“
Kalau mati, dengan berani; kalau hidup, dengan berani. Kalau keberanian tidak ada, itulah sebabnya setiap bangsa asing bisa jajah kita.
”
”
Pramoedya Ananta Toer
“
DI RESTORAN
Kita berdua saja, duduk. Aku memesan
ilalang panjang dan bunga rumput --
kau entah memesan apa. Aku memesan
batu ditengah sungai terjal yang deras --
kau entah memesan apa. Tapi kita berdua
saja, duduk. Aku memesan rasa sakit
yang tak putus dan nyaring lengkingnya,
memesan rasa lapar yang asing itu.
(1989)
”
”
Sapardi Djoko Damono (Hujan Bulan Juni)
“
Tapi yang menyenangkan dalam sebuah perjalanan adalah menemukan diri kita sendiri; sebuah rumah yang sesungguhnya. Yang membuat kita tak akan merasa asing meski berada di tempat asing sekalipun…
…because travelers never think that they are foreigners.
”
”
Windy Ariestanty (Life Traveler)
“
Kalau orang tak tahu sejarah bangsanya sendiri –tanah airnya sendiri– gampang jadi orang asing di antara bangsa sendiri.
”
”
Pramoedya Ananta Toer
“
Are you saying good-bye or what?” Sed ased gruffly.
“Nope, we were making out,” Rebekah said. “His sexiness overwhelms me sometimes, and I have to kiss him.
”
”
Olivia Cunning (Wicked Beat (Sinners on Tour, #4))
“
Rasa cinta itu kadang semakin jernih ketika kita harus terpisah. Rasa cinta itu bisa tumbuh subur di tempat yang asing dan jauh. Rasa cinta itu tumbuh lewat jalan yang berliku, lewat kegelapan dan air mata. Rasa cinta yang seperti itu sejatinya akan menjadikan kita kuat.
”
”
Iwan Setyawan (Ibuk,)
“
Jawanisme dan kolonialisme Jawa sudah bertindak jauh lebih brutal terhadap penduduk yang tinggal di Negara kepulauan yang luas ini daripada yang dulu dilakukan oleh penguasa penjajah asing .
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Saya Terbakar Amarah Sendirian!)
“
Menjadi asing,
Membenci bising,
Adakah hubungan yang lebih rumit dibanding bersahabat dengan hening?
”
”
silviamnque
“
Delusi leluasa beranjak dari linimasa, menerka jarak dari lesatnya sang warsa.
Kau tau kenapa kata ingin itu ada?
Itu karena kata butuh masih terasa begitu asing di kepala.
”
”
Robi Aulia Abdi
“
During the day she carried her boy, bandaged and fed the wounded, leaving her own festering wounds until night-time when she licked them and nursed them, and remembered the pines and the fish and the river and the ase and the woods and the fire and the blueberries and the smell of cigarette smoke and the loud laughter coming from one male throat.
”
”
Paullina Simons (Tatiana and Alexander (The Bronze Horseman, #2))
“
Ketika seseorang memutuskan untuk menikah, pada saat itulah ia memulai suatu perjalanan yang panjang, asing dan penuh tantangan. Dan kita harus sangat yakin bahwa kawan perjalanan kita itu adalah orang yang tepat dan bisa bekerja sama ketika meniti...
”
”
Leila S. Chudori (Malam Terakhir: Kumpulan Cerpen)
“
His father had never planted an orchard. No growing thing was graceless, but that scowling, snarling man, Hiram Linden, had seemed purposely to avoid all crops that flowered in beauty. All were utilitarian, sown with surliness and harvested with oaths. Ase was the first Linden of three generations to consider the earth and its bounty with reverence and affection, to long to adorn it as best he might during his tenure.
”
”
Marjorie Kinnan Rawlings (The Sojourner)
“
Revolusi Indonesia, bukanlah Revolusi Nasional SEMATA-MATA, seperti diciptakan beberapa gelitir orang Indonesia, yang maksudnya cuma membela atau merebut kursi buat dirinya saja, dan bersiap sedia menyerahkan semua sumber pencaharian yang terpenting kepada SEMUANYA
bangsa Asing, baik MUSUH atau sahabat. Revolusi Indonesia, mau tak mau terpaksa mengambil tindakan ekonomi dan sosial serentak dengan tindakan merebut dan membela kemerdekaan 100%. Revolusi kemerdekaan Indonesia tidak bisa diselesaikan dengan dibungkusi dengan revolusi-nasional saja. Perang kemerdekaan Indonesia harus DI-ISI dengan jaminan sosial dan ekonomi sekaligus.
”
”
Tan Malaka (Gerpolek: Gerilya-Politik-Ekonomi)
“
Sesekali, kau perlu pergi ke tempat baru dan bertemu dengan orang asing untuk tahu dirimu beruntung.
”
”
Lutfi Retno Wahyudyanti (Para Pemuja Matahari)
“
Orang-orang asing adalah keluarga yang belum kau kenal.
”
”
Mitch Albom (The Five People You Meet in Heaven)
“
Kalau mati, dengan berani. Kalau hidup, dengan berani. Kalau keberanian tidak ada, itulah sebabnya bangsa asing bisa jajah kita.
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Larasati)
“
Authors whose books were selected as ASEs were rewarded with a loyal readership of millions of men. Word spread quickly about the titles that were perennial favorites, even reaching the home front. F. Scott Fitzgerald’s The Great Gatsby, which was written in 1925, was considered a failure during Fitzgerald’s lifetime. But when this book was printed as an ASE in October 1945, it won the hearts of an army of men. Their praise reverberated back home, and The Great Gatsby was rescued from obscurity and has since become an American literary classic.
”
”
Molly Guptill Manning (When Books Went to War: The Stories That Helped Us Win World War II)
“
Aku tidak percaya bentuk Tuhan apa pun, kecuali yang sesuai dengan idealku sendiri. Aku pun tak yakin (pasti malah) tentang ke-tak-ada-annya nasib. Juga tak percaya kita juga. Dewasa ini aku berpendapat bahwa kita adalah pion dari diri kita sendiri sebagai keseluruhan. Kita adalah arsitek nasib kita, tapi kita tak pernah dapat menolaknya. Kita asing, ya kita asing dari ciptaan kita sendiri. Itulah aku kira mengapa kita harus belajar sejarah dan dalam hal ini mengapa aku pesimis.
”
”
Soe Hok Gie (Catatan Seorang Demonstran)
“
Demi matahari senja yang menggantung manis manja di cakrawala, demi kebaikan dan ketulusan yang telaten diberikan semestas, dan demi ragam nama-nama Tuhan baik yang akrab maupun asing di telinga kita. Berkatilah kami semua, sebagaimana Kau memberkati Musa dengan tongkat kayu yang mampu membelah samudra. Kuatkanlah kami semua, sebagaimana Kau menguatkan Ayyub dengan kekudis yang bertahun dideritanya. Dan selamatkanlah kami semua, sebagaimana Kau menyelamatkan Nuh dengan bahtera yang dibangunnya.
”
”
Lenang Manggala (Perempuan Dalam Hujan)
“
Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda
yang kurang sekolahan.
Memandang jagung itu,
sang pemuda melihat ladang;
ia melihat petani;
ia melihat panen;
dan suatu hari subuh,
para wanita dengan gendongan
pergi ke pasar ………..
Dan ia juga melihat
suatu pagi hari
di dekat sumur
gadis-gadis bercanda
sambil menumbuk jagung
menjadi maisena.
Sedang di dalam dapur
tungku-tungku menyala.
Di dalam udara murni
tercium kuwe jagung
Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda.
Ia siap menggarap jagung
Ia melihat kemungkinan
otak dan tangan
siap bekerja
Tetapi ini :
Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda tamat SLA
Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.
Hanya ada seonggok jagung di kamarnya.
Ia memandang jagung itu
dan ia melihat dirinya terlunta-lunta .
Ia melihat dirinya ditendang dari diskotik.
Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalase.
Ia melihat saingannya naik sepeda motor.
Ia melihat nomor-nomor lotre.
Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.
Seonggok jagung di kamar
tidak menyangkut pada akal,
tidak akan menolongnya.
Seonggok jagung di kamar
tak akan menolong seorang pemuda
yang pandangan hidupnya berasal dari buku,
dan tidak dari kehidupan.
Yang tidak terlatih dalam metode,
dan hanya penuh hafalan kesimpulan,
yang hanya terlatih sebagai pemakai,
tetapi kurang latihan bebas berkarya.
Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.
Aku bertanya :
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya ?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibukota
kikuk pulang ke daerahnya ?
Apakah gunanya seseorang
belajat filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,
atau apa saja,
bila pada akhirnya,
ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata :
“ Di sini aku merasa asing dan sepi !
”
”
W.S. Rendra
“
Selalu kelilingi diri Anda dengan teman-teman yang memiliki banyak cahaya di dalamnya. Dengan begitu, Anda akan selalu memiliki lilin di sekitar Anda saat hari gelap.
”
”
Suzy Kassem (Rise Up and Salute the Sun: The Writings of Suzy Kassem)
“
Dulu kita selalu mengucap kata sayang di penghujung malam.
Kini kita tidak lebih dari dua orang asing yang merindukan masa lalu secara diam-diam
”
”
Fiersa Besari (Garis Waktu)
“
Dunia tidak lagi sama. Hidup ini menjadi asing. Aku sedih untuk sesuatu yang tak kutahu. Aku galau untuk sesuatu yang tak ada. Dan jari ini ingin menunjuk sesuatu yang bisa menjadi sebab, tapi tak kutemukan apa-apa. Pada saat yang sama, seluruh sel tubuhku berkata lain. Mereka tahu sesuatu yang tak dapat digapai pikiran. Apa rasanya, jika tubuhmu sendiri menyimpan rahasia darimu?
”
”
Dee Lestari
“
Seharusnya, pendidikan bukan semata upaya menransfer materi pelajaran. Lebih dari itu, pendidikan adalah sebuah proses menyalakan pikiran, mematangkan kepribadian.
Kalau pendidikan justru memampatkan kreativitas, mengerdilkan keberanian berekspresi, memustahilkan impian, serta membuat anak-anak menjadi asing pada dirinya sendiri dan lingkungannya, maka, sebaiknya, pendidikan tidak perlu ada.
”
”
Lenang Manggala (Perempuan Dalam Hujan)
“
Lo percaya sama Tuhan, nggak?"
Dia Tertawa.
"Siapasih Tuhan buat lo? Paling juga Tuhan cuma orang asing buat lo, kayak orang lain. Yangngelakuin ritual ini itu tapi nggak ngerti juga mereka nyembah siapa. Yang nggak ngerasa nyaman sama Tuhannya, cuma ngerasa Tuhan itu orang asing yang kerjaannya hukum-hukumin orang.
”
”
Farida Susanty (Karena Kita Tidak Kenal)
“
Saya pikir Liddle dan ilmuwan asing yang mendalami Indonesia berkutat dengan isi, sementara kaum terpelajar Indonesia bersolek dengan bungkus. Mereka berpikir seluruh, sedangkan kita berpikir separuh. Jadilah kita manusia separuh, hanya berperan sebagai bungkus-bungkus, dan itu sudah dimulai sejak di pikiran, ketika kita berbahasa.
”
”
Salomo Simanungkalit (111 Kolom Bahasa Kompas)
“
Islam menolak secara total penerapan apapun dari konsep-konsep sekular, sekularisasi atau sekularisme atas dirinya, kerana semuanya itu bukanlah milik Islam dan asing baginya dalam segala segi. Konsep-konsep tersebut merupakan milik dan hanya wajar dalam konteks sejarah intelektual Kristen-Barat, baik pengalaman maupun kesedaran keagamaannya.
”
”
Syed Muhammad Naquib al-Attas (Islam and Secularism)
“
Tidakkah mereka seperti diriku juga, singgah kemudian betah? Asing kemudian biasa? Hilang kemudian menemukan diri yang baru?
”
”
Cyntha Hariadi (Manifesto Flora)
“
seperti daun, kita adalah pengembara
di alam sementara, kita tiada beda.
kita juga pelupa, jarang pulang,
dan asing dengan bau tanah sendiri.
(Daun-daun Ini Pulang)
”
”
T. Alias Taib (Petang Condong)
“
Aku melawan kakakku; kakakku dan aku melawan sepupuku; sepupu-sepupuku, saudara-saudaraku melawan orang asing. Pepatah ini adalah simbol kesetiaan. Artinya, keluarga adalah segalanya. Mereka boleh jadi bertengkar dengan saudara sendiri, tidak sependapat dengan sepupu sendiri. Tapi ketika datang orang asing, musuh, mereka akan bersatu padu, melupakan semua perbedaan. Kesetiaan adalah segalanya.
”
”
Tere Liye (Pulang)
“
Parábola de la inconstante
Antes cuando me hablaba de mí misma, decía:
Si yo soy lo que soy
Y dejo que en mi cuerpo, que en mis años
Suceda ese proceso
Que la semilla le permite al árbol
Y la piedra a la estatua, seré la plenitud.
Y acaso era verdad. Una verdad.
Pero ay, amanecía dócil como la hiedra
A asirme a una pared como el enamorado
Se ase del otro con sus juramentos.
Y luego yo esparcía a mi alrededor, erguida
En solidez de roble,
La rumorosa soledad, la sombra
Hospitalaria y daba al caminante
-A su cuchillo agudo de memoria-
El testimonio fiel de mi corteza.
Mi actitud era a veces el reposo
Y otras el arrebato,
La gracia o el furor, siempre los dos contrarios
Prontos a aniquilarse
Y a emerger de las ruinas del vencido.
Cada hora suplantaba a alguno; cada hora
Me iba de algún mesón desmantelado
En el que no encontré ni una mala bujía
Y en el que no me fue posible dejar nada.
Usurpaba los nombres, me coronaba de ellos
Para arrojar después, lejos de mi, el despojo.
Heme aquí, ya al final, y todavía
No sé qué cara le daré a la muerte.
”
”
Rosario Castellanos
“
Demi matahari senja yang menggantung manis manja di cakrawala, demi kebaikan dan ketulusan yang telaten diberikan semestas, dan demi ragam nama-nama Tuhan baik yang akrab maupun asing di telinga kita, sesungguhnya, manusia, adalah mahkluk yang merugi. Kecuali, ia yang mau belajar pada masa silam, berbuat yang terbaik di masa sekarang, dan menyiapkan segala sesuatu di masa depan, dengan keyakinan paling yakin pada terwujudnya sebuah impian.
”
”
Lenang Manggala (Perempuan Dalam Hujan)
“
Justru kalau lagi di luar negeri, kita adalah wakil dari negara kita! Indonesia jadi identitas diri kita. Orang-orang asing bakal melihat kita sebagai Indonesia. Dan, orang-orang menganggap kita sumber tepercaya buat tanya-tanya soal Indonesia. Makanya, pengetahuan tentang Indonesia justru harus lebih kita kuasai waktu kita ke luar negeri!
”
”
Vinca Callista (Kilah)
“
Bahwa jang menjebabkan kolonisasi itu bukanlah keinginan pada kemasjhuran, bukan keinginan melihat dunia-asing, bukan keinginan merdeka, dan bukan pula oleh karena negeri rakjat jang mendjalankan kolonisasi itu ada terlampau sesak oleh banjaknja penduduk, sebagai jang telah diadjarkan oleh Gustav Klemm, akan tetapi asalnja kolonisasi ijalah teristimewa soal rezeki.
”
”
Sukarno (Dibawah Bendera Revolusi : Jilid 1)
“
NOSTALGI = TRANSENDENSI
Nostalgi sama dengan transendensi
betul, ini permainan kata
lagi-lagi kata asing
tapi apa sih yang tidak asing
tapi itu hanya ilusi
kembali pada nostalgi
berarti kehilangan
yang dulu-dulu dibayangkan
hanya tidak mencekam lagi, karena
lembut dengan ironi
saat kini yang berkilas balik
siapa tahu nanti …
kini — dulu — nanti, teratasi
bukankah itu transendensi?
”
”
Toeti Heraty (Nostalgi = Transendensi)
“
Pengalaman menonton sepak bola di negeri orang memberiku penghayatan yang lebih dalam tentang arti mencintai PSSI dan makna mencintai tanah air. Berada di antara masyarakat yang asing, nun jauh dari kampung sendiri, menyadarkanku bahwa Indonesia, bangsaku, bagaimanapun keadaannya, adalah tanah mutiara di mana aku telah dilahirkan. Indonesia adalah tangis tawaku, putih tulangku, merah darahku, dan indung nasibku. Tak ada yang lebih layak kuberikan bagi bangsaku selain cinta, dan takkan kubiarkan lagi apapun menodai itu, tidak juga karena ulah para koruptor yang merajalela, biarlah kalau tidur mereka didatangi kuntilanak sumpah pocong.
”
”
Andrea Hirata (Sebelas Patriot)
“
Dari Profesor Charlotte ia bisa belajar tentang kekuatan fokus.
"Sejak masih remaja, ketika teman-temanku lebih suka belajar menyanyi dan menari, aku tidak. Aku tidak ikut-ikutan mereka. Aku sudah punya cita-cita yang jelas. Kukatakan pada diriku, aku harus jadi profesor di The University of Edinburgh. Aku mulai belajar bahasa asing dengan serius. Salah satu teman sekolahku ketika itu berasal dari Irak. Dia gadis yang cantik dan baik. Ayahnya pengajar di Baghdad University sedang menyelesaikan Ph.D. bidang Kimia di The University of Edinburgh. Aku belajar bahasa Arab darinya. Aku belajar cerita seribu satu malam dengan bahasa Arab darinya. Sejak itu saya tertarik dengan dunia Arab. Dan aku fokus mendalaminya. Kini keinginan saya menjadi kenyataan. Kau lihat Fahri, aku sudah jadi Profesor di The University of Edinburgh.
”
”
Habiburrahman El-Shirazy (Ayat-Ayat Cinta 2)
“
Orang Amerika itu penuh curiga pada bom atom atau bom hidrogen mereka sendiri, tidak percaya pada diri mereka sendiri, dan orang Rusia juga sama-sama saling tidak percaya antara mereka, orang Asia tidak percaya pada orang Barat, dan Barat takut dan tidak percaya pada Asia. Rasialisme di Afrika Selatan, politik kulit putih Australia, curiga bangsa asing di Indonesia dan negara-negara Asia lain, diskriminasi Negro di Amerika, ini semuanya berdasar pada tidak percaya. Karena manusia tidak percaya pada manusia, tidak percaya bahwa manusia sama manusia bisa dan harus sama-sama hidup. Si komunis begitu, si demokrat begitu, si imperialis begitu, si merdeka begitu. Semuanya sama saja.
”
”
Mochtar Lubis (Senja di Jakarta)
“
Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman
Orang asing
Orang asing
Seseorang yang asing
Berdiri di dalam cermin
Tak kupercaya aku pada pandanganku
Begitu banyak cinta telah diambil dariku
Aku kesepian
Aku kesepian di keramaian
Mengeluarkanmu dari ingatan
Bak menceraikan angin dari awan
Takut
Takut
Aku sangat takut
Kehilangan seseorang yang tak pernah kumiliki
Gila, gila rasanya
Gila karena cemburu buta
Yang tersisa hanya kenangan
Saat kaumeninggalkanku sendirian
Di bawah rembulan yang menyinari kota kecilku yang ditinggalkan zaman
Sejauh yang dapat kukenang
Cinta tak pernah lagi datang
Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman
Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman
”
”
Andrea Hirata (Padang Bulan)