Ase Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Ase. Here they are! All 100 of them:

Kalau mati, dengan berani; kalau hidup, dengan berani. Kalau keberanian tidak ada, itulah sebabnya setiap bangsa asing bisa jajah kita.
Pramoedya Ananta Toer
DI RESTORAN Kita berdua saja, duduk. Aku memesan ilalang panjang dan bunga rumput -- kau entah memesan apa. Aku memesan batu ditengah sungai terjal yang deras -- kau entah memesan apa. Tapi kita berdua saja, duduk. Aku memesan rasa sakit yang tak putus dan nyaring lengkingnya, memesan rasa lapar yang asing itu. (1989)
Sapardi Djoko Damono (Hujan Bulan Juni)
Tapi yang menyenangkan dalam sebuah perjalanan adalah menemukan diri kita sendiri; sebuah rumah yang sesungguhnya. Yang membuat kita tak akan merasa asing meski berada di tempat asing sekalipun… …because travelers never think that they are foreigners.
Windy Ariestanty (Life Traveler)
Kalau orang tak tahu sejarah bangsanya sendiri –tanah airnya sendiri– gampang jadi orang asing di antara bangsa sendiri.
Pramoedya Ananta Toer
Are you saying good-bye or what?” Sed ased gruffly. “Nope, we were making out,” Rebekah said. “His sexiness overwhelms me sometimes, and I have to kiss him.
Olivia Cunning (Wicked Beat (Sinners on Tour, #4))
Rasa cinta itu kadang semakin jernih ketika kita harus terpisah. Rasa cinta itu bisa tumbuh subur di tempat yang asing dan jauh. Rasa cinta itu tumbuh lewat jalan yang berliku, lewat kegelapan dan air mata. Rasa cinta yang seperti itu sejatinya akan menjadikan kita kuat.
Iwan Setyawan (Ibuk,)
Jawanisme dan kolonialisme Jawa sudah bertindak jauh lebih brutal terhadap penduduk yang tinggal di Negara kepulauan yang luas ini daripada yang dulu dilakukan oleh penguasa penjajah asing .
Pramoedya Ananta Toer (Saya Terbakar Amarah Sendirian!)
Menjadi asing, Membenci bising, Adakah hubungan yang lebih rumit dibanding bersahabat dengan hening?
silviamnque
Delusi leluasa beranjak dari linimasa, menerka jarak dari lesatnya sang warsa. Kau tau kenapa kata ingin itu ada? Itu karena kata butuh masih terasa begitu asing di kepala.
Robi Aulia Abdi
During the day she carried her boy, bandaged and fed the wounded, leaving her own festering wounds until night-time when she licked them and nursed them, and remembered the pines and the fish and the river and the ase and the woods and the fire and the blueberries and the smell of cigarette smoke and the loud laughter coming from one male throat.
Paullina Simons (Tatiana and Alexander (The Bronze Horseman, #2))
Ketika seseorang memutuskan untuk menikah, pada saat itulah ia memulai suatu perjalanan yang panjang, asing dan penuh tantangan. Dan kita harus sangat yakin bahwa kawan perjalanan kita itu adalah orang yang tepat dan bisa bekerja sama ketika meniti...
Leila S. Chudori (Malam Terakhir: Kumpulan Cerpen)
Revolusi Indonesia, bukanlah Revolusi Nasional SEMATA-MATA, seperti diciptakan beberapa gelitir orang Indonesia, yang maksudnya cuma membela atau merebut kursi buat dirinya saja, dan bersiap sedia menyerahkan semua sumber pencaharian yang terpenting kepada SEMUANYA bangsa Asing, baik MUSUH atau sahabat. Revolusi Indonesia, mau tak mau terpaksa mengambil tindakan ekonomi dan sosial serentak dengan tindakan merebut dan membela kemerdekaan 100%. Revolusi kemerdekaan Indonesia tidak bisa diselesaikan dengan dibungkusi dengan revolusi-nasional saja. Perang kemerdekaan Indonesia harus DI-ISI dengan jaminan sosial dan ekonomi sekaligus.
Tan Malaka (Gerpolek: Gerilya-Politik-Ekonomi)
Sesekali, kau perlu pergi ke tempat baru dan bertemu dengan orang asing untuk tahu dirimu beruntung.
Lutfi Retno Wahyudyanti (Para Pemuja Matahari)
Kalau mati, dengan berani. Kalau hidup, dengan berani. Kalau keberanian tidak ada, itulah sebabnya bangsa asing bisa jajah kita.
Pramoedya Ananta Toer (Larasati)
Orang-orang asing adalah keluarga yang belum kau kenal.
Mitch Albom (The Five People You Meet in Heaven)
Ase waved it off, even though his heart hammered in his chest, trying to fly out of his ribcage and jump down Jase’s throat to go stay with his heart forever and ever, amen.
Kade Boehme (Confessions of a Wild Heart)
Authors whose books were selected as ASEs were rewarded with a loyal readership of millions of men. Word spread quickly about the titles that were perennial favorites, even reaching the home front. F. Scott Fitzgerald’s The Great Gatsby, which was written in 1925, was considered a failure during Fitzgerald’s lifetime. But when this book was printed as an ASE in October 1945, it won the hearts of an army of men. Their praise reverberated back home, and The Great Gatsby was rescued from obscurity and has since become an American literary classic.
Molly Guptill Manning (When Books Went to War: The Stories That Helped Us Win World War II)
His father had never planted an orchard. No growing thing was graceless, but that scowling, snarling man, Hiram Linden, had seemed purposely to avoid all crops that flowered in beauty. All were utilitarian, sown with surliness and harvested with oaths. Ase was the first Linden of three generations to consider the earth and its bounty with reverence and affection, to long to adorn it as best he might during his tenure.
Marjorie Kinnan Rawlings (The Sojourner)
Aku tidak percaya bentuk Tuhan apa pun, kecuali yang sesuai dengan idealku sendiri. Aku pun tak yakin (pasti malah) tentang ke-tak-ada-annya nasib. Juga tak percaya kita juga. Dewasa ini aku berpendapat bahwa kita adalah pion dari diri kita sendiri sebagai keseluruhan. Kita adalah arsitek nasib kita, tapi kita tak pernah dapat menolaknya. Kita asing, ya kita asing dari ciptaan kita sendiri. Itulah aku kira mengapa kita harus belajar sejarah dan dalam hal ini mengapa aku pesimis.
Soe Hok Gie (Catatan Seorang Demonstran)
Demi matahari senja yang menggantung manis manja di cakrawala, demi kebaikan dan ketulusan yang telaten diberikan semestas, dan demi ragam nama-nama Tuhan baik yang akrab maupun asing di telinga kita. Berkatilah kami semua, sebagaimana Kau memberkati Musa dengan tongkat kayu yang mampu membelah samudra. Kuatkanlah kami semua, sebagaimana Kau menguatkan Ayyub dengan kekudis yang bertahun dideritanya. Dan selamatkanlah kami semua, sebagaimana Kau menyelamatkan Nuh dengan bahtera yang dibangunnya.
Lenang Manggala (Perempuan Dalam Hujan)
Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda yang kurang sekolahan. Memandang jagung itu, sang pemuda melihat ladang; ia melihat petani; ia melihat panen; dan suatu hari subuh, para wanita dengan gendongan pergi ke pasar ……….. Dan ia juga melihat suatu pagi hari di dekat sumur gadis-gadis bercanda sambil menumbuk jagung menjadi maisena. Sedang di dalam dapur tungku-tungku menyala. Di dalam udara murni tercium kuwe jagung Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda. Ia siap menggarap jagung Ia melihat kemungkinan otak dan tangan siap bekerja Tetapi ini : Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda tamat SLA Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa. Hanya ada seonggok jagung di kamarnya. Ia memandang jagung itu dan ia melihat dirinya terlunta-lunta . Ia melihat dirinya ditendang dari diskotik. Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalase. Ia melihat saingannya naik sepeda motor. Ia melihat nomor-nomor lotre. Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal. Seonggok jagung di kamar tidak menyangkut pada akal, tidak akan menolongnya. Seonggok jagung di kamar tak akan menolong seorang pemuda yang pandangan hidupnya berasal dari buku, dan tidak dari kehidupan. Yang tidak terlatih dalam metode, dan hanya penuh hafalan kesimpulan, yang hanya terlatih sebagai pemakai, tetapi kurang latihan bebas berkarya. Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan. Aku bertanya : Apakah gunanya pendidikan bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing di tengah kenyataan persoalannya ? Apakah gunanya pendidikan bila hanya mendorong seseorang menjadi layang-layang di ibukota kikuk pulang ke daerahnya ? Apakah gunanya seseorang belajat filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran, atau apa saja, bila pada akhirnya, ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata : “ Di sini aku merasa asing dan sepi !
W.S. Rendra
Selalu kelilingi diri Anda dengan teman-teman yang memiliki banyak cahaya di dalamnya. Dengan begitu, Anda akan selalu memiliki lilin di sekitar Anda saat hari gelap.
Suzy Kassem (Rise Up and Salute the Sun: The Writings of Suzy Kassem)
Dulu kita selalu mengucap kata sayang di penghujung malam. Kini kita tidak lebih dari dua orang asing yang merindukan masa lalu secara diam-diam
Fiersa Besari (Garis Waktu)
Dunia tidak lagi sama. Hidup ini menjadi asing. Aku sedih untuk sesuatu yang tak kutahu. Aku galau untuk sesuatu yang tak ada. Dan jari ini ingin menunjuk sesuatu yang bisa menjadi sebab, tapi tak kutemukan apa-apa. Pada saat yang sama, seluruh sel tubuhku berkata lain. Mereka tahu sesuatu yang tak dapat digapai pikiran. Apa rasanya, jika tubuhmu sendiri menyimpan rahasia darimu?
Dee Lestari
Seharusnya, pendidikan bukan semata upaya menransfer materi pelajaran. Lebih dari itu, pendidikan adalah sebuah proses menyalakan pikiran, mematangkan kepribadian. Kalau pendidikan justru memampatkan kreativitas, mengerdilkan keberanian berekspresi, memustahilkan impian, serta membuat anak-anak menjadi asing pada dirinya sendiri dan lingkungannya, maka, sebaiknya, pendidikan tidak perlu ada.
Lenang Manggala (Perempuan Dalam Hujan)
Lo percaya sama Tuhan, nggak?" Dia Tertawa. "Siapasih Tuhan buat lo? Paling juga Tuhan cuma orang asing buat lo, kayak orang lain. Yangngelakuin ritual ini itu tapi nggak ngerti juga mereka nyembah siapa. Yang nggak ngerasa nyaman sama Tuhannya, cuma ngerasa Tuhan itu orang asing yang kerjaannya hukum-hukumin orang.
Farida Susanty (Karena Kita Tidak Kenal)
Saya pikir Liddle dan ilmuwan asing yang mendalami Indonesia berkutat dengan isi, sementara kaum terpelajar Indonesia bersolek dengan bungkus. Mereka berpikir seluruh, sedangkan kita berpikir separuh. Jadilah kita manusia separuh, hanya berperan sebagai bungkus-bungkus, dan itu sudah dimulai sejak di pikiran, ketika kita berbahasa.
Salomo Simanungkalit (111 Kolom Bahasa Kompas)
Islam menolak secara total penerapan apapun dari konsep-konsep sekular, sekularisasi atau sekularisme atas dirinya, kerana semuanya itu bukanlah milik Islam dan asing baginya dalam segala segi. Konsep-konsep tersebut merupakan milik dan hanya wajar dalam konteks sejarah intelektual Kristen-Barat, baik pengalaman maupun kesedaran keagamaannya.
Syed Muhammad Naquib al-Attas (Islam and Secularism)
Kakau mati dengan berani; kalau hidup dengan berani. Kalau keberanian tidak ada itulah sebabnya setiap bangsa asing bisa jajah kita.
Pramoedya Ananta Toer (Larasati)
Dunia normal adalah dunia yang tegas dan diam-diam selalu mengeliminasi objek yang dianggap asing. Mereka yang tak layak akan dibuang.
Sayaka Murata (Convenience Store Woman)
seperti daun, kita adalah pengembara di alam sementara, kita tiada beda. kita juga pelupa, jarang pulang, dan asing dengan bau tanah sendiri. (Daun-daun Ini Pulang)
T. Alias Taib (Petang Condong)
EveryonE ha$ a fa!r tuRn tO be a$ greAt a$ he PleASe$
Felishiya
Aku melawan kakakku; kakakku dan aku melawan sepupuku; sepupu-sepupuku, saudara-saudaraku melawan orang asing. Pepatah ini adalah simbol kesetiaan. Artinya, keluarga adalah segalanya. Mereka boleh jadi bertengkar dengan saudara sendiri, tidak sependapat dengan sepupu sendiri. Tapi ketika datang orang asing, musuh, mereka akan bersatu padu, melupakan semua perbedaan. Kesetiaan adalah segalanya.
Tere Liye (Pulang)
Cinta adalah kata yang asing. Cinta adalah racun manis penuh tipu muslihat. Cinta adalah burung merpati dalam topi pesulap. Cinta adalah tempat yang jauh, sangat jauh, dan urusan konyol orang dewasa.
Andrea Hirata (Ayah)
35 wThe Father loves the Son and  xhas given all things into his hand. 36 yWhoever believes in the Son has eternal life;  zwhoever does not obey the Son shall not  asee life, but the wrath of God remains on him.
Anonymous (The Holy Bible: English Standard Version)
Parábola de la inconstante Antes cuando me hablaba de mí misma, decía: Si yo soy lo que soy Y dejo que en mi cuerpo, que en mis años Suceda ese proceso Que la semilla le permite al árbol Y la piedra a la estatua, seré la plenitud. Y acaso era verdad. Una verdad. Pero ay, amanecía dócil como la hiedra A asirme a una pared como el enamorado Se ase del otro con sus juramentos. Y luego yo esparcía a mi alrededor, erguida En solidez de roble, La rumorosa soledad, la sombra Hospitalaria y daba al caminante -A su cuchillo agudo de memoria- El testimonio fiel de mi corteza. Mi actitud era a veces el reposo Y otras el arrebato, La gracia o el furor, siempre los dos contrarios Prontos a aniquilarse Y a emerger de las ruinas del vencido. Cada hora suplantaba a alguno; cada hora Me iba de algún mesón desmantelado En el que no encontré ni una mala bujía Y en el que no me fue posible dejar nada. Usurpaba los nombres, me coronaba de ellos Para arrojar después, lejos de mi, el despojo. Heme aquí, ya al final, y todavía No sé qué cara le daré a la muerte.
Rosario Castellanos
Demi matahari senja yang menggantung manis manja di cakrawala, demi kebaikan dan ketulusan yang telaten diberikan semestas, dan demi ragam nama-nama Tuhan baik yang akrab maupun asing di telinga kita, sesungguhnya, manusia, adalah mahkluk yang merugi. Kecuali, ia yang mau belajar pada masa silam, berbuat yang terbaik di masa sekarang, dan menyiapkan segala sesuatu di masa depan, dengan keyakinan paling yakin pada terwujudnya sebuah impian.
Lenang Manggala (Perempuan Dalam Hujan)
Justru kalau lagi di luar negeri, kita adalah wakil dari negara kita! Indonesia jadi identitas diri kita. Orang-orang asing bakal melihat kita sebagai Indonesia. Dan, orang-orang menganggap kita sumber tepercaya buat tanya-tanya soal Indonesia. Makanya, pengetahuan tentang Indonesia justru harus lebih kita kuasai waktu kita ke luar negeri!
Vinca Callista (Kilah)
And they shall asee his bface; and his cname shall be in their foreheads. 5 And there shall be no night there; and they need no candle, neither light of the asun; for the Lord God giveth them blight: and they shall creign dfor ever and ever.
Anonymous (Holy Bible, King James Version (KJV))
Bahwa jang menjebabkan kolonisasi itu bukanlah keinginan pada kemasjhuran, bukan keinginan melihat dunia-asing, bukan keinginan merdeka, dan bukan pula oleh karena negeri rakjat jang mendjalankan kolonisasi itu ada terlampau sesak oleh banjaknja penduduk, sebagai jang telah diadjarkan oleh Gustav Klemm, akan tetapi asalnja kolonisasi ijalah teristimewa soal rezeki.
Sukarno (Dibawah Bendera Revolusi : Jilid 1)
NOSTALGI = TRANSENDENSI Nostalgi sama dengan transendensi betul, ini permainan kata lagi-lagi kata asing tapi apa sih yang tidak asing tapi itu hanya ilusi kembali pada nostalgi berarti kehilangan yang dulu-dulu dibayangkan hanya tidak mencekam lagi, karena lembut dengan ironi saat kini yang berkilas balik siapa tahu nanti … kini — dulu — nanti, teratasi bukankah itu transendensi?
Toeti Heraty (Nostalgi = Transendensi)
Pengalaman menonton sepak bola di negeri orang memberiku penghayatan yang lebih dalam tentang arti mencintai PSSI dan makna mencintai tanah air. Berada di antara masyarakat yang asing, nun jauh dari kampung sendiri, menyadarkanku bahwa Indonesia, bangsaku, bagaimanapun keadaannya, adalah tanah mutiara di mana aku telah dilahirkan. Indonesia adalah tangis tawaku, putih tulangku, merah darahku, dan indung nasibku. Tak ada yang lebih layak kuberikan bagi bangsaku selain cinta, dan takkan kubiarkan lagi apapun menodai itu, tidak juga karena ulah para koruptor yang merajalela, biarlah kalau tidur mereka didatangi kuntilanak sumpah pocong.
Andrea Hirata (Sebelas Patriot)
Dari Profesor Charlotte ia bisa belajar tentang kekuatan fokus. "Sejak masih remaja, ketika teman-temanku lebih suka belajar menyanyi dan menari, aku tidak. Aku tidak ikut-ikutan mereka. Aku sudah punya cita-cita yang jelas. Kukatakan pada diriku, aku harus jadi profesor di The University of Edinburgh. Aku mulai belajar bahasa asing dengan serius. Salah satu teman sekolahku ketika itu berasal dari Irak. Dia gadis yang cantik dan baik. Ayahnya pengajar di Baghdad University sedang menyelesaikan Ph.D. bidang Kimia di The University of Edinburgh. Aku belajar bahasa Arab darinya. Aku belajar cerita seribu satu malam dengan bahasa Arab darinya. Sejak itu saya tertarik dengan dunia Arab. Dan aku fokus mendalaminya. Kini keinginan saya menjadi kenyataan. Kau lihat Fahri, aku sudah jadi Profesor di The University of Edinburgh.
Habiburrahman El-Shirazy (Ayat-Ayat Cinta 2)
Orang Amerika itu penuh curiga pada bom atom atau bom hidrogen mereka sendiri, tidak percaya pada diri mereka sendiri, dan orang Rusia juga sama-sama saling tidak percaya antara mereka, orang Asia tidak percaya pada orang Barat, dan Barat takut dan tidak percaya pada Asia. Rasialisme di Afrika Selatan, politik kulit putih Australia, curiga bangsa asing di Indonesia dan negara-negara Asia lain, diskriminasi Negro di Amerika, ini semuanya berdasar pada tidak percaya. Karena manusia tidak percaya pada manusia, tidak percaya bahwa manusia sama manusia bisa dan harus sama-sama hidup. Si komunis begitu, si demokrat begitu, si imperialis begitu, si merdeka begitu. Semuanya sama saja.
Mochtar Lubis (Senja di Jakarta)
Tidakkah mereka seperti diriku juga, singgah kemudian betah? Asing kemudian biasa? Hilang kemudian menemukan diri yang baru?
Cyntha Hariadi (Manifesto Flora)
di hatimu, aku ingin menjadi yang tunggal, bukan sebagai puisi yang dipenggal-penggal atau orang asing yang tanggal dan kau tinggal
Alfin Rizal (ASMARAGAMA)
di hatimu, aku ingin menjadi yang tetap, bukan sebagai puisi yang meratap atau cerita asing yang tak ingin kau tatap
Alfin Rizal (ASMARAGAMA)
Apa yang paling abu, dari rindu yang dibakar masa lalu? Sekali lagi, aku menjadi orang asing bagimu.
Ilham Gunawan
Sengaja tersesat ditempat asing Agar aku lupa rasanya bising Meski hanya sekedar singgah Raga ini terus bergerak gelisah Menahan rindu untuk kembali Berharap seseorang menanti ,.
chachacillas
Kini mereka praktis adalah orang asing, bukan, malah lebih buruk daripada orang asing, sebab mereka bahkan tidak bisa bergaul layaknya kenalan anyar. Akan selalu ada jarak di antara mereka.
Jane Austen (Persuasion)
Kamu nggak pernah diajari untuk tersenyum?” “Aku diajari untuk berhemat.” Alis Laz terangkat mendengar jawaban Vanda. “Maksudmu?” “Aku nggak perlu menghambur-hamburkan senyum. Apalagi pada orang asing.
Dahlian (Casablanca: Forget Me Not)
Masyarakat tidak memperbolehkan adanya objek asing. Itulah yang membuatku menderita selama ini. Padahal aku tak menyusahkan siapa pun. Hanya karena aku minoritas, dengan gampangnya mereka mau memerkosa kehidupanku. Shiraha
Sayaka Murata (Convenience Store Woman)
Miehen on uskallettava oikeissa yhteyksissä aiheuttaa ädilleen myös "pahaa mieltä", sillä juuri siihen vetoaminen on tavallisesti ollut äidin tehokkain ase poikansa tahdon nujertamiseen. Kaikkeen sairaalloiseen riippuvuuteen on vain yksi lääke: on osattava olla rohkeasti vihainen. Vain vihan avulla voi taistella sitä vääryyttä vastaan, jota omistushaluiset vanhemmat tekevät lapsilleen. Vielä kerran: on uskallettava aiheuttaa pahaa mieltä! Oikeassa asiassa.
Martti Paloheimo (Joutsenen sulka : teema ja muunnelmia etologisen psykiatrian maailmasta)
Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman Orang asing Orang asing Seseorang yang asing Berdiri di dalam cermin Tak kupercaya aku pada pandanganku Begitu banyak cinta telah diambil dariku Aku kesepian Aku kesepian di keramaian Mengeluarkanmu dari ingatan Bak menceraikan angin dari awan Takut Takut Aku sangat takut Kehilangan seseorang yang tak pernah kumiliki Gila, gila rasanya Gila karena cemburu buta Yang tersisa hanya kenangan Saat kaumeninggalkanku sendirian Di bawah rembulan yang menyinari kota kecilku yang ditinggalkan zaman Sejauh yang dapat kukenang Cinta tak pernah lagi datang Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman
Andrea Hirata (Padang Bulan)
Sebab kebahagiaan itu seringkali tidak seperti apa yang orang pikirkan, bisa bekerja di negeri orang dan jauh dari rumah. Mereka mungkin saja melihat, betapa hebat dan luar biasa apa yang sudah aku lakukan untuk keluargaku. Tapi mereka tidak melihat, bagaimana aku harus berjuang sendirian di sini. Bangun pagi pagi membersihkan dapur, kamar mandi, mencuci piring, mengumpulkan dan lalu membuang sampah, mencuci pakaian, membersihkan perabotan, pergi belanja, memasak lalu melakukan ini itu menjalankan perintah majikan yang seolah tiada habisnya. Di saat saat seperti itu, aku berasa ingin segera balik pulang rumah. Rindu, teringat bapak, ibu dan saudara saudara yang aku cintai di kampung. Memikirkan kebahagiaan, yang entah kenapa justru aku tinggalkan demi bersusah payah di tempat yang jauh dan asing ini. Memikirkan setiap uang yang terkumpul dari hasil jerih payahku. Kebahagiaan keluarga yang harus aku tebus dengan cucuran keringatku.
Titon Rahmawan
MEMINTAL AWAN sayap yang tumbuh pada tubuhku kaurenggut aku melepasnya satu-satu kauwarnai setiap perjalananku dengan bayang-bayang yang tak kupahami di mana para dewa menyembunyikan senjata dan wangi bunga kau lahir dari dunia asing dewa-dewa yang kusembah tidak mengenalmu percintaan apa yang dikeratkan pada urat tangan terbuang dari bumiku tanpa kausadari kunikmati setiap ombak yang kauhamburkan di tubuhku kita mulai pandai memintal awan melilitkannya pada percintaan asing ini menitiskan tanah dan ladang penuh semak 1990
Oka Rusmini (Patiwangi)
Triti London itu yang mengorbankan tanah air bangsa Melayu, tidak hanya terpisah dan berpecah bentuk isi dan makna Kemelayuan Besar, tapi menjadi keping-kepingan kecil, tapi Melayu berkeping-keping kecil itu dihisap, diperah, ditekan, untuk dilenyek oleh pendatang asing.
Arena Wati (Rindu Aroma Padi Bunting)
Jatuh cinta ngebuat lo jadi orang yang berbeda. Lo jadi satu badan penuh hormon, oxytocin, vasopressin. Lo bukan "Naya" lagi, melainkan "makhluk asing yang penuh hormon" ini. Lalu orang akan melihat betapa bedanya lo. Lo jadi nggak dengarin apa perkataan mereka lagi. Dunia lo hanya berputar di dia, dia, dan dia aja.
Raditya Dika (Ubur-ubur Lembur)
«Me merezco lo que viene. He mentido, hecho trampa, engañado. He hecho daño a gente inocente. He cometido más errores de los que puedo recordar. De una forma u otra, he estado pagando por ellos la mayor parte de mi existencia». Su boca se curvó brevemente, una sonrisa irónica. «Pero estoy seguro de que los arcángeles tienen un par ases bajo la manga». Su sonrisa se desvaneció y me dirigió una mirada llena de honestidad. «Estar contigo nunca se sintió mal. Es la única cosa que hice bien. Tú eres lo único que hice bien. No me importan los arcángeles. Dime lo que quieres que haga. Di las palabras. Haré lo que quieras. Nos podemos ir ahora«.
Becca Fitzpatrick (Crescendo (Hush, Hush, #2))
One thing that impressed him was how quickly the ASEs fell apart under combat conditions. “A man reads a book to death very quickly while standing in the rain or snow without any shelter to keep the pages dry.” When there were more men than ASEs, it was “not unusual for a man to tear off the portion of a book he had finished to give it to the next man who doesn’t have a book to read saying—‘I’ll save my pages for you.’” Trautman had intended to bring examples of books in “a state of combat exhaustion” to show to the council, but the servicemen had resisted. “‘You wouldn’t take our books away, would you? We can still read them,” the men had said to Trautman.
Molly Guptill Manning (When Books Went to War: The Stories that Helped Us Win World War II)
Demi kezaliman yang terjadi di Palestina, di Kashmir, di Afganistan, di Irak atau di manapun juga ... kenapa mereka rela menyengsarakan saudara-saudaranya yang sebangsa dan setanahair? Berarti ada yang salah dengan rasa kebangsaan mereka. Mereka merasa lebih dekat dengan warga asing, dengan negara asing, ketimbang dengan saudara-saudaranya sendiri, dengan bangsa dan negaranya sendiri. Bagi mereka, padang pasir dan pohon kurma menjadi lebih penting ketimbang bumi yang subur ini.
Anand Krishna (Indonesia Under Attack! Membangkitkan Kembali Jati Diri Bangsa)
Langit Jingga Laut Biru Tak semua pertanyaan memiliki jawaban. Tak semua kesulitan membutuhkan penjelasan. Hidup terlalu banyak menghadirkan kata tanya. Dan kita tak selalu menemukan maksud dari pertanyaan-pertanyaan itu. Kubayangkan pertanyaan itu mampir ke dalam benakmu: "Kenapa kau melihat jingga sebagai representasi hatimu dan aku menganggap biru, sepenuhnya milikku? Mengapa kita, dua warna kontras yang tak bisa saling melengkapi? Mengapa jingga langitmu tak kunjung bertemu dengan laut biruku?" Betapa sulit untuk berbagi pikiran dan perasaan masing-masing. Setelah sekian masa, masih saja engkau mengganggap diriku sebagai orang asing. Dan aku, tak kunjung mampu mengikhlaskan hatiku untuk jadi milikmu. Lama sudah, kita jalan bersama saling bertukar cerita. Menjalani waktu sebagai jalan untuk menyatukan perbedaan. Tapi tetap saja, jingga hatimu tak mau bersinggungan dengan biru pikiranku. Kucoba menggandeng tanganmu. Kutawarkan segelas air menawarkan dahagamu. Tapi lagi-lagi, langkah kita terpisah oleh persimpangan. Memaksa kita mengambil jalan yang saling bertolak belakang. Cinta menjadi kata yang gamang untuk diucap. Dan rindu, adalah puisi hambar dalam selembar kertas lusuh yang tak sampai-sampai kepadamu. Terlalu lama sudah, kita menafikan semua perasaan yang sempat singgah walau terasa hanya sebentar saja. Kau bersikukuh dengan jingga hatimu yang berdarah-darah. Dan aku, dengan lebam biru yang kian tak tertanggungkan rasa sakitnya.
Titon Rahmawan
The Saints will reign in celestial splendor—Christ will come, and men will be judged—Blessed are they who keep His commandments. 1 And he shewed me a pure river of awater of life, clear as crystal, proceeding out of the throne of God and of the Lamb. 2 In the midst of the street of it, and on either side of the river, was there the atree of blife, which bare twelve manner of fruits, and yielded her fruit every month: and the cleaves of the tree were for the healing of the nations. 3 And there shall be no more acurse: but the bthrone of God and of the cLamb shall be in it; and his servants shall serve him: 4 And they shall asee his bface; and his cname shall be in their foreheads. 5 And there shall be no night there; and they need no candle, neither light of the asun; for the Lord God giveth them blight: and they shall creign dfor ever and ever. 6 And he said unto me, These sayings are faithful and atrue: and the Lord God of the holy prophets sent his angel to shew unto his servants the things which must bshortly be done. 7 Behold, I acome quickly: bblessed is he that keepeth the csayings of the prophecy of this book. 8 And I John saw these things, and heard them. And when I had heard and seen, I afell down to worship before the feet of the angel which shewed me these things. 9 Then saith he unto me, See thou do it not: for I am thy fellowservant, and of thy brethren the prophets, and of them which keep the sayings of this book: worship God. 10 And he saith unto me, Seal not the sayings of the prophecy of this book: for the time is at hand. 11 He that is aunjust, let him be bunjust still: and he which is cfilthy, let him be filthy still: and he that is righteous, let him be righteous still: and he that is holy, let him be holy still. 12 And, behold, I acome quickly; and my breward is with me, to give every man according as his cwork shall be. 13 I am Alpha and Omega, the beginning and the end, the afirst and the last. 14 Blessed are they that ado his bcommandments, that they may have right to the tree of life, and may enter in through the gates into the city. 15 For without are dogs, and asorcerers, and bwhoremongers, and cmurderers, and idolaters, and whosoever loveth and maketh a dlie. 16 I Jesus have sent mine aangel to testify unto you these things in the churches. I am the broot and the offspring of David, and the bright and morning cstar. 17 And the Spirit and the bride say, aCome. And let him that heareth say, Come. And let him that is athirst come. And whosoever will, let him take the bwater of life freely. 18 For I testify unto every man that heareth the words of the prophecy of this book, If any man shall aadd unto these things, God shall add unto him the bplagues that are written in this book: 19 And if any man shall take away from the words of the book of this prophecy, God shall take away his part out of the abook of life, and out of the holy city, and from the things which are written in this book. 20 He which testifieth these things saith, Surely I acome quickly. Amen. Even so, come, Lord Jesus. 21 The agrace of our bLord Jesus Christ be with you all. Amen.
Anonymous (Holy Bible, King James Version (KJV))
Oh kau, gerimis yang jatuh di kala subuh. Dingin yang menggigit tulang. Cahaya lampu yang bergelung di balik selimut yang tebal. Engkaulah, pengharapan dari terbitnya matahari. Keindahan yang bergulir seperti butiran embun di atas dedaunan, lebih cemerlang dari permata. Bagaimana hatiku tak terpikat oleh keceriaanmu kala menyambut pagi? Kelopak kelopak bunga yang bermekaran, gemulai tangkai tangkai mawar tertiup angin. Terpesona oleh tawamu yang renyah, oleh kehangatan pribadimu yang bersinar dari dalam lubuk hati. Bagaimana aku tak jatuh hati pada kecantikanmu yang anggun bersahaja? Betapa kau sebarkan kebahagiaan dengan cara yang tak aku mengerti. Kau getarkan dawai pengharapan di jiwaku yang letih lesu. Dan kau buat diriku tak henti memikirkanmu siang dan malam. Kau balaukan tidurku yang resah gelisah oleh pantulan cahayamu yang menyilaukan serupa lampu neon di seberang jalan. Senyummu terbayang bayang dalam mimpiku serupa layang layang yang terbang di permai langit biru dalam rindu masa kanak kanakku. Kau aduk aduk hatiku seperti biduk yang terombang ambing di atas ombak. Menanti angin pasang yang akan membawaku pulang. Janganlah kau putus pengharapanku untuk sampai ke pantaimu. Ijinkan aku berjalan di atas pasirmu yang lembut. Berlindung di bawah payungmu yang menutupiku dari panas matahari yang melukai. Kau terima diriku dalam pondokmu yang kecil dan sederhana namun tertata rapi penuh oleh bunga bunga. Kau menyambutku dengan penuh suka cita di depan pintumu yang sekokoh kayu jati. Dan kau akan menjamuku bukan lagi sebagai tamu asing dalam rumahmu yang bersih melainkan sebagai diriku sendiri. Dalam cinta yang bersemi oleh penantian, doa dan pengharapan. Dalam penghiburan hati demi untuk mewujudkan mimpi mimpi abadi.
Titon Rahmawan
Walaupun kini, sudah berlaku 438 tahun, bahawa jeda antara satu gelombang serangan Portugis itu dengan gelombang serangan berikutnya, ada 25 hari. Oleh sebab itu, sambil membubuh umpan baru, Nakhoda Supuk bertanya dalam hati, empat peringkat soalan: ‘Kenapa Melaka, dalam masa 25 hari itu, tidak melakukan strategi baru, antaranya, daripada taktik bertahan, kepada taktik menyerang senyap-senyap. Melaka boleh gunakan tenaga dan kemahiran Orang Laut, pergi menebuk lambung atas lunas semua galleon dalam armada Portugis itu. ‘Kenapa Melaka tidak kawal pantai, untuk mencegah penduduk Melaka terutama dalam kalangan orang asing, berleluasa berulang-alik dari darat ke semua galleon Portugis itu pergi membekalkan air tawar, kayu api, bekalan makanan, dan timah untuk dituang jadi peluru? ‘Kenapa armada Laksamana Yusof, Pengeran Lor, dari Demak itu, yang sudah mengepung seluruh armada Portugis di Selat Melaka, tetapi sebaliknya, armada Pangeran Lor itu dibakar orang dari daratan Melaka? ‘Kenapa, armada Aceh yang sudah berulang kali menyerang Portugis di Melaka dan mengepung Selat Melaka, tidak pernah sekali pun diberi kerjasama orang di Melaka, untuk menghancurkan Portugis itu?
Arena Wati (Rindu Aroma Padi Bunting)
Entah bagaimana, aku tahu ibu selalu larut dalam kebahagiaan. Seperti embun bening yang bergulir kesana kemari, bermain main dengan gembira di atas permukaan daun aglaonema yang tumbuh menyemak di dalam sanctuary itu. Tapi selalu ada perasaan perasaan tertentu yang menakjubkan, namun seringkali tidak aku mengerti. Mengapa ibuku tak pernah beranjak pergi meninggalkan tempat persembunyiannya? Seolah ia terperangkap di sana di dalam kebahagiaan yang ia ciptakan sendiri. Ia telah tumbuh dan tinggal di dalam sanctuary itu bertahun tahun lamanya. Tenggelam dalam dunia yang sepenuhnya asing dan tak dikenal. Dan setiap kali aku berusaha mengingatnya akan tumbuh sulur sulur baru yang kian rapat menutup sanctuary itu dari pikiranku. Ibu telah jadi kenangan dari masa laluku. Tak ada yang tertinggal dari semua apa yang pernah ia ucapkan. Kata katanya telah menjelma menjadi lembar halaman buku yang kosong, tak sepenggal huruf pun yang dapat aku temukan berada di dalamnya. Yang aku ingat kemudian adalah, ia menulis ulang seluruh kisahnya di dalam halaman buku buku yang kosong itu. Ibu memenuhi sanctuary-nya dengan aneka rupa buku buku yang semuanya bercerita tentang dirinya. Tentang segala apa yang ia pikir dan rasakan. Tentang bagaimana ia menghabiskan hari harinya dalam kebahagiaan. Dan sanctuary itu pun kemudian berubah menjadi sebuah perpustakaan raksasa, di mana ibu adalah sebuah ensiklopedi yang bisa aku baca setiap hari tanpa pernah merasa bosan. Tangannya telah berubah menjadi sepasang sayap. Dan yang tinggal dalam ingatanku hanyalah wajahnya yang tersenyum samar saat ia tertidur. Namun, tak ada yang masih dapat aku kenali lagi dari masa lalunya, sebab ia telah menyatu dengan waktu dan sepenuhnya melebur dengan masa depan. Kecuali mungkin sebuah pikiran yang bahkan sang waktu tak mampu menghapus ingatan akan dirinya. Betapa ia sungguh berbahagia, setidaknya bagi dirinya sendiri. Ibu telah bertransformasi menjadi puisi, melebihi semua perasaan yang sanggup aku kisahkan kepada dunia.
Titon Rahmawan
Suatu waktu kita dapat mengibarkan bendera kita sendiri, bebas dari semua kekuasaan asing.
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
Kekayaan Indonesia selama ratusan tahun dirampok oleh perusahaan asing, tak ada dari keuntungan itu ditanamkan lagi di bumi Indonesia. Berbeda dengan seorang patriot yang mencintai tanah tumpah darahnya, bangsa yang menjajah kami tidak memelihara tanah jajahan itu. Mereka menghancurkannya. Kami tidak terlibat dalam hal ini, tetapi kami menjadi pewaris-pewarisnya.
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
Bertahun-tahun lamanya aku sangat ingin menjadi sahabat Amerika, tetapi mereka tak menerimaku. Amerika berulang-ulang salah mengartikan bantuan asing dengan persahabatan. Amerika, aku memerlukan pengertianmu. Aku berteriak-teriak untuk itu. Dan bukan karena aku ingin sesuatu darimu. Tentu saja aku membutuhkan bantuan. Aku tidak bisa berdiri sendiri. Aktu tidak ingin berdiri sendiri. Aku berulang-ulang meminta kepada Amerika pengertian, bukan dollarnya, tetapi aku tidak akan, aku tidak bisa, aku tidak mau mengemis-ngemis untuk itu.
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
Aduh, seseorang bisa berkakak adik, dari hari ke hari bisa bersama-sama, tetapi kalau jiwa kita tidak saling bertemu, sepanjang masacyang seorang tetap asing bagi yang lain.
Sulastin Sutrisno (Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya)
Betapa mudahnya seseorang mempercayai orang lain yang tahu cara menampilkan diri seakan lebih berpengetahuan, padahal pengetahuan itu dari sumber asing.
Multatuli
Soal bersatu sungguhpun beraneka ragam bukanlah soal yang asing bagi agama termasuk dalam Islam. Antara agama dan kebudayaan terdapat interaksi, keadaan saling pengaruh mempengaruhi. Agama mempengaruhi kebudayaan dan kebudayaan mempengaruhi agama pula, terutama dalam manifestasinya. Bahwa agama mempengaruhi kebudayaan itu tidak perlu penjelasan lebih lanjut. Untuk contoh dari keadaan kebudayaan mempengaruhi agama, dalam kasus Islam dapat diambil pemakaian beduk sebagai tanda waktu berbuka puasa. Dalam kebudayaan Arab tidak dikenal beduk. Di sana meriam dipakai untuk menyatakan tibanya waktu berbuka. Kebudayaan gotong-royong dan rasa persaudaraan yang erat dalam masyarakat Indonesia membawa pada adanya halal bi halal di Hari Raya sesudah berpuasa. Di masyarakat Arab Halal bi halal tidak dikenal. Di Mesir umpamanya, pada Hari Raya diutamakan berziarah ke kuburan keluarga. Dalam kebudayaan Mesir terdapat rasa terikat Yang kuat Pada keluarga yang telah terlebih dahulu meninggalkan dunia fana ini.
Gustave Edmund von Grunebaum (Unity and Variety in Muslim Civilization)
Lutja e deshprueme Ju qi keqas t’vorrosun keq flêni nder murrâna mbi shpate t’pjerrta a n’pyje, n’breg deti ase n’breg lumi, deshmor‘, q’êmën t’lavdishem keni thadrue n’gojdhâna, nën dhé me gjak t’uej t’rîmun idhnín nuk u a shuen gjumi. Ju qi n’vorre t’vetmueme keq flêni e nuk pushoni e as deka varrz e shtatit nuk thau as nuk u a mbylli, qi éshtnat vrik ju dridhen kur del nji zâ nga pylli, a kur nji zhapllim‘ hapash përbrî murân’s ndëgjoni, ju qi n’mesime fisnike t’lahutës jeni rritun, ju qi burrnín jetike e patët si mësuese, ju qi lirín kreshnike zgjedh‘ e kishi per nuse, ju qi n’mprojen e nderit botën keni çuditun, sot n’murrâna t’harrueme kërkoni kot pushim: ju qi epopé t’panjoftun shkruet me gjakun e kuq, plot vrumulisje n’eshtna rrini tue bluem idhnimin, fatosa orzez, për flîjen e jetës q’u shkoi huq. U rrzuet tue rrokun armën dhe rrzue me jue fisi; ato q’atdheut i kjené ndër mote gardh çeliku, porzmat vigâne t’ueja, jo, nuk i mposhti anmiku por mâma e fatit, mâma qi befas mbi né krisi. N’heshtim t’natës shqiptare s’ndëgjihet kund zâ njerit, prân‘ votres s’fikun nânat n’vaj nuk e njomin bukën, por me sy t’papërlotun plot shkndija mnije, strukën tue prit‘ furín ahmarrse qi t’thej‘ t’prîmunt e mnerit. Jo váj por gjâm e ahté prej pyjesh sjell jehona, zhumhura e rrebtë e lumit kushtrim zâ-mbytun ngjanë, shpirtnat errson e ballet vrugon, ndiell mort zezona q’atdheut palcet gjallnuese mâ t’mshefta po i a thanë. O Perëndí, na tokën pranuem qi Ti na fale, n’tê tash tridhet‘ qindavjeta na u end e ndershme jet, jetuem m’kto troje t’vobta, n’kto brigje t’thata e t’shkreta, ngujve larg botës tjetër tue ruejtun dhên mbi male. Me mzi strehueme trupin nga shiu e brshni e marrdha, n’kasolle e stane t’brishta qi shpërthejshin duhínat, pa dijt‘ qejfet e holla, pa dijt‘ ç’janë miradinat, pa njoft‘ doket e lmueta të kombeve fatbardha. E, pra, t’ushqyem n’kto gryka me bukë kollomoqe Qi e zbutshin n’új të kronit, s’lypshim kurrgjâ mâ shum, sepse bylmet na kishin nji lirí t’thjsht‘, t’pashoqe, qi me hiret e veta na e bânte gjakun t’lum. Nânat me qumsht‘ të pastër andjen n’shpírt t’on‘ dikojshin Me fluturue si shqipe në qiell t’nderit shqiptar, n’flak t’dokeve m’u kndellun e n’zjarrm t’buzmit bujar, qi kobin e zvetnimit nga votra na e largojshin. O Perendí, ndër shekuj ûja buzën na e zverdhi, shpesh u errem pa hângër bukën m’e ruejt‘ për fmín e mitun q’ish n’e rritun, por n’qe ‘i mik né shpín na msyni, ia vûm para at buk mikut kur erdhi. Pse kshtu na e randon jetën me dhunë e me krajata? Lírin e dy gisht nderi n’shtek t’ballit: s’kishim tjetër: kto dy të mira zbritshin vobeksín t’on‘ të vjetër. Po pse, o i Lumi i Qiellvet, na i rrmbeve kto dhurata?
Ernest Koliqi
AKU mencoba menatap mata lelaki itu dengan perasaan berkecamuk. Dendam mengiris-ngiris aliran darahku. Kebencian terus muncrat dari lahar otakku. Baluran kemarahan membuat jantungku tidak bisa berdetak secara normal. Tersengal-sengal. Berhadapan dengan lelaki di depanku ini membuat aku merasa hidupku tidak berarti. Masih bisakah hubungan kami, hubungan anak-bapak terjalin lagi? Normal seperti lazimnya hubungan bapak-anak? Kerutan-kerutan di wajahku kurasakan makin getir dan tajam. Lelaki di depanku terasa asing dan membuat jantung keperempuananku berhenti berdetak. Adakah hubungan lelaki-perempuan yang membuat perempuan bahagia? Adakah kebahagiaan yang diimpikan perempuan dari hubungan lelaki-perempuan.
Oka Rusmini (Akar Pule)
Lagipula, yang terpenting adalah dia orang asing. Menceritakan rahasia pada orang asing, rasanya lebih aman, karena kecil risiko bocornya. Bukankah dia tidak mengenal orang-orang yang kukenal?
Irene Dyah (Love in Marrakech)
When two are joined," continued the priestess, "One is not lost in the other. Two are not merged into one as most believe. Nei, these two souls come as equals, and each brings strength and individuality to grow as a whole. Oneness is not without the individual spirit. As these two join, they commit to nurture the individuality of one another that feeds the greater wholeness of the couple." Ase
Mande Matthews (Broken (ShadowLight Saga, #2))
Sementara di sudut lain dunia kostum, hidup sebuah kostum dengan wujud yang dapat berubah-ubah setiap harinya. Malang bagi dirinya, tak ada satupun dari perubahan wujud itu yang benar-benar diinginkan atau berada di bawah kendalinya sendiri. Akibatnya, ia tak pernah bisa dikenali dalam suatu bentuk atau wujud tertentu, hal ini menjadikannya selalu asing, bahkan bagi dirinya sendiri.. Tentulah bahwa Tuhan dunia kostum, sebagaimana Tuhan mengada di dunia kita, selalu ingin menampilkan Dirinya dalam sebuah kesan yang diliputi rasa keadilan dan welas asih. Sebagai balas untuk si kostum malang ini, maka diberikan satu hari dalam setahun, dimana ia berkesempatanan kembali mengulang satu wujud yang sama lagi (namun wujud mana yang akan berkesempatan mengulang, adalah tetap berada diluar kontrol pilihannya sendiri). Mereka-mereka yang merasa pernah berbagi memori atau memiliki pengalaman bersama dengan wujud tersebut, akan menyempatkan datang berkunjung. Sekedar mengajaknya berfoto selfie atau khusus membawakan white cake untuk kemudian dimakan bersama-sama sambil ngobrol dan minum teh pahit bunga krisan.
Ayudhia Virga
Vaig fullejar el registre per buscar el nom del mestre i després vaig retrocedir amb el dit cap al lloc on constrava el títol de l'assignatura, escrit amb tinta negra i fresca: "Introducció a la Manera de no Ser un Ase Estúpid".
Patrick Rothfuss (The Wise Man’s Fear (The Kingkiller Chronicle, #2))
Tidakkah ada yang melihat? Betapa ketulusan bisa menjadi teramat konyol. Hasrat yang berlebih tanpa persiapan bisa berakibat fatal. Percaya membabi buta pada pihak asing bisa jadi senjata makan tuan. Strategi. Kemandirian. Itu dia kuncinya.
Dee Lestari (Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh)
Hujan batu di negeri sendiri lebih baik daripada hujan emas di negeri asing.
Pepih Nugraha (Ibu Pertiwi Memanggilmu Pulang)
Teka-teki hidup itu memang sulit sekali ditembus, beberapa mendadak jadi yang terdekat, beberapa lagi justru menjadi terbuang jauh. Teman cerita melupa sapa, teman asing berubah penting, keduanya seperti dapat giliran untuk punya atau kehilangan peranan.
Dimas Aditya
यला
Rama Marathe (Ase Ghadwa Mulanche Vyaktimatva: How To Develop Personality Of Your Child (Marathi Edition))
Pagi ini, di sebuah musim semi, aku dipaksa untuk menyentuh bagian asing tubuhku. Aku sama sekali tak bersedia mengulik wilayah itu. Mungkin ada beberapa bagian Indonesia yang terasa begitu unik dan eksotik. Jawa, Bali, Sumatra, Ramayana, Mahabharata, Panji Semirang, Srikandi, gamelan, kebaya renda merah kesumba, aroma kopi luwak, pedasnya rendang daging, dan gurihnya gulai kambing. Tetapi Indonesia nampaknya bukan eksotisme kultural. Sejak kecil, aku sudah dihadapkan pada peristiwa politik yang tak pernah dialami kawan-kawan satu kelas di Paris. Sebuah peristiwa yang dihapus di dalam buku sejarah Indonesia.
Leila S. Chudori (Pulang)
Namun aku terperangkap. Berada dalam lautan manusia, dikelilingi orang-orang asing. Bahkan dalam keramaian yang tak pernah surut, aku merasa jauh lebih kesepian dibanding saat aku sendirian. And when you’re lonely, you especially miss the people you no longer have.
Winna Efendi (Some Kind of Wonderful)
El dinero es la única religión sin ateos" (Marilyn y un Par de Ases)
Andrés Spinova
El dinero es la única religión sin ateos.
Andrés Spinova (Marilyn y Un Par de Ases)
De un corazón valiente nunca queda más que una víscera destrozada.
Andrés Spinova (Marilyn y Un Par de Ases)
Bastante bueno no significa magnífico en el salvaje oeste.
Andrés Spinova (Marilyn y Un Par de Ases)
It is no exaggeration to say that the ASEs helped create an entire new cohort of readers. The flip side of a new universe of readers, however, is that almost everyone thinks he can be a writer. Ironically, council publishers were soon besieged with book proposals as countless men expressed a desire to publish their war stories.
Molly Guptill Manning (When Books Went to War: The Stories That Helped Us Win World War II)
You embody the strength of 10,000 moons and your life will be a testament of it. Ase
Kierra C.T. Banks
Kehilangan-kehilangan ini memberi pengajaran bahwa pada akhirnya manusia harus berdiri di atas kakinya sendiri, dan tidak bisa bergantung kepada siapapun. Orang-orang tersayang tak lebih seperti orang-orang yang berpapasan, semacam orang asing yang kebetulan dipertemukan di sebuah perempatan jalan, bersama sesaat untuk kembali dipisahkan. Tiap manusia memiliki tujuan yang berbeda.
Wisnu Suryaning Adji (Rahasia Salinem)
Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang tidak bermasalah mengabaikan orang asing yang terluka, namun ketika seorang teman disakiti, rasa marah kita cukup untuk melampui kelembaman yang biasanya menyebabkan protes sulit diorginasasi.
Charles Duhigg (The Power of Habit: Why We Do What We Do in Life and Business)
Menguasai bahasa asing, bagaikan kita telah menggenggam dunia”.
-Pepatah bijak-
Tadinya, aku pikir perasaan asing yang menguasaiku itu akan berlalu ditiup waktu. Namun, ternyata tidak. Serupa benih, perasaan itu semakin lama semakin tumbuh membesar dan membuatku takut sendiri.
Anastasia Ervina (Perjalanan Mimpi)
Would you? That would be fab.’ Aseed made the triangle sign. ‘What’s that?’ ‘It’s a cheese triangle. Appease the Cheese. It’s kind of a slogan I made up.
Eoin Colfer (And Another Thing: Douglas Adam's Hitchiker's Guide To The Galaxy Part Six Of Three (Hitchhiker's Guide to the Galaxy Book 6))
El primero lo dio en la gran etapa de los Abruzos, con cuatro puertos y meta en la cumbre inédita del Blockhaus, donde todos esperaban a los italianos: Adorni, Motta, Gimondi. Merckx los batió por un puñado de segundos. Dos días más tarde, en una etapa llana, ganó en un esprint masivo a los velocistas puros: Planckaert, Dancelli, Zandegù, Basso… Así que parecían justificados los titulares de la prensa italiana tras la decepción de los Abruzos: ¡Los ases italianos, derrotados en el Blockhaus por un esprinter belga!
Ander Izagirre (Cómo ganar el Giro bebiendo sangre de buey: Literatura de viaje (Spanish Edition))
Having people telling you who you are, how you feel and what you need to do is hurtful and can make you feel less than. Padahal seharusnya kita adalah satu-satunya orang yang mengenal diri kita paling dalam. Harusnya hanya kita yang mengerti apa yang sebenernya kita rasakan. Harusnya kita enggak didikte oleh orang-orang asing apa yang harus kita lakukan terhadap diri kita sendiri.
Gita Savitri Devi (A Cup Of Tea)
Bukan cuma lidahmu yang mampu mengecap kelezatan itu. Melainkan api dimana kau letakkan tungku kecemburuanku. Tempat kau bakar segala nyeri dan kesiasiaan. Tempat kau lumat amarah dan barangkali juga mimpi. Walau kita masih saling menjaga agar panas cahaya itu tetap menyala. Tidak untuk berbagi dari diri yang kosong dan egoisme yang dungu. Tak cukup menyadari, sudah berapa lama kau sibuk dengan dirimu yang lain, bertukar hasrat dan nafsu untuk saling memiliki dan menguasai. Ajaibnya, aku bisa merasakan hembusan nafas kalian di pori poriku. Aku merasakan kejalangan kalian sebagai kejalanganku sendiri. Aku tidak merasa asing atau terabaikan. Tapi entah mengapa, ada semacam kegusaran disitu. Di tempat yang tidak aku ketahui dengan pasti. Tempat yang sepertinya sengaja kalian sembunyikan dari diriku. Walau aku tahu tak pernah ada rahasia yang kau simpan sendiri. Kita telah jadi petualang cemas. Yang mengembara dari satu destinasi ke destinasi yang lain. Menggelandang seperti yatim piatu. Seperti orang bingung yang tak tahu arah. Seperti sebuah penjara yang tak memiliki pintu jalan keluar. Seperti hidup yang tak punya rencana apa apa selain membiarkannya mengalir.
Titon Rahmawan
Dreams are disappointing, right? Kita selama ini selalu berharap sama mimpi. Lewatin hidup cuma untuk mengejar mimpi itu, karena kita percaya dia yang bakal bawa kita bebas dan bahagia. Tapi waktu kita udah bisa gapai mimpi itu, nggak ada yang bisa bikin kita bahagia. Dan yang brengsek, sekalipun mimpi itu terus-menerus mengecewakan lo dan membuat lo menjadi orang asing untuk diri sendiri, di suatu titik lo akan sadar kalau lo nggak akan pernah bisa ninggalin mereka. Karena lo tahu, selama ini cuma karena mimpi itu, hidup lo akhirnya punya tujuan.
Valerie Patkar (Lukacita)
No voy a darle nombres, pero una vez vi a un ciclista fumando un cigarrillo maloliente justo antes de una etapa. Y cuando digo maloliente me quedo corto... era realmente repugnante, un hedor que se metía dentro y te llegaba a marear entre nauseas. Pues bien, terminado el parcial pregunté al mismo tipo, que había llegado cómodamente en el pelotón delantero, que qué era aquello. Bajó la voz, te lo cuento si no se lo dices a nadie. Yo se lo prometí por lo más sagrado, y le juro que es la primera vez que cuento esta historia. Entonces él susurró. Es boñiga de vaca, dijo. Pero no de cualquier vaca, no, sino de las que tengo paciendo en mi casa, allá por los Pirineos. La recojo en otoño, justo al bajarlas de los puertos más altos, es entonces cuando dan la leche más espesa, así que, en buena lógica, la mierda también debe de ser la mejor. Luego la dejo secando dos semanas al sol, la desmenuzo y me la guardo para las carreras. Porque da vitalidad, mucha, ya me ha visto usted hoy, soy invencible, con la fuerza de un toro. Al final casi gritaba, con los ojos saltones, saliendo de las órbitas. Me lo contó el curandero de un pueblo que hay muy cerca del mío, él sí que sabe cómo preparar a los ases, jajaja. Y no le enseño las setas porque se me acabaron en los Alpes... Quiero decir que por supuesto que se usaría a veces cocaína para los ojos... al fin y al cabo algunos hasta fumaban bosta de vaca.
Marcos Pereda (Una pulga en la montaña: La novela de Vicente Trueba)