Apa Itu Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Apa Itu. Here they are! All 99 of them:

β€œ
Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian. Kalau tidak punya itu, lantas apa harga hidup kita ini?
”
”
Pramoedya Ananta Toer
β€œ
Kalau memang terlihat rumit lupakanlah. Itu jelas bukan cinta sejati kita. Cinta sejati selalu sederhana. Pengorbanan yang sederhana kesetiaan yang tak menuntut apapun dan keindahan yang apa adanya.
”
”
Tere Liye
β€œ
Kita memang tak pernah tahu apa yang dirindukan sampai sesuatu itu tiba di depan mata.
”
”
Dee Lestari (Supernova: Akar)
β€œ
Kau akan berhasil dalam setiap pelajaran, dan kau harus percaya akan berhasil, dan berhasillah kau; anggap semua pelajaran mudah, dan semua akan jadi mudah; jangan takut pada pelajaran apa pun, karena ketakutan itu sendiri kebodohan awal yang akan membodohkan semua
”
”
Pramoedya Ananta Toer
β€œ
Sahabat saya itu adalah orang yang berbahagia. Ia hanya mengetahui apa yang ia sanggup miliki. Saya adalah orang yang paling bersedih, karena saya mengetahui apa yang tak sanggup saya miliki.
”
”
Dee Lestari (Rectoverso)
β€œ
Andaikata semua kehidupan ini menyakitkan, maka di luar sana pasti masih ada sepotong bagian yang menyenangkan. Kemudian kau akan membenak pasti ada sesuatu yang jauh lebih indah dari menatap rembulan di langit. Kau tidak tahu apa itu, karna ilmumu terbatas. Kau hanya yakin , bila tidak di kehidupan ini suatu saat nanti pasti akan ada yang lebih mempesona dibanding menatap sepotong rembulan yang sedang bersinar indah.
”
”
Tere Liye (Rembulan Tenggelam Di Wajahmu)
β€œ
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya. Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.
”
”
Tere Liye (Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin)
β€œ
Keheningan seakan memiliki jantung. Denyutnya terasa satu-satu, membawa apa yang tak terucap. Sejenak berayun di udara, lalu bagaikan gelombang air bisikan itu mengalir, sampai akhirnya berlabuh di hati.
”
”
Dee Lestari (Perahu Kertas)
β€œ
kenangan itu cuma hantu di sudut pikir. selama kita diam dan ngga berbuat apa-apa, selamanya dia tetap jadi hantu, ngga akan pernah jadi kenyataan.
”
”
Dee Lestari
β€œ
Aku ingin pacaran dengan orang yang dia tahu hal yang aku sukai tanpa perlu kuberitahu, yang membuktikan kepadaku bahwa cinta itu ada tetapi bukan oleh apa yang dikatakannya melainkan oleh sikap dan perbuatannya.
”
”
Pidi Baiq (Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 (Dilan, #1))
β€œ
Manusia itu lebih berani menghadapi apa pun kalau melakukannya demi orang yang dia sayangi.
”
”
Windhy Puspitadewi (Let Go)
β€œ
Jika dia memutuskan untuk pergi menjauh, itu berarti sudah saatnya kau memulai kesempatan baru. Percayalah, jika dia memang cinta sejati kau, mau semenyakitkan apa pun, mau seberapa sulit liku yang harus dilalui, dia tetap akan bersama kau kelak, suatu saat nanti. Langit selalu punya skenario terbaik. Saat itu belum terjadi, bersabarlah. Isi hari-hari dengan kesempatan baru. Lanjutkan hidup dengan segenap perasaan riang.
”
”
Tere Liye (Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah)
β€œ
Secara mudah kebahagiaan itu ialah memiliki hati yang tenang dalam menghadapi apa jua ujian dalam kehidupan
”
”
Pahrol Mohamad Juoi
β€œ
Impian harus menyala dengan apa pun yang kita miliki, meskipun yang kita miliki tidak sempurna, meskipun itu retak-retak
”
”
Iwan Setyawan (9 Summers 10 Autumns)
β€œ
Sejatinya, rasa suka tidak perlu diumbar, ditulis, apalagi kau pamer-pamerkan. Semakin sering kau mengatakannya, jangan-jangan itu semakin hambar, jangan-jangan kita mengatakannya hanya karena untuk menyugesti, bertanya pada diri sendiri, apa memang sesuka itu".
”
”
Tere Liye (Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah)
β€œ
Cinta bukan sekedar memaafkan. cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya. cinta adalah harga diri. cinta adalah rasionalitas sempurna. Jika kau memahami cinta adalah perasaan irasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. kau dengan mudah membenarkan apapun yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut. tidak lebih, tidak kurang
”
”
Tere Liye (Sepotong Hati Yang Baru)
β€œ
Mereka menjalani hidup dgn sebenar-benarnya hidup itu harus dijalani, mengalir apa adanya.
”
”
Tere Liye (Ayahku (Bukan) Pembohong)
β€œ
Di sekolah, anak-anak belajar bahasa Indonesia, tetapi mereka tak pernah diajar berpidato, berdebat, menulis puisi tentang alam ataupun reportase tentang kehidupan. Mereka cuma disuruh menghafal : menghafal apa itu bunyi diftong, menghafal definisi tata bahasa, menghafal nama-nama penyair yang sajaknya tak pernah mereka baca.
”
”
Goenawan Mohamad (CATATAN PINGGIR 3)
β€œ
Tanyakan kepada dunia apa itu cinta? Jika bukan oleh bentang waktu yang panjang, genap dengan suka cita dan kegetiran, bagaimanakah caranya mengukur kedalaman cinta?
”
”
Tasaro G.K. (Muhammad: Para Pengeja Hujan)
β€œ
Mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar, biarkan ia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu. Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri.. Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa.. Keep our dreams alive, and we will survive.. [5cm]
”
”
Donny Dhirgantoro
β€œ
Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. Berdiri gagah. Mulailah dengan damai menerima masa lalumu. Buat apa dilawan? Dilupakan? Itu sudah menjadi bagian dari hidup kita. Peluk semua kisah itu. Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu. Itulah cara terbaik mengatasinya. Dengan kau menerimanya, perlahan-lahan dia akan memudar sendiri. Disiram oleh waktu, dipoles oleh kenangan baru yang lebih bahagia. Apakah mudah melakukannya? Itu sulit. Tapi bukan berarti mustahil.
”
”
Tere Liye (Rindu)
β€œ
Apa boleh buat, jalan seorang penulis adalah jalan kreativitas, di mana segenap penghayatannya terhadap setiap inci gerak kehidupan, dari setiap detik dalam hidupnya, ditumpahkan dengan jujur dan total, seperti setiap orang yang berusaha setia kepada hidup itu sendiriβ€”satu-satunya hal yang membuat kita ada.
”
”
Seno Gumira Ajidarma (Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara)
β€œ
Tak ada yang tahu perasaan apa yang disimpan dalam hati seseorang, mungkin itu sebabnya kita sering menebak dan berharap.
”
”
Robin Wijaya (Menunggu)
β€œ
Rasa kehilangan itu wajar. Tapi percaya deh, semuanya akan baik-baik aja. Suatu hari, lo akan bangun dan nggak merasakan apa-apa. Semua beban dari masa lalu lo, rasa sedih ini, puff! hilang begitu saja. Dan saat itu, lo akan lebih ikhlas menjalani semuanya, karena lo udah menerima bahwa kenyataan nggak bisa diubah.
”
”
Winna Efendi (Unforgettable)
β€œ
Inti hidup itu adalah kombinasi niat ikhlas, kerja keras, doa dan tawakkal. Ikhlaskan semuanya, sehingga tidak ada kepentingan apa-apa selain ibadah. Kalau tidak ada kepentingan, kan seharusnya kita tidak tegang dan kaget.
”
”
Ahmad Fuadi (Negeri 5 Menara)
β€œ
Biar kau tahu,Kal,orang seperti kita tak punya apa-apa kecuali semangat dan mimpi-mimpi,dan kita akan bertempur habis-habisan demi mimpi-mimpi itu
”
”
Andrea Hirata
β€œ
DI RESTORAN Kita berdua saja, duduk. Aku memesan ilalang panjang dan bunga rumput -- kau entah memesan apa. Aku memesan batu ditengah sungai terjal yang deras -- kau entah memesan apa. Tapi kita berdua saja, duduk. Aku memesan rasa sakit yang tak putus dan nyaring lengkingnya, memesan rasa lapar yang asing itu. (1989)
”
”
Sapardi Djoko Damono (Hujan Bulan Juni)
β€œ
Generasi kempong tidak punya waktu dan tidak memiliki tradisi untuk tahu beda antara kalimat sindiran dengan bukan sindiran. Tak tahu apa itu ironi, sarkasme, sanepan, istidraj ... Generasi kempong sangat rentan terhadap apa saja, termasuk informasi ... Tidak ada etos kerja. Tidak ada ideologi dharma, atau falya’mal β€˜amalan shalihan ... Yang dipunyai hanya obsesi hasil, khayal kepemilikan dan kenikmatan.
”
”
Emha Ainun Nadjib
β€œ
Hanya ada satu yang ingin kucuri darimu, Tia, dan kamu tahu persis apa itu... Your Heart (Marco Dante - Ti Amo, Tia Amoria)
”
”
Karla M. Nashar (Ti Amo, Tia Amoria)
β€œ
Cinta bukan sekedar memaafkan. cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya. cinta adalah harga diri. cinta adalah rasionalitas sempurna. Jika kau memahami cinta adalah perasaan irasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. kau dengan mudah membenarkan apapun yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut. tidak lebih, tidak kurang
”
”
Tere Liye (Sepotong Hati Yang Baru)
β€œ
Kenangan itu cuma hantu di sudut pikiran. Selama kita cuma diam dan nggak berbuat apa-apa, selamanya dia akan tetap jadi hantu. Nggak akan pernah jadi kenyataan.
”
”
Dee Lestari (Perahu Kertas)
β€œ
Dan doa-doa itu, apa artinya dia kalau bukan gerakan dari minus ke plus? Tahu kau apa artinya doa? Permohonan pada Tuhan, gerakan dari yang paling minus pada yang paling plus.
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Jejak Langkah (Tetralogi Buru, #3))
β€œ
Berhenti memilah antara apa yang diinginkan dan tidak, lalu stagnasi hanya karena anda berkeras atas sesuatu yang sebenarnya harus berubah. Berhenti juga menilai baik buruk dari apapun. Bahkan untuk itu anda hidup. Anda adalah pengamat dan penikmat. Bukan Hakim
”
”
Dee Lestari, Supernova: Petir
β€œ
Apa yang lebih sakit daripada ditinggalkan seseorang yang paling kau sayangi? Tentu saja ada. Ada yang lebih sakit daripada itu. Mencintai seseorang yang begitu dekat, tapi cinta yang selalu bertumbuh itu tak pernah menyentuh dan menjamah.
”
”
Dwitasari (Jatuh Cinta Diam-Diam)
β€œ
Sejujurnya, penyakit apa pun tidaklah penting. Yang penting adalah apakah penyakit itu berarti hidup atau mati.
”
”
Prisca Primasari (Γ‰clair: Pagi Terakhir di Rusia)
β€œ
Andai minta maaf itu mudah, tentu dunia ni sepi daripada segala sengketa. Andai lafaz maaf itu murah, tentu peperangan tak wujud. Maaf memang mudah. Juga tidak perlu apa-apa kos untuk diluahkan. Cuma kadang-kadang manusia sahaja yang menganggapnya begitu.
”
”
Syud (Tentang... Dhiya)
β€œ
Walaupun kita hebat di musik, olahraga, seni, ataupun sastra, selama kita nggak menguasai sains, kita tetap nggak akan dianggap pintar. Sebenarnya, apa salahnya hebat dalam suatu bidang yang nggak berhubungan sama angka?... Itu sama saja menganggap Beethoven itu bodoh, Van Gogh itu idiot, Pele itu bego, dan Shakespeare itu tolol.
”
”
Windhy Puspitadewi (Let Go)
β€œ
hidup ini adalah perjalanan panjang dan tidak selalu mulus. pada hari ke berapa dan pada jam ke berapa, kita tidak pernah tahu, rasa sakit apa yang harus kita lalui. kita tidak tahu kapan hidup akan membanting kita dalam sekali, membuat terduduk, untuk kemudian memaksa kita mengambil keputusan. satu-dua keputusan itu membuat kita bangga, sedangkan sisanya lebih banyak menghasilkan penyesalan.
”
”
Tere Liye (Pulang)
β€œ
Mereka mengira dengan melampiaskan dendam maka urusannya selesai. Nah, mereka keliru. Dengan cara itu bahkan mereka memulai urusan baru yang panjang dan lebih genting. Di dunia ini, Nak, tak ada sesuatu yang berdiri sendiri. Maksudku, tak suatu upaya apa pun yang bisa bebas dari akibat. Upaya baik berakibat baik, upaya buruk berakibat buruk.
”
”
Ahmad Tohari (Ronggeng Dukuh Paruk)
β€œ
Resep lainnya adalah tidak pernah mengizinkan diri kalian dipengaruhi oleh unsur di luar diri kalian. Oleh siapa pun, apa pun, dan suasana bagaimana pun. Artinya, jangan mau sedih, marah, kecewa, dan takut karena ada faktor luar. Kalianlah yang berkuasa terhadap diri kalian sendiri, jangan serahkan kekuasaan kepada orang lain. Orang boleh menodong senapan, tapi kalian punya pilihan, untuk takut atau tetap tegar. Kalian punya pilihan di lapisan diri kalian paling dalam, dan itu tidak ada hubungannya dengan pengaruh luar.
”
”
Ahmad Fuadi (Negeri 5 Menara)
β€œ
kawal rasa cinta itu. kalau betul cinta, cinta biar ke syurga. maka apa persediaan kau untuk bawa keluarga kau ke syurga? adakah dinamakan cinta kalau kita sekadar melemparkan pasangan kita ke neraka? : muka surat 148
”
”
Hilal Asyraf (Sinergi)
β€œ
Suatu pengembaraan dianggap gagal kalau kita tidak mendapat apa-apa yang kita cari. Tetapi itu tanggapan yang salah. Tidak ada pengembaraan yang sia-sia. Cuma kau tidak faham, bahawa sesuatu yang kaujumpa dalam perjalananmu. Ada kalanya lebih baik daripada apa yang kaucari.
”
”
Arena Wati (Panrita)
β€œ
Jika kau tahu sedikit saja apa yang telah seorang ibu lakukan untukmu, maka yang kau tahu itu sejatinya belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya kepada kalian.
”
”
Tere Liye (Eliana)
β€œ
Mencintaimu itu seperti hujan. Kadang deras, kadang cuma rintik-rintik, kadang bahkan tidak turun sama sekali. Jadi, hujan seperti apa yang kau inginkan?
”
”
Gin Teguh (Cerita Hujan)
β€œ
Mengapa saya tidak bekerja? Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat mungkin bagi saya untuk bekerja pada waktu itu. Namun, saya pikir buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan risiko kami sendiri kehilangan kedekatan pada anak sendiri? Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang dan saya bentuk sendiri pribadinya? Anak saya akan tidak mempunyai ibu. Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak? Seimbangkah orangtua kehilangan anak dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja? Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Tiga setengah tahun kami bertiga hidup begitu. (Ainun Habibie, Tahun-tahun Pertama)
”
”
A. Makmur Makka, dkk. (Ainun Habibie: Kenangan Tak Terlupakan Di Mata Orang-Orang Terdekat)
β€œ
Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.
”
”
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β€œ
Kadang aku merasa sudah dekat dengan kegilaan. Kamu tahu apa yang paling menyakitkan saat perasaanmu begitu terikat kepada seseorang? Bukan karena kamu tidak bisa menyatu dengan dia maka kamu akan merasa hidupmu begitu nestapa. Sesuatu yang lebih meluluhlantakkan hatimu adalah ketika seseorang -yang menyandera kemampuanmu untuk memiliki itu- tak melibatkan lagi namamu dalam hidupnya, tidak mengingat tanggal lahirmu, tidak mengucapkan apapun ketika datang tahun baru, bahkan tidak mengirimkan pesan basa-basi pada hari perayaan agamamu. Kamu tidak terlibat sama sekali dalam hidupnya. Bahkan sekadar untuk diingat.
”
”
Tasaro G.K.
β€œ
Lagu-lagu yang ada dalam iPod seseorang itu mengungkapkan banyak hal tentang seseorang; hal-hal yang dia pikirkan, apa yang membuatnya sedih, dan apa yang membuatnya bahagia. Benda itu diisi dengan lagu-lagu yang mewakili perasaan-perasaan itu dalam hidupnya. It’s their soundtrack, the story of their lives.
”
”
Winna Efendi (Melbourne: Rewind)
β€œ
Bagiku, hujan menyimpan senandung liar yang membisikan 1001 kisah. Tiap tetesnya yang merdu berbisik lembut, menyuarakan nyanyian alam yang membuatku rindu mengendus bau tanah basah. Bulir-bulir yang jatuh menapak diatas daun, mengalir lurus menyisakan sebaris air di dedaunan. Sejuk, mirip embun. Hidup seperti ini. Aku bisa merasakan senja yang bercampur bau tanah basah sepeninggal hujan. Seperti kanvas putih yang tersapu warna-warna homogen indah. Dentingan sisa-sisa titik hujan di atas atap terasa seperti seruling alam yang bisa membuatku memejamkan mata. Melodi hidup, aku menyebutnya seperti itu. Saat semua ketenangan bisa kudapatkan tanpa harus memikirkan apa pun.
”
”
Yoana Dianika (Hujan Punya Cerita tentang Kita)
β€œ
Bagiku, El, omong kosong jika para petinggi agama mengatakan bahwa agama tidak ada urusannya dengan akal. Buat apa manusia dianugerahi otak jika untuk mengenali Pencipta Otak itu, dia tidak boleh menggunakan otaknya? Menurutku, agama selalu memberi kesempatan kepada para pemeluknya untuk memilah mana yang harus dia pastikan dengan akalnya, mana yang cukup dipercaya begitu saja. (Kashva to Elyas, MLPH: 126)
”
”
Tasaro G.K.
β€œ
Kenapa tidak anda katakan saja kepadanya?" gumamnya akhirnya. Mikail menyentakkan kepalanya, "Apa?" "Semuanya, seharusnya dia tahu semuanya, itu akan membebaskannya dan juga membebaskan anda.
”
”
Santhy Agatha (Sleep with the Devil)
β€œ
Kita tidak perlu menjelaskan panjang lebar. Itu kehidupan kita. Tidak perlu siapa pun mengakuinya untuk dibilang hebat. Kitalah yang tahu persis setiap perjalanan hidup yang kita lakukan. Karena sebenarnya yang tahu persis kita bahagia atau tidak, tulus atau tidak, hanya kita sendiri. Kita tidak perlu menggapai seluruh catatan hebat menurut versi manusia sedunia. Kita hanya perlu merengkuh rasa damai dalam hati kita sendiri. Kita tidak perlu membuktikan apa pun kepada siapa pun bahwa kita itu baik. Buat apa? Sama sekali tidak perlu. Jangan merepotkan diri sendiri dengan penilaian orang lain. Karena toh, kalaupun orang lain menganggap kita demikian, pada akhirnya tetapi kita sendiri yang tahu persis apakah kita memang sebaik itu.
”
”
Tere Liye (Rindu)
β€œ
Setelah mati ternyata Tuhan yang kupercaya itu tak ada, ya sudah gak apa-apa. Tapi bagaimana kalau tuhan yang tidak kau percaya itu ternyata ada?
”
”
Pidi Baiq (at-Twitter: Google Menjawab Semuanya Pidi Baiq Menjawab Semaunya)
β€œ
Hal lain yang menghalangi produktivitas ialah pujian kritisi. Pujian itu bagai menantang saya, agar saya menulis yang nilainya sama dengan apa yang terbaik telah saya tulis selama ini.
”
”
A.A. Navis (Proses Kreatif: Mengapa dan Bagaimana Saya Mengarang (Proses Kreatif,#2))
β€œ
Aku sangat bangga karena aku bisa mendefinisikan sendiri apa itu kesuksesan dan kebahagiaan versi pribadi. Dan aku sudah membuktikan, kesuksesan bisa didapat, kebahagiaan bisa selalu dirasa, kalau kita tahu caranya bersyukur.
”
”
Gita Savitri Devi (Rentang Kisah)
β€œ
Jika kau memilih untuk mencari sesuatu, maka sebaiknya kau siap menghadapi apa pun yang kau temukan. Karena mungkin itu bukan seperti yang kau harapkan.
”
”
Jodi Picoult (Vanishing Acts)
β€œ
Meski kelihatannya tidak ada apa-apa, tapi siapa sih yang tahu isi hati manusia selain manusia itu sendiri?
”
”
Orihara Ran (Amazing Guardian, #2: Chouzetsu no Hogosha)
β€œ
Cinta sejati selalu datang pada saat yang tepat, waktu yang tepat, dan tempat yang tepat. Ia tidak pernah tersesat sepanjang kalian memiliki sesuatu. Apa sesuatu itu? Tentu saja bukan GPS, alat pelacak, dan sebagainya, sesuatu itu adalah pemahaman yang baik bagaimana mengendalikan perasaan.
”
”
Tere Liye (Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah)
β€œ
Orang yang paling bahagia di dunia adalah orang yang bisa menggunakan Cermin Tarsah seperti cermin biasa, yaitu, kalau dia memandang cermin itu dia hanya melihat dirinya seperti apa adanya. (Albus Dumbledore)
”
”
J.K. Rowling (Harry Potter and the Sorcerer's Stone (Harry Potter, #1))
β€œ
Tiap orang harus berani mengembara, mematangkan diri, memetik tiap pengalaman menjadi guru, yang akan memberi makna hidup lebih dalam, dan boleh pulang kelak, bila ia sudah cukup paham akan apa arti hidup. Dan itu semua hanya akan diperoleh di tempat yang jauh dari kampung halaman, yang tak pernah punya janji masa depan.
”
”
Mohamad Sobary (Sang Musafir)
β€œ
Dear neptunus, aku mencintainya. di depannya aku menjadi diriku sendiri, seperti airmu yang selalu membawa semua pesanku, diapun begitu. membuatku hanyut oleh sorot matanya, membuatku lupa oleh kesedihan rasanya, sampai aku tak bisa katakan apa-apa padanya. bahkan untuk sekedar bilang rindu atau butuh..banyak yang nggak ngerti lalu terluka dan saling menyalahkan. karena itu aku takut berbicara tentang hati.maka kutuliskan saja, lalu kusimpan dan ku kirimkan ke..entah kemana..
”
”
Dee Lestari
β€œ
Sebab sepanjang kita berjalan, menghindar, berpura-pura tidak mengetahui atau apapun itu, kita akan tetap akan bertemu apa yang ditakdirkan untuk bertemu..
”
”
Aldani Putri
β€œ
Dan kelak, di saat begitu banyak jalan terbentang di hadapanmu, dan kau tak tahu jalan mana yang harus kau ambil, janganlah memilihnya dengan asal saja, tetapi duduklah dan tunggulah sesaat. Tariklah napas dalam-dalam, dengan penuh kepercayaan, seperti saat kau bernapas di hari pertamamu di dunia ini. Jangan biarkan apa pun mengalihkan perhatianmu, tunggulah dan tunggulah lebih lama lagi. Berdiam dirilah, tetap hening, dan dengarkanlah hatimu. Lalu, ketika hati itu bicara, beranjaklah, dan pergilah ke mana hati membawamu.
”
”
Susanna Tamaro (Follow Your Heart)
β€œ
Misi yang dimaksud adalah ketika kalian melakukan sesuatu hal positif dengan kualitas sangat tinggi dan di saat yang sama menikmati prosesnya. Bila kalian merasakan sangat baik melakukan suatu hal dengan usaha yang minimum, mungkin itu adalah misi hidup yang diberikan Tuhan. Carilah misi kalian masing-masing. Mungkin misi kalian adalah belajar Al-Quran, mungkin menjadi orator, mungkin membaca puisi, mungkin menulis, mungkin apa saja. Temukan dan semoga kalian menjadi orang yang berbahagia.
”
”
Ahmad Fuadi (Negeri 5 Menara)
β€œ
Negeri Matahari Terbit, negeri Kaisar Meiji itu berseru pada para perantaunya, menganjurkan: Belajar berdiri sendiri! Jangan hanya jual tenaga pada siapa pun! Ubah kedudukan kuli jadi pengusaha, biar kecil seperti apa pun; tak ada modal? berserikat, bentuk modal! belajar kerja sama! bertekun dalam pekerjaan!
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Child of All Nations (Buru Quartet, #2))
β€œ
Kenangan itu cuma hantu disusut pikir. Selama kita cuma diam dan nggak berbuat apa-apa, selamanya dia tetap jadi hantu. nggak akan pernah jadi kenyataan.
”
”
Dee Lestari
β€œ
quote Quotable Quote β€œMimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar, biarkan ia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu. Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri.. Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa.. Keep our dreams alive, and we will survive..
”
”
Donny Dhirgantoro (5 cm)
β€œ
PERCAKAPAN DUA RANTING kalau pernah kamu bertemu dulu, apa yang kau inginkan nanti? sepi. kalau nanti kau dapatkan cinta, bagaimana kau tempatkan waktu? sendiri. bila hari tak lagi berani munculkan diri, dan kau tinggal untuk menanti? cari. andai bumi sembunyi saat kau berlari? mimpi. lalu malam menyer- gapmu dalam pandang tiada tepi? hati. baik...aku tak lagi memberimu mungkin? kecuali. baik..baik, aku hanya akan menya- pamu tanpa kecuali? mungkin. dan jika tetap seperti itu, embun takkan jatuh dari kalbumu? sampai. akankah kau patahkan tubuhmu hingga musim tiada berganti? mari. lalu kau tumbuhkan bunga tanpa kelopak tanpa daun berhelai-helai? kemari. juga kau benamkan yang lain dalam jurang di matamu? aku. katakan bahwa kau mene- rimamu seperti aku memberimu?... kau? ya. kau?...aku. Besancon, oktober sebelas 1997.
”
”
Radhar Panca Dahana (Lalu Batu: Antologi Puisi)
β€œ
We are defined by what we believe in. Identity is shaped by what we believe is right. Culture is cultured, pun intended; by what we believe is right.' Kita diertikan dengan apa yang kita percaya sebagai benda betul. Dan budaya serta nilai itu sendiri, memang dibentuk dengan benda yang sama juga, apa yang kita percaya sebagai benda yang betul baik. Cuma yang membezakan antara manusia tu ialah apa yang difahami sebagai benda yang betul dan benda yang baik. Contoh, 'Westerners' percaya minum wain merah baik untuk kesihatan jantung. Tapi kalau untuk orang Islam, sah la benda tu haram. Contoh lain, 'Englishmen are all about tea, and Americans are all about coffee.
”
”
Hlovate (Anthem)
β€œ
Manusia itu musuh terhadap apa yang dia tidak tahu.
”
”
Ahmad Fuadi (Rantau 1 Muara)
β€œ
Aku sudah diperalat oleh seseorang yang merasa punya segala-galanya, menjebakku dalam tantangan bodoh yang cuma jadi pemuas egonya saja, dan aku sendiri terperangkap dalam kesempurnaan palsu, artifisial! serunya gemas, "Aku malu kepada diriku sendiri, kepada semua orang yang sudah kujejali dengan kegomalan Ben's Perfecto." Gombal? Aku positif tidak mengerti. "Dan kamu tahu apa kehebatan kopi tiwus itu?" katanya dengan tatapan kosong, "Pak Seno bilang, kopi itu mampu menghasilkan reaksi macam-macam. Dan dia benar. Kopi tiwus telah membuatku sadar, bahwa aku ini barista terburuk. Bukan cuma sok tahu, mencoba membuat filosofi dari kopi lalu memperdagangkannya, tapi yang paling parah, aku sudah merasa membuat kopi paling sempurna di dunia. Bodoh! Bodoooh!" Filosofi Kopi
”
”
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β€œ
β€Ž"Biarpun hatimu terluka karena kegagalan cintamu pada seseorang,tapi percayalah rasa itu lebih berharga daripada ketika hatimu hampa. Tanpa mencintai, kamu tidak akan tersakiti,namun kamu juga tidak pernah bahagia. Apa artinya hidup kalau begitu?
”
”
Rina Suryakusuma (Lukisan Keempat (Amore 01))
β€œ
Duhai. Ternyata, pada setiap mata ada kejernihan. Di sana kau bisa melihat jiwa. Jiwa yang mulia. Tak bisa melihatkah kau? Itu lantaran manusia tersandung pada segala yang membingkai mata. Orang sibuk melihat apa yang di seputar mata, dan tak bisa mencapai yang utama.
”
”
Ayu Utami (Maya)
β€œ
Dalam raga ada hati, dan dalam hati ada ruang tak bernama. Di tanganmu tergenggam kunci pintunya. Ruang itu mungil, isinya lebih halus dari serat sutra. Berkata-kata dengan bahasa yang hanya dipahami oleh nurani. Begitu lemahnya ia berbisik, sampai kadang-kadang engkau tak terusik. Hanya kehadirannya yang terus terasa, dan bila ada apa-apa dengannya, duniamu runtuh bagai pelangi meluruh usai gerimis.
”
”
Dee Lestari (Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade)
β€œ
Ada diajarkan oleh kaum Brahmana, orang kaya terkesan pongah di mata si miskin, orang bijaksana terkesan angkuh di mata si dungu, orang gagah berani terkesan dewa di mata si pengecut. Juga sebaliknya, Kakanda. Orang miskin tak berkesan apa-apa pada si kaya, orang dungu terkesan mengibakan pada si bijaksana, orang pengecut terkesan hina pada si gagah berani. Tetapi semua kesan itu salah. Orang harus mengenal mereka lebih dahulu.
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Arok dedes)
β€œ
Kalau anak laki-laki itu mementingkan diri sendiri, maka itu bukan salah mereka, itu terletak pada pendidikannya, mereka dibuat demikian. Mereka mendapat semuanya, boleh semuanya dan apa yang tidak mereka ambil, itu baik untuk anak-anak perempuan.
”
”
Raden Adjeng Kartini (Brieven Aan Mevrouw R.M. Abendanon-Mandri En Haar Echtgenoot Met Andere Documenten (Dutch Edition))
β€œ
Malam itu kau kehabisan banyak darah, dan Tuan Mikail yang kebetulan golongan darahnya sama denganmu, memaksa kami mengambil darahnya untukmu. Sebenarnya kami tidak boleh melakukannya, Tuan Mikail juga baru selamat dari kecelakaan yang sama, tetapi dia memaksa, dan mengancam, dan benar apa kata orang, tidak akan ada seorangpun yang berani melawan apa yang dikatakan oleh Mikail Raveno. Lagipula dia adalah pemilik rumah sakit ini, perintahnya harus kami laksanakan.
”
”
Santhy Agatha (Sleep with the Devil)
β€œ
Habis ini, lalu apa? Kamu sendirian. Aku sendirian. Kenapa kita tidak berdua lagi saja? Apa artinya cinta yang tidak lagi sama? Memang cinta itu ada berapa macam?" Aku tidak tau cinta ada berapa macam varian. Kau harus bertanya pada hatiku, karena dialah yang satu hari menutup dan mengucap, "cukup". Yang kutahu, cinta ini tersendat, dan hatiku seperti mau mati pengap. Kendati kusayang kamu lebih dari siapa pun yang kutahu. "Enam tahun. Kita akan buang enam tahun itu begitu saja?" Otakku merekam dan menyimpan kamu, kita, dan enam tahun ini. Hati tidak pernah menyimpan apa-apa. Ia menyalurkan segalanya. "Kamu akan menyesal..." Mungkin. Kini kita tak mungkin tahu.
”
”
Dee Lestari
β€œ
Mahoni : β€œBagaimana kalau ketika itu semua sudah berubah? Antara kita.” Simon : β€œMemangnya, menurutmu siapa di antara kita yang akan berubah?” Mahoni : β€œEntahlah. Kita berdua sama2 bisa berubah. Bagaimana kalau perasaanku tidak sama lagi saat kau pulang?” Simon : β€œTidak masalah, aku akan membuatmu tergila-gila kepadaku lagi” Mahoni : β€œOke lucu, bagaimana kalau kau yang berubah?” Simon : β€œBerarti kau yang harus mengejarku” Mahoni : β€œLalu, apa yang harus kulakukan kalau kita berdua tidak saling menginginkan lagi?
”
”
Windry Ramadhina (Memori)
β€œ
Taruh mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yg kamu mau kejar… Kamu taruh di sini… jangan menempel di kening. Biarkan… dia… menggantung… mengambang… 5 centimeter… di depan kening kamu… Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu NGGAK BISA menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apa pun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri… Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu… Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, lapisan tekad yg seribu kali lebih keras dari baja… Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya… Serta mulut yang akan selalu berdoa
”
”
Donny Dhirgantoro
β€œ
Ah, sampai di sini, mungkin kau akan bertanya siapa diriku. Tapi apa perlunya kau tahu? Aku hanya bagian kecil dari cerita ini. Aku hanya seseorang yang berusaha mencatat sedikit kenangan agar tak hilang begitu saja ditelan zaman. Jika suatu peristiwa telah pergi, kau tahu, ia tak akan hilang begitu saja. Jika dulu ada tawa, gaungnya masih bisa masih bisa kau dengar di sana. Jika dulu ada air mata, kau masih bisa membasuhnya dengan tanganmu di sana, sekarang. Jika aku mati, kenangan itu akan hidup.
”
”
Iwan Setyawan (Ibuk,)
β€œ
Kecantikan itu tidak seperti apa yang tampak oleh penglihatanku. Sebaliknya ia terpancar sepenuhnya dari dalam. Menyelimuti dirinya dengan rupa-rupa kualitas; keanggunan, keramahan, kecerdasan, dan terutama sekali perhatian, kasih sayang, kebaikan dan kelembutan hati. - Harsimran Tapasvi, Tawanan Kepedihan
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Kelak, kalau kau jatuh cinta pada seorang laki-laki, kau harus mengumpulkan beratus-ratus pertanyaan yang harus kausimpan. Jangan pernah ada orang lain tahu bahwa kau sedang menguji dirimu apakah kau memilki cinta yang sesungguhnya atau sebaliknya. Bila kau bisa menjawab beratus-ratus pertanyaan itu, kau mulai memasuki tahap berikutnya. Apa untungnya laki-laki itu untukmu? Kau harus berani menjawabnya. Kau harus yakin dengan kesimpulan-kesimpulan yang kaumunculkan sendiri. Setelah itu, endapkan! Biarkan jawaban-jawaban dari ratusan pertanyaanmu itu menguasai otakmu. Jangan pernah menikah hanya karena kebutuhan atau dipaksa oleh sistem. Menikahlah kau dengan laki-laki yang mampu memberimu ketenangan, cinta, dan kasih. Yakinkan dirimu bahwa kau memang memerlukan laki-laki itu dalam hidupmu. Kalau kau tak yakin, jangan coba-coba mengambil risiko.
”
”
Oka Rusmini (Tarian Bumi)
β€œ
Aku berjalan menyusuri rak-rak perpustakaan. Buku-buku tersebut memunggungiku. Tak seperti manusia yang ingin berjarak denganku, buku-buku itu malah menawarkan diri untuk memperkenalkan diri mereka. Bermeter-meter jajaran buku yang yang tak akan pernah mampu kubaca. Dan aku tahu; apa yang ada disini adalah kehidupan yang merupakan pelengkap kehidupanku, yang menanti untuk dimanfaatkan. Tetapi hari-hari berlalu, dan kesempatan itu tetap tak tergapai----terabaikan. Salah satu buku ini mungkin benar-benar bisa mengubah hidupku. Siapakah aku sekarang? Siapakah sebenarnya aku?
”
”
Jostein Gaarder (Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken)
β€œ
.... kamu tahu sempurna itu apa? .... Sempurna adalah Sylvester makan Tweety. Begitu Sylvester nyantap si burung kuning itu, maka semua perjuangan selesai, dan usahanya itu berakhir seempurna .... saat semuanya berakhir sempurna, serial Tweety-nya tamat.
”
”
Moemoe Rizal (Fly to the Sky)
β€œ
Kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan sejati dari kebahagiaan yang datang dari luar hati kita. Hadiah mendadak,kabar baik, keberuntungan, harta benda yang datang,pangkat, jabatan, semua itu hakiki. Itu datang dari luar. Saat semua itu hilang, dengan cepat hilang pula kebahagiaan. Sebaliknya rasa sedih, kehilangan, kabar buruk, nasib buruk, itu semua juga datang dari luar. Saat semua itu datang dan hati kau dangkal, hati kau seketika keruh berkepanjangan." " Berbeda halnya jika kau punya mata air sendiri di dalam hati. Mata air dalam hati itu konkret, Dam. Amat terlihat. Mata air itu menjadi sumber kebahagiaan tak terkira. Bahkan ketika musuh kau mendapatkan kesenangan, keberuntungan, kau bisa ikut senang atas kabar baiknya, ikut berbahagia, karena hati kau lapang dan dalam. Sementara orang-orang yang hatinya dangkal, sempit, tidak terlatih, bahkan ketika sahabat baiknya mendapatkan nasib baik, dia dengan segera iri hati dan gelisah.Padahal apa susahnya ikut senang.
”
”
Tere-Liye
β€œ
Kupikir orang tidak akan bisa membuat komitmen sebelum benar-benar jatuh cinta. Sekarang aku tahu, kita tidak akan bisa mencintai dengan tulus sebelum membuat komitmen.” β€œInilah kesempatan terakhirku dalam cinta, bukan karena aku sudah terlalu tua untuk menjalin cinta dengan orang lain, tetapi karena sudah waktunya berhenti. Berhenti berlari, mengejar sasaran bergerak yang kusebut kebahagiaan itu, dan merasa berbahagia dengan apa yang sudah kumiliki.
”
”
Kate Kerrigan
β€œ
Hidupku terlalu berharga jika hanya untuk memenuhi ambisi pribadi. Yang aku ingin lakukan hanyalah membantu orang lain, terutama kedua orangtuaku. Sudah cukup waktu dan energi yang mereka korbankan buatku. Sudah cukup lama ayah dan ibuku harus hidup berjauhan. Kupikir sekarang adalah saatnya untuk mengambil alih tanggungjawab dan membalas kebaikan mereka. Entah karir apa yang akan kumiliki nanti, semoga itu bisa memberikan akhir untuk pengorbanan mereka.
”
”
Gita Savitri Devi (Rentang Kisah)
β€œ
.... Dan semua itu berjalan dari detik ke detik, hari ke hari. Akhirnya orang jadi biasa juga dengan keadaannya. Dan mereka, yang tidak kena kerja paksa, tidur sehari-harian, atau berjalan-jalan mengedari pelataran dalam yang sempit itu, mengelamun, berangan-angan. Ya itu pun berjalan saja dan berjalan saja. Kadang-kadang orang tak sempat menginsyafi apa sesungguhnya yang telah dialami sehari-harian. Tapi dengan pasti hidupnya telah gompal sejam demi sejam. Kadang-kadang orang tidak sempat mengenangkan hari-depannya. Orang lebih suka memikirkan hal-hal yang dekat-dekat: makan, buang air, nyanyi, mengobrol tak berkeputusan, memaki-maki, atau mengaduh dengan tiada maksud. Atau-orang memikirkan sesuatu yang jauh, yang besar, yang takkan tercapai oleh tenaga dan tangan manusia-terutama sekali manusia yang dipenjarakan. Kemudian.. Kemudian semua berjalan saja. Berjalan saja. Berjalan saja. Juga umur manusia berjalan mendekati akhirnya. Juga balatentara kedua belah pihak berjalan mendekati keruntuhan atau kemenangannya. Dan tak ada tangan manusia yang kuasaa membatalkan proses itu ...
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Mereka Yang Dilumpuhkan)
β€œ
Aku tidak memilih waktu tertentu untuk membaca. Setiap aku punya waktu luang, aku membaca. Kapan saja, di mana saja. Pulang ke rumah, sebelum tidur, aku membaca. Bangun pagi, aku membaca dulu. Pokoknya, ketika tidak melakukan apa-apa, aku membaca buku. Atau, ketika aku sedang tidak ingin bermalas-malasan, aku membaca. Aku kadang-kadang memang hanya ingin bermalas-malasan. Di luar itu, setiap punya kesempatan, aku membaca. Lima atau enam halaman. Justru aku biasanya tidak membaca buku ketika sedang dengan sengaja ingin jalan-jalan. Aku ingin jalan-jalan saja. Karena, aku merasa buku justru jadi gangguan. Membaca membuatku tidak bisa melihat apa-apa yang lain.
”
”
Eka Kurniawan
β€œ
Orang kerap kali tak bernalar, tak logis, dan egois. Biar begitu maafkanlah mereka. Bila engkau baik, orang mungkin akan menuduhmu menyembunyikan motif yang egois. Biar begitu, tetaplah bersikap baik. Bila engkau mendapat sukses, engkau mungkin bakal pula mendapat teman-teman palsu dan musuh. Biar begitu, tetaplah meraih sukses. Bila engkau jujur dan berterus terang, orang mungkin akan menipumu. Biar begitu, tetaplah jujur dan berterus terang. Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun mungkin akan dihancurkan seseorang dalam semalam. Biar begitu, tetaplah membangun. Bila engkau menemukan ketenangan dan kebahagiaan, orang mungkin akan iri. Biar begitu, tetaplah berbahagia. Kebaikan yang engkau lakukan hari ini sering bakal dilupakan orang keesokan harinya. Biar begitu, tetaplah lakukan kebaikan. Berikan pada dunia milikmu yang terbaik, dan mungkin itu tak akan pernah cukup. Biar begitu, tetaplah berikan pada dunia milikmu yang terbaik.
”
”
Mother Teresa
β€œ
Aku tidak boleh marah terhadap Ayah dan Ibu. Jika aku tak mengikuti nasihatnya, akan berada di mana aku hari ini? Aku tak akan tubuh dewasa dan mengerti tentang hal-hal baik dalam hidup. Jika ibu tidak membimbingku lewat kecaman-kecamannya, aku takkan tahu satu fen atau satu yuan itu apa, serta dari mana uang itu diperoleh
”
”
Sanie B. Kuncoro (Ma Yan)
β€œ
kalau suatu hari kamu bersedih dan hatimu merasa bagai terluka, mungkin aku belum bisa menjadi penghibur sempurna bagimu. kesedihan pasti akan tetap berada di hati dan bergerak mempengaruhi otakmu. dan kalau kamu mengungkapkan bahwa diriku penyebab kesedihanmu, entah bagaimana aku akan meminta maaf padamu. barangkali aku akan memarahi diriku sendiri hingga separuh diriku ikut membenciku. dengan begitu aku berharap kamu bisa melihat betapa penyesalanku telah melukaimu harus kubayar dengan membenci diri sendiri. seandainya hatimu belum menerima penawar itu, aku tahu harus melakukan apa untuk berusaha menyembuhkan hatimu dan mengembalikannya seutuh selayaknya hati bahagia. mintalah apa yang tak bisa aku lakukan, itu akan aku lakukan dengan segala nurani. malam akan aku tantang untuk berhenti mengutari bumi dan matahari aku tahan dari edarannya. kalau kamu sedang sendiri, katakan di mana kamu ingin aku menjemputmu supaya kita bisa berjalan berdua dan menggiring jarum jam melaju lebih kencang. tunjuklah titik kecil di langit malam, aku akan mendekati malaikat dan merayunya agar rela mengantarku mengambilnya dan memberikannya padamu agar menemanimu dan kesepian menjauhimu. kalau kamu sedang sendirian di dekat jendela kamarmu sambil menungguku, lihatlah ke arah utara, angin gunung mengantarkan rinduku buatmu. kalau hari ini kamu adalah diriku, cintailah dengan hatimu
”
”
wasiman waz
β€œ
Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda yang kurang sekolahan. Memandang jagung itu, sang pemuda melihat ladang; ia melihat petani; ia melihat panen; dan suatu hari subuh, para wanita dengan gendongan pergi ke pasar ……….. Dan ia juga melihat suatu pagi hari di dekat sumur gadis-gadis bercanda sambil menumbuk jagung menjadi maisena. Sedang di dalam dapur tungku-tungku menyala. Di dalam udara murni tercium kuwe jagung Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda. Ia siap menggarap jagung Ia melihat kemungkinan otak dan tangan siap bekerja Tetapi ini : Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda tamat SLA Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa. Hanya ada seonggok jagung di kamarnya. Ia memandang jagung itu dan ia melihat dirinya terlunta-lunta . Ia melihat dirinya ditendang dari diskotik. Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalase. Ia melihat saingannya naik sepeda motor. Ia melihat nomor-nomor lotre. Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal. Seonggok jagung di kamar tidak menyangkut pada akal, tidak akan menolongnya. Seonggok jagung di kamar tak akan menolong seorang pemuda yang pandangan hidupnya berasal dari buku, dan tidak dari kehidupan. Yang tidak terlatih dalam metode, dan hanya penuh hafalan kesimpulan, yang hanya terlatih sebagai pemakai, tetapi kurang latihan bebas berkarya. Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan. Aku bertanya : Apakah gunanya pendidikan bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing di tengah kenyataan persoalannya ? Apakah gunanya pendidikan bila hanya mendorong seseorang menjadi layang-layang di ibukota kikuk pulang ke daerahnya ? Apakah gunanya seseorang belajat filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran, atau apa saja, bila pada akhirnya, ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata : β€œ Di sini aku merasa asing dan sepi !
”
”
W.S. Rendra
β€œ
Jika ada yang ingin kuberikan untukmu, itu hanyalah sekotak Crayon. . . Untuk mewarnai langitmu yang kelabu. Dipagi hari. . .kamu bisa mewarnainya dengan merah muda yah langit dengan matahari terbit memang indah. Disiang hari buatlah banyak cahaya matahari dengan kuning keemasan dan campurkan juga biru yang menenangkan. Namun jika kau ingin cuaca sejuk segar, kau boleh gunakan warna perak dan putih untuk cahaya kilat dan hujan yang lebat. Ada apa dibalik hujan? kutemukan jawaban. . .mari gunakan semua warna yang kau punya, ciptakan Pelangi. Pita indah warna-warni. Biarkan harimu berseri. Dan senja datang. . . ayo gunakan sang Jingga yang jelita, ucapkan selamat tinggal pada bola cahaya raksasa. Hari menggelap?belum! mari kita torehkan Ungu dengan titik-titik cahaya . . .selanjutnya kau boleh menghitamkannya, biarkan gelap menemani mimpimu tapi jangan lupa simpan sebuah bintang dΓ­bawah bantal, bersama dengan kotak warnamu . . . Esok warnai lagi langitmu dengan warna apapun yang kau mau. . . Berjanjilah jangan biarkan langitmu kelabu!
”
”
Citra Rizcha Maya
β€œ
Ada luka sumbing serupa gempil bibir poci di hati semua orang. Cacat yang berusaha keras mereka sembunyikan dari dunia. Tapi tak semestinya kita mengenakan topeng hanya demi menutup secebis luka. Tak semua hal mesti kita cerna dengan tatapan mata curiga serupa itu. Maka dari itu, coba dengarkan apa kata Bundamu ini, Nak. Manusia tak perlu harus jadi sempurna agar ia dihargai. Sebagaimana keindahan bisa muncul dari hal kecil dan sederhana. Termasuk apa yang tampak pada selembar kain batik yang lusuh atau cangkir teh yang somplak ujungnya. Kita bisa belajar dari kintsugi, menjadi bijak tanpa harus bergegas menjadi tua; bagaimana menorehkan pernis emas pada sebuah cawan tembikar yang terlanjur retak. Betapa sesungguhnya, sebuah guci porselen yang jatuh, pecah dan bahkan rusak tak berarti kehilangan semua nilai yang dimilikinya. Ketidaksempurnaan tidak akan mengecilkan arti dirimu. Sebab hanya ketangguhanmu melewati bukit penderitaanlah yang akan membuatmu menemukan cahaya kebahagiaan yang sesungguhnya. Bagaimana kamu bisa belajar menghargai kekurangan pada diri sendiri. Bagaimana kamu bisa menerima kesalahan dan bahkan kegagalan. Sebagaimana alam memaknai wabi sabi, ketidak sempurnaan bukan sesuatu yang harus ditolak atau disangkal. Ia mesti disambut sebagai air telaga yang jernih, kesegaran embun di pagi hari, atau aroma petrichor di musim penghujan. Setiap kali engkau jatuh dan menjadi rapuh, engkau bisa merangkaikan kembali serpihan serpihan hatimu. Tak akan pernah kehilangan tujuan yang engkau perjuangkan. Sebab setiap bekas luka seperti juga keringat dan airmata, adalah permata yang lahir dari segenap jerih payahmu. Ia terlalu berharga untuk kamu sia siakan. Manik manik gemerlap yang dapat engkau rangkai menjadi perhiasan unik nan cantik yang akan selamanya jadi milikmu. Jangan pernah takut terantuk batu. Jangan sekalinya jeri dicerca burung. Jangan merasa ngeri terempas badai. Sebab saat nanti engkau sampai ke puncak, kau akan bisa melihat dunia sebagai miniatur lanskap yang permai dan elok untuk dikenang. Karena demikianlah semestinya hidup, ia adalah keindahan yang tercipta dari kekurangan dan ketidaksempurnaan diri kita.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Hidup ini adalah perjalanan panjang. Kumpulan dari hari-hari. Di salah satu hari itu, di hari yang sangat spesial, kita dilahirkan. Kita menangis kencang saat menghirup udara pertama kali. Di salah satu hari lainnya, kita belajar tengkurap, belajar merangkak, untuk kemudian berjalan. Di salah satu hari berikutnya kita bisa mengendarai sepeda, masuk sekolah pertama kali, semua serba pertama kali. Dan kini kita penuh dengan kenangan masa kecil yang indah, seperti matahari terbit. Lantas hari-hari melesat cepat. Siang beranjak datang dan kita tumbuh menjadi dewasa, besar. Mulai menemui pahit kehidupan. Maka, di salah satu hari itu, kita tiba-tiba tergugu sedih karena kegagalan atau kehilangan. Di salah satu hari berikutnya, kita tertikam sesak, tersungkur terluka, berharap hari segera berlalu. Hari-hari buruk mulai datang. Dan kita tidak pernah tahu kapan dia akan tiba mengetuk pintu. Kemarin kita masih tertawa, untuk besok lusa tergugu menangis. Kemarin kita masih berbahagia dengan banyak hal, untuk besok lusa terjatuh, dipukul telak oleh kehidupan. Hari-hari menyakitkan. Tapi sungguh, jangan dilawan semua hari-hari menyakitkan itu. Jangan pernah kau lawan. Karena kau pasti kalah. Mau semuak apa pun kau dengan hari-hari itu, matahari akan tetap terbit indah seperti yang kita lihat sekarang. Mau sejijik apa pun kau dengan hari-hari itu, matahari akan tetap memenuhi janjinya, terbit dan terbit lagi tanpa peduli apa perasaanmu. Kau keliru sekali jika berusaha melawannya, membencinya, itu tidak pernah menyelesaikan masalah. Peluklah semuanya. Peluk erat-erat. Dekap seluruh kebencian itu. Hanya itu cara agar hatimu damai. Semua pertanyaan, semua keraguan, semua kecemasan, semua kenangan masa lalu, peluklah mereka erat-erat. Tidak perlu disesali, tidak perlu membenci, buat apa? Bukankah kita selalu bisa melihat hari yang indah meski di hari terburuk sekalipun?
”
”
Tere Liye (Pulang)
β€œ
Seperti dinding kamar yang retak dan mulai berlumut, pagar besi yang merapuh oleh noda karat dan daun daun mangga yang luruh di pekarangan rumah, demikianlah kita membaca kehidupan. Begitu banyak kata yang seringkali susah untuk ditafsir seperti "nasib", "kebahagiaan" dan "kesempurnaan". Entah mengapa, Bunda masih berasa gamang saat berjalan di atas tangga batu yang menuju ke ruang tamu di rumah barumu. Serasa mendengar dering suara alarm yang bergelayut di dalam mimpi. Menyibak kabut dan pagi juga. Bukankah kadang kadang kita merasa larut dalam kesunyian, meski riuh jalan raya bersicepat melawan waktu? Meninggalkan jejak langkah dalam segala ketergesaannya. Memaksa kita memungut semua peristiwa yang berhamburan di atas trotoar. Memaksa semua orang menitikkan air mata. Mengapa dalam momen momen serupa itu, kebersamaan dengan orang yang kita cintai justru berasa semakin berarti? Mengapa justru di tengah keramaian, kita bisa merasa begitu kesepian? Begitulah, jarum jam berputar di sepanjang perjalanan berusaha keras mengabadikan semua peristiwa. Mentautkan satu angle dengan angle yang lain, memotret semua kejadian dari mata seekor jengkerik. Menatap tak berkedip gedung gedung megah yang angkuh berdiri, serupa monster monster yang siap merengkuh apa saja; Lautan manusia berjejal keluar dari bandara, kerumunan lalat di atas tumpukan sampah di pasar, kelejat pikiran yang berlari lari mengejar matahari, kebimbangan yang tergugu di pojok terminal, harapan yang terkantuk kantuk di dalam bus kota dan seringai kerinduan akan masa depan yang belum pernah mereka lihat. Apa yang mereka cari? Apa yang mereka kejar, Nak? Sementara ada ribuan etalase dan pintu pintu mall yang terbuka dan tertutup setiap kali. Serupa mulut lapar menganga yang rakus mengunyah dan menelan semua kecemasan dan kegalauan yang bersliweran di balik pendar neon papan reklame. Bagaimanakah mereka -orang orang tanpa identitas ini- bisa menafsirkan takdir, relativitas waktu, dan mungkin juga mimpi?
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Menulis berarti menciptakan duniamu sendiri.” Stephen King β€œMenulis itu pekerjaan orang kesepian. Punya seseorang yang memercayaimu dapat membuat perbedaan besar. Hanya percaya saja biasanya sudah cukup.” Stephen King β€œMenulis fiksi seperti memasak.” Donatus A. Nugroho "Menulis itu gampang." Arswendo Atmowiloto β€œTulislah apa yang kau ketahui seluas dan sedalam mungkin.” Stephen King β€œSedapat mungkin aku tidak melakukan keduanya, yaitu membuat alur cerita dan berbohong. Cerita itu terjadi dengan sendirinya, tugas penulis adalah membiarkan cerita itu berkembang.” Stephen King β€œEngkau harus berkata jujur, jika ingin dialogmu punya gema dan realistis.” Stephen King β€œSemua novel pada dasarnya adalah surat-surat yang ditujukan kepada seseorang.” Anonim/Stephen King β€œAku menulis setiap hari, termasuk hari libur. Aku termasuk pecandu kerja.” Stephen King β€œMembaca adalah pusat kreatif kehidupan seorang penulis. Aku membawa buku ke mana pun aku pergi dan menemukan peluang untuk menenggelamkan diri dalam bacaan.” Stephen King β€œKalau engkau ingin menjadi penulis, ada dua hal yang harus kau lakukan, banyak membaca dan menulis. Setahuku, tidak ada jalan lain selain dua hal ini. Dan tidak ada jalan pintas.” Stephen King "Menulis fiksi seperti permainan Roller Coaster." RL Stine β€œAku akan menulis (terus) sekalipun belum tahu akan diterbitkan atau tidak.” JK Rowling β€œAku ingin menulis, bukan harus menulis.” Anonim β€œSeseorang yang menuliskan suatu kisah, terlalu tertarik pada kisah itu sendiri sehingga tidak bisa duduk tenang dan memerhatikan (cara teknik) bagaimana ia menuliskannya.” CS Lewis β€œAku menulis untuk diri sendiri, aku rasa tak seorang pun akan menikmati buku ini lebih dari yang kurasakan saat membacanya.” JK Rowling β€œMenulis novel harus berbekal sesuatu yang Anda yakini agar Anda tetap bertahan.” JK Rowling β€œSelalu ada ruang untuk sebuah cerita yang dapat memindahkan pembaca ke tempat lain.” JK Rowling β€œAku takut kalau tak dapat menemukan alasan untuk melanjutkan menulis.” JK Rowling β€œBila aku tidak menulis, aku merasa hidupku tidak normal.” JK Rowling β€œBeberapa hal memang lebih baik tinggal menjadi imajinasi belaka.” JK Rowling β€œHarry tak pernah menyerah terus berjuang menggunakan kombinasi antara intuisi, ketegangan syaraf dan sedikit keberuntungan.” JK Rowling β€œKamu mungkin tidak akan bisa membuat karyamu diterbitkan di penerbit manapun.” Marion D. Bauer β€œKebanyakan para penulis, bahkan karya penulis dewasa, tidak akan diterbitkan. Selamanya. Namun, mereka tetap saja menulis karena ini menyenangkan.” Marion D. Bauer β€œBagi semua penulis, profesional maupun amatir imbalan yang terbesar terletak dalam proses penulisan, bukan dalam sesuatu yang terjadi sesudahnya. Mengumpulkan ide dan melihatnya menjadi hidup dalam kertas sudah cukup menggembirakan.” Marion D. Bauer β€œKabar buruk: Sangat sulit untuk membuat bukumu diterbitkan. Jika tulisanmu berhasil diterbitkan, kamu mungkin tidak akan menjadi terkenal, kamu tidak akan menjadi kaya. Seorang penulis harus belajar sendiri dan bekerja sendiri. Kabar baik: Membuat tulisanmu diterbitkan akan menjadi lebih mudah setelah kamu berhasil menapakkan kaki di pintu penerbitan. Kamu bahkan mungkin bisa menjadi terkenal, atau mungkin saja kamu lebih memilih kehidupan yang sederhana. Beberapa penulis menjadi kaya. Bekerja sendirian mungkin bukan masalah bagimu. Kamu bisa menjadi penguasa bagi kehidupan kerjamu sendiri. Yang terpenting dari segalanya kamu bisa melakukan pekerjaan yang kamu cintai.” Marion D. Bauer β€œAku akan terus menulis meski tulisanku tidak menghasilkan uang sesen pun, bahkan jika tidak ada orang yang mau membacanya. Aku merasa sangat beruntung bisa merintis karir di bidang penulisan.” Marion D. Bauer "Menulis dapat membuat orang bisa menjadi lebih baik karena dia melihat pantulan dirinya." Asma Nadia
”
”
Ahmad Sufiatur Rahman