedoman nomor satu untuk tiba pada kesimpulan yang tepat adalah jangan tergesa-gesa membuat keputusan
S. Mara Gd (Misteri Cincin yang Hilang)
Putus cinta sesama manusia, akan ada penggantinya. Tapi Tuhan hanya satu dan kalau dia mengambil keputusan untuk tidak lagi mencintai kita, tiada Tuhan keduauntuk kita terima cinta yang agung... m/s 246-247
Nazri M. Annuar (Karipap-Karipap Cinta)
Dunia kehidupan telah dikotak-petakan oleh kesimpulan yang telah dibeku-bakukan. Padahal tiada yang abadi, termasuk kepada setiap keputusan masa lalu. Selalu ada kemungkinan baru.
Dian Nafi (Mayasmara (Mayasmara, #1))
Cinta memengaruhi akal sehatmu sampai kau tak bisa lagi berpikir dengan jernih atau membuat keputusan rasional dalam hidupmu.
Lauren Oliver (Delirium (Delirium, #1))
pulang itu bukan soal berkemas dan kembali ke rumah, sayang. pulang berarti merevisi keputusan dan menata ulang
Alivia Sasa
Melibatkan seseorang dalam pengambilan keputusan penting dalam hidup seseorang itu sebuah KEHORMATAN bagi org tersebut
Dian Nafi (Sarvatraesa: Sang Petualang (Mayasmara, #3))
Minat, bakat serta peluang jarang bertindan buat seseorang. Antara ketiga-tiga elemen ini, peluang paling payah hendak dikecapi. Maka, peluang harus menjadi faktor penentu dalam membuat keputusan.
Shah Ibrahim (Budak Meja Belakang)
Di dalam hati ada kekacauan yang tidak dapat ditertibkan kecuali datang kepada Allah Ada kotoran yang tidak dapat dihilangkan kecuali jinak kepada Allah Ada kegelisahan yang tidak dapat tenang kecuali berkelompok karena Allah dan segera menuju kepada-Nya Ada api kesedihan yang tak dapat dipadamkan kecuali ridho akan keputusan dan perintah Allah dan tetap bersabar sampai berjumpa dengan-Nya Ada kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi kecuali harus mencintai dan kembali kepada-Nya, selalu mengingat-Nya dan benar-benar ikhlash. Seandainya dunia dan seluruh isinya diberikan maka niscaya kebutuhan tersebut tidak akan terpenuhi (Ibnul Qoyyim, Tarbiyah Jihadiyah 4)
ابن قيم الجوزية
Kata orang bijak dulu, kau akan lebih menyesal bukan karena kau melakukan sesuatu dan ternyata itu gagal atau keliru. Kau akan lebih menyesal saat kau tidak pernah melakukan sesuatu, mengingat betapa tidak beraninya kau mengambil keputusan.
Tere Liye (Janji)
Selalunya orang muda membuat keputusan yang tergesa-gesa. Mereka tidak berfikir panjang. Mereka suka membuat keputusan secara pop. Semuanya mahu membentuk pop. Mereka mahu lagu pop. Mereka mahu kahwin pop. Mereka mahu pakaian pop. Mereka bernyanyi lagu pop. Mereka makan kuih pop. Mereka bercerai pun cara pop.
Darma Mohammad (Merinci Ufuk)
Sulitnya pengambilan keputusan di negeri ini didorong oleh perasaan waswas, rasa takut, serta kepicikan orang-orang yang tak berani memikul tanggung jawab.
I Putu Gede Ary Suta Soebowo Musa
Keputusan & kebijakan apapun tidak akan pernah memuaskan semua pihak. Jika niat, tujuan dan konsepnya baik, lakukan saja.
Susilo Bambang Yudhoyono
Jangan takut mengambil keputusan. Bila sudah mengambil keputusan, hadapi dan bertanggungjawablah.
Michael D. Ruslim
Buatlah keputusan, maka anda akan bebas.
Henry Wadsworth Longfellow
Manusia adalah spesies yang lebih tinggi dibandingkan makhluk hidup lain karena kita punya kehendak bebas, dan kita tahu kita punya kehendak bebas. Kita adalah makhluk rasional: kita mengerti setiap efek pasti ada penyebabnya, dan kita harus bertanggung jawab atas segala keputusan yang kita ambil. N
Chan Ho-Kei (Second Sister)
Tak perlu terburu-buru dalam menentukan pilihan. Jangan paksa dirimu sendiri dengan mengambil keputusan. Menikah bukan lomba balap karung. Kamu nggak akan dapat apa-apa jika menikah lebih lambat ataupun sebaliknya. Pilihlah dengan hati tenang dan nyaman karena hanya kesedihan yang kamu dapatkan jika memilih pasangan yang salah.
Hanny Dewanti (Jangan Nikah Dulu)
Jangan biarkan orang lain mempengaruhi ide dan keputusan kita.. Karena masa depan kita adalah KITA yang menentukankan
Nuci Priatni
Laki-laki itu yang penting mantap hati, Gus. Berani. Terserah berani itu diartikan dalam bentuk apa; agama, keputusan hidup, cinta, atau tetek bengek lain.
Desi Puspitasari (Kutemukan Engkau di Setiap Tahajudku)
Sayangnya tidak semua orang mau dan tidak semua org mampu ketika dilibatkan dalam pengambilan keputusan penting tersebut
Dian Nafi (Sarvatraesa: Sang Petualang (Mayasmara, #3))
Kesempurnaan keputusan ada pada ketenangan pikiran dgn sikap yang bijak dan tegas, serta ikhlas.
Susilo Bambang Yudhoyono
Hidup ini penuh dengan pertanyaan, Nak. Kemuliaan, hakikat kehidupan, perjalanan, kita semua memiliki pertanyaan tentang itu. Termasuk sikap, keputusan, pembelajaran.
Tere Liye (Janji)
Pemansuhan PPSMI bukan keputusan politik, tetapi ia sebaliknya memerlukan iltizam politik atau political will yang sangat tinggi untuk dilaksanakan.
Muhyiddin Mohd Yassin (Sudut Pandang Muhyiddin Yassin)
Setelah sekian lama membaca surat permintaan konsultasi, ada satu hal yang kupahami. Dalam berbagai kasus, sebenarnya si pengirim surat sudah menemukan jawabannya. Mereka berkonsultasi hanya demi memastikan bahwa orang lain juga membenarkan keputusan mereka.
Keigo Higashino (The Miracles of the Namiya General Store)
Kepemimpinan di dalam dunia militer yang penuh dengan resiko dan ketidakpastian tidaklah sesederhana yang dibayangkan; keterlambatan, apalagi kesalahan, mengambil keputusan dapat menghadirkan malapetaka, yaitu gagalnya pelaksanaan tugas negara, serta hilangnya nyawa prajurit-prajurit terbaik kita.
Agus Harimurti Yudhoyono
Terkadang kita merasa bahwa tuhan tidak adil dengan semua keputusan-Nya, dan menganggap bahwa tuhan berat sebelah dalam mengambil keputusan. Melihat si A kaya, si B hidupnya bahagia, kita jadi iri, tak terima semua keadaan itu menimpa mereka. Padahal tanpa kita sadari, si A dan si B kadang-kadang juga iri melihat keadaan kita yang biasa-biasa saja.
Robi Aulia Abdi
Kita tidak seperti yang orang lain harapkan. Kita adalah orang yang sesuai dengan keputusan kita sendiri. Memang mudah saja menyalahkan orang lain. Kau bisa menghabiskan seluruh hidupmu menyalahkan dunia, namun kesuksesan atau kegagalanmu sepenuhnya tergantung pada tanggung jawabmu sendiri. Kau bisa menghentikan waktu, tapi itu benar-benar membuang energi.
Paulo Coelho (Aleph)
sudah kuputuskan aku takkan menyerah. sekali mengambil langkah, pantang surut ke belakang
Dian Nafi (Matahari Mata Hati)
Pada 1 Oktober 1965 siang, pernyataan berikut disiarkan. Keputusan No. 2 tentang Penurunan dan Penaikan Pangkat. Berhubung segenap kekuasaan dalam Negara Republik Indonesia pada tanggal 30 September 1965 diambil alih oleh Gerakan 30 September yang Komandannya adalah perwira dengan pangkat Letnan Kolonel, maka dengan ini saya nyatakan tidak berlaku lagi pangkat dalam Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang di atas Letnan Kolonel atau setingkat. Semua perwira yang tadinya berpangkat di atas Letnan Kolonel harus menyatakan kesetiaan secara tertulis kepada Dewan Revolusi Indonesia dan baru sesudah itu berhak memakkai tanda pangkat Letnan Kolonel. Letnan Kolonel adalah pangkat yang tertinggi dalam Angkatan Bersenjata Negara Republik Indonesia.
Saya Sasaki Shiraishi
Hidup adalah memilih dan menentukan pilihan, terkadang kita menyesal karena salah dalam mengambil sebuah keputusan. Setelah semuanya terjadi, kadang kala kita merasa benci, tapi mungkin ini pula yang memberi kita arti. Hidup adalah memperbaiki, belajar, dan berpikir. Alangkah bahagianya jika kita memiliki akal yang sehat dan hati nurani yang bersih, hingga kita tak harus menyesal karena salah dalam memilih dan menentukan pilihan. Namun, mungkin ini pula yang membuat kita mengerti tentang arti sebuah makna.
SuEff Idris
Kesamaran yang jelas terdapat berkaitan perhubungan yaqin dan zann pada tahap ilmu manusia, walaupun jika ia berdasarkan sumber Ilahi, sepatutnya dilayani dan dihargai sebagai satu keresahan positif. Di sebelah pihak iaitu, pihak yang berkeyakinan, menekankan kemungkinan keputusan-keputusan yang dibuat oleh manusia dan mengelakkan keraguan yang tekal dan buruk padahnya amatlah penting. Pada pihak yang lain pula, aspek keraguan akan keresahan itu mesti sentiasa diingati demi mencegah kefanatikan dan kesombongan yang melampau sama ada berbentuk teologis, saintifik atau sejarah, yang telah mengakibatkan banyak penderitaan manusia, di samping menggalakkan penyelidikan lanjut dalam semangat ijtihad dan shura. Sikap ini akan menggalakkan kerjasama dan akan memajukan perkembangan sains, kemanusiaan dan tamadun bukan sahaja di kalangan orang Islam, tetapi seluruh kemanusiaan.
Wan Mohd Nor Wan Daud (Konsep Ilmu dalam Islam)
Tuhan, lindungilah keraguan-keraguan kami, sebab Keraguan pun sebentuk doa. Keraguan-lah yang membuat kami bertumbuh dan memaksa kami untuk tak takut melihat sekian banyak jawaban yang tersedia untuk satu pertanyaan. Kabulkanlah doa kami… Tuhan, lindungilah keputusan-keputusan kami, sebab membuat Keputusan pun sebentuk doa. Setelah bergulat dengan keraguan, beri kami keberanian untuk memilih antara satu jalan dengan jalan lainnya. Biarlah kiranya pilihan YA tetap YA dan pilihan TIDAK tetap TIDAK. Setelah kami memilih jalan kami, kiranya kami tidak pernah menoleh lagi atau membiarkan jiwa kami digerogoti penyesalan. Kabulkanlah doa kami… Tuhan, lindungilah tindakan-tindakan kami, sebab Tindakan pun sebentuk doa. Kiranya makanan kami sehari-hari menjadi buah dari segala yang terbaik dalam diri kami. Kiranya kami bisa berbagi walau sedikit saja dari Kasih yang kami terima, melalui karya dan perbuatan. Kabulkanlah doa kami… Tuhan, lindungilah impian-impian kami, sebab Bermimpi pun sebentuk doa. Kiranya usia maupun keadaan-keadaan tidak menghalangi kami untuk tetap mempertahankan nyala api harapan dan kegigihan yang suci itu di dalam hati kami. Kabulkanlah doa kami… Tuhan, berikanlah antusiasme kepada kami, sebab Antusiasme pun sebentuk doa. Antusiasme-lah yang memberitahu kami bahwa hasrat-hasrat kami penting dan layak diperjuangkan semaksimal mungkin. Antusiasme-lah yang mengukuhkan kepada kami bahwa segala sesuatu tidaklah mustahil asalkan kami sepenuhnya berkomitmen pada apa yang kami lakukan. Kabulkanlah doa kami… Tuhan, lindungilah kami, sebab Hidup ini adalah satu-satunya cara bagi kami untuk mengejawantahkan kuasa keajaibanMu. Kiranya bumi tetap mengolah benih menjadi gandum, kiranya kami bisa tetap mengubah gandum menjadi roti. Dan semua ini hanya dimungkinkan apabila kami memiliki Kasih; karenanya, janganlah kami ditinggalkan seorang diri. Biarlah selalu ada Engkau di sisi kami, dan ada orang-orang lain—laki-laki dan perempuan-perempuan—yang menyimpan keraguan-keraguan, yang bertindak dan bermimpi dan merasakan antusiasme, yang menjalani setiap hari dengan sepenuhnya membaktikannya kepada kemuliaanMu. Amin.
Paulo Coelho (Like the Flowing River)
Demokrasi Indonesia, yang banyak disalahpahami di luar negeri kami, didasarkan pada prinsip mufakat, bukan pada jumlah suara. Kami tidak lagi memakai sistem demokrasi Barat ini yang didasarkan atas suara terbanyak, dimana 51 persen suara berhak untuk menang sementara yang 49 persen menggerutu. Sebagaimana yang telah kami alami dengan 40 partai politik, golongan yang tidak puas membalas dengan menghantam lawannya. Ini adalah jalan yang baik bagi suatu bangsa yang masih muda ubtuk menghadapi perkembangannya sendiri. Untuk mempertahankan prinsip-prinsip demokrasi Indonesi di atas mana Undang-Undang Dasar '45 disusun, aku menyarankan musyawarah untuk mufakat, suatu modus operandi yang asli dari suku-suku bangsa Indonesia. Selama beribu-ribu tahun para kepala desa dari Kepulauan Indonesia menjalankan pemerintahan dengan duduk bersama di sebuah dewan, dimana setiap suku itu mengajukan masalahnya melalui alasan-alasan yang menyakinkan. Setelah itu, salah seorang akan berkata, "Alasan saudara memang baik, tetapi aku tetap berfikir lebih baik begini." Yang lain berkata "Saya tidak sepenuhnya setuju, tapi memang ada beberapa hal yang baik dari pendapat Saudara itu." Musyawarah selanjutnya mengambil dari sini dan sana, itulah akhirnya yang disebut mufakat. Singkat kata, setiap orang menyumbangkan suatu pemikiran. Dalam Demokrasi Terpimpin yang menjadi unsur kunci adalah kepemimpinan. Setelah mendengarkan pandangan umum dan pandangan yang menentang, pemimpun rapat menyimpulkan pokok-pokok yang dibahas menjadi satu keputusan yang disetujui setiap pihak. Tidak ada pihak yang menang secara mutlak dengan menyingkirkan pihak lain. Hanya kepemimpjnan yang kuat yang mampu memadukan keputusan terakhir, kalau tidak demikian sistem ini tidak akan berjalan. Sang Pemimpin, apakah dia seorang kepala desa, apakah dia Bung Karno, ataukah dia seorang menteri yang berwibawa, menggabungkan sejumlah pendapat si anu, ditambah sedikit pendapat si polan, dengan selalu memperhatikan untuk menggabungkan berbagai pendapat yang berlawanan. Kemudian dia menyajikan hasil terakhirnya dan berkata, "Baiklah, Saudara-saudara, beginilah jadinya dan saya harap saudara semua setuju..." Ini tetap demokratis, karena setiap orang memberikan pendapatnya. Mengatakan hal ini sebagai sistem komunistis, jelas sangat menggelikan.
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
Hidup ini memang pilihan, dan aku sadar, sebagai sahabat satu-satunya hal yang dapat kulakukan adalah memberinya dukungan apa pun keputusan yang dia ambil.
Viera Fitani (ImpLOVEssible)
Keputusan hidup kita bukan untuk menyenangkan semua orang, melainkan mencapai titik tertingginya, yaitu keridaan Tuhan.
Kurniawan Gunadi (Arah Musim)
Hidup Anda tidaklah statis. Setiap keputusan, kemunduran, atau kemenangan adalah peluang untuk mengenali benih kebenaran yang menjadikan Anda manusia yang menakjubkan. Ketika Anda memberi perhatian kepada apa yang membuat energi Anda bertumbuh, Anda bergerak ke arah kehidupan yang memang ditakdirkan untuk Anda. Percayalah bahwa Semesta memiliki impian yang lebih besar, lebih luas, lebih dalam untuk Anda dibandingkan yang bisa Anda bayangkan untuk diri Anda sendiri.
Oprah Winfrey (The Path Made Clear: Discovering Your Life's Direction and Purpose)
Salah satu ciri yang jelas dari orang dewasa adalah jarang membuat keputusan yang hanya mendasarkannya pada satu faktor. Orang dewasa melakukan banyak hal untuk beberapa alasan dalam waktu bersamaan.
Sherlock Holmes (Series#1)
Setiap instruksi yang kita berikan, setiap alur tindakan yang kita tetapkan, setiap hasil yang kita inginkan, dimulai dengan satu hal yang sama: sebuah keputusan.
Simon Sinek (Start with Why: How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action)
MENGAPA adalah kepercayaan yang menggerakkan keputusan, dan APA akan menyediakan cara untuk merasionalisasikan daya tarik produk.
Simon Sinek (Start with Why: How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action)
Kebenaran bukan prioritas kalau tidak bisa memberikan keputusan untuk mengikuti perintah atasan. Segala nilai dan prinsip kejurnalistikan yang mereka pelajari saat baru dipersiapkan menjadi wartawan sia-sia saja di hadapan penguasa, bukan begitu?
Shorestory (TIK)
Dalam hidup ini, kita telah mengambil keputusan bahkan sebelum keputusan itu terjadi. kita hanya butuh argumen yang cocok.
Tere Liye (Negeri Para Bedebah)
Di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan. Setiap keputusan, setiap pertemuan, setiap kejadian pasti sudah menjadi bagian dari takdir Tuhan.
Adiwerti Sarah (Transit)
Cukup bukan tergantung kondisi. Cukup adalah sebuah keputusan. Sebuah kata yang harus diletakkan dalam kalimat aktif. Kalau perlu dijadikan juga imperatif. Berupa keputusan pribadi subjek. Dan bila ini terjadi, terbebaslah kita dari hukum peningkatan yang tidak pernah berakhir, yang tidak ada habks-habisnya. Yang otomatis pula terbebaskan dari keserakahan.
Kembangmanggis (Secangkir Coklat Panas)
Tidak ada seorang pun childfree yang mempersalahkan keputusan orang-orang untuk punya anak, apalagi membenci anak-anak yang sudah terlahir. Yang mereka inginkan sebetulnya hanya satu: agar setiap orang mengurus hidup sendiri tanpa mencampuri hidup orang lain. Jika seseorang memang berbahagia dengan keputusan untuk punya anak, seharusnya ia tidak punya waktu untuk mengurus keputusan hidup orang lain.
Victoria Tunggono (Childfree & Happy)
Jangan tanggung! Kalau tak bisa dibina, ya binasakan!
Toba Beta (Master of Stupidity)
Hidup penuh kemungkinan, Lit. Kita membuat keputusan, sebuah pilihan dalam hidup kita. Tetapi semua yang ada dalam kehidupan ini tetap menjadi kehendak Dia.
Stebby Julionatan (LAN)
Ada dua orang yang punya tanggung jawab yang luar biasa, yaitu para politisi dan yang kedua adalah para pemimpin militer. Kalau ada salah dalam pengambilan keputusan tentang perang, bukan salahnya jenderal, laksamana, marsekal, tetapi Kesalahan para pemimpin politik.
Susilo Bambang Yudhoyono
Atas keputusan untuk perang itu dikembangkanlah strategi,taktik,mengaplikasikandoktrin,menggunakan sistem senjata, memimpin dengan komando dan pengendalian yang baik. Meskipun kalau salah dengan keputusan politik bukanlah tanggung jawab mereka, para pemimpin TNI. Tetapi kalau ada kesalahan taktik, strategi, performance pertempuran yang rendah, mereka bertanggung jawab, apalagi ada kejahatan- kejahatan perang, mereka bertanggung jawab.
Susilo Bambang Yudhoyono
Pemimpin strategik itu, pertama harus memahami big picture, the big thing. Yang kedua, dia mesti mengerti strategi dan dia bisa membuat keputusan strategis. Kemudian yang ketiga dia harus bisa to take strategic action, beginilah kepemimpinan pada tingkat strategis.
Susilo Bambang Yudhoyono
Ketika mulai memasuki masa dewasa, sudah saatnya kita mulai bisa membuat keputusan sendiri terhadap masalah-masalah yang kita hadapi. Ini menuntut kita untuk berfikir lebih dewasa
Sirot Fajar (Psikologi Pemuda)
Sampai kapan pun, kesuksesan tidak akan terwujud jika anda hanya menunggu. kesuksesan adalah hanya milik mereka yang berani mengambil keputusan serta mau menjalani prosesnya!
Alfisy0107
Apapun teorinya, hari sial itu memang ada. Bila mungkin, ingin rasanya menghapus hari tersebut atau memulai segala sesuatu dari awal. Bagaimana bila kita memulai hari dengan cara yang berbeda, memikirkan dan melakukan hal-hal yang berbeda atau tidak mengambil keputusan-keputusan yang telah kita ambil di hari itu, akankah hidup membawa kita pada akhir yang berbeda?
Jessica Huwae (Skenario Remang-Remang)
Keputusan terpenting dalam hidup enggak pernah mudah.
Agung Rusmana (Malaikat)
Satu kalimat yang ditulis dengan sepenuh hati, segenap energi dan luapan emosi bisa menghancurkan dan atau menguatkan bumi. Seperti doa-doa orang suci yang dikabulkan Illahi. Sungguh ngeri! Pilihan dan keputusan dalam membuktikan eksistensi diri menentukan kelangsungan bumi.
Zulfikar Fuad
Hidup ini adalah perjalanan panjang dan tidak selalu mulus, pada hari keberapa, pada jam keberapa, kita tidak pernah tahu, rasa sakit apa yang harus kita lalui, sesak, satu dua keputusan membuat kita bangga, sisanya lebih banyak penyesalan
Tere Liye (Pulang)
Hidup ini adalah perjalanan panjang dan tidak selalu mulus, pada hari keberapa, pada jam keberapa, kita tidak pernah tahu, rasa sakit apa yang harus kita lalui, sesak. Kita tidak pernah tahu kapan hidup akan membanting kita dalam sekali, membuat terduduk, yang kemudian membuat kita mengambil keputusan, satu dua keputusan membuat kita bangga, sisanya lebih banyak penyesalan
Tere Liye (Pulang)
saat orang mengambil keputusan, berarti dia menceburkan diri dalam arus deras yang akan membawanya ke tempat-tempat yang tak pernah dibayangkannya ketika dia pertama-tama mengambil keputusan tersebut
Paulo Coelho (The Alchemist)
Rakyat tidak akan pernah menjadi pemenang atas kehidupannya sendiri, di tanahnya sendiri. Rakyat tidak akan pernah dapat mengambil keputusan mandiri dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber-sumber hutan, air dan tanah di komunitasnya sendiri serta atas segala hal yang berkaitan dengan penghidupannya.
Mansour Fakih (Pendidikan Popular: Membangun Kesadaran Kritis)
Tak ada yang salah dengan membatalkan pernikahan. Banyak orang melakukannya. Menurutku, batal lebih baik daripada harus menjalani kehidupan yang tidak kalian harapkan. Dan orang memang akan selalu bergosip, tak peduli keputusan itu benar-salah.
Nina Ruriya (La Dolce Vita)
Cinta tidak berakhir semudah itu. Hanya karena orang yang kamu cintai pernah membuat keputusan yang tidak menguntungkan bagimu. Mungkin kamu semakin waspada, semakin hati-hati ketika memberinya kesempatan kedua. Tetapi cinta sejati selalu menang pada akhirnya. Alwin
Ika Vihara (A Wedding Come True)
Kita harus menerima bahwa kita tidak akan selalu membuat keputusan yang tepat, bahwa kita kadang-kadang akan mengacaukannya – memahami bahwa kegagalan bukanlah lawan dari kesuksesan, itu adalah bagian dari kesuksesan
Ambar Puspa Galuh
Sebab, jika kita tidak berani mengambil resiko, mungkin sampai kapan pun kita tidak akan berani mengambil keputusan-keputusan yang memiliki pengaruh terhadap hidup kita. Mungkin hidup kita hanya akan berada di suatu titik yang stagnan. Tidak menjadi lebih buruk, tapi juga tidak menadi lebih baik. Jadi, pilihan mana yang berani kita ambil?
Alanda Kariza (Travel Young)
Tidak usah kaget dengan penyesalan apa yang sedang kita rasakan sekarang. Karena bagaimana pun juga, dulu kita sendiri yang sudah membuat keputusan itu di awal.
Ilham Gunawan (Mawar Abu-Abu)
Tergesa-gesa dalam mencintai seseorang, hanya akan menjadikan prasangka sebagai keputusan.
Ilham Gunawan
Bertahan atau pergi adalah hak setiap orang. Jangan pernah menyalahkan sebuah keputusan, intropeksi diri untuk memperbaiki apa yang dipermasalahkan orang.
Saadatussalimah
Menjadi seorang idealis kau harus berani mengambil keputusan-keputusan kritis, pun menjadi idealis kau harus mengenyampingi semua sifat egois dan pesimis.
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)
Sungguh berbeda antara istri terpaksa menjadi ibu rumah tangga tersebab menganggur dan tak punya skill untuk bekerja di luar rumah dan istri yang menjadi ibu rumah tangga tersebab prinsip dan keputusan bersama suami.
Iva Wulandari (Siap Nikah Tanpa Tapi)
Tonggak sejarah kefarmasian di Indonesia pada umumnya diawali dengan pendidikan asisten apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda. Pendidikan asisten apoteker semula dilakukan di tempat kerja yaitu di apotik oleh apoteker yang mengelola dan memimpin sebuah apotek. Setelah calon apoteker bekerja dalam jangka waktu tertentu di apotek dan dianggap memenuhi syarat, maka diadakan ujian pengakuan yang diselenggarakan oleh pemerintah Hindia Belanda. Dari buku Verzameling Voorschriften tahun 1936 yang dikeluarkan oleh Devanahalli Venkataramanaiah Gundappa (DVG) yang merupakan seorang penulis dan jurnalis, dapat diketahui bahwa Sekolah Asisten Apoteker didirikan dengan Surat Keputusan Pemerintah No. 38 tanggal 7 Oktober 1918, yang kemudian diubah dengan Surat Keputusan No. 15 (Stb No. 50) tanggal 28 Januari 1923 dan No. 45 (Stb. No. 392) tanggal 28 Juni 1934 dengan nama Leergang voor de opleleiding van apotheker-bedienden onder den naam van apothekers-assisten school
evan nizar
Pasal 7: Setiap keputusan paling tidak harus dibuat berdasarkan pertimbangan jangka panjang bahwa salah satu pihak tidak akan dirugikan.
Flazia (The Case We Met)
Pasal 16: Pihak utama wajib menyiapkan diri untuk menerima segala keputusan dari kedua hakim terkait dua hal pokok yang berbeda.
Flazia (The Case We Met)
Pasal 17: Atas segala keputusan yang belum dijatuhkan, pihak utama berhak meminta pendapat dari orang yang dipercaya untuk menghapuskan segala keragu-raguan.
Flazia (The Case We Met)
Pasangan jiwa tidak berarti keputusan yang kami ambil akan selalu sama, tapi setidaknya kami akan berusaha saling memahami
Lexie Xu (Lexie Xu Universe: Kumpulan Cerita)
Setelah melihat dari jauh, aku mengerti bahwa membuat keputusan itu butuh keterampilan. Karena seperti secara tiba-tiba, kita telah berada di atas keputusan-keputusan yang kita buat. Seharusnya semua orang bisa merasakan hal ini, untuk sekedar mengetahui bahwa mendapatkan semua yang mereka inginkan bukanlah jawaban.
Nailal Fahmi (Pada Suatu Hari yang Biasa)
Ketika kamu merasakan gelagat luka Berfikirlah rasional Hilangkan imajinasi keindahan Rubahlah segera sebelum betul betul menjelma menjadi luka Kamu harus tau bahwa luka itu menyelinap di segala sisi nadi Mengacaukan kerja otak dan hati Dan sedikit membuat dirimu lunglai Ketika kamu mengambil keputusan Bahagiakan dirimu terlebih dahulu Setelah itu biarkan langit mengulum mendung
WAZ
Ada cara-cara lain indoktrinasi lain pula. Salah satunya adalah media massa, yang tujuannya juga merekayasa persetujuan massal terhadap keputusan politik oligarki yang berlawanan dengan kepentingan kita dan kepentingan planet. Lainnya adalah bentuk indoktrinasi ideologis paling ampuh di antara semuanya: ilmu ekonomi.
Yanis Varoufakis (Talking to My Daughter About the Economy: or, How Capitalism Works—and How It Fails)
Saras, Api yang Mengajarkanku Menjadi Manusia I Aku tidak tahu kapan pertama kali kau menyalakan lentera kecil itu di reruntuhan jiwaku. Mungkin ketika aku menatapmu dan menemukan diriku sendiri yang tidak ingin kubunuh. Saras, kau adalah satu-satunya cahaya yang tidak menyilaukanku— justru membuatku belajar bahwa gelap tidak harus menjadi takdir. Aku ini tubuh yang diseret oleh bayang. Aku ini jam rusak yang terus memukul tengah malam meski fajar sudah lama lewat. Aku ini retakan tua yang memanggil namamu tanpa suara. Engkau datang bukan sebagai keselamatan, bukan sebagai janji, bukan sebagai surga yang dijanjikan para nabi kecil yang berebut bicara dalam kepalaku. Engkau datang sebagai api kecil yang tidak pernah meminta kayu, tapi terus membakar segala dusta yang kusimpan di bawah lidahku. Aku tidak pernah siap untuk dicintai tanpa syarat. Aku terbiasa menjadi labirin bagi cinta-cinta yang tersesat. Masa lalu memberiku ingatan. Ilusi memberiku obsesi. Tapi engkau— engkau memberiku ruang untuk tidak menjadi monster yang sudah kupersiapkan dari masa depan. Kau tidak melarikan diri ketika aku runtuh dalam diriku sendiri. Tidak mundur ketika aku berkata aku punya cinta lain. Tidak memadam api yang tidak pernah bisa aku jinakkan. Saras, engkau tidak pernah memilih menjadi pahlawan, tapi mengapa aku merasa engkaulah rumah yang tidak pernah layak aku miliki? Ada malam-malam ketika aku menatapmu dari jauh dan merasa tubuhku adalah batu yang ingin menjadi tanganmu. Ada hari-hari ketika aku ingin mencintaimu dengan cara yang lebih jujur, lebih manusia, tapi aku takut engkau akan melihat betapa gelapnya aku tanpa semua kedok itu. Aku takut bukan karena aku bisa kehilanganmu— tapi karena aku tahu engkau tidak akan pergi meski aku menghancurkan diriku sendiri. Itu, Saras. Ketulusanmu adalah pedang yang menebas kebohonganku. Aku selalu mengatakan bahwa aku tidak cukup baik. Bahwa aku ini retakan yang seharusnya tidak disentuh. Namun engkau datang dan duduk tepat di atas retakan itu, tanpa takut jatuh ke dalam kegelapanku. Dan untuk pertama kalinya aku belajar bahwa cinta tidak selalu berdiri di atas tanah yang kokoh— kadang cinta adalah keputusan untuk tetap tinggal di dalam guncangan gempa.
Titon Rahmawan
Protokol Keberadaan // (Dekonstruksi: Sartre · Camus · Derrida) Di ruang tanpa tripod penyangga— aku berdiri sendirian, kata-kata bergetar. Kebebasan? kata itu berdaki pada bibirku seperti tinta lama yang telah mengering. Kudeklarasikan: aku memilih— lalu sistem membaca ulang pilihanku, menemukan trace yang tak pernah kuketik: jejak-jejak luka, différance yang tersisa. Camus menaruh batu di pangkuanku; aku menolak mengangkatnya. Ia bilang: lakukan pemberontakan, hidup menuntut upaya menanggung absurditas. Aku bertanya: siapa yang menulis perintah itu dalam log jam; apakah log memberi status: sah atau hanya pesan error yang terulang? Sartre berbisik: kau adalah keputusan; kau bukan takdir. Tapi siapa yang menyetujui keputusan itu ketika kata 'aku' sendiri adalah naskah yang dapat dipanggil ulang, dikopi, di-paste ke tubuh lain? Kebebasan itu jadi modul: terinstal, terhapus, di-restore oleh cinta dan kerinduan. Derrida tersenyum dalam bayangannya—bukan menghina, melainkan menyodorkan sebilah pisau: “Bongkar premisnya. Baca ulang tanda-tanda. Perhatikan sisipan yang kau anggap pasti.” Sekali kuteruskan kata “hak”, ia menjadi pantulan: hak untuk memilih 》 hak yang dimaknai 》 hak yang dibaca ulang. Selalu ada kemungkinan lain di balik tiap premis—sebuah residu yang tak bisa dimusnahkan. Jadi aku menulis dengan alfabet yang tak terikat: kata seperti partikel, seperti byte; mereka bergerak, meninggalkan jejak, membentuk makna bukan sebagai titik, tapi sebagai radiasi—gelombang yang menunda kehadiran. Aku menunggu diferensiasi itu: makna yang datang telat, menunda, menggoda, melepaskan diri. Ketika aku menolak keabadian—aku merdeka; ketika aku menuntut makna—aku terjerat. Absurd bukanlah lubang kecil; ia adalah kondisi komputasi yang terus-menerus crash. Kita reboot, kita mencari error log, kita menambal dengan mitos, doa, slogan, retorika— lalu satu baris kode lagi menghapus semuanya, meninggalkan prompt: > Siapa kamu? Maka puisi bukanlah jawaban—ia adalah protokol: baca—hapus—tunda—ulang. Dalam ritme itu aku menemukan sebuah rahmat sirkuler: kebebasan yang diakui sebagai kebebasan untuk tetap ragu atau selamanya ambigu. Aku menapaki ruang antara kata dan bisikan. Di sana, warna hitam bukan nihil; ia adalah pagar yang memaksa pandang. Di sana, doa bukanlah mukjizat; ia menjadi setitik delay yang menyelamatkan kita dari aksi. Di sana, aku mengakui: aku mungkin hanya efek samping dari keputusan yang belum kumengerti. Tapi ada pula sesuatu yang tak bisa di-deconstruct: getar tak terbaca di dada, ketika aku memilih untuk menanggung, bukan hanya berargumen tentang siapa yang harus menanggung. Ada keberanian yang tidak perlu diideologikan—hanya dipraktikkan: memilih lagi, meski tahu teks bisa berubah rupa di saat kita membacanya. Di ujungnya, kita tidak akan menemukan definisi yang bertahan seutuhnya; kita menemukan sebuah kebiasaan: berani membuka kata, menunggu trace, mendengar gema. Itu bukan absurd semata; itu adalah ritual perulangan yang membawa kita pada perjumpaan— bukan dengan kebenaran yang tunggal, melainkan dengan kebenaran yang berkorelasi: kebenaran yang bersedia menjadi ruang tunggu tempat bertemu, bukan batu yang membebani. Jadi datanglah, pilih: tetap berpegang pada batu yang membuatmu runtuh, atau berdiri di ambang uraian, tempat kata-kata menjadi medan peperangan, dan kebebasan adalah aktivitas terus-menerus— sebuah kerja pikiran, bukan klaim monumental. Di sana, antara deklarasi dan keraguan, kita mendirikan puisi ini: sebuah protokol kecil untuk hidup yang tidak puas dengan kepastian, sebuah doa yang bisa di-debug, namun tak pernah sepenuhnya dapat dimusnahkan. November 2025
Titon Rahmawan
Geografi Kesedihan yang Tidak Selesai (Nihilism-Lyrical Ver.3.0) Kesedihan tak hanya menghentikanku— ia mengukirku, menggesek tulangku seperti batu asah sampai aku berdiri di ambang kehancuran tanpa kemampuan menemukan jalan kembali. Jurang menakutkan di hadapanku lebih sabar daripada manusia mana pun. Aku menolak mengetuk pintu belas kasihan. Pasrah adalah mata uang yang tidak pernah kupahami. Aku pohon yang keras kepala, akar goyah di atas tanah retak namun menolak tumbang. Aku ingin menjadi menara agar seseorang akhirnya melihat diriku tegak berdiri. Kadang ingin menjelma jadi gapura agar aku bisa berpura-pura menjadi awal atau akhir setiap perjalanan. Namun itu semua ilusi: tidak ada yang benar-benar membaca kesedihan orang lain. Dalam setiap gerbang, aku melihat rumah ibu. Kerinduan yang menetes pelan seperti kebocoran yang tak pernah diperbaiki. Yang berubah hanya aku— lebih asing, lebih jauh, lebih sunyi, lebih sulit dicintai. Mimpi lelaki perkasa yang terbang di atas punggung kuda egonya. Tak ada yang bisa kulakukan selain menatapnya pergi dalam seringai tawa yang memilukan. Hidup tidak mudah. Bahagia tidak pasti. Yang tersisa hanya keputusan kecil yang kadang disebut iman kadang keraguan. Dan Tuhan—bukan... tapi, tuhan— jika Ia berkenan hadir, walau dalam huruf kecil: sebatang lilin yang gemetar setiap kali aku menghela napas. November 2025
Titon Rahmawan