β
Kekasihku
Kami bertemu lagi di taman.
Dulu ia bilang ia yang menciptakan langit biru,
tukang susu yang setiap pagi lewat depan rumahku,
tukang pos yang tak pernah mampir,
anak-anak kecil yang bermain burung dara bersama senja,
suara anjing hansip di tengah malam sunyi.
Semuanya dari tiada.
βKenapa kita harus melalui hidup ini sendirian?β tanyaku.
Ia diam. Padahal biasanya langsung
berbicara panjang lebar.
βKamu dan aku. Begini parah kita kesepian.β
Aku ingat ceritanya tentang cinta yang tak berbalas,
yang ia tanggung selama beribu-ribu tahun.
Tentang pengirim pesan yang ditimpuki batu,
dan ia yang kesepian di atas gunung.
Kakiku mulai kesemutan, dan ia tak juga bicara.
βDi gunung, kamu menulis untuk siapa?β
Ia tak juga bicara.
Langit biru agak berawan hari ini.
β
β