Duhai Hati Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Duhai Hati. Here they are! All 4 of them:

“
Duhai Pemilik waktu dari arusMu usiaku terlahir dan mengalir pada muara mautMu aku berakhir dan menyerah'' Engkaulah dermaga tempat ikrar perjalananku melunasi batas rantau pulang kala jiwa tersesat di pintu dunia Engkaulah samudera tempat senjaku membenamkan usia melarungkan maut yang membadai di pantai jiwa Tuhan.... jagalah hati dan jiwa ini seperti telah Engkau jaga planet-planet yang beredar pada tiap galaksi menurut keteraturannya biar tiada berbenturan akhiratku dengan dunia sebelum akhir masa nyaris menyelesaikan lahat sebelum aku dan waktu menyeduh pamit dari secangkir hayat di perahu sepi kuamini gelombang maghfirahMu Di kedalaman sujudku kuselami putihnya do'a menghanyutkan dosa yang mnghitami muara ruhku di rimba raka'atku, ada rindu yang merimbun sebagai Kamu Engkau geriap hujan di kemarau tubuhku akulah kegersangan angin yang memanjati tebing-tebing grimisMu Tuhan... di hujan ampunan tak henti kuburu gemuruhMu kupaku telinga di pintuMu moga kudengar Kau mengetuk bertamu ke bilik sepi sunyiku
”
”
firman nofeki
“
Duhai Ukthi.. Cantik adalah kesucian hati, Mudah menerima cahaya ilahi. Tubuh ini hanya titipan. Untuk apa dipamer pamerkan ? Sejatinya tubuh ini hanya-lah Lautan dosa dimataNya.
”
”
Taufiqur Rahman
“
Saudariku.. pernahkah ada seorang yang melukaimu, menuduhmu atas suatu hal yang tidak anda lakukan ? memanggilmu dengan sebutan yang tidak layak dilontarkan, mengatakan hal – hal yang sangat tidak pantas diucapkan kepada sesama muslimah… mungkin dia adalah keluarga dekatmu, mungkin dia adalah temanmu, atau bahkan..... keluarga dari calon pendampingmu… :) Jangan bersedih ! tidak hanya anda yang mengalaminya… saya pun pernah mengalaminya.. duhai saudariku… Tidak semua orang mampu memahami kesalahan yang telah dilakukannya, Tidak semua orang mampu menerima kesalahan,dan tidak semua orang mampu meminta maaf kepada anda, meskipun dia sudah menyadari kesalahannya… Duhai saudariku…Lepaskan keegoisanmu agar cahaya iman masuk kedalam nuranimu, maafkanlah mereka dengan tulus…. jangan menunggu permintaan maaf mereka kepadamu!... Saudariku… apakah masih ingat dengan kisah Rasululloh SAW berikut ini : ” Suat saat ketika Rasulullah SAW sedang duduk – duduk bersama sahabatnya, Rasulullah SAW bersabda, “Sebentar lagi,salah satu ahli surga akan muncul di hadapan kalian.” Tak lama, seorang laki-laki dari kaum Anshar muncul dengan sisa air wudhu masih menetes dari janggutnya. Ia menenteng terompah di tangan kirinya. Hari berikutnya, Rasulullah SAW mengulang perkataannya dan orang itu kembali melintas seperti pada kali pertama. Di hari ketiga, Rasulullah SAW mengulang perkataannya, dan kejadian itu kembaliterulang. Mendengar ucapan Rasulullah SAW, Abdullah bin Amr mengikuti lelaki yang dimaksud Rasulullah SAW lalu berkata kepadanya, “Aku bertengkar dengan ayahku, aku tidak akan menemuinya tiga hari, apakah engkau berkenan memberiku tempat menginap?” lelaki itu menjawab, “Silahkan, dengan senang hati.” Abdullah bin Amr pun menginap di rumah lelaki itu hingga tiga malam berlalu dan Abdullah belum melihat dari laki-laki itu melakukan amal yang disebut sebagai penghuni surga. Sehingga Abdullah memberanikan diri bertanya, “Sudah tiga hari disini, aku tidak melihatmu mengerjakan amal yang membanggakan. Mengapa Rasul menyebutmu sebagai salah satu calon penghuni surga?”. Lelaki itu menjawab, “Aku memang tidak melakukan amalan-amalan yang istimewa, tetapi sebelum tidur, aku mengingat kesalahan-kesalahan saudaraku seiman, lalu aku berusaha untuk memaafkannya. Aku hilangkan rasa dengki dan iri terhadap karunia Allah yang diberikan kepada saudaraku.” Setelah mendengar itu, Abdullah berkata, “Ya,itulah yang menyebabkan engkau disebut sebagai calon penghuni surga.” Subhanallah ! Begitu dahsyatnya efek memaafkan,saudariku… semoga Allah menjadikan kita para pemaaf, yang mampu membalas keburukan dengan kebaikan… Semoga Bermanfaat.. :)
”
”
Nuci Priatni
“
Cinta Ibu Tak Akan Pernah Menyerah Bila langit mendung tak mampu melindungimu dari teriknya matahari. Bila retak perahu tak mampu membuatmu menahan gempuran ombak. Apakah bejana cinta Ibu tak cukup untuk menampung semua duka laramu, duhai anakku? Apakah deras air mata Ibu tak mampu membasuh penderitaanmu? Lalu, bila kini layar-layar ibu terpatah oleh hempasan badai puting beliung. Mengapa kau tega meninggalkan Ibu seorang diri menghadapi cobaan ini? Apakah tali kasih sayang Ibu tak mampu menahan berat beban yang engkau tanggungkan, sehingga engkau memilih pergi dengan cara seperti itu? Bagaimana ibu mesti hidup dengan semua ingatan sedih akan dirimu? Tidakkah kau lihat menderas hujan tercurah dari mata hati Ibu tak akan pernah berhenti? Ia akan terus mengalir serupa sungai menuju laut keabadian. Sejak mula kau masih ada dalam kandungan Ibu. Sejak Tuhan menitipkan dirimu ke pangkuan Ibu. Dengan susah-payah Ibu membesarkanmu. Ibu asuh dirimu dengan seluruh cinta yang aku punya. Dan kini, semua kenangan itu dirampas oleh kejinya waktu seperti gelas yang jatuh dan hancur berkeping. Siapa yang sanggup menyatukan lagi serpihan hati Ibu yang berserakan di jalan? Siapa yang akan menyusut air mata Ibu yang tak akan pernah lagi mengering? Sebab hanya tangan kecilmu itu dululah yang menjadi pelipur lara hati Bunda. Wajahmu yang elok itu pulalah yang membuat Ibu bertahan dari segala kesulitan. Ibu telah lakukan segalanya agar engkau bahagia. Ibu berjuang agar engkau kuat menaklukkan dunia. Semua ibu perbuat hanya untukmu Nak. Hanya untukmu. Kini, siapa yang akan mengobati duka abadi yang terkubur bersama cinta Ibu kepadamu? Semoga Tuhan mengampuni dosa-dosa kita Nak. Karena hanya inilah satu-satunya hal tersisa yang bisa Ibu lakukan. Untuk tidak putus-putusnya mendoakanmu, agar Tuhan berkenan melapangkan jalan. Jalan terakhirmu Nak. Sebab Ibu tahu bahwa Tuhan akan selalu berbelas kasih kepada siapa yang memohon dengan penuh kesungguhan hati. Sebab cinta Ibu kepadamu tak akan pernah menyerah.
”
”
Titon Rahmawan