Alhamdulillah Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Alhamdulillah. Here they are! All 12 of them:

Nasib memang diserahkan kepada manusia untuk digarap, tetapi takdir harus ditandatangani di atas materai dan tidak boleh digugat kalau nanti terjadi apa-apa, baik atau buruk. Kata yang ada di Langit sana, kalau baik ya alhamdulillah, kalau buruk ya disyukuri saja. (20)
Sapardi Djoko Damono (Hujan Bulan Juni)
Orang zaman dulu miskin sampai nak beli selimut pun tidak ada duit. Ada suami isteri yang tidur berlaga belakang sebab nak tumpang panas. Tapi Alhamdulillah sampai ke tua tak pernah berbalah sampai cerai-berai. Orang hari ini gaji besar, dua tiga bulan bercerai. Ini menunjukkan bahagia itu bukan pada harta yang banyak, tetapi pada jiwa yang tenang. Tenang ini bukan boleh beli di market, tapi ia datang daripada Allah SWT..
Nik Abdul Aziz Nik Mat
Alhamdulillah,
Fiona Valpy (The Storyteller of Casablanca)
Percaya sama Saya, Allah itu dzat yang paling awal yang berharap hamba-Nya melek literasi. Al Amin ﷺ adalah generasi 'ummi dari kota tua di lembah Bakkah, namun Jibril عليه السلام justru membawa kata pertama Iqra'. Coba kita liarkan sedikit imaji kita di dalam kegelapan gua, yang Nabi ﷺ gemetar oleh suara Jibril. Jangankan membaca buku, buku-buku jari saja tak nampak, pekat. Lalu Allah berfirman, "Iqra'!" Saya yakin pembaca pasti kritis, "kan, ada Jibril yang bercahaya." Oke, tapi biarkan semua pertanyaan yang terlintas tentang kata pertama untuk tafakur nanti. Karena ada kata yang lebih mengena lagi yang dibacakan oleh Penghulu Malaikat saat itu. Yaitu "Yang mengajarkan (manusia) dengan Pena." Nah, jadi mana yang pertama? Baca dulu atau tulis dulu?! Bagi kita para pembelajar @nulisyuk, tentu yang pertama adalah tulis saja dulu. Ya, kan?! Lalu baca lagi, karena Allah akan mengajar manusia apa yang tidak dia ketahui. Kemudian tulis kembali, dengan pemahaman yang kita dapatkan. Baca ulang, agar Allah menurunkan petunjuk. Tulis ulang, baca-tulis-baca-tulis, sampai kita menjumpai hal yang paling meyakinkan. Yaitu kematian. Hingga saat tiba waktunya kita membaca karya kita nanti, Malaikat mengulurkannya lewat tangan kanan. Bukan di telapak tangan kiri yang terpaksa atau bahkan kita membelakanginya. Sembari berkata, “Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya.” Begitulah seharusnya kita menulis, jujur oleh gerakan hati. Saya adalah contoh dari jutaan manusia yang pernah bercita-cita untuk hidup dari tulisan. Beroleh bayaran dari coretan pena. Bahkan sempat ikut lomba menulis cerita anak, dengan hadiah kursus kepenulisan. Alhamdulillah, di dalam kemenangan pertama itu Saya tidak menerima uang. Meskipun Saya baru menyadarinya akhir-akhir ini. Janganlah, menulis untuk cari duit dan ketenaran. Seolah-olah Allah telah berbisik seperti itu ketika merobohkan niat Saya untuk menulis waktu yang dulu. Semoga, ketika sekarang kembali menulis bersama #nulisyukbatch6 sudah punya niat kuat yang berbeda. Hanya sebagai wujud rasa syukur atas pembelajaran Tuhan di dunia. Yuk Nulis, karena kita sudah banyak membaca ayat-ayat Allah di keseluruhan hidup kita. Aamiin.
Maykl Bogach
Buah dari cinta pada ulama itu alhamdulillah lahir darinya para penerus perjuangan ulama seperti sekarang ini
Dian Nafi (Mengejar Mukti)
As the All Pervading Life Principle manifests as both the blossom and the decaying leaf in a person's life, it is imperative for the Murid to say 'Alhamdulillah' (Praise God) whether fortune or afflictions befall him or her.
Laurence Galian (The Sun at Midnight: The Revealed Mysteries of the Ahlul Bayt Sufis)
Alhamdulillah ini rutinitas saya tiap hari setelah berhenti kerja jualan pizza homemade ala artha atmarani secara online sambung doanya ya buntar dan buntik biar jualan saya lancar dan barokah.
afroni
Alhamdulillah can be seen in the phenomenon of the arc of ascent and descent, how everything returns to the source, and how boundless gratitude from the source flows into all of creation. Subhanallah offers us the image of swimming around the central still point in spiraling circles of light. All beings and all realms of being constantly circumambulate and interpenetrate that heart center. Allahu Akbar appears to be even greater than the other two because it leads our process to go beyond concepts. The mind falls away and is led into essence. There is not a trace left of the conceptual.
Wali Ali Meyer (Physicians of the Heart: A Sufi View of the Ninety-Nine Names of Allah)
This life of ours—the act of being born—what is it but ishq? This is worldly love, ishq-e-majazi. And the closer we approach death, the path of divine love, ishq-e-haqiqi, opens up before us. You have to keep ishq-e-haqiqi only for the Lord. You no longer have Begum Falak Ara before you, nor Munirabai, nor Manto bhai’s Begu or Ismat, there’s only he, Alhamdulillah. But how many of us can actually tread that path? Maula Rumi did. Each of us is a moth, whirling around in the trap set by ishq-e-majazi. Have you noticed the irony, Manto bhai? Ishq-e-majazi is worldly love, it’s like loving a picture or a symbol; and ishq-e-haqiqi, which is only directed at Allah, is true love. What does this mean? We are all shadow puppets, spinning about in a symbolic forest of love.
Rabisankar Bal (Dozakhnama)
This life of ours—the act of being born—what is it but ishq? This is worldly love, ishq-e-majazi. And the closer we approach death, the path of divine love, ishq-e-haqiqi, opens up before us. You have to keep ishq-e-haqiqi only for the Lord. You no longer have Begum Falak Ara before you, nor Munirabai, nor Manto bhai’s Begu or Ismat, there’s only he, Alhamdulillah. But how many of us can actually tread that path? Maula Rumi did. Each of us is a moth, whirling around in the trap set by ishq-e-majazi. Have you noticed the irony, Manto bhai? Ishq-e-majazi is worldly love, it’s like loving a picture or a symbol; and ishq-e-haqiqi, which is only directed at Allah, is true love. What does this mean? We are all shadow puppets, spinning about in a symbolic forest of love.
Rabisankar Bal (Dozakhnama)
A note to Pahelgam My visions are getting blurred, i can't see myself In a meadow, the one behind Aru Blue sapphire, my days and nights The holy water of Lidder I can't breathe, but your breeze Oh Kolhai! embrace my existence And to my eyes, Qurrata Ayun Your visions, wherever i see Across the country, but steadfast is my heart Under the bonfire of liddervat, a prolonged night May the creator, forgive my ignorance A tear about to vanish, but Alhamdulillah
Mohammad Hafiz Ganie
Alhamdulillah. Terima kasih wahai saudaraku sesama Islam. Tahukah kamu.. betapa beruntungnya orang Malaysia, Singapure dan Indonesia? Kamu datang sejauh 8,000 kilometer lalu dibenarkan sujud solat di sini. Tahukah kamu.. betapa ramai rakan-rakan saudara kita jarak tempat tinggalnya hanya lima hingga sembilan kilometer, tetapi dihalang untuk datang ke sini. Terima kasih wahai saudaraku.. kerana membantu kami memenuhkan saf-saf di Aqsa. Sesungguhnya Baitul Maqdis milik kita umat Islam!
Roza Roslan