Aku Kuat Quotes

We've searched our database for all the quotes and captions related to Aku Kuat. Here they are! All 38 of them:

β€œ
Aku tak pernah percaya kebetulan, Nona. Aku hanya percaya bahwa apa pun bisa terjadi jika keinginan kita terlampau kuat. Terutama setelah kita menerima perlakukan tidak adil.
”
”
Prisca Primasari (Evergreen)
β€œ
Sudah lama telepon genggam saya mengenggam tangan saya. Genggamannya lebih kuat dari genggaman tangan saya padanya
”
”
Joko Pinurbo (Haduh, aku di-follow)
β€œ
Aku ingin menulis ini untuk Ibuk, Bapak, dan perjuangan mereka yang kokoh. Tangan kuat mereka telah membawa anak-anaknya ke tempat yang lebih indah.
”
”
Iwan Setyawan (Ibuk,)
β€œ
Aku suka matamu. Seperti mata rusa. Rapuh sekaligus kuat.
”
”
Devania Annesya (X: Kenangan yang Berpulang)
β€œ
Aku tak tahu kenapa rasa ini masih terlalu kuat untukku bertahan diantara jarak. Kamu dan aku, kita sudah berbeda tempat. Keberadaanmu kini melewati berbagai provinsi di tempatku diam.
”
”
Syifa Syafira
β€œ
Sekarang, aku belajar satu hal; aku tidak perlu pergi jauh-jauh untuk menemukan apa yang aku cari. Karena orang yang kucari selama ini sudah berdiri setia di sampingku, menanti kepastian, tapi aku sempat tidak menyadarinya. Aku menyayangimu, dan perasaan ini jauh lebih kuat dari cinta.
”
”
Alvi Syahrin (Swiss: Little Snow in ZΓΌrich)
β€œ
Aku harus kuat, tekadku. Apapun yang terjadi dan tengah menimpaku saat ini tidak boleh membuatku lemah.
”
”
Dian Nafi (Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku)
β€œ
aku tunjang cengal, cekal pada derita aku rotan jelutung, melentur dalam keadaan aku kemiri hutan, keras dalam dugaan. (Kususuri Jalan Ini)
”
”
Hamir Habeeb Mohd (Ceritera dari Daerah Luruh)
β€œ
Lalu seakan semuanya lapang, kosong, tak ada siapa pun di sana, kecuali aku dan Dia. Dalam jarak yang tak terkatakan dekatnya, sedemikian dekat. Perlahan kehangatan, kekuatan hati, dan jiwa kudekap.
”
”
Dian Nafi (Miss Backpacker Naik Haji)
β€œ
Teruntuk kamu "teman"ku Awalnya… Aku yang tak pernah berencana mengenalmu Namun… Aku tak pernah menyesal mendengar kisahmu bersama yang bukan aku Bahkan menatap kesedihan dan kebahagiaan lewat matamu Adalah hal yang kini tengah kurindu Aku berbohong jika hatiku berkata β€œAku telah tau konsekuensi terlalu dalam memasuki hidupmu, jadi aku tidak akan jatuh” Karena nyatanya berada didekatmu sama halnya dengan menggali sebuah lobang Dan menatapmu adalah caraku menjatuhkan diri dari lobang yang telah kugali Kuakui, aku yang terlalu bertingkah seakan aku kuat akan segalanya Sehingga ada hal yang membuatku sadar kuatku hanya bualan kata Jatuhku… Dan Pergimu…
”
”
ninanind
β€œ
Aku tahu seharusnya aku menjadi wanita kuat yang tegar dalam menghadapi berbagai masalah. Tapi... bukankah kita boleh menangis kalau memang itu membuat kita menjadi lebih tenang?
”
”
Cindy Pricilla (Rain in Paris: je vais aimer la pluie...)
β€œ
Kadang-kadang manusia ini tak kuasa melawan kenang-kenangannya sendiri. Dan tersenyum aku oleh keinsyafan itu. Ya, kadang-kadang tak sadar manusia terlampau kuat dan menenggelamkan kesadarannya. Aku tersenyum lagi.
”
”
Pramoedya Ananta Toer (Bukan Pasar Malam)
β€œ
Kesedihan telah memaksaku berdiri di ambang kehancuran. Seperti jurang menganga yang setiap hari menelan kemarahanku. Namun aku tidak sedang mengetuk pintu rumah orang hanya untuk meminta belas kasihan. Seperti ibu, aku telah jadi sebatang pohon yang keras kepala. Aku merasa memiliki batang yang kuat dan akar yang kokoh. Walau terkadang, aku masih tergiur untuk menjadi sesuatu yang lain; seperti menara gereja, atau mungkin gapura di pinggir jalan. Ini bukan analogi dari apa yang orang lihat. Karena, tak semua orang bisa memahami kesendirian dan kesedihan orang lain. Walau mungkin orang bisa saja merasakan kehadiran Tuhan saat mereka melihat menara gereja. Dalam sebuah gapura aku melihat gerbang menuju pintu rumah ibu. Ia adalah kerinduan yang tak henti hentinya mengalir. Seperti tetesan hujan yang menitik dari atap yang bocor. Tidak ada satu hal pun yang berubah, kecuali barangkali diriku sendiri. Demikianlah, aku masih berkutat dengan keresahanku sendiri. Memimpikan laki laki perkasa itu terbang ke bulan, menunggangi seekor kuda yang tak lain adalah egonya sendiri. Aku tahu, kesedihan hanya akan memaksaku menjadi orang yang akan aku sesali. Hidup tidak selalu menawarkan kemewahan atau kebahagiaan. Aku hanya ditakdirkan untuk memilih. Dan semoga Tuhan hadir dalam diriku, walau cuma serupa sebatang lilin, dengan kerdip cahaya yang lemah.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
7 ALASAN MENCELA DIRI Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku, Pertama kali ketika aku melihatnya lemah padahal seharusnya ia bisa kuat Kedua kali ketika melihatnya berjalan terjongket-jongket, dihadapan orang yang lumpuh Ketiga kali ketika berhadapan dengan pilihan yang sulit dan mudah ia memilih yang mudah Keempat kalinya, ketika ia melakukan kesalahan dan coba menghibur diri dengan mengatakan bahwa semua orang juga melakukan kesalahan Kelima kali, ia menghindar karena takut, lalu mengatakannya sebagai sabar Keenam kali, ketika ia mengejek kepada seraut wajah buruk padahal ia tahu, bahwa wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia pakai Dan ketujuh, ketika ia menyanyikan lagu pujian dan menganggap itu sebagai suatu yang bermanfaat
”
”
Kahlil Gibran
β€œ
Kau tahu? Saat melakukan perjalanan denganmu dulu, aku menyesali satu hal. Aku menyesal karena diriku tak cukup kuat untuk bisa menjagamu selama perjalanan. Saat itu aku berpikir, mungkin jika aku adalah seorang ahli medis atau bahkan seorang dokter, aku bisa membawamu ke mana saja, menjagamu ke mana pun kita pergi.
”
”
Ghyna Amanda Putri (Haru no Tabi)
β€œ
Selama kamu ada di samping aku, itu yang membuat aku semakin kuat dan berarti
”
”
LoveinParisSeason2
β€œ
Ya... aku tau mungkin akan sulit atau mustahil bagiku untuk ngebantuin kamu. Tapi paling nggak, dengan menceritakan permasalahan yang kamu hadapi pada orang lain, kamu akan menjadi sedikit lebih kuat.
”
”
Anastasia Ervina (How can I Forget You?)
β€œ
Ya, aku ingin seperti cadas yang telah tawakal dan pasrah diri untuk menerima gempuran-gempuran buih kenyataan yang didorong oleh badai takdir. Seperti cadas, Aku ingin dengan gempuran itu diriku menjadi jauh lebih kuat dari sebelum-sebelumnya
”
”
Muhidin M. Dahlan (Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur!)
β€œ
Engkau tahu apa artinya Indonesia? Indonesia adalah pohon yang kuat dan indah itu. Indinesia adalah langit yangbiru dan terang itu. Indonesia adalah mega putih yang bergerak pelan itu. Ia adalah udara yang hangat. Saudara-saudaraku yang tercinta, laut yang menderu-deru memukul-mukul ke pantai di waktu senja, bagiku adalah jiwanya Indonesia yang bergolak dalam gemuruhnya gelombang samudera. Bila kudengar anak-anak tertawa, aku mendengar Indinesia. Bila aku menghirup untaian bunga, aku menghirup Indonesia. Inilah arti tanah air kita bagiku.
”
”
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β€œ
Sylvi,” katamu. ”Kamu nggak inget, ya?” ”Inget apa?” ”Kita kan satu kelompok waktu MOS dulu.” Apa? ”Kita lari keliling lapangan bola di belakang sekolah. Kamu pingsan.” Apa? ”Kamu menarik-narik bajuku waktu aku menggendongmu ke tim PMR.” Apa? Kamu menunduk ragu-ragu, seolah agak tidak enak. ”Dan kamu bilang kamu cinta padaku. Ingat?” Apa? Lalu kamu tergelak kuat-kuat.
”
”
Miranda Malonka (Sylvia's Letters)
β€œ
Aku telah melakukan kesalahan dalam hidupku. Di masa silam aku telah mengakuinya dan pengakuan itu menimbulkan kekuatan. Tetapi keberanian dari seseorang terletak pada keyakinannya bahwa dia telah bertindak benar. Aku tidak akan hidup, jika tidak yakin dengan kuat dan pasti, bahwa apa yang kukerjakan waktu itu adalah benar. Kalau tidak begitu aku merupakan orang yang lemah.
”
”
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β€œ
Aku mempunyai alasan kuat untuk menduga bahwa planet asal Pangeran Cilik itu ialah Asteroid B 612. Asteroid itu hanya satu kali dilihat dengan teleskop pada tahun 1909 oleh seorang astronom Turki. Ia mengemukakan penemuannya dengan panjang-lebar pada suatu Kongres Astronomi Internasional. Tapi tidak seorang pun memercayainya gara-gara pakaiannya. Begitulah orang-orang dewasa.
”
”
Antoine de Saint-ExupΓ©ry (The Little Prince)
β€œ
Demokrasi Indonesia, yang banyak disalahpahami di luar negeri kami, didasarkan pada prinsip mufakat, bukan pada jumlah suara. Kami tidak lagi memakai sistem demokrasi Barat ini yang didasarkan atas suara terbanyak, dimana 51 persen suara berhak untuk menang sementara yang 49 persen menggerutu. Sebagaimana yang telah kami alami dengan 40 partai politik, golongan yang tidak puas membalas dengan menghantam lawannya. Ini adalah jalan yang baik bagi suatu bangsa yang masih muda ubtuk menghadapi perkembangannya sendiri. Untuk mempertahankan prinsip-prinsip demokrasi Indonesi di atas mana Undang-Undang Dasar '45 disusun, aku menyarankan musyawarah untuk mufakat, suatu modus operandi yang asli dari suku-suku bangsa Indonesia. Selama beribu-ribu tahun para kepala desa dari Kepulauan Indonesia menjalankan pemerintahan dengan duduk bersama di sebuah dewan, dimana setiap suku itu mengajukan masalahnya melalui alasan-alasan yang menyakinkan. Setelah itu, salah seorang akan berkata, "Alasan saudara memang baik, tetapi aku tetap berfikir lebih baik begini." Yang lain berkata "Saya tidak sepenuhnya setuju, tapi memang ada beberapa hal yang baik dari pendapat Saudara itu." Musyawarah selanjutnya mengambil dari sini dan sana, itulah akhirnya yang disebut mufakat. Singkat kata, setiap orang menyumbangkan suatu pemikiran. Dalam Demokrasi Terpimpin yang menjadi unsur kunci adalah kepemimpinan. Setelah mendengarkan pandangan umum dan pandangan yang menentang, pemimpun rapat menyimpulkan pokok-pokok yang dibahas menjadi satu keputusan yang disetujui setiap pihak. Tidak ada pihak yang menang secara mutlak dengan menyingkirkan pihak lain. Hanya kepemimpjnan yang kuat yang mampu memadukan keputusan terakhir, kalau tidak demikian sistem ini tidak akan berjalan. Sang Pemimpin, apakah dia seorang kepala desa, apakah dia Bung Karno, ataukah dia seorang menteri yang berwibawa, menggabungkan sejumlah pendapat si anu, ditambah sedikit pendapat si polan, dengan selalu memperhatikan untuk menggabungkan berbagai pendapat yang berlawanan. Kemudian dia menyajikan hasil terakhirnya dan berkata, "Baiklah, Saudara-saudara, beginilah jadinya dan saya harap saudara semua setuju..." Ini tetap demokratis, karena setiap orang memberikan pendapatnya. Mengatakan hal ini sebagai sistem komunistis, jelas sangat menggelikan.
”
”
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β€œ
Sebelum tidur ia berdoa, "semoga lima jam lagi aku terjaga dan kuat menghadapi luka yang sama.
”
”
Nailal Fahmi (Anak yang Bercakap-cakap dengan Tuhan)
β€œ
aku takkan benarkan engkau kalah walaupun aku bukan seorang pemenang. Aku takkan benarkan engkau sedih walaupun aku juga jarang bertemu gembira. Engkau perlu bangun. Hidup ini bukan untuk menoleh ke belakang mengutip kepedihan. Hidup perlu kuat.
”
”
Zalila Isa (seratus rumah yang sunyi)
β€œ
Ujian tak putus-putus datang selagi nyawa berada dalam jasad. Ujian juga tarbiah untuk dekatkan diri dengan Allah. Kuat terletak pada iman. Tabah terletak pada takwa. Semakin susah dugaan, semakin gagah kau berdoa. Kalau mampu menangis, kau menangislah. Jangan malu untuk mengadu kesulitan kau. Dia pasti tunjukkan solusi yang kau pohon.
”
”
Aii Fariza (Makmum yang Paling Aku Cinta)
β€œ
Bila satu negara baru lahir dan orang-orang yang sebelumnya tidak pernah punya apa-apa itu ditempatkan pada jabatan yang "basah", terdapatlah salah urus dan korupsi, bahkan pada kalangan atas. Baru-baru ini aku mengeluarkan ancaman hukuman mati untuk pengacau ekonomi. Seorang pemilik penggilingan padi membuat harga beras membumbung tinggi dengan menimbun enam ribu ton. Bila dia nanti ternyata bersalah, aku sendiri yang akan menandatangani perintah hukuman mati terhadapnya. Banyak dari para pengusaha kami menyimpan hartanya di bank luar negeri. Aku tahu hal itu. Tetapi selagi mereka bekerja membantu kami, bukan menentang kami, hak milik perorangan tidak akan dihapus sebagaimana di sejumlah negara sosialis lain. Sukarno dengan gembira membolehkan warga negaranya kaya. Beberapa orang kawanku sendiri adalah kapitalis-sosialis. Tetapi hal itu harus dibatasi. Mereka yang menghisap kekayaan negara dan menjadi patriot apabila sakunya berisi, akan ditembak mati. Undang-undang kami sekarang harus tegas, atau ekonomi kami tidak pernah beres. Di negara Barat kehidupan sangat menyenangkan. Orang bisa membeli gula, dasi bagus, barang-barang mewah seperti lipstik dan krim wajah. Di Timur terjadi kekurangan yang serius. Di negara-negara kapitalis orang dapat bergerak bebas. Di negara-negara sosialis apa yang disebut kebebasan tidak ada. Bahkan kelaparan masih sering terjadi. Ada pembatasan di setiap bidang, ini bukan karena sistem kami yang salah, melainkan karena kami masih dalam proses mewujudkan cita-cita. Menderita akan membuat kuat. Aku tidak menghendaki rakyatku menderita, tetapi kalau semua diperoleh dengan mudah, mereka pikir Bung Karno adalah Sinterklas. Mereka akan duduk saja menunggu Sukarno mengerjakan semua untuk mereka. Mungkin kalau aku memiliki kemampuan untuk memberikan kesenangan, aku tidak akan menjadi pemimpin yang baik. Aku harus memberi rakyatku makanan untuk jiwanya bukan hanya untuk perutnya. Seandainya aku memakai semua uang untuk membeli beras, mungkin aku akan dapat mengatasi kelaparan mereka. Tapi bila aku memiliki uang 5 dollar, aku akan mengeluarkan 2.50 dollar untuk membuat mereka kuat. Membesarkan suatu bangsa merupakan pekerjaan kompleks. Semangat suatu bangsa yang pernah tertindas tidak boleh disia-siakan. Di Kalimantan Barat sungainya tidak dapat di lewati, perhubungan tidak mungkin diadakan. Sebagian besar bahan makanannya diimpor. Ketika aku pertamakali berkunjung ke sana, tahukah engkau apa yang sangat mereka inginkan? Bukan bantuan teknis. Bukan pembangunan pertanian. Tapi sebuah fakultas hukum! Dan begitulah sekarang telah berdiri sebuah universitas di tengah-tengah rimb raya Kalimantan. Manusia tidak hanya hidup untuk makan. Meski gang-gang di Jakarta penuh lumpur dan jalanan masih kurang, aku memutuskan membangun gedung-gedung bertingkat, jembatan berbentuk daun semanggu, dan sebuah jalan raya "superhighway", Jakarta Bypass. Aku juga menamai kembali jalan-jalan dengan nama para pahlawan kami. Jalan Diponegoro, Jalan Thamrin, Jalan Cokroaminoto. Aku menganggao pengeluaran uang untuk simbol-simbol penting seperti itu tidak akan sia-sia. Aku harus membuat bangsa Indonesia bangga terhadap diri mereka. Mereka sudah terlalu lama kehilangan harga diri. Banyak orang memiliki wawasan picik dengan mentalitas warung kelontong menghitung-hitung pengeluaran itu dan menuduhku menghambur-hamburkan uang rakyat. Ini semua bukankah untuk keagunganku, tapi agar seluruh bangsaku dihargai seluruh dunia. Seluruh negeriku membeku ketia Asian Games 1962 akan diselenggarakan di ibukotanya. Kami lalu mendirikan stadion dengan atap melingkar yang tak ada duanya di dunia. Kota-kota di mancanegara memiliki stadion yang lebih besar, tetapi tak ada yang memiliki atap melingkar. Ya, memberantas kelaparan memang penting, tetapi memberi jiwa mereka yang telah tertindas dengan sesuatu yang dapat membangkitkan kebanggaan ini juga penting.
”
”
Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
β€œ
Bukan mahu dendam, kadang hanya dengan mengingati kekejaman dan keperitan, bisa menjadikan kau kuat. Bukan mahu dendam, tetapi mengenang kebaikan dan kemanisan mengikat kau ke masa belakang. Bukan mahu dendam, cuma acap kali teringat kemanisan airmata berguguran merindukan. Bukan mahu dendam, biarlah luka itu aku terima tapi ku ulang, agar hati kering, untuk langkah ke hadapan.
”
”
mardia
β€œ
Aku bertahan dan kuat berdiri bukan karena diriku sendiri. Alam semesta pemberi tak berkesudahan, dan Dia-lah sumber pemberi itu.
”
”
Antoni Ludfi Arifin (UP: Super Vision, Super Action!)
β€œ
Aku lelaki, tapi aku menangis. Aku tak kuat, aku memang tak guna. Aku malu dengan diri aku sendiri,
”
”
Abstrakim (INTROVERT)
β€œ
Apa yang Bisa Dilakukan Puisi (Sebuah Surat untuk Hati yang Bersedih) Sungguh sangat disayangkan bila tak ada seorang pun yang menunjukkan kepadamu, bahwa kehadiranmu di sini jauh lebih berharga dari apa yang sanggup kamu pikirkan. Barangkali, masalah yang engkau hadapi terlalu berat untuk kau tanggung sendiri. Dan tak ada seorang pun yang datang untuk mendengarkanmu. Sekiranya saja saat itu engkau mengijinkan diriku hadir. Aku akan mengajakmu duduk sejenak. Akan kuminta engkau mengambil selembar kertas dan lalu aku ajari kamu menulis sebuah puisi. Kau bisa memulai dengan memikirkan atau membayangkan sesuatu, bahwa aku adalah temanmu. Aku akan jadi pendengarmu yang setia, pelipur duka laramu. Aku ada untuk membantumu, untuk meringankan bebanmu. Aku adalah sahabatmu yang terbaik, karena aku tidak akan pernah menyalahkanmu atau menghakimi dirimu. Kau tak akan pernah lagi merasa sendirian, sebab aku selalu ada saat engkau membutuhkan. Saat kau letih aku akan jadi penghiburanmu. Saat kau suntuk aku akan menemanimu melepas penat. Alangkah baiknya bila kita bisa jalan-jalan sejenak ke pantai. Di sana kau bisa puas berteriak melawan keras suara ombak. Atau akan kutemani dirimu mendaki perbukitan. Menghitung langkah demi langkah sampai kau merasa lelah. Tapi saat kau tiba di puncak, kau bisa melepas semua beban. Kau bisa melihat dunia dalam perspektif yang sepenuhnya berbeda. Segalanya mengecil di bawah telapak kakimu dan matahari ada di dalam genggaman tanganmu. Adakah kau bisa merasakan sayap-sayap angin tumbuh di punggungmu dan kau terbang bebas menyentuh awan-awan? Tidak lagi dalam balut aura kesedihan, melainkan dengan rasa syukur bahwa semuanya masih bisa engkau nikmati. Namun bila lukamu masih berasa perih sekarang dan hatimu ingin menjerit, maka menjeritlah biar semesta mendengar. Kalau kau ingin menangis maka menangislah biar dunia mengerti. Tak ada yang salah untuk menumpahkan rasa sedih dan kekecewaan. Kadang kita memang tak harus menahan semua lara sendirian. Bila saja kau merasa bahwa dunia bersikap tak adil pada dirimu, coba ingatlah mereka yang tak lebih beruntung daripadamu. Mereka, para pengungsi di Palestina dan Ukraina yang kehilangan semua yang mereka miliki. Yang saudara- saudaranya mati tertembak di jalan. Yang rumahnya di bom hancur berantakan. Jangan berpikir bahwa engkau tak bernasib baik atau bahwa celaka adalah takdirmu. Jangan pernah pedulikan apa kata orang yang buruk tentang dirimu, toh mereka juga tak hendak peduli padamu. Jangan acuhkan dunia kalau mereka juga bersikap tak acuh pada dirimu. Untuk menjadi kuat yang engkau butuhkan hanyalah keyakinan, bahwa kau jauh lebih besar dari masalah yang kau hadapi. Hidup terlalu berharga untuk engkau sia-siakan. Kau bisa memulai darimana terserah pada apa yang kau inginkan. Kalau matamu bengkak habis menangis semalaman, setelah itu semestinya kini kau merasa lega. Bangunlah di pagi hari dan katakan pada dunia, bahwa hari ini adalah milikmu. Tak akan ada lagi yang bisa melukaimu. Tak ada lagi yang bisa membuatmu menderita. Tak ada lagi yang bisa membuatmu bersedih. Karena semua berpulang pada dirimu sendiri. Sebab mulai hari ini kau telah jadi orang yang sepenuhnya berbeda. Karena Tuhan ada bersamamu sekarang. Ada lebih banyak cinta di sekelilingmu. Ada lebih banyak kebahagiaan untuk kau miliki.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Cinta Ibu Tak Akan Pernah Menyerah Bila langit mendung tak mampu melindungimu dari teriknya matahari. Bila retak perahu tak mampu membuatmu menahan gempuran ombak. Apakah bejana cinta Ibu tak cukup untuk menampung semua duka laramu, duhai anakku? Apakah deras air mata Ibu tak mampu membasuh penderitaanmu? Lalu, bila kini layar-layar ibu terpatah oleh hempasan badai puting beliung. Mengapa kau tega meninggalkan Ibu seorang diri menghadapi cobaan ini? Apakah tali kasih sayang Ibu tak mampu menahan berat beban yang engkau tanggungkan, sehingga engkau memilih pergi dengan cara seperti itu? Bagaimana ibu mesti hidup dengan semua ingatan sedih akan dirimu? Tidakkah kau lihat menderas hujan tercurah dari mata hati Ibu tak akan pernah berhenti? Ia akan terus mengalir serupa sungai menuju laut keabadian. Sejak mula kau masih ada dalam kandungan Ibu. Sejak Tuhan menitipkan dirimu ke pangkuan Ibu. Dengan susah-payah Ibu membesarkanmu. Ibu asuh dirimu dengan seluruh cinta yang aku punya. Dan kini, semua kenangan itu dirampas oleh kejinya waktu seperti gelas yang jatuh dan hancur berkeping. Siapa yang sanggup menyatukan lagi serpihan hati Ibu yang berserakan di jalan? Siapa yang akan menyusut air mata Ibu yang tak akan pernah lagi mengering? Sebab hanya tangan kecilmu itu dululah yang menjadi pelipur lara hati Bunda. Wajahmu yang elok itu pulalah yang membuat Ibu bertahan dari segala kesulitan. Ibu telah lakukan segalanya agar engkau bahagia. Ibu berjuang agar engkau kuat menaklukkan dunia. Semua ibu perbuat hanya untukmu Nak. Hanya untukmu. Kini, siapa yang akan mengobati duka abadi yang terkubur bersama cinta Ibu kepadamu? Semoga Tuhan mengampuni dosa-dosa kita Nak. Karena hanya inilah satu-satunya hal tersisa yang bisa Ibu lakukan. Untuk tidak putus-putusnya mendoakanmu, agar Tuhan berkenan melapangkan jalan. Jalan terakhirmu Nak. Sebab Ibu tahu bahwa Tuhan akan selalu berbelas kasih kepada siapa yang memohon dengan penuh kesungguhan hati. Sebab cinta Ibu kepadamu tak akan pernah menyerah.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Kalau Kamu Kalau kamu pernah buat aku bersedih, itu karena keberadaanmu punya arti bagiku. Dan sedih itu adalah pertanda bahwa aku kehilangan dirimu. Kalau kamu pernah buat aku kecewa, itu karena kehadiranmu senantiasa aku butuhkan. Dan kecewa itu adalah perasaan yang lahir saat engkau menolak hadir. Kalau kamu pernah bikin aku bahagia, itu karena kamu telah membuat aku merasa berharga. Dan aku tak perlu menjelaskan kenapa bahagia itu ada. Kalau kamu pernah bikin aku rindu, itu karena aku tak dapat menghalau pikiranku dari bayang-bayangmu. Dan sedahsyat apapun rindu aku berusaha untuk menangungnya. Kalau kamu pernah bikin aku jatuh cinta, itu karena kamu memang pantas untuk dicintai. Dan sayang sekali bila kemudian kepantasan itu sirna begitu saja. Kalau kamu pernah bikin aku menangis, itu karena kamu mengajari aku untuk menjadi kuat. Dan untuk menjadi kuat itu ternyata sulit sekali rasanya. Walaupun demikian, aku merasa bersyukur telah mengenal dirimu. Darimu aku belajar menerima kekurangan dan berdamai dengan diri sendiri. Belajar memberi lebih banyak perhatian walau kadang diacuhkan. Belajar untuk tetap mencintai walau pada akhirnya dikecewakan. Terimakasih untuk segala apa yang pernah kamu lakukan dalam hidupku. Semoga kau di sana bahagia dan baik-baik saja.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Malaikat Kecilku Masih kubaca tawamu senja itu mengabur bersama bayang-bayang rembulan. Waktu yang melebur bersama turunnya hujan mengembalikanmu pada apa yang hilang. Perasaan-perasaan yang pernah engkau miliki; Pohon hayat yang dulu melahirkanmu. Cahaya matahari yang mengasuhmu. Sungai dan laut yang membesarkanmu. Rumput dan padang ilalang yang memberimu pelajaran tentang hidup. Tentang cinta dan kerinduan. Tentang sedih dan kekecewaan. Segala apa yang membuatmu tumbuh tegar dan kuat. Adakah kini engkau mengerti, betapa waktu mencintaimu sebagaimana adanya dirimu saat ini. Waktu yang membawamu menemui mereka yang datang dan pergi dalam perjalanan kehidupan. Waktu yang mendamparkanmu ke puncak gunung demi menatap wajah rembulan. Waktu yang menjejakkan langkahnya di pasir putih bersama tarianmu, demi mendengarkan gelora ombak samudra. Waktu yang membaca gelak tawamu di permukaan telaga dan memberimu kebahagiaan. Musim hujan akan segera tiba aku akan berusaha menulis puisi untukmu setiap hari. Dan engkau bisa membacanya bersama bintang-bintang agar mereka hadir menemanimu. Engkau tak akan lagi dirundung sunyi. Engkau tak akan pernah merasa sendirian. Sebab engkau bisa menjadi apa saja yang engkau inginkan. Berenang gemulai seperti ikan arwana yang elok lembut atau terbang di atas awan seperti burung layang-layang. Sungguh engkaulah malaikat kecilku. Bukan aku yang menjagamu, melainkan sebaliknya. Engkau mewarnai hidupku melebihi indah busur pelangi. Tak ada kebahagiaan yang melampaui keceriaan yang kau berikan lewat senyummu yang bersahaja. Jadi ijinkan aku menyatakan perasaan saat kamu masih terjaga, betapa dalam cinta ayah padamu. Seperti pesona binar tatap matamu yang tak pernah pudar dari ingatan. Terimakasih telah menjadi embun pagiku, penyejuk dahagaku. Selamat malam malaikat kecilku, tidurlah yang nyenyak. Bawalah senyum Tuhan dalam mimpi-mimpi indahmu.
”
”
Titon Rahmawan
β€œ
Aku bukan orang yang keras bercita-cita, Sap. Bukan perempuan yang mau menguasai dunia dengan kecerdasan dan kemampuan. Bukan. Aku pilih bercita-cita jadi istri yang setia. Aku menyiapkan diriku untuk menjadi istri laki-laki apa saja, kaya, miskin, berambisi, pekerja tekun. Aku mesti sesuaikan dengan suami macam apa, peringkat berapa, bertabiat bagaimana, berpangkat apa. Aku akan siap dan sanggup membantu agar perkawinanku kuat, rukun, tentram. Inilah kehidupan berumah tangga yang dibebankan kepadaku. Aku terima. Dan kami sepakat untuk menciptakan kerukunan.
”
”
Suparto Brata
β€œ
O, sungguh gila aku, kalau aku mencoba menangkap kamu dengan kekuatan. Tubuhmu terlalu kuat. Manusia tak punya banyak kesempatan menang bergulat dengan macan. Tapi untunglah ia lebih pandai. Tidak banyak orang yang membantah kenyataan bahwa macan lebih rendah dari manusia.
”
”
Eiji Yoshikawa (Musashi - Buku Pertama : Tanah)
β€œ
Optimisme adalah seperti otot yang menjadi lebih kuat jika digunakan. Ketika Anda ingin membangun sebuah otot, Anda harus terus menggunakannya. Itulah yang harus Anda lakukan. Aku adalah seorang optimis abadi, jadi aku bisa menemukan garis-garis perak kecil di tepian awan itu, kemenangan-kemenangan moral yang kecil itu. Diperlukan keberanian untuk percaya bahwa yang terbaik sedang menjelang. Robin Roberts
”
”
Oprah Winfrey (The Path Made Clear: Discovering Your Life's Direction and Purpose)
β€œ
Aku sangka tubuhku cukup kuat berjalan setelah hujan, tetapi angin kumbang dan gigil siapa yang membekapku?
”
”
Ibe S. Palogai (Struktur Cinta Yang Pudar)