β
Biar tersalah ampun jangan tersalah hukum.
β
β
Ramlee Awang Murshid (Cinta Sang Ratu (Bagaikan Puteri, #2))
β
Pasang niat kuat, berusaha keras dan berdoa khusyuk, lambat laun, apa yang kalian perjuangkan akan berhasil. Ini sunatullah-hukum Tuhan.
β
β
Ahmad Fuadi (Negeri 5 Menara)
β
Mana ada hukum bercinta dalam dunia ni kita suka orang , orang tu kena suka kita balik.
β
β
Hlovate (Contengan Jalanan)
β
Dunia ini penuh dengan orang jahat yang tidak dihukum. Mereka berkeliaran. Sebagian karena tidak tertangkap, sebagian lagi memang dilindungi, tak tersentuh hukum, atau aparat.
β
β
Ayu Utami (Saman)
β
Dan kau tahu, hukum itu sejatinya adalah akal sehat, bukan debat kusir, bukan mulut pintar bicara.
β
β
Tere Liye
β
Kalau ahli hukum tak merasa tersinggung karena pelanggaran hukum sebaiknya dia jadi tukang sapu jalanan.
β
β
Pramoedya Ananta Toer (House of Glass (Buru Quartet, #4))
β
Tetapi yakinlah, what you give, you get back. itu hukum sunnatullah dalam hubungan sesama manusia.
β
β
Pahrol Mohamad Juoi
β
Hukum karma pasti berlaku, Boi," kata Paman dengan serius.
"Maka jangan kau nakal dan jahat, ya. Nanti kau kena hukum karma." Aku mengangguk angguk dengan takzim. Kusimpan benar pelajaran itu.
β
β
Andrea Hirata (Cinta di Dalam Gelas)
β
Islam adalah agama yang mendidik tentang hukum; bukan menghukum. Tapi kita sibuk menghukum.
- ustaz haslin -
β
β
Diya Nordin
β
Itulah satu hal yang tidak bisa kamu palsukan: intention," jelas Dave. "Mau manusia atau ET, saya rasa itu hukum universal. Intention speaks louder than any code.
β
β
Dee Lestari (Partikel)
β
Sekarang masyarakat kita semakin konservatif. Orang tidak menganggap penderitaannya sebagai akibat dari regulasi pemerintah atau pengusaha, atau praktik hukum yang timpang. Orang menganggapnya itu takdir Tuhan.
β
β
Linda Christanty
β
Tidak ada yang lebih merusak martabat pemerintah dan hukum negeri dibanding meloloskan undang-undang yang tidak bisa ditegakkan.
β
β
Albert Einstein
β
Tapi semua itu saya kira hanya bisa kita pakai untuk mengenali cintakasih. Jika kita menggunakannya sebagai pedoman, maka yang terjadi adalah sebuah hukum baru yang datang dari luar tubuh manusia, yang tidak dialami melainkan diterapkan. Kesucian, bahkan kesederhanaan, yang dipaksakan sering kali malah menghasilkan inkuisitor yang menindas dan meninggalkan sejarah hitam. Karena itu saya percaya bahwa Tuhan tidak bekerja dengan memberi kita loh batu berisi ide-ide tentang dirinya dan manusia. Tuhan bekerja dengan memberi kita kapasitas untuk mencintai, dan itu menjadi tenaga yang kreatif dari dalam diri kita.
β
β
Ayu Utami (Saman)
β
Di masa depan Indonesia dijajah nafsu kekuasaan dan harta benda. Korupsi menjadi raja dan uang sebagai ratu. Hukum dilelang di pasar bebas, siapa yang bisa bayar lebih dia yang akan menang
β
β
Ariestanabirah (Shot Of Mystery)
β
Penulis harus memiliki sopan santun. Dan sopan santun mereka harus dibentuk oleh sopan santun Islam. Hukum pers harus dirancang dengan sikap agamis dari nurani. Karena reformasi Islam telah menunjukkan bahwa yang mengatur hati nurani adalah semangat Islam, dengan cahaya di atas cahaya. Dan juga, kita telah memahami bahwa persatuan Islam mencakup semua tentara dan semua yang terlibat. (Said Nursi, Hal.354)
β
β
Habiburrahman El-Shirazy (Api Tauhid)
β
Namun, kasih adalah suatu pengalaman yang tidak bisa diringkus dalam kata-kata. Ia tidak tercakup dalam penjelasan apapun. Juga penjelasan saya. Bahkan Paulus hanya berhasil menutur ciri-cirinya. Tapi semua itu saya kira hanya bisa kita pakai untuk mengenal cintakasih. Jika kita menggunakannya sebagai pedoman, maka yang terjadi adalah sebuah hukum baru yang datang dari luar tubuh manusia, yang tidak dialami melainkan diterapkan. Kesucian, bahkan kesederhanaan, yang dipaksakan seringkali malah menghasilkan inkuisitor yang menindas dan meninggalkan sejarah hitam. Karena itu saya percaya bahwa Tuhan tidak bekerja dengan memberi kita loh batu berisi ide-ide tentang dirinya dan manusia. Tuhan bekerja dengan memberi kita kapasitas untuk mencintai, dan itu menjadi tenaga yang kreatif dari dalam diri kita.
β
β
Ayu Utami (Saman)
β
Pergilah, bekerjalah untuk mewujudkan cita-citamu. Bekerjalah untuk hari depan. Bekerjalah untuk kebahagiaan ribuan orang tertindas oleh hukum yang lalim, dengan faham yang keliru tentang benar dan salah, tentang baik dan jahat. Pergilah, pergilah, tanggunglah derita dan berjuanglah tetapi bekerjalah untuk sesuatu yang kekal.
β
β
Sulastin Sutrisno (Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya)
β
If a muscleman like Hukum can write a poem, anyone can.
β
β
Pawan Mishra (Coinman: An Untold Conspiracy)
β
Apa gunanya kesadaran yang datang terlambat? Setiap perbuatan pasti akan membawa buah yang sepadan. Demikianlah hukum kehidupan.
β
β
C. Rajagopalachari (Kitab Epos Mahabharata)
β
Dunia hiburan memang tidak bersih, tetapi setidaknya tidak melanggar hukum.
β
β
Chan Ho-Kei (The Borrowed)
β
Logika kebebasan individu--asal tidak merugikan orang lain ini telah menjebak Barat dan masyarakat sekular lainnya untuk menerapkan hukum yang berdasarkan pada 'hak individu', seperti dalam kasus hukum zina. Jika zina dihalalkan oleh masyarakat dan negara, lalu apa logikanya negara mau mengharamkan homoseksual? (Hal.11)
β
β
Adian Husaini (Wajah Peradaban Barat: Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekuler-Liberal)
β
Jika Bumi berhenti berputar, maka menurut hukum Newton benda apapun yang tak terikat ke Bumi bakal terus bergerak dengan kecepatan perputaran Bumi (1100 mil per jam atau 1770 km per jam di khatulistiwa)
β
β
Stephen Hawking (The Grand Design)
β
Ketika akidah menjadi teknik (dari kata technc) yang merancang menusia agar tak tergantung kepada nasibnya yang lemah dan mudah berdosa, dan agar manusia siap menghadapi kebetulan, godaan yang memergokinya di jalan. Hukum dan fikih mungkin sebuah teknologi penyelamatan.
β
β
Goenawan Mohamad (Catatan Pinggir 7)
β
Siapa tau didalam hati, diam-diam angin ingin berhenti bertiup. Mengapa ia harus terus berhembus? tak bisakah ia menetap disuatu tempat yang ia suka? sesekali tak peduli dengan hukum konveksi, memuai oleh panas lalu terbang, tebal karena dingin lalu terjatuh kembali. Begitu sepanjang waktu, tapi Angin tak pernah berharap Bumi berhenti berputar.
β
β
nom de plume
β
insanlar birbirlerini ne kadar iyi anliyorlardi... bir de ben bu halimle kalkip ba$ka bir insanin kafasinin icini tahlil etmek, onun duz veya kari$ik ruhunu gormek istiyordum. dunyanin en basit, en zavalli, hatta en ahmak adami bile, insani hayretten hayrete du$urecek ne muthi$ ve kari$ik bir ruha maliktir!.. nicin bunu anlamaktan bu kadar kaciyor ve insan dedikleri mahluku anla$ilmasi ve hakkinda hukum verilmesi en kolay $eylerden biri zannediyoruz? nicin ilk defa gordugumuz bir peynirin evsafi hakkinda soz soylemekten kacindigimiz halde ilk rast geldigimiz insan hakkinda son kararimizi verip gonul rahatiyla oteye geciveriyoruz?
β
β
Sabahattin Ali (KΓΌrk Mantolu Madonna)
β
Lo percaya sama Tuhan, nggak?"
Dia Tertawa.
"Siapasih Tuhan buat lo? Paling juga Tuhan cuma orang asing buat lo, kayak orang lain. Yangngelakuin ritual ini itu tapi nggak ngerti juga mereka nyembah siapa. Yang nggak ngerasa nyaman sama Tuhannya, cuma ngerasa Tuhan itu orang asing yang kerjaannya hukum-hukumin orang.
β
β
Farida Susanty (Karena Kita Tidak Kenal)
β
Seseorang dianggap tak bersalah, sampai dia dibuktikan hukum bersalah. Di negeri kami, ungkapan ini terdengar begitu indah. Bagaimana membuktikan bersalah, kalau kulit tak dapat dijamah. Menyentuh tak bisa dari jauh, memegang tak dapat dari dekat.
β
β
Yang Selalu Terapung Di atas Gelombang - Taufiq Ismail
β
Jika penjahat dibiarkan menghakimi,
maka hukum menyembelih kambing hitam.
β
β
Toba Beta (Master of Stupidity)
β
Jangan hukum manusia lain kerana dosa anda dan dia berbeza. Takwa itu di hati. Tuhan lebih mengetahui.
β
β
A.E.
β
Boomerang yang kau lemparkan untuk melukai orang lain suatu saat kembali dan melukaimu. Itulah HUKUM KARMA!
β
β
Andi Lia Pramudya
β
Sekeras dan sesusah apapun hidup, si miskin tetap tidak boleh mencuri. Hukum diciptakan untuk itu. Melindungi si kaya.
β
β
Devania Annesya (Queen: Ingin Sekali Aku Berkata Tidak)
β
Ciri penting demokrasi yang baik adalah adanya kebebasan (freedom) & kepatuhan pada hukum (rule of law).
β
β
Susilo Bambang Yudhoyono
β
Di sini ada hukum. Kalau hukum tidak ditaati lagi, mari, mari kita panggil hakim.
β
β
Pramoedya Ananta Toer (Gadis Pantai)
β
Demokrasi sungguh suatu sistem yang indah. Engkau boleh memilih pekerjaan yang engkau sukai. Engkau mempunyai hak sama dengan orang-orang lainnya. Dan demokrasi itu membuat aku tak perlu menyembahdan menundukkan kepala pada presiden atau menteri atau paduka-paduka lainnya. Sungguh, ini pun suatu kemenangan demokrasi. Dan engkau boleh berbuat sekehendak hatimu bila saja masih berada dalam lingkungan batas hukum. Tapi kalau engkau tak punya uang, engkau akan lumpuh tak bisa bergerak. Di negara demokrasi engkau boleh membeli barang apapun yang engkau sukai. Tapi kalau engkau tak punya uang engkau hanya boleh menonton barang yang engkau inginkan itu. Ini juga semacam kemenangan demokrasi.
β
β
Pramoedya Ananta Toer (Bukan Pasar Malam)
β
Banyak orang bodoh berandai-andai rasanya diagung-agungkan menjadi orang pintar dan banyak orang pintar frustasi memikirkan bagaimana caranya supaya mereka dapat hidup santai seperti orang-orang bodoh.
Itulah hukum alam teman. Tidak ada yang benar-benar bersyukur, kecuali mereka yang mengamati dan mau memahami apa saja yang ada di otak orang-orang pintar dan orang-orang bodoh.
β
β
Zenith Tacia Ibanez
β
Dunia dagang adalah dunia keras dan kejam, lebih keji daripada medan pertempuran tentara, ya kecuali kalau dunia angkatan perang sudah menjadi dunia bisnis, nah, itu terkecuali. Kata yang berlaku dalam dunia kami bukan kesetiaan, tetapi efektif dan efisien, paling tidak, produktif, nilai tambah, penggaetan kesempatan, pembelian fasilitas, dan itu sering berarti spionase usaha dan hasil pihak lawan, kalau mungkin ya menyerobot penemuan paten, hak cipta, dan kelihaian pengacara penasihat hukum untuk menerobos lubang-lubang di antara pasal-pasal hukum perdata maupun pidana. Lalu apa fungsi kesetiaan dalam dunia kami? (Anggraini)
β
β
Y.B. Mangunwijaya (Burung-Burung Rantau)
β
Tradisi Aristoteles juga menyatakan bahwa semua hukum yang mengatur alam semesta bisa dipelajari dengan pemikiran saja: pembuktian dengan pengamatan tidak diperlukan.
β
β
Stephen Hawking
β
Ada kecenderungan hukum mengabaikan tanggung jawab pribadi dan memungkinkan orang menerima ganti rugi hanya karena rasa simpati dan persepsi tentang kekayaan.
β
β
Ken Schoolland (The Adventures of Jonathan Gullible: A Free Market Odyssey)
β
kawan, kita telah sama-sama mencuba - saling
menyiku, saling menerjang tapi kita tidak berupaya juga
menjaringkan gol. kita tidak bersalah, bukan?
(Sesudah Usai Hukum Narapidana)
β
β
Zaen Kasturi (Katarsis)
β
Budaya toleransi dan patuh hukum adalah proses belajar. Kita harus jaga itu untuk kejayaan anak cucu.
β
β
Susilo Bambang Yudhoyono
β
Dalam mengekspresikan kebebasan, sandingkanlah dengan kepatuhan pada aturan hukum dan toleransi.
β
β
Susilo Bambang Yudhoyono
β
Hukum dibuat bukan untuk dilanggar, tetapi untuk dipatuhi
β
β
Marcus Tullius Cicero
β
Tapi perkara paling pentingnya tak berubah: Bahwa alam semesta diatur oleh satu set hukum rasional yang kita bisa temukan dan pahami.
β
β
Stephen Hawking (A Brief History of Time)
β
Seakan takada habisnya, ketidakadilan selalu datang
silih berganti di negeri sekecil ini. Berbagai macam
cara dan alasan diberdayakan semaksimal mungkin
dengan tujuan untuk mengotak-atik hukum
supaya bisa berjalan (semau gue).
β
β
Robi Aulia Abdi
β
Tujuan hukum secara normatif adalah keadilan. Inti dari demokrasi itu sendiri adalah perlindungan terhadap minoritas yang termarjinalkan. Tidak ada diskriminasi di depan hukum. Minoritas dan mayoritas adalah entitas yang sama.
β
β
Ilham Gunawan
β
Ada penawarnya kok. Kalau sentuhan, ntar wudlu juga gugur dosanya.
Yaelaaaahβ¦mau bikin alibi ya?
Mau bolak-balikin hukum sesuai dengan kepentingan sendiri?
Kan di hari akhir, semua anggota badan bicara dan ngaku sendiri, lho
β
β
Dian Nafi (Gue Takut Allah)
β
Dia tahu, menjadi lakon di atas panggung hidup ini tidak ada yang gratis! Apa yang diambil harus dibayar. Yang datang pasti akan pergi. Yang hidup pasti akan mati! Cinta akan bertemu benci. Begitu hukum kehidupan ini. Tetapi mengapa hidup hanya merenggut semua miliknya, tanpa mau membayar kepadanya? Bahkan ratusan doa yang dia panjatkan dalam satu jam selama puluhan tahun belum dia rasakan. Kalau hidup berlaku tidak adil padanya, pada siapa dia harus mengadu? Protes dan marah?
Ke mana doa-doa yang telah dipanjatkan mengalir? Jika sungai bertemu dengan laut. Ke mana larinya doa-doanya?
β
β
Oka Rusmini
β
Aku ingin bertanya gembirakah kau di sana?
Melihat wilayah faqihmu pegangan ulama gilakan kuasa
Fuqaha kau maksudkan bukan ulama buatan sekarang
Yang mengerti sedikit hadis, hukum dan ayat al-Qur'an.
Sikap melampau: mereka terpenjara dalam mazhab
Taasub sangat kepada Ali, mereka lupa akan Muhammad.
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Mutiara Taman Adabi : Sebuah Puisi Mengenai Agama, Filsafat dan Masyarakat)
β
Descartes begitu mengagungkan rasio, katanya Cogito ergo sum maksudnya "Aku berfikir, jadi aku ada." dengan itu ia bermaksud, bahawa akal budi pemikir (cogitare), adalah sumber, khalik, ukuran serta norma dari segala kebenaran tentang Allah, manusia dan dunia. Ia yakin bahawa rasio manusia itu, apabila mengikuti hukum-hukum logiknya sendiri, sanggup memberi jawapan terhadap pertanyaan sukar tentang Allah, manusia dan dunia. Rasio ditempatkan pada tempat yang tertinggi, dan menjadikannya berdaulat. Ia lupa, bahawa kita seharusnya mengatakan Deus est, ergo sum bererti "Tuhan itu ada, jadi aku ada.
β
β
Endang Saifuddin Anshari (Sains Falsafah dan Agama)
β
Kita jelas tak bisa memprediksi peristiwa masa depan dengan tepat jika tak bisa mengukur keadaan alam semesta sekarang dengan tepat! Kita masih dapat membayangkan ada set hukum yang mengatur peristiwa sepenuhnya bagi suatu sosok supranatural, yang dapat mengamati keadaan semesta sekarang tanpa mengganggu.
β
β
Stephen Hawking (A Brief History of Time)
β
Hukum Keterbalikan
Bukan bagaimana menemukan seseorang yang tepat, tetapi bagaimana menjadi seseorang yang tepat bagi semua orang
Bukan berkata, βAku menantang kalian para juara tingkat dunia, para pemenang medali keemasanβ, tetapi harus berkata, βaku menantang diriku sejauh mana bisa menjadi juara tingkat dunia, menjadi salah satu pemenang medali keemasan.
Bukan mengikuti dan melampaui batas standar yang ditetapkan orang lain ataupun lingkungan kita untuk menjadi sesuatu dan berhasil, tetapi bagaimana kita melampaui batas standar yang kita berikan pada diri kita untuk bisa kita katakan berhasil β ketulusan dan konsisten penuh integritas melakukan segala sesuatu
β
β
Franheit Sangapta
β
Gagasan-gagasan mengenai teori sains yang sudah disebutkan menganggap kita adalah sosok rasional yang bebas mengamati alam semesta sebagaimana kita kehendaki dan mengambil kesimpulan logis berdasarkan apa yang kita lihat.
Dalam skema seperti itu, masuk akallah menganggap bahwa kita bisa terus maju mendekati hukum-hukum yang mengatur alam semesta kita.
β
β
Stephen Hawking (A Brief History of Time)
β
Persaudaraan yang diikat oleh sesuatu. Dengan ikatan itu mereka saling menjaga, saling membantu bila ada keperluan, merupakan saudara seperti satu keluarga sendiri, dalam fam atau marga yang sama. Ikatan ini merupakan dan mempunyai ketentuan hukum, disamoing hukum perkawinan yang eksogamis; mereka tidak dibenarkan kawin dengan orang sekampung atau semarga.
β
β
Pramoedya Ananta Toer (Perawan Dalam Cengkeraman Militer)
β
Situasi ketidakpastian itulah yang membuat kita gentar. Membuat nyali kita ciut. Bagaimana kita bisa berasa yakin atas segala apa yang telah kita lakukan sebagai sebuah kesementaraan yang kemudian kita jadikan sebagai dasar bagi sesuatu yang sifatnya abadi? Bagaimana kita bisa menilai diri kita sendiri dari apa yang telah kita lakukan di masa lampau demi sesuatu yang sempurna namun berada di luar batas kemanusiaan kita? Bagaimana kita menjadi layak untuk itu? Untuk menggapai kesempurnaan surgawi yang kekal dari ketidak sempurnaan duniawi kita yang banal dan bersifat sementara. Apakah ada hukum untuk meluruskannya? Aturan aturan yang menjadikan hidup manusia menjadi lebih baik. Inikah tangga untuk naik ke atas menuju pada kesempurnaan itu?
Sementara dunia ini dipenuhi dengan begitu banyak tipu daya. Kepalsuan dan kemunafikan. Tidak ada satu hal pun yang benar benar murni sebagai sebuah sumber asali yang serba pasti. Selalu ada keragu raguan yang mengganjal di setiap benak. Sementara, kebenaran tidak memberi kita sedikit pun ruang untuk berdebat, beradu argumentasi atau berdialektika. Untuk membuka sebuah dialog atau wacana yang akan mempertemukan kita dengan keelokan dari wajah kesempurnaan itu. Hasrat manusia, pikiran pikiran rendahnya, nafsu dan egoismenya. Semua itu telah menjadi penghalang bagi dirinya sendiri. Sebuah upaya pencarian hanya akan membenturkan pikiran manusia pada kedangkalan hasratnya sendiri. Kebebasan berkehendak yang kemudian justru akan menjadi keterkungkungan. Dan apa yang kita yakini justru akan menjadi jalan yang menjerumuskan kita pada kesesatan. Yang tak lain dan tak bukan hanyalah sebuah kesia siaan.
Selama manusia masih tergantung pada akal budinya dia tidak akan mampu menyentuh esensi dari kebenaran itu. Jangankan menyentuh, untuk sampai pada kulit permukaannya sekali pun itu hampir merupakan sebuah kemustahilan. Bisa jadi, ini adalah sebuah pemikiran yang terasa sangat pesimistis. Segala upaya manusia pada kenyataannya tidak mengantarkan dirinya kepada rahasia kehidupan sejati. Ironisnya justru sebaliknya, semua daya upaya manusia pada akhirnya hanya akan berujung pada kematiannya sendiri.
β
β
Titon Rahmawan
β
Aku bukannya mengada ada, namun inilah hukum alam
karena ada satu hal yang pasti dan telah di buktikan oleh sejarah
bahwa manusia sampai kapanpun
tidak akan bisa saling memahami
Namun, ada tiga hal yang bertahan
Perubahan, Pilihan, dan Prinsip
Saat orang-orang merasa dilukai
mereka akan belajar membenci
Tersenyumlah,
Memaafkan merupakan kunci
untuk menghapus kebencian
Sulit, Namun sudah terbukti
β
β
Murfadhillah
β
Memang hukum fiqih itu didesain bisa berubah mengikuti zaman dengan dipandu kaidah-kaidah yang biasa disebut Qowaidul Fiqh. Hal ini tentu sangat penting, apalagi pengetahuan dan penemuan saat ini semakin canggih. Twitter contohnya. Media sosial yang sering dijadikan tempat perang ini punya fenomena jual-beli follower. Mereka menyamakan follower dengan barang yang bisa diuangkan. Gue ngebayangin akan ada Ahli Fiqih yang nantinya membuat hukum zakat follower. Jadi setiap lebaran tiba, pengguna Twitter yang punya satu juta follower (setara nisab 85 gram emas) dan sudah mencapai haul-nya, maka wajib menzakatkan 2,5% follower-nya untuk para mustahiq. Mustahiq itu adalah pengguna Twitter yang hanya punya follower nggak lebih dari 100, dan memasang foto dengan pakaian lusuh sambil menadahkan tangan. Mereka juga harus pakai hashtag #FF #fakirfollower.
β
β
Nailal Fahmi (Di Bawah Bendera Sarung)
β
Sains tampaknya telah mengungkap satu set hukum yang memberi tahu kita bagaimana alam semesta akan berkembang seiring waktu jika kita mengetahui keadaannya pada saat apa pun, dalam batas-batas yang ditetapkan oleh kaidah ketidakastian. Hukum-hukum itu boleh jadi aslinya ditetapkan oleh Tuhan, tapi tampaknya Dia sudah membiarkan alam semesta berkembang sesuai hukum-hukum itu dan sekarang tak lagi ikut campur dalam alam semesta.
β
β
Stephen Hawking (A Brief History of Time)
β
Apakah sesungguhnya kita benar benar punya pilihan? Apakah pintu takdir akan menuntun kita menemukan jalan hidup kita sendiri? Ataukah jalan itu sudah digariskan bagi kita sebagai sebuah kepastian yang mutlak dan absolut? Seberapa besar kebebasan yang kita punya untuk menentukan arah dan tujuan hidup kita sendiri? Seberapa banyak kita diuji dalam perjalanan menuju hakekat sesungguhnya dari kebenaran kehidupan itu? Berapa banyak kita mesti terbentur dan berapa kali pula kita harus jatuh? Apakah aku akan tetap terkapar dan tak mampu untuk bangkit kembali? Apakah aku harus menyangkal keberadaanku sendiri? Jalan mana yang harus ditempuh oleh orang orang sesat macam diriku ini? Bagaimana aku dapat menemukan jawaban dari pertanyaan yang bahkan aku sendiri tidak mengerti di manakah letak ujung dan pangkalnya?
Bagiku ini akan selalu jadi sebuah dialog yang tidak berkesudahan. Seberapa pun banyak buku yang aku baca. Seberapa pun banyak ilmu yang aku gali. Aku masih saja merasa tersesat. Pencarianku selalu berujung pada ketidak pahamanku atas realitas diriku sendiri. Antara tesis dan anti tesis. Antara kebebasan berpikir dan kehendak yang selalu terbentur pada realitas di luar diriku. Pada aturan, norma, agama, tatanan sosial, hukum, dogma dan moralitas.
Aku tidak melihat Centhini atau Pariyem sebagai sosok yang berbeda dengan diriku. Tidak juga dalam kisah Paprika, Miranda atau Monella dalam film film besutan sineas Italia Tinto Brass. Mereka tidak terbebani oleh moralitas. Mereka tidak butuh pasemon, mereka bisa jadi diri sendiri. Dalam hal ini aku merasa beruntung, karena aku bisa membaca dan belajar dari kisah mereka. Dari sudut pandang yang lebih kekinian, aku bisa belajar dari kisah kisah Nayla karya Djenar Maesa Ayu. Bagaimana orang bisa menafikan butir butir mutiara pemikiran yang cemerlang dari kisah semacam Fanny Hill karya John Cleland, Lolita milik Vladimir Nabokov atau bahkan mungkin pula dari kisah Tiongkok kuno semacam Jin Ping Mei? Sebagaimana aku menemukan sebuah perenungan yang mendalam justru dalam dialog mesum antara Suster Agnes dan Suster Angelica dalam "Venus in the Cloister" karya penulis Perancis AbbΓ© du Prat, yang dianggap orang sebagai sebuah dialog antar para pelacur.
Dalam karya karya itu aku mendapati sebuah realitas, betapa sebuah tindakan yang represif dari sebuah institusi yang dengan ketat menerapkan sebuah aturan justru akan memancing reaksi yang sebaliknya dan menciptakan ekses yang bisa mengumbar dan mengeksplorasi kebebasan itu sebagai sebuah wujud pemberontakan. Batu permata akan tetaplah sebuah batu permata walau keluar dari mulut seekor anjing, kira kira begitulah analoginya.
β
β
Titon Rahmawan
β
Tuhan memilih konfigurasi awal dengan alasan yang tak bisa kita pahami. Kiranya itu termasuk dalam kekuasaan sosok mahakuasa, tapi jika Dia memulai alam semesta dengan cara yang tak bisa dipahami, mengapa kemudian Dia memilih membiarkan alam semesta berkembang menurut hukum-hukum yang dapat kita pahami? Keseluruhan sejarah sains berisi perkembangan kesadaran bahwa peristiwa-peristiwa tidak terjadi secara sembarangan, tapi mencerminkan keteraturan yang mendasari, yang bisa saja ditimbulkan sosok ilahi atau tidak.
β
β
Stephen Hawking (A Brief History of Time)
β
Kalau ada 1 hari, dimana kamu diberikan sebuah hak khusus untuk bebas bicara apa saja, sementara yang lainnya dilarang berbicara. Bagi mereka yg berbicara hari itu, dianggap telah melakukan pelanggaran hukum berat, sehingga harus segera ditangkap dan dipenjarakan.
Mengapa musti kamu yang bebas bicara, sementara seluruh kami harus diam. Mereka yang diopresi, bicara diam-diam. Poster-poster disebar. Perlawanan dilakukan. Kerusuhan meletup di berbagai wilayah, pemberontakan terjadi.
Dan jika ada 1 hari itu, saat seluruh dunia khusus menahan kata-katanya hanya demi mengizinkan kamu bicara.
Kamu mau bicara apa?
β
β
Ayudhia Virga
β
Gagasan bahwa ruang dan waktu bisa membentuk permukaan tertutup tanpa perbatasan juga punya dampak mendalam bagi peran Tuhan dalam urusan alam semesta. Dengan keberhasilan teori-teori sains untuk menjelaskan berbagai peristiwa, sebaguan besar orang jadi percaya bahwa Tuhan menperkenankan alam semesta berkembang menurut satu set hukum dan tak campur tangan dalam alam semesta dengan melanggar hukum. Namun hukum-hukum itu tak memberitahu kita seperti apa alam semesta ketika bermulaβkiranya tetap terserah Tuhan untuk memutar mekanisme dan memilih cara memulainya. Selama alam semesta punya permulaan, kita dapan menganggap alam semesta punya pencipta. Tapi jika alam semesta benar-benar sepenuhnya utuh dalam dirinya sendiri, tanpa perbatasan atau tepi, maka alam semesta tak bakal punya peemulaan atau akhir: alam semesta akan sekedar ada. Lalu adakah tempat bagi pencipta?
β
β
Stephen Hawking (A Brief History of Time)
β
Mama tak meneruskan ceritanya. Kisahnya seakan jadi peringatan terhadap hari depanku, Mas. Dunia menjadi semakin senyap. Yang kedengaran hanya nafas kami berdua. Sekiranya Mama tidak bertindak begitu keras terhadap Papa, begitu berkali-kali diceritakan oleh Mama, tak tahu aku apa yang akan terjadi atas diriku. Mungkin jauh, jauh lebih buruk daripada yanag dapat kusangkakan.
"Tadinya terpikir olehku untuk membawanya ke rumah sakit jiwa. Ragu, Ann. Pendapat orang tentang kau Ann, bagaimana nanti? Kalau ayahmu ternyata memang gila dan oleh Hukum ditaruh onder curateele (di bawah pengampunan)? Seluruh perusahaan, kekayaan dan keluarga akan diatur seorang curator yang ditunjuk oleh Hukum. Mamamu, hanya perempuan Pribumi, akan tidak mempunyai sesuatu hak atas semua, juga tidak dapat berbuat sesuatu untuk anakku sendiri, kau, Ann. Percuma saja akan jadinya kita berdua membanting tulang tanpa hari libur ini. Percuma aku telah lahirkan kau, karena Hukum tidak mengakui keibuanku, hanya karena aku Pribumi dan tidak kawin secara syah. Kau mengerti?"
"Mama!" Bisikku. Tak pernah kuduga begitu banyak kesulitan yang dihadapinya.
"Bahkan ijin kawinmu pun akan bukan dari aku datangnya, tapi dari curator itu, bukan sanak bukan semenda. Dengan membawa Papamu ke rumah sakit jiwa, dengan campur tangan pengadilan, umum akan tahu keadaan Papamu, umum akan ... kau, Ann, nasibmu nanti, Ann. Tidak!"
"Mengapa justru aku, Ma?"
"Kau tidak mengerti? Bagaimana kalau kau dikenal umum sebagai anak orang sinting? Bagaimana akan tingkahmu dan tingkahku di hadapan mereka?"
Aku sembunyikan kepalaku di bawah ketiaknya, seperti anak ayam. Tiada pernah aku sangka keadaanku bisa menjadi seburuk dan senista itu.
"Ayahmu bukan dari keturunannya menjadi begitu," kata Mama meyakinkan. "Dia menjadi begitu karena kecelakaan. Hanya orang mungkin akan menyamakan saja, dan kau bisa dianggap punya benih seperti itu juga." Aku menjadi kecut. "Itu sebabnya dia kubiarkan. Aku tahu dimana dia selama ini bersarang. Cukuplah asal tidak diketahui umum."
Lambat-lambat persoalan pribadiku terdesak oleh belas kasihanku pada Papa.
"Biarlah, Ma, biar kuurus Papa."
"Dia tidak kenal kau."
"Tapi dia Papaku, Ma."
"Stt. Belas kasihan hanya untuk yang tahu. Kaulah yang lebih memerlukannya, anak orang semacam dia. Ann, kau sudah mengerti, dia sudah berhenti sebagai manusia. Makin dekat kau dengannya, makin terancam hidupmu oleh kerusakan. Dia telah menjadi hewan yang tak tahu lagi baik daripada buruk. Tidak lagi bisa berjasa pada sesamanya. Sudah, jangan tanyakan lagi.
β
β
Pramoedya Ananta Toer (Bumi Manusia)
β
Mama, Mama pernah berbahagia?"
"Biar pun pendek dan sedikit setiap orang pernah, Ann."
"Berbahagia juga Mama sekarang?"
"Yang sekarang ini aku tak tahu. Yang ada hanya kekuatiran, hanya ada satu keinginan. Tak ada sangkut-paut dengan kebahagiaan yang kau tanyakan. Apa peduli diri ini berbahagia atau tidak? Kau yang kukuatirkan. Aku ingin lihat kau berbahagia."
Aku menjadi begitu terharu mendengar itu. Aku peluk Mama dan aku cium dalam kegelapan itu. Ia selalu begitu baik padaku. Rasa-rasanya takkan ada orang lebih baik.
"Kau sayang pada Mama, Ann?"
Pertanyaan, untuk pertama kali itu diucapkan, membikin aku berkaca-kaca, Mas. Nampaknya saja ia terlalu keras.
"Ya, Mama ingin melihat kau berbahagia untuk selama-lamanya. Tidak mengalami kesakitan seperti aku dulu. Tak mengalami kesunyian seperti sekarang ini: tak punya teman, tak punya kawan, apalagi sahabat. Mengapa tiba-tiba datang membawa kebahagiaan?"
"Jangan tanyai aku, Ma, ceritalah."
"Ann, Annelies, mungkin kau tak merasa, tapi memang aku didik kau secara keras untuk bisa bekerja, biar kelak tidak harus tergantung kepada suami, kalau ya, moga-moga tidak, kalau-kalau suamimu semacam ayahmu itu."
Aku tahu Mama telah kehilangan penghargaannya terhadap Papa. Aku dapat memahami sikapnya, maka tak perlu bertanya tentangnya. Yang kuharap memang bukan omongan tentang itu. Aku ingin mengetahui adakah ia pernah merasai apa yang kurasai sekarang.
"Kapan Mama merasa sangat, sangat berbahagia?"
"Ada banyak tahun setelah aku ikut Tuan Mallema, ayahmu."
"Lantas, Ma?"
"Kau masih ingat waktu kau kukeluarkan dari sekolah. Itulah akhir kebahagiaan itu. Kau sudah besar sekarang, sudah harus tahu memang. Harus tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sudah beberapa minggu ini aku bermaksud menceritakan. Kesempatan tak kunjung tiba juga. Kau mengantuk?"
"Mendengarkan, Ma."
"Pernah Papamu bilang dulu, waktu kau masih sangat, sangat kecil, seorang ibu harus menyampaikan kepada anak perempuannya semua yang harus dia ketahui."
"Pada waktu itu..."
"Pada waktu itu segala dari Papamu aku hormati, aku ingat-ingat, aku jadikan pegangan. Kemudian ia berubah, jadi berlawanan dengan segala yang pernah diajarkannya. Ya, waktu itu mulai hilang kepercayaan dan hormatku padanya."
"Ma, pandai dulu Papa, Ma?"
"Bukan saja pandai, tapi juga baik hati. Dia yang mengajari aku segala tentang pertanian, perusahaan, pemeliharaan hewan, pekerjaan kantor. Mula-mula diajari aku bahasa Melayu, kemudian membaca dan menulis, setelah itu juga bahasa Belanda. Papamu bukan hanya mengajar, dengan sabar juga menguji semua yang telah diajarkannya. Ia haruskan aku berbahasa Belanda dengannya. Kemudian diajarinya aku berurusan dengan bank, ahli-ahli hukum, aturan dagang, semua yang sekarang mulai kuajarkan juga kepadamu."
"Mengapa Papa bisa berubah begitu Ma?"
"Ada, Ann, ada sebabnya. Sesuatu telah terjadi. Hanya sekali, kemudian ia kehilangan seluruh kebaikan, kepandaian, kecerdasan, keterampilannya. Rusak, Ann, binasa karena kejadian yang satu itu. Ia berubah jadi orang lain, jadi hewan yang tak kenal anak dan istri lagi."
"Kasihan Papa."
"Ya. Tak tahu diurus, lebih suka menggembara tak menentu.
β
β
Pramoedya Ananta Toer
β
Ah, tapi hukum, sama seperti aturan lainnya, dibuat untuk dilanggar, 'kan?
β
β
Ahmad Alkadri (Bots: Kami Tak Berhati)
β
Kata-katanya adalah hukum, dan jika seseorang membutuhkan sedikit pengetahuan hukum, maka pelindung buku-buku jari bajanya bisa menjadi alat mengajar yang tepat.
β
β
Khaled Hosseini (The Kite Runner)
β
Agar kita bisa menyayangi anak, kita perlu memahami apa sebetulnya hakikat dari anak itu sendiri, baik secara fisik, psikologis, maupun hukum. Bagaimana anak dipandang dari ketiga sudut pandang itu.
β
β
Rini Hildayani
β
Tentunya dimasa itu tak semudah sekarang, kitab mereka itu ditulis tangan, bayangkan saja seorang Imam besar yang menghadapi ribuan murid2nya, menghadapi ratusan pertanyaan setiap harinya, banyak beribadah dimalam hari, harus pula menyempatkan waktu menulis hadits dengan pena bulu ayam dengan tinta cair ditengah redupnya cahaya lilin atau lentera, atau hadits hadits itu ditulis oleh murid2nya dengan mungkin 10 hadits yang ia dengar hanya hafal 1 atau 2 hadits saja karena setiap hadits menjadi sangat panjang bila dengan riwayat sanad, hukum sanad, dan mustanadnya.
β
β
Habib Munzir Al-Musawa (Kenalilah Akidahmu)
β
Tapi takdir pun, selama takdir itu berjalan sesuai dengan hukum alam, pasti dapat ditelusur. Ex nihilo nihil fit. Tidak ada sesuatu yang berasal dari sesuatu yang tidak ada. Kalau ada ini pasti ada itu, kalau ada itu pasti ada ini.
β
β
Budi Darma (Ny. Talis: Kisah Mengenai Madras)
β
Pemahaman wartawan Amerika tentang kebebasan pers tumbuh dari model Pencerahan ini ketika pers dipandang sebagai pembela masyarakat melawan kekuasaan sewenang-wenang negara (Bailyn, 1967). Sebaliknya, dalam pemikiran politik Islam, nilai-nilai hukum ataupun nilai-nilai moral ditentukan oleh wahyu Ilahi. Cendekiawan Islam Afganistan, Mohammad Hashim Kamali (1998), menjelaskan bahwa tak seperti hukum konstitusional modern, syariat diilhami oleh kemanunggalan Tuhan dan manusia. "Hukum Islam tidak berangkat dari posisi konflik antara hak dan kepentingan individu melawan negara... Dengan demikian, dualitas kepentingan yang sering digambarkan dalam konstitusi modern tidak mewakili gambaran yang sama seperti teori pemerintahan dalam Islam.
β
β
Janet Steele
β
Cukup bukan tergantung kondisi. Cukup adalah sebuah keputusan. Sebuah kata yang harus diletakkan dalam kalimat aktif. Kalau perlu dijadikan juga imperatif. Berupa keputusan pribadi subjek. Dan bila ini terjadi, terbebaslah kita dari hukum peningkatan yang tidak pernah berakhir, yang tidak ada habks-habisnya. Yang otomatis pula terbebaskan dari keserakahan.
β
β
Kembangmanggis (Secangkir Coklat Panas)
β
Nyai Ontosoroh: Tapi di depan hukum kau tak bakal menang. Kau menghadapi orang Eropa, Nyo. Sampai-sampai jaksa dan hakim akan mengeroyok kau, dan kau tak punya pengalaman pengadilan. Tidak semua pokrol dan advokat bisa dipercaya, apalagi kalau soalnya Pribumi menggugat Eropa.
β
β
Pramoedya Ananta Toer (Bumi Manusia)
β
Apakah ini terkait dengan peristiwa terbunuhnya para ahli hukum di tahun 1992? Apakah ini salah satu taktik Organisasi untuk mengendalikan media beserta kontrol politik negara? Menutupi kejahatan negara yang sebenarnya, Pak Barata?β Wartawan wanita memakai rompi cokelat dengan topi bertuliskan salah satu stasiun televisi dan menutupi sebagian wajahnya memberikan Barata pertanyaan yang membuat geram tanpa sanggup menjawab.
β
β
Iza Arsalan (PROMISE : Cinta, Rahasia dan Konspirasi)
β
Jangan hukum aku karena masa lalumu.
β
β
Kusumastuti (Berlabuh di Lindoeya)
β
Hamba hukum itu, Ann, dia tak bisa dilawan.
β
β
Pramoedya Ananta Toer (Bumi Manusia)
β
Yang namanya mau merdeka, keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia itu bukan freedom of speech, bukan hak asasi. Itu ya separatisme, harus dihentikan, hukum ditegakkan. Saya mengatakan kepada para pemimpin dunia, Indonesia memiliki hak dan kewajiban untuk menjaga kedaulatan kita, untuk menjaga keutuhan wilayah kita.
β
β
Susilo Bambang Yudhoyono
β
Meskipun kedaulatan dan keutuhan wilayah mesti ditegakkan, hukum dan keamanan mesti dijaga, tapi cegah tindakan yang eksesif, tindakan-tindakan yang melebihi kepatutannya dan berpotensi melanggar hukum dan HAM.
β
β
Susilo Bambang Yudhoyono
β
Saya tidak segan-segan, kalau memang ada nyata- nyata prajurit kita, apakah TNI atau Polri betul-betul melanggar HAM, melanggar hukum, melakukan sesuatu yang tidak patut, hukum tegakkan. Kalau perlu pengadilan lapangan, court martial. Supaya dunia tahu, kalau keutuhan wilayah, kedaulatan harga mati. Tetapi kalau ada kesalahan, kita tindak. Kita pertanggungjawabkan kepada siapa pun, apa yang menjadi kebijakan dan tindakan kita ini.
β
β
Susilo Bambang Yudhoyono
β
Di era demokrasi ini, menegakkan hukum dan kamtibmas, serta mengatasi permasalahan sosial dan keadilan bagi rakyat, tentu bukan hanya menjadi tugas Polri, bukan hanya misi Polri dibantu dengan Komando Teritorial TNI, tetapi menjadi tugas semua jajaran pemerintahan.
β
β
Susilo Bambang Yudhoyono
β
Tanpa adat tersebut rupanya orang-orang sebangsa saya tak dapat hidup, maksud saya hal tentang menganut asas-asas, hukum, telah ditentukan ratusan tahun yang lalu walaupun sekarang orang tahu pasti bahwa banyak dari adat itutidak cocok lagi dalam masyarakat kami sekarang
β
β
Sulastin Sutrisno (Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya)
β
Ahli hukum tidak bisa menyimpang dari azas hukum. Mereka harus taat pada hukum yang berlaku.
β
β
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β
Bila satu negara baru lahir dan orang-orang yang sebelumnya tidak pernah punya apa-apa itu ditempatkan pada jabatan yang "basah", terdapatlah salah urus dan korupsi, bahkan pada kalangan atas. Baru-baru ini aku mengeluarkan ancaman hukuman mati untuk pengacau ekonomi. Seorang pemilik penggilingan padi membuat harga beras membumbung tinggi dengan menimbun enam ribu ton. Bila dia nanti ternyata bersalah, aku sendiri yang akan menandatangani perintah hukuman mati terhadapnya.
Banyak dari para pengusaha kami menyimpan hartanya di bank luar negeri. Aku tahu hal itu. Tetapi selagi mereka bekerja membantu kami, bukan menentang kami, hak milik perorangan tidak akan dihapus sebagaimana di sejumlah negara sosialis lain. Sukarno dengan gembira membolehkan warga negaranya kaya. Beberapa orang kawanku sendiri adalah kapitalis-sosialis. Tetapi hal itu harus dibatasi. Mereka yang menghisap kekayaan negara dan menjadi patriot apabila sakunya berisi, akan ditembak mati. Undang-undang kami sekarang harus tegas, atau ekonomi kami tidak pernah beres.
Di negara Barat kehidupan sangat menyenangkan. Orang bisa membeli gula, dasi bagus, barang-barang mewah seperti lipstik dan krim wajah. Di Timur terjadi kekurangan yang serius. Di negara-negara kapitalis orang dapat bergerak bebas. Di negara-negara sosialis apa yang disebut kebebasan tidak ada. Bahkan kelaparan masih sering terjadi. Ada pembatasan di setiap bidang, ini bukan karena sistem kami yang salah, melainkan karena kami masih dalam proses mewujudkan cita-cita.
Menderita akan membuat kuat. Aku tidak menghendaki rakyatku menderita, tetapi kalau semua diperoleh dengan mudah, mereka pikir Bung Karno adalah Sinterklas. Mereka akan duduk saja menunggu Sukarno mengerjakan semua untuk mereka. Mungkin kalau aku memiliki kemampuan untuk memberikan kesenangan, aku tidak akan menjadi pemimpin yang baik. Aku harus memberi rakyatku makanan untuk jiwanya bukan hanya untuk perutnya. Seandainya aku memakai semua uang untuk membeli beras, mungkin aku akan dapat mengatasi kelaparan mereka. Tapi bila aku memiliki uang 5 dollar, aku akan mengeluarkan 2.50 dollar untuk membuat mereka kuat. Membesarkan suatu bangsa merupakan pekerjaan kompleks.
Semangat suatu bangsa yang pernah tertindas tidak boleh disia-siakan. Di Kalimantan Barat sungainya tidak dapat di lewati, perhubungan tidak mungkin diadakan. Sebagian besar bahan makanannya diimpor. Ketika aku pertamakali berkunjung ke sana, tahukah engkau apa yang sangat mereka inginkan? Bukan bantuan teknis. Bukan pembangunan pertanian. Tapi sebuah fakultas hukum! Dan begitulah sekarang telah berdiri sebuah universitas di tengah-tengah rimb raya Kalimantan.
Manusia tidak hanya hidup untuk makan. Meski gang-gang di Jakarta penuh lumpur dan jalanan masih kurang, aku memutuskan membangun gedung-gedung bertingkat, jembatan berbentuk daun semanggu, dan sebuah jalan raya "superhighway", Jakarta Bypass. Aku juga menamai kembali jalan-jalan dengan nama para pahlawan kami. Jalan Diponegoro, Jalan Thamrin, Jalan Cokroaminoto. Aku menganggao pengeluaran uang untuk simbol-simbol penting seperti itu tidak akan sia-sia. Aku harus membuat bangsa Indonesia bangga terhadap diri mereka. Mereka sudah terlalu lama kehilangan harga diri.
Banyak orang memiliki wawasan picik dengan mentalitas warung kelontong menghitung-hitung pengeluaran itu dan menuduhku menghambur-hamburkan uang rakyat. Ini semua bukankah untuk keagunganku, tapi agar seluruh bangsaku dihargai seluruh dunia. Seluruh negeriku membeku ketia Asian Games 1962 akan diselenggarakan di ibukotanya. Kami lalu mendirikan stadion dengan atap melingkar yang tak ada duanya di dunia. Kota-kota di mancanegara memiliki stadion yang lebih besar, tetapi tak ada yang memiliki atap melingkar. Ya, memberantas kelaparan memang penting, tetapi memberi jiwa mereka yang telah tertindas dengan sesuatu yang dapat membangkitkan kebanggaan ini juga penting.
β
β
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β
Hukum Islam tidak mempunyai dasar ke-Islam-an (apalagi dasar Qur'an). Hukum Islam adalah hukum Rumawi-Barat, Bizantium, Parsi dan lain-lain yang dipadu, tetapi tidak pernah secara sempurna dengan suatu sistim persyaratan-persyaratan moral yang di "wahyu" kan. Ia merupakan pembauran (integrasi) yang oleh ahli-ahli hukum Islam disajikan sebagai suatu kesimpulan yang bertolak dari sesuatu yang telah ditetapkan di dalam wahyu; sebab undang-undang Islam didikte oleh agama dan memang mesti begitu. Hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman, ketegangan terus menerus - Schacht (Jacques Duchnese Guillemin)
β
β
Gustave Edmund von Grunebaum (Unity and Variety in Muslim Civilization)
β
Aku masih memimpin satu revolusi, sekalipun hanya revolusi dari "tuntutan yang semakin meningkat". Ini berarti hidup menurut hukum revolusi: hantam lawan-lawanmu. Membunuh atau dibunuh. Memenjarakan atau dipenjarakan.
β
β
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β
Apa sahaja yang dijunjung-tinggi oleh seseorang Muslim sebagai kudus akan sentiasa diperangi lagi digempur oleh Barat melalui wakil-wakil rasmi dan tidak rasminya, daripada kesahihan al-Qur'an al-Karim dan Syariahnya membawa kepada peribadi Rasulullah S.A.W., ahli keluarga serta sahabag baginda, daripada hukum-hakam Syariah sepeti kedudukan wanita dan kekeluargaan eshinggalah kepada dasar-dasar tata-susila Islam. Hatta, kebebasan insan telah pun ditafsir dan ditinjau hanya dari sudut terlepasnya manusia dariapda ikatan agama dan akhlak tradisional dan keagamaan; bukan kebebasan daripada kecenderungan-kecenderungan diri haiwani nan keji.
β
β
Wan Mohd Nor Wan Daud (Pembangunan di Malaysia: Ke Arah Satu Kefahaman Baru Yang Lebih Sempurna)
β
Wilayah Nasional yang menganga, yang lebar ini harus kita amankan. Jangan menjadi ladang curian negara lain. Jangan menjadi wilayah pelanggaran hukum negara lain, we have to protect it.
β
β
Susilo Bambang Yudhoyono
β
Semakin korup sebuah negara, semakin banyak hukum yang berlaku di dalamnya.
β
β
Charles de Montesquieu
β
Hukum itu tajam, tapi ia tidak bisa memutuskan apa yang tidak bisa dipisahkan.
β
β
Oliver Wendell Holmes Jr.
β
Hukum harus menjadi jalan yang terang benderang, bukan lorong yang berliku-liku.
β
β
Frederik van der Linden
β
Semakin korup sebuah negara, semakin banyak hukum yang berlaku di dalamnya
β
β
Charles de Montesquieu
β
Hukum harus menjadi jalan yang terang benderang, bukan lorong yang berliku-liku
β
β
Frederik van der Linden
β
Simpanse beroperasi menurut hukum rimba dan ia melakukannya dengan dorongan serta naluri yang kuat. Manusia beroperasi menurut hukum masyarakat dan ia melakukannya dengan dorongan etika serta moral yang kuat, dan khasnya disertai hati nurani.
β
β
Susi Purwoko (The Chimp Paradox: How Our Impulses and Emotions Can Determine Success and Happiness and How We Can Control Them)
β
Kebebasan yang kita agung-agungkan, bagaimanapun juga, tetap memiliki batas-batas yang jelas selama tidak melanggar hak-hak orang lain atau melanggar batas pekarangan tetangga. Anda tidak bisa seenaknya memaki atau menjelek-jelekkan orang lain karena merasa hak Anda untuk bersuara dan berpendapat dijamin oleh hukum.
β
β
Titon Rahmawan
β
Menikah? Itu hanya tindakan yang berlandaskan hukum. Membuat keluarga yang disahkan secara hukum. Bagaimana kalau seseorang tidak dapat mempertahankan keluarganya? Apa yang akan terjadi dengan anak mereka? Siapa yang dapat menjamin hidup anak itu? Hukum tidak dapat melindungi orang dari hal-hal seperti itu. Hukum juga tidak dapat menjamin kalau hati seseorang tidak akan berubah." - pg. 165, Hae Yoon
β
β
Kim Eun Jeong (My Boyfriend's Wedding Dress)
β
Kukira negeri kita bukan seperti yang kamu bilang, mesin yang menindas, melainkan sesuatu yang penuh ketidakpastian di mana hukum berayun-ayun seperti bandul jam; di satu sisi ada ketidakefektifan atau mungkin keengganan - terserah kamu mau bilang apa, tapi orang suka menyebutnya "kebijaksanaan", di tengah-tengah ada "penegakan hukum", dan sisi yang lain ada "kelewatan" atau "over acting". Tak ada perlakuan yang sama bagi orang yang tidak sama. Tidak juga bagi orang yang sama di dalam situasi berbeda. Orang-orang yang berkuasa bisa membeli atau memainkannya. Orang-orang seperti kita kadang bisa menawar, kadang menjadi mainan aparat yang terlalu berlagak. Ada juga dalam hidupnya terus-menerus menjadi korban - dan kenapa biasanya orang miskin? Mengingat mereka kerap membuatku ragu apakah Tuhan memang adil, kalau Dia ada.
β
β
Ayu Utami (Saman)
β
M Salim Bupati Rembang Matematika membuatku memahami logika dan manipulasi angka, Astronomi membuatku terpesona dengan keindahan alam semesta, Fisika membuatku kagum dengan keteraturan hukum alam, Dirinya membuatku paham sakitnya mencintai sendirian.
β
β
m salim bupati rembang
β
Mau manusia mau ET, saya rasa itu hukum universal. Intention speaks louder than any code.
β
β
Dee Lestari (Partikel)
β
Tapi, setinggi apapun melompat. Ingat Teori Plato, ingat Teori Atom, ingat Teori Darwin, ingat Hukum Gravitasi ; kalo semuanya akan kembali jatuh.
Selama masih di Bumi, derajat manusia tetap sama seperti daun mengkudu yang jatuh di bawah pohon.
β
β
Vergi Crush
β
Hukum alam asli dan benar, orang yang melanggarnya terhukum kejam sekali. Kita harus berusaha senantiasa hidup di dalam garisnya.
β
β
Hamka (Falsafah Hidup)
β
Hukum tidak ditegakkan sebagaimana mestinya. Raja yang memiliki kuasa selalu dapat sesuka hatinya.
β
β
Jenni Anggita (Jendela-jendela Aba: Antologi Cerpen RetakanKata 2013)
β
Keadilan bukan hanya tentang mengikuti hukum, tetapi juga tentang melakukan yang benar
β
β
Arthur Ashe