Kebaikan Keburukan Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Kebaikan Keburukan. Here they are! All 14 of them:

Orang memberi kasih, kita membalas kasih. Kalau diberi sampah? Balaslah dengan kasih juga. Kerana kebaikan akan menghapuskan keburukan.
Evelyn Rose (The Wedding Breaker)
Jodoh, rezeki, dan kematian telah ditentukan oleh Allah, bahkan sebelum kita lahir ke dunia. Jangan terlalu ikut campur dengan urusan Allah dan jangan terlalu sibuk mencari jodoh. Lebih baik kita memantaskan diri. Perbaiki keburukan kita, tutupi kekurangan dengan kebaikan.
@Tausiyahku (Tausiyah Cinta)
Kadang, mencintai seseorang hanya perlu memastikan orang itu berada dalam kebaikan. Itu lebih berarti dibanding dia selalu ada di sisimu...dalam keburukan
Putri Turandokht
MEMBACA hanya menggerakkan pikiran dan ucapan semata. Akan tetapi, membaca yang disertai menulis, apalagi menulis buku, bisa menggerakkan dunia. Kenapa? Karena buku merupakan instrumen yang berdaya kuat dan berkuasa mengubah arah peristiwa-peristiwa baik untuk kebaikan maupun keburukan, bagi kesejahteraan maupun bencana
Hernowo
Bagaimana mungkin seseorang dapat memperoleh berkat kebaikan sementara di saat yang sama ia memelihara pikiran, perkataan dan perilaku yang buruk?
Titon Rahmawan
Ya Allah, berikanlah kebaikan dari tempat ini, dan dari orang-orang yang berada di dalamnya. Dan jauhkanlah hamba dari keburukan tempat ini, dan keburukan orang-orang yang berada di dalamnya.
Asma Nadia (Jilbab Traveler)
Kebaikan dan keburukan nggak tergantung terhadap agama, kepercayaan, bukan kepercayaan, suku, bangsa dan lain sebagainya, melainkan kesadaran masing-masing orang akan kebaikan dan keburukan itu sendiri.
Nailal Fahmi (Menulis Cinta dan Keyakinan)
Sesungguhnya kebaikan (ketaatan kepada Allah) itu merupakan keceriaan di wajah, cahaya di hati, kelapangan pada rezeki, dan kecintaan di hati manusia. Adapun keburukan (kemaksiatan) merupakan kemuraman di wajah, kegelapan di hati, kelemahan di badan, dan kebencian di dalam hati manusia.
Ibnu Abbas radhiyallaahu 'anhu
Sunguh siapa yang menanam, maka dialah yang bakal memanennya. Barangsiapa menanam kebaikan maka kebahagiaanlah panennya. Namun, barangsiapa menanam keburukan, maka celaka dan kenistaan itulah unduhannya.
Sunali Agus Eko Purnomo (Para pencari Cahaya kehidupan)
Dan pada akhirnya semua manusia akan mengerti, betapa rumitnya konstruksi batin mereka. Betapa sukarnya mereka menanggalkan bias, menarik batas antara masa lalu dan masa sekarang, antara kebaikan dan keburukan, antara cinta dan kebencian, antara ketakutan dan hanya mencoba, antara menjadi diri sendiri dan ingin dilihat manusia lainnya. suatu saat mereka akan percaya, manusia dirancang untuk terluka.
nom de plume
Saudariku.. pernahkah ada seorang yang melukaimu, menuduhmu atas suatu hal yang tidak anda lakukan ? memanggilmu dengan sebutan yang tidak layak dilontarkan, mengatakan hal – hal yang sangat tidak pantas diucapkan kepada sesama muslimah… mungkin dia adalah keluarga dekatmu, mungkin dia adalah temanmu, atau bahkan..... keluarga dari calon pendampingmu… :) Jangan bersedih ! tidak hanya anda yang mengalaminya… saya pun pernah mengalaminya.. duhai saudariku… Tidak semua orang mampu memahami kesalahan yang telah dilakukannya, Tidak semua orang mampu menerima kesalahan,dan tidak semua orang mampu meminta maaf kepada anda, meskipun dia sudah menyadari kesalahannya… Duhai saudariku…Lepaskan keegoisanmu agar cahaya iman masuk kedalam nuranimu, maafkanlah mereka dengan tulus…. jangan menunggu permintaan maaf mereka kepadamu!... Saudariku… apakah masih ingat dengan kisah Rasululloh SAW berikut ini : ” Suat saat ketika Rasulullah SAW sedang duduk – duduk bersama sahabatnya, Rasulullah SAW bersabda, “Sebentar lagi,salah satu ahli surga akan muncul di hadapan kalian.” Tak lama, seorang laki-laki dari kaum Anshar muncul dengan sisa air wudhu masih menetes dari janggutnya. Ia menenteng terompah di tangan kirinya. Hari berikutnya, Rasulullah SAW mengulang perkataannya dan orang itu kembali melintas seperti pada kali pertama. Di hari ketiga, Rasulullah SAW mengulang perkataannya, dan kejadian itu kembaliterulang. Mendengar ucapan Rasulullah SAW, Abdullah bin Amr mengikuti lelaki yang dimaksud Rasulullah SAW lalu berkata kepadanya, “Aku bertengkar dengan ayahku, aku tidak akan menemuinya tiga hari, apakah engkau berkenan memberiku tempat menginap?” lelaki itu menjawab, “Silahkan, dengan senang hati.” Abdullah bin Amr pun menginap di rumah lelaki itu hingga tiga malam berlalu dan Abdullah belum melihat dari laki-laki itu melakukan amal yang disebut sebagai penghuni surga. Sehingga Abdullah memberanikan diri bertanya, “Sudah tiga hari disini, aku tidak melihatmu mengerjakan amal yang membanggakan. Mengapa Rasul menyebutmu sebagai salah satu calon penghuni surga?”. Lelaki itu menjawab, “Aku memang tidak melakukan amalan-amalan yang istimewa, tetapi sebelum tidur, aku mengingat kesalahan-kesalahan saudaraku seiman, lalu aku berusaha untuk memaafkannya. Aku hilangkan rasa dengki dan iri terhadap karunia Allah yang diberikan kepada saudaraku.” Setelah mendengar itu, Abdullah berkata, “Ya,itulah yang menyebabkan engkau disebut sebagai calon penghuni surga.” Subhanallah ! Begitu dahsyatnya efek memaafkan,saudariku… semoga Allah menjadikan kita para pemaaf, yang mampu membalas keburukan dengan kebaikan… Semoga Bermanfaat.. :)
Nuci Priatni
Jika saintis telah mengajar kita mengenai cakrawala, jirim dan jisim yang dapat kita saksikan dengan pancaindera kita sendiri, para rasul mendidik kita mengenai perkara-perkara yang ghaib. Kalau ahli teknologi telah memudahkan urusan-urusan kehidupan kita, para rasul mendidik kita mengenai matlamatnya. Jikalau para pedagang telah memberikan kita untung dan laba, para rasul mendidik kita mengenai “perniagaan yang akan menyelamatkan kamu daripada azab yang maha pedih...” (al-Saff, 61: 10). Jika para petani telah menanam makanan keperluan kita, para rasul mendidik kita bahawa dunia ini ladang akhirat; manusia hanya menyemai dan memupuk kebaikan atau keburukan di dunia, kebahagiaan sarmadi atau kesengsaraan tragis akan dituai di akhirat. Kalau arkitek telah mereka-bentuk dan jurutera mereka-bina bangunan, para rasul mendidik kita mengenai pembentukan dan pembinaan serta penyempurnaan sakhsiah insan. Jikalau seniman telah mencipta karya seni yang halus dan indah, para rasul telah mendidik kita mengenai pemerindahan jiwa itu sendiri. Jika tentera telah mempertahankan keselamatan negara kita, para rasul mendidik kita untuk menjadi laskar yang mempertahankan kubu kalbu dan benteng jiwa dari rasukan serangan gerombolan musuh nyata manusia, iaitulah Iblis, shaitan dan bala tentera mereka, la‘natullahu ‘alayhim.
Mohd Sani Badron
Dengarlah anak muda, orang sebenarnya diberi kekuatan oleh Gusti Allah untuk menepis semua hasrat atau dorongan yang sudah diketahui akibat buruknya. Orang juga sudah diberi ati wening, kebeningan hati yang selalu mengajak eling. Ketika kamu melanggar suara kebeningan hatimu sendiri, kamu dibilang orang ora eling, lupa akan kesejatian yang selalu menganjurkan kebaikan bagi dirimu sendiri. Karena lupa akan kebaikan, kamu mendapat kebalikannya, keburukan.
Ahmad Tohari (Bekisar Merah)
Salah dan benar diakui memiliki jurang pemisah, yakni benar selalu mengantarkan pada kebaikan, sedangkan salah berhubungan erat dengan keburukan. Dikotomi benar dan salah itu pun dijadikan pokok perbincangan tema pendidikan karakter di tiap jenjang institusi sekolah.
Rony K. Pratama (Manusia Tanpa Sekolah: Pemikiran Toto Rahardjo Seputar Desa, Pendidikan, dan Gerakan Sosial)