Jujur Pada Diri Sendiri Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Jujur Pada Diri Sendiri. Here they are! All 4 of them:

Dan, jujur saja, hidup sendirian membuatku semakin sinting—bicara pada diri sendiri, membaca buku keras-keras di dalam kamar mandi, dan memutar film tanpa menontonnya hanya agar ruangan nggak terasa terlalu sunyi. Aku sudah sampai pada titik di mana aku bosan mendengar suara sendiri. Kalau ada stalker yang ingin bicara kepadaku, aku siap menerimanya, asal dia mengeluarkan suara yang berbeda dariku.
Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (Jakarta Sebelum Pagi)
Menulis berarti menciptakan duniamu sendiri.” Stephen King “Menulis itu pekerjaan orang kesepian. Punya seseorang yang memercayaimu dapat membuat perbedaan besar. Hanya percaya saja biasanya sudah cukup.” Stephen King “Menulis fiksi seperti memasak.” Donatus A. Nugroho "Menulis itu gampang." Arswendo Atmowiloto “Tulislah apa yang kau ketahui seluas dan sedalam mungkin.” Stephen King “Sedapat mungkin aku tidak melakukan keduanya, yaitu membuat alur cerita dan berbohong. Cerita itu terjadi dengan sendirinya, tugas penulis adalah membiarkan cerita itu berkembang.” Stephen King “Engkau harus berkata jujur, jika ingin dialogmu punya gema dan realistis.” Stephen King “Semua novel pada dasarnya adalah surat-surat yang ditujukan kepada seseorang.” Anonim/Stephen King “Aku menulis setiap hari, termasuk hari libur. Aku termasuk pecandu kerja.” Stephen King “Membaca adalah pusat kreatif kehidupan seorang penulis. Aku membawa buku ke mana pun aku pergi dan menemukan peluang untuk menenggelamkan diri dalam bacaan.” Stephen King “Kalau engkau ingin menjadi penulis, ada dua hal yang harus kau lakukan, banyak membaca dan menulis. Setahuku, tidak ada jalan lain selain dua hal ini. Dan tidak ada jalan pintas.” Stephen King "Menulis fiksi seperti permainan Roller Coaster." RL Stine “Aku akan menulis (terus) sekalipun belum tahu akan diterbitkan atau tidak.” JK Rowling “Aku ingin menulis, bukan harus menulis.” Anonim “Seseorang yang menuliskan suatu kisah, terlalu tertarik pada kisah itu sendiri sehingga tidak bisa duduk tenang dan memerhatikan (cara teknik) bagaimana ia menuliskannya.” CS Lewis “Aku menulis untuk diri sendiri, aku rasa tak seorang pun akan menikmati buku ini lebih dari yang kurasakan saat membacanya.” JK Rowling “Menulis novel harus berbekal sesuatu yang Anda yakini agar Anda tetap bertahan.” JK Rowling “Selalu ada ruang untuk sebuah cerita yang dapat memindahkan pembaca ke tempat lain.” JK Rowling “Aku takut kalau tak dapat menemukan alasan untuk melanjutkan menulis.” JK Rowling “Bila aku tidak menulis, aku merasa hidupku tidak normal.” JK Rowling “Beberapa hal memang lebih baik tinggal menjadi imajinasi belaka.” JK Rowling “Harry tak pernah menyerah terus berjuang menggunakan kombinasi antara intuisi, ketegangan syaraf dan sedikit keberuntungan.” JK Rowling “Kamu mungkin tidak akan bisa membuat karyamu diterbitkan di penerbit manapun.” Marion D. Bauer “Kebanyakan para penulis, bahkan karya penulis dewasa, tidak akan diterbitkan. Selamanya. Namun, mereka tetap saja menulis karena ini menyenangkan.” Marion D. Bauer “Bagi semua penulis, profesional maupun amatir imbalan yang terbesar terletak dalam proses penulisan, bukan dalam sesuatu yang terjadi sesudahnya. Mengumpulkan ide dan melihatnya menjadi hidup dalam kertas sudah cukup menggembirakan.” Marion D. Bauer “Kabar buruk: Sangat sulit untuk membuat bukumu diterbitkan. Jika tulisanmu berhasil diterbitkan, kamu mungkin tidak akan menjadi terkenal, kamu tidak akan menjadi kaya. Seorang penulis harus belajar sendiri dan bekerja sendiri. Kabar baik: Membuat tulisanmu diterbitkan akan menjadi lebih mudah setelah kamu berhasil menapakkan kaki di pintu penerbitan. Kamu bahkan mungkin bisa menjadi terkenal, atau mungkin saja kamu lebih memilih kehidupan yang sederhana. Beberapa penulis menjadi kaya. Bekerja sendirian mungkin bukan masalah bagimu. Kamu bisa menjadi penguasa bagi kehidupan kerjamu sendiri. Yang terpenting dari segalanya kamu bisa melakukan pekerjaan yang kamu cintai.” Marion D. Bauer “Aku akan terus menulis meski tulisanku tidak menghasilkan uang sesen pun, bahkan jika tidak ada orang yang mau membacanya. Aku merasa sangat beruntung bisa merintis karir di bidang penulisan.” Marion D. Bauer "Menulis dapat membuat orang bisa menjadi lebih baik karena dia melihat pantulan dirinya." Asma Nadia
Ahmad Sufiatur Rahman
Soliloqui Sudah ribuan kali aku bertanya pada diriku sendiri; apakah aku sungguh merindukanmu sebagaimana engkau adanya dulu? Ataukah ini hanya sekedar perasaan yang ingin kembali kunikmati seperti ketika kita masih bersama? Apakah sebegitu mudahnya buat kita untuk saling melupakan segala perasaan yang pada mulanya sederhana? Setelah semua kisah kita tamatkan dan seluruh perjalanan cerita kita tuntaskan. Tak ada lagikah catatan yang menyisakan tempat untuk kita terus bertahan? Apakah kita masih mampu belajar untuk peduli? Berusaha keras untuk saling mengerti, berikhtiar untuk saling memahami. Perasaan-perasaan yang dulu sempat kita pertahankan mati-matian, namun pupus di tengah jalan. Haruskah kita tutup buku dan membiarkan semua kenangan itu berlalu? Segampang apapun aku berusaha menyatakannya. Apakah memang tak ada lagi yang patut diingat dari semua perjalanan masa lalu? Asa yang mendekatkan diriku padamu dan mimpi bahagia untuk senantiasa berbagi. Susah senang dijalani bersama, tangis tawa diarungi berdua. Lalu kemana perginya semua harapan itu? Apakah aku harus berpura-pura tak lagi mengenal dirimu? Sekalipun sungguh aku menangis di dalam hati, setiap kali berpapasan denganmu dalam lintasan waktu yang membawaku kembali ke jalan di mana pertama kali kita dipertemukan. Hatiku yang lara hanya bisa bertanya; Apa susahnya untuk menyapaku sebagai teman atau sahabat? Sekalipun jujur bukan itu yang aku inginkan. Apakah aku harus berpura-pura tidak mengindahkanmu, sementara jauh di dalam sana batinku meronta-ronta? Ataukah sebaliknya, kita akan membuang segala kebohongan dan pada akhirnya berdamai dengan diri sendiri. Berani mengungkap seluruh kebenaran walau kita tahu itu bakal menyakitkan. Tapi entahlah, seperti melempar sebutir kerikil ke dalam senyap sebuah telaga. Aku hanya bisa menduga-duga, seberapa dalam batu kerikil itu bakal tenggelam? Setelah sekian waktu lamanya kita tak lagi bertegur sapa, apakah engkau pernah merasa diam-diam merindukan diriku, sebagaimana aku diam-diam merindukanmu?
Titon Rahmawan
Sekiranya kita bisa jujur pada diri sendiri; Bukankah cinta seringkali memberi kita sunyi yang kadang tak terobati?
Titon Rahmawan